DISUSUN OLEH :
ILMU HUKUM
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
2021
A. PENGERTIAN LINGKUP KAJIAN ,DAN HUBUNGAN TATA NEGARA
DENGAN ILMU LAINNYA.
Hukum tata negara adalah hukum yang mengatur semua masyarakat hukum
atasan dan bawahan menurut tingkatannya, dan menentukan organ-
organ/lembaga-lembaga dalam masyarakat hukum bersangkutan, dan
menentukan susunan dan wewenang organ-organ/lembaga-lembaga yang
dimaksud.
Sedangkan menurut Paul Scholten, "Hukum tata negara adalah hukum yang
mengatur tata organisasi negara."
Pada dasarnya yang menjadi obyek kajian dri ilmu hukum tata negara ialah
negara. Negara dipandang dari sifatnya atau pengertiannya yang konkrit. Artinya
bahwa obyek kajianya terikat pada tempat, waktu n dan keadaatertentu. Hukum
tata negara ialah salah satu cabang dari ilmu hukum yang mengkaji tentang
struktur kenegaraan, tatanan, mekanisme hubungan antara struktur lembaga serta
mekanisme hubungan antara struktur negara dan warga negara.
Hubungan antara Hukum Tata Negara dengan ilmu politik misalnya. Jika
Hukum Tata Negara mempelajari struktur dan kewenangan yang ada
dalam suatu negara dalam aspek hukum. Sama halnya dengan Ilmu
politik namun dalam konteks politik .
Sumber hukum tata negara indonesia tidaklah berbeda dengan sumber hukum
tata negara yang secara umumnya. Dalam hukum tata negara di Indonesia juga
bersumber pada sumber hukum materiil, formiil, konvensi dan traktat. Berikut akan
dijelaskan apa yang ada didalam sumber hukum tersebut di Indonesia. yaitu sebagai
berikut :
1. Sumber Materiil
2. Sumber Formil
Sumber Formil hukum di Indonesia yaitu UUD 1945. UUD 1945 Sebagai
Hukum Dasar Tertulis yang Merupakan Bentuk Peraturan Perundang-undangan
Tertinggi yang Menjadi Dasar dan Sumber (Formil) Bagi Semua Peraturan
Perundang-undangan yang Mengatur Ketatanegaraan Indonesia seperti yang telah
tercantum dalam Ketetapan MPR No. III/2000 Pasal 3, Serta UU. No. 12 Tahun
2011 Pasal 3. Bentuk & Tata Urutan Perundangan Sebagai Bagian Dari Sumber
Formil Htn Indonesia (UU. No. 12 tahun 2011 pasal 7) yaitu antara lain sebagai
berikut :
Van Der Velden berpendapat Asas hukum adalah tipe putusan tertentu yang
dapat digunakan sebagai tolok ukur untuk menilai situasi atau digunakan sebagai
pedoman berperilaku. Asas hukum didasarkan atas satu nilai atau lebih yang
menentukan situasi yang bernilai yang harus direalisasi.
1. Asas Pancasila
“ Negara berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa yang adil dan beradab”.
Negara menjamin adanya kebebasan beragama dan tetap memelihara
kemanusian yang adail dan beradab.
D. SEJARAH KETATANEGARAAN
Pada tanggal 18 Agustus 1950, UUDS 1950 dinyatakan berlaku, UUDS 1950
ini sangat berbeda dengan UUDS 1945 hasil proklamasi terutama sistem pemerintahan
yang parlementer, kepada pemerintahan di pimpin oleh Perdana Menteri. Dengan
Dekrit presiden 5 Juli 1959 berlakulah kembali UUD 1945. Dasar hukum Dekrit ini
ialah Saat snoodrecht. Dibawah UUD 1945 ini untuk pertama kali dilaksanakan
pemilihan umum
Adanya keinginan dari pihak yang diperintah atau yang memerintah dengan
harapan untuk menjamin rakyatnya dengan menentukan bentuk suatu sistem
ketatanegaraan tertentu;
Adanya keinginan dari pembentuk negara yang baru untuk menjamin tata
cara penyelenggaraan ketatanegaraan;
Adanya keinginan untuk menjamin kerja sama yang efektif antar negara
bagian.
2. -Tujuan Konstitusi
3. -Fungsi Konstitusi
Wilayah Tertentu
Dari keempat unsur untuk berdirinya suatu negara ini belumlah cukup menjamin
terlaksananya fungsi kenegaraan dan pemerintahan yang berdaulat suatu bangsa jika
belum ada hukum dasar yang mengaturnya. Hukum dasar yang dimaksud adalah
sebuah konstitusi atau Undang-Undang Dasar.
5. -Nilai-Nilai Konstitusi.
Nilai Normatif, yaitu suatu konstitusi yang resmi diterima oleh suatu bangsa
dan bagi mereka konstitusi itu tidak hanya berlaku dalam arti hukum (legal),
tetapi juga nyata berlaku dalam masyarakat dalam arti berlaku efektif dan
dilaksanakan secara murni dan konsekuen.
Nilai Nominal, yaitu suatu konstitusi yang menurut hukum berlaku, tetapi
tidak sempurna. Ketidaksempurnaan itu disebabkan pasal-pasal tertentu tidak
berlaku / tidak seluruh pasal-pasal yang terdapat dalam UUD itu berlaku bagi
seluruh wilayah negara.
Nilai Semantik, yaitu suatu konstitusi yang berlaku hanya untuk kepentingan
penguasa saja. Dalam memobilisasi kekuasaan, penguasa menggunakan
konstitusi sebagai alat untuk melaksanakan kekuasaan politik.
6. - Jenis-Jenis/Macam-Macam Konstitusi.
Konstitusi tertulis (documentary constitution / written constitution), yaitu
aturan- aturan pokok dasar negara, bangunan negara dan tata negara, demikian
juga aturan dasar lainnya yang mengatur perikehidupan suatu bangsa di dalam
persekutuan hukum negara.
Konstitusi tidak tertulis (konvensi/ non-documentary constitution / unwritten
constitution), yaitu berupa kebiasaan ketatanegaraan yang memiliki syarat,
diakui dan dipergunakan berulang-ulang dalam praktik penyelenggaraan
negara, tidak bertentangan dengan Undang-Undang Dasar maupun Undang-
Undang dan yang sejajar dengannya, serta diterima oleh rakyat negara.