Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH HUKUM ADAT

SENDI-SENDI HUKUM ADAT YANG MERUPAKAN LANDASAN


DAN HUKUM ADAT SEBAGAI ASPEK KEBUDAYAAN

KELOMPOK 3 :
RIKEN KALALO

13081103285

ANDINI BINGKU

13081103161

DEBORA PUNUSINGON 13081103129


JUAN OYA

13081103133

HETWEN EGETEN
LIBY SAKSI

13081103199
13081103123

Program Studi Ilmu Pemerintahan


Fakultas Ilmu Sosial dan Politik
Universitas Sam Ratulangi
Manado
2014

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
perkenannya kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan
bertanggung jawab.
Makalah ini kami buat dengan maksud untuk melengkapi tugas akhir
semester, walaupun ada materi yang kami ambil lewat internet atau sering
kita sebut google. Namun kami bukan plagiat melainkan kami hanya melihat
atau mengambil materi yang menurut kami bisa kami tambahkan dalam
makalah ini.
Mohon maaf jika ada kesalahan atau tidak berkenan dihati, terima kasih
dan selamat membaca.

1
DAFTAR ISI

KATA
PENGANTAR
.1
DAFTAR
ISI
..2
BAB 1
PENDAHULUAN
.3
1.1 Latar
belakang

1.2 Rumusan
masalah

BAB 2
PEMBAHASAN
4
2.1 Pengertian hukum
adat
2.2 Pengertian sendi hukum
adat...
2.3 Sendi-sendi hukum adat yang merupakan
landasan..
2.4 Hukum adat sebagai aspek
kebudayaan

BAB 3
PENUTUP.
.7
DAFTAR
PUSTAKA
.8

2
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Hukum adat pada dasarnya merupakan sebagian dari adat istiadat
masyarakat. Adat- istiadat mencakup konsep yang luas. Sehubungan
dengan itu dalam penelaahan hukum badat harus dibedakan antara
adat-istiadat (non-hukum) dengan hukum adat, walaupun keduanya sulit
sekali untuk dibedakan karena keduanya erat sekali kaitannya.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),[2] Sendi merupakan


dasar, azas, atau pedoman, dan fundamen. Maka, secara harfiyah dapat
di pahami bahwa maksud dari Sendi-Sendi Hukum Adat adalah pedoman
dasar karakteristik system hukum adat di Indonesia.
Lebih jauh membahas tentang Hukum Adat, suatu adat dikatakan
sebagai hukum adat atau seingkatnya yang merupakan karakteristik
hukum adat adalah hukum yang umumnya tidak ditulis, peraturanperaturan yang ada kebanyakan merupakan petuah yang memuat asas
perikehidupan dalam bermasyarakat serta kepatuhan seseorang
terhadap hukum adat akan lebih didasarkan pada rasa harga diri setiap
anggota masyarakat. Lalu bagaimana dengan hukum adat yang
selanjutnya ada dan dikatakan sebagai Aspek Kebudayaan, serta
letaknya dalam kerangka kebudayaan itu, jawaban dari beberapa
pertanyaan ini akan kami bahas di bab selanjutnya.

1.2 RUMUSAN MASALAH


a. Bagaimana sendi-sendi hokum adat itu dapat berfungsi sebagai
landasan ?
b. Bagaimana hukum adat ditempatkan sebagai aspek kebudayaan ?
c. Bagaimana cara berpikir masyarakat Indonesia dan bagaimana proses
terbentuknya hukum adat?
d. Bagaimana pengertian dan sendi hokum adat ?

BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Hukum Adat


Hukum adat pada dasarnya merupakan sebagian dari adat istiadat
masyarakat. Adat istiadat mencakup konsep yang luas, sehubungan
dengan itu dalam penelahan hukum adat harus dibedakan antara adat

istiadat (non-hukum) dengan hukum adat, walaupun keduanya sulit sekali


untuk dibedakan karena keduanya erat sekali katanya.
Untuk mendapatkan gambaran apa yang dimaksud dengan hukum adat,
maka ada pendapat para ahli mengenai hukum adat itu sendiri. Dr.
Sukanto, S.H.
Hukum adat adalah kompleks adat-adat yang pada umumnya tidak
dikitabkan, tidak dikodifikasikan dan bersifat paksaan, mempunyai sanksi
jadi mempunyai akibat hukum.
2.2

Pengertian Sendi Hukum Adat


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),[2] Sendi merupakan
dasar, azas, atau pedoman, dan fundamen. Maka, secara harfiyah dapat
di pahami bahwa maksud dari Sendi-Sendi Hukum Adat adalah pedoman
dasar karakteristik system hukum adat di Indonesia.
Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang majemuk, terdiri dari
sekitar 742 bahasa daerah dan sekitar 1.128 suku dan etnis, sudah
barang tentu mempunyai kebiasaan dan adat yang berbeda pula. Namun
kemajemukan masyarakat Indonesia tersebut tidak mempengaruhi sendi
dasar dari hukum adat setiap daerah. Itulah sebabnya masyarakat di luar
Indonesia sangat tertarik untuk meneliti bangsa Indonesia yang meski
begitu banyak suku, namun system gotong-royong dan kerja sama selalu
menjadi pilar utama masyarakat Indonesia.

4
2.3 Sendi-sendi Hukum Adat Yang Merupakan Landasan
Sistem hukum adat bersendi atas dasar alam pikiran bangsa Indonesia
yang berlainan dengan alam pikiran yang menguasai hukum barat.
Hukum adat memiliki corak sebagai berikut :
a. Mempunyai sifat kebersamaan atau komunal yang kuat
b. Mempunyai corak religio-magis yang berhubungan dengan
pandangan hidup alam Indonesia
c. Hukum adat diliputi oleh pikiran pentaatan serba kongkrit
d. Hukum adat memiliki sifat visual

Antara sistem hukum barat dan sistem hukum barat terdapat


beberapa perbedaan yang fundamental, misalnya :
1. Hukum barat mengenal zekelijke rechten (hak atas benda) dan
persoonlijke rechten ha katas suatu objek (benda) atau hak
relative. Hukum adat tidak mengenal pembagian hak dalam dua
golongan seperti tersebut diatas.
2. Hukum barat mengenal perbedaan antara hukum public dan
hokum privat. Hukum adat tidak mengenal perbedaan ini.
3. Hukum barat membedakan pelanggaran-pelanggaran hukum
dalam dua golongan, yaitu pelanggaran yang bersifat pidana dan
harus diperiksa oleh hakim pidana, dan pelanggaran-pelanggaran
yang hanya mempunyai akibat dalam lapangan perdata saja serta
yang diadili oleh hakim perdata. Hukum adat tidak mengenal
perbedaan demikian.
Perbedaan-perbedaan fundamental dalam sistem ini, pada hakikatnya
disebabkan karena :
Corak serta sifat yang berlainan antara hukum adat dan hokum
barat
Pandangan hidup yang mendukung kedua hokum itu juga jauh
berlainan

5
2.4

Hukum adat sebagai aspek kebudayaan


Sebelum menginjak lebih jauh mengenai pembahasan Hukum Adat
sebagai Aspek Kebudayaan, Budaya sendiri menurut Kamus Bahasa
Indonesia adalah pikiran; akal budi; hasil[1]. Lalu disini akan lebih
dikhususkan lagi dengan pengertian kebudayaan itu sendiri.
Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun
temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian
disebut sebagai superorganic. Menurut Andreas Eppink, kebudayaan

mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu


pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan
lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang
menjadi ciri khas suatu masyarakat. Menurut Edward Burnett Tylor,
kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya
terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat
istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang
sebagai anggota masyarakat. Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman
Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta
masyarakat.[2]
Dari uraian diatas maka dapat diambil pengertian bahwa Hukum Adat
sebagai Aspek Kebudayaan adalah Hukum Adat yang dilihat dari sudut
pandang nilai, norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan
struktur sosial religious yang didapat seseorang dengan eksistensinya
sebagai anggota masyarakat.
Jika hukum adat dilihat dari segi wujud kebudayaan maka hukum
adat termasuk dalam kebudayaan yang berwujud sebagai kompleks dari
ide yang fungsinya untuk mengarahkan dan mengatur tingkah laku
manusia dalam berkehidupan di masyarakat, dengan demikian hukum
adat merupakan aspek dalam kehidupan masyarakat sebagai
kebudayaan bangsa Indonesia.[3]
Hukum Adat merupakan hukum tradisional masyrakat yang
merupakan perwujudan dari suatu kebutuhan hidup yang nyata serta
merupakan salah satu cara pandangan hidup yang secara
keseluruhannya merupakan kebudayaan masyarakat tempat hukum
adat tersebut berlaku.[4]
Apabila kita melakukan studi tentang hukum adat maka kita harus
berusaha memahami cara hidup dan pandangan hidup bangsa Indonesia
yang merupakan refleksi dari cara berpikir dan struktur kejiwaan bangsa
Indonesia.[5]
Maka jelas dikatakan bahwa memang hukum adat adalah sebagai
aspek kehidupan dan budaya bangsa Indonesia karena struktur kejiwaan
dan cara berfikir bangsa Indonesia tercermin lewat hukum adat itu
sendiri.
6

BAB 3
PENUTUP

Hukum Adat merupakan hukum tradisional masyrakat yang merupakan


perwujudan dari suatu kebutuhan hidup yang nyata serta merupakan
salah satu cara pandangan hidup yang secara keseluruhannya
merupakan kebudayaan masyarakat tempat hukum adat tersebut
berlaku
Dengan ini kami paparkan hasil kerja kami, walaupun sebagian besar
materi kami ambil lewat internet atau google namun kami harap
makalah ini dapat diterima demi membantu nilai semester kami.
Mohon maaf jika ada kesalahan baik dalam penulisan ataupun
penampilan makalah ini, kami mahasiswa juga masih sementara beljar.
Demikian makalah ini dan terima kasih, Tuhan Yesus Memberkati

DAFTAR PUSTAKA

http://nitawahyono.blogspot.com/2012/05/makalah-hukum-adat-

hukum-adat-sebagai.html
http://yessysca.blogspot.com/2011/02/rangkuman-hukum-adat-

karangan-soerojo_23.html
http://zakariahasibuan.blogspot.com/2011/12/sendi-sendihukum-adat.html

Anda mungkin juga menyukai