Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

HUKUM TATA NEGARA DI INDONESIA

Dosen Pengampu: Wiknyo, S.H., M.H.

Disusun oleh:

NICHOLAS LORENZO HENDY


22421573
KELAS: 3P

PROGRAM STUDI INFORMATIKA


FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS WIDYA DHARMA PONTIANAK
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-Nya
dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini saya susun sebagai salah
satu tugas dalam mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan.
Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Pak Wiknyo, S.H.,M.H. selaku Dosen
Pengampu Pendidikan Kewarganegaraan atas tugas yang diberikan.
Makalah yang berjudul ‘Hukum Tata Negara Di Indonesia’ disusun oleh saya untuk
memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan. Makalah ini disusun
berdasarkan sumber dari buku-buku yang berhubungan dengan hukum tata negara.
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memberikan pemahaman dan
menambah wawasan bagi orang yang membacanya.
Harapan saya semoga tulisan yang penuh kesederhanaan ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak yang membacanya tentang Hukum Tata Negara.

Pontianak, November 2023

Nicholas Lorenzo Hendy

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................1
1.3 Tujuan makalah.......................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................2
PEMBAHASAN................................................................................................................2
2.1 Pengertian Hukum Tata Negara..............................................................................2
2.2 Hubungan Hukum Tata Negara dengan Cabang Ilmu Pengetahuan Lainnya.........4
2.3 Materi Muatan (Objek yang Dipelajari) Hukum Tata Negara Indonesia................5
2.4 Metode Pendekatan Ilmu Hukum Tata Negara.......................................................5
2.5 Kapan Hukum Tata Negara Indonesia Mulai Ada?................................................6
2.6 Fungsi Hukum Tata Negara Indonesia....................................................................6
2.7 Penegakan Hukum Tata Negara Indonesia..............................................................6
2.8 Perkembangan Hukum Tata Negara Indonesia.......................................................6
2.9 Sumber Hukum Tata Negara Indonesia..................................................................6
3.0 Asas Hukum Tata Negara Indonesia.......................................................................8
BAB III............................................................................................................................10
PENUTUP.......................................................................................................................10
3.1 KESIMPULAN.....................................................................................................10
3.2 SARAN..................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................11

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hukum adalah suatu sistem yang di dalamnya terdapat norma-norma dan
aturan - aturan yang mengatur tingkah laku manusia. Ada pula yang menyebutkan
hukum merupakan aturan yang tertulis maupun tidak tertulis yang dapat
mengatur masyarakat dan dikenai sanksi jika melanggarnya.
Dengan adanya hukum, tingkat kejahatan akan berkurang. Pemegang
kekuasaan tidak dapat berlaku sewenang-wenang karena telah dibatasi oleh
hukum. Selain itu, hukum membantu untuk melindungi hak dan kewajiban setiap
warga negara. Maka dari itu negara harus memiliki sistem hukum yang tepat.
Ketika hukum ditegakkan, maka perkara akan diselesaikan. Dalam
penyelesaiannya perlu melalui proses pengadilan yang sesuai dengan aturan yang
berlaku. Hakikatnya, tujuan hukum yaitu universal dengan terwujudnya
ketentraman, ketertiban, dan kesejahteraan masyarakat.
Hukum juga memiliki beberapa tujuan. Dengan adanya hukum, kemakmuran
masyarakat akan terjamin. Pergaulan masyarakat akan lebih tertata dan menjadi
petunjuk atau pedoman dalam menghadapi keputusan negara. Hukum juga
digunakan sebagai sarana mewujudkan keadilan sosial dan sebagai penegak
pembangunan. Semua hukum yang berlaku di negara manapun pasti memiliki
unsur tersendiri. Dengan begitu, hukum yang berlaku dapat diakui oleh warga
negara tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian Hukum Tata Negara?
2. Bagaimana Hubungan Hukum Tata Negara dengan Cabang Ilmu Pengetahuan
Lainnya?
3. Apa saja Metode Pendekatan Ilmu Hukum Tata Negara?
4. Materi Muatan (Objek yang Dipelajari) Hukum Tata Negara di Indonesia
5. Kapan Hukum Tata Negara di Indonesia Mulai Ada?
6. Apa saja Fungsi Hukum Tata Negara di Indonesia?
7. Bagaimana Penegakan Hukum Tata Negara di Indonesia?
8. Bagaimana Perkembangan Hukum Tata Negara di Indonesia?
9. Apa saja Sumber Hukum Tata Negara di Indonesia?
10. Apa saja Asas-asas Hukum Tata Negara di Indonesia?

3
1.3 Tujuan makalah
Tujuan makalah ini bertujuan untuk tiap individu mampu memahami
ketatanegaraan Indonesia secara umum maupun secara khusus dan ketatanegaran secara
umum.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Hukum Tata Negara


Telah banyak referensi yang telah ditemukan terkait dengan pengertian dan
definisi-definisi hukum tata negara yang disampaikan oleh para pakar sesuai dengan
kondisi dan waktu atau zamannya, berikut beberapa definisi menurut beberapa ahli
dimaksud:
1. Logemann (Dr. Johann Heinrich Adolf Logemann)
Hukum Tata Negara adalah hukum yang mengatur organisasi negara. Het
staatsrecht als het recht dat betrekking heeft op de staat die gezagsorganisatie blijkt
dus functie, dat is staatsrechtelijk gesproken het amb, als kernbegrip, als bouwsteen te
hebben. Bagi Logemann, jabatan merupakan pengertian yuridis dari fungsi, sedangkan
fungsi merupakan pengertian yang bersifat sosiologis. Oleh karena negara merupakan
organisasi yang terdiri atas fungsi-fungsi dalam hubungannya satu dengan yang lain
maupun dalam keseluruhannya maka dalam pengertian yuridis negara merupakan
organisasi jabatan atau yang disebutnya ambten-organisatie.
2. Van Vollenhoven
Hukum Tata Negara adalah Hukum yang mengatur semua masyarakat hukum
atasan dan masyarakat Hukum bawahan menurut tingkatannya dan dari masing-masing
itu menentukan wilayah lingkungan masyarakatnya. dan akhirnya menentukan badan-
badan dan fungsinya masing-masing yang berkuasa dalam lingkungan masyarakat
hukum itu serta menentukan susunan dan wewenang badan-badan tersebut.
3. Scholten
Hukum Tata Negara adalah hukum yang mengatur organisasi daripada Negara.
Sehingga dalam organisasi negara itu mencakup bagaimana kedudukan organ-organ
dalam negara, hubungan, hak dan kewajiban, serta tugasnya masing-masing.
4. Van der Pot
Hukum Tata Negara adalah peraturan-peraturan yang menentukan badan-badan
yang diperlukan serta wewenang masing-masing, hubungannya satu dengan yang lain
dan hubungan dengan individu yang lain.

4
5. Apeldoorn (Prof. Mr. Dr. LJ. van Apeldoorn)
Melihat Hukum Tata Negara dalam arti sempit dan arti luas, arti sempit adalah
untuk membedakannya dengan hukum negara, sedangkan dalam arti luas yang meliputi
hukum tata negara dan hukum administrasi negara itu sendiri.
6. Wade and Phillips
Hukum Tata Negara adalah hukum yang mengatur alat-alat perlengkapan negara,
tugasnya dan hubungan antara alat pelengkap negara itu. Dituangkan dalam bukunya
yang berjudul "Constitusional law” yang terbit pada tahun 1936.
7. Paton George Whitecross
Hukum Tata Negara adalah hukum yang mengatur alat-alat perlengkapan negara,
tugasnya, wewenang dan hubungan antara alat pelengkap negara itu, dengan bukunya
"textbook of Jurisprudence" yang menyatakan bahwa Constutional Law deals with the
ultimate question of distribution of legal power and the fungctions of the organ of the
state.
8. Albert Venn Dicey
Hukum Tata Negara adalah hukum yang terletak pada pembagian kekuasaan dalam
negara dan pelaksanaan yang tertinggi dalam suatu negara dengan bukunya "An
introduction the study of the law of the constitution"
9. Maurice Duverger
Hukum Tata Negara adalah salah satu cabang dari hukum privat yang mengatur
organisasi dan fungsi-fungsi politik suatu lembaga negara.
10. Roelof Kranenburg
Hukum Tata Negara meliputi hukum mengenai susunan hukum dari Negara yang
terdapat dalam UUD.
11. Ernst Utrecht
Hukum Tata Negara mempelajari kewajiban sosial dan kekuasaan pejabat-pejabat
Negara.
12. Kusumadi Pudjosewojo
Hukum Tata Negara adalah hukum yang mengatur bentuk negara (kesatuan atau
federal), dan bentuk pemerintahan (kerajaan atau republik), yang menunjukan
masyarakat Hukum yang atasan maupun yang bawahan, beserta tingkatan -
tingkatannya (hierarchie), yang selanjutnya mengesahkan wilayah dan lingkungan
rakyat dan masyarakat-masyarakat hukum itu dan akhirnya menunjukan alat-alat
perlengkapan (yang memegang kekuasaan penguasa) dari masyarakat hukum itu,

5
beserta susunan (terdiri dari seorang atau sejumlah orang), wewenang, tingkatan imbang
dari dan antara alat perlengkapan itu.

13. J.R. Stellinga


Hukum Tata Negara adalah hukum yang mengatur wewenang dan kewajiban-
kewajiban alat-alat perlengkapan Negara, mengatur hak, dan kewajiban warga Negara.
Setelah mempelajari rumusan-rumusan definisi tentang Hukum Tata Negara dari
berbagai sumber tersebut di atas, dapat diketahui bahwa tidak ada kesatuan pendapat di
antara para ahli mengenai hal ini. Dari pendapat yang beragam tersebut, kita dapat
mengetahui bahwa Hukum Tata Negara adalah salah satu cabang ilmu hukum, yaitu
hukum kenegaraan yang berada di ranah hukum public. Definisi hukum tata negara
telah dikembangkan oleh para ahli, sehingga tidak hanya mencakup kajian mengenai
organ negara, fungsi dan mekanisme hubungan antar organ negara itu, tetapi mencakup
pula persoalan-persoalan yang terkait mekanisme hubungan antar organ-organ negara
dengan warga negara.
Hukum tata negara tidak hanya merupakan sebagai recht atau hukum dan apalagi
sebagai wet atau norma hukum tertulis, tetapi juga merupakan sebagai lehre atau teori,
sehingga pengertiannya mencakup apa yang disebut sebagai verfassungrecht (hukum
konstitusi) dan sekaligus verfassung-lehre (teori konstitusi): Sehingga Hukum tata
negara dalam arti luas mencakup baik hukum yang mempelajari negara dalam keadaan
diam (staat in rust) maupun mempelajari negara dalam keadaan bergerak (staat in
beweging). Dari itu semua, maka Hukum Tata Negara dapat diartikan sebagai
sekumpulan peraturan yang mengatur organisasi dari pada negara, hubungan antara alat
perlengkapan negara dalam garis vertikal dan horizontal serta kedudukan warga negara
dan hak-hak asasinya.

2.2 Hubungan Hukum Tata Negara dengan Cabang Ilmu Pengetahuan


Lainnya
Ilmu Hukum Tata Negara adalah ilmu dasar hukum dengan objek hukum
konstitusi, dan Ilmu Hukum Tata Negara merupakan bagian dari ilmu kenegaraan.
Hubungan Hukum Tata Negara dengan Ilmu Negara:
Ilmu Negara bersifat teoretis. Seseorang yang mempelajari Ilmu Negara tidak akan
mendapat hasil yang dapat dipergunakan secara langsung. Sementara Hukum Tata
Negara bersifat praktis karena apa yang dipelajari dalam Hukum Tata Negara dapat
dipergunakan secara langsung. Hukum Tata Negara merupakan penerapan Aliran
Pemikiran Negara dan Hukum Indonesia (APNHI) yang ada di dalam Ilmu Negara.
Ilmu Negara merupakan ilmu pengetahuan pengantar bagi mereka yang hendak
mempelajari Hukum Tata Negara dan Hukum Administrasi Negara.

6
Sementara itu apabila dilihat dari objek yang dikaji maka antara Hukum Tata
Negara dan Ilmu Negara ada persamaan dan perbedaannya. Persamaannya, objek
Hukum Tata Negara dan Ilmu Negara adalah negara. Perbedaannya, yang dikaji oleh
Hukum Tata Negara adalah negara dalam arti konkret sedangkan yang dikaji oleh Ilmu
Negara adalah negara dalam pengertian abstrak.
1 Hubungan HTN dengan Ilmu Politik:
Menurut Barents, HTN adalah kerangka manusia, sedangkan Ilmu Politik adalah
daging yang ada di sekitarnya. Untuk mengetahui tujuan dan bagaimana terbentuknya
suatu peraturan perundang-undangan yang kadang-kadang sulit diketahui perlu
mempelajari Ilmu Politik.
2 Hubungan HTN dengan Hukum Administrasi Negara (HAN):
Menurut Bahsan Mustofa, HTN dan HAN merupakan dua jenis hukum yang dapat
dibedakan tetapi tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Antara HTN dengan HAN
terdapat persamaan dan perbedaan. Persamaannya adalah: (a) Sama-sama merupakan
cabang dari Ilmu Kenegaraan; dan (b) Objeknya sama-sama negara. Perbedaannya
adalah HTN mempelajari negara dalam keadaan tidak bergerak/diam/statis karena
merupakan “sekumpulan peraturan hukum yang menentukan badan-badan kenegaraan
serta memberi wewenang kepadanya mengetahui organisasi negara dan alat-alat
perlengkapannya”, sedangkan HAN mempelajari negara dalam keadaan bergerak
(bagaimana cara negara dan organ negara melakukan tugas) karena merupakan
“sekumpulan peraturan hukum yang mengikat badan-badan negara baik yang tinggi
maupun yang rendah jika badan-badan itu mulai mempergunakan wewenangnya yang
ditentukan dalam HTN”.

2.3 Materi Muatan (Objek yang Dipelajari) Hukum Tata Negara


Indonesia
Terdapat dua materi muatan atau objek yang dipelajari oleh HTN. Kedua materi
muatan atau objek tersebut adalah:
1. Primary Law: Konstitusi Indonesia (UUD 1945/UUD NRI Tahun 1945); dan
2. Secondary Law/Organic Law: Undang-Undang (yaitu Undang-Undang yang
dibentuk atas dasar perintah langsung dari UUD 1945/UUD NRI Tahun 1945
untuk memberi makna pada UUD 1945/UUD NRI Tahun 1945 dalam praktek).

2.4 Metode Pendekatan Ilmu Hukum Tata Negara


Dalam mempelajari Hukum Tata Negara dikenal lima metode pendekatan. Kelima
metode pendekatan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Metode Yuridis Normatif/Dogmatis/Formal
Metode yuridis normatif adalah metode pendekatan yang mendasarkan diri pada
asas-asas hukum yang menjadi dasar peraturan perundang-undangan. Menurut

7
metode ini, suatu peraturan perundang-undangan tidak boleh menyimpang dari
ketentuan dasar yaitu UUD 1945/UUD NRI Tahun 1945.
2. Metode Fungsional
Dengan metode fungsional yang dikaji adalah fungsi lembaga-lembaga negara.
3. Metode Sosiologis (Kemasyarakatan)
Metode sosiologis dipergunakan karena pada hakikatnya suatu undang-undang
adalah produk politik.
4. Metode Filosofis
Metode filosofis adalah pendekatan berdasarkan pada pandangan hidup bangsa.
Sebagai contoh, di Indonesia kajian hukum dalam masyarakat harus bersumber
pada falsafah bangsa yaitu Pancasila.
5. Metode Historis
Dengan metode historis yang dilihat adalah sejarah hukumnya atau kronologis
pembuatan atau masa pembuatan peraturan perundangundangan tersebut.

2.5 Kapan Hukum Tata Negara Indonesia Mulai Ada?


Ketika Indonesia dijajah Belanda yang ada adalah HTN Hindia Belanda. HTN
Indonesia baru mulai ada sejak Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945.

2.6 Fungsi Hukum Tata Negara Indonesia


HTN Indonesia mempunyai dua fungsi. Kedua fungsi tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Sebagai dasar hukum pembentukan Struktur Organisasi dan Hubungan Tata Kerja
(SOTK) NKRI; dan
2. Sebagai dasar hukum pembentukan Sistem Hukum Nasional Indonesia (SHNI).

2.7 Penegakan Hukum Tata Negara Indonesia


Penegakan HTN dilakukan melalui lembaga negara penegak HTN yaitu
Mahkamah Konstitusi (Constitutional Court). Dasar hukumnya adalah Pasal 24C UUD
NRI Tahun 1945, Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan
Kehakiman, dan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2011 tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 Tentang Mahkamah
Konstitusi.

2.8 Perkembangan Hukum Tata Negara Indonesia


Perkembangan HTN Indonesia dimulai dari HTN Adat. Pada masa pemerintahan
Hindia Belanda yang berlaku adalah HTN Hindia Belanda. Ketika Jepang menduduki
Indonesia maka yang berlaku adalah HTN Zaman Pendudukan Bala Tentara Jepang.
Setelah Indonesia diproklamasikan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945
maka yang berlaku adalah HTN Indonesia (Masa Awal Kemerdekaan – Masa

8
Berlakunya UUD 1945 di NKRI yang merupakan salah satu negara bagian dalam
Negara RIS - Masa Berlakunya UUD 1950 - Masa Orde Lama – Masa Orde Baru -
Masa Orde Reformasi).

2.9 Sumber Hukum Tata Negara Indonesia


1. Sumber Hukum Materiel
Sumber hukum materiel HTN Indonesia adalah “sumber yang menentukan isi
kaidah HTN”. Sumber hukum materiel HTN Indonesia meliputi: (a) dasar dan
pandangan hidup bernegara; (b) kekuatan-kekuatan politik yang berpengaruh
pada saat merumuskan kaidah-kaidah HTN; dan (c) doktrin-doktrin
ketatanegaraan.
Menurut Sudardi, sumber hukum materiel HTN Indonesia adalah Pancasila oleh
karena itu semua peraturan perundang-undangan Indonesia harus berdasar, bersumber,
dan tidak boleh bertentangan dengan Pancasila. Dalam Pasal 2 Undang-Undang Nomor
12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2019 tentang Perubahan Atas
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
undangan ditegaskan bahwa “Pancasila merupakan sumber segala sumber hukum
negara”.
A. Hamid S. Attamimi mengatakan bahwa Pancasila mempunyai dua kedudukan, yaitu:
a. Sebagai cita hukum atau hukum yang dicitakan (rechtsidee)
Sebagai cita hukum (rechtsidee), Pancasila terletak di dalam Tata Hukum
Indonesia namun berada di luar sistem norma hukum. Dalam kedudukan ini
Pancasila berfungsi secara konstitutif (yaitu sebagai bahan pembentukan hukum
atau dijadikan pertimbangan dalam menentukan isi hukum); dan regulatif
terhadap norma-norma yang ada dalam sistem norma hukum Indonesia.
b. Sebagai norma tertinggi yang dituangkan dalam Pembukaan UUD 1945
Pancasila mempunyai kedudukan sebagai norma tertinggi dalam sistem norma
hukum Indonesia karena Pancasila berasal dari pokok-pokok pikiran yang
terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 yang menentukan isi dan bentuk
lapisan-lapisan hukum yang lebih rendah. Dengan demikian Pancasila menjadi
dasar dalam pembentukan hukum. Pancasila sebagai dasar dalam pembentukan
hukum dituangkan menjadi berbagai jenis peraturan perundang-undangan
(Ketetapan MPR, UU/PERPPU, PP, Keppres, Perpres, Perda Provinsi, dan Perda
Kabupaten/Kota).
2. Sumber Hukum Formal
Sumber hukum formal adalah sumber hukum yang dikenal dari bentuknya.
Dengan kata lain, karena bentuknya itu menyebabkan hukum berlaku umum,
diketahui dan ditaati. Menurut Bagir Manan, sumber hukum formal HTN
Indonesia terdiri dari hukum perundang-undangan ketatanegaraan, Hukum Adat
ketatanegaran, hukum kebiasaan ketatanegaraan (konvensi ketatanegaraan), dan

9
yurisprudensi ketatanegaraan. Sesuai dengan Pasal 7 Undang-Undang Nomor 12
Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan sebagaimana
telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2019 tentang Perubahan
Atas Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan, sumber hukum formal HTN adalah:
- UUD NRI Tahun 1945;
- Ketetapan MPR RI;
-Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang
(UU/Perppu);
- Peraturan Pemerintah (PP);
- Peraturan Presiden (Perpres);
- Peraturan Daerah (Perda) Provinsi; - Peraturan Daerah (Perda)
Kabupaten/Kota.
3. Konvensi (Convention) atau Kebiasaan Ketatanegaraan
Selain Sumber Hukum Formal dan Sumber Hukum Materiel sebagaimana
diuraikan di atas, konvensi (convention) atau kebiasaan ketatanegaraan juga
menjadi salah satu sumber HTN Indonesia dan mempunyai kekuatan yang sama
dengan undang-undang. Konvensi (Convention) atau Kebiasaan Ketatanegaraan
adalah perbuatan dalam kehidupan ketatanegaraan yang dilakukan berulang kali
sehingga diterima dan ditaati dalam praktik ketatanegaraan. Menurut Bagir
Manan, konvensi ketatanegaraan adalah “kaidah (rules) yang tumbuh dalam
praktik ketatanegaraan” atau “kebiasaan di bidang ketatanegaraan”. Sebagai
contoh adalah Pidato Kenegaraan Presiden setiap tanggal 16 Agustus di depan
Sidang Paripurna DPR, dan Pidato Presiden sebagai Pengantar APBN.
4. Traktat atau Perjanjian
Traktat atau perjanjian (yaitu perjanjian yang dilakukan oleh dua negara/bilateral
atau lebih/multilateral). Meskipun masuk bidang Hukum Internasional
sepanjang traktat tersebut menentukan segi hukum ketatanegaraan yang hidup
bagi negara masing-masing yang terikat di dalamnya, juga termasuk sumber
HTN formal.
5. Doktrin
Doktrin adalah pendapat para sarjana hukum ternama yang memengaruhi hakim
dalam pengambilan putusan.
6. Yurisprudensi
Yurisprudensi adalah putusan pengadilan yang diikuti secara berulang-ulang
dalam kasus yang sama.

3.0 Asas Hukum Tata Negara Indonesia


1. Asas Pancasila
Asas pancasila adalah sumber hukum materiel karena itu setiap pengaturan isi
peraturan perundangan tidak boleh bertentangan pada Pancasila dan bila terjadi

10
maka peraturan tersebut harus segera dicabut. Pancasila sebagai asas Hukum
Tata Negara bisa dilihat dari:
- Asas Ketuhanan Yang Maha Esa (Sila Ke-1).
- Asas Perikemanusiaan (Sila Ke-2).
- Asas Kebangsaan (Sila Ke-3).
- Asas Kedaulatan Rakyat (Sila Ke-4).
- Asas keadilan (Sila Ke-5).
2. Asas Kedaulatan Rakyat
Dalam Hukum Tata Negara pengertian kedaulatan bisa relatif, maksudnya
bahwa kedaulatan itu tidak hanya dikenal pada negara-negara yang memiliki
kekuasaan penuh keluar dan kedalam tapi juga dapat dikenakan kepada negara-
negara yang berhubungan pada sebuah perjanjian yang berbentuk traktat atau
dalam bentuk konfederasi atau federasi. Kedaulatan tersebut tidak terpecah-
pecah karena dalam suatu negara hanya ada satu kekuasaan yang teringgi.
Kedaulatan rakyat adalah bahwa rakyatlah yang memiliki wewenang yang
tertinggi yang menentukan segala wewenang dalam negara kedaulatan rakyat
diwakilkan pada MPR, kekuasaan majelis itu nyata dan ditentukan oleh UUD
tapi oleh karena majelis merupakan sebuah badan yang besar dan lamban
sifatnya maka ia menyerahkan lagi kepada badan-badan yang ada dibawahnya.
3. Asas Negara Hukum
Yang dimaksud dengan Negara Hukum adalah Negara yang berdiri di atas
hukum yang menjamin keadilan pada warga Negaranya. Keadilan adalah syarat
bagi tercapainya kebahagiaan hidup untuk warga negaranya, dan sebagai dasar
dari pada keadilan perlu diajarkan rasa asusila pada setiap manusia supaya dia
menjadi warga Negara yang baik. Demikian pula peraturan hukum yang
sebenarnya hanya ada bila peraturan hukum itu mencerminkan keadilan bagi
pergaulan hidup antar warga negaranya.
4. Asas Pembagian Kekuasaan
Pengertian pembagian kekuasaan beda dari pengertian pemisahan kekuasaan.
Pemisahan kekuasaan artinya bahwa kekuasaan Negara itu terpisah-pisah dalam
beberapa bagian, baik mengenai orangnya ataupun fungsinya. Kenyataan
menunjukkan bahwa sebuah pemisahan kekuasaan murni tidak bisa
dilaksanakan. Karena itu pilihan jatuh kepada istilah pembagian kekuasaan yang
artinya bahwa kekuasaan itu dibagi-bagi dalam beberapa bagian, namun tidak
dipisahkan. Hal membawa konsekuensi bahwa di antara bagian-bagian tersebut
dimungkinkan adanya kerjasama.
5. Asas Negara Kesatuan
Salah satu cara untuk menjaga keutuhan negara ini yakni dengan membentuk
hukum tata negara yang bisa menjaga persatuan dan kesatuan bangsa ini.
Terkandung dalam UUD 1945, pasal 1 ayat (1) sudah ditegaskan bahwa
Indonesia merupakan suatu negara kesatuan yang berbentuk republik. Setiap
hukum tata negara yang hendak dibentuk harus memperhatikan pada hal ini.
Tidak dibenarkan adanya materi di dalam hukum tata negara yang mempunyai

11
peluang untuk memecah belah bangsa ini. Oleh sebab itu, salah satu tahapan
kebijakan publik adalah menguji kebijakan publik, semata untuk mencegah
supaya kebijakan publik tersebut berpotensi menjadi penyebab konflik sosial.

BAB III

PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Hukum Tata Ketatanegaraan Indonesia adalah sekumpulan peraturan yang

mengatur organisasi dari pada negara, hubungan antara alat perlengkapan negara

dalam garis vertikal dan horizontal serta kedudukan warga negara dan hak - hak

asasinya.

3.2 SARAN
Setelah membahas mengenai Hukum Tata Negara Indonesia, diharapkan agar

mahasiswa dan mahasiswi Indonesia mampu memahami, menganalisis dan

menjawab masalah-masalah yang dihadapi oleh masyarakat secara

berkesinambungan dan konsisten berdasarkan cita-cita dan tujuan bangsa

Indonesia. Serta makalah ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi bagi

mahasiswa dan mahasiswi agar dapat menambah wawasan berbangsa dan

bernegara.

12
DAFTAR PUSTAKA

JOHAN, Teuku Saiful Bahri


Hukum Tata Negara dan Hukum Administrasi Negara dalam Tataran
Reformasi Ketatanegaraan Indonesia / Oleh Teuku Saiful Bahri Johan. --
Ed.1,Cet. 1--Yogyakarta: Deepublish, juli 2018.

Tundjung Herning Sitabuana


HUKUM TATA NEGARA INDONESIA / Oleh Tundjung Herning
Sitabuana Cetakan pertama, Maret 2020.

MAKALAH HUKUM TATA NEGARA TENTANG PERKEMBANGAN


TATA URUTAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG
PERNAH ADA DI INDONESIA / oleh Adinda Febrian Gumanti: Padang 2020.

13

Anda mungkin juga menyukai