BAB I
PPKn, ILMU, DAN PENGETAHUAN
Indikator
1. Menjelaskan istilah PPKn
2. Menjelaskan pengertian ilmu dan pengetahuan
3. Menjelaskan ciri-ciri ilmu dan pengetahuan
4. Mengidentifikasi perbedaan antara ilmu dan pengetahuan
5. Mengidentifikasi ontologi, epistemologi, dan aksiologi PPKn
Pengantar
iskursus tentang apakah PPKn sebuah ilmu atau
Konsep
1
Suriasumantri S, Jujun, 1999. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. CV. Muliasari
4. Informasinya terpercaya
b. Ciri-ciri pengetahuan
1. Susunannya seringkali tidak sistematis
2. Sumbernya tidak jelas dan sulit untuk dilacak
3. Informasinya tidak valid
2
Jujun S Suriasumantri, 1999. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Pustaka Sinar
Harapan.
Rangkuman
Konsep dan nama merupakan dua terms yang berbeda.
Konsep adalah penjelasan lengkap tentang obyek. Sedangkan nama
adalah sebutan yang disematkan pada setiap orang sebagai penanda
dan identitas. Ilmu dan pengetahuan juga merupakan dua istilah yang
menunjuk pada hal yang berbeda. Ilmu menunjuk pada kumpulan
informasi yang bersumber dari obyek yang pasti, diperoleh dengan
metode tertentu, dan dirumuskan berdasarkan kaedah tertentu pula
(ilmiah). Sedangkan pengetahuan hanya sekedar kumpulan informasi
yang tidak diperoleh dengan cara yang ilmiah sehingga tidak bisa
diyakini kebenarannya. PPKn bukanlah ilmu yang berdiri sendiri yang
memiliki obyek sendiri, tetapi hanya mata pelajaran yang
membelajarkan materi dari disiplin ilmu yang lain.
Tugas
Temukanlah ontologi, epistemologi, dan aksiologi dari Biologi,
Sosiologi, ekonomi, dan hokum
Uji Kompetensi
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan jelas dan lengkap
1. Jelaskan syarat-syarat ilmu
2. Jelaskan perbedaan antara ilmu dan pengetahuan
3. Jelaskan perbedaan nama dan konsep
BAB II.
SEJARAH MATAPELAJARAN PPKn
Indikator
1. Menjelaskan sejarah lahirnya PPKn
2. Menjelaskan perubahan nama dan fokus kajian PPKn sejak
kurikulum 1947 sampai kurikulum 2013
Pengantar
Rangkuman
Nama mata pelajaran PPKn dari waktu ke waktu mengalami
perubahan, pada kurikulum 1956 nama PPKn disebut dengan
Kewarganegaraan, pada kurikulum 1959 berubah menjadi Civics,
berubah lagi ketika kurikulum 1962 diterapkan , yaitu menjadi
Kewarganegaraan. Setelah itu, terjadi lagi perubahan nama menjadi
Pendidikan Kewargaan Negara pada kurikulum 1968. Ketika
kurikulum 1975 lahir nama Pendidikan Kewarganegaraan berubah
lagi menjadi Pendidikan Moral Pancasila. Begitu juga ketika kurikulum
1994 dan kurikulum 2004 dilahirkan namanya berubah menjadi
Pendidkan kewarganegaraan. Dan perbuhan yang terakhir terlihat
pada K 13 dimana namanya menjadi PPKn.
Pasang surut tidak hanya terjadi pada nama, tetapi juga pada
dinamika pembelajaran dan penerapan Pancasila. Pada zaman Orde
Baru Pancasila begitu intensif dibelajarkan, melalui program yang kita
kenal dengan P4 yang berlangsung disemua instansi. Akan tetapi
ketika orde berganti menjadi Orde Reformasi kebanyakan orang
terlihat menjauh dari Pancasila, dan PPKn tidak lagi menjadi mata
pelajaran yang menarik untuk dipelajari.
Tugas
Carilah referensi yang menjelaskan tentang sejarah mata
pelajaran PPKn beserta ruanglingkup materi yang dibelajarkan.
Kemudian temukan perbedaan materi yang dibelajarkan pada setiap
kurikulum PPKn.
Uji Kompetensi
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan jelas dan lengkap
1. Jelaskan perbedaan PPKn dalam kurikulum 2006 dengan K. 13
2. Jelakan dinamika PPKn pada zaman Orde Baru
3. Jelaskan perkembangan PPKn pada masa Orde Reformasi
4. Jelaskan alasan logis perubahan nama PKn menjadi PPKn
BAB III.
HUBUNGAN MATAPELAJARAN PPKn DENGAN
MATAPELAJARAN LAINNYA
Indikator
1. Mengidentifikasi persamaan dan perbedaan antara PPKn dengan
ilmu-ilmu lainnya (Hukum, politik, Sosiologi, dan Antropologi)
2. Mengidentifikasi hubungan PPKn dengan imu-ilmu lainnya
(Hukum, politik, Sosiologi, dan Antropologi)
Pengantar
idak ada satupun mata pelajaran yang bisa berdiri
Rangkuman
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan tidak bisa
dilepaskan dari disiplin ilmu yang lain, seperti Hukum, Sosiologi,
Politik, dan Sejarah. Hal ini disebabkan materi PPKn diambil dari
beberapa disiplin ilmu tersebut. Misalnya materi tentang Nasionalisme
dari Sejarah, Pemilu dari Politik, Hak dan Kewajiban dari Hukum dan
Kedisiplinan, Kejakeras, dan Gotongroyong dari Sosiologi.
Tugas
Analisislah hubungan material antara mata pelajaran PPKn
dengan Ilmu politik, Ilmu Hukum, Ilmu Sosiologi, Sejarah, dan Ilmu
Tata Negara.
Uji Kompetensi
Jawblah pertanyaan di bawah ini dengan baik dan benar
1. Jelaskan hubungan PPKn dengan Sejarah
2. Jelaskan hubungan PPKn dengan Sosiologi
3. Jelaskan Hubungan PPKn dengan Politik
4. Jelaskan hubungan PPKn dengan Tata Negara
5. Jelakan urgensi memahami hubungan PPKn dengan mata
pelajaran lainnya
BAB IV.
URGENSI DAN TUJUAN MATAPELAJARAN PPKn
Indikator
1. Menjelaskan tujuan pendidikan nasional
2. Menjelaskan tujuan PPKn
3. Mengidentifikasi keterkaitan tujuan PPKn dengan tujuan nasional
Indonesia dan tujuan pendidikan nasional
3. Mengidentifikasi urgensi PPKn bagi bangsa dan Negara Indonesia
Pengantar
alam prembule UUD 1945 disebutkan ada empat
e. Kerukunan
Kerukunan adalah salah satu nilai yang berkaitan erat dengan
integrasi nasional. Kerukunan di sini memiliki arti yang luas, bukan
hanya menjurus pada kerukunan beragama saja. Namun, juga
merupakan kerukunan dalam hal lain seperti kerukunan antar
suku, ras, dan lain-lain. Dalam kerukunan, haruslah kita
mengedepankan sikap toleransi yagn tinggi. Toleransi merupakan
kunci dari kerukunan tersebut. Jika kita sudah tidak dapat
toleransi, maka dapat timbul suatu konflik. Misalnya dalam
kehidupan sehari-hari, Ani dan Ana akan mengerjakan tugas
kuliah bersama, di waktu bersamaan datang waktu shalat Duhur.
Ana yang memiliki agama yang berbeda harus memiliki rasa
toleransi kepada temannya si Ani untuk mengizinkannya
melakukan kewajibannya itu.
Rendahnya empati dan kepedulian terhadap persoalan
minoritas merupakan gejala dari toleransi pasif. Ketidaktegasan
pemerintah dalam penyelesaian konflik sektarian seperti kasus
Ahmadiyah, Syiah, dan sengketa rumah ibadah mempertebal
apatisme publik. Ketidaktuntasan proses penyelesaian konflik-
konflik telah menggerus rasa kepercayaan masyarakat terhadap
komitmen pemerintah. Kondisi semacam ini memicu
ketidakpuasan kelompok masyarakat yang berujung pada
lunturnya kepercayaan mereka terhadap efektivitas penegakan
hukum. Masa depan kerukunan umat beragama menjadi
taruhannya mengingat potensi konflik sektarian menjadi bagian
tak terpisahkan dari realitas heterogenitas etnis dan agama.
Meningkatnya intensitas konflik sosial berlatar agama,
khususnya tiga tahun terakhir, telah memaksa kita memahami
Rangkuman
Tujuan pendidikan nasional Indonesia tertuang dalam pasal 3
UU No. 20 tahun 2003, yaitu; menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab. Tujuan tersebut berlandaskan
pada tujuan nasional Indonesia yang ada dalam pembukaan UUD
1945 “mencerdaskan kehidupan bangsa”. Adapun tujuan PPKn
adalah, civic intelligence, civic attitude, civic skill, dan civic moral. Hal
itu sekaligus menjadi urgensi PPKn.
Tugas
Berikan argumentasi saudara tentang pentingnya mata
pelajaran PPKn dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Uji Kompetensi
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan jelas dan benar
1. Jelaskan urgensi PPKn bagi mahasiswa
2. Jelaskan urgensi bagi Bangsa dan Negara Indonesia
3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan “mencerdaskan kehidupan
bangsa” yang terdapat dalam Pembukaan UUD 1945.
4. Jelaskan keterkaitan (sequensi) antara tujuan nasional Indonesia
dengan tujuan pendidikan nasional, dan tujuan pendidikan PPKn
5. Jelaskan tujuan pendidikan PPKn
BAB V.
KARAKTERISTIK PPKn
Indikator
1. Menjelaskan ruang lingkup materi PPKn
Pengantar
egala sesuatu memiliki ciri dan karakteristik masing-
TAXONOMI PENGETAHUAN
SINTYTYZE EVALUATE
ASSOCIATE INTERNALIZE
ANALYZE ANALYZE
EXEPERIMENT VALUE
APPLY APPLY
QUESTION RESPOND
UNDERSTAN UNDERSTAN
D D
Deklaratif
Prosedural
Fungsional
Rangkuman
Tiga ranah yang dikembangkan pendidikan adalah; ranah
kognitif/pengetahuan, afektif/sikap, dan ranah psikomotorik/
keterampilan, moral. Mata pelajaran PPKn mengembangkan ketiga
ranah tersebut dalam pembelajarannya. Tapi tujuan akhirnya adalah
pembentukan peserta didik yang bermoral dan menjadi warga Negara
yang baik. Dilihat dari jenis ilmu, PPKn juga membelajarkan semua
jenis pengetahuan, yaitu; deklaratif, procedural dan fungsional. Hal
ini terlihat dari materi yang dibelajarkan dalam PPKn.
Tugas
Carilah kompetensi dasar PPKn dalam K. 13 kemudian
kelompokkanlah KD yang termasuk dalam pengetahuan deklaratif,
procedural dan fungsional. Buatlah tugas saudara dalam bentuk
tabel.
Uji Kompetensi
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan jelas dan benar
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan ranah kognitif, afektif, dan
psikomotorik. Berikan contoh materi PPKn yang membelajarkan
ketiga ranah di atas
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan civic intelligence, civic
responsibility, dan civic participation
3. Jelaskan perbedaan antara pengetahuan Deklaratif, Prosedural,
dan Fungsional
4. Jelaskan bagaimana cara PPKn bisa membentuk peserta didik
yang bisa menjadi warga Negara yang bermoral
BAB VI.
MANUSIA SEBAGAI SUBYEK DAN OBYEK NILAI,
MORAL, DAN NORMA
Indikator
1. Menjelaskan dimensi manusia sebagai mahluk individu dan sosial
2. Menjelaskan potensi yang dimiliki manusia
3. Menjelaskan pengertian nilai, moral, dan norma
4. Menjelaskan eksistensi manusia sebagai subjek dan objek nilai,
moral, dan norman
Pengantar
anusia merupakan subyek sekaligus obyek dalam
karakteristik yang khas dari seseorang ini sering kita sebut dengan
kepribadian. Setiap orang memiliki kepribadian yang membedakan
dirinya dengan orang lain. Kepribadian seseorang itu dipengaruhi
faktor bawaan (genotip) dan faktor lingkungan (fenotip) yang saling
berinteraksi terus menerus.
Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, salah satunya
dikarenakan pada diri manusia ada dorongan untuk berhubungan
(interaksi) dengan orang lain. Ada kebutuhan sosial (social need)
untuk hidup berkelompok dengan orang lain. Manusia memiliki
kebutuhan untuk mencari kawan atau teman. Kebutuhan untuk
berteman dengan orang lain, seringkali didasari oleh kesamaan ciri
atau kepentingannya masing-masing. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa, manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, karena beberapa
alasan, yaitu:
1. Manusia tunduk pada aturan, norma sosial
2. Perilaku manusia mengharapkan suatu penilaian dari orang lain
3. Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain
4. Potensi manusia akan berkembang apabila ia hidup ditengah-
tengah manusia
2. AKAL
Potensi berikutnya yang ada pada diri manusia adalah akal
yang terdapat pada otak manusia. Untuk merenungi besarnya
manfaat akal, berikut ini sabda rasulullah saw: Wahai manusia!
Mengertilah kalian tentang Tuhan kalian, saling berwasiatlah
3. NAFSU
Nafsu adalah keseluruhan dorongan, keinginan, kebutuhan
dan daya yang sejenis yang mengarahkan perilaku manusia.
Dengan nafsu manusia menjadi mau beraktifitas dalam kehidupan
1. Nilai teori
2. Nilai ekonomi
3. Nilai estetika
4. Nilai sosial
5. Nilai politik dan
6. Nilai religi
b. Max Scheler, mengelompokkan nilai menjadi enam tingkatan,
yaitu:
1. Nilai kenikmatan
2. Nilai kehidupan
3. Nilai kejiwaan
4. Nilai kerohanian
c. Notonagoro, membedakan nilai menjadi tiga, yaitu :
1. Nilai material
2. Nilai vital
3. Nilai kerokhanian
Nilai berperan sebagai pedoman menentukan kehidupan
setiap manusia. Nilai manusia berada dalam hati nurani, kata hati dan
pikiran sebagai suatu keyakinan dan kepercayaan yang bersumber
pada berbagai sistem nilai.
Norma adalah perwujudan martabat manusia sebagai mahluk
budaya, moral, religi, dan sosial. Norma merupakan suatu kesadaran
dan sikap luhur yang dikehendaki oleh tata nilai untuk dipatuhi. Oleh
karena itu norma dalam perwujudannya norma agama, norma filsafat,
norma kesusilaan, norma hukum dan norma sosial. Norma memiliki
kekuatan untuk dipatuhi karena adanya sanksi.
Norma-norma yang terdapat dalam masyarakat antara lain :
Norma agama : adalah ketentuan hidup masyarakat yang
bersumber pada agama
Norma : adalah ketentuan hidup yang bersumber pada
kesusilaan hati nurani, moral atau filsafat hidup.
Norma hukum : adalah ketentuan-ketentuan tertulis yang berlaku
dan bersumber pada UU suatu Negara tertentu
Norma sosial : adalah ketentuan hidup yang berlaku dalam
hubungan antara manusia dalam masyarakat
Pengertian moral berasal dari kata mos (mores) yang sinonim
dengan kesusilaan, kelakuan. Moral adalah ajaran tentang hal yang
baik dan buruk, yang menyangkut tingkah laku dan perbuatan
manusia. Seorang pribadi yang taat kepada aturan-aturan, kaidah-
kaidah dan norma-norma yang berlaku dalam masyarakatnya,
dianggap sesuai dan bertindak secara moral. Jika sebaliknya yang
terjadi maka pribadi itu dianggap tidak bermoral. Moral dalam
Rangkuman
Manusia memiliki dua dimensi, yaitu; dimensi fisik/materi/jasad
dan dimensi roh/jiwa. Manusia juga memiliki dua potensi, yaitu;
potensi dari dalam yang terdiri dari; akal, nurani, dan nafsu,
sedangkan potensi dari luar adalah wahyu Tuhan dan Sunnah rasul.
Selain itu dalam konteks kehidupan, manusia memiliki dua fungsi,
yaitu; sebagai mahluk individu, yaitu hidup untuk memenuhi
kebutuhan dirinya sendiri, dan sebagai mahluk social, yaitu hidup
tidak bisa terlepas dari orang lain. Karena potensi tersebut di atas
manusia butuh nilai dan norma agar menjadi orang yang bermartabat.
Nilai merupakan keberhargaan dari suatu. Nilai dalam PPKn adalah
nilai dasar. Norma adalah kumpulan peraturan yang disepakati dan
dipedomani dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan moral adalah
ajaran baik dan buruk dalam masyarakat.
Tugas
Uji Kompetensi
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan jelas dan benar!
1. Jelaskan perbedaan ciri manusia sebagai mahluk individu dan
social
2. Jelaskan potensi baik dan potensi buruk yang dimiliki manusia
3. Factor apa saja yang mempengaruhi berkembangnya potensi yang
dimiliki manusia
4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan “homo homini socius”
5. Jelaskan perbedaan antara nilai, norma, dan moral
BAB VII.
HUBUNGAN SIMPATI, EMPATI, DAN ANTIPATI
DENGAN MORAL
Indikator
1. Menjelaskan pengertian simpati, empati, dan antipati
2. Mengidentifikasi hubungan simpati, empati, dan antipati dengan
moral Menjelaskan dimensi manusia sebagai mahluk individu dan
sosial
Pengantar
ebagaimana kita pelajari sebelumnya bahwa manusia
Dampak simpati/empati
terhadap tindakan moral
1. Empati
Rangkuman
Empati adalah kemampuan untuk menyadari perasaan orang
lain dan bertindak (sesuai) untuk membantu. Adapun Simpati adalah
suatu proses seseorang merasa tertarik terhadap pihak lain, sehingga
mampu merasakan apa yang dialami, dilakukan dan diderita orang
lain. Sedangkan antipati merupakan perasaan tidak suka atau tidak
senang terhadap orang lain. Empati dan simpati mendorong
terjadinya tindakan yang bermoral, sedangkan antipati mendorong
terjadinya perbuatan yang tidak bermoral (amoral).
Tugas
Analisislah bagaimana empati dan antipasti mempengaruhi
tindakan seseorang. Tuliskan hasil analisis anda pada table di bawah;
Aspek Hasil Analisis
Bagaimana empati dan
antipasti berpengaruh
pada tindakan seseorang
Menurut pengalaman
saudara, manakah yang
lebih dominan
mempengaruhi tindakan
seseorang
Uji Kompetensi
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar dan lengkap
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan simpati, empati, dan antipati
2. Berikanlah contoh empati dan antipasti
3. Jelaskan penyebab timbulnya empati dan antipasti dalam diri
seseorang
4. Jelaskan bagaimana empati dan antipati berpengaruh terhadap
moral
DAFTAR BACAAN
1. Andi Hakim Nasution 2007. Filsafat Ilmu. Bumi Aksara
2. Sutarjo Wiramiharja, 2009. Pengantar Filsafat. Refika Aditama
3. Kohlber. 2004. Tahap Perkembangan Moral. Kanesius.
4. M. Nur. 2004. Perkembangan Moral dan Sosial. Surabaya
University Press.
5. Udin Suryapranata, 2006. Perkembangan PPKn
6. Filsafat Pancasila, 2012. Alpabeta
7. Darmadi, 2007. Dasar Konsep Pendidikan Moral. Alpabeta
8. UU No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas
9. Permenristekdikti No 22 tahun 2016
10. Kamp. 2002. Desain Pembelajaran. Apabeta
11. Soekanto. 2008. Pengantar Ilmu Sosial. Bumi Aksara
12. Soepranata, 2004. Sosiologi Umum. Gramedia
13. Anderson, 2004. Taxonomi Pembelajaran, Revisi Taxonomi
Bloom.
14. Budiningsih., 2004. Pembelajaran Moral. Rineka Cipta
15. Tim DOsen KWn, 2010. Pendidikan Kewarganegaraan, Alfabeta