HUKUM PERDATA
(Hak Harta Warisan Bagi Anak Angkat Antar Warga Negara
Indonesia Berdasarkan Kuh Perdata)
DISUSUN OLEH :
NI PUTU INTAN SINTYA DEVI
D10121545
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS TADULAKO
2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT., karena berkat
Penulis menyusun makalah ini dengan tujuan untuk memenuhi salah satu
tugas dari guru mata Kuliah Hukum Perdata. Dalam penyusunan makalah ini
penulis banyak mengalami tantangan dan hambatan. Akan tetapi, karena berkat
bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, akhirnya penyusunan makalah ini dapat
dalam penulisan maupun dalam penyajian. Hal ini disebabkan karena keterbatasan
pengetahuan dan wawasan penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik
dan saran yang sifatnya membangun, guna perbaikan pada masa yang akan datang.
Semoga karya tulis ini dapat memberikan manfaat, terutama bagi pembaca
Penulis,
i
DAFTAR ISI
C. Tujuan .......................................................................................................... 2
A. Kesimpulan ................................................................................................ 20
B. Saran........................................................................................................... 20
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada dasarnya kehidupan antara seseorang itu didasarkan pada adanya suatu
“hubungan”, baik hubungan atas suatu kebendaan atau hubungan yang lain.
Adakalanya hubungan antara seseorang atau badan hukum itu tidak berjalan mulus
Apa itu hukum perdata? pertanyaan ini awalnya sangat sulit untuk dijawab,
Penerapan hukum perdata berkaitan dengan ruang lingkup hukum perdata itu
sendiri dapat bersifat luas dan dapat pula bersifat sempit. Dalam hukum
pengertian dan sekelumit tentang hukum perdata, sumber hukum perdata dan hal-
1
B. Rumusan Masalah
berikut.
1. Apa pengertian hukum perdata, baik dalam arti luas maupun arti sempit?
2. Apa maksud dari hukum perdata material dan hukum perdata formal?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian hukum perdata, baik dalam arti luas maupun
arti sempit.
2. Untuk mengetahui maksud dari hukum perdata material dan hukum perdata
formal.
2
BAB II
PEMBAHASAN
“Suatu peraturan yang mengatur tentang hal-hal yang sangat esensial bagi
kebebasan individu, seperti orang dan keluarganya, hak milik dan perikatan.
pribadi”
yang lain dari orang-orang dalam suatu masyarakat tertentu terutama yang
yang dipaparkan para ahli di atas, kajian utamanya pada pengaturan tentang
perlindungan antara orang yang satu dengan orang lain, akan tetapi di dalam
3
ilmu hukum subyek hukum bukan hanya orang tetapi badan hukum juga
termasuk subyek hukum, jadi untuk pengertian yang lebih sempurna yaitu
mengatur hubungan antara subjek hukum satu dengan yang lain dalam
tertera dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (BW) yaitu segala hukum
perbuatan apa yang dapat dihukum serta hukuman-hukuman apa yang dapat
4
2. Hukum Perdata Formal
hakim. Hukum formil disebut pula hukum Acara. Dalam pengertian hukum
peraturan.
yang mempunyai kekuatan yang bersifat memaksa, yakni aturan-aturan yang kalau
dilanggar mengakibatkan timbulnya sanksi yang tegas dan nyata. Sumber hukum
perdata adalah asal mula hukum perdata atau tempat dimana hukum perdata di
temukan.
KUH perdata, traktat, yurisprudensi, dan kebiasaan. Dari keempat sumber tersebut
dibagi lagi menjadi dua macam, yaitu sumber hukum perdata tertulis dan tidak
tertulis. Yang dimaksud dengan sumber hukum perdata tertulis yaitu tempat
undangan, traktat, dan yurisprudensi. Sumber hukum perdata tidak tertulis adalah
tempat ditemukannya kaidah hukum perdata yang berasal dari sumber tidak tertulis.
5
1. AB (algemene bepalingen van Wetgeving) ketentuan umum permerintah
Hindia Belanda
2. KUHPerdata (BW)
3. KUH dagang
4. UU No 1 Tahun 1974
Belandanya, yaitu systematiken, yaitu susunan atau struktur dari Kitab Undang-
Law tidak mengenal pembagian antara hukum publik dan hukum privat. Sehingga
yang berkaitan dengan hukum perdata tersebar dalam berbagai act atau undang-
undang. Namun, di dalam sistem hukum yang menganut Civil Law, maka sumber
hukum utama, yaitu hukum kodifikasi yang tercantum dalam Kitab Undang-
Hukum Perdata yang berlaku di Indonesia, Belanda, Rusia, Perancis dan Jerman.
6
Di negeri Belanda, Kitab Undang-Undang Hukum Perdatanya telah
perubahan sistematika, yang semula hanya terdiri atas lima buku, yang meliputi :
Sementara itu, Rusia merupakan salah satu negara yang cukup maju dalam
7
dengan The Civil Code of the Russian Federation. Kitab Undang-Undang Hukum
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Rusia terdiri dari 1551 pasal atau
artikel dan empat bagian dan masing-masing dibagi dalam divisi-divisi. Code Civil
Prancis terdiri dari empat buku dan terdiri atas bagian dan pasal, jumlah pasal yang
pasal. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Jerman atau disebut juga German
Civil Code atau Bürgerlichen Gesetzbuches (BGB) terdiri dari empat buku dan
perjanjian apapun juga, baik yang telah diatur dalam undang-undang, maupun
2. Asas Konsensualisme
KUHPdt. Pada pasal tersebut ditentukan bahwa salah satu syarat sahnya
perjanjian adalah adanya kata kesepakatan antara kedua belah pihak. Asas ini
8
diadakan secara formal, melainkan cukup dengan adanya kesepakatan kedua
3. Asas Kepercayaan
perjanjian hanya mengikat bagi para pihak yang mengikatkan diri pada
sama dalam hukum. Mereka tidak boleh dibeda-bedakan antara satu sama
lainnya, walaupun subjek hukum itu berbeda warna kulit, agama, dan ras.
6. Asas Keseimbangan
9
Asas kepastian hukum atau disebut juga dengan asas pacta sunt
Asas pacta sunt servanda merupakan asas bahwa hakim atau pihak ketiga
8. Asas Moral
Asas moral ini terikat dalam perikatan wajar, yaitu suatu perbuatan
sukarela dari seseorang tidak dapat menuntut hak baginya untuk menggugat
prestasi dari pihak debitur. Hal ini terlihat dalam zaakwarneming, yaitu
9. Asas Perlindungan
perlindungan itu adalah pihak debitur karena pihak ini berada pada posisi yang
lemah.Asas-asas inilah yang menjadi dasar pijakan dari para pihak dalam
10
merupakan hal penting dan mutlak harus diperhatikan bagi pembuat
Asas kepatutan tertuang dalam Pasal 1339 KUHPdt. Asas ini berkaitan
perseorangan saja. Hal ini dapat dilihat dalam Pasal 1315 dan Pasal 1340
KUHPdt.
Asas itikad baik tercantum dalam Pasal 1338 ayat (3) KUHPdt yang
merupakan asas bahwa para pihak, yaitu pihak kreditur dan debitur harus
negeri jajahan (Belanda) sama dengan ketentuan yang berlaku di negeri penjajah.
11
Secara makrosubtansial perubahan-perubahan yang terjadi pada hukum
terbagi dalam dua periode, yaitu periode sebelum Indonesia merdeka dan periode
hukum bangsa penjajah. Hal yang sama untuk hukum perdata. Hukum perdata
yang dibentuk tahun 1814 yang diketuai oleh Mr.J.M Kempers (1776-1824).
Tahun 1816, Kempers menyampaikan rencana code hukum tersebut pada masa
nama own Kempers. Dalam perjalanannya bagi orang-orang Tiong Hoa dan
12
2. Hukum Perdata sejak Kemerdekaan
aturan peralihan UUD 1945, yang pada pokoknya menentukan bahwa segala
Hukum Perdata.
Hukum Islam yang Direseptio, Hak Tanggungan atas Tanah Beserta Benda-
Penjaminan Simpanan.
13
Hukum Waris adalah hukum-hukum atau peraturan-peraturan yang
mengatur tentang apakah dan bagaimanakah pelbagai hak-hak dan
kewajiban tentang kekayaan seseorang pada waktu ia meninggal dunia akan
beralih kepada orang lain yang masih hidup (Mohd Idris Ramulyo,
1993:43).
Dalam hal pewarisan, ada beberapa prinsip umum ialah: (Surini Ahlan
dan Nurul Elmiyah,2005:15)
a) Pada asasnya, yang dapat beralih kepada ahli waris ialah hak dan
kewajiban dalam hukum harta kekayaan saja.
14
(2) Hak untuk menuntut keabsahan anak dapat pula dialnjutkan oleh para
ahli warisnya, kalau tuntutan tersebut sudah diajukan oleh anak yang
menuntut keabsahan yang sementara perkaranya berlangsung telah
meninggal dunia. Hal-hal yang diatur dalam Pasal 269, 270, dan Pasal
271 KUH Perdata, secara garis besar menetapkan bahwa seorang anak
dapat mewujudkan tuntutan agar ia oleh Pengadilan Negeri dnyatakan
sebagai anak sah.
Terhadap ketentuan tersebut di atas,ternyata ada juga hak dan
kewajiban di bidang hukum kekayaan yang tidak beralih, misalnya:
(a) Hubungan kerja atau hak dan kewajiban dalam bidang hukum
kekayaan yang sifatnya sangat pribadi, mengandung prestasi yang
kaitannya sangat erat dengan Pewaris,
Contoh: hubungan kerja pelukis, pematung, sebagaimana diatur
dalam Pasal 1601 dan Pasal 1318 KUH Perdata.
(d) Hak untuk menikmati hasil orang tua/wali atas kekayaan anak yang di
bawah kekuasaan orang tua atau di bawah perwalian, berakhir dengan
meninggalnya si anak, diatur dalamPasal 314 KUH Perdata.
(e) Hak pakai hasil berakhir dengan meninggalnya orang yang memiliki
hak tersebut, diatur dalam Pasal 807 KUH Perdata. (Surini Ahlan dan
Nurul Elmiyah,2005:8)
15
Suatu proses pewarisan baru akan terjadi jika terpenuhi 3 (tiga)
persyaratan, yaitu : (Surini Ahlan Nurul Elmiyah, 2005:14):
i) Ada orang yang meninggal dunia
ii) Untuk dapat memperoleh harta peninggalan, seorang ahli waris harus
hidup saat pewaris meninggal dunia.
iii) Ada sejumlah harta kekayaan yang ditinggalkan pewaris.
16
a) Golongan pertama
Berdasarkan Pasal 832 jo.842 jo. Pasal 852 (a) KUH Perdata,
bahwa:
“Ahli waris yang termasuk golongan pertama yaitu suami atau
istri yang hidup terlama, anak-anak beserta keturunanya dalam garis
lencang ke bawah baik sah maupun atau tidak sah, dengan tidak
membedakan laki-laki atau perempuan dan dengan tidak
membedakan urutan kelahiran, mereka itu menyingkirkan lain-lain
anggota keluarga dalam garis lencang ke atas dalam garis ke
samping meskipun mungkin di antara anggota-anggota keluarga
yang belakangan ini, ada yang derajadnya lebih dekat dengan si
meninggal” (R. Subekti, 1984:99).
b) Golongan kedua
Orang tua dan saudara-saudara pewaris; pada asasnya kedua
orang tua disamakan dengan bagian saudara-saudara pewaris tetapi
ada jaminan dimana bagian orang tua tidak boleh kurang dari
seperempat harta peninggalan (Pasal 854 KUH Perdata).
c) Golongan Ketiga
Dalam hal tidak terdapat golongan pertama dan kedua, maka
harta peninggalan harus dibagi dua lebih dahulu (kloving), setengah
bagian untuk kakek-nenek pihak ayah, setengah lagi untuk kakek-
nenek pihak ibu (Pasal 853 dan Pasal 855 KUH Perdata).
d) Golongan Keempat
17
Sanak keluarga si pewaris dalam garis menyimpang sampai
derajad ke enam (Pasal 858 jo. 861 KUH Perdata).
18
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
anak angkat termasuk dalam ahli waris yang mewaris berdasarkan
kedudukannya sendiri pada golongan pertama, yang diatur dalam Pasal
832 jo.842 jo. Pasal 852 (a) KUH perdata, dimana kedudukan anak
angkat diipersamakan dengan anak kandung. Sehingga anak angkat juga
berhak mewaris atas harta peninggalan orang tua angkatnya serta
menutup hak ahli waris lainnya.
19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
menjalankan peraturan-peraturan itu dan dalam perselisihan maka hukum formil itu
menunjukkan cara menyelesaikan di muka hakim. Dalam hukum perdata juga ada
asas-asas dan juga sumber-sumber hukum, sejarah hukum perdata di Indonesia juga
B. Saran
menyadari bahwa makalah yang kami buat jauh dari pada sempurna dan juga masih
banyak kesalahan, untuk itu kami harapkan kritik dan saran yang membangun dari
para pembaca agar dalam pembuatan makalah selanjutnya menjadi lebih baik,
20
DAFTAR PUSAKA
Kansil, C.S.T, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia, Jakarta: Balai
Pustaka, 1989.
Bakti, 2014.
Persada, 2014.
Soetami, A. Siti, Pengantar Tata Hukum Indonesia, Bandung; PT. Refika Aditama,
2007.
Sofwan, Sri Sudewei Masjchoen, Hukum Perdata dan Hukum Benda, Yogyakarta:
Liberty.
Tutik, Titik Triwulan, Hukum Perdata Dalam Sistem Hukum Nasional, Jakarta:
Kencana, 2010.
http://yosepaliyinsh.blogspot.co.id/2012/09/asas-asas-hukum-perdata.html diakses
21