Anda di halaman 1dari 21

N K E 4

EM UA
PERT
, M. Pd
rt u l as
Sr i Wa
PB
FST U
2019
Negara Dan Konstitusi

Pendidikan Kewarganegaraan
APAKAH NEGARA ITU?
A. DEFENISI NEGARA
1. Harol J. Lasky
Negara adalah merupakan suatu masyarakat yang di integrasikan karena
mempunyai wewenang yang bersifat memaksa dan yang secara sah lebih agung
dari pada individu atau kelompok, yang merupakan bagian dari masyarakat itu.
2.Max Weber
Negara adalah suatu masyarakat yang mempunyai monopoli dalam
penggunaa kekerasan fisik secara sah dalam suatu wilayah.
3. Roger F Soultau
Negara adalah alat (agency) atau wewenang atau authority yang mengatur
atau mengendalikan persoalan bersama atas nama masyarakat.
4. Miriam Budiarjo
Negara adalah suatu daerah teritorial yang rakyatnya diperintah (governed)
oleh sejumlah pejabat dan berhasil menuntut dari warga negaranya ketaatan
pada peraturan perundang-undangannya melalui penguasaannya (kontrol)
monopolistis dari kekuasaan yang sah .
 Berdasarkan pengertian yang dikemukakan
oleh berbagai filsuf serta para sarjana tentang
negara, maka dapat disimpulkan bahwa semua
negara memiliki unsur-unsur yang mutlak
harus ada. Unsur-unsur negara adalah meliputi
: Wilayah atau daerah teritorial yang sah,
rakyat yaitu suatu bangsa sebagai pendukung
pokok negara dan tidak terbatas hanya pada
salah satu etnis saja, serta pemerintahan yang
sah di akui dan berdaulat .

4
NEGARA INDONESIA

Indonesia sebagai bangsa yang menegara tumbuh dan


berkembang dengan dilatarbelakangi oleh kekuasaan dan
penindasan bangsa asing seperti penjajahan Belanda dan
Jepang. Dengan kata lain, Bangsa Indonesia tumbuh dan
berkembang dilatarbelakangi oleh adanya kesatuan nasib,
yaitu bersama-sama dalam penderitaan dibawah penjajahan
bangsa asing serta berjuang merebut kemerdekaan. Selain itu
yang khas bagi Bangsa Indonesia adalah unsur-unsur etnis
yang membentuk bangsa itu sangat beraneka ragam,baik
latarbelakang budaya seperti bahasa,adat kebiasaan serta
nilai-nilai yang dimiliki.
Unsur-unsur terbentuknya Negara

-PENDUDUK
RAKYAT -BUKAN PENDUDUK

UNSUR -DARATAN
KONSTITUTIF WILAYAH -LAUTAN
-UDARA
NEGARA

PEMERINTAH YANG BERDAULAT

Pengakuan berdasarkan kenyataan


PENGAKUAN DE bahwa satu komunitas politik telah
FACTO terbentuk dan memenuhi ketiga
UNSUR unsur konstitutif negara, yaitu
DEKLARATIF wilayah, rakyat dan pemerintah
NEGARA yang berdaulat.

PENGAKUAN DE pengakuan bahwa keberadaan suatu


DE JURE negara itu sah menurut hukum
internasional.
PRINSIP-PRINSIP NEGARA INDONESIA

Prinsip-prinsip negara Indonesia dapat dikaji melalui makna yang terkandung


dalam pembukaan UUD 1945.

Menjelaskan tentang latarbelakang terbentuknya negara dan bangsa indonesia,


yaitu tentang kemerdekaan adalah hak kodrat segala bangsa didunia, dan
Alinea 1 penjajahan itu tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan oleh
karena itu harus dihapuskan

Menjelaskan tentang perjalanan perjuangan bangsa indonesia dalam


Alinea II memperjuangkan kemerdekaan.

Menjelaskan tentang kedudukan kodrat manusia indonesia sebagai bangsa


Alinea III yang relegius.

Menjelaskan tentang terbentuknya bangsa dan negara indonesia , yaitu


Alinea IV adanya rakyat indonesia, UUD negara, Wilayah negara serta dasar filosofi
negara yaitu Pancasila.
B. Konstitusionalisme
Konstitusionalisme adalah suatu gagasan/paham yang menyatakan bahwa
suatu konstitusi/undang-undang dasar harus memiliki fungsi khusus yaitu
membatasi kekuasaan pemerintah dan menjamin hak-hak warga negara.
Basis pokok konstitusionalisme adalah kesepakatan umum atau
persetujuan (consensus) di antara mayoritas rakyat mengenai bangunan yang
di idealkan berkaitan dengan negara.
Konsensus yang menjamin tegaknya konstitusionalisme di zaman modern
dewasa ini pada umumnya di pahami berdasar pada tiga elemen kesepakatan
atau konsensus, sebagai berikut :
1. Kesepakatan tentang tujuan atau cita-cita bersama (the general goals of
seciety or general acceptance of the same philosophy of government).
2. Kesepakatan tentang the rule of law sebagai landasan pemerintahan atau
penyelenggaraan negara (the basis of government)
3. Kesepakatan tentang bentuk institusi-institusi dan prosedur-prosedur
ketatanegaraan (the form of institusions and procedures). (Andrews 1968:12).

a
Kesepakatan Pertama yaitu berkenaan dengan cita-cita bersama yang
sangat menentukan tegaknya konstitusionalisme dan konstitusi dalam
suatu negara.
Bagi bangsa indonesia dasar filosofis yang di maksud adalah dasar
filsafat negara pancasila. Lima prinsip dasar yang merupakan dasar
filosofis bangsa indonesia tersebut adalah : (1) Ketuhanan yang Maha
Esa, (2) Kemanusiaan yang adil dan beradab, (3) Persatuan Indonesia,
(4) Kerakyatan yang di pimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan, (5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat
indonesia. Kelima prinsip dasar filsafat negara tersebut merupakan
dasar filosofis-filosofis untuk mewujudkan cita-cita ideal dalam
bernegara yaitu : (1) melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah
darah indonesia, (2) meningkatkan (memajukan) kesejahteraan umum,
(3) mencerdaskan kehidupan bangsa, dan (4) ikut melaksanakan
ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial.
Kesepakatan kedua, adalah kesepakatan bahwa basis pemerintahan
didasarkan atas aturan hukum dan konstitusi. Kesepakatan kedua ini juga
sangat prinsipal, karena dalam setiap negara harus ada keyakinan bersama
bahwa dalam segala hal dalam penyelenggaraan negara harus didasarkan
atas rules of law. Bahkan di Amerika dikenal istilah The Rule of law, and not
rule of man” untuk menggambarkan pengertian bahwa hukumlah yang
sesungguhnya memerintah atau memimpin dalam suatu negara, bukan
manusia.
Kesepakatan ketiga, adalah berkenaan dengan (a) bangunan organ negara
dan prosedur-prosedur yang mengatur kekuasaan, (b) hubungan-
hubungan antar organ negara itu satu sama lain, serta (c) hubungan antara
organ-organ negara itu dengan warga negara. Dengan adanya kesepakatan
tersebut, maka isi konstitusi dapat dengan mudah dirumuskan karena
benar-benar mencerminkan keinginan bersama, berkenaan dengan
institusi kenegaraan dan mekanisme ketatanegaraan yang hendak
dikembangkan dalam kerangka kehidupan negara berkonstitusi
(constitusional state).
Keseluruhan kesepakatan itu pada intinya menyangkut prinsip
pengaturan dan pembatasan kekuasaan. Atas dasar pengertian
tersebut maka sebenarnya prinsip konstitusionalisme modern
adalah menyangkut prinsip pembatasan kekuasaan atau yang
lazim disebut sebagai prinsip limited government. Dalam
pengertin inilah maka konstitusionalisme mengatur du
hubungan yang saling berkaitan satu sama lain, yaitu :
Pertama, hubungan antara pemerintahan dengan warga
negara; dan Kedua, hubungan antara lembaga pemerintahan
yang satu dengan lainnya.
C. Konstitusi Indonesia
1. Pengantar
Dalam proses reformasi hukum dewasa ini berbagai kajian
ilmiah tentang UUD 1945, banyak yang melontarkan ide untuk
melakukan amandemen terhadap UUD 1945. Memang
amandemen tidak di maksudkan untuk mengganti sama sekali
UUD 1945, akan tetapi merupakan prosedur penyempurnaan
terhadap UUD 1945 tanpa harus langsung mengubah UUD-nya
itu sendiri, amandemen lebih merupakan perlengkapan dan
rincian yang dijadikan lampiran otentik bagi UUD tersebut
Suatu hal yang sangat mendasar bagi pentingnya amandemen
UUD 1945 adalah tidak adanya sistem kekuasaan dengan
“checks and balances” terutama terhadap kekuasaan eksekutif,
Oleh karena itu bagi bangsa Indonesia proses reformasi
terhadap UUD 1945 adalah merupakan suatu keharusan, karena
hal itu akan mengantarkan bangsa Indonesia ke arah tahapan
baru melakukan penataan terhadap ketatanegaraan.
Demikianlah bangsa Indonesia memasuki suatu babakan baru
dalam kehidupan ketatanegaraan yang diharapkan membawa ke
arah perbaikan tingkat kehidupan rakyat. UUD 1945 hasil
amandemen 2002 dirumuskan dengan melibatkan sebanyak-
banyaknya partisipasi rakyat dalam mengambil keputusan
politik, sehingga diharapkan struktur kelembagaan negara yang
lebih demokratis ini akan meningkatkan kesejahteraan rakyat.
2. Hukum Dasar Tertulis (Undang-Undang Dasar)
Sebagaimana disebutkan di atas bahwa pengertian hukum dasar
meliputi dua macam yaitu, hukum dasar tertulis (Undang-Undang
Dasar) dan hukum tidak tertulis (convensi). Oleh karena itu
sifatnya yang tertulis, maka Undang-Undang Dasar itu
rumusannya tertulis dan tidak mudah berubah.
Dalam penjelasan UUD 1945 disebutkan bahwa UUD 1945
bersifat singkat dan supel. UUD 1945 hanya memiliki 37 pasal,
adapun pasal-pasal lain hanya memuat aturan peralihan dan aturan
tambahan.
Menurut Padmowahyono, seluruh kegiatan negara dapat
dikelompokkan menjadi dua macam yaitu :
1). Penyelenggaraan kehidupan negara.
2). Penyelenggaraan kesejahteraan sosial.
Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut diatas, maka sifat-sifat
UUD 1945 adalah sebagai berikut :
(1). Oleh karena sifatnya tertulis maka rumusannya jelas, merupakan
suatu hukum positif yang mengikat pemerintah sebagai penyelenggara
negara, maupun mengikat bagi setiap warga negara.
(2). Sebagaimana tersebut dalam penjelasan Undang-Undang Dasar
1945 bahwa UUD 1945 bersifat singkat dan supel, memuat aturan-
aturan yaitu memuat aturan-aturan pokok yang setiap kali harus
dikembangkan sesuai dengan perkembangan zaman, serta memuat hak-
hak asasi manusia.
(3). Memuat norma-norma, aturan-aturan serta ketentuan-ketentuan
yang dapat dan harus dilaksanakan secara konstitusional.
(4). UUD 1945 dalam tertib hukum Indonesia merupakan peraturan
hukum positif yang tertinggi, di samping itu sebagai alat kontrol
terhadap norma-norma hukum positif yang lebih rendah dalam
hierarkhi tertib hukum Indonesia.
3. Hukum Dasar yang Tidak Tertulis (Convensi)
Convensi adalah hukum dasar yang tidak tertulis, yaitu
aturan-aturan dasar yang timbul dan terpelihara dalam praktek
penyelenggaraan negara meskipun sifat tidak tertulis.
Convensi ini mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
(1). Merupakan kebiasaan yang berulang kali dan terpelihara
dalam praktek penyelenggaraan negara.
(2). Tidak bertentangan dengan Undang-Undang Dasar dan
berjalan sejajar.
(3). Diterima oleh seluruh rakyat.
(4). Bersifat sebagai pelengkap, sehingga memungkinkan
sebagai aturan-aturan adasar yang tidak terdapat dalam
Undang-Undang Dasar.
4. Konstitusi
Pengertian konstitusi dalam praktek ketatanegaraan
umumnya dapat mempunyai arti :
1. Lebih luas dari pada Undang-Undang Dasar atau
2. Sama dengan pengertian Undang-Undang Dasar.
Kata konstitusi dapat mempunyai arti lebih luas
dari pada pengertian Undang-Undang Dasar, karena
pengertian Undang-Undang Dasar hanya meliputi
konstitusi tertulis saja, dan selain itu masih terdapat
konstitusi tidak tertulis yang tidak tercakup dalam
Undang-Undang Dasar.
5. Sistem Pemerintahan Negara Menurut UUD 1945 Hasil Amandemen
2002
Sebelum adanya amandemen terhadap UUD 1945, dikenal dengan Tujuh Kunci Pokok
Sistem Pemerintahan Negara, namun tujuh kunci pokok tersebut mengalami suatu perubahan.
Oleh karena itu sebagai Studi Komparatif sistem pemerintahan Negara menurut UUD 1945
mengalami perubahan.
a.      Indonesia ialah negara yang  berdasarkan atas hukum (Rechtstaat ).
Negara Indonesia berdasarkan atas hukum (Rechtstaat ), tidak berdasarkan atas kekuasaan
belaka (Machtstaat), mengandung arti bahwa negara,  termasuk didalamnya pemerintahan
dan lembaga - lembaga negara lainnya dalam melaksanakan tindakan apapun.
b.      Sistem Konstitusi
Pemerintah berdasarkan atas sistem konstitusi (hukum dasar), tidak bersifat absolut
(kekuasaan yang tidak terbatas).
Sistem ini memberikan penegasan bahwa cara pengendalian pemerintahan dibatasi oleh
ketentuan - ketentuan konstitusi dan juga oleh ketentuan-ketentuan hukum lain merupakan
produk konstitusional.
c. Kekuasaan Negara yang Tertinggi di Tangan Rakyat
Sistem kekuasaan tertinggi sebelum dilakukan amandemen dinyatakan dalam Penjelasan
Undang-Undang Dasar 1945 sebagai berikut: “Kedaulatan rakyat dipegang oleh suatu
badan,bernama MPR, sebagai penjelmaan seluruh rakyat indonesia (Vertretungorgatan des
willens des statsvolkes).
d. Presiden ialah penyelenggara pemerintahan negara yang tertinggi disamping MPR
dan DPR.
Berdasarkan UUD 1945 hasil amandemen 2002, Presiden penyelenggara
pemerintahan tertinggi disamping MPR dan DPR, karena Presiden dipilih langsung
oleh rakyat. UUD 1945 pasal 6 A ayat 1, jadi menurut UUD 1945 ini Preiden tidak
lagi merupakan  mandataris MPR, melainkan dipilih oleh rakyat.
e. Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR.
f. Menteri Negara ialah pembantu Presiden, Menteri Negara tidak bertanggung
jawab kepada DPR.
Presiden dalam melaksanakan tugas dibantu oleh menteri-menteri negara, pasal
17 ayat 1 (hasil amandemen).
g. Kekuasaan Kepala Negara Tidak Tak Terbatas,
meskipun Kepala negara tidak bertanggung jawab kepada DPR, ia bukan
"Diktator" artinya kekuasaan tidak terbatas, disini Presiden adalah sudah tidak lagi
merupakan mandataris MPR, namun demikian ia tidak dapat membubarkan DPR
atau MPR.
6. Negara Indonesia adalah Negara Hukum
Ciri-ciri suatu negara hukum adalah :
a. Pengakuan dan perlindungan hak-hak asasi yang mengandung
persamaan dalam bidang politik, hukum, sosial, ekonomi, dan
kebudayaan.
b.  Peradilan yang bebas dari suatu pengaruh kekuasaan atau kekuatan
lain dan tidak memihak.
c.  Jaminan kepastian hukum yaitu jaminan bahwa ketentuan hukumnya
dapat dipahami dapat dilaksanakan dan aman dalam melaksanakannya.
Adapun pembangunan hukum di Indonesia sesuai dengan tujuan
negara hukum, diarahkan pada terwujudnya sistem hukum yang
mengabdi pada kepentingan nasional terutama rakyat, melalui
penyusunan materi hukum yang bersumberkan pada pancasila sebagai
sumber filosofinya dan UUD 1945 sebagai dasar konstitusionalnya serta
aspirasi rakyat sebagai sumber materialnya.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai