DISUSUN OLEH :
ARIP PRAJA
02011282025142
Pengantar Hukum Indonesia A Indralaya
DOSEN PENGAMPU :
Wahyu Ernaningsih, S.H., M.Hum.
Hj. Indah Febriani, S.H., M.H.
Putu Samawati, S.H., M.H.
Theta Murty, S.H., M.H.
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
KAMPUS INDRALAYA
2021
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
Hukum konstitusi yang mengatur negara dalam keadaan istirahat berarti bukan
tentang keadaan sebenarnya dari suatu negara tertentu (sistem pemerintahan,
sistem pemilu, dll dari negara tertentu) tetapi lebih pada negara dalam arti yang
luas. Hukum negara membahas dalam arti yang abstrak.
2. Menurut Scholten
Hukum Tata Negara adalah hukum yang mengatur organisasi dari pada Negara.
Kesimpulannya, bahwa dalam organisasi negara itu telah dicakup bagaimana
kedudukan organ-organ dalam negara itu, hubungan, hak dan kewajiban, serta
tugasnya masing-masing.
3. Menurut Van der Pot
Hukum Tata Negara adalah peraturan-peraturan yang menentukan badan-badan
yang diperlukan serta wewenang masing-masing, hubungannya satu dengan yang
lain dan hubungan dengan individu yang lain.
4. Menurut Apeldoorn
Hukum Tata Negara dalam arti sempit yang sama artinya dengan istilah hukum
tata negara dalam arti sempit, adalah untuk membedakannya dengan hukum
negara dalam arti luas, yang meliputi hukum tata negara dan hukum administrasi
negara itu sendiri.
Dalam kerangka melakukan Studi Hukum Tata Negara, perlu diperjelas tentang
ruang lingkup kajiannya sehingga memberikan gambaran tentang bagian-bagian
mana yang perlu mendapatkan perhatian dalam rangka mempelajarinya.
Logemann dalam bukunya Het Staatrecht van Indonesie, het formele systeem
bahasan Hukum Tata Negara mencakup sebagai berikut.
2. Sumber hukum formil (Welbron) Sumber hukum formil→ terdiri atas empat
bagian yaitu :
a. Hukum tertulis → sumber b. Hukum tidak tertulis → HTN c. Yurisprudensi →
menurut d. Dokrin → teori e. Traktat → perjanjian sumber hukum material
adalah sumber yang menentukan isi hukum, artinya isi kaidah-kaidah HTN itu
tidak boleh menyimpang dari/atau bertentangan dengan sumber materialnya.
Bagi bangsa Indonesia, sumber hukum material itu ialah pembukaan UUD 1945
dimana tercantum Pancasila.
Sumber hukum formal adalah sumber dari mana kita dapat mengetahui apa yang
menjadi HTN itu, sumber hukum formal khususnya sumber hukum tertulisnya
dapat berbentuk atau dalam bentuk UUD, UU, Perpu, dan lain sebagainya
termasuk UU organik. Bagi Indonesia sumber hukum tertulis HTN disamping
ketiga sumber lainnya diatur dalam Ketetapan MPRSXX/MPRS/1996 dan diganti
Ketetapan MPR No. III Tahun 2000 dan selanjutnya diatur dalam UU No. 10
Tahun 2004.
HUKUM ADMINISTRASI NEGARA
3. Asas diskresi yaitu kebebasan dari seorang pejabat administrasi negara untuk
mengambil keputusan berdasarkan pendapatnya sendiri tetapi tidak bertentangan
dengan legalitas.
Pada mulanya, Hukum Administrasi Negara menjadi bagian dari Hukum Tata
Negara, tetapi karena perkembangan masyarakat dan studi hukum dimana ada
tuntutan akan munculnya kaidah-kaidah hukum baru dalam studi Hukum
Administrasi Negara maka lama kelamaan HAN menjadi lapangan studi sendiri,
terpisah bahkan mencakup masalah-masalah yang jauh lebih luas dari HTN.
Kecenderungan seperti ini tampak pula pada bagian-bagian tertentu dari HAN itu
sendiri, seperti kecenderungan Hukum Pajak yang cenderung untuk menjadi ilmu
yang mandiri, terlepas dari HAN. Dengan demikian, HAN merupakan bagian dari
hukum publik karena berisi peraturan yang berkaitan dengan masalah-masalah
umum.
Isi dan ruang lingkup Hukum Administarsi Negara menurut Van Vallen Hoven
dalam bukunya yang berjudul :Omtrek van het administratiefrecht, memberikan
skema tentang hukum administrasi Negara didalam kerangka hukum seluruhnya
sebagai berikut :
1. Pemerintah/Bestuur
2.Peradilan/Rechtopraak
3. Polisi/Politie
4. Hukum Perdata / Burgerlijk
b. Hukum Pidana/ Strafrecht
c. Hukum Administarsi Negara/ administratief recht yang meliputi :
Sumber hukum adalah segala sesuatu yang menimbulkan aturan hukum dan
ditentukan aturan hukum itu. 21 Sumber hukum dikenal dua macam yaitu :
1. Sumber Hukum Materiil Sumber hukum materiil adalah sumber hukum yang
menentukan isi aturan hukum itu, dan untuk menentukan isi hukum itu
dipengaruhi oleh banyak factor yaitu :
2. Sumber Hukum Formil Yaitu kaidah hukum dilihat dari segi bentuk, dengan
diberi suatu bentuk melalui suatu proses tertentu, maka kaidah itu akan berlaku
umum dan mengikat seluruh warga masyarakat dan ditaati oleh warga masyarakat.
22 Sumber hukum formil Hukum Administrasi Negara adalah :
a. Undang-undang
b. Kebiasaan/Praktek hukum administrasi Negara
c. c. Yurispudensi
d. d. Doktrin/pendapat para ahli a.d. a. Undang-undang Aturan-aturan Hukum
Administrasi Negara yang diatur dalam Undang-undang Dasar, dilaksanakan lebih
lanjut oleh undangundang. Seluruh peraturan-peraturan organic merupakan
Sumber Hukum Administrasi Negara. Jadi sumber hukum administrasi Negara
adalah sesuai dengan tata urutan/ hirarki peraturan perundang-undangan Republik
Indonesia, seperti tercantum dalam Undang-undang No. 10 tahun 2004, yaitu:
1. Tentang Kewarganegaraan
2. Tentang syarat-syarat Pembelaan Negara
3. Tentang Keuangan Negara
4. Tentang Pajak
5. Tentang Pengajaran
6. Tentang Pemerintah Daerah dan lain-lain. Yang memegang kekuasaan
membentuk Undang-undang adalah Dewan Perwakilan Rakyat ( Pasal 20 UUD
45). Materi Perpu sama dengan materi muatan Undang-Undang . Materi muatan
Peraturan Pemerintah adalah materi muatan untuk melaksanakan Undang-undang.
Materi muatan Peraturan Presiden berisi materi yang diperintahkan Undang-
undang atau melaksanakan Peraturan Pemerintah. Materi muatan Perda adalah
seluruh materi muatan dalam rangka penyelenggaraan otonomi daerah dan tugas
pembantuan dan menampung kondisi khusus daerah serta penjabaran lebih lanjut
peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi. 24 Materi muatan Peraturan
Desa/ Peraturan yang setingkat adalah seluruh materi dalam rangka
penyelenggaraan urusan desa atau setingkat serta penjabaran lebih lanjut Undang-
undang yang lebih tinggi. a.d.
Subyek hukum adalah substansi yang memiliki hak dan kewajiban yang berkaitan
dengan hubungan antara substansi dan kualitas.
1. Manusia
Manusia sejak lahir sampai meninggal baik seorang warga negara maupun bukan
warga negara (warga neraga asing) tanpa memperhitungkan kondisi sosial, budaya
dan agamanya menurut hukum bisa dianggap sebagai pendukung hak. Hal ini
relevan dengan konsekuensi penerapan hak asasi manusia.
Namun dalam Islam subyek hukum bukan hanya yang mempunyai hak atau
pendukung hak saja melainkan termasuk juga yang memikul kewajiban. Hal ini
didasarkan pada kenyataan bahwasanya perbuatan hukum yang dilaksanakan oleh
seorang subyek hukum adakalanya merupakan perbuatan yang berdasarkan hak
dan adakalnya perbuatan yang berdasarkan pada kewajiban.
3. Badan Hukum
Badan Hukum adalah suatu badan yang terdiri dari kumpulan orang yang diberi
status persoon oleh hukum sehingga mempunyai hak dan kewajiban.
Menurut Utrecht, Badan Hukum adalah perserikatan yang dilakukan oleh dua
orang atau lebih untuk melakukan suatu kegiatan sehingga menjadi pendukung
daripada hak.
Dijabarkan oleh Utrecht badan hukum sebagai pendukung hak diantaranya:
1. Pegawai Negeri
2. Jawatan publik, dinas yang berhubungan dengan publik serta badan usaha milik
negara atau daerah
3. Negara
BAB II
PERMASALAHAN
“Tadi disepakati Bamus [Badan Musyawarah] karena laju Covid-19 di DPR terus
bertambah maka penutupan masa sidang dipercepat,” katanya melalui pesan
instan, Senin (5/10/2020). Berdasarkan rencana awal, pengesahan Omnibus Law
menjadi UU dilakukan pada Kamis (8/10/2020). Akan tetapi DPR dan pemerintah
mempercepat. Baik proses pembahasan hingga legalitasnya. Menggunakan alasan
pandemi, penutupan masa sidang dipercepat. “Sehingga mulai besok tak ada
aktivitas lagi di DPR,” jelas Baidowi. Pemerintah sebelumnya berkali-kali
menyampaikan Omnibus Law dapat menjadi jawaban atas regulasi yang banyak
dan tumpang tindih di Indonesia. Dengan begitu, dapat meningkatkan investasi.
Sementara itu pihak pekerja menolak RUU ini. Alasannya tidak pro terhadap
kaum buruh.
BAB III
PEMBAHASAN
Lalu apa itu omnibus law yang jadi kontroversi dan ditolak mati-matian oleh
kalangan buruh dan apa isi RUU Cipta Kerja ( omnibus law itu apa)?
Secara terminologi, omnibus berasal dari Bahasa Latin yang berarti untuk
semuanya. Dalam konteks hukum, omnibus law adalah hukum yang bisa
mencakup untuk semua atau satu undang-undang yang mengatur banyak hal.
Dengan kata lain, omnibus law artinya metode atau konsep pembuatan regulasi
yang menggabungkan beberapa aturan yang substansi pengaturannya berbeda,
menjadi satu peraturan dalam satu payung hukum.
RUU Cipta Kerja hanya salah satu bagian dari omnibus law. Dalam omnibus law,
terdapat tiga RUU yang siap diundangkan, antara lain RUU tentang Cipta Kerja,
RUU tentang Ketentuan dan Fasilitas Perpajakan untuk Penguatan Perekonomian,
dan RUU tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan.
Namun demikian, Omnibus Law Cipta Kerja jadi RUU yang paling banyak jadi
sorotan publik. Selain dianggap banyak memuat pasal kontroversial, RUU Cipta
Kerja dinilai serikat buruh hanya mementingkan kepentingan investor.
Sementara itu, dikutip dari Naskah Akademik Omnibus Law RUU Cipta Kerja,
ada 11 klaster yang masuk dalam undang-undang ini antara lain Penyederhanaan
Perizinan, Persyaratan Investasi, Ketenagakerjaan, Kemudahan Berusaha,
Pemberdayaan dan Perlindungan UMKM, Dukungan Riset dan Inovasi,
Administrasi Pemerintahan, Pengenaan Sanksi, Pengadaan Lahan, Kemudahan
Investasi dan Proyek Pemerintah, serta Kawasan Ekonomi Khusus
RUU Cipta Kerja Tidak Menghilangkan Hak Cuti Di dalam Omnibus Law RUU
Cipta Kerja, pemerintah juga berencana menghapus skema pemutusan hubungan
kerja (PHK), dimana ada penghapusan mengenai hak pekerja mengajukan gugatan
ke lembaga perselisihan hubungan industrial. Sejumlah pasal dari RUU Omnibus
Law adalah dianggap serikat buruh akan merugikan posisi tawar pekerja. Salah
satu yang jadi sorotan yakni penghapusan skema upah minimum UMK yang
diganti dengan UMP yang bisa membuat upah pekerja lebih rendah. Lalu, buruh
juga mempersoalkan Pasal 79 yang menyatakan istirahat hanya 1 hari per minggu.
Ini artinya, kewajiban pengusaha memberikan waktu istirahat kepada pekerja atau
buruh makin berkurang dalam Omnibus Law RUU Cipta Kerja. Jika disahkan,
pemerintah dianggap memberikan legalitas bagi pengusaha yang selama ini
menerapkan jatah libur hanya sehari dalam sepekan. Sementara untuk libur dua
hari per minggu, dianggap sebagai kebijakan masing-masing perusahaan yang
tidak diatur pemerintah. Hal ini dinilai melemahkan posisi pekerja.
BAB IV
KESIMPULAN
Kesimpulan nya adalah, pemerintah telah mengesahkan RUU Cipta Kerja tersebut
dengan dalih untuk mempercepat laju pertumbuhan ekonomi yang kian makin
terpuruk karena dampak pandemi Covid-19. Seperti yang kita tau pandemi global
ini sudah menghantam sistem perekonomian dunia termasuk Indonesia.
Pemerintah tampaknya sudah tidak mendengar lagi aspirasi dari para masyarakat
yang terdampak seperti pedagang,buruh,pekerja dan sebagainya.