Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

NEGARA DAN KOSNTITUSI

KELOMPOK 3
1. C.131.18.0215 MIRZA INKASARI L.
2. C.131.18.0216 WAHYU FEBRIYANTO.
3. C.131.18.0218 THORINIO IKHLASH A.
4. C.131.18.0220 IDFI RIFABRIASWATI S.
5. C.131.18.0223 MUH SOLEH.
6. C.131.18.0224 IBA PRASETIAWAN.
7. C.131.18.0225 FAHRUL MAULANA.
8. C.131.18.0226 AZIS SUGIYATOMO
9. C.131.18.0227 YAZID SUSILO A.
10. C.131.18.0228 MOH HANIF P.
11. C.131.18.0229 DIMAS A.P.
12. C.131.18.0230 ANANTA B.W.

2019
NEGARA DAN KONSTITUSI

A. PENGERTIAN NEGARA.

Secara historis pengetian negara senantiasa berkembang sesuai dengan


kondisi masyarakat saat itu. Pada zaman Yunani kuno para ahli filsafat negara
merumuskan pengertian negara secara beragam.

Aristoteles yaitu merumuskan negara dalam bukunya Politica, yaitu


disebut sebagai negara polis, yang kecil. Dalam pengertian disebut sebgai
negara hukum., yang didalamnya terdapat sejumlah negaa yang ikut dalam
pemusyawaratan (ecclesia).

Agustinus yang meupakan tokoh katholik, Ia membagi negara dalam


dua pengertian yaitu Civitas Dei yang artinya nergara Tuhan, dan Civitas
Terrena atau Civitas Diaboli yang artinya negara duniawi.

Nicolo Machiavelli yang merumuskan negara kekuasaan, dalam


bukunya ‘Ill Principle’ yang dahulu buku refensi pada raja. Machiavelli
memandang negara ini dengan sudut kenyataan bahwa dala suatu negara
harus ada kekuasaan yang dimiliki oleh seorang pemimpin negara atau raja.
Bahkan lebih terkenal dengan ajaran tentang tujuan yang dapat menghalalkan
segala cara. Akibatnya banyak muncul berbagai praktek pelaksanaan
kekuasaan negarayang otoriter yang jauh dari nilai-nilai moral.

Thomas Hobbes yaitu akan terjadi homo homini lupus, yaitu manusia
menjadi serigala bagi manusia lain, dan akan timbul suatu perang semesta
yang disebut sebagai sebelum omnium contre omnes dan hukum berlaku
adalah hukum rimba.

Roger H.Soltau mengemukakan bahwa negara sebagai alat agency atau


wewenang lauthority yang mengatur atau mengendalikan persoalan-
persoalan besama atau nama masyarakat.

Harold J.Lasky bahwa negara suatu masyarakat yang diintegrasikan


karena mempunyai wewenang yang bersifat memaksadan secara sah lebih
agung dari individu atau kelempok, yang merupakan bagian dari masyarakat
itu.

Max Weber mengemukan pemikirannya bahwa negara adalah suatu


masyarakat yang mempunyai monopoli dalam penggunaan kekerasan fisik
secara sah dalam suatu wilayah.
Mac Iver menjelaskan bahwa negara adalah asosiasi yang
menyelenggarakan penertiban di dalam suatu masyarakat dalam suatu
wilayah dengan berdasarkan sistem hukum yang diselenggarakan oleh suatu
pemerintahan yang demi maksud tesebut diberi kekuasaan memaksa.

Miriam Budiardjo Guru Besar Ilmu Politik Indinesia mengemukakan


bahwa negara adalah suatu daerah teritorial yang rakyatnya diperintah (
governed) oleh sejumlah pejabat dan behasil menuntut dari warga negaranya
ketaatan pada peraturan perundang-undangannya melalui penguasaan
(kontrol) monopolitis dari kekuasaan yang sah.

Negara Indonesia.

Negara Indonesia tumbuh dan berkembang dengan dilata belakangi


oleh kekuasaan dan penindasan bangsa asing seperti penjajanhan Belana serta
Jepang. Oleh karena itu b=Bangsa Indonesia tumbuh dan berkembang dilatar
belakangi oleh kesatuan nasib, yaitu sama-sama dalam penderitaan dibawah
bangsa asing serta berjuang merebut kemedekaan.Unsur etis yang membentuk
Indonesia dengan beragam , baik lata belakang budaya, bahasa, adat
kebiasaan serta nilai-nilai yang dimiklikinya. Tebentuknya bangsa dan negara
Indonesia sangat panjang, sejak masa sebelum bangsa asing menjajah
Indonesia, seperti masa kejayaan Kerajaan Kutai, Sriwijaya, Majapahit dan
kerajaan lainnya.

Melalui sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 dengan isi sumpah tersebut


meupakan suatu tekad untuk mewujudkan unsur negara beupa satu nusa
(wilayah) negara, satu bangsa (rakyat), dan satu bahasa. Prinsip-prinsip
negara Indonesia dapat dikaji melalui makna yang terkandung dalam
Pembukaan UUD 1945.

B. KONSTITUSIONALISME.

Basis pokok konstitusionalisme adalah kesepakatan umum atau


persetujuan (consensus) di antara mayoritas mengenai bangunan yang
diidealkan berkaitan dengan negara. Jika kesepakatan itu runtuh maka runtuh
pula legitimasi kekuasaan negara yang bersangkutan, dan pada gilirannya
dapat terjadi civil war atau peang sipil atau dapat pula suatu revolusi.
Konsensus yang menjamin tegaknya konstitusionalisme di zaman modern
dewasa ini pada umumnya dipahami berdasarkan tiga elemen kesepakatan
atau konsensus, sebagai berikut :

1. Kesepakatan tentang tujuan cita-cita bersama (the general goals of


society or general acceptance of the same philosophy of goverment).
2. Kesepakatan tentang the rule of law sebagai landasan pemerintahan
atau penyelenggaraan negara (the basis of government).
3. Kesepakatan tentang bentuk insitusi-institusi dan prosedur-prosedur
ketatanegaraan (the form of institusions and pocdures). (Andrews 1968
: 12).

Kesepakatan pertama : yaitu berkenan dengan cita-cita besama yang


sangat menentukan tegaknya konstitusionalisme dan konstitusi dalam suatu
negara. Oleh karena itu pada suatu masyarakat untuk menjamin kebersamaan
dalam rangka kehidupan benegara, diperlukan perumusan tentang tujuan-
tujuan atau cita-cita bersama yang biasa juga disebut sebagai filsafat
kenegaraan atau staatsidee (cita Negara) yang befungsi sebagai
philoshofhiscegronslaag dan comon platform.

Lima prinsip dasar yang merupakan dasar filosofis bangsa Indonesia


tersebut adalah (1) Ketuhanan Yang Maha Esa, (2) Kemanusiaan yang adil
dan beadab, (3) Pesatuan Indonesia, (4) Kerayatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan dan, (5) Keadilan
bagiseluruh rakyat Indonesia. Untuk menciptakn cita-cita ideal dalam
beregara yaitu (1) Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah
Indonesia, (2) Meningkatkan (memajukan) kesejahteraan umum, (3)
Mencerdaskan kehidupan bangsa dan, (4) Ikut melaksanakan ketetiban dunia
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.

Kesepakatan kedua : adalah kesepakatan bahwa basis pemerintahan


didasarkan atas aturan hukum dan kostitusi. Serta didalam negara harus ada
keyakinan bersama bahwa dalam segala hal dalam penyelenggaraan negara
harus didasarkan atas rule of law. Bahkan di Amerika dikenal istilah The Rule
of law, and not rule of man untuk menggambarkan pengertian bahwa
hukumlah yang sesungguhnya memeintah atau memimpin suatu negara,
bukan manusia.

Istilah “The Rule of law” harus dibedakan denagan istilah “The Rule by
Law”. Dalam istilah terakhir ini kedudukan hukum (law) besifat
instrumentalis atau hanya sebagai alat, sedangkan kepemimpinan tetap berada
ditangan orang atau manusia yaitu “The Rule of Man by Law”. Dalam
pengertian yang demekian, hukum dapat dipandang dalam satu kesatuan
sistem yang puncaknya terdapat pengertian mengenai hukum dasar yang
disebut konstitusi baik dalam arti naskah yang tetulis maupun yang tidak
tetulis. Dalam pengetian ini dikenal dengan consititutional state yang
merupakan slah satu ciri penting negara demokrasi moden.
Kesepakatan ketiga : adalah berkenan dengan (a) bangunan organ
negara dan prosedur-prosedur yang mengatur kekuasaan, (b) hubungan-
hubungan anatar organ negara itu satu sama lain, serta (c) hukum antar organ-
organ negara itu dengan warna negara. Dengan adanya kesepakatan tersebut,
maka isi konstitusi dapat dirumuskan karena dapat benar-benar
mencerminkan keinginan bersama , berkenaan dengaan institusi kenagaraan
dari institusi kenegaraan dari mekanisme ketatanegaraan yang hendak
dikembangkan dalam kerangka kehidupan negara konstitusi (consititutional
state).

Keseluruhan kesepakatan itu pada intinya menyangkut prinsip


pengaturan dan pembatasan kekuasaan. Atas dasar pengertian tesebut maka
prinsip konstitusionalisme modern adalah menyangkut prinsip pembatasan
kekuasaan atau yang lazim disebut sebagai pinsip limited government. Dalam
pengetian inilah maka konstitusionalisme mengatur dua hubungan yang
saling yang berkaitan satu sama yang lain, yaitu pertama hubungan antar
pemerintahaan dengan warga negara dan kedua yaitu hubungan atara
pemerintahan yang satu dengan yang laininya.

C. KONSTITUSIONALISME INDONESIA.

1. Pengantar.
Dalam reformasi hukum banyak yang melontarkan ide untuk
melakukan amandemen terhadap UUD 1945 (untuk penyempurnaan).
Amandemen lebih merupakan perlengkapan dan rincian yang dijadikan
lampiran otentik bagi UUD tesebut. Dengan sendirinya amandemen
dilakukan dengan melakukan berbagai perubahan pasal-pasal maupun
memberikan tambahan-tambahan.
Ide tentang amandemen terhadap UUD 1945 didasarkan pada suatu
kenyataan sejarah selama masa orde lama dan orde baru, bahwa penerapan
tehadap pasal-pasal UUD memiliki sifat multi interpretable atau dengan
kata lain berwayuh, sehingga mengakibatkan adanya sentralisasi
kekuasaan teutama kepada presiden.
Suatu hal yang sangat mendasar bagi pentingnya amandemen UUD
1945 adalah tidak adanya sistem kekuasaan dengan checks and balances
terutama terhadap kekuasaan kekuasaan eksekutif. Oleh karena itu bagi
bangsa Indonesia proses reformasi terhadap UUD 1945 yatiu merupakan
suatu keharusan, karena hal itu akan mengantarkan bangsa Indonesia ke
arah tahapan baru melakukan penataan terhadap ketatanegaraan.
Amandemen terhadap UUD 1945 dilakukan semenjak tahun 1999,
dimana amandemen pertama dilakukan dengan memberikan tambahan dan
perubahan terhadap pasal 9 UUD 1945. Kemudian amandemen kedua
dilakukan pada tahun 2000, amandemen ke tiga dilakukan pada tahun
2001, dan amandemen terakhir pada tahun 2002 dan disahkan pada 10
Agustus 2002.
Hasil amandemen 2002 dirumuskan dengan melibatkan sebanyak-
banyaknya partipasi rakyat dalam mengambil keputusan politik, sehingga
diharapkan struktur kelembagaan negara yang lebih demokratis ini akan
meningkatkan kesejahteraan rakyat.

2. Hukum Dasar Tertulis (Undang-Undang Dasar).


Sebagaimana disebutkan pengetian hukum meliputi dua macam yaitu,
hukum dasar tertulis (Undang-Undang Dasar) dan hukum tidak tertulis
(onvensi). Secara umum menurut E.C.S Wade dalam bukunya
Constitutional Law, Undang-Undang Dasar menurut sifat dan fungsinya
adalah suatu naskah yang memaparkan keangka dan tugas-tugas pokok
dari badan-badan pemerintah suatu negara dan menentukan pokok cara
kerja badan tersebut.
Undang-Undang Dasar dapat dipandang sebagai lembaga atau
sekumpulan asa yang menetapkan bagaimana kekuasan tersebut dibagi
antaa Badan Legislatif, Eksekutif dan Badan Yudikatif.
Dalam penjelasan Undang-Undang Dasar 1945 disebutkan bahwa
Undang-Undang Dasar 1945 bersifat singkat dan supel. Undang-Undang
Dasar 1945 hanya memiliki 37 pasal, adapun pasal-pasal lain hanya
memuat aturan peralihan dan aturan tambahan. Hal ini mengandung makna
sebagai beikut :
a. Telah cukup jika Undang-Undang Dasar hanya mebuat aturan-aturan
pokok, hanya membuat garis-garis besar instruksi kepada pemerintah
pusat dan lain-lain penyelenggaraan negara untuk menyelenggarakan
kehidupan negaa dan kesejahteaan sosial.
b. Sifatnya yang supel (elastis) dimaksud bahwa kita senantiasa harus
ingat bahwa masyarakat itu harus terus berkembang, dinamis. Negara
Indonesia akan terus tumbuh berkembang dengan seiring
berkembangan zaman. Behubungan dengan itu janganlah terlalu
tegesa-gesa memberikan kristalisasi, membeikan bentuk kepada
pikiran-pikiran yang masih berubah. Oleh karena itu makin supel
sifatnya aturan itu makin baik. Maka kita harus menjaga supaya
sistem dalam Undang-Undang Dasar jangan sampai ketinggalan
zaman.

Menurut Padmowahyono, seluruh kegiatan negara dapat


dikelompokan menjadi dua macam yaitu :
a. Penyelenggaraan kehidupan negara.
b. Penyelenggaraan kehidupan sosial.

Bedasarkan engertian-pengertian diatas, maka sifat Undang-Undang


Dasar 1945 sebagi berikut :
a. Olwh karena sifatnya tertulis maka rumusannya merupakan suatu
hukum positif yang mengikat pemerintah sebagai penyelenggara
negara, maupun mngikat bagi setiap warga negara.
b. Sebagaiman dalam penjelasan Undang-Undang Dasar 1945 bahwa
UUD 1945 besifat singkat dan supel, memuat aturan pokok yang setiap
kali harus dikembangkan sesuai dengan pekembangan zaman, seta
memuat hak-hak asasi manusia.
c. Memuat norma-norma aturan seta ketentuan-ketentuan yang dapat dan
harus dilaksanakan secara konstitusional.
d. Undang-Undang Dasar 1945 dalam tertib hukum Indonesia merupakan
aturan hukum positif yang tinggi, disamping itu sebagai alat kontrol
tehadap norma-norma hukum positif yang lebih rendah dalam hierarkhi
tetib hukum Indonesia.

3. Hukum Dasar Yang Tidak Tertulis (Convensi).


Hukum dasar yang tidak tertulis (Convensi) adalah aturan dasar yang
timbul dan terpelihara dalam penyelengaran negara meskipun sifatnya
tidak tertulis. Sifat sifat convensi antara lain :
a. Kebiasaan yang berulang kali dan terpelihara dalam praktek
penyelenggaraan negara.
b. Berjalan sejajar dengan UUD RI.
c. Diterima oleh seluruh rakyat.
d. Bersifat sebagai pelengkap, sehingga memungkinkan sebagai aturan
dasaryang tidak terdapat dalam UUD

Contoh convensi antara lain :

1. Pengambilan keputusan berdasarkan musyawarah mufakat. Menurut


pasal 37 ayat (1) dan (4) UUD 1945 segala keputusan MPR diambil
berdasarkan suara terbanyak. Akan tetapi sistem ini dirasa kurang jiwa
kekluargaan sebagai kepribadian bangsa, karena itu untuk mengabil
suatu keputusan dalam praktek penyelenggaraan negara selalu
diberlakukan sistem musyawarah mufakat.
2. Praktek penyelenggaraan negara yang sudah menjadi hukum dasar
tidak tertulis antara lain :
a. Pidato kenegaraan oleh Presiden RI setiap tanggal Agustus dalam
sidang DPR.
b. Pidato Presiden yang diucap sebagai keteragan pemerintah tentang
Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara pada minggu
pertama bulan Janurai setiap tahunnya.

Jadi bilamana convensi dikehendaki untuk menjadi aturan dasar


tertulis, tidak secara otomatis setingkat dengan UUD, melainkan sebagai
suatu ketetapan MPR.

4. Konstitusi.

Kata “Constitutie” berasal dari istilah Belanda dan “Constitution”


berasal dari bahasa inggris yang artinya Undang Undang Dasar. Akan
tetapi pengertian konstitusi dalam pratek ketatanegaraan umumnya adalah:

1. Lebih luas dari Undang Undang Dasar, karena pengertian UUD hanya
meluputi konstitusi tertulis saja. Selain itu masih terdpat konstitusi
tidak tertulis yang tidak tercakup dalam UUD.
2. Sama dengan Undang Undang Dasar. Terbukti dengan istilah
Konstitusi Indonesia Serikat bagi UUD RIS.

5. Sistem Pemerintahan Negara Menurut UUD 1945 Hasil Amandemen


2002.

Sistem pemerintahan indosnesia sebelum diamandemen dibagi ataas 7


yang dikenal dengan tujuh kunci pokok sistem pemerintahan, walaupun
menurut penjelasan tidak lagi yudiris namum mereka mengalami
perubahan. Sebagai studi komparatif sistem pemerintahan negara menurut
UUD 1945 stelah amandemen, dijelaskan sebagai berikut :
a. Indonesia adalah negara yang berdasarkaan atas hukum
(Rechsstaat) bukan kekuasaan belaka (Machtsstaat).
Megandung arti bahwa negara termasuk dalam pemeritahan dan
lembaga negara lainnya dalam melakukan tindakan harus berdasarkan
dan dilandasi dengan hukum atau dapat dipertanggungjawabkan
secara hukum. Pengertian negara hukum secara formal adalah
melindungi seluruh warga dan suluruh tumpah darah dan dalam
material yaitu negara harus bertanggung jawab terhadap kesejahteraan
dan kecerdasan warga negaranya dan setiap tindakan negara harus
mempertimbangkan 2 landasan yaitu kegunaannya (doelmatigheid)
dan landasan hukumnya (rechtmatigheid).

b. Sistem Konstitusional
Sistem ini memberi penegasan bahwa cara pengendalian
pemerintahan dibatasi oleh ketentuan ketentuan konstitusi juga
ketentuan hukum lain yang merupakan produk konstitusional,
ketetetapan MPR, UU dan sebagainya. Dengan demikian sistemini
memperkuat dan menegaskan lagi sisitem negara hukum seperti
penjelasan di atas.

c. Kekuasaan Negara Yang Tertinggi Di Tangan Rakyat


Sebelum Amandemen pejelasan undang undangan sebagai berikut
“ Kedaulatan rakyat dipegang oleh MPR sebagai penjelmaan seluruh
rakyat Indonesia. Namun meurut UUD hasil amandemen 2002
kekuasaan tertinngi di tangan rakyat UUD pasal 1 ayat (2). Menurut
hasil amandemen 2002 MPR hanya berkuasa melakukan perubahan
UUD, melantik dan memberhentikan Presiden dan wakil presiden
sesuai masa jabatan, atau jika melanggar suatu konstitusi. Presiden
bersifat ‘neben’ bukan ‘Untergeordent’ karenaa dipilah langsung oleh
rakyat sesuai hasil amandemn 2002, pasal 6A ayat (1).
d. Presiden Ialah Penyelenggara Pemerintahan Tertinggi Di
Samping MPR Dan DPR.
Kekuasaan Presiden sebelum Amandmen :
“Dibawah MPR, Presiden adalah penyelenggara pemerintahan
tertinggi, kekuasaan dan tanggung jawab ada ditangan Presiden
(Concentration of power responsibility upon the president).Hasil
amanemen 2002 menyatakan bahwa Presiden merpakan
penyelenggara pemerintahan tertinggi disamping MPR dan DPR krn
bukan lagi mandataris MPR melainkan dipilih langsung oleh rakyat.

e. Presiden Tidak Bertanggung Jawab Kepada DPR


Presiden harus mendapat persetujuan DPR untuk membentuk UU
(pasal 5 ayat (1)) dan menetapkan anggaran pendapatan dan belaanja
negara sesuai pasal 23. Presiden harus bekerjasama dengan DPR yang
artinya kekudukan presiden tidak tergantung dewan.

f. Menteri Adalah Pembantu Presiden, Dan Tidak Bertanggung


Jawab Pada DPR
Pasal 17 ayat (1) “Dalam melaksanakan tugas Presiden dibantu oleh
menteri – menteri”
Pasal 17 ayat (2) “ Presiden mengangkan dan memberhentikan
menteri” dan menteri tidak bertanggung jawab kepada DPR.

g. Kekuasaan Kepala Negara Tidak Tak – Terbatas


Presiden bukan lagi mandataris MPR bahkan sejajar dengan MPR
dan DPR. Namun jika Presiden melanggar UU atau UUD, MPR dapat
melakukan Impeachment.
6. Indonesia adalah Negara Hukum.

Negara hukum yang berdasarkan Pancasila bukan berdasarkan atas


kekuasaan. Sifat negara hukum dapat ditunjukan jika alat perlengkapannya
bertindak menurut dan terikat pada aturan aturan yang telah ditentukan.

Ciri suatu negara hukum :

a. Pengakuan dan perlindungan HAM


b. Peradilan bebas dari pengaruh kekuasaan lain
c. Jaminan kepastian hukum, yaitu jaminan bahwa ketentuan hukumnya
dapat dipahami, dilaksanakan dan aman dalam melaksanakannya.

Sifat hukum berdasarkan Pancasila berfungsi mengayomi agar cita


cita luhur bangsa tercapai dan terpelihara. Demi keadilan dan kebenaran
perlu ada badan badan kehakiman yang kokoh dan kuat. Presiden wajib
bekerjasama dengan badan kehakiman untuk menjamin pemerintahan yang
bersih dan sehat.

Anda mungkin juga menyukai