Anda di halaman 1dari 11

HUKUM PERDATA

Dikerjakan Untuk Memenuhi Mata Kuliah “Hukum Perdata 1”

Dosen Pengampu : Monalisa Marta Siahaan, SH,MH.

Disusun Oleh :

SELLY LORENZA MANIK 21130011

SELVIRA YANTI HAREFA 21130016

CANDRA SUZANA HUTAPEA 22130022

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN

MEDAN

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Maha Esa atas berkat dan rahmatnya dan
rencananya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini. tak lupa kami juga
mengucapkannya terimakasih kepada Ibu Dosen yang telah memberi kesempatan kepada
kami untuk membuat makalah yang berjudul “Hukum Perdata” yang diampu oleh Ibu Dosen
Monalisa Marta Siahaan, SH,MH.

Adapun dan maksud dan tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk
mengembangkan kemampuan dan pemahaman kita. penulis mengetahui banyak sekali
kesalahan dalam pembuatan makalah ini terlebih dari cara penulisan dan bahasa yang penulis
gunakan. Untuk itu kami meminta maaf atas kesalahan kata-kata mungkin yang tidak baik di
baca.

Makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu kami sangat
membutuhkan kritik dan saran yang bersifat membangun.agar kiranya untuk pembuatan
makalah yang berikutnya. Kami akan lebih menemukan dimana saja kesalahannya supaya
kami dapat memperbaikinya lebih baik lagi. Akhir kata kami ucapkan terima kasih kepada
semua rekan-rekan yang memotivasi kami dalam menyelesaikan makalah ini. dengan adanya
tugas dalam pembuatan makalah ini kami lebih termotivasi untuk melakukan kewajiban kami
sebagai mahasiswa yaitu belajar.

Medan September 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................
1.1 Latar Belakang..................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................
1.3 Tujuan ..............................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................
2.1 Ilmu Hukum ....................................... ....................................................……
2.2 Hubungan Hukum ...................................... ............................................…
2.3 Definisi Hukum Perdata ................................................................................
2.4 Hukum Perdata Yang Berlaku Di Indonesia ..................................................
BAB III PENUTUP................................................................................................
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................
3.2 Saran.................................................................................................………..
3.3 Daftar Pustaka ...................................................................................……….
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada dasarnya kehidupan antara seseorang itu didasarkan pada adanya suatu
“hubungan”, baik hubungan atas suatu kebendaan atau hubungan yang lain. Adakalanya
hubungan antara seseorang atau badan hukum itu tidak berjalan mulus seperti yang
diharapkan, sehingga seringkali menimbulkan permasalahan hukum. Sebagai contoh sebagai
akibat terjadinya hubungan pinjam meminjam saja seringkali menimbulkan permasalahan
hukum. Atau contoh lain dalam hal terjadinya putusnya perkawinan seringkali menimbulkan
permasalahan hukum. Hal tersebut termasuk dalam masalah hukum perdata.

Hukum perdata di Indonesia adalah sekumpulan peraturan yang berisi perintah dan
larangan yang dibuat oleh pihak yang berwenang sehingga dapat dipaksakan
pemberlakuaanya berfungsi untuk mengatur masyarakat demi terciptanya ketertiban disertai
dengan sanksi bagi pelanggarnya. Salah satu bidang hukum yang mengatur hak dan
kewajiban yang dimiliki pada subyek hukum dan hubungan antara obyek hukum. Hukum
perdata disebut pula hukum privat atau hukum sipil sebagai lawan dari hukum publik. Jika
hukum publik mengatur hal-hal yang berkaitan dengan negara serta kepentingan umum
(misalnya politik dan pemilu (hukum tata negara), kegiatan pemerintahan sehari-hari (hukum
administrasi atau tata usaha negara), kejahatan (hukum pidana), maka hukum perdata
mengatur hubungan antara penduduk atau warga negara sehari- hari.

Hukum perdata di Indonesia didasarkan pada hukum perdata di Belanda, khususnya


hukum perdata Belanda pada masa penjajahan. Bahkan Kitab Undang-undang Hukum
Perdata (dikenal KUHPerdata.) yang berlaku di Indonesia tidak lain adalah terjemahan yang
kurang tepat dari Burgerlijk Wetboek (atau dikenal dengan BW) yang berlaku di kerajaan
Belanda dan diberlakukan di Indonesia (dan wilayah jajahan Belanda) berdasarkan azas
konkordansi. Untuk Indonesia yang saat itu masih bernama Hindia Belanda, BW
diberlakukan mulai 1859. Hukum perdata Belanda sendiri disadur dari hukum perdata yang
berlaku di Perancis dengan beberapa penyesuaian.
1.2 Rumusan Masalah

1. apa pengertian ilmu hukum ?


2. bagaimana hubungan hukum ?
3. bagaimana definisi hukum perdata ?
4. bagaimana hukum perdata yang berlaku di indonesia ?

1.3 Tujuan

1. untuk mengetahui pengertian ilmu hukum


2. untuk mengetahui hubungan hukum
3. untuk mengetahui definisi hukum perdata
4. untuk mengetahui hukum perdata yang berlaku di indonesia
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Ilmu Hukum

Secara umum ilmu hukum adalah ilmu pengetahuan yang objeknya adalah hukum. Kajian
ilmu hukum tidak terbatas pada suatu wilayah saja karena juga membutuhkan perbandingan
mengenai hukum ditempat lain. Demikian pula bahwa ilmu hukum mempelajari dan
menelaah semua hal yang berhubungan dengan hukum. Untuk itu secara sederhana, dapat
dikatakan bahwa definisi ilmu hukum adalah ilmu pengetahuan yang obyek kajiannya atau
obyek telaahannya adalah hukum.

Adapun menurut para ahli iimu hukum sebagai berikut :

1. Menurut Cross dapat dijelaska Ilmu Hukum adalah segala pengetahuan hukum
yang mempelajari hukum dalam segala bentuk dan manifestasinya.
2. Menurut Ulpian dapat dijelaskan Ilmu Hukum adalah pengetahuan mengenai
masalah yang bersifat manusiawi, pengetahuan tentang apa yang benar dan yang
tidak benar menurut harkat kemanusiaan.
3. Menurut Curzon dapat dijelaskan Ilmu Hukum adalah suatu ilmu pengetahuan
yang mencakup dan membicarakan segala hal yang berhubungan dengan hukum.

1.2 Hubungan Hukum


Hubungan hukum merupakan hubungan antara dua subjek atau lebih, di mana hak
dan kewajiban suatu pihak bertemu dengan hak dan kewajiban pihak lain. Hukum
sebagai himpunan peraturan-peraturan mengatur hubungan sosial. Sehingga
hubungan hukum memberikan suatu hak kepada subjek hukum untuk berbuat sesuatu
atau menuntut sesuatu yang diwajibkan oleh hak itu, serta terlaksananya
kewenangan/hak dan kewajiban yang dijamin oleh hukum.

Adapun Macam-Macam Hubungan Hukum


1. Hubungan hukum bersegi satu adalah dalam hubungan hukum ini, hanya ada satu
pihak yang berwenang sementara pihak lainnya hanya berkewajiban. Contoh
perikatan sebagaimana diatur dalam Pasal 1234 KUH Perdata yang menerangkan
bahwa perikatan ditujukan untuk memberikan sesuatu, untuk berbuat sesuatu, atau
untuk tidak berbuat sesuatu.
2. Hubungan hukum bersegi dua merupakan kedua belah pihak memiliki hak dan
kewajiban masing-masing. Contoh hubungan ini tergambar dalam perjanjian jual beli
sebagaimana diatur dalam Pasal 1457 KUH Perdata.
3. Hubungan hukum antara satu subjek hukum dengan subjek hukum lain adalah
hubungan hukum jenis ini terdapat dalam hal hak milik atau eigendomsrecht. Contoh
pada Pasal 570 KUH Perdata, yang menerangkan bahwa pemilik tanah berhak untuk
menikmati hasil dari tanah selama tidak melanggar ketentuan perundang-undangan.

2.3 Definisi Hukum Perdata

pertama kali diperkenalkan oleh Prof. Djojodigunosebagai terjemahan dari bahasa


Belanda yaitu burgerlijkrechtWetboek (B.W) pada masa pendudukan Jepang. Di samping
istilah itu, sinonim hukum perdata adalah civielrecht dan privatrecht. 2 Para ahli memberikan
batasan hukum perdata, seperti berikut. Van Dunnemengartikan hukum perdata,
khususnya pada abad ke -19 adalah, “Suatuperaturan yang mengatur tentang hal-
hal yang sangat esensial bagi kebebasanindividu, seperti orang dan keluarganya,
hak milik dan perikatan. Sedangkanhukum publik memberikan jaminan yang minimal
bagi kehidupan pribadi” 3 Pendapat lain yaitu Vollmar, dia mengartikan hukum
perdata adalah,“Aturan-aturan atau norma-norma yang memberikan pembatasan dan
oleh karenanya memberikan perlindungan pada kepentingan perseorangan dalam
perbandingan yang tepat antara kepentingan yang satu dengan kepentingan yang lain dari
orang-orang dalam suatu masyarakat tertentu terutama yang mengenai hubungan keluarga
dan hubungan lalu lintas”, Hukum perdata merupakan salah satu bidang hukum yang
mengatur hakdan kewajiban yang dimiliki subjek hukum. Subjek adalah pelaku. Subjek
hukum ada dua, yaitu manusia dan badan hukum (PT, firma, yayasan, dan sebagainya).
Hukum perdata ada karena kehidupan seseorang didasarkan pada adanya
suatu“hubungan”, bagi hubungan berdasarkan kebendaan atau hubungan yang lain. Hukum
perdata bertujuan untuk mengatur hubungan di antara pendudukatau warga Negara sehari-
hari, seperti kedewasaan seseorang, perkawinan.
2.3.3 Sejarah Hukum Perdata
Kodifikasi Hukum Perdata Belanda tahun 1830 sumber pokok hukum perdata
(Burgerlijkrecht) dalam KitabUndang-Undang Hukum Perdata (Burgerljk Wetboek),
disingkat KUHPer (B.W.) KUHPer sebagian besar adalah hukum perdata prancis,
yaitu CodeNapoleon tahun 1811-1838 akibat penduduk prancis di Belanda, berlaku
di Negeri Belanda sebagai Kitab Undang-Undang Hukum Perdata yang resmi.
Sebagian dari Code Napoleon ini adalah Code Civil, yang dalam penyusunanya
mengambil karangan-karanngan pengarang-pengarang bangsa prancis mengenai
hukum Romawi (Corpus Juris Ciivlis), yang pada jaman dahulu dianggap
sebagai hukum yang paling sempurna. Jugaunsure-unsur hukum kanoniek (hukum
agama Katolik) dan hukum kebiasaan setempat mempengaruhinya, Setelah
penduduk Prancis berakhir, oleh pemerintah Belenda dibentuk suatu panitia yang
di ketuai oleh Mr. J.M. Kemper dan bertugas membuat rencana kodifikasi hukum
perdata Belanda dengan menggunakansebagai sumber sebagaian besar “Code
Napoleon” dan sebagian kecil hukum belanda Kuno. Kemudian diresmikan pada 1
Oktober 1838 yangmengeluarkan Burgerilijk Wetboek (KUHPer) dan Wetboek
vanKoophandel ( KUH Dagang). Kodifikasi Hukum Perdata di Indonesi, tahun, 1848
KUHPer yang terlaksana pada 1 Mei 1848 itu adalah hasil panitia kodifikasi yang
diketuai oleh Mr. C.J. Scholten van Oud-Haarlem. Maksud dari kodifikasi pada
waktu itu untuk mengadakan persesuaian antara hukum dan keadaan di
Indonesia dengan hukum dan keadaan negeri Belanda. Di negeri Belanda
aliran kodifikasi adalah dari pada aliran kodifikasi yang di Eropa berlangsung
secara umum pada akhir abad ke-18 masalah pada waktu itu sudah ada
Negara-negara yang telah selesaidengan kodifikasinya.KUHPer Indonesia
sekarang ini ( mulai berlaku sejak 1 Mei1848) dapat dikatakan suatu copy
KUHPer Belanda, sehingga untukmenyediakannya perlula sedianya untuk
menyelidiki KUHPer Belanda.
2.3.4 Sumber Hukum
Segala sesuatu yang menimbulkan aturan-aturanyang mempunyai kekuatan
yang bersifat memaksa, yakni aturan-aturan yang kalau dilanggar
mengakibatkan timbulnya sanksi yang tegas dannyata. Sumber hukum perdata
adalah asal mula hukum perdata atau tempatdimana hukum perdata di
temukan.Volamar membagi sumber hukum perdata menjadi empat macam.Yaitu
KUHperdata ,traktat, yurisprudensi, dan kebiasaan. sumber tersebut dibagi lagi
menjadi dua macam, yaitu sumber hukumperdata tertulis dan tidak tertulis.
Yang dimaksud dengan sumber hukumperdata tertulis yaitu tempat ditemukannya
kaidah-kaidah hukum perdatayang berasal dari sumber tertulis.
2.4 Hukum Perdata Yang Berlaku Di Indonesia
1. Bagi Golongan eropa dan yang dipersamakan berlaku Hukum Perdata dan Hukum
Dagang Barat yang diselaraskan dengan Hukum Perdata dan Hukum Dagang di
negeri Belanda berdasarkan azas konkordansi.
2. Bagi Golongan Bumi Putera (Indonesia asli) dan yang dipersamakan berlaku
Hukum Adat merka. Yaitu Hukum yang sejak dahulu kala berlaku di kalangan rakyat,
dimana sebagian besar dari Hukum Adat tersebut belum tertulis, tetapi hidup dalam
tindakan-tindakan rakyat.
3. Bagi Golongan Timur Asing (bangsa Cina, India, Arab) berlaku hukum msing-
masing, dengan catatan bahwa golongan Bumi Putera dan Timur Asing (Cina, Arab,
India) diperbolehkan untuk menundukkan diri kepada Hukum Eropa Barat baik secara
keseluruhan maupun untuk beberapa macam tindakan hukum tertentu saja.
Maksudnya untuk segala golongan warga negara berlainan satu dengan yang lain.
4. Untuk Golongan Bangsa Indonesia Asli: Berlaku Hukum Adat yaitu hukum yang
sejak dahulu kala berlaku di kalangan rakyat, hukum yang sebagian besar masih
belum tertulis, tetapi hidup dalam tindakan-tindakan rakyat mengenai segala hal di
dalam kehidupan kita dalam masyarakat.
5. Untuk Golongan warga negara bukan asli yang berasal dari Tionghoa dan Eropa:
Berlaku kitab KUHP (Burgerlijk Wetboek) dan KUHD (Wetboek van koophandel),
dengan suatu pengertian bahwa bagi golongan tionghoa ada suatu penyimpangan,
yaitu pada bagian 2 dan 3 dari TITEL IV dari buku I tentang: Upacara yang
mendahului pernikahan dan mengenai penahanan pernikahan. Hal ini tidak berlaku
bagi golongan tionghoa, karena pada mereka diberlakukan khusus yaitu Burgerlijke
stand, dan peraturan mengenai pengangkatan anak (adopsi).
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari penjelasan yang telah dijelaskan,dapat ditarik kesimpulan bahwa Hukum perdata adalah
hukum yang mengatur hubungan antar individu dalam pergaulan masyarakat. Jadi, hukum
perdata adalah hukum pokok yang mengatur kepentingan-kepentingan perorangan. Dalam
[eradilan hukum perdata diutamakan perdamaian karena hukum perdata itu tidak hanya
difungsikan untuk menghukum seseorang, tetapi juga sebagai alat untuk mendapatkan
keadilan dan perdamaian.

3.2 Saran

Adapun saran-saran dalam makalah permasalahan pendidikan ini adalah sebagai berikut.

1. Perlu dilakukan perubahan yang lebih mengarah pada kurikulum berbasis


kompetensi, serta lebih adaptif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan Dan
teknologi, serta kebutuhan masyarakat pada saat ini.

2. Perlunya ditingkatkan kualitas pendidik dalam usaha Peningkatan mutu pendidikan.


Hal ini dapat dilakukan dengan meggunakan metoda baru dalam pelaksanaan
pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA

Kansil, C.S.T, Pengantar Ilmu Hukum Indonesia, jilid 2 (Jakarta: Balai Pustaka,1993)

Muhammad Abdulkadi, Hukum Perdata Indonesia, (Bandung : PT Citra AdityaBakti, 2014)

A. Pitlo, Hukum Perdata, Cetakan Pertama, Alih Bahasa M. Moerasad dari buku aslinya
Korte Uitleg van Enige Burgerlijk Rechtelijke Hoofdstukken-Cetakan ketujuh-1969, Penerbit
PT Intermasa, Jakarta, 1977

Anda mungkin juga menyukai