C. Pembahasan
a. Pengertian Tata Negara
Hukum Tata Negara merupakan istilah yang berasal dari bahasa Belanda
Staatsrecht yang artinya adalah hukum Negara. Staats berarti negara-negara,
sedangkan recht berarti hukum. 1Tata Negara berarti sistem penataan negara yang
berisi ketentuan mengenai struktur kenegaraan dan mengenai substansi norma
kenegaraan. Dengan kata lain, Hukum Tata Negara merupakan cabang Ilmu Hukum
yang membahas mengenai tata struktur kenegaraan, mekanisme hubungan antar
struktur kenegaraan, serta mekanisme hubungan antara struktur negara dengan warga
negara.
Mengenai definisi hukum tata negara masih terdapat perbedaan pendapat di antara ahli
hukum tata negara. Berikut pengertian Hukum Tata Negara menurut beberapa ahli :
1. 2Cristian Van Vollenhoven Hukum Tata Negara mengatur semua masyarakat hukum
atasan dan masyarakat hukum bawahan menurut tingkatan-tingkatannya, yang masing-
1DennisaTrischa Aditya “Hukum Tata Negara Menurut Para Ahli Baik Diluar Negeri
Ataupun Di Indonesia” Osf Preprints | Jelaskan Istilah Dan Pengertian Hukum Tata
Negara Menurut Para Ahli Baik Diluar Ataupun Di Indonesia diakses pada tanggal 12
Septembeer 2021.
3. J. R. Stellinga Hukum Tata Negara adalah hukum yang mengatur wewenang dan
kewajiban alat-alat perlengkpan negara, mengatur hak dan kewajiban warga negara.
4. 3Kusumadi Pudjosewojo Hukum Tata Negara adalah hukum yang mengatur bentuk
negara dan bentuk pemerintahan, yang menunjukkan masyarakat hukum yang atasan
maupun yang bawahan, beserta tingkatan-tingkatannya yang selanjutannya
menegaskan wilayah dan lingkungan rakyat dari masyarakat-masyarakat hukum itu dan
akhirnya menunjukkan alat-alat perlengkapan yang memegang kekuasaan dari
masyarakat hukum itu, beserta susunan, wewenang, tingkatan imbangan dari dan
antara alat perlengkapan negara itu.
5. Moh. Kusnardi dan Harmaily Ibrahim Hukum Tata Negara dapat dirumuskan sebagai
sekumpulan peraturan hukum yang mengatur organisasi dari pada negara, hubungan
antar alat perlengkapan negara dalam garis vertikal dan horizontal, serta kedudukan
warga negara dan hak azasinya
3Putri Hasri Wahyuni. S “Hukum Tata Negara” OSF Preprints | UTS resume HTN
diakses pada 12 September 2021.
6. Paul Scholten Menurut Paul Scholten, Hukum Tata Negara itu tidak lain adalah het
recht dat regelt de staatsorganisatie, atau hukum yang mengatur tata organisasi
negara. Dengan rumusan demikian, Scholten hanya menekankan perbedaan antara
organisasi negara dari organisasi non-organisasi, seperti gereja dan lain-lain.
7. Van Der Pot Hukum Tata Negara adalah peratuaran-peraturan yang menentukan
badan-badan yang diperlakukan beserta kewenangannya masing-masing,
hubungannya satu sama lain, serta hubungannya dengan individu warga negara dan
kegiatannya. Dari beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa hukum
tata negara adalah hukum yang mengatur organisasi negara, hubungan alat
perlengkapan negara, susunan dan wewenang serta hak dan kewajiban warga negara.
Indonesia adalah negara kesatuan yang ber bentuk republik. Dalam mengatur
kehidupan berbangsa dan berne gara haruslah mempunyai kaidah-kaidah hukum yang
jelas dan tidak bertentangan dengan hukum tata negara. Dengan begitu sumber hu
kum tata negara Indonesia pada dasarnya adalah segala bentuk dan wujud peraturan
hukum tentang ketatanegaraan yang beresensi dan bereksistensi di Indonesia dalam
suatu sistem dan tata urutan yang telah diatur.
Pasal 1 Tap MPR Nomor III/MPR/2000 tentang Sumber Hukum dan Tata Urutan
Peraturan Perundang-undangan menentukan, bahwa :
(1) Sumber Hukum adalah sumber yang dijadikan bahan untuk menyusun peraturan
perundangan-undangan;
(2) Sumber Hukum terdiri atas sumber hukum tertulis dan sumber hukum tidak tertulis;
(3) Sumber hukum dasar nasional adalah:
(a) Pancasila sebagaimana tertulis dalam Pembukaan UUD 1945;
(b) Batang Tubuh UUD 1945 (Pasal-Pasal dalam UUD 1945).
5Sumber hukum materiil adalah Sumber hukum yang menen tukan isi hukum.
Sumber ini diperlukan ketika akan meyelidiki asal usul hukum dan menentukan isi
hukum. Misalnya, Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia yang
kemudian menjadi falsafah negara merupakan sumber hukum dalam arti materiil yang
tidak saja menjiwai bahkan dilaksanakan oleh setiap peraturan hukum. Karena
pancasila merupakan alat penguji untuk setiap peraturan hukum yang belaku, apakah ia
bertentangan atau tidak dengan pancasila, sehingga peraturan hukum yang
bertentangan dengan pancasila tidak boleh berlaku.
5Titik Triwulan Tutik, S.H., M.H. “KONSTRUKSI HUKUM TATA NEGARA INDONESIA
PASCA AMENDEMEN UUD 1945” Konstruksi Hukum Tata Negara Indonesia Pasca
Amandemen UUD 1945 - Dr. Titik Triwulan Tutik, S.H., M.H. - Google Books h.39
Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum juga mengandung
pengertian, bahwa semua sumber hukum yang berlaku di Indonesia (baik formal
maupun materiil) seluruhnya bersumber pada Pancasila. Menurut Tap. MPRS No.
XX/MPRS/1966, Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum mewujudkan
dirinya dalam: Pro klamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945; (2) Dekrit Presdien 5 Juli 9;
(3) UUD Proklamasi; dan (4) Supersemar 11 Maret 1966.
Ada beberapa alasan mengenai Pancasila sebagai sumber dari se gala sumber hukum
dalam arti materiil:
1. Pancasila merupakan isi dari sumber hukum;
2. Pancasila merupakan pandangan hidup dan falsafah negara;
3. Pancasila merupakan jiwa dari setiap peraturan yang dibuat, diberlakukan, segala
sesuatu peraturan perundang-undangan atau hukum apa pun yang bertentangan
dengan jiwa 'Pancasila' harus di cabut dan dinyatakan tidak berlaku.
6Sumber hukum formal adalah sumber hukum yang dikenal dalam bentuknya.
Karena bentuknya itulah sumber hukum formal diketahui dan ditaati sehingga hukum
berlaku umum. Selama belum mempu nyai bentuk, suatu hukum baru merupakan
perasaan hukum dalam masyarakat atau baru merupakan cita-cita hukum, oleh
karenanya be lum mempunyai kekuatan mengikat."
6Titik Triwulan Tutik, S.H., M.H. “KONSTRUKSI HUKUM TATA NEGARA INDONESIA
PASCA AMENDEMEN UUD 1945” Konstruksi Hukum Tata Negara Indonesia Pasca
Amandemen UUD 1945 - Dr. Titik Triwulan Tutik, S.H., M.H. - Google Books h.41
Menurut Philipus M. Hadjon," dalam sumber-sumber hukum dalam arti formal
diperhitungkan terutama bentuk tempat hukum itu dibuat menjadi positif oleh instansi
pemerintah yang berwenang'. mDengan kata lain, bentuk wadah sesuatu badan
pemerintah tertentu dapat menciptakan hukum.
a. Undang-undang
Pasal 7 Ayat (2) UU No. 10 Tahun 2004 menentukan bahwa per aturan daerah
meliputi: (1) Peraturan Daerah Provinsi yang dibuat oleh DPRD Provinsi bersama
gubernur; (2) Peraturan Daerah Kabupaten Kota yang dibuat oleh DPRD Kabupaten
bersama Bupati Wali Kota: dan (3) Peraturan Desa peraturan yang setingkat, dibuat
oleh badan perwakilan desa atau nama lainnya bersama dengan kepala desa atau
nama lainnya.
1) Undang-Undang Dasar (UUD)
Secara umum istilah UUD diartikan sebagai hukum dasar tertu lis, karena di
samping UUD ini berlaku juga hukum dasar yang tidak tertulis, yang merupakan sumber
hukum, misalnya kebiasaan-kebi asaan (konvensi), traktat dan sebagainya.
UUD adalah peraturan perundang-undangan yang tertinggi dalam suatu negara, yang
menjadi dasar segala peraturan perundang undangan. Dengan kata lain, badrva semua
pera Turan perundang-undangan harus tunduk pada Undang Undang Dasar atau tidak
boleh bertentangan dengan UUD.
Menurut Joeniarto :
UUD adalah suatu dokumen yang mengang yug aturan-atur an dan ketentuar
ketentuan ang poke atau dasar dansar mengenai ketatanegaraan daripada suatu
negara yang lazim kepadanya diberikan sifat lihur dan kekal dan apabila akan
mengadakan perubahan hanya boleh dilakukan dengan prosedur yang berat kalau
dibandingkan dengan cara pembuatan atau perubahan bentuk-bentuk peraturan dan
ketetapan lainnya.
Isi suatu UUD pada pokoknya menggambarkan cita-cita suatu bangsa, garis
besar, asas dan tujuan negara, pengaturan tata tertib pelbagai lembaga negara,
penyebutan hak-hak asasi manusia, peng atura tentang perundang-undangan dan
segala sesuatu yang bersifat pengaturan secara dasar, sehingga ia merupakan suatu
frame work of the nation.
Sebagai sumber hukum formal, UUD 1945 memiliki arti: Pertama, merupakan
hukum dasar tertulis yang mengatur masalah kenegaraan. Kedua, merupakan hukum
dasar bagi pengembangan peraturan, un dang-undang atau penetapan-penetapan
lainnya mengenai sesuatu khusus yang berkaitan dengan kepentingan negara dan
masyarakat harus berintikan pada UUD 1945 atau pasal-pasalnya. Oleh karena itu,
jelaslah bahwa UUD 1945 menjadi inti, sumber hukum-hukum lainnya. Dengan kata lain
UUD 1945 merupakan bentuk peraturan perundang-undangan yang tertinggi yang
memuat ketentuan-keten tuan pokok dan menjadi dasar serta sumber bagi semua
peraturan perundang-undangan bawahan dalam negara.
2) Ketetapan MPRS/MPR
Ketetapan MPR dibuat dan ditetapkan oleh MPR. Istilah Ketetapan dalam Tap.
MPR/MPRS sebenarnya tidak ada dalam UUD 1945. Istilah ini diambil MPRS pada
Sidang Pertama, dari bunyi Pasal 5 UUD 1945, di mana terdapat sumber hukum,
bahwa MPR ber wenang menetapkan UUD, GBHN, memilih presiden dan wapres dan
sebagainya. Kemudian oleh Ketetapan MPRS No. XX/MPRS/1966 dijadikan sebagai
salah satu bentuk peraturan perundang-undangan (sumber hukum).
Bentuk peraturan yang bernama ketetapan MPR ini untuk per tama kali keluar pada
tahun 1960, yaitu Ketetapan MPR Sementera: RI No. 1/MPRS/1960 tentang Manifesto
Polit RI sebagai GBHN.
3) Undang-undang (UU) atau Peraturan Pemerintah Pengganti Un dang-undang
(Perpu)
Bentuk peraturan lain yang juga merupakan sumber hukum yang sederajat
dengan Undang-Undang ialah Peraturan Pemerin tah Pengganti Undang-Undang
(Perpu). Sebenarnya dari namal dan badan yang menetapkannya, tingkat Perpu, ini
adalah di ba wah Undang-Undang. Tetapi karena bentuk peraturan ini dimak sud
7 Moh. Kusnardi S.H., Harmaily Ibrahim S.H. “TATA NEGARA INDONESIA” h. 46.
sebagai pengganti Undang-Undang, maka derajatnya sama dengan Undang-Undang.
Perpu, ini ditetapkan oleh Presiden dalam hal kegentingan yang memaksa, yang kalau
ditetapkan dalam ben. tuk Undang-Undang akan membutuhkan waktu yang cukup
lama, sedangkan keadaan yang genting itu harus segera dapat diatasi, sehingga
kepada Presiden diberikan hak untuk menetapkan Per aturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang, dengan syarat bah wa Presiden harus meminta persetujuan Dewan
Perwakilan Rakyat dalam sidang berikutnya. Kalau Dewan Perwakilan Rakyat menye
tujuinya maka Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang itu dijadikan Undang-
Undang. Sebaliknya kalau Dewan Perwakilan Rakyat menolaknya, maka Presiden
harus mencabut Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang tersebut. Hal ini
diatur da lam pasal 22 Undang-Undang Dasar 1945.
5. Keputusan Presiden
1.Asas Pancasila
8Asas pancasila adalah sumber hukum materil karena itu setiap pengaturan isi
peraturan perundangan tidak boleh bertentangan pada Pancasila dan bila terjadi maka
peraturan tersebut harus segera dicabut. Pancasila sebagai asas Hukum Tata Negara
bisa dilihat dari: Asas Ketuhanan Yang Maha Esa (Sila Ke-1). Asas Prikemanusiaan
(Sila Ke-2). Asas Kebangsaan (Sila Ke-3). Asas Kedaulatan Rakyat (Sila Ke-4) Asas
keadilan (Sila Ke-5)
8
Adinda Febrian Gumanti “Perkembangan Tata Urutan Peraturan Perundang -
Undangan Yang Pernah Ada” OSF Preprints | Tata peraturan perundang-undangan
yang pernah ada di indonesia h.6
Dalam Hukum Tata Negara pengertian kedaulatan bisa relatif, maksudnya bahwa
kedaulatan itu tidak hanya dikenal pada negara-negara yang memiliki kekuasaan penuh
keluar dan kedalam tapi juga dapat dikenakan kepada negara-negara yang
berhubungan pada sebuah perjanjian yang berbentuk traktat atau dalam bentuk
konfederasi atau federasi.kedaulatan tersebut tidak terpecah-pecah karena dalam suatu
negara hanya ada satu kekuassan yang teringgi. Kedaulatan rakyat adalah bahwa
rakyatlah yang memiliki wewenang yang tertinggi yang menentukan segala wewenang
dalam negara kedaulatan rakyat diwakilkan pada MPR, kekuasaan majelis itu nyata dan
ditentukan oleh UUD tapi oleh karena majelis merupakan sebuah badan yang besar
dan lamban sifatnya maka ia menyerahkan lagi kepada badan-badan yang ada
dibawahnya.
Yang dimaksud dengan Negara Hukum adalah Negara yang berdiri di atas hukum yang
menjamin keadilan pada warga Negaranya. Keadilan adalah syarat bagi tercapainya
kebahagiaan hidup untuk warga negaranya, dan sebagai dasar dari pada keadilan perlu
di ajarkan rasa susila pada setiap manusia supaya dia menjadi warga Negara yang
baik. Demikian pula peraturan hukum yang sebenarnya hanya ada bila peraturan
hukum itu mencerminkan keadilan bagi pergaulan hidup antar warga negaranya.
9Ruang lingkup Hukum Tata Negara dalam pembahasan ini adalah penyelidikan Hukum
Tata Negara dalam arti sempit menurut Logemen
9Drs. Abu Tamrin, SH. M.Hum Nur Habibi Ihya, SHI, MH “HUKUM TATA NEGARA”
BAB I (uinjkt.ac.id) h.29
D. Daftar Pustaka