Anda di halaman 1dari 9

NEGARA DAN KONSTITUSI

A. NEGARA

1. Pengertian Negara
Secara historis pengertian negara senantiasa berkembang sesuai
dengan kondisi masyarakat pada saat itu. Pada zaman Yunani kuno para
ahli filsafat negara merumuskan pengertian negara secara beragam.
Aries Toteles (384-322 SM) merumuskan negara dalam bukunya Politica,
yang disebutnya sebagai negara polis yang pada saat itu masih dipahami
negara dalam suatu wilayah yang kecil. Dalam pengertian itu negara
disebut sebagai negara hukum, yang di dalamnya terdapat sejumlah
warga negara yang ikut dalam permusyawaratan. Oleh karena itu,
menurut Aries Toteles keadilan merupakan syarat mutlak bagi
terselenggaranya negara yang baik, demi terwujudnya cita-cita seluruh
warganya.

2. Unsur-unsur Negara dan Tujuan Keberadaan Negara
Unsur negara dibagi menjadi dua unsur yaitu unsur konstitutif dan
unsur deklaratif.

a. Unsur konstitutif, merupakan unsur mutlak yang harus ada, sehingga
jika unsur ini tidak ada maka negara tidak akan ada. Unsur konstitutif
terdiri dari :
Rakyat (population) adalah semua orang yang berada di wilayah
negara itu dan yang tunduk pada kekuasaan negara tersebut.
Diperlukan adanya kumpulan orang-orang yang tinggal di negara
tersebut dan dipersatukan oleh suatu perasaan. Tanpa adanya orang
sebagai rakyat pada suatu ngara maka pemerintahan tidak akan
berjalan. Rakyat juga berfungsi sebagai sumber daya manusia untuk
menjalankan aktivitas kehidupan sehari-hari.
Wilayah tertentu (a defined territory). Wilayah adalah batas wilayah
di mana kekuasan itu berlaku. Adapun wilayah terbagi menjadi tiga
yaitu darat, laut, dan udara. Di wilayah negara itulah rakyat akan
menjalani kehidupannya sebagai warga negara dan pemerintah akan
melaksanakan fungsinya.
Pemerintah (a government) adalah alat negara dalam
menyelenggarakan segala kepentingan rakyatnya dan merupakan alat
dalam mencapai tujuan. Pemerintahan yang baik terdiri atas susunan
penyelengara negara seperti lembaga yudikatif, lembaga legislatif,
lembaga eksekutif, dan lain sebagainya untuk menyelengarakan
kegiatan pemerintahan yang berkedaulatan.

b. Unsur Deklaratif
Pengakuan dari Negara-negara lain
Unsur ini tidak merupakan syarat mutlak adanya suatu negara
karena unsur tersebut tidak merupakan unsur pembentuk bagi badan
negara melainkan hanya bersifat menerangkan saja tentang adanya
negara. Jadi, hanya bersifat deklaratif bukan konstitutif. Pengakuan
dari negara lain dapat dibedakan dua macam, yaitu pengakuan secara
de facto dan pengakuan secara de jure.
1. Pengakuan de facto, pengakuan atas fakta adanya negara.
Pengakuan ini didasarkan adanya fakta bahwa suatu masyarakat
politik telah menenuhi 3 (tiga) unsur utama negara (wilayah,
rakyat, pemerintah yang berdaulat).
2. Pengakuan de jure, merupakan pengakuan akan sahnya suatu
negara atas dasar pertimbangan yuridis menurut hukum.
3. Tujuan keberadaan Negara
Bangsa indonesia memiliki cita cita dan tujuan bersama, dimana hal
tersebut tercantum jelas pada Pembukaan Undang undang Dasar 1945,
yaitu :
1. Mensejahterakan serta memakmurkan rakyat. Negara yang sukses
dan maju adalah negara yang bisa membuat masyarakat bahagia
secara umum dari sisi ekonomi dan sosial kemasyarakatan.
2. Melaksanakan ketertiban. Untuk menciptakan suasana dan
lingkungan yang kondusif dan damani diperlukan pemeliharaan
ketertiban umum yang didukung penuh oleh masyarakat.
3. Pertahanan dan keamanan. Negara harus bisa memberi rasa aman
serta menjaga dari segala macam gangguan dan ancaman yang datang
dari dalam maupun dari luar.
4. Menegakkan keadilan. Negara membentuk lembaga-lembaga
peradilan sebagai tempat warganya meminta keadilan di segala bidang
kehidupan.

4. Asal Keberadaan Suatu Negara :Hukum,Tuhan,Rakyat (INDONESIA)
Meskipun ditinjau dari unsur-unsur yang membentuk negara, hampir
semua negara memiliki kesamaan, namun ditinjau dari segi tumbuh dan
terbentuknya negara serta susunan negara, setiap negara di dunia ini
memiliki spesifikasi serta ciri khas masing-masing. Negara Indonesia
tumbuh dan berkembang dilatarbelakangi oleh kekuasaan dan
penindasan bangsa asing, yaitu Belanda dan Jepang. Oleh karena itu,
bangsa Indonesia tumbuh dan berkembang dilatarbelakangi oleh adanya
kesatuan nasib, yaitu bersama-sama dalam penderitaan di bawah
penjajahan bangsa asing serta berjuang merebut kemerdekaan.
Selain itu yang sangat khas bagi bangsa Indonesia ialah unsur-unsur
etnis yang membentuk bangsa itu sangat beraneka ragam, baik latar
belakang budaya maupun nilai-nilai yang dimilikinya. Oleh karena itu
terbentuknya bangsa dan negara Indonesia melalui suatu proses yang
cukup panjang. Sejak bangsa asing belum menjajah, seperti saat
kejayaan Sriwijaya, Kutai, Majapahit dan lain-lainnya. Kemudian
datanglah bangsa asing ke Indonesia, maka bangsa Indonesia saat itu
bertekad untuk membuat suatu persekutuan hidup yang disebut bangsa,
sebagai unsur pokok negara melalui Sumah Pemuda 28 Oktober 1928. Isi
sumpah tersebut merupakan suatu tekad untuk mewujudkan unsur-
unsur negara yaitu, satu nusa (wilayah) negara, satu bangsa (rakyat), dan
satu bahasa, sebagai pengikat dan komunikasi antara warga negara, dan
dengan sendirinya setelah kemerdekaan kemudian dibentuklah suatu
pemerintahan negara. Prinsip-prinsip negara Indonesia daat dikaji
melalui makna dari UUD 1945 alinea I, II, III, dan IV.

B. KONSTITUSI

1. Pengertian Konstitusi
Konstitusi berasal dari kata constituer (bhs Perancis) yang berarti
membentuk. Dimaksudkan untuk pembentukan suatu negara
Konstitusi sebagai peraturan dasar/awal mengenai negara. Sebagai
dasar pembentukan negara, landasan penyelenggaraan bernegara
Berarti hukum dasar- nya negara, hukum tertinggi negara . Hukum
dasar tertulis maupun tidak tertulis (pengertian luas)
Sebagai undang-undang dasar nya negara (Konstitusi tertulis/
pengertian sempit)
2. Tujuan Konstitusi
Konstitusi penting bagi negara karena penyelenggaran bernegara
diatur dan didasarkan atas konstitusi Negara
Adalah negara yang berdasar atas suatu konstitusi/ memiliki
konstitusi sebagai dasarnya bernegara
Disamping itu konstitusi negara tsb haruslah memuat gagasan
mengenai konstitusionalisme
Dengan demikian tidak setiap negara yang berdasar/memiliki
konstitusi dinamakan negara konstitusional
Perlu memiliki syarat bahwa konstitusi di negara tersebut bersifat
konstitusionalisme
Banyak negara yang memiliki konstitusi (UUD) tetapi belum tentu
menganut konstitusionalisme
3. Hubungan Negara dan Konstitusi
1. Berhubungan sangat erat, konstitusi lahir merupakan usaha untuk
melaksanakan dasar negara.
2. Dasar negara memuat norma-norma ideal, yang penjabarannya
dirumuskan dalam pasal-pasal oleh UUD (Konstitusi)
3. Merupakan satu kesatuan utuh, dimana dalam Pembukaan UUD 45
tercantum dasar negara Pancasila, melaksanakan konstitusi pada
dasarnya juga melaksanakan dasar Negara

Penjabaran pokok-pokok pikiran pembukaan (pancasila) ke dalam
pasal-pasal pembukaan UUD1945.
Singkatnya, dasar negara kita ialah Pancasila dan konstitusi kita ialah
UUD 1945. Dasar negara yang berperan sebagai landasan ideologi
kebangsaan berhubungan dengan konstitusi. karena, Dasar negara ialah
filosofi kebangsaan, tujuan nasional dan image bangsa, maka
membutuhkan konstitusi sebagai landasan hukum mencapai tujuan yang
diamanatkan dasar negara. konstitusi merupakan realisasi dari dasar
negara.artinya, Pancasila yang memuat tujuan negara, ideologi dan
filosofi negara dituangkan dalam suatu aturan yang mengikat dan
memaksa sebagai landasan hukum yang tertuang dalam UUD 1945.
Hubungan antara Negara dan Konstitusi. Menurut Walton H.
Hamilton dengan paham konstitualisme. Konstitusi untuk pengaturan
negara, sehingga dinamika kekuasaan dan proses pemerintahan dapat
dibatasi dan dikendalikan.
Suatu negara tanpa konstitusi atau aturan tidak berbeda dengan cara
hidup binatang buas yang dapat menghalalkan segala cara untuk meraih
kekuasaan dan puncak kekuasaan selalu dipegang oleh yang kuat. Karena
pada dasarnya manusia memiliki sifat Homohominilucus atau manusia
sebagai serigala untuk manusia lainnya.
Sebaliknya apabila terdapat suatu aturan atau konstitusi namun tidak
ada suatu negara yang diatur dengan itu konstitusi itu tidak berarti.

4. Negara dan Konstitusi di Indonesia
Konstitusi lahir merupakan usaha untuk melaksanakan dasar negara.
Dasar negara memuat norma-norma ideal, yang penjabarannya
dirumuskan dalam pasal-pasal oleh UUD (Konstitusi) Merupakan satu
kesatuan utuh, dimana dalam Pembukaan UUD 45 tercantum dasar
negara Pancasila, melaksanakan konstitusi dan melaksanakan dasar
negara.

Indonesia ialah Negara Yang Berdasarkan Atas Hukum (Rechstaat)
Negara Indonesia berdasarkan atas hukum (Rechstaat) tidak
berdasarkan kekuasaan belaka (Matchsstaat). Hal ini mengandung arti
bahwa Negara, termasuk di dalamnya Pemerintahan dan lembaga-
lembaga Negara lainnya dalam melaksanakan tindakan-tindakan apapun,
harus dilandasi oleh peraturan hukum atau harus dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum.
Sesuai dengan semangat dan ketegasan Pembukaan UUD 1945, jelas
bahwa Negara hukum yang dimaksud berarti Negara bukan hanya
sebagai polisi lalu lintas atau penjaga malam saja, jangan sampaii terjadi
pelanggaran dan menindak pada pelanggar hukum. Pengertian Negara
hukum baik dalam arti formal yang melindungi seluruh warga dan
seluruh tumpah darah, juga dalam pengertian Negara hukum material
yaitu Negara harus bertanggung jawab terhadap kesejahteraan dan
kecerdasan seluruh warganya.
Dengan landasan dan semangat Negara hukum dalam arti material
itu, setiap tindakan Negara haruslah mempertimbangdua kepentingan
atau landasan, ialah kegunaannya (doelmatigheid) dan landasan
hukumnya (rechtmatigheid).
Sistem Konstitusi
Pemerintah berdasarkan atas sistem konstitusi (hukum dasar), tidak
bersifat absolute (kekuasaan yang tidak terbatas).

Kekuasaan Negara yang Tetinggi di Tangan Rakyat
Sistem kekuasaan tertinggi sebelum dilakukan amandemen
dinyatakan dalam penjelasan UUD 1945 sebagai berikut: kedaulatan
rakyat dipegang oleh suatu badan, bernnama MPR, sebagai penjelmaan
seluruh rakyat Indonesia.
Namun menurut UUD 1945 hasil amandemen 2002 kekuasaan
tertinggi di tangan rakyat, dan dilaksanakan menurut UUD 1945 (pasal 1
ayat 2). Hal ini berarti terjadi suatu reformasi kekuasaan tertinggi dalam
Negara secara kelembagaan tinggi Negara, walaupuun esensinya tetap
rakyat memiliki kekuasaan. MPR menurut UUD 1945 hasil amandemen
2002 hanya memiliki kekuasaan melakukan perubahan UUD, melantik
residen dan wakil presiden serta memberhentikan presiden dan wakil
presiden sesuai masa jabatan, atau jika kala melanggar suatu konstitusi.
Oleh karena itu, presiden bersifat neben bukan Untergeordnet, karena
presiden dipilih langsung oleh rakyat, UUD 1945 amandemen 2002, pasal
6a ayat 1.
Hukum Dasar Tertulis (Undang-undang Dasar)
Oleh karena sifatnya yang tertulis, maka Undang-undang Dasar itu
rumusanya tertulis yant tidak mudah berubah. Secara umum menurut E.C.S
Wade dalam bukunya Constitutional Law, Undang-undang Dasar menurut
sifat dan fungsinya adalah suatu naskah yang memaparkan kerangka dan
tugas-tugas pokok dari badan-badan pemerintahan suatu negara dan
menentukan pokok-pokok cara kerja badan-badan tersebut. Jadi pada
prinsipnya mekanisme dan dasar dari setiap sistem pemerintahan diatur
dalam UUD .bagi mereka yang memandang negara dari sudut kekuasaan dan
menganggapnya sebagai suatu organisasi kekuasaan, maka UUD dapat
dipandang sebagai lembaga atau sekumpulan asas yang menetapkan
bagaimana kekuasaan tersebut dibagi antara Badan Legislatif, Eksekutif dan
badan Yudikatif. 84

Hukum Dasar Tidak Tertulis (Convensi)
Convensi adalah hukum-hukum dasar tidak tertulis, yaitu aturan-
aturan dasar yang timbul dan terpelihara dalampraktek penyelenggaraan
negara meskipun sifatnya tidak tertulis. Convensi ini memempunyai sifat-
sifat sebagai berikut:
1. Merupakn kebiasaan yang berulangkali dan terpelihara dalam praktek
penyelenggaraan negara.
2. Tidak bertentangan dengan Undang-undang Dasar dan berjalan sejajar
3. Diterima oleh seluruh rakyat
4. Bersifat sebagai pelengkap, sehingga memungkinkan sebagai aturan-
aturan dasar yang tidak terdapat dalam Undang-undang Dasar.

Anda mungkin juga menyukai