Anda di halaman 1dari 9

RESUME HUKUM TATA NEGARA

DISUSUN OLEH :

ACHMAD DHALTA TRIANANDA


NIM. A1012201120

ILMU HUKUM
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
2021
A. PENGERTIAN LINGKUP KAJIAN ,DAN HUBUNGAN TATA NEGARA
DENGAN ILMU LAINNYA.

1. Pengertian Hukum Tata Negara.

Hukum tata negara adalah hukum yang mengatur semua masyarakat hukum
atasan dan bawahan menurut tingkatannya, dan menentukan organ-
organ/lembaga-lembaga dalam masyarakat hukum bersangkutan, dan
menentukan susunan dan wewenang organ-organ/lembaga-lembaga yang
dimaksud.

Sedangkan menurut Paul Scholten, "Hukum tata negara adalah hukum yang
mengatur tata organisasi negara."

2. Ruang linkup Kajian Hukum TataNegara.

Pada dasarnya yang menjadi obyek kajian dri ilmu hukum tata negara ialah
negara. Negara dipandang dari sifatnya atau pengertiannya yang konkrit. Artinya
bahwa obyek kajianya terikat pada tempat, waktu n dan keadaatertentu. Hukum
tata negara ialah salah satu cabang dari ilmu hukum yang mengkaji tentang
struktur kenegaraan, tatanan, mekanisme hubungan antara struktur lembaga serta
mekanisme hubungan antara struktur negara dan warga negara.

3. Hubungan Hukum tataNegara Dengan Ilmu lainnya.

Hukum TataNegara sangat erat kaitannya dengan hukum yang lainnya.


Seperti hukum pidana hukum perdata dan Hukum Administrasi negara dan
hukum yang lainya. Kerena yang di pelajari Hukum tata cakupannya sangat luas
berkaitan dengan struktur dan kewenangan kepada lembaga- lembaga yang ada di
Indonesia baik itu Eksekutif, Legislatif dan Yudikatif. Sebutlah misalnya
eksekutif yang terdiri dari Presiden jaran Mentri dan meliputi pejabat Daerah
Begitu pun Legislatif ada MPR, DPR dan DPD. Dalam Hal Yudikatif ada
Mahkamah Konstitusi dan Mahkamah Agung serta peradilan
 Hubungan Tata negara dengan Hukum Administrasi Negara. Dimana
dalam hukum tata mempelajari kewenangan lembaga negara, sedangkan
Hukum administrasi negara bagaimana mengimplementasikan
kewenangan tersebut.

 Hubungan Tata Negara dengan hukum Hukum internasional meskipun


ada beberapa yang membedakan antara Hukum Hukum Tata negara
dengan hukum Internasional.namun keterlibatan diplomasi pemerintah
keluar Negari dalam hal ini diwakili oleh eksekutif kementerian dalam
negara yang merupakan kajian Dari Hukum Tata Negara dapat
mempengaruhi kebijakan dalam negeri.

 Hubungan antara Hukum Tata Negara dengan ilmu politik misalnya. Jika
Hukum Tata Negara mempelajari struktur dan kewenangan yang ada
dalam suatu negara dalam aspek hukum. Sama halnya dengan Ilmu
politik namun dalam konteks politik .

B. SUMBER HUKUM TATA NEGARA

Sumber hukum tata negara indonesia tidaklah berbeda dengan sumber hukum
tata negara yang secara umumnya. Dalam hukum tata negara di Indonesia juga
bersumber pada sumber hukum materiil, formiil, konvensi dan traktat. Berikut akan
dijelaskan apa yang ada didalam sumber hukum tersebut di Indonesia. yaitu sebagai
berikut :

1. Sumber Materiil

Seperti yang di ketahui bersama segala sesuatu yang ada di Indonesia


haruslah berasal dan bersumber dari pancasila. Pancasila adalah sumber hukum
materiil bagi semua hukum yang ada di Indonesia. Begitu juga dengan sumber
hukum tata negara Indonesia. Nilai-nilai Pancasila Menjadi Inspirasi sekaligus
Bahan (Materi) dalam Menyusun Semua Peraturan Hukum Tatanegara. Pancasila
juga sekaligus sebagai Alat Penguji Setiap Peraturan Hukum Tatanegara yang
Berlaku, Apakah Bertentangan atau Tidak dengan Nilai-nilai Pancasila seperti
yang tercantum di dalam ketetapan MPR No. III/2000 Pasal 1, 2, 3, Serta UU.
No. 12 Tahun 2012 Pasal 2.

2. Sumber Formil

Sumber Formil hukum di Indonesia yaitu UUD 1945. UUD 1945 Sebagai
Hukum Dasar Tertulis yang Merupakan Bentuk Peraturan Perundang-undangan
Tertinggi yang Menjadi Dasar dan Sumber (Formil) Bagi Semua Peraturan
Perundang-undangan yang Mengatur Ketatanegaraan Indonesia seperti yang telah
tercantum dalam Ketetapan MPR No. III/2000 Pasal 3, Serta UU. No. 12 Tahun
2011 Pasal 3. Bentuk & Tata Urutan Perundangan Sebagai Bagian Dari Sumber
Formil Htn Indonesia (UU. No. 12 tahun 2011 pasal 7) yaitu antara lain sebagai
berikut :

 Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945)


 Ketetapan MPR (TAP MPR)
 Undang-Undang (UU)/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
Undang (PERPU).
 Peraturan Pemerintah (PP).
 Peraturan Presiden (PERPRES).
 Peraturan Daerah (PERDA).
o PERDA provinsi
o PERDA Kota/Kabupaten
o Peraturan Des

C. ASAS-ASAS HUKUM TATA NEGARA.

Van Der Velden berpendapat Asas hukum adalah tipe putusan tertentu yang
dapat digunakan sebagai tolok ukur untuk menilai situasi atau digunakan sebagai
pedoman berperilaku. Asas hukum didasarkan atas satu nilai atau lebih yang
menentukan situasi yang bernilai yang harus direalisasi.

1. Asas Pancasila

Bangsa Indonesia telah menetapkan falsafah/asas dasar Negara adalah


Pancasila yang artinya setiap tindakan/perbuatan baik tindakan
pemerintahmaupun perbuatan rakyat harus sesuai dengan ajaran Pancasila.
Dalam bidang hukum Pancasila merupakan sumber hukum materiil, sehingga
setiap isi peraturan perundang-undangan tidak boleh bertentangan dengan sila-
sila yang terkandung dalam Pancasila.Undang-Undang Dasar 1945 merupakan
landasan Konstitusional daripada Negara Republik Indonesia. Perubahan
Undang-Undang Dasar 1945 mengandung empat pokok-pokokpikiran yang
merupakan cita-cita hukum Bangsa Indonesia yang mendasari hukum dasar
Negara baik hukum yang tertulis dan hukum tidak tertulis.

2. Pokok pikiran kedua adalah :

“ Negara hendak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat”.


Istilah Keadilan Sosial merupakan masalah yang selalu dibicarakan dan tidak
pernah selesai, namun dalam bernegara semua manusia Indonesia mempunyai
hak dan kewajiban yang sama dalam segala bidang terutama yang menyangkut
hukum positif. Penciptaan keadilan sosial pada dasarnya bukan semata-mata
tanggung jawab Negara akan tetapi juga masyarakat, kelompok masyarakat
bahkan perseorangan.

3. Pokok pikiran ketiga adalah :

“ Negara yang berkedaulatan rakyat “


Pernyataan ini menunjukkan bahwa dalam Negara Indonesia yang berdaulat
adalah rakyat atau Kedaultan ada ditangan rakyat. Dalam pelaksanaan kedaulatan
rakyat ini melallui musyawarah oleh wakil-wakil rakyat.

4. Pokok pikiran keempat

“ Negara berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa yang adil dan beradab”.
Negara menjamin adanya kebebasan beragama dan tetap memelihara
kemanusian yang adail dan beradab.

D. SEJARAH KETATANEGARAAN

Sejarah ketatanegaraan di Indonesia dapat dibagi menjadi beberapa periode,


yaitu periode pra kemerdekaan dan periode pasca kemerdekaan dan reformasi. Sistem
ketatanegaraan dan pemerintahan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kerajaan
Belanda adalah menggunakan asas dekonsentrasi. Dan pada masa pendudukan Jepang
paham militeristik menjadi model bagi pengaturan sistem ketatanegaraan di Indonesia.

Pada tanggal 18 Agustus 1950, UUDS 1950 dinyatakan berlaku, UUDS 1950
ini sangat berbeda dengan UUDS 1945 hasil proklamasi terutama sistem pemerintahan
yang parlementer, kepada pemerintahan di pimpin oleh Perdana Menteri. Dengan
Dekrit presiden 5 Juli 1959 berlakulah kembali UUD 1945. Dasar hukum Dekrit ini
ialah Saat snoodrecht. Dibawah UUD 1945 ini untuk pertama kali dilaksanakan
pemilihan umum

Pada era reformasi usaha untuk menjadikan UUD 1945 mendorong


terbentuknya negara hukum yang demokratis dan UUD 1945 belum pernah diubah.

E. KONSTITUSI SEBAGAI OBJEK KAJIAN HUKUM TATANEGARA.

Menurut Sir Kenneth Clinton Wheare, konstitusi adalah keseluruhan system


ketatanegaraaan suatu negara yang berupa kumpulan peraturan yang membentuk
mengatur /memerintah dalam pemerintahan suatu negara.

1. Motif Timbuknya konstitusi

Menurut Lord Bryce, terdapat empat motif timbulnya konstitusi :

 Adanya keinginan anggota warga negara untuk menjamin hak-haknya yang


mungkin terancam dan sekaligus membatasi tindakan-tindakan penguasa;

 Adanya keinginan dari pihak yang diperintah atau yang memerintah dengan
harapan untuk menjamin rakyatnya dengan menentukan bentuk suatu sistem
ketatanegaraan tertentu;
 Adanya keinginan dari pembentuk negara yang baru untuk menjamin tata
cara penyelenggaraan ketatanegaraan;

 Adanya keinginan untuk menjamin kerja sama yang efektif antar negara
bagian.

2. -Tujuan Konstitusi

 Mengawasi serta membatasi kekuasaan penguasa agar tidak bertindak


semena-mena dengan kekuasaannya.

 Menjaga dan Melindungi Hak Asasi Manusia .

 Menjadi Pedoman penyelenggaraan negara.

Secara garis besar konstitusi bertujuan untuk membatasi tindakan sewenang-


wenang pemerintah, menjamin hak-hak pihak yang diperintah (rakyat) dan
menetapkan pelaksanaan kekuasaan yang berdaulat. Sehingga pada hakekatnya
tujuan konstitusi merupakan perwujudan paham tentang konstitusionalisme yang
berarti pembatasan terhadap kekuasaan pemerintah di satu pihak dan jaminan
terhadap hak-hak warga Negara maupun setiap penduduk di pihak lain.

3. -Fungsi Konstitusi

Fungsi pokok konstitusi adalah membatasi kekuasaan pemerintah sedemikian


rupa sehingga penyelenggaraan kekuasaan tidak bersifat sewenang-wenang.
Pemerintah sebagai suatu kumpulan kegiatan yang diselenggarakan oleh dan atas
nama rakyat, terkait oleh beberapa pembatasan dalam konstitusi negara sehigga
menjamin bahwa kekuasaan yang dipergunakan untuk memerintah itu tidak
disalahgunakan. Dengan demikian diharapkan hak-hak warganegara akan terlindungi.

4. -Pentingnya Kontitusi Dalam Negri


Konsekuensi logis dari kenyataan bahwa tanpa konstitusi negara tidak mungkin
terbentuk, maka konstitusi menempati posisi yang sangat krusial (penting) dalam
kehidupan ketatanegaraan suatu negara. Negara dan konstitusi merupakan lembaga
yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain. Eksistensi suatu negara, baru riel
ada jika telah memenuhi empat unsur, yaitu:

 Memenuhi unsur pemerintahan yang berdaulat,

 Wilayah Tertentu

 Rakyat yang hidup teratur sebagai suatu bangsa (nation), dan

 Pengakuan dari negara-negara lain.

Dari keempat unsur untuk berdirinya suatu negara ini belumlah cukup menjamin
terlaksananya fungsi kenegaraan dan pemerintahan yang berdaulat suatu bangsa jika
belum ada hukum dasar yang mengaturnya. Hukum dasar yang dimaksud adalah
sebuah konstitusi atau Undang-Undang Dasar.

5. -Nilai-Nilai Konstitusi.

 Nilai Normatif, yaitu suatu konstitusi yang resmi diterima oleh suatu bangsa
dan bagi mereka konstitusi itu tidak hanya berlaku dalam arti hukum (legal),
tetapi juga nyata berlaku dalam masyarakat dalam arti berlaku efektif dan
dilaksanakan secara murni dan konsekuen.

 Nilai Nominal, yaitu suatu konstitusi yang menurut hukum berlaku, tetapi
tidak sempurna. Ketidaksempurnaan itu disebabkan pasal-pasal tertentu tidak
berlaku / tidak seluruh pasal-pasal yang terdapat dalam UUD itu berlaku bagi
seluruh wilayah negara.

 Nilai Semantik, yaitu suatu konstitusi yang berlaku hanya untuk kepentingan
penguasa saja. Dalam memobilisasi kekuasaan, penguasa menggunakan
konstitusi sebagai alat untuk melaksanakan kekuasaan politik.

6. - Jenis-Jenis/Macam-Macam Konstitusi.
 Konstitusi tertulis (documentary constitution / written constitution), yaitu
aturan- aturan pokok dasar negara, bangunan negara dan tata negara, demikian
juga aturan dasar lainnya yang mengatur perikehidupan suatu bangsa di dalam
persekutuan hukum negara.
 Konstitusi tidak tertulis (konvensi/ non-documentary constitution / unwritten
constitution), yaitu berupa kebiasaan ketatanegaraan yang memiliki syarat,
diakui dan dipergunakan berulang-ulang dalam praktik penyelenggaraan
negara, tidak bertentangan dengan Undang-Undang Dasar maupun Undang-
Undang dan yang sejajar dengannya, serta diterima oleh rakyat negara.

 Konstitusi politik, yaitu konstitusi yang berisi tentang norma-norma dalam


penyelenggaraan negara, hubungan rakyat dengan pemerintah, dan hubungan
antar lembaga negara.

 Konstitusi Sosial, yaitu konstitusi yang mengandung cita-cita sosial bangsa,


rumusan filosofis negara, sistem sosial, sistem ekonomi, dan sistem politik
yang ingin dikembangkan bangsa itu.

 Fleksibel / Luwes, apabila konstitusi tersebut memungkinkan untuk berubah


sesuai dengan perkembangan.

 Rigid / Kaku apabila konstitusi tersebut sulit untuk diubah.

Anda mungkin juga menyukai