Kelas A-1
PERTEMUAN 1 | 23.02.2022
Dr. Rosa Ristawati
081330099911
Pengantar
Nilai ujian mengukur lemah kuatnya argumen dan originalitas jawaban mahasiswa.
Jawaban ujian perlu menyebutkan dasar konstitusionalitasnya, peraturan teknis/pelaksana,
menjelaskan dasar hukum, baru masuk dalam argumen.
Menggunakan opini ahli dan teori-teori untuk memperkuat argumen, tidak hanya
menggunakan bahan PPT.
PERTEMUAN 2 | 24.02.2022
Dr. M. Syaiful Aris, S.H., M.H., LL.M
Kata Kunci:
Konstitusi, Hukum dasar, Hukum tertinggi, Lembaga negara, HAM, Bentuk negara,
Kedaulatan negara hukum, Pemisahan kekuasaan
Substansi materi:
• Konstitusi adalah obyek Hukum Tata Negara. UUD NRI 1945 adalah hukum dasar
sekaligus hukum tertinggi dalam sistem hukum nasional Indonesia.
Peristilahan Konstitusi
• Jerman; Grund Gezets • Belanda; Grond Wet
• Inggris; Constitution • Indonesia; Undang-Undang Dasar
Definisi Konstitusi
• Menurut Black Law’s Dictionary; konstitusi adalah hukum dasar dari suatu negara, baik
dalam bentuk tertulis maupun tidak tertulis, yang menegakkan karakter dan konsep
pemerintahannya, meletakkan prinsip dasar yang sesuai untuk kehidupan internal
masyarakat, mengatur pemerintah, dan juga mengatur, membagi, dan membatasi fungsi
berbagai departemen negara, serta merumuskan luas dan cara penyelenggaraan kekuasaan
yang berdaulat.
Konstitusi sebagai sumber utama HTN dan peraturan perundang-undangan yang
• dilihat dari materi muatan konstitusi karena mengatur hal mendasar dan pokok tentang
pemerintahan suatu negara; serta
• dilihat dari fungsi konstitusi.
Hierarki
1. Pancasila (dasar negara)
2. Pembukaan UUD (Grund Norm; norma dasar)
3. Isi UUD dan TAP MPR (Grund Gezets; aturan dasar)
4. UU (Formele Gezets; aturan yang dibentuk secara demokratis)
5. Peraturan Pelaksana/Delegated Legislation (Automous Zatsungens; aturan pelaksana)
Belaku asas preferensi lex superiori derogat legi lex inferiori
PERTEMUAN 3 | 02.03.2022
Haidar Adam, S.H., LL.M
BPUPKI dibentuk oleh Jepang dengan tujuan utama merumuskan konstitusi. Terdapat
panitia kecil dalam BPUPKI yang membuat rangkuman pikiran-pikiran tokoh mengenai dasar
pemikiran filosofis untuk berdirinya negara. Sebelum terjadi transfer kekuasaan, Jepang
dibom Amerika sehingga Jepang menyerah tanpa syarat. Hal tersebut menyebabkan
kekosongan kekuasaan di Hindia Belanda. Setelah mendapat dorongan dari golongan muda
maka tokoh-tokoh nasional memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17
Agustus 1945.
Konvensi ketatanegaraan adalah praktik-praktik yang mengatur ketatanegaraan oleh
praktisi politik. Perubahan sistem pemerintahan presidensiil menjadi parlementer tercantum
dalam konvensi ketatanegaraan, yaitu maklumat pemerintah. Lalu, Belanda tidak mengakui
kemerdekaan negara Indonesia jika bentuk negaranya bukan negara serikat. Oleh karena itu
Indonesia pernah menjadi negara federal dengan konstitusinya adalah UUD RIS, namun
karena tidak sesuai dengan keinginan elit politik maka Indonesia kembali menjadi negara
kesatuan dengan menggunakan UUD Sementara sebagai konstitusinya. Presiden Soekarno
mengeluarkan Dekrit Presiden untuk memberlakukan kembali UUD 1945 karena kondisi
Indonesia yang tidak stabil dan Konstituante yang gagal menyusun UUD baru.
UUD 1945 digunakan kembali dalam Era Orde Lama sampai Era Orde Baru, namun
disalahgunakan oleh Presiden Soeharto sehingga pada Era Reformasi dilakukan amandemen
pada UUD 1945 menjadi UUD NRI 1945 yang telah diamandemen sebanyak 4 (empat) kali.
DISKUSI
1. Sistematika 3. Jaminan perlindungan HAM
2. Konsep pembagian kekuasaan negara 4. Mekanisme perubahan
Breakout Room 1: UUD 1945 (https://docs.google.com/document/d/
1fbSEAQduZEpQVn03tTo5S6nCBFJmIzp4ndrLemCis2w/edit#)
PERTEMUAN 4 | 09.03.2022
Zendy Wulan WP., S.H., LL.M
Tutorial 1: Pendalaman “UUD NRI Tahun 1945: Kedudukan, Materi Muatan, Prinsip
Dasar”
Breakout Room 5: https://docs.google.com/document/d/
1c1XJkGhKJmqRdv1_dxSJ8qHSDZCQD3zbx2Aq2blNG2c/edit
PERTEMUAN 5 | 10.03.2022
Dr. Radian Salman, S.H., LL.M
PERTEMUAN 6 | 16.03.2022
Zendy Wulan WP., S.H., LL.M
Konsep Konstitusi
• Constitution dalam bahasa Inggris berasal dari bahasa Latin constitut yang bermakna
“established, appointed” yang berasal dari kata kerja constituere; con berarti “together”
dan statuere bermakna “set up”
• Menurut Hanna Fenichel Pitkin dalam “The Idea of Constitution”, Konstitusi sebagai
pendirian (set up) atau penetapan (enactment), maka yang harus di ’constitute’ (ditetapkan)
adalah bersifat lasting, inclusive, principled, and fundamental.
• Menurut M. Laica Marzuki, Konstitusi adalah permakluman tertinggi yang menetapkan
hal-hal mengenai antara lain pemegang kedaulatan tertinggi, struktur negara, bentuk
negara, bentuk pemerintahan, kekuasaan legislatif, kekuasaan peradilan dan pelbagai
lembaga negara serta hak-hak rakyat.”
• Menurut Giovani Sartori dalam “Constitutionalism: A Preliminary Discussion”, Konstitusi
adalah kumpulan aturan-aturan hukum yang ditetapkan oleh pemegang kedaulatan.
Isi Konstitusi
• Peta Kekuasaan • Norma
• Alokasi Kekuasaan • Regulasi atau Peraturan
• Prinsip-Prinsip Kekuasaan • Hubungan Organ
Menurut Sartori, Konstitusi bertujuan untuk mengekang kekuasaan yang sewenang-wenang
Konstitusionalisme
• Menurut Charles Howard Mac Iwan, esensi gagasan awal hingga kontemporer
konstitusionalisme tetap, yaitu pembatasan pemerintahan oleh hukum.
“Konstitusionalisme memiliki satu kualitas esensial: Ini adalah batasan hukum
pemerintah; itu adalah antitesis dari aturan yang sewenang-wenang; kebalikannya
adalah pemerintahan despotik; pemerintahan kehendak bukan hukum. Yang paling
kuno, yang paling gigih dan yang paling abadi dari esensi konstitusionalisme sejati
masih tetap, seperti yang hampir sejak awal, pembatasan pemerintahan oleh hukum”
• Menurut Thomas Paine, Konstitusi bukanlah tindakan Pemerintah, tetapi orang-orang yang
membentuk Pemerintah; dan Pemerintah tanpa Konstitusi adalah kekuasaan tanpa hak.
Konstitusi adalah sesuatu yang mendahului pemerintahan; dan pemerintah hanyalah
makhluk Konstitusi.
Menunjukkan konstitusi itu mendahului (antecedent) kekuasaan pemerintahan,
maka konstitusi mengatur kekuasaaan di mana rakyat akan berkomitmen atas
pemerintahan dan dalam pelaksanaan kekuasaan tersebut dibatasi oleh aturan yang telah
ditetapkan terlebih dahulu tersebut.
Makna mendahului (antecedent) dari konstitusi bukan secara faktual karena
proses, tetapi sifatnya yang fundamental dan menjadi dasar dan sekaligus tidak bisa
diubah atau digantikan dengan cara-cara seperti pembuatan perundang-undangan biasa.
Karena posisinya yang mendahului, maka makna “constituting“ (menetapkan,
mendirikan) membawa konsekuensi “superior in character to the acts of any
government” (unggul dalam karakter terhadap tindakan pemerintah manapun).
Elemen Konstitusionalisme
Menurut Louis Henkin
• Pemerintahan berdasarkan konstitusi • Pemerintahan yang dibatasi berkaitan
• Pemisahan kekuasaan dengan hak-hak dasar
• Kedaulatan rakyat dan pemerintah yang • Kontrol atas kepolisian
demokratis • Kontrol sipil atas militer
• Uji konstitusionalitas (constitutional • Ti a d a n y a k e k u a s a a n y a n g d a p a t
review) menghalangi pelaksanaan konstitusi baik
• Kekuasaan kehakiman yang merdeka seluruhnya atau sebagian
UUD NRI 1945
Pasal 1
(1) Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan, yang berbentuk Republik.
(2) Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar.
(3) Negara Indonesia adalah negara hukum.
Paham konstitusionalisme tidak disebutkan secara eksplisit dalam UUD NRI 1945, namun
terkandung dalam Pasal 1 Ayat (2) dan Ayat (3).
Negara Hukum
• Konsep Negara Hukum dapat dilacak pertama-tama pada Yunani Kuno (ancient Greek)
• Konsep ini berkaitan dengan pertanyaan dasar; apa yang akan menjadi bentuk
pemerintahan terbaik: diperintah oleh manusia yang berarti orang-orang terbaik seperti
seorang filsuf, atau diperintah oleh hukum yang awalnya dianggap sebagai pilihan terbaik.
• Plato menyatakan bahwa pemerintah harus terikat oleh hukum karena di mana hukum
tunduk pada beberapa otoritas dan tidak memiliki otoritas sendiri, runtuhnya negara tidak
jauh; tetapi jika hukum adalah penguasa pemerintah dan pemerintah adalah budaknya,
maka situasi penuh janji dan manusia menikmati semua berkat yang dicurahkan Tuhan
kepada negara.
Unsur Rechtstaat
• Pemerintahan berdasarkan UU (Asas Legalitas)
- sebagai landasan bertindak bagi penguasa, setiap tindakan penguasa harus didasarkan
kepada hukum (konstitusi); supremasi hukum (konstitusi).
- sebagai sarana menguji/mengukur keabsahan (konstitusionalitas) tindakan penguasa;
kekuasaan yang satu dibatasi oleh kekuasaan yang lain (power limits power).
• Pembagian Kekuasaan Negara
- kekuasaan di dalam negara hukum harus didistribusikan (tidak boleh dipegang oleh
satu orang atau satu lembaga secara absolut).
- harus ada check-and-balance antar kekuasaan.
• Pengakuan dan Perlindungan Hak-Hak Dasar (Fundamental Rights)
- Konstitusi dan UU harus menjamin adanya perlindungan hukum bagi rakyat oleh
penguasa.
- Jaminan hak.
• Peradilan Administrasi
- Setiap tindak pemerintahan yang melanggar kebebasan individu, melahirkan hak
untuk menggugat di muka peradilan (Peradilan Tata Usaha Negara).
Rule of Law
• Lahir di Inggris (Anglo American/Common Law System) yang berwatak evolusioner
dengan karakter yudisiil.
• Konsep ini bertumpu pada pemikiran Albert Venn Dicey, dalam bukunya “Introduction to
the Study of the Law of the Constitution (1885)”
• Dicey tidak mendefinisikan “The Rule Of Law”, tetapi mendeskripsikan karakter/unsurnya
Meski terdapat perbedaan latar belakang, sifat dan unsur dari Rechtsstaat dan Rule of
Law, keduanya pada dasarnya menekankan pada perlindungan HAM. Dibandingkan dengan
Negara Hukum Klasik (Ancient Greek), maka negara hukum modern lebih menekankan pada
pembatasan kekuasaan (limitation).
Persamaan Hukum dalam Pasal 28D Ayat (1) UUD NRI 1945
Indonesia lebih condong pada Rechtstaat daripada Rule of Law karena (1) menganut Civil
Law System yang sama dengan rechtstaat, (2) kedaulatan terletak pada tangan rakyat yang
dilaksanakan dalam aturan hukum, tidak pada supremasi hukum
Relasi Konsep
• Otoritarian Government
Market ⇄ State ⇄ Society
• Good Governance
State → Society → Market → State (Sinergi)
1. Kekuasaan presiden sebelum dan seudah amandemen UUD 1945, peruabahan diharapkan
menegaskan paham konstitusionalisme seperti dalam pembatasan kekuasaan, terutama
kekuasaan Presiden. Lalu bandingkan dengan gagasan konstitusionalisme.
2. Negara Hukum tidak hanya mendasarkan atau identik dengan Kekuasaan Kehakiman saja
3. -
PERTEMUAN 7 | 17.03.2022
Dr. Sukardi, S.H., M.H
Demokrasi dan Hak Asasi Manusia dalam UUD
Mengapa munculnya demokrasi erat hubungannya dengan negara hukum?
Negara Hukum (Rechtstaat)
Demokrasi lahir dari pemberontakan rakyat terhadap negara otoriter/absolut. Dalam
demokrasi, kedaulatan berada pada tangan rakyat sehingga rakyat menjadi pembatas
kekuasaan negara yang melahirkan kebebasan rakyat, dan negara menjadi Penjaga Malam
(Liberal democratische rechtstaat).
Dalam kebebasan tersebut muncul kompetisi “semua melawan semua” yang
melahirkan pemenang-pemenang yang kemudian menjadi raja-raja kecil atau pengusaha-
pengusaha kaya (individual). Kemudian rakyat protes dan muncul Asas Kebersamaan, negara
menjadi Sosial democratische rechtstaat yang mana negara harus memberikan kebahagiaan
sebesar-besarnya pada rakyat, terutama yang tidak mampu dengan memberi subsidi.
Negara kehabisan SDA dan uang, para pengusaha swasta sebelumnya menawarkan
diri untuk ikut serta dalam pembangunan negara sehingga negara menjadi Liberale en
democratische rechtstaat. Rakyat tetap diperhatikan dengan subsidi, namun terdapat
batasannya. Negara yang demikian kemudian disebut dengan Good Governance. Tuntutan
rakyat untuk kesejahteraan tetap (sosial), dan pasar terbuka bebas (liberal).
Rule of Law
Ketika Kerajaan Inggris akan bangkrut karena revolusi Inggris di Perancis, maka Raja
memanggil para bangsawan dan konglomerat untuk menanyakan alasan mereka tidak mau
membayar upeti. Lalu mereka mau membayar kembali namun minta untuk diikutsertakan
dalam pengambilan keputusan negara sehingga terbentuklah parlemen. Parlemen
menimbulkan sistem demokrasi perwakilan. Jika demokrasi perwakilan didominasi oleh para
liberalis maka menjadi demokrasi formal. Pada abad 20 dan 21, rakyat minta keterlibatan
dalam parlemen sehingga timbul demokrasi partisipasi sebab tanpa kontrol rakyat maka
parlemen memiliki kelompok tersendiri yang mementingkan kepentingan golongan.
Demokrasi
• Istilah demokrasi berasal dari Bahasa Yunani demos, yang berarti rakyat dan kratein berarti
pemerintahan. Dengan demikian demokrasi berarti sistem kekuasaan yang berada di tangan
rakyat.
• Menurut Abraham Lincoln, Demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan
untuk rakyat.
• Menurut Ciced (1999), Demokrasi dipandang sebagai kerangka berpikir dlm melakukan
pengaturan urusan umum atas dasar prinsip dari, oleh, dan untuk rakyat diterima baik
sebagai ide, norma, dan sistem sosial maupun sebagai wawasan, sikap, dan perilaku
individual yg secara konstektual diwujudkan, dipelihara dan dikembangkan.
Dimensi Demokrasi
- Filosofis; sebagai ide, norma,
- Sosiologis; sebagai sistem sosial
- Psikologis; sebagai wawasan, sikap dan perilaku dalam hidup bermasyarakat
Macam Demokrasi
berdasarkan Cara Penyaluran Kehendak Rakyat
• Demokrasi Langsung
Demokrasi langsung adalah paham demokrasi yang mengikut sertakan setiap warga
negara dalam permusyawaratan untuk menentukan kebijaksanaan umum negara.
• Demokrasi Tidak Langsung
Demokrasi tidak langsung adalah demokrasi yang dilaksanakan melalui sistem
perwakilan. Penerapan demokrasi ini berkaitan dengan kenyataan suatu negara yang
jumlah penduduknya banyak, wilayahnya luas, dan permasalahan yang dihadapinya
semakin rumit dan kompleks.
berdasarkan Dasar Titik Perhatiannya
• Demokrasi Formal (negara-negara liberal)
Demokrasi yang menjunjung tinggi persamaan dalam bidang politik tanpa disertai
upaya untuk mengurangi/menghilangkan kesenjangan dalam bidang ekonomi.
• Demokrasi Material (negara-negara komunis)
Demokrasi yang menitik beratkan pada upaya-upaya menghilangkan perbedaan dalam
bidang ekonomi, sedangkan persamaan bidang politik kurang diperhatikan dan bahkan
kadang-kadang dihilangkan.
• Demokrasi Gabungan (negara-negara nonblok)
Demokrasi yang mengambil kebaikan serta membuang keburukan dari demokrasi
formal dan demokrasi material.
Bentuk-Bentuk Demokrasi
• Secara umum para sarjana membedakan demokrasi ke dalam dua jenis, yaitu Demokrasi
langsung (Direct Democracy) dan Demokrasi Tidak Langsung (Representative
Democracy).
• Menurut Torres, demokrasi terbagi menjadi
- Formal democracy menunjuk pada demokrasi dalam arti sistem pemerintahan,
misalnya sistem pemerintahan parlementer atau sistem pemerintahan presidensil.
- Substansive democracy menunjuk pada proses demokrasi itu dilakukan, misalnya
melalui pemilihan umum secara langsung atau pemilihan perwakilan.
Bentuk Demokrasi
menurut Sklar
• Demokrasi Liberal
Pemerintahan dibatasi oleh undang-undang dan pemilihan umum diselenggarakan
dalam waktu yang ajeg.
• Demokrasi Terpimpin
Para pemimpin percaya bahwa tindakan mereka dipercayai rakyat, tetapi menolak
persaingan dalam pemilihan umum untuk menduduki kekuasaan.
• Demokrasi Sosial
Pemerintah menaruh kepedulian pada keadaan sosial dan egalitarianisme bagi
persyaratan untuk memperoleh kepercayaan politik.
• Demokrasi Partisipasi
Pemerintahan menekankan hubungan timbal balik antara penguasa dan yang dikuasai.
• Demokrasi Konstitusional
Pemerintahan menekankan pada proteksi khusus bagi kelompok-kelompok budaya dan
menekankan kerja sama yang erat diantara elit yang mewakili bagian budaya
masyarakat utama.
Prinsip Demokrasi
• Pengakuan Hak Asasi Manusia
• Pemisahaan atau pembagian kekuasaan (Trias Politika)
• Pemerintahan menurut hukum
• Jaminan hak individu secara konstitusional, termasuk prosedurnya
• Badan kehakiman yang bebas dan tidak memilih
• Pemilihan umum yang bebas dan kebersamaan politik
• Kebebasan mengemukakan pendapat
• Kebebasan berserikat dan berposisi
• Pendidikan politik/kewarganegaraan (civil education)
Perkembangan Demokrasi Indonesia
1. Periode 1945-1959, masa Demokrasi Parlementer yang menonjolkan peranan parlemen
serta partai-partai.
2. Periode 1959-1965, masa Demokrasi Terpimpin yang dalam banyak aspek telah
menyimpang dari Demokrasi Konstitusional dan lebih menampilkan dominasi presiden
dan terbatasnya peran partai politik, serta peran ABRI sebagai unsur sosial-politik
semakin meluas.
3. Periode 1966-1998, masa Demokrasi Pancasila era Orde Baru yang merupakan
Demokrasi Konstitusional yang menunjukkan sistem presidensil.
4. Periode 1999-sekarang, masa Demokrasi Pancasila, Demokrasi Konstitusional era
Reformasi dengan berakar pada kekuatan multi-partai yang berusaha mengembalikan
perimbangan kekuatan antar lembaga negara, antara eksekutif, legislatif dan yudisial.
Dalam UUD NRI Tahun 1945, tidak penyebutan kata “Demokrasi” secara eksplisit (tersurat),
akan tetapi nilai-nilai demokratis termuat dalam:
• Pasal 1 Ayat (2), “Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-
Undang Dasar.”
• Pasal 22E tentang Pemilu yang berasaskan “Luber Jurdil” dan pemilihan kepala daerah
secara demokratis.
Prinsip Kebebasan
kebebasan manusia terhadap segala bentuk kekangan dan kekuasaan sewenang-wenang baik
di bidang agama, pemikiran, politik, dan sebagainya.
• Kebebasan Negatif
Setiap individu harus bebas dari gangguan yang datangnya dari luar.
• Kebebasan Positif
Kebebasan untuk mengembangkan diri/berekspresi.
PERTEMUAN 8 | 23.03.2022
Zendy Wulan WP., S.H., LL.M
PERTEMUAN 9 | 24.03.2022
Dr. Sukardi, S.H., M.H
PERTEMUAN 10 | 30.03.2022
Dr. M. Syaiful Aris, S.H., M.H., LL.M
Pembagian Kekuasaan
• Vertikal
- Kekuasaan menurut tingkatnya, yaitu antara tingkat pemerintahan (pembagian
kekuasaan secara teritorial), antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah
• Horisontal
- Kekuasaan menurut fungsinya, menunjukkan perbedaan fungsi-fungsi pemerintahan
bersifat legislatif, eksekutif, dan yudikatif
Dasar Kewenangan
• Wewenang pemerintahan secara umum terdapat dalam Pembukaan UUD 1945 alinea IV,
yaitu untuk melindungi dan mensejahterakan masyarakat
• UUD NRI 1945 Pasal 18 merupakan pembagian daerah ke dalam wilayah yang lebih kecil;
pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota
• UUD NRI 1945 Pasal 18A Ayat (1) menjelaskan hubungan antara Pemerintah Pusat dengan
Pemerintah Daerah yang diatur dengan UU dengan memperhatikan kekhususan dan
keragaman daerah, contohnya Yogyakarta sebagai daerah istimewa, lalu Aceh dan Papua
sebagai daerah khusus
Desentralisasi
• Dasar Hukum; UU 23/2014 tentang Pemerintahan Daerah Pasal 1 angka 8
• Desentralisasi adalah penyerahan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Pusat kepada
daerah otonom berdasarkan Asas Otonomi
Dekonsentrasi
• Dasar Hukum; UU 23/2014 tentang Pemerintahan Daerah Pasal 1 angka 9
• Dekonsentrasi adalah pelimpahan sebagian urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan
Pemerintah Pusat kepada gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat, kepada instansi
vertikal di wilayah tertentu, dan/atau kepada gubernur dan bupati/walikota sebagai
penanggungjawab urusan pemerintahan umum
PERTEMUAN 11 | 31.03.2022
Dr. M. Syaiful Aris, S.H., M.H., LL.M
PERTEMUAN 12 | 06.04.2022
Dr. Sukardi, S.H., M.H
Demokrasi
• Austin Ranney
- Demokrasi adalah bentuk pemerintahan yang diselenggarakan menurut prinsip
kedaulatan rakyat, persamaan politik, konsultasi populer, dan kekuasaan mayoritas
• JJ Rousseau
- Kedaulatan rakyat; cara atau sistem pemecahan suatu masalah menurut cara atau
sistem tertentu yang memenuhi kehendak umum.
• Kehendak Rakyat adalah unsur penentu
• Demokrasi menemukan cara tentang bagaimana melibatkan rakyat dalam pemerintahan dan
bagaimana membangun sistem yang mewujudkan kehendak rakyat
Tantangan Demokrasi
• Bertambahnya penduduk
• Luasnya wilayah negara
• Bertambah rumitnya urusan kenegaraan
Lembaga Parlemen
• Bermula dari Inggris saat hampir mengalami kebangkrutan sehingga merangkul dan
melibatkan pengusaha dalam pemerintahan
• Lembaga Parlemen di Inggris dibagi menjadi House of Lord dari keluarga yang
menyelamatkan Kerajaan Inggris di masa lalu, dan House of Common dari Pemilu ->
dikameral (dua kamar)
• Lembaga Parlemen di Amerika dibagi menjadi Senat dari Negara Bagian, dan House of
Representative dari Pemilu -> dikameral (dua kamar)
• Lembaga Parlemen di Indonesia dibagi menjadi DPR, MPR, dan DPD -> trikameral (tiga
kamar)
Fungsi Legislasi
• CF Strong; lembaga legislatif merupakan cabang kekuasaan pertama yang mencerminkan
kedaulatan rakyat
• Jimly Asshidique
- Prakarsa
- Pembahasan rancangan
- Persetujuan atas pengesahan
- Pemberian persetujuan pengikatan/ratifikasi atas perjanjian atas perjanjian atau
persetujuan internasional dan dokumen hukum yang mengikat lainnya
Perwakilan
• Represent; untuk bertindak menggantikan atau atas nama orang lain
• Perwakilan dalam konteks politik; aktivitas menghadirkan suara, opini, dan perspektif
warga negara dalam proses pembuatan kebijakan publik
Badan Perwakilan/Majelis/Dewan
• sebuah institusi politik
• terpilih secara demokratis
• mewakili penduduk atau wilayah; atau
• mewakili ideologi dan kepentingan yang berbeda
Unsur Keterwakilan
• Berdasarkan populasi
• Berdasarkan teritori (wilayah, kelas sosial, kepentingan ekonomi)
Pengisian Jabatan
• Amerika; Pemilihan langsung oleh rakyat
• India, Jerman, Argentina, Austria; Pemilihan secara tidak langsung (oleh pemerintah lokal/
provinsi)
• Zimbabwe; Lower House memilih Upper House
• Thailand, Canada; Pengangkatan oleh kepala pemerintahan atau kepala negara
• Pengangkatan berdasarkan keturunan (hereditary, inheritance)
Cara pemilihan menentukan legitimasi/akuntabilitasnya, kedudukan, fungsi dan wewenang
yang berbeda
PERTEMUAN 13 | 07.04.2022
Dr. Sukardi, S.H., M.H
PERTEMUAN 15 | 27.04.2022
Bu Dri Utari
PERTEMUAN 16 | 28.04.2022
Bu Dri Utari
Pembentukan Undang-Undang
*self-study
Undang-Undang dan Perpu
Undang-Undang (UU)
• Berdasarkan UU 12/2011 Pasal 1 angka 3 “Undang-Undang adalah Peraturan Perundang
undangan yang dibentuk oleh Dewan Perwakilan Rakyat dengan persetujuan bersama
Presiden.”
• Wewenang pembentukan UU berada pada Presiden, DPR, dan DPD
• Tahapan umum pembentukan UU
1) Tahap pengajuan rancangan undang-undang
Terdapat 4 istilah, yaitu
- Pasal 5 ayat (1) UUD NRI 1945 “Presiden berhak mengajukan RUU kepada
DPR.”
- Pasal 20 ayat (1) UUD NRI 1945 “DPR memegang kekuasaan membentuk
UU.”
- Pasal 21 UUD NRI 1945 “Anggota DPR berhak mengajukan usul RUU”
- Pasal 22D ayat (1) UUD NRI 1945 “DPD dapat mengajukan kepada DPR
RUU yang berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah,
pembentukan dan pemekaran serta penggabungan daerah, pengelolaan SDA
dan sumber daya ekonomi lainnya, serta yang berkaitan dengan perimbangan
keuangan pusat dan daerah.”
2) Tahap pembahasan rancangan undang-undang
Terdapat 2 istilah, yaitu
- Pasal 20 ayat (2) UUD NRI 1945 “Setiap RUU dibahas oleh DPR dan Presiden
untuk mendapat persetujuan bersama.”
- Pasal 22D ayat (2) UUD NRI 1945 “DPD ikut membahas RUU yang berkaitan
dengan otonomi daerah; hubungan pusat dan daerah; pembentukan, pemekaran,
dan penggabungan daerah; pengelolaan SDA dan sumber daya ekonomi
lainnya, serta perimbangan keuangan pusat dan daerah; serta memberikan
pertimbangan kepada DPR atas RUU APBN dan RUU yang berkaitan dengan
pajak, pendidikan, dan agama.”
3) Tahap pengambilan keputusan atau pemberian persetujuan
Terdapat istilah dalam
- Pasal 20 ayat (2) UUD NRI 1945 “Setiap RUU dibahas oleh DPR dan Presiden
untuk mendapat persetujuan bersama.”
Materi Muatan UU
UU 12/2011 Pasal 10 ayat (1)
Materi muatan yang harus diatur dengan undang-undang berisi:
a. Pengaturan lebih lanjut mengenai ketentuan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945;
b. Perintah suatu Undang-Undang untuk diatur dengan Undang-Undang;
c. Pengesahan perjanjian internasional tertentu;
d. Tindak lanjut atas putusan Mahkamah Konstitusi; dan/atau
e. Pemenuhan kebutuhan hukum dalam masyarakat.
Tambahan:
• UU yang pembentukannya diperintahkan oleh UUD 1945, terdapat dua macam rumusan
norma: “diatur dengan” dan “diatur dalam”
• UU yang pembentukanya diperintahkan oleh UUD 1945 dengan rumusan “diatur dengan”,
disebut UU organik
Alur Pembentukan UU
• Perpu sebagai bentuk “emergency legislation”, adalah produk peraturan yang mempunyai
kekuatan yang sama dan sederajat dengan UU. Hal ini ditunjukkan dengan posisi dari
Perpu dalam jenis dan hierarki peraturan perundang-undangan menurut ketentuan Pasal 7
ayat (1) UU 12/2011.
• Dari segi bentuk, Perpu itu adalah Peraturan Pemerintah (PP), tetapi dari segi isinya Perpu
itu identik dengan undang-undang. Hal ini ditegaskan dalam Pasal 11 UU 12/2011 “Materi
muatan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang sama dengan materi muatan
Undang-Undang.”
• Karena itu, Perpu itu dapat disebut sebagai UU dalam arti materiil atau “wet in materiele
zin”. Sebagai produk UU dalam arti materiil, penerbitan dan pelaksanaan Perpu harus
diawasi dengan ketat oleh pemegang kekuasaan membentuk UU, yakni DPR
• Perpu pada pokoknya hanya dapat ditetapkan oleh Presiden apabila persyaratan
“kegentingan yang memaksa” itu terpenuhi sebagaimana mestinya
Bandingkan
• Ketentuan Pasal 12 UUD NRI 1945 disebut sebagai “konstitusional objektif” Presiden
• Ketentuan Pasal 22 ayat (1) UUD NRI 1945 disebut sebagai “hak konstitusional subjektif”
Presiden
Regulasi
• Contohnya Peraturan Pemerintah (PP), Peraturan Presiden (Perpres), dan Peraturan Daerah
(Perda)
• Wewenang pembentukan, proses pembentukan, dan materi muatan regulasi diatur dalam
UU 12/2011
PERTEMUAN 17 | 11.05.2022
Bu Endang Sayekti
Kekuasaan Eksekutif
• Merujuk pada 3 cabang utama kekuasaan dalam UUD NRI 1945, yang pada dasarnya
melebihi kekuasaan legislatif dan kekuasaan yudisiil
• Kekuasaan eksekutif meliputi kekuasaan untuk menjalankan administrasi negara dan
menjalankan hukum
• Kekuasaan menjalankan hukum; menjalankan hukum diimplementasikan -> memberi
arahan kekuasaan untuk membentuk regulasi pemerintah (sebagai arahan hukum &
mengawasi pelaksanaan hukum melalui penegakan hukum -> menjalankan administrasi
negara sesuai dengan hukum
• Kekuasaan untuk menjalankan administrasi negara, meliputi urusan luar negeri dan urusan
dalam negeri
• Dalam Negeri, meliputi
- Pembelanjaan - Membentuk hukum (PP dan Perpres)
- Penunjukan - Administrasi negara
• Luar Negeri, meliputi
- Kerjasama dengan negara-negara lain - Perjanjian internasional
Ketiga Kekuasaan menciptakan bingkai “check and balances” antara Presiden (Eksekutif) -
DPR (Legislatif) - MA & MK (Yudisiil)
PERTEMUAN 18 | 12.05.2022
Bu Endang Sayekti
PERTEMUAN 19 | 18.05.2022
Bu Dwi Rahayu
PERTEMUAN 20 | 19.05.2022
Bu Dwi Rahayu
Kementerian, TNI/Polri
Kekuasan Eksekutif
• Dasar Konstitusional -> Pasal 4 UUD NRI 1945
(1) Presiden RI memegang kekuasaan pemerintahan menurut UUD
(2) Dalam melakukan kewajibannya Presiden dibantu oleh satu orang Wakil Presiden
• Pembantu Kelembagaan Presiden
a) Wakil Presiden d) Kepolisian
b) Kabinet; menteri-menteri e) Jaksa Agung
c) Dewan Pertimbangan Presiden f) TNI
• Wewenang dalam UUD NRI 1945
- Penyelenggaraan pemerintah -> Pasal 4 ayat (1)
- Bidang perundang-undangan -> Pasal 5 ayat (1) dan (2), Pasal 22 ayat (1), Pasal 23
ayat (2)
- Bidang yudisial -> Pasal 14
- Bidang militer -> Pasal 10
- Hubungan Luar Negeri -> Pasal 11 ayat (1) dan (2), Pasal 13 ayat (1)
- Menyatakan bahaya -> Pasal 12
- Mengangkat dan memberhentikan menteri -> Pasal 17 ayat (2)
- Mengangkat, menetapkan, meresmikan PN -> Pasal 23F ayat (1), Pasal 24A ayat (3),
Pasal 24B ayat (3), Pasal 24C ayat (3)
- Memberi gelar dan tanda kehormatan -> Pasal 15
- Membentuk DPP -> Pasal 16
Terdapat perbedaan nama Bab dalam UUD NRI 1945, yaitu terdapat yang penamaannya
berdasarkan nama lembaga negara dan yang penamaannya berdasarkan jenis kekuasaannya.
Penamaan bab lembaga negara karena hanya lembaga negara itu saja yang dibahas,
penamaan bab jenis kekuasaannya karena terdapat beberapa lembaga negara yang dibahas
Kementerian
• Ciri presidensiil di Indonesia
- Presiden dipilih langsung oleh rakyat
- Presiden sebagai Kepala Negara sekaligus Kepala Pemerintahan
- Presiden menjabat dalam masa jabatan tertentu (5 tahun)
- Presiden sebagai eksekutif tidak bertanggungjawab pada parlemen, tapi kepada
rakyat secara langsung; namun dapat diberhentikan hanya bila ada pelanggaran
tertentu (impeachment sampai dengan pemakzulan)
- Tidak dapat membubarkan parlemen, demikian juga sebaliknya
- Concentration of governing power and responsibility upon the president; Presiden
secara politik bertanggungjawab kepada rakyat, tapi secara hukum bertanggungjawab
kepada konstitusi
- Konstitusi adalah hukum tertinggi sehingga semua lembaga negara harus tunduk
dengannya
- Tanggung jawab pemerintahan ada di pundak Presiden, sehingga berwenang
membentuk pemerintahan, menyusun kabinet, mengangkat dan memberhentikan
menteri serta pejabat publik; hendaknya memerhatikan merit system
• Dalam sistem presidensiil, Presiden memiliki hak prerogatif untuk mengangkat dan
memberhentikan menteri, sehingga menteri bertanggungjawab pada Presiden
• Dasar hukum pembentukan kementerian
- Syarat pengangkatan menteri -> UUD NRI 1945 Pasal 17 ayat (2); UU 39/2008
Pasal 22 dan Pasal 23
- Syarat pemberhentian menteri -> UUD NRI 1945 Pasal 17 ayat (2); UU 39/2008
Pasal 24
- Daftar/Nomenklatur kementerian -> UUD NRI 1945 Pasal 17 ayat (3); UU 39/2008
Pasal 4-5, Pasal 14; Perpres 68/2019 Pasal 1-2
- Pembubaran/Perubahan kementerian -> UUD NRI 1945 Pasal 17 ayat (4); UU
39/2008 Pasal 20-21; Perpres 68/2019 Pasal 73-74
- 3 menteri “Triumvirat” -> UUD NRI 1945 Pasal 8 ayat (3); UU 39/2008 Pasal 12
- Wakil menteri -> UU 39/2008 Pasal 10; Perpres 68/2019 Pasal 64-65
• Wakil menteri
- Konstitusionalitas wakil menteri dimohonkan judicial review ke MK sebanyak 2 kali
- Periksa Putusan Nomor 79/PUU-IX/2011
- Periksa Perkara Nomor 80/PUU-XVII/2019
PERTEMUAN 21 | 25.05.2022
Bu Dwi Rahayu
PERTEMUAN 22 | 02.06.2022
Bu Dri Utari
Pemilihan Umum
Fungsi Pemilu secara vertikal
• Pihak dari bawah ke atas (rakyat ke pemerintah)
- Rekrutmen politisi - Sarana pembatasan pemerintah
- Membentuk pemerintahan
• Pihak dari atas ke bawah (pemerintah ke rakyat)
- Legitimasi kekuasaan - Menyediakan perwakilan
- Sirkulasi dan penguatan elit - Pendidikan politik
Konstitusionalitas Pemilu
UUD NRI 1945
• Pembukaan alinea ke-4 • Pasal 18 ayat (3) • Pasal 22E
• Pasal 1 ayat (2) • Pasal 19 ayat (1)
• Pasal 6A ayat (2) • Pasal 22C ayat (1)
Pemilihan Umum
• Dilakukan secara langsung, umum, bersih, jujur, dan adil (luber jurdil) setiap 5 (lima) tahun
• Diikuti oleh parpol/gabungan parpol, partai politik, dan/atau perseorangan
• Dilakukan untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden, anggota DPR, anggota DPRD, dan
anggota DPD
• Dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU)
Dasar Konstitusional Pilpres
• UUD 1945 Pasal 1 ayat (2), Pasal 2 ayat (3), Pasal 6 ayat (2) -> Will of the Few
• UUD NRI 1945 Pasal 1 ayat (2), Pasal 3 ayat (2), Pasal 6A ayat (1) -> General Will
Pemilu Legislatif
• Parliamentary Threshold
Parpol Peserta Pemilu harus memenuhi ambang batas perolehan suara sekurang-
kurangnya 3,5% dari jumlah suara sah secara nasional untuk diikutkan dalam penentuan
perolehan kursi anggota DPR.
• Peserta Pemilihan Legislatif (Pileg)
- Peserta Pemilu untuk memilih anggota DPR adalah parpol (tertutup)
- Peserta Pemilu untuk memilih anggota DPD adalah perseorangan (terbuka)
• DPR
- Jumlah kursi -> 560 kursi
- Daerah pemilihan; provinsi, kabupaten/kota, atau gabungan kabupaten/kota
• DPD
- Jumlah kursi -> 4 setiap provinsi
- Daerah pemilihan; provinsi
Penyelenggara Pemilu
• Lembaga yang menyelenggarakan Pemilu yang terdiri atas:
- Komisi Pemilihan Umum (KPU)
- Badan Pengawas Pemilu (Banwaslu)
- Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu
• Ketiga lembaga tersebut menjadi satu kesatuan fungsi Penyelenggaraan Pemilu untuk
memilih anggota DPR, anggota DPD, Presiden dan Wakil Presiden, dan untuk memilih
anggota DPRD secara langsung oleh rakyat
• Dasar Hukum; UU 7/2017 Pasal 1 angka 7
PERTEMUAN 23 | 08.06.2022
Bu Endang Sayekti
Kekuasaan Kehakiman
Konstitusionalitas Kekuasaan Kehakiman
• Bab IX Kekuasaan Kehakiman Pasal 24 ayat (1) UUD NRI 1945
- Kekuasaan Kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka untuk
menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan.
• UUD 1945
- Tidak menuliskan tentang arti kekuasaan kehakiman
- Pasal 24 ayat (1): Hanya dilakukan oleh Mahkamah Agung dan lain-lain badan
kehakiman menurut UU
- Penjelasan: Kekuasaan kehakiman ialah kekuasaan yang merdeka, artinya terlepas
dari pengaruh kekuasaan pemerintah. Berhubung dengan itu, harus diadakan jaminan
dalam UU tentang kedudukan para hakim.
Kekuasaan Kehakiman
• 3 pilar kekuasaan yang diidealkan oleh Montesquieu
- Legislatif; kekuasaan membuat UU
- Eksekutif; kekuasaan melaksanakan UU
- Yudikatif; kekuasaan pengadilan yang berdiri sendiri
• UUD NRI 1945 Pasal 24 ayat (1)
- kekuasaan yang bersumber dari - menyelenggarakan peradilan
konstitusi - guna menegakkan hukum dan keadilan
- kekuaaan yang merdeka
Fungsi MA
• Fungsi Peradilan
- Mengadili upaya hukum (kasasi dan PK)
- Uji materiil peraturan di bawah UU
• Fungsi Pengawasan
- Pengawasan tertinggi terhadap jalannya peradilan
- Pengawasan terhadap pekerjaan dan tingkah laku para Hakim
• Fungsi Mengatur
- MA mengatur lebih lanjut hal-hal yang diperlukan bagi penyelenggaraan peradilan
apabila ada hal-hal yang belum cukup diatur dalam UU MA sebagai pelengkap untuk
mengisi kekurangan atau kekosongan hukum yang diperlukan bagi kelancaran
penyelenggaraan peradilan.
• Fungsi Nasihat/Pembinaan
- MA memberi nasihat dan pertimbangan-pertimbangan dalam bidang hukum kepada
Lembaga Tinggi Negara
- Memberi nasihat kepada Presiden selaku Kepala Negara
• Fungsi Administrasi -> Organisatoris, administratif, finansial -> Susunan organisasi dan
TUSI
UU 8/2004
• Peradilan Umum adalah lingkungan peradilan yang memiliki kewenangan mengadili
perkara umum, baik jenis perkara pidana maupun perdata, maupun pihak-pihak yang
bersengketa
• Badan-badan peradilan yang terdapat dalam lingkungan peradilan umum adalah pengadilan
negeri dan pengadilan tinggi
• Di lingkungan peradilan umum juga dibentuk peradilan khusus yang menyidangkan
perkara-perkara tertentu sesuai dengan ketentuan UU
• Peradilan khusus tersebut di nataranya adalah pengadilan HAM, pengadilan anak,
pengadilan niaga, pengadilan tipikor, dan pengadilan hubungan industri
Kompetensi PTUN
PERTEMUAN 24 | 09.06.2022
Bu Endang Sayekti
PERTEMUAN 25 | 14.06.2022
Bu Endang Sayekti
PERTEMUAN 26 | 16.06.2022
Pak Sukardi
UU 12/2011 Pasal 7
(1) Jenis dan hierarki Peraturan Perundang-undangan terdiri atas:
a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD NRI 1945);
b. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat (TAP MPR);
c. Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (UU/Perpu);
d. Peraturan Pemerintah (PP);
e. Peraturan Presiden (Perpres);
f. Peraturan Daerah Provinsi; dan
g. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota.
(2) Kekuatan hukum Peraturan Perundang-undangan sesuai dengan hierarki sebagaimana
dimaksud pada ayat (1).
UU 12/2011 Pasal 8
(1) Jenis peraturan perundang-undangan selain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat
(1) mencakup peraturan yang ditetapkan oleh MPR, DPR, DPD, MA, MK, BPK, KY,
Bank Indonesia, Menteri, badan, lembaga, atau komisi yang setingkat yang dibentuk
dengan UU atau Pemerintah atas perintah UU, DPRD Provinsi, Gubernur, DPRD
Kabupaten/Kota, Bupati/Walikota, Kepala Desa atau yang setingkat.
(2) Peraturan perundang-undangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diakui
keberadaannya dan mempunyai kekuatan hukum mengikat sepanjang diperintahkan oleh
peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi atau dibentuk berdasarkan kewenangan.
Lembaga yang Berwenang menguji Peraturan Perundang-Undangan
• UUD NRI 1945 pasal 24A ayat (1)
“MA berwenang mengadili pada tingkat kasasi, menguji peraturan perundang-undangan
di bawah UU terhadap UU, dan mempunyai wewenang lainnya yang diberikan oleh
UU.”
• UUD NRI 1945 Pasal 24C ayat (1)
“MK berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat
final untuk menguji UU terhadap UUD, memutus sengketa kewenangan lembaga
negara yang kewenangannya diberikan oleh UUD, memutus pembubaran partai politik,
dan memutus perselisihan tentang hasil Pemilu.”
Apakah peraturan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 UU 12/2011 dapat diuji dan
dibatalkan oleh UU?
-> dapat
Apakah Peraturan Desa dapat dibatalkan oleh MA?
-> berdasar asas contrarius actus, peraturan desa hanya dapat dibatalkan oleh pembuatnya
karena Perdes hanya diatur dalam UU tentang Desa
Putusan MK 137/PUU-VIII/2015
• Membatalkan Perda Provinsi menjadi wewenang MA saja (menteri dalam negeri tidak
berwenang)
• Gubernur berwenang membatalkan Perda Kabupaten/Kota
Perda mengatur kondisi khusus dan batasannya -> Pasal 9-12 UU 23/2014