Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

HUKUM TATA NEGARA

“Dinamika Hukum Tata Negara Indonesia sebagai Ilmu Hukum”

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Hukum Tata Negara

Disusun Oleh:

Moh. Rofqil Bazikh

(20103060068)

PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA

2022
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan semesta yang telah memberi kami kesempatan

untuk menyelesaikan makalah ini. Tanpa kekuatan dan pertolongan-Nya, niscaya

kami tidak bisa apa-apa. Sebagai hamba yang daif dan selalu memohon tolong,

tentu menyelesaikan makalah ini adalahh nikmat yang luar biasa. Tidak lupa juga

kepada teman-teman yang sedikit banyak membantu dalam penulisan makalah ini.

Ada banyak pihak yang terlibat dalam penyelesaian makalah ini.

Kedua, selawat serta salam semoga tetap tercurah kepada nabi Muhammad

Saw. Beliau yang telah membawa kita dari zaman jahiliyah menuju zaman yang

ilmiah. Di zaman sekarang pula, kita bebas berekspresi bagaimanapun, salah

satunya dengan tulisan makalah ini. Semoga syafaat serta wasilahnya di hari akhir

dapat membantu kami di padang kesulitan.

Terakhir, tentu tidak pernah lupa, terimakasih banyak kepada dosen

pengampu mata kuliah Hukum Tata Negara, bapak Udiyo Basuki, S.H, M.Hum.

Kami mengucapkan banyak terimakasih atas segala bimbingannya di kelas. Rasa-

rasanya tidak ada kata yang pantas yang bisa menggambarkan bimbingannya

selama proses belajar.

Akhirnya, kami mengucapkan selamat membaca yang terdapat banyak

celah di tiap sisinya. Kami paham dan memang meyakini, bahwa makalah ini

perlu diperbaiki terus-menerus. Penulisan makalah adalah sebuah proses tambal-

sulam menuju (hampir) sempurna.

Yogyakarta, 20 Mei 2022


PENDAHULUAN

a. Latar Belakang

Pada mulanya, Hukum Tata Negara sebagai Ilmu Hukum tidak

diminati pada tahun ketika Orde Baru berkuasa. Ada dua hal yang

menjadikan cabang Ilmu Hukum ini tidak diminat. Pertama, Hukum Tata

Negara merupakan bidang hukum yang punya kelindan erat dengan

politik. Sehingga, pada mas Orde Baru, ilmu ini enggan untuk disentuh

disebabkan takut untuk mengalami gesekan dengan pemerintah yang

berkuasa saat itu. Kedua, juga adanya anggapan bahwa ahli Hukum Tata

Negara dianggap tidak mempunya pekerjaan dan prospek yang jelas pada

masa itu.1

Namun, seiring berjalannya waktu, setidaknya ditandai sejak

lengsernya Orde Baru, pandangan terhadap Hukum Tata Negara mulai

berubah. Jatuhnya Soeharto dai tampuk kepemimpinan merupakan awal

yang baru sekaligus bergulirnya kunci dari perubahan dan dinamika

Hukum Tata Negara. Sejak saat itu pula, cabang Ilmu Hukum ini mulai

diminati pelan-pelan dan pamornya mulai naik ke permukaan. 2

Pada era Reformasi juga merupakan fase transisi dimana dilakukan

amandemen sebanyak empat kali,terhitung sejak 1999, 2000, 2001, 2002.

Perubahan UUD 1945 sekaligus merombak secara mendasar konsep

ketatanegaraan Indonesia di masa selanjutnya. Menjadi penting di masa

1
Sirajuddin & Winardi, 2015. Hukum Tata Negara Indonesia, Malang: Setara Press, hal. 1.
2
Nurainun Mangunson, 2010. Hukum Tata Negara I, Yogyakarta: FSH UIN Sunan Kalijaga, hal.
1.
sekarang, melihat bagaimana ketatanegaraan dan dinamikanya sebagai

Ilmu Hukum.

Latar belakang yang menjadikan diangkatnya makalah ini adalah

untuk melihat seberapa jauh perkembangan ketatanegaraan—utamanya

sebagai Ilmu Hukum—apakah ia berisfat dinamis atau statis.

b. Rumusan Masalah

1. Apa definisi dari Hukum Tata Negara?

2. Apa definisi dari Ilmu Hukum?

3. Bagaimana relasi antara Hukum Tata Negara dengan ilmu yang lain?

4. Bagaimana dinamika Hukum Tata Negara sebagi suatu Ilmu Hukum?

c. Tujuan

1. Untuk mengetahui lebih lanjut apa itu Hukum Tata Negara beserta

seperangkat konsep yang ada di dalamnya.

2. Untuk memahami bagaimana relasi antara Hukum Tata Negara dengan

cabang ilmua yang, utamanya cabang Ilmu Hukum.

3. Menelaaah lebih lanjut dinamika Hukum Tata Negara Indonesia.

PEMBAHASAN
a. Pengertian Hukum Tata Negara

Ada banyak pandangan terakit apa itu sejatinya Hukum Tata

Negara. Para pakar di bidang hukum ini memberikan definisi dan

pengertiannya masing-masing. Kendati demikian, perbedaan-perbedaan

tersebut masih bisa diurai dan dicari titik temunya. Pada intinya dari

semua definisi yang dikemukakan, mengarah kepada satu sisi substansial

yang sama dari Hukum Tata Negara.

Scholten memberikan pandangnnya bahwa Hukum Tata Negara

adalah hukum yang mengatur organisasi negara. Dari apa yang

dikemukakannya, kita mengambil beberapa poin yang menyangkut dengan

relasi antara organ-organ di dalam negara, serta perhatian atas hak dan

kewajiban dari masing-masing organ tersebut.

Senyawa dengan apa yang dikemukakan oleh Scholten, Moh.

Kusnardi dan Harmaily Ibrahim mendefinisikan Hukum Tata Negara

sebagai sekumpulan peraturan atau hukum yang mengatur organisasi dari

negara, relasi antar alat perlengkapan negara dari aspek horizontal maupun

vertikal, serta kedudukan warga negara beserta hak asasinya.3

Seterusnya, van der Pot memberi pandangan bahwa Hukum Tata

Negara adalah peraturan-peraturan yang menentukan badan-badan yang

3
Moh. Kusnardi & Harmaily Ibrahim, 1988. Pengantar Hukum Tata Negara Indonesia, Jakarta:
Sinar Bakti, hal. 20-21.
diperlukan beserta kewenangannya, serta hubungan yang satu dengan yang

lainnya dan hubungannya dengan individu-individu.4

Meski dalam lingkup yang sama van Vollenhoven cenderung

memberi pengertian yang relatif berbeda. Menurutnya, Hukum Tata

Negara adalah separangat aturan yang berkaitan dan mengatur semua

masyarakat hukum atasan dan masyarakat hukum bawahan menurutt

tingkatan masing-masing. Dari masing-masing itu menentukan wilayah

lingkungan rakyatnya dan akhirnya menentukan badan-badan dan

fungsinya masing-masing yang berkuasa dalam lingkungan masyarakat

itu. Serta menentukan susunan dan wewenang dari badan-badan tersebut.

Dari beberapa definisi yang telah dipaparkan di atas, dapat

disimpulkan bahwa Hukum Tata Negara merupakan: (1) Cabang dari ilmu

hukum, yang termasuk dalam hukum kenegaraan berdimensi publik; (2)

Hukum Tata Negara tidak hanya mengatur hal ihwal yang berkaitan

dengan organ-organ dalam suatu negara, tetapi juga persoalan yang terkait

dengan hubungan organ-organ itu dengan warga negara.

Sri Soemantri memberikan garis besar kesimpulan tentang

beberapa hal yang menjadi materi atau substansi dari Hukum Tata Negara

sebagai berikut:

1. Segala sesuatu yang berkenaan dengan lembaga-lembaga

negara.

4
Ibid.
2. Pengakuan tentang hukum hak asasi manusia.

3. Ihwal bentuk negara dan bentuk kepemerintahan.

4. Hubungan tata kerja antar lembaga-lembaga negara.

5. Tentang hukum pemerintahan di daerah.

6. Tentang kekuasaan kehakiman.

7. Tentang kewarganegaraaan.

8. Tentang peraturan perundang-undangan.

b. Definisi Ilmu Hukum

Dalam bahasa Inggris Ilmu Hukum disebut dengan jurisprudence.

Tetapi, jurisprudence dalam bahasa Inggris tidak sama dengana apa yang

ada dalam bahasa Belanda dan Prancis. Di dalam dua bahasa yang disebut

terakhir, jurisprudence diartikan sebagai putusan hakim.

Satjipto Rahardjo memeberi define terakit Ilmu Hukum sebagai

pengetahuan yang berusaha untuk menelaah hukum. Ia mencakup dan

membicarakan hal ihwal yang banyak berkaitan dengan Ilmu Hukum.

Dengan kata yang berbeda, objek dari Ilmu Hukum adalah hukum itu

sendiri. Sebagaimana yang dijadikan definisi oleh J.B. Daliyo.

Ilmu Hukum mempelajari seluk-beluk tentang hukum, seperti asal

mula, wujud, asas-asas, sistem, macam pembagian, dan lain semacamnya.

Pada intinya, Ilmu Hukum ini mengerucut pada satu kesimpulan bahwa ia

adalah salah satu Ilmu yang menelisik hukum dan menjadikannya objek.
c. Relasi antara Hukum Tata Negara dengan Ilmu Lain

Sebagai telah dipaparkan di awal bahwa Hukum Tata Negara

merupakan salah satu dari cabang Ilmu Hukum. Tidak cukup hanya

sampai di situ, terdapat relasi dan korelasi antara Hukum Tata Negar

dengan cabang ilmu yang lain. Pada bagian ini akan dikemukakan

bagaimana relasi Hukum Tata Negara dikaitkan dengan tiga cabang ilmu

lain. Mulai dari Ilmu Negara, Ilmu Politik, hingga Ilmu Administrasi

Negara.

a) Relasi Hukum Tata Negara dengan Ilmu Negara

Dalam bahasa Inggris Ilmu Negara biasa dikenal dengan Theory of

state atau General Theory of State. Kendati seperti itu, istilah ini diambil

dari bahasa Belanda Staatsleer yang mana juga merupakan serapan dari

bahasa Jerman Staatlehre.

R. Kranenburg memberi definisi terakit Ilmu negara sebagai suatu

ilmu yang cakupan pembahasannya tentang negara. Sasaran dari ilmu ini,

sebagaimana dikuatkan oleh M. Solly Lubis adalah asal muasal negara,

wujud negara, perkembangan negara dan jenis-jenisnya. Catatan besar dari

poin Ilmu Negara bahwa ia tidak mengatur atau mementingkan bagaiman

sebuah hukum dijalankan.

Ilmu Negara mementing aspek-aspek teoretis dari sebuah negara

yang hal tersebut punya kaitan dengan Hukum Tata Negara yang mencoba

mementingkan aspeknya yang praktis. Keduanya mempunya satu titik


yang bersinggungan satu sama lain, meski dari segi objek dapat

diklasifikasikan masing-masing.

Ilmu Negara menjatuhkan objek kajiannya pada azas-azas pokok

dan pengertian pokok ihwal negara dan juga Hukum Tata Negara pada

umumnya. Sementara objek yang dipilih oleh Hukum Tata Negara adalah

hukum positif yang berlaku di suatu tempat dan waktu.

b) Relasi Hukum Tata Negara dengan Ilmu Politik

Politik pada umumnya diartikan sebagai macam-macam

kegiatan dalam satu sistem suatu negara yang menyangkut proses

penentuan tujuan dari sistem itu dan upaya pelaksanaannya.

Pengambilan keputusan mengenai apakah yang menjadi tujuan dari

sistem politik itu menyangkut seleksi antara beberaoa alternatif dan

penyusunan skala prioritas dari tujuan yang telah dipilih.

Relasi antara Hukum Tata Negara—atau hukum secara lebih

luasa—dengan Ilmu Politik di antaranya adalah untuk mengetahui

sesuatu di balik pembentukan pasal-pasal dari sebuah peraturan.

Keputusan dan menuver-manuver politik merupakan suatu kejadian

yang punya sumbangsi dan implikasi penting terhadap Hukum Tata

Negara.

Lahirnya undang-undang jika diselediki lebih lanjut akan

mengemukakan bagaimana telah terjadi pertarungan antara berbagai

kelompok yang bekepentingan. Di mana setiap kelompok yang


bertrung itu menginginkan agar kepentingan-kepentingannya bisa

terakomodir dengan baik oleh undang-undang. Biasanya, yang kuat

kedudukannya di tengah-tengah masyarakat yang akan menentukan

bagaimana isi dari undang-undang.

c) Relasi Hukum Tata Negara dengan Hukum Administrasi

Negara

Ada dua poin besar dalam Hukum Administrasi Negara yang

menjadi aspek penting. Pertama, aturan-aturan hukum yang mengatur

dengan cara bagaimana apa alat-alat perlengkapan negara melakukan

tugasnya. Kedua, aturan-aturan hukum yang mengatur hubungan

hukum antar alat perlengkapan administrasi negara atau pemerintahan

dengan warganya.5

Setidaknya, ada dua pendapat yang memberikan titik

diferensial atau tidak antara Hukum Tata Negara dengan Hukum

Administrasi Negara. Van Vollenhoven adalah salah satu pakar yang

mencoba memberikan titik perbedaan dari keduanya, baik secara objek

bahasan maupun sistematikanya. Menurutnya, Hukum Tata Negara

adalah sekumpulan peraturan-peraturan hukum yang menentukan

badan-badan kenegaraan serta memberi wewenang terhadapnya.

Sedangkan, Hukum Administrasi Negara, bagi Vollenhoven, adalah

sekumpulan peraturan hukum yang mengikat badan negara tatkala

5
Ridwan HR, 2006. Hukum Administrasi Negara, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, hal. 35.
badan itu sudah mulai menggunakan wewenangnya sebagaimana yang

telah ditentukan Hukum Tata Negara.

Berbeda dengan van Vollenhoven, Kranenburg adalah pakar

yang tidak sepakat jika dua domain Ilmu Hukum di atas dipisah secara

tajam. Menurutnya, membedakan dua ilmu itu secara tajam adalag

tidak riil. Meski demikian, Donner mencoba menengahi bahwa di

antara kedua pendapat yang saling berkonfrontasi itu masih bisa

bertemu di perasamaan konsep dasar. Menurut Donner keduanya

berpijak pada satu konsep yang sama. Hukum Tata Negara mengatur

masalah negara yang sifatnya fundamental. Sementara bagian Hukum

Administrasi negara mengatur aspek teknisnya yang operasional.

d. Dinamika Hukum Tata Negara sebagai Ilmu Hukum

Pembahasan inti dari makalah ini berada di poin (d) ini.

Bagaimana dinamika Hukum Tata Negara sebagai Ilmu Hukum.

Setelah menyelesaikan uraian tentang pengertian Hukum Tata Negara,

korelasi antara Hukum Tata Negara, di poin yang terkhir ini dijelaskan

bagaimana perkembangan Hukum Tata Negara sebagai Ilmu Hukum.

Hukum Tata Negara sebagai Ilmu Hukum ia tetap berada di

posisi yang diam atau bergerak. Ia sebagai Ilmu Hukum justru

menampakkan sifatnya yang statis atau dinamis. Ia bersifat dinamis

makanala negara yang dikajinya dalam keadaan bergerak, sedangkan

bersifat statis justru jika negara yang dikaji dalam keadaan diam.
PENUTUP

a. Kesimpulan

Dapat diberi kesimpulan bahwa Hukum Tata Negara sebagai Ilmu

Hukum dapat dibedakan menjadi duaa berdasar sifatnya. Semuanya

tergantung pada perspektif yang digunakan. Apabila melihat negara

sebagai sesuatu yang bergerak maka ia menjadi Hukum Tata Negara yang

dinamis. Sedangkan, jika ia melihat negara dalam keadaannya yang diam

maka menjadi Hukum Tata Negara yang statis.

Sementara perbedaan Hukum Administrasi dengan Hukum Tata

Negara bahwa yang disebut terakhir adalah sekumpulan peraturan-

peraturan hukum yang menentukan badan-badan kenegaraan serta

memberi wewenang terhadapnya. Sedangkan, Hukum Administrasi

Negara, bagi Vollenhoven utamanya, adalah sekumpulan peraturan hukum

yang mengikat badan negara tatkala badan itu sudah mulai menggunakan

wewenangnya sebagaimana yang telah ditentukan Hukum Tata Negara.

Sementara Relasi antara Hukum Tata Negara—atau hukum secara

lebih luasa—dengan Ilmu Politik di antaranya adalah untuk mengetahui

sesuatu di balik pembentukan pasal-pasal dari sebuah peraturan.

Keputusan dan menuver-manuver politik merupakan suatu kejadian yang

punya sumbangsi dan implikasi penting terhadap Hukum Tata Negara.


DAFTAR PUSTAKA

Mangunsong Nuraini, 2010. Hukum Tata Negara I, Yogyakarta: FSH UIN

Sunan Kalijaga.

Marzuki, Peter Mahmud, 2009. Pengantar Ilmu Hukum, Jakarta: Kencana.

Sirajuddin & Winardi, 2015.Dasar-dasar Hukum Tata Negara, Malang:

Setara Press.

Huda, Ni’matul, 2005. Hukum Tata Negara Indonesia, Jakarta:

Rajagrafindo Persada Press.

Abd. Mukhtie Fadjar, 2004. Tipe Negara Hukum, Malang: Bayu Media

dan In-TRANS.

Anda mungkin juga menyukai