Anda di halaman 1dari 23

PENGANTAR HUKUM INDONESIA

HUKUM TATA NEGARA DAN ADMINISTRASI NEGARA

DISUSUN OLEH :
ARIP PRAJA
02011282025142
Pengantar Hukum Indonesia A Indralaya

DOSEN PENGAMPU :
Wahyu Ernaningsih, S.H., M.Hum.
Hj. Indah Febriani, S.H., M.H.
Putu Samawati, S.H., M.H.
Theta Murty, S.H., M.H.

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
KAMPUS INDRALAYA
2021
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

HUKUM TATA NEGARA

A.Definisi Hukum Tata Negara


Hukum Tata Negara adalah hukum yang mengatur negara, antara instansi dasar
lainnya, struktur kelembagaan, pembentukan lembaga-lembaga negara, hubungan
hukum (hak dan kewajiban) antara negara lembaga, wilayah dan warga negara.

Hukum konstitusi yang mengatur negara dalam keadaan istirahat berarti bukan
tentang keadaan sebenarnya dari suatu negara tertentu (sistem pemerintahan,
sistem pemilu, dll dari negara tertentu) tetapi lebih pada negara dalam arti yang
luas. Hukum negara membahas dalam arti yang abstrak.

Pengertian Hukum Tata Negara Menurut Para Ahli


Berikut ini terdapat beberapa pengertian hukum tata negara menurut para ahli,
terdiri atas:
1. Menurut Van Vollenhoven
Hukum Tata Negara adalah Hukum Tata Negara yang mengatur semua
masyarakat hukum atasan dan masyarakat Hukum bawahan menurut tingkatannya
dan dari masing-masing itu menentukan wilayah lingkungan masyarakatnya. dan
akhirnya menentukan badan-badan dan fungsinya masing-masing yang berkuasa
dalam lingkungan masyarakat hukum itu serta menentukan sususnan dan
wewenang badan-badan tersebut.

2. Menurut Scholten
Hukum Tata Negara adalah hukum yang mengatur organisasi dari pada Negara.
Kesimpulannya, bahwa dalam organisasi negara itu telah dicakup bagaimana
kedudukan organ-organ dalam negara itu, hubungan, hak dan kewajiban, serta
tugasnya masing-masing.
3. Menurut Van der Pot
Hukum Tata Negara adalah peraturan-peraturan yang menentukan badan-badan
yang diperlukan serta wewenang masing-masing, hubungannya satu dengan yang
lain dan hubungan dengan individu yang lain.

4. Menurut Apeldoorn
Hukum Tata Negara dalam arti sempit yang sama artinya dengan istilah hukum
tata negara dalam arti sempit, adalah untuk membedakannya dengan hukum
negara dalam arti luas, yang meliputi hukum tata negara dan hukum administrasi
negara itu sendiri.

5. Menurut Kusumadi Pudjosewojo


Hukum Tata Negara adalah hukum yang mengatur bentuk negara (kesatuan atau
federal), dan bentuk pemerintahan (kerajaan atau republik), yang menunjukan
masyarakat Hukum yang atasan maupunyang bawahan, beserta tingkatan-
tingkatannya (hierarchie), yang selanjutnya mengesahkan wilayah dan lingkungan
rakyat dari masyarakat-masyarakat hukum itu dan akhirnya menunjukan alat-alat
perlengkapan (yang memegang kekuasaan penguasa) dari masyarakat hukum
itu,beserta susunan (terdiri dari seorang atau sejumlah orang), wewenang,
tingkatan imbang dari dan antara alat perlengkapan itu.

B. KEDUDUKAN HUKUM TATA NEGARA DALAM PEMBAGIAN


ILMU HUKUM
Seperti telah kita ketahui bahwa Kedudukan Hukum Tata Negara dilihat
dari topangan keilmuan berada pada 2 kaki antara ilmu politik kenegaraan
dan ilmu hukum. Dilihat dari pembagian ilmu hukum dikategorikan sebagai
Hukum Publik. Hukum yang objek pengaturan negara dikenal dengan hukum
negara staatsreecht.
C. Ruang Lingkup dan Hubungan Hukum Tata Negara dengan Ilmu Politik
dan Ilmu-Ilmu Sosial lainnya

Dalam kerangka melakukan Studi Hukum Tata Negara, perlu diperjelas tentang
ruang lingkup kajiannya sehingga memberikan gambaran tentang bagian-bagian
mana yang perlu mendapatkan perhatian dalam rangka mempelajarinya.
Logemann dalam bukunya Het Staatrecht van Indonesie, het formele systeem
bahasan Hukum Tata Negara mencakup sebagai berikut.

1. Susunan dari jabatan (lembaga negara).


2. Penunjukan mengenai pejabat (Pimpinan lembaga negara).
3. Tugas dan kewajiban dari lembaga dan pimpinannya.
4. Kekuasaan dan kewenangan dari lembaga- lembaga negara.
5. Batas wewenang, dan tugas dari jabatan terhadap daerah dan yang dikuasainya.
6. Hubungan antar lembaga/jabatan.
7. Hubungan antara jabatan dan pejabat.
D. Subjek dan Objek Hukum HTN

1. Subjek Hukum Tata Negara


a. Lembaga Negara
MPR, DPR, DPD, BPK, DPA, MA, MK, dll.
b. Pejabat
Presiden, Menteri, Ketua / Anggota MPR, DPR, dll.
c. Warga
WNI dan WNA yang tinggal di wilayah Republik Indonesia.

2. Objek Hukum Tata Negara


a. Organisasi Negara, baik tingkat pusat maupun daerah
b. Struktur, tugas dan wewenang dari alat perlengkapan negara
c. Hubungan antar alat perlengkapan negara baik secara vertikal maupun
horizontal
d. Wilayah negara, sistem pemerintahannya
e. Kedudukan serta hak-haknya
f. Hubungan antara warga negara dengan pemerintah dan sebaliknya

E. Sumber Sumber Hukum Tata Negara

Sebelum kita membicarakan sumber-sumber HTN terlebih dahulu ada baiknya


kita membicarakan sumber hukum pada umumnya.
Hukum itu oleh orang awam digambarkan secara deskriptif yang sama diartikan
sebagai peraturan perundang-undangan. Jadi segala sesuatu yang harus ditaati itu
adalah hukum. Pandangan-pandangan orang awam tersebut tidak salah. Kalau kita
lihat dari Sistematika Hukum dibagi 2 yaitu :
1. Hukum yang tertulis, yaitu kaidah hukum yang dibuat oleh badan yang
berwenang yang lazimnya disebut Peraturan Perundang-undangan.
2. Hukum yang tidak tertulis yaitu kebiasaan-kebiasaan ketatanegaraan.
Kalau kita kaitkan dengan sumber-sumber hukum ternyata tidak sederhana itu
karena orang dapat melihat dari berbagai macam segi yaitu sumber hukum
materiel dan sumber hukum formil
. - Sumber hukum materiel (Isi) yaitu dilihat dari segi filsafat; segi histories
sosiologis dan segi yuridis. - Sumber hukum formil (bentuk) yaitu peraturan
perundangundangan yang berlaku (hukum positif) Sumber HTN dapat dibagi atas
dua sumber hukum yaitu :
1. Sumber hukum material (Kenborn)

2. Sumber hukum formil (Welbron) Sumber hukum formil→ terdiri atas empat
bagian yaitu :
a. Hukum tertulis → sumber b. Hukum tidak tertulis → HTN c. Yurisprudensi →
menurut d. Dokrin → teori e. Traktat → perjanjian sumber hukum material
adalah sumber yang menentukan isi hukum, artinya isi kaidah-kaidah HTN itu
tidak boleh menyimpang dari/atau bertentangan dengan sumber materialnya.
Bagi bangsa Indonesia, sumber hukum material itu ialah pembukaan UUD 1945
dimana tercantum Pancasila.

Sumber hukum formal adalah sumber dari mana kita dapat mengetahui apa yang
menjadi HTN itu, sumber hukum formal khususnya sumber hukum tertulisnya
dapat berbentuk atau dalam bentuk UUD, UU, Perpu, dan lain sebagainya
termasuk UU organik. Bagi Indonesia sumber hukum tertulis HTN disamping
ketiga sumber lainnya diatur dalam Ketetapan MPRSXX/MPRS/1996 dan diganti
Ketetapan MPR No. III Tahun 2000 dan selanjutnya diatur dalam UU No. 10
Tahun 2004.
HUKUM ADMINISTRASI NEGARA

A. Definisi Hukum Administrasi Negara

Pendefinisian hukum administrasi negara sangat sulit dilakukan mengingat


banyaknya pihak yang satu sama lain mengungkapkan pendapatnya mengenai
definisi dari hukum administrasi negara. Namun sebagai pedoman dan
penambahan wawasan, pada artikel kali ini perlu disimak beberapa pendapat dari
para ahli mengenai definisi dari hukum administrasi negara, meliputi :

1. Open Hein mengatakan bahwa hukum administrasi negara merupakan


penggabungan dari ketentuan-ketentuan yang berlaku yang terikat pada badan-
badan tinggi maupun rendah.

2. J.H.P. Beltefroid mengatakan hukum administrasi negara adalah seluruh


aturan yang mengatur bagaimana alat dan badan pemerintahan hendak memenuhi
tugasnya.

3. Logemann mengatakan hukum administrasi negara adalah seperangkat norma-


norma yang berhubungan dngan pejabat administrasi negara melakukan tugasnya
dengan cara khusus.

4. De La Bascecoir Anan mengatakan hukum administrasi negara adalah


serangkaian aturan yang menjadikan suatu negara berfungsi yang mengatur
hubungan antara warga negaranya dengan pemeritahan.

5. L.J. Van Apeldoorn mengatakan hukum administrasi negara adalah aturan


yang seharusnya diperlihatkan oleh penguasa negara.

Dalam menjalankan fungsinya, hukum administrasi negara menganut beberapa


asas-asas tertentu. Asas-asas Hukum Administrasi Negara tersebut, meliputi:
1. Asas yuridikitas (rechtmatingheid) merupakan setiap tindakan pejabat
administrasi negara tidak boleh melanggar hukum (harus sesuai dengan rasa
keadilan dan kepatutan).

2. Asas legalitas (wetmatingheid) Mengingat Indonesia adalah negara hukum,


maka asas legalitas adalah hal yang paling utama dalam setiap tindakan
pemerintah. Yang dimaksut dengan asas legalitas ialah setiap tindakan pejabat
administrasi negara harus ada dasar hukumnya (ada peraturan dasar yang
melandasinya).

3. Asas diskresi yaitu kebebasan dari seorang pejabat administrasi negara untuk
mengambil keputusan berdasarkan pendapatnya sendiri tetapi tidak bertentangan
dengan legalitas.

B. Kedudukan Hukum Administrasi Negara Dalam Tata Hukum Indonesia

Pada mulanya, Hukum Administrasi Negara menjadi bagian dari Hukum Tata
Negara, tetapi karena perkembangan masyarakat dan studi hukum dimana ada
tuntutan akan munculnya kaidah-kaidah hukum baru dalam studi Hukum
Administrasi Negara maka lama kelamaan HAN menjadi lapangan studi sendiri,
terpisah bahkan mencakup masalah-masalah yang jauh lebih luas dari HTN.
Kecenderungan seperti ini tampak pula pada bagian-bagian tertentu dari HAN itu
sendiri, seperti kecenderungan Hukum Pajak yang cenderung untuk menjadi ilmu
yang mandiri, terlepas dari HAN. Dengan demikian, HAN merupakan bagian dari
hukum publik karena berisi peraturan yang berkaitan dengan masalah-masalah
umum.

Kepentingan umum yang dimaksud adalah kepentingan nasional, masyarakat dan


negara. Kepentingan umum harus lebih didahulukan daripada kepentingan
individu, golongan dan kepentingan daerah dengan pengertian bahwa kepentingan
perseorangan harus dilindungi secara seimbang, sehingga pada akhirnya akan
tercapai tujuan negara dan pemerintahan seperti tertera dengan jelas dalam
pembukaan UUD 1945.

Pemerintah adalah pengurus dari pada Negara, pengurus Negara adalah


keseluruhan dari jabatan-jabatan didalam suatu Negara yang mempunyai tugas
dan wewenang politik Negara dan pemerintahan. Apa yang dijalanakan oleh
pemerintah adalah tugas Negara dan merupakan tanggung jawab dari pada alat-
alat pemerintahan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Hukum
Administarsi Negara adalah Hukum mengenai Pemerintah/Eksekutif didalam
kedudukannya, tugas-tuganya, fungsi dan wewenangnya sebagai Administrator
Negara.

C. Ruang Lingkup Hukum Administrasi Negara

Isi dan ruang lingkup Hukum Administarsi Negara menurut Van Vallen Hoven
dalam bukunya yang berjudul :Omtrek van het administratiefrecht, memberikan
skema tentang hukum administrasi Negara didalam kerangka hukum seluruhnya
sebagai berikut :

a. Hukum Tata Negara/Staatsrecht meliputi :

1. Pemerintah/Bestuur
2.Peradilan/Rechtopraak
3. Polisi/Politie
4. Hukum Perdata / Burgerlijk
b. Hukum Pidana/ Strafrecht
c. Hukum Administarsi Negara/ administratief recht yang meliputi :

1. Hukum Pemerintah / Bestuur recht

2. Hukum Peradilan yang meliputi : a. Hukum Acara Pidana b. Hukum Acara


Perdata c. Hukum Peradilan Administrasi Negara
3. Hukum Kepolisian
4. Hukum Proses Perundang-undangan / Regelaarsrecht. Pendapat Van Vallen
Hoven ini dikenal dengan “ Residu Theori”.

D. Sumber Hukum Administrasi Negara

Sumber hukum adalah segala sesuatu yang menimbulkan aturan hukum dan
ditentukan aturan hukum itu. 21 Sumber hukum dikenal dua macam yaitu :

1. Sumber Hukum Materiil Sumber hukum materiil adalah sumber hukum yang
menentukan isi aturan hukum itu, dan untuk menentukan isi hukum itu
dipengaruhi oleh banyak factor yaitu :

a. Sejarah, yaitu undang-undang/ peraturan-peraturan masa lalu yang dianggap


baik dapat dijadikan bahan untuk membuat undang-undang dan dapat
diberlakukan sebagai hukum positif.
b. Faktor Soiologis Yaitu seluruh masyarakat dan lembaga-lembaga yang ada
didalam masyarakat. Kegiatan-kegiatan yang terjadi didalam masyarakat dapat
dijadikan bahan untuk membuat hukum dengan kata lain sesuai dengan perasaan
hukum masyarakat misalnya keadaan dan pandangan masyarakat dalam social,
ekonomi, budaya, agama dan psikologis.
c. Fakotor Filosofis. Yaitu ukuran untuk menentukan aturan itu bersifat adil atau
tidak dan sejauhmana aturan itu ditaati oleh warga masyarakat atau mengapa
masyarakat mentaati aturan itu.

2. Sumber Hukum Formil Yaitu kaidah hukum dilihat dari segi bentuk, dengan
diberi suatu bentuk melalui suatu proses tertentu, maka kaidah itu akan berlaku
umum dan mengikat seluruh warga masyarakat dan ditaati oleh warga masyarakat.
22 Sumber hukum formil Hukum Administrasi Negara adalah :

a. Undang-undang
b. Kebiasaan/Praktek hukum administrasi Negara
c. c. Yurispudensi
d. d. Doktrin/pendapat para ahli a.d. a. Undang-undang Aturan-aturan Hukum
Administrasi Negara yang diatur dalam Undang-undang Dasar, dilaksanakan lebih
lanjut oleh undangundang. Seluruh peraturan-peraturan organic merupakan
Sumber Hukum Administrasi Negara. Jadi sumber hukum administrasi Negara
adalah sesuai dengan tata urutan/ hirarki peraturan perundang-undangan Republik
Indonesia, seperti tercantum dalam Undang-undang No. 10 tahun 2004, yaitu:

a. UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945


b. Undang-Undang/ Peraturan Pemerintah Pengganti UndangUndang
c. Peraturan Pemerintah
d. Peraturan Presiden
e. Peraturan Daerah 1. Perda Provinsi 2 Perda Kabupaten / Kota 3. Perdes /
Peraturan yang setingkat 23 Undang-undang sebagai sumber hukum dibentuk
dengan cara-cara tertentu oleh pejabat yang berwenang/legislator. Menurut
Undang-Undang Dasar 1945 banyak masalah-masalah yang akan diatur dengan
Undang-Undang, misalnya :

1. Tentang Kewarganegaraan
2. Tentang syarat-syarat Pembelaan Negara
3. Tentang Keuangan Negara
4. Tentang Pajak
5. Tentang Pengajaran
6. Tentang Pemerintah Daerah dan lain-lain. Yang memegang kekuasaan
membentuk Undang-undang adalah Dewan Perwakilan Rakyat ( Pasal 20 UUD
45). Materi Perpu sama dengan materi muatan Undang-Undang . Materi muatan
Peraturan Pemerintah adalah materi muatan untuk melaksanakan Undang-undang.
Materi muatan Peraturan Presiden berisi materi yang diperintahkan Undang-
undang atau melaksanakan Peraturan Pemerintah. Materi muatan Perda adalah
seluruh materi muatan dalam rangka penyelenggaraan otonomi daerah dan tugas
pembantuan dan menampung kondisi khusus daerah serta penjabaran lebih lanjut
peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi. 24 Materi muatan Peraturan
Desa/ Peraturan yang setingkat adalah seluruh materi dalam rangka
penyelenggaraan urusan desa atau setingkat serta penjabaran lebih lanjut Undang-
undang yang lebih tinggi. a.d.

b. Kebiasaan/praktek Hukum Administrasi Negara. Alat administrasi Negara


dapat mengeluarkan kebijakan-kebijakan untuk menyelesaikan persoalan-
persoalan konkrit yang terjadi diluar dari Undang-undang. Dalam mengeluarkan
Keputusankeputusan merupakan praktek administrasi Negara dalam rangka
kepentingan umum. Alat administrasi Negara dapat bertindak cepat
menyelesaikan suatu masalah untuk kepentingan umum tanpa adanya suatu
undang-undang. a.d.
c. Yurisprudensi Yaitu keputusan hukum yang sudah mempunyai kekuatan
hukum yang tetap dapat menjadi sumber hukum administrasi Negara, Terutama
Keputusan Hakim Peradilan Tata Usaha Negara. a.d. d. Doktrin Pendapat para
ahli terutama teori-teori yang baru mengenai pelaksanaan hukum administrasi
Negara dapat dijadikan sumber hukum administrasi Negara. 25 Pendapar para
ahli yang merupakan hasil pemikiran dan penulisan diterima oleh masyarakat dan
dijadikan dasar bagi untuk membuat kebijakan-kebijakan bagi administrasi
negara.

E.Subjek dan Objek Hukum Administrasi Negara

Subyek hukum adalah substansi yang memiliki hak dan kewajiban yang berkaitan
dengan hubungan antara substansi dan kualitas.

Dalam menjalankan perbuatan hukum subyek hukum memiliki dua wewenang


yaitu: Pertama, wewenang untuk mempunyai hak (rechtsbevoegdheid)
dan Kedua,wewenang untuk melakukan (menjalankan) perbuatan hukum dan
faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Uraian Subyek Hukum:

1.     Manusia
Manusia sejak lahir sampai meninggal baik seorang warga negara maupun bukan
warga negara (warga neraga asing) tanpa memperhitungkan kondisi sosial, budaya
dan agamanya menurut hukum bisa dianggap sebagai pendukung hak. Hal ini
relevan dengan konsekuensi penerapan hak asasi manusia.
Namun dalam Islam subyek hukum bukan hanya yang mempunyai hak atau
pendukung hak saja melainkan termasuk juga yang memikul kewajiban. Hal ini
didasarkan pada kenyataan bahwasanya perbuatan hukum yang dilaksanakan oleh
seorang subyek hukum adakalanya merupakan perbuatan yang berdasarkan hak
dan adakalnya perbuatan yang berdasarkan pada kewajiban.

3.      Badan Hukum
Badan Hukum adalah suatu badan yang terdiri dari kumpulan orang yang diberi
status persoon oleh hukum sehingga mempunyai hak dan kewajiban.
Menurut Utrecht, Badan Hukum adalah perserikatan yang dilakukan oleh dua
orang atau lebih untuk melakukan suatu kegiatan sehingga menjadi pendukung
daripada hak.
Dijabarkan oleh Utrecht badan hukum sebagai pendukung hak diantaranya:

a.       Perhimpunan yang dibentuk dengan sengaja berdasarkan sukarela (tanpa


paksaan) oleh orang yang berkeinginan memperkuat ekonomi mereka,
memelihara kebudayaan, mengurus permasalahan sosial dan berbagai hal yang
lain. Contohnya adalah Perseroan Terbatas (PT), Perusahaan Negara (PN), dan
Koperasi.

b.     Organisasi sosial kemasyarakatan, contohnya berupa Yayasan.


Badan hukum tidak serta merta memperoleh status sebagai subyek hukum namun
melalui proses pendaftaran hingga pengesahan.
Perbedaan badan hukum dengan manusia sebagai pembawa hak adalah badan
hukum tidak dapat melakukan perkawinan, tidak dapat diberi hukuman penjara
tetapi badan hukum dimungkinkan dibubarkan.

Keberadaan Hukum Administrasi Negara adalah terkait dengan aparatur


pemerintah sebagai bagian dari alat administrasi negara. Terkait dengan hal
tersebut maka subyek hukum dalam lapangan Hukum Administrasi Negara
adalah:

1.  Pegawai Negeri

2. Jawatan publik, dinas yang berhubungan dengan publik serta badan usaha milik
negara atau daerah

3.   Negara
BAB II

PERMASALAHAN

HUKUM TATA NEGARA

“DIPERCEPATNYA PENGESAHAN OMNIBUSLAW DIKALA SEDANG


TERJADI PANDEMI,SENGSARA ATAU BAHAGIA?”

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat


mempercepat pengesahan Rancangan Undang-Undang (RUU) Omnibus Law
Cipta Kerja. Wakil Ketua Badan Legislasi Dewan Perwakilan Rakyat (DPR),
Achmad Baidowi mengatakan bahwa penyebaran Covid-19 jadi alasan.

 “Tadi disepakati Bamus [Badan Musyawarah] karena laju Covid-19 di DPR terus
bertambah maka penutupan masa sidang dipercepat,” katanya melalui pesan
instan, Senin (5/10/2020).   Berdasarkan rencana awal, pengesahan Omnibus Law
menjadi UU dilakukan pada Kamis (8/10/2020). Akan tetapi DPR dan pemerintah
mempercepat. Baik proses pembahasan hingga legalitasnya. Menggunakan alasan
pandemi, penutupan masa sidang dipercepat. “Sehingga mulai besok tak ada
aktivitas lagi di DPR,” jelas Baidowi.   Pemerintah sebelumnya berkali-kali
menyampaikan Omnibus Law dapat menjadi jawaban atas regulasi yang banyak
dan tumpang tindih di Indonesia. Dengan begitu, dapat meningkatkan investasi.  
Sementara itu pihak pekerja menolak RUU ini. Alasannya tidak pro terhadap
kaum buruh.
BAB III

PEMBAHASAN

Lalu apa itu omnibus law yang jadi kontroversi dan ditolak mati-matian oleh
kalangan buruh dan apa isi RUU Cipta Kerja ( omnibus law itu apa)?

Secara terminologi, omnibus berasal dari Bahasa Latin yang berarti untuk
semuanya. Dalam konteks hukum, omnibus law adalah hukum yang bisa
mencakup untuk semua atau satu undang-undang yang mengatur banyak hal.
Dengan kata lain, omnibus law artinya metode atau konsep pembuatan regulasi
yang menggabungkan beberapa aturan yang substansi pengaturannya berbeda,
menjadi satu peraturan dalam satu payung hukum.

RUU Cipta Kerja hanya salah satu bagian dari omnibus law. Dalam omnibus law,
terdapat tiga RUU yang siap diundangkan, antara lain RUU tentang Cipta Kerja,
RUU tentang Ketentuan dan Fasilitas Perpajakan untuk Penguatan Perekonomian,
dan RUU tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan.

Namun demikian, Omnibus Law Cipta Kerja jadi RUU yang paling banyak jadi
sorotan publik. Selain dianggap banyak memuat pasal kontroversial, RUU Cipta
Kerja dinilai serikat buruh hanya mementingkan kepentingan investor.

Secara substansi, RUU Cipta Kerja adalah paket Omnibus Law yang dampaknya


paling berpengaruh pada masyarakat luas, terutama jutaan pekerja di Indonesia.
Hal ini yang membuat banyak serikat buruh mati-matian menolak RUU Cipta
Kerja.

Sementara itu, dikutip dari Naskah Akademik Omnibus Law RUU Cipta Kerja,
ada 11 klaster yang masuk dalam undang-undang ini antara lain Penyederhanaan
Perizinan, Persyaratan Investasi, Ketenagakerjaan, Kemudahan Berusaha,
Pemberdayaan dan Perlindungan UMKM, Dukungan Riset dan Inovasi,
Administrasi Pemerintahan, Pengenaan Sanksi, Pengadaan Lahan, Kemudahan
Investasi dan Proyek Pemerintah, serta Kawasan Ekonomi Khusus

Pasal kontroversial Banyaknya UU yang tumpang tindih di Indonesia ini yang


coba diselesaikan lewat Omnibus Law. Salah satunya sektor ketenagakerjaan. Jika
disahkan, RUU Cipta Kerja akan merevisi sejumlah pasal di UU Nomor 13 Tahun
2003 tentang Ketenagakerjaan. Di sektor ketenagakerjaan, pemerintah berencana
menghapuskan, mengubah, dan menambahkan pasal terkait dengan UU
Ketenagakerjaan. Contohnya, pemerintah berencana mengubah skema pemberian
uang penghargaan kepada pekerja yang terkena PHK. Besaran uang penghargaan
ditentukan berdasarkan lama karyawan bekerja di satu perusahaan. Namun, jika
dibandingkan aturan yang berlaku saat ini, UU Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan, skema pemberian uang penghargaan Omnibus Law RUU Cipta
Kerja justru mengalami penyusutan.

RUU Cipta Kerja Tidak Menghilangkan Hak Cuti Di dalam Omnibus Law RUU
Cipta Kerja, pemerintah juga berencana menghapus skema pemutusan hubungan
kerja (PHK), dimana ada penghapusan mengenai hak pekerja mengajukan gugatan
ke lembaga perselisihan hubungan industrial. Sejumlah pasal dari RUU Omnibus
Law adalah dianggap serikat buruh akan merugikan posisi tawar pekerja. Salah
satu yang jadi sorotan yakni penghapusan skema upah minimum UMK yang
diganti dengan UMP yang bisa membuat upah pekerja lebih rendah. Lalu, buruh
juga mempersoalkan Pasal 79 yang menyatakan istirahat hanya 1 hari per minggu.

Ini artinya, kewajiban pengusaha memberikan waktu istirahat kepada pekerja atau
buruh makin berkurang dalam Omnibus Law RUU Cipta Kerja. Jika disahkan,
pemerintah dianggap memberikan legalitas bagi pengusaha yang selama ini
menerapkan jatah libur hanya sehari dalam sepekan. Sementara untuk libur dua
hari per minggu, dianggap sebagai kebijakan masing-masing perusahaan yang
tidak diatur pemerintah. Hal ini dinilai melemahkan posisi pekerja.
BAB IV

KESIMPULAN

Kesimpulan nya adalah, pemerintah telah mengesahkan RUU Cipta Kerja tersebut
dengan dalih untuk mempercepat laju pertumbuhan ekonomi yang kian makin
terpuruk karena dampak pandemi Covid-19. Seperti yang kita tau pandemi global
ini sudah menghantam sistem perekonomian dunia termasuk Indonesia.
Pemerintah tampaknya sudah tidak mendengar lagi aspirasi dari para masyarakat
yang terdampak seperti pedagang,buruh,pekerja dan sebagainya.

Mengingat pengesahan RUU menjadi UU tersebut malah dipercepat seharusnya


disahkan pada tanggal 8 Oktober 2020 namun nyatanya disahkan pada tanggal 5
Oktober 2020,walaupun banyak mengalami penolakan dari beberapa elemen
termasuk dari mahasiswa namun pemerintah tetap bersikokoh tidak
memikirkannya kembali.

Seharusnya pemerintah mengutamakan kesehatan rakyat terlebih dahulu daripada


mengutamakan kepentingan investor diatas segalanya. Pemerintah dianggap sudah
mencederai Demokrasi karena tidak menyerap aspirasi dari para rakyat yang
tersakiti.

Nampaknya perjuangan buruh,rakyat,mahasiswa yang menolak berujung sia-


sia,semoga langkah yang diambil oleh pemerintah adalah langkah yang tepat
untuk kemakmuran dan kesejahteraan rakyat Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

 Pengertian Hukum Tata Negara Created By : DosenPendidikan.Com | 2014


32 Pengertian Hukum Tata Negara Menurut Para Ahli dalam Buku
(dosenpendidikan.co.id)

 Sumber gambar HTN https://images.app.goo.gl/astyK1XB4BP4yLSS6

 Kedudukan HTN Almuchtar,Suwarma “Konsep Dasar Hukum Tata Negara”


PKNI4206-M1-LPK-A5 (ut.ac.id)

 Sumber HTN Syamsumardian,Lisda HUKUM TATA NEGARA


(univpancasila.ac.id)

 Pengertian dan Asas HAN https://fh.untirta.ac.id/hukum-administrasi-negara/


© 2020 Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Fakultas Hukum

 Kedudukan HAN Kedudukan Hukum Administrasi Negara Dalam Tata


Hukum Indonesia – suduthukum.com

 Ruang Lingkup HAN Ragawino,Bewa http://pustaka.unpad.ac.id/wp-


content/uploads/2009/05/hukum_administrasi_negara.pdf

 Subjek Objek HAN Daftar Pustaka: Jeddawi, Murtir. 2012. Hukum


Administrasi Negara. Yogyakarta: Total Media.

 BAB 2 permasalahan "Pengesahan Omnibus Law Dipercepat, Pandemi Jadi


Alasan",https://ekonomi.bisnis.com/read/20201005/9/1300830/pengesahan-
omnibus-law-dipercepat-pandemi-corona-jadi-alasan. Author: Jaffry Prabu
Prakoso

 Pembahasan BAB 3 Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul


"Mengenal Apa Itu Omnibus Law RUU Cipta Kerja dan Isi Lengkapnya",
Klik untuk
baca: https://money.kompas.com/read/2020/10/05/102200626/mengenal-apa-
itu-omnibus-law-ruu-cipta-kerja-dan-isi-lengkapnya?page=all.
Penulis:MuhammadIdris
Editor:MuhammadIdris
Editor : Hadijah Alaydrus

Anda mungkin juga menyukai