Anda di halaman 1dari 12

HUKUM TATA NEGARA DAN POLITIK HUKUM

Makalah

Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pengantar Ilmu Hukum

Dosen Pengampu:

Atu Karomah,S.H.,M.Si.

Disusun Oleh:

1. Fidella Arya Ramadhani (231120017)


2. Nur Yulianingsih (231120029)
3. Safika (231120003)

FAKULTAS SYARIAH

JURUSAN HUKUM TATA NEGARA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SMH BANTEN

TAHUN AKADEMIK 2023


KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya, kami dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Hukum Tata Negara dan Politik Hukum”
secara tepat waktu.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengenalan Ilmu Hukum (PIH).
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk mengetahui dan memahami apa itu Hukum tata
negarara dan Politik Hukum di Indonesia sehingga dapat menambah wawasan pembaca dan
dapat mengambil nilai-nilai positif yang bisa kita terapkan di kehidupan.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Atu Karomah,S.H.,M.Si. selaku dosen mata
kuliah Pengenalan Ilmu Hukum. Ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami berharap
adanya kritik dan saran yang konstruktif. Selain itu, kami berharap makalah ini dapat
bermanfaat bagi kami maupun pembaca.

Serang,15 September 2023


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR
BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang Masalah

Gelombang pasang Era Reformasi di Indonesia pada tahun 1998 telah mendorong
berlangsungnya perubahan besar sistem dan praktik ketatanegaraan Indonesia. Sejak Era
Reformasi, kehidupan ketatanegaraan Indonesia menjadi dinamis.

Fondasi penting dinamisasi ketatanegaraan tersebut adalah reformasi konstitusi yang


memungkinkan perubahan atau amandemen Undang-Undang Dasar 1945. Sebelum dilakukan
perubahan, jumlah butir ketentuan yang tercakup dalam naskah Undang-Undang Dasar 1945
yang asli yaitu hanya terdiri dari 71 butir ketentuan. Setelah dilakukan perubahan sebanyak
empat kali dalam satu rangkaian proses perubahan dari tahun 1999 hingga tahun 2002, butir
ketentuan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 melonjak
drastis menjadi 199 butir. Dari 199 butir ketentuan tersebut, hanya 25 butir ketentuan yang
berasal dari naskah asli yang disahkan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia pada
tanggal 18 Agustus 1945. Sebanyak 174 butir ketentuan selebihnya atau lebih dari 300 persen
adalah ketentuan yang baru sama sekali.

Pada sisi lain, dibentuknya Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia (MKRI) sejak tahun
2003, yang merupakan produk perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945, berperan penting mendinamisasi kehidupan ketatanegaraan Indonesia. Melalui
kewenangan yang dimilikinya, MKRI sebagai peradilan tata negara memberi lapangan
empirik bagi praktik yudisial di bidang Hukum Tata Negara. Sebelum berdirinya MKRI,
Hukum Tata Negara tidak memiliki lahan praktik kecuali praktik nonyudisial di lingkungan
lembaga politik. Kehadiran MKRI memungkinkan berbagai pihak dari berbagai latar
belakang mengajukan permohonan perkara untuk mendapatkan putusan dari Majelis Hakim
Konstitusi atas persoalan ketatanegaraan yang mereka hadapi.

Atas dasar itulah Hukum Tata Negara Indonesia berkembang pesat dari waktu ke waktu.
Perkembangan kehidupan ketatanegaraan Indonesia dewasa ini mulai menggeser praktik
Hukum Tata Negara dari arah orientasi terlalu politis ke arah orientasi yang lebih praktis.
Perkembangan ini menunjukkan bahwa Hukum Tata Negara menempati posisi penting dalam
kehidupan bernegara di Indonesia saat ini.
II. Rumusan Masalah

 Bagaimana Hukum Tata Negara di Indonesia?


 Ruang lingkup Hukum Tata Negara
 Apa tujuan Hukum Tata Negara?
 Bagaimana Politik Hukum di Indonesia?
 Ruang lingkup Politrik Hukum
 Apa tujuan Politik Hukum

III. Tujuan Penyusunan

 Mengetahui dan memahami Hukum Tata Negara


 Mengetahui Ruang lingkup Hukum Tata Negara
 Mengetahui dan memahami tujuan Hukum Tata Negara
 Mengetahui dan memahami Politik Hukum di Indonesia
 Mengetahui Ruang lingkup Politik Hukum
 Mengetahui dan memahami tujuan Politik Hukum

IV. Manfaat Penyusunan

Kami sebagai Mahasiswa Hukum Tata Negara lebih mengenal dan memahami apa itu Hukum
tata negara selain itu juga manfaat lain yang kita peroleh selama menulis atau membuat
makalah ini adalah kami menyadari bahwasannya Ruang lingkum Hukum tata negara
maupun politik hukum sangat lah luas dan beragam.
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Hukum Tata Negara

Dapat didefinisikan bahwa hukum tata negara adalah sebuah aturan yang bersangkutan
dengan berbagai tindakan suatu negara. Indonesia bukan satu-satunya negara dengan sistem
tersebut, diantaranya diistilahkan juga dalam bahasa Inggris, Constitutional Law.

Sementara itu di negara Belanda, penyebutannya sebagai staatsrecht. Ketiganya berbeda dari
sisi penyebutan saja, namun dalam definisinya tetap sama dengan tujuan hampir sama.
Meskipun dapat diartikan dalam inti serupa, namun definisi para ahli ada banyak sekali.

 Pengertian Hukum Tata Negara dari Beberapa Ahli Sedunia

1. Scholten

Menurut Scholten, definisi dari HTN adalah suatu aturan yang mengatur organisasi dalam
negara. Ruang lingkupnya berupa seluruh organ negara, hak serta kewajiban, hubungan, serta
tugas masing-masing dalam melaksanakan tugas kenegaraan.

2. Wade and Phillips

Definisinya adalah aturan yang melekat pada alat-alat perlengkapan negeri. Aturan tersebut
juga meliputi tugas serta hubungan antara alat pelengkap negara tersebut. Pengertian itu
terangkum dalam sebuah buku berjudul, “Constitutional Law”, terbit tahun 1936.

3. Kusmandi Pudjosewojo

Sebagai tokoh dalam negeri, pengertian beliau adalah aturan terhadap tata negara kerajaan
maupun pemerintahan. Hukumnya menunjukkan atasan maupun bawahan serta adanya
hirarki atau tingkatan tertentu.

Selanjutnya, definisi hukum tata negara menurut Kusmandi juga menyinggung wilayah
hukum masyarakat tersebut. Nantinya akan menunjukkan perlengkapan dari masyarakat
tersebut.
4. Mac Iver

Mac Iver membedakan negara dengan masyarakat, ia mendefinisikannya sebagai sebuah


organisasi. Adapun HTN yang didefinisikan oleh beliau menyangkut urusan organisasi dalam
masyarakat tersebut.

5. Van der Von

Van der Von juga mendefinisikannya sebagai aturan-aturan dalam berbagai badan sesuai
kepentingannya masing-masing. Aturan tersebut berkaitan dengan wewenang, dan hubungan
antar badan dengan individu di dalam suatu negeri.

6. Apeldoorn

Intinya pendapat Apeldoorn adalah menyebutkan bahwa hukum dalam negara merupakan
sebuah aturan yang berhubungan dengan administrasi suatu negeri. Pengertiannya bisa dalam
bentuk sempit maupun luas.

2. Ruang Lingkup Hukum Tata Negara

a) Konstitusi sebagai hukum dasar beserta perkembangannya dalam sejarah kenegaraan


yang bersangkutan, proses pembentukan dan perubahannya, kekuatan mengikatnya
dalam hierarki peraturan perundang-undangan, cakupan subtansi, muatan isi sebagai
dasar tertulis;
b) Pola dasar ketatanegaraan yang dianut dan dijadikan acuan bagi pengorganisasian
institusi, pembentukan dan penyelenggaraan organisasi negara dalam menjalankan
fungsi pemerintahan dan pembangunan;
c) Struktur kelembagaan negara dan mekanisme hubungan antar organ kelembagaan
negara, secara vertikal, horizontal, dan diagonal;
d) Prinsip kewarganegaraan dan hubungan antara negara dengan warga negara, berserta
hak-hak dan kewajiban Hak Asasi Manusia, bentuk dan prosedur pengambilan
putusan hukum, serta mekanisme perlawanan terhadap keputusan hukum.
3. Tujuan Hukum Tata Negara

Negara adalah sebuah organisasi besar dimana di dalamnya ada pemerintah dan rakyat.
Diantara keduanya ada kekuasaan yang mengatur operasional satu negeri. Pembentukan HTN
juga tidak sembarangan, melainkan dilandasi oleh berbagai tujuan hukum tata negara berikut
ini:

1. Mengejawantahkan berbagai pengertian dari Undang-undang Dasar 1945 setelah melalui


proses amandemen

2. Memberikan pemahaman dan kesadaran bagi seluruh masyarakat Indonesia terkait hak
serta kewajiban selaku subjek HTN, sesuai dengan Undang-undang Dasar 1945.

3. Memberikan bantuan pemahaman kepada para pemula dalam meresapi ruang lingkup
pengetahuan terkait hukum tata sebuah negara yang tepat.

4. Membuat seluruh masyarakat Indonesia akrab dengan teori dan implementasi HTN di
Indonesia.

5. Mendukung berbagai studi ilmiah yang bisa saja dikembangkan terus-menerus terkait
HTN.
1. Pengertian Politik Hukum

Sebelum membahas mengenai apa itu politik hukum, perlu dipahami terlebih dahulu
mengenai hubungan politik dan hukum. Meski berada pada bidang studi yang berbeda,
namun politik dan hukum mempunyai keterkaitan satu sama lain. Budiono Kusumohamidjojo
dalam buku Filsafat Hukum menjelaskan bahwa dalam negara hukum, hukum menjadi aturan
permainan untuk mencapai cita-cita bersama yang menjadi pangkal dari kesepakatan politik.
Hukum seharusnya juga menjadi aturan untuk menyelesaikan segala perselisihan termasuk
perselisihan politik (hal. 184).

Di sisi lain, hukum harus dilengkapi dengan instrumen politik yang absah untuk menghadapi
pelanggaran-pelanggaran hukum, seperti kekerasan fisik maupun kekerasan instrumental
(manipulasi moneter atau rekayasa elektronik) (hal. 185).

Secara das sein, ketika hukum diartikan sebagai undang-undang, maka hukum merupakan
produk politik. Hukum dibentuk oleh lembaga legislatif sehingga dapat diartikan bahwa
hukum merupakan kristalisasi, formalisasi atau legalisasi dari kehendak-kehendak politik.

Apa itu Politik Hukum?

Menurut Mahfud MD dalam buku Politik Hukum di Indonesia, politik hukum adalah (hal. 1):
Legal policy atau garis (kebijakan) resmi tentang hukum yang akan diberlakukan baik dengan
pembuatan hukum baru maupun dengan penggantian hukum lama, dalam rangka mencapai
tujuan negara.

Adapun pengertian politik hukum menurut Padmo Wahjono, adalah kebijakan dasar yang
menentukan arah, bentuk, dan isi hukum yang akan dibentuk. Lebih jelasnya, Padmo
Wahjono menerangkan bahwa politik hukum merupakan kebijakan penyelenggara negara
tentang apa yang dijadikan kriteria untuk membentuk suatu yang mencakup pembentukan,
penerapan, dan penegakan hukum (hal. 1).

Satjipto Rahardjo dalam buku Ilmu Hukum mendefinisikan politik hukum adalah aktivitas
untuk memilih tujuan sosial tertentu. Politik adalah bidang yang berhubungan dengan tujuan
masyarakat. Sedangkan hukum berhadapan dengan keharusan untuk menentukan pilihan
tentang tujuan atau cara-cara yang akan dipakai untuk mencapai tujuan masyarakat tersebut
(hal. 352).

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa politik hukum adalah kebijakan tentang hukum
yang menentukan arah, bentuk dan isi hukum yang mencakup pembentukan, penerapan, dan
penegakan hukum dalam rangka mencapai tujuan politik hukum yaitu tujuan sosial
tertentu/tujuan negara.
2. Ruang Lingkup Politik Hukum

Adapun yang menjadi cakupan atau ruang lingkup politik hukum adalah:

 Kebijakan negara tentang hukum yang akan diberlakukan atau tidak diberlakukan dalam
rangka pencapaian tujuan negara;
 Latar belakang politik, ekonomi, sosial, budaya atas lahirnya produk hukum; dan
 Penegakan hukum dalam kenyataan lapangan.

Sedangkan menurut Satjipto Rahardjo, aspek politik hukum sebagai bahan studi meliputi:

 Tujuan yang akan dicapai dengan sistem hukum yang ada;


 Cara-cara yang dipilih untuk menentukan mana yang paling baik untuk mencapai tujuan.
Misalnya pilihan desentralisasi atau sentralisasi;
 Kapan suatu peraturan atau hukum perlu diubah dan melalui cara apa perubahan tersebut
sebaiknya dilakukan;
 Dapatkah suatu pola yang mapan dirumuskan untuk memilih tujuan serta cara-cara untuk
mencapai tujuan tersebut.

 Konfigurasi Politik dan Produk Hukum

Berdasarkan asumsi bahwa politik determinan atas hukum sehingga hukum adalah produk
politik, maka tesis atau teori Mahfud MD tentang politik hukum di Indonesia adalah
konfigurasi politik yang demokratis akan melahirkan hukum responsif atau populistik. Begitu
juga sebaliknya, konfigurasi politik yang otoriter akan melahirkan produk hukum yang
konservatif atau ortodoks atau elitis.

Berikut penjelasan tentang hubungan konfigurasi politik dan karakter produk hukum:

Konfigurasi Politik Karakter Produk Hukum


Demokratis Responsif/populistik

Sistem politik yang memberikan peluang Produk hukum yang mencerminkan rasa
partisipasi masyarakat secara penuh untuk keadilan dan memenuhi harapan masyarakat.
secara aktif menentukan kebijakan umum.

Ciri-ciri: pembentukannya memberi peran dan


Ciri-ciri: pemilu berkala dan berdasarkan partisipasi masyarakat, hasilnya responsif
persamaan politik, pluralitas organisasi terhadap tuntutan masyarakat.
otonom, kebebasan bagi rakyat untuk
menyampaikan kritik.
Otoriter Konservatif/ortodoks/elitis

Sistem politik yang memberikan peran negara Produk hukum yang isinya mencerminkan visi
sangat aktif dan hampir seluruh inisiatif sosial elit politik, keinginan pemerintah, dan
pembuatan kebijakan diambil negara. menjadi alat pelaksana ideologi dan program
negara.

Ciri-ciri: memaksakan persatuan,


penghapusan oposisi terbuka, dominasi Ciri-ciri: tertutup terhadap tuntutan
pimpinan negara dalam membuat kebijakan, masyarakat, partisipasi masyarakat dalam
konsentrasi kekuasaan di satu tangan. pembentukannya relatif kecil.

 Contoh Politik Hukum di Indonesia


Contoh politik hukum di Indonesia adalah karakter hukum pemerintahan daerah di era orde
baru. Konfigurasi politik yang diciptakan pada periode ini adalah otoriter birokratis karena
obsesi menciptakan stabilitas sebagai syarat utama pembangunan ekonomi. Sehingga, produk
hukum pemerintahan daerah bukan dengan penerapan otonomi seluas-luasnya. Daerah tidak
diberikan hak otonomi, melainkan kewajiban untuk ikut melancarkan pembangunan yang
direncanakan oleh pemerintah pusat.

3. Tujuan Politik Hukum

Adapun tujuan dari politik hukum nasional, menurut pendapat Imam Syaukani dan A. Ahsin Thohari (
2004 : 59 ) pada garis besarnya adalah sebagai berikut : Bahwa Politik Hukum Nasional dibentuk
dengan tujuan untuk mewujudkan dua aspek yang saling berkaitan, yaitu :

1). Sebagai suatu alat atau sarana dan langkah yang dapat digunakan oleh pemerintah untuk
menciptakan suatu sistem hukum nasional yang dikehendaki.

2). Dengan sistem hukum nasional itu akan diwujudkan cita-cita Bangsa Indonesia yang lebih besar.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, kiranya dapat disimpulkan bahwa tujuan dari pembentukan
politik hukum nasional adalah untuk membentuk / menyusun / menetapkan sistem hukum nasional
yang akan berlaku di Wilayah Negara Republik Indonesia, dan sebagai alat untuk mewujudkan
citacita Bangsa Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA
1. https://www.jimlyschool.com/diklat/hukum-tata-negara/
2. https://fahum.umsu.ac.id/hukum-tata-negara/
3. https://www.hukumonline.com/klinik/a/mengenal-politik-hukum-di-indonesia-dan-
contohnya-lt62dfa4ffde6ea/#_ftn1
4. https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/moderat

Anda mungkin juga menyukai