NIM: C100160073
KELAS B
Fakultas Hukum
E-mail: handiananta17@gmail.com
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Memahami Hukum Adat dimulai dari pengetian dan istilah hukum adat itu sendiri,
menurut Snouck Hurgronje Adat Recht atau Hukum Adat adalah adat-adat yang mempunyai
akibat hukum, atau dengan kata lain disebut dengan hukum adat jika adat tersebut
memepunyai akibat hukum. Diantara manfaat mempelajari hukum adat adalah untuk
memahami budaya hukum Indonesia, dengan ini kita akan lebih mengetahui hukum adat
yang mana yang tidak lagi sesuai dengan perkembangan zaman dan hukum adat mana yang
dapat mendekati keseragaman yang berlaku sebagai hukum nasional.
Lebih jauh membahas tentang Hukum Adat, suatu adat dikatakan sebagai hukum
adat atau seingkatnya yang merupakan karakteristik hukum adat adalah hukum yang
umumnya tidak ditulis, peraturan-peraturan yang ada kebanyakan merupakan petuah yang
memuat asas perikehidupan dalam bermasyarakat serta kepatuhan seseorang terhadap hukum
adat akan lebih didasarkan pada rasa harga diri setiap anggota masyarakat. Lalu bagaimana
dengan hukum adat yang selanjutnya ada dan dikatakan sebagai Aspek Kebudayaan, serta
letaknya dalam kerangka kebudayaan itu, jawaban dari beberapa pertanyaan ini akan kami
bahas di bab selanjutnya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana hukum adat ditempatkan sebagai aspek kebudayaan ?
2. Bagaimana cara berpikir masyarakat Indonesia dan bagaimana proses terbentuknya hukum
adat?
BAB II
PEMBAHASAN
Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu
generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic. Menurut
Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial,
ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan
lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di
dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan
kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat. Menurut
Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan
cipta masyarakat.
Dari uraian diatas maka dapat diambil pengertian bahwa Hukum Adat sebagai
Aspek Kebudayaan adalah Hukum Adat yang dilihat dari sudut pandang nilai, norma sosial,
ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur sosial religious yang didapat seseorang dengan
eksistensinya sebagai anggota masyarakat.
Jika hukum adat dilihat dari segi wujud kebudayaan maka hukum adat termasuk
dalam kebudayaan yang berwujud sebagai kompleks dari ide yang fungsinya untuk
mengarahkan dan mengatur tingkah laku manusia dalam berkehidupan di masyarakat, dengan
demikian hukum adat merupakan aspek dalam kehidupan masyarakat sebagai kebudayaan
bangsa Indonesia.
Sistem hukum adat pada dasarnya bersendikan pada alam fikiran bangsa Indonesia yang tidak
sama dengan alam pikiran masyarakat Barat. Oleh karena itu sistem hukum adat dan sistem
hukum Barat terdapat beberapa perbedaan diantaranya :
Hukum Barat Hukum Adat
- Mengenal hak suatu barang dan hak
- Tidak mengenal dua pembagian hak
orang seorang atas sesuatu objek yang tersebut, perlindungan hak ditangan
hanya berlaku terhadap sesuatu orang hakim
lain yang tertentu
- Mengenal Hukum Umum dan
- Berlainan daripada batas antara
Hukum Privat lapangan public dan lapangan privat
pada Hukum Barat
- Ada Hakim Pidana dan Hakim
- Pembetulan hukum kembali kepada
Perdata hakim (kepala adat) dan upaya adat
(adat reaksi)
Hukum Adat adalah Hukum Non Statuir , hukum adat juga sebagai hukum yang berkembang
dan hidup di masyarakat, sehingga unsure-unsur yang ada dalam hukum adat dapat menjadi
asumsi atas eksistensi hukum adat , hukum adat tersebut lahir dan dipelihara oleh putusan-
putusan para warga masyarakat hukum terutama keputusan kepala rakyat yang membantu
pelaksanaan perbuatan hukum itu atau dalam hal bertentangan keperntingan dan keputusan
para hakim mengadili sengketa sepanjang tidak bertentangan dengan keyakinan hukum
rakyat, senafas, seirama, dengan kesadaran tersebut diterima atau ditoleransi.
DAFTAR PUSTAKA