Anda di halaman 1dari 23

ANALISIS WACANA KRITIS (AWK) MODEL TEUN A.

VAN DIJK TERHADAP


PENDIDIKAN POLITIK 2019 YANG DIUSUNG OLEH PARTAI GOLKAR DENGAN
TEMA “PENGUATAN DAN PEMAHAMAN AKAN NILAI PENTING PANCASILA
DALAM ERA INDUSTRI 4.0”
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Akhir Semester Ganjil Mata Kuliah Analisis Wacana
Dosen pengajar: Dr. Sri Wiryanti Boedi Oetami, M.Si.

Oleh
DENIS FITRI ASTUTIK
NIM 121711133142

PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA
2019
ANALISIS WACANA KRITIS (AWK) MODEL TEUN A. VAN DIJK TERHADAP
PENDIDIKAN POLITIK 2019 YANG DIUSUNG OLEH PARTAI GOLKAR DENGAN
TEMA “PENGUATAN DAN PEMAHAMAN AKAN NILAI PENTING PANCASILA
DALAM ERA INDUSTRI 4.0”
Oleh:
Denis Fitri Astutik
Mahasisiwa Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia
Universitas Airlangga
defiadenis@gmail.com

Abstrak:
Pendidikan politik adalah proses pembelajaran dan pemahaman tentang hak,
kewajiban dan tanggung jawab setiap warga negara dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Partai Politik adalah organisasi politik yang dibentuk oleh sekelompok warga
negara Republik Indonesia secara sukarela atas dasar persamaan kehendak dan cita-cita untuk
memperjuangkan kepentingan anggota, masyarakat, bangsa, dan negara melalui pemilihan
umum. Artikel yang berjudul Analisis Wacana Kritis (Awk) Model Teun A. Van Dijk terhadap
Pendidikan Politik 2019 yang Diusung Oleh Partai Golkar yang menekankan pada pentingnya
nilai-nilai pancasila menjelaskan tentang tiga aspek utama yaitu, struktur makro, superstruktur
dan struktur mikro; 1. strruktur makro, analisis wacana kritis menggambarkan struktur makro
pada kegiatan pendidikan politik 2019 yang diusung oleh partai Golkar, mendeskripsikan
secara umum tentang tema “Mengejawantahkan Ideologi Pancasila” pada masing-masing
topik berita yang di dalamnya terdapat poin-poin penting yang merujuk kembali pada tema
besarnya, 2. superstruktur, skematik atau alur dari berita tersebut dengan mendeskripsikan
urutan berita yang ditampilkam dalam teks berita, 3. Struktur mikro wacana kritis pada
wacana pendidikan politik 2019 yang diusung oleh partai Golkar pada umumnya
mereprentasikan keterlibatan beberapa elemen wacana, yakni aspek semantik (latar, detail,
maksud dan praanggapan), aspek sintaksis (struktur, pronomina, dan koherensi) aspek
leksikon (diksi: emotif, direktif, komisif) sedangkan aspek retoris (gaya penulisan dan grafis).
Jika dikaitkan dengan partai politik, pendidikan politik bisa diartikan sebagai usaha sadar dan
tersistematis dalam mentransformasikan segala sesuatu yang berkenaan dengan perjuangan
partai politik tersebut kepada massanya agar mereka sadar akan peran dan fungsi, serta hak
dan kewajibannya sebagai manusia atau warga negara. Hasil dari pembahasan artikel ini
adalah pada pendidikan politik 2019 yang diusung oleh partai Golkar dapat memuat ketiga
aspek dalam analisis wacana kritis model Van Dijk yaitu struktur makro, superstruktur, dan
struktur mikro beserta elemennya, yang berkaitan dengan penguatan nilai-nilai pancasila serta
mendorong peningkatan peran partai dalam upaya pemantapan ideologi pancasila dan
keutuhan NKRI.
Kata Kunci : Analisis wacana kritis, pendidikan politik, Golkar, Pancasila.

Pendahuluan

2
Bahasa meliputi tataran, fonologi, morfologi, sintaksis, semantik dan wacana. Berdasarkan
hirarkinya wacana merupakan tataran bahasa terlengkap, terbesar dan tertinggi. Wacana
dikatakan terlengkap karena mencakup tataran di bawahnya yakni fonologi, morfologi,
sintaksis, semantik dan ditunjang oleh unsur lainnya, yaitu situasi pemakaian dalam
masyarakat. Kridalaksana (2008:259) menyatakan bahwa “Wacana merupakan satuan
terlengkap dalam hierarki gramatikal tertinggi atau terbesar”. Selanjutnya dijelaskan bahwa
sebagai satuan bahasa yang lengkap, maka dalam wacana tersebut terdapat konsep, gagasan,
pikiran atau ide yang yang utuh, sehingga bisa dipahami oleh pembaca (dalam wacana tulis)
atau pendengar (dalam wacana lisan). Teks di dalam media adalah hasil proses wacana media.
Di dalam proses tersebut nilai-nilai, idiologi dan kepentingan media turut serta. Hal tersebut
memperlihatkan bahwa media “tidak netral” sewaktu mengkonstruksi realitas sosial. Media
mengikutsertakan perspektif dan cara pandang dalam manafsirkan realitas sosial. Berita dalam
media bukanlah representasi dari peristiwa semata-mata, akan tetapi di dalamnya memuat
nilai-nilai lembaga media yang membuatnya. (Darma dalam Tuchman, 2009:10).
Dengan menganalisis wacana tersebut, kita akan mengetahui motif atau ideologi yang
tersembunyi di balik teks berita tersebut secara sederhana. Analisis wacana kritis menurut
Darma (2009: 49) adalah sebuah upaya atau proses (penguraian) untuk memberi penjelasan
dari sebuah teks (realitas sosial) yang mau atau sedang dikaji oleh seseorang atau kelompok
dominan yang kecenderungannya mempunyai tujuan tertentu untuk memperoleh apa yang
diinginkan. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat diperoleh rumusan masalah dari artikel ini
adalah bagaimana analisis wacana kritis model Teun A. Van Dijk pada pendidikan politik
2019 yang digelar oleh partai Golkar sebagai penguatan nilai-nilai Pancasila?. Tujuan dari
analisis ini adalah untuk mengetahui hasil analisis wacana kritis model Teun A. Van Dijk pada
pendidikan politik yang digelar oleh partai Golkar sebagai penguatan nilai-nilai Pancasila di
era industri 4.0 sekarang ini. Hal inilah yang membuat peneliti tertarik untuk mengetahui
sesuatu yang tersembunyi dibalik adanya kegiatan yang baru digelar oleh partai Golkar
tersebut yang katanya mengusung tema tentang mengejawantahkan ideologi Pancasila.
Pancasila merupakan dasar negara Indonesia dimana dalam setiap silanya terkandung nilai-
nilai yang mengajarkan cara berpikir dan bertindak yang sesuai dengan ideologi negara.
Dengan adanya dasar negara, sebuah negara memiliki pedoman untuk menjalani kehidupan
berbangsa dan bernegara. Seiring berkembangnya zaman yang semakin mau dan masyarakat
yang semakin modern, membuat nilai-nilai Pancasila luntur, oleh sebab itu diperlukan suatu
upaya untuk mengembalikan dan memperkuat implementasi nilai-nilai Pancasila dalam
kehidupan sehari-sehari. Pancasila sebagai ideologi artinya Pancasila merupakan dasar hukum
di dalam penyelenggaraan kehidupan bernegara. Sebagai dasar hukum, pancasila dijadikan
norma-norma yang mengatur kehidupan masyarakat dalam semua bidang kehidupan, baik
dalam bidang ekonomi, politik, sosial, budaya, hukum, pendidikan dan kegiatan-kegiatan
bermasyarakat lainnya. (Dewati, 2013). Pendidikan dan politik merupakan dua hal yang
berbeda, namun memiliki tujuan utama yang saling medukung satu sama lain. Keduanya
bahu-membahu dalam proses pembentukan karakteristik masyarakat di suatu negara. Lebih
dari itu, keduanya satu sama lain saling menunjang dan saling mengisi. Pendidikan
menyangkut proses transmisi ilmu pengetahuan dan budaya, serta perkembangan
keterampilan dan pelatihan yang membawa perubahan pada diri individu terdidik. (Sudiarja,
2006:413). Sedangkan politik berkenaan dengan praktik kekuasaan, pengaruh dan otoritas
yang berkenaan dengan pembuatan keputusan-keputusan otoritatif tentang alokasi nilai-nilai
3
dan sumber daya. Karena keduanya sarat dengan proses pengalokasian dan pendistribusian
nilai-nilai dalam masyarakat, maka tidaklah sulit untuk memahami bahwa pendidikan dan
politik adalah dua perangkat aktivitas yang akan terus saling terkait dan berinteraksi.
Pada zaman sekarang di era industri 4.0, terdapat beberapa pengaruh negatif dalam kehidupan
terhadap identitas bangsa Indonesia salah satunya yaitu lunturnya nilai-nilai luhur yang
melekat pada kebangsaan, dengan banyaknya pengaruh dari budaya luar yang tidak sesuai
dengan nilai-nilai Pancasila menyebabkan banyak warga negara Indonesia yang kurang
memahami betapa pentingnya nilai-nilai Pancasila yang sesungguhnya. Ancaman tersebut
dikhawatirkan dapat menghilangkan jati diri yang sesungguhnya dari bangsa Indonesia.
Dalam mempertahankan nilai-nilai Pancasila juga diperlukan adanya pendidikan, pendidikan
politik saah satun polinya. Pendidikan politik menjadi hal yang sangat perlu diberikan kepada
masyarakat. Pengembangan pendidikan politik masyarakat sebagai bagian pendidikan politik
yang merupakan rangkaian usaha untuk meningkatkan dan memantapkan kesadaran politik
dan kenegaraan, guna menunjang kelestarian Pancasila dan UUD 1945 sebagai budaya politik
bangsa. Pendidikan politik juga merupakan konsep bagian dari proses perubahan kehidupan
politik yang sedang dilakukan dewasa ini dalam rangka usaha menciptakan suatu sistem
politik yang benar-benar demokratis, stabil, efektif dan efisien.
Pendidikan politik ini berfungsi untuk memberikan isi dan arah serta pengertian kepada
proses penghayatan nilai-nilai yang sedang berlangsung. Dalam filosofi pendidikan, belajar
merupakan sebuah proses panjang seumur hidup artinya pendidikan politik perlu dilaksanakan
secara berkesinambungan agar masyarakat dapat terus meningkatkan pemahamannya
terhadap dunia politik yang selalu mengalami perkembangan. (Lentera, 2016). Pemahaman
masyarakat hingga saat ini masih banyak yang beranggapan bahwa sistem politik itu bukan
urusan mereka melainkan urusan pemerintah, sehingga masyarakat masih ada yang dibodoh-
bodohi atau diberikan janji–janji manis. Dalam realitanya atau penerapannya tidak sesuai
dengan yang telah dijanjikan ketika sudah berhasil duduk. pembelajaran pendidikan politik
yang berkesinambungan diperlukan mengingat masalah-masalah di bidang politik sangat
kompleks dan dinamis. Pendidikan politik bagi generasi muda sejak dini amatlah vital dalam
mendukung perbaikan sistem politik di Indonesia. terkait dengan hal tersebut, pendidikan
politik yang diselenggarakan oleh partai Golkar ini disusun dengan tema yang berkaitan
dengan pembangunan dan Pancasila, sehingga pelaksanaan pembangunan di Indonesia tetap
berpegang teguh terhadap nilai-nilai Pancasila.
Peran partai dalam pendidikan politik yaitu mendidik, menginformasikan, dan membujuk
masyarakat dalam berperilaku. salah satunya adalah partai Golkar, partai golongan karya
(GOLKAR) yang didirikan pada tanggal 20 oktober 1964 sebuah partai politik yang pada
masa pemerintahan suekarno yang menandai pengaruh partai komunis indonesia dalam
kehidupan partai politik terus berkembang merubah wujud menjadi golongan karya
(GOLKAR) yang menjadi salah satu sebuah organisasi perserta pemilu.
Dapat dikatakan bahwa wacana tidak bisa terlepas dari konteks (situasi) yang
melingkunginya. Hal tersebut sejalan dengan Sobur (2009) menyatakan bahwa wacana adalah
rangkaian ujaran atau rangkaian tindak tutur yang mengungkapkan suatu hal (subjek) yang
disajikan secara teratur, sistematis, dalam suatu kesatuan yang koheren, baik dibentuk oleh
unsur segmental maupun nonsegmental bahasa. Sumarlam, dkk (2009:15) menyatakan dari
beberapa pendapat bahwa wacana adalah satuan bahasa terlengkap yang dinyatakan secara
4
lisan seperti pidato, ceramah, khotbah, dan dialog, atau secara tertulis seperti cerpen, novel,
buku, surat, dan dokumen tertulis, yang dilihat dari struktur lahirnya (dari segi bentuk bersifat
kohesif, saling terkait dan dari struktur batinnya (dari segi makna) bersifat koheren, terpadu.
Suwandi (2008:145) mengemukakan bahwa analisis wacana pada hakikatnya merupakan
kajian tentang fungsi bahasa atau penggunaan bahasa sebagai sarana komunikasi. Lukmana,
dkk (2006: 12) mengatakan bahwa analisis wacana kritis (Critical Discourse Analysis)
mempunyai ciri yang berbeda dari analisis wacana yang bersifat “non-kritis”, yang cenderung
hanya mendeskripsikan struktur dari sebuah wacana. Analisis wacana kritis bertindak lebih
jauh, diantaranya dengan menggali alasan mengapa sebuah wacana memiliki struktur tertentu,
hal ini akan mencakup pada hubungan sosial pihak-pihak yang ada dalam wacana tersebut.

Tinjauan Pustaka
Penelitian sebelumnya adalah analisis wacana kritis oleh (Hera, 2018) yaitu yang berjudul
“Analisis Wacana Kritis Model Van Djik Pada Pemberitaan Surat Kabar Republika”. Artikel
tersebut menguraikan tentang bagaimana berita pada surat kabar republika jika dianalisis ke
dalam tiga struktur wacana model Van Dijk yaitu struktur makro, superstruktur dan struktur
micro berserta elemennya berkenaan dengan “Pemilih Pemula Dinilai Pasif” tema tersebut
diskemakan untuk situasi dan survei tentang pemilih pemula yang pasif,. Hasil dari analisis
tersebut adalah ketika keseluruhan wacana dianalisis secara kritis maka dialek pada berita
“Pemilih Pemula dinilai Pasif” berhubungan dengan situasi, institusi dan struktur sosial yang
membentuknya yang digunakan untuk mempengaruhi dan menekankan hal-hal tertentu pada
satu kelompok partai.
Penelitian yang kedua adalah artikel milik (Fadhilah dan Triyanto, 2018) dengan judul
“Penguatan Nilai-Nilai Pancasila di Sekolah Dasar”, dalam penelitiannya yaitu berisi tentang
bagaimana pentingnya untuk menguatkan nilai-nilai Pancasila pada anak-anak khususnya
yang berada di sekolah dasar di era perkembangan teknologi yang seperti sekarang ini serta
mendeskripsikan apa saja kendala dalam upaya penguatan nilai-nilai Pancasila tersebut. Hasil
dari penelitian tersebut adalah pelaksanaan penguatan nilai-nilai Pancasila di SD termasuk
dalam jalur sosialisasi Pancasila melalui pengembangan sosial budaya yang dilakukan melalui
salat berjamaah, pemilihan ketua kelas, diskusi kelompok kecil, pramuka, pembelajaran di
kelas, jumat bersih, upacara bendera dan piket kelas. Pelaksanaan penguatan nilai-nilai
Pancasila di sekolah dasar menemui kendala yaitu sikap anak yang sulit dinasihati dan
memiliki kebiasaan di luar sekolah yang kurang baik. Terdapat perubahan sikap dari anti
sosial menjadi sikap peduli sosial. Hal ini sangat penting untuk menguatkan nilai-nilai
Pancasila.
Penelitian ketiga adalah artikel milik (Kaligis, 2017) yang berjudul “Pendidikan Politik Partai
Golkar di Kota Tomohon” yang mengkaji tentang peran parpol khususnya Partai Golkar Kota
Tomohon dalam Memberikan pendidikan politik kepada masyarakat. Hasil dari penelitian
tersebut adalah pentingnya pendidikan politik diberikan kepada para kader partai, terlebih
para pemuda sebagai estafet perjuangan guna mempersiapkan pemimpin yang bertanggung
jawab, mempunyai dedikasi yang baik, bermoral, iman dan takwa. Melalui pendidikan politik
inilah kaum muda akan benar-benar mengetahui dan memahami betul asas maupun tujuan
Partai Golkar.

5
Landasan Teori
Analisis Wacana Kritis
Analisis wacana kritis atau critical discourse analysis mewakili beragam teori, metodologi,
dan definisi yang meliputi konsep-konsep teori wacana dan teori kritis yang menyarankan
suatu metode untuk mengungkap hubungan di antara berbagai perspektif. Analisis wacana
kritis atau critical discourse analiysis (CDA) adalah studi tentang teks, ujaran atau bicara, dan
gambar-gambar visual untuk menemukan atau mengungkapkan berbagai makna yang
dibagikan serta berkontribusi atau mewakili struktur-struktur sosial dan ideologi. Dalam tahun
1990an, analisis wacana kritis menggabungkan analisis yang lebih baik yaitu analisis
berbahasa secara lisan dengan minat pada kekuatan dan ketidaksetraaan sosial. Terlepas dari
aksen yang berbeda satu sama lain, para analis wacana kritis menyatukan usaha mereka untuk
mengungkapkan cara kerja bahasa dalam suatu kekuatan hubungan sosial dan menormalisasi
efek wacana yang terjadi. Menurut Teun A. van Dijk (1998) yang dimaksud dengan analisis
wacana kritis adalah suatu pendekatan studi tentang teks dan ujaran, yang muncul dari
linguistik kritis, semiotika kritis dan secara umum dari sosio-politik dan merupakan cara yang
berbeda untuk menginvestigasi bahasa, wacana, dan komunikasi.

Landasan Analisis Wacana Kritis


Analisis wacana kritits dipengaruhi oleh teori wacana yang digagas oleh Michel Foucault,
yang menyatakan bahwa :
1. Terdiri dari apa sajakah pengetahuan itu.
2. Bagaimana mengembangkan pengetahuan yang valid.
3. Bagimana hal tersebut terjadi.
4. Apakah fungsi yang dimiliki oleh subyek konstitusi dan membentuk
masyarakat.
5. Apakah dampak pengetahuan tersebut berperan dalam perkembangan
masyarakat secara keseluruhan.
Analisis wacana kritis tidak menyediakan satu macam atau satu teori khusus atau metodologi
penelitian. Lebih dari itu, beberapa teori dan metode penelitian telah dipengaruhi oleh
perkembangan analisis wacana kritis. Teori-teori epistemologis, teori-teori sosial, teori-teori
psikologi sosial teori wacana, dan teori-teori linguistik, dapat ditemukan dalam analisis
wacana kritis. Pada hakikatnya, analisis wacana kritis membawa beragam teori untuk fokus
pada aspek-aspek mikro wacana atau aspek-aspek makro struktur sosial. Pada aspek mikro
wacana, analisis wacana kritis mengasumsikan bahwa kekuatan manifestasi di dalam
penggunaan berbagai pola kata-kata dan gambar-gambar. Setiap individu berpartisipasi dalam
proses pembentukannya melalui penggunaan bahasa. Aspek mikro wacana meliputi kata-kata,
kalimat-kalimat, dan gambar-gambar. Pada aspek makro struktur sosial, analisis wacana kritis
mengasumsikan bahwa identitas kita dibentuk di dalam dan melalui cara-cara kita
memproduksi dan mengkonsumsi wacana-wacana. Bahasa membentuk dunia sosial dan
budaya kita.

6
Menurut Janet M. Cramer (2009), dengan demikian, melalui kedua konteks di atas, analisis
wacana kritis mengasumsikan bahwa berbagai struktur sosial, budaya, identitas, dan
kekuasaan bersifat tidak tetap, dalam artian perubahan dalam penggunaan bahasa dapat
merubah apa yang telah dibentuk. Perubahan sosial inilah yang merupakan tujuan dari analisis
wacana kritis. Analisis wacana kritis menitikberatkan pada studi dan analisis tentang
bagaimana kekuatan hubungan, ketidaksetaraan, dan dominansi diciptakan dan diabadikan
melalui wacana dalam berbagai konteks politis, sosial, dan historis.

Pendekatan Teun A. Van Dijk


Teun A. van Dijk adalah satu diantara para praktisi analisis wacana kritis yang paling sering
menjadi rujukan berbagai penelitan dalam wacana media. Pada intinya, ia memandang
analisis wacana sebagai analisis ideologi karena menurutnya, ideologi secara khusus namun
tidak ekslusif diekspresikan dan diproduksi dalam wacana dan komunikasi tersmasuk pesan-
pesan nonverbal dalam semiotika seperti gambar, fotografi, dan film.
Van Dijk membagi struktur teks ke dalam tiga tingkatan, yaitu sebagai berikut:
1. Struktrur makro (thematic structure)
Struktur makro merupakan makna global sebuh teks yang dapat dipahami melalui
topiknya. Topik direpresentasikan ke dalam suatu atau beberapa kalimat yang
merupakan gagasan utama/ide pokok wacana. Topik juga dikatakan sebagai “semantic
macrostructure” (van Dijk, 1985:69). Makrostruktur ini dikatakan sebagai semantik
karena ketika kita berbicara tentang topik atau tema dalam sebuah teks, kita akan
berhadapan dengan makna dan refrensi.

2. Superstruktur (superstructure)
Superstruktur merupakan struktur yang digunakan untuk mendeskripsikan, di mana
keseluruhan topik atau isi global berita diselipkan. Superstruktur ini mengorganisikan
topik dengan cara menyusun kalimat atau unit-unit beritanya berdasarkan urutan atau
hiraki yang diinginkan. Teks atau wacana umumnya mempunyai skema atau alur dari
pendahuluan sampai akhir. Alur tersebut menunjukkan bagaimana bagian-bagian
dalam teks disusun dan diurutkan sehingga membentuk kesatuan arti. Meskipun
mempunyai bentuk dan skema yang beragam, berita umumnya mempunyai dua
kategori skema besar. Pertama, summary yang biasanya ditandai dengan dua elemen
yakni judul dan lead. Elemen skema ini merupakan elemen yang dipandang paling
penting. Judul umumnya menunjukkan tema yang ingin ditampilkan oleh wartawan
dalam pemberitaannya. Lead umumnya sebagai pengantar ringkasan apa yang ingin
dikatakan sebelum masuk dalam isi berita secara lengkap. Kedua, story yakni isi berita
secara keseluruhan. Isi berita ini juga mempunyai dua subkategori. Yang pertama
berupa situasi yakni proses atau jalannya peristiwa, sedang yang kedua komentar yang
ditampilkan dalam teks.

3. Struktur Mikro
Struktur mikro adalah struktur wacana itu sendiri yang terdiri atas beberapa elemen,
yaitu elemen sintaksis (koherensi, koherensi kondisional, koherensi pembeda,

7
pengingkaran, bnetuk kalimat, dan kata ganti), elemen semantik (latar, detil, maksud,
dan praanggapan), elemen leksikon, elemen retorik (grafis, metafora).

Kriteria Analisis Wacana Kritis


Menurut Teun A. van Dijk, sebagai sebuah kasus dalam berbagai bidang kajian, pendekatan,
dan subdisiplin dalam bahasa dan kajian wacana, sangatlah tidak mudah untuk tidak
membatasi secara terukur prinsip-prinsip khusus, praktis, tujuan, teori, dan metode analisis
wacana kritis. Bekerja sdengan analisis wacana kritis umumnya dicirikan dengan berbagai
kriteria berikut :
1. Analisis wacana kritis berorientasi pada masalah atau isu, bukan pada
paradigma. Beberapa pendekatan teoritis dan metodologis sesuai selama dapat secara
efektif mempelajari masalah-masalah sosial yang relevan seperti seksisme, rasisme,
kolonialisme, dan bentuk ketidaksetaraan sosial lainnya.
2. Analisis wacana kritis tidak bercirikan sebuah aliran, kajian, atau subdisiplin
analisis wacana, namun secara eksplisist merupakan sebuah pendekatan kritis, posisi,
atau dasar yang mempelajari teks dan ujaran atau bicara.
3. Dalam rangka untuk mempelajari masalah-masalah sosial atau isu-isu secara
cukup, analisis wacana kritis bekerja secara inter- atau multidisiplin, dan khususnya
menitikberatkan pada hubungan antara wacana dan masyarakat (termasuk kognisi
sosial, politik, dan budaya).
4. Secara historis dan sistematis, analisis wacana kritis adalah bagian dari
spektrum studi budaya yang luas dalam ilmu humanis dan ilmu sosial seperti
sosiologi, psikologi, penelitian komunikasi massa, literasi hukum, dan ilmu politik
5. Studi analisis wacana kritis memberikan perhatian kepada semua tingkatan dan
dimensi wacana seperti tata bahasa (fonologi, sintaks, semantik), gaya, retoris, skema
organisasi, tindakan ujaran, strategi pragmatis, dan interaksi di antara yang lainnya.
6. Beberapa studi dalam analisis wacana kritis yang tidak terbatas pada
pendekatan wacana verbal namun juga memberikan perhatian pada dimensi-dimensi
semiotika lainnya (gambar, film, suara, musik, gesture, dan lain-lain) dari berbagai
kejadian komunikatif.
7. Ketika mempelajari peran wacana dalam masyarakat, analisis wacana kritis
menitikberatkan secara khusus pada hubungan kekuatan, dominasi, dan
ketidaksetaraan dan cara bagaimana ketiganya direproduksi atau ditolak oleh anggota
kelompok sosial melalui teks dan ujaran.
8. Analisis wacana kritis banyak yang terkait secara diskursif melegitimasi
berbagai struktur dan strategi dominasi dan penolakan dalam hubungan sosial seperti
kelas, gender, etnik, ras, orientasi seksual, bahasa, religi, usia, atau kebangsaan.
9. Analisis wacana kritis banyak yang terkait dengan ideologi yang memainkan
peran reproduksi atau penolakan melawan dominasi atau ketidaksetaraan.
10. Di antara tujuan-tujuan yang bersifat deskriptif, eksplanotori, dan praktis,
analisis wacana kritis mencoba untuk mengungkapkan apa yang secara implisit
tersembunyi atau dengan kata lain tidak terlihat secara segera dalam hubungan
diskursif . Karena itu, secara khusus analisis wacana kritis menekankan pada strategi
8
manipulasi, legitimasi, konsen manufaktur, dan cara-cara diskursif lainnya untuk
mempengaruhi pikiran (dan secara tidak langsung terhadap tindakan) orang dalam
minatnya pada kekuatan penuh.
11. Percobaan untuk menemukan diskursif berarti kontrol mental dan pengaruh
sosial berimplikasi pada sebuah pendirian kritis dan oposisi untuk melawan kekuatan
dan kaum elit khususnya mereka yang menyalahgunakan kekuatan.
12. Di lain pihak, kajian dalam analisis wacana kritis mencoba untuk
memformulasi seluruh sudut pandang atau perspektif solidaritas dengan kelompok
dominan.

Pendidikan Politik
Pendidikan dan politik memiliki makna yang berbeda namun saling bahu-membahu dalam
proses pembentukan karakteristik masyarakat. Kata politik sebenarnya berasal dari bahasa
Yunani; politikos, yang berarti dari, untuk, atau yang berkaitan dengan warga negara.
Berdasarkan penjelasan ini, dapat dikembangkan pengertian politik sebagai proses
pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat yang antara lain berwujud proses
pembuatan keputusan, khususnya dalam negara. Pengertian ini merupakan upaya
penggabungan antara berbagai definisi yang berbeda mengenai hakikat politik yang dikenal
dalam ilmu politik. Sedangkan pendidikan adalah usaha sadar yang 4 dilakukan manusia
untuk mencerdaskan manusia lain melalui pengajaran, pelatihan dan penelitian. (Kaligis,
2016). Pengertian Pendidikan Politik, Menurut prihatmoko (2003: 138) “pendidikan politik
adalah pengembangan kesadaran generasi terhadap problematika kekuasaan dan kemampuan
berpartisipasi dalam kehidupan politik”.
Ramlan Surbakti (1999: 117) mengemukakan bahwa pendidikan politik dan sosialisasi politik
memiliki kesamaan dalam istilah. Dalam bahasa Inggris kedua istilah ini memang sering
disamakan. Istilah political sosialization jika diartikan secara harfiah ke dalam bahasa
Indonesia akan bermakna sosialisasi politik. Oleh karena itu, dengan menggunakan istilah
political sosialization banyak yang mensinonimkan istilah pendidikan politik dengan istilah
Sosialisasi Politik, karena keduanya memiliki makna yang hampir sama. Penyelenggaraan
pendidikan politik harus dapat meningkatkan kesadaran kehidupan berbangsa dan bernegara,
kemampuan bangsa, pengembangan pribadi itu, pendidikan politik harus mampu
membangkitkan kesadaran rakyat untuk mengenal permasalahan politik yang belum
terpecahkan. Pendidikan politik yang dimaksud dalam artikel ini adalah perbuatan memberi
latihan, ajaran, serta bimbingan untuk mengembangkan kapasitas dan potensi diri manusia,
melalui proses dialogik yang dilakukan dengan suka rela antara pemberi dan penerima pesan
secara rutin, sehingga para penerima pesan dapat memiliki kesadaran berdemokrasi dalam
kehidupan bernegara. Hal ini dimaksudkan agar dapat mewujudkan kesadaran dan partisipasi
berdemokrasi dalam kehidupan bernegara.
Bahwasannya politik di era reformasi ini ada yang mengaitkan dari dua hal tersebut yaitu
politik dan pendidikan. Politik di Indonesia tidak akan luput dari adanya partai-partai politik
yang ingin sekali menguasai pemerintahan indonesia dari berbagai sektor yang mungkin bisa
saja di jangkau demi meraih simpatisan dari masyarakat indonesia. Dalam konteks ini politik
mulai mendekati masyarakat dari sektor pendidikan yang digadang-gadang ingin

9
memperbaiki pendidikan di Indonesia yang sesuai dengan UUD 1945 yaitu mencerdaskan
kehidupan bangsa.
Menurut Pasal 31 Undang-Undang No.2 Tahun 2008, tujuan pendidikan politik antara lain: 1)
Meningkatkan kesadaran hak dan kewajiban masyarakat dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. 2) Meningkatkan partisipasi politik dan inisiatif masyarakat dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. 3) Meningkatkan kemandirian,
kedewasaan, dan membangun karakter bangsa dalam rangka memelihara persatuan dan
kesatuan bangsa. Pendapat tersebut menjelaskan bahwa pendidikan politik, dapat dibentuk
insane-insan yang memiliki politik, artinya insane yang mamapu menerima informasi
mengenai proses penyelenggaraan negara, pembuatan keputusan, serta memahami
keterampilan politik dalam menumbuhkan nilai moral yang fundamental dalam berdemokrasi.
Dalam kehidupan politik juga mempunyai tujuan yang penting yaitu melalui kegiatan
pendidikan politik bertujuan agar masyarakat mengenal fungsi dari sebuah partai dan
tujuannya. Dengan adanya pendidikan politik melalui kegiatan peran partai bertujuan agar
masyarakat mengerti mengenai sistem politik. Dikaitkan partai politik dengan pendidikan
politik bisa diartikan sebagai usaha sadar dan tersitematis dalam mentransformasikan segala
sesuatu yang berkenaan dengan perjuangan partai politik tersebut kepada massanya agar
mereka sadar akan peran dan fungsi, serta hak dan kewajibannya sebagai warga negara. Partai
politik juga mendidik warga negara mengapa mereka harus mengambil posisi kebijakan
tertentu dan pemilu salah satu kurus pendidikan warga negara yang ber sifat masal. Dalam
pendidikan pancsila dan kewaraganegaraan (PPKn) terdapat mata pelajaran mengenai ilmu
politik yang mempelajarai sistem pemerintahan di Indonesia. (Bakry, 2009: 3) Pendidikan
kewarganegaraan adalah “usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik dalam
mengembangkan kecintaan, kesetian, kebranian untuk berkorban membela bangsa dan tanah
air Indonesia”.

Partai Politik Indonesia


Pengertian partai politik ini tercantum dalam Pasal 1 angka 1 UU No. 2 tahun 2008, tentang
Partai Politik, yang menyebutkan bahwa partai politik adalah organisasi yang bersifat nasional
dan dibentuk oleh sekelompok warga negara Indonesia secara sukarela atas dasar kesamaan
kehendak dan cita-cita untuk memperjuangkan dan membela kepentingan politik anggota,
masyarakat, bangsa dan negara, serta memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945. Sementara ada beberapa pendapat dari para ahli mengenai partai politik seperti
yang dinyatakan (Carl j. Friedrich dalam Koesnadi Hardjosoemantri, 1972: 160) partai politik
merupakan sekelompok manusia yang terorganisir secara setabil dengan tujuan merebut atau
mempertahankan penguasaan terhadap pemerintahan bagi pimpinan partainya, dan
berdasarkan kekuasaan ini memberikan anggota partainya kemanfaatan bersifat idiil dan
materiil. Partai politik adalah suatu organisasi yang terdiri dari kelompok orang yang
mempunyai nilai-nilai dan tujuan-tujuan yang relatif sama. Mereka sepakat untuk merebut
dan mempertahankan kekuasaan politik, mempunyai sifat, tujuan dan cara yang berbeda
dengan organisasi kemasyarakatan lainnya, seperti gerakan politik, kelompok kepentingan
dan kelompok penekan. Melihat peranannya sebagai organisasi kemasyarakatan, partai politik

10
mempunyai beberapa fungsi, fungsi-fungsi partai politik tersebut adalah sebagai sarana
komunikasi politik, sebagai sarana sosiolisasi politik, sarana rekrutmen politik, dan sebagai
alat penengah pertikaian.
Partai politik memiliki suatu peranan penting dalam membentuk setiap partai yang di jalankan
setiap anggota- anggotanya. Sebaiknya Partai Politik lebih memperhatikan akan hal-hal apa-
apa saja yang perlu dipenuhi dalam hal kepartaian serta melaksanakan tugasnya sebagai
anggota partai politik dengan baik, apabila sudah duduk di salah satu kursi dewan. Partai
politik lebih lagi meningkatkan kualitas keanggotaannya, baik dalam kedisiplinan maupun
lain sebagainnya, ini akan mempermudah dalam mencapai tujuan bersama. Meningkatkan
kualitas keanggotaan tidak la hanya berpatokan pada kaderisasi, namun harus melihat apa
yang harus dicapai pada tujuan bersama, jangan hanya mementingkan kepentingan
keanggotaan, namun mencapai tujuan bersama.
Peran partai politik tidak hanya saluran aspirasi berbagai kelompok masyarakat dan bukan
sebagai wahana untuk mengilustrasikan tuntunan keseluruhan dalam demokrasi. Situasi saat
ini dalam politik di Indonesia setelah terjadi masa-masa orde baru dan munculnya rezim
perubahan dalam sistem politik banyak kehadiran partai baru. Sementara itu tiap partai
mempunyai kepentingan , tujuan, keinginan dan bekerja sama untuk mempengaruhi kebijakan
pemerintah untuk keinginan yang sesuai apa yang di inginkan partai. Sebagaimana keinginan
partai politik yang terang-terang bertujuan untuk memperoleh jabatan publik melalui
pemilihan umum.

Pendidikan Politik Partai Golkar


Penyelenggaraan pendidikan politik harus dapat meningkatkan kesadaran kehidupan
berbangsa dan bernegara, kemampuan bangsa, pengembangan pribadi itu, pendidikan politik
harus mampu membangkitkan kesadaran rakyat untuk mengenal permasalahan politik yang
belum terpecahkan.Pelaksanaan pendidikan politik harus dilakukan dengan baik dan benar.
Salah satu partai yang mengambil peran politik ini adalah partai Golongan Karya (Golkar).
Didirikan pada tanggal 20 oktober 1964 sebuah partai politik yang pada masa pemerintahan
suekarno yang menandai pengaruh partai komunis indonesia dalam kehidupan partai politik
terus berkembang merubah wujud menjadi golongan karya (GOLKAR) yang menjadi salah
satu sebuah organisasi perseta pemilu. Partai golongan karya (GOLKAR) mempunyai visi
berjuang terwujudnya Indonesia baru yang maju, modern, bersatu, damai, adil dan makmur
dan dengan masyarakat yang beriman dan taqwa.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 tahun 2011 tentang partai politik wajib memberikan
pendidikan politik bagi masyarakat. “Berdirinya partai-partai politik dalam suatu masyarakat
merupakan media pendidikan politik yang sesungguhnya.” (Muis, 2000: 124). Partai politik
menjalankan perannya dalam pendidikan politik melalui pengajaran politik yang benar. Hal
ini dilakukan dengan mengadakan berbagai pertemuan, program pelatihan politik, pengajaran
sejarah nasional, serta publikasi program dalam pandangan politik di berbagai jurnal dan
buletin, termasuk memberikan berbagai informasi politik, ekonomi, dan sosial kepada rakyat
dengan sederhana namun membangkitkan kesadaran politik mereka.

11
Partai Golkar kembali menggelar pendidikan politik dengan melibatkan kader serta
masyarakat. Dalam pendidikan politik kali ini, Golkar punya misi sebagai partai politik besar
untuk aktif berperan dalam pendidikan ideologi Pancasila demi membantu menjaga keutuhan
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Pendidikan politik ini diharapkan juga punya
peran menguatkan Pancasila sebagai pedoman kehidupan bernegara serta bisa
menyumbangkan pikiran untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Sejumlah petinggi
Golkar seperti Ketua Umum Airlangga Hartarto ikut hadir dalam acara ini. Begitu pula
beberapa tokoh perwakilan masyarakat. Untuk memberikan pendidikan politik, Golkar
menghadirkan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Ketua
BPK RI Agung Firma Sampurna, Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali, dan Ketua
Umum Golkar yang juga Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto.
Partai Golkar dalam hal ini menggelar kegiatan pendidikan politik dengan fokus tujuan pada
penguatan nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi bangsa yang dijadikan landasan dalam
pembangunan nasional. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 tahun 2011 tentang Partai
Politik wajib memberikan pendidikan politik bagi masyarakat. “Berdirinya partai-partai
politik dalam suatu masyarakat merupakan media pendidikan politik yang sesungguhnya.”
(Muis, 2000: 124). Partai politik menjalankan perannya dalam pendidikan politik melalui
pengajaran politik yang benar. Hal ini dilakukan dengan mengadakan berbagai pertemuan,
program pelatihan politik, pengajaran sejarah nasional, serta publikasi program dalam
pandangan politik di berbagai jurnal dan buletin, termasuk memberikan berbagai informasi
politik, ekonomi, dan sosial kepada rakyat dengan sederhana namun membangkitkan
kesadaran politik mereka. Melalui pendidikan politik yang bertemakan nilai-nilai Pancasila
dalam pembangunan, diharapkan pembangunan dapat selaras dengan cita-cita Pancasila.
Metode Penelitian
Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini ada dua, yaitu
dokumentasi dan telaah isi. Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel
yang berupa catatan, transkip, majalah, agenda dan lainnya (Arikunto, 2013: 265). Dalam hal
ini proses dokumentasi diarahkan pada berita kegiatan pendidikan politik oleh partai Golkar
yang diadakan di Jakarta pada hari Kamis, 28 November 2019. Melalui metode ini data-data
yang termuat dalam berita media online seputar pendidikan politik partai Golkar dengan
mengusung tema “mengejawantahkan nilai-nilai Pancasila” dikumpulkan sebagau data untuk
dapat dipergunakan sebagai bukti atau keterangan dalam analisis wacana kritis ini, yang
selanjutnya data yang telah terkumpul dan teridentifikasi tersebut dapat ditelaah dan
dievaluasi.
Metode telaah merupakan metode pengumpulan data dengan mempelajari, menyelidiki,
memeriksa isi dari teks berita kegiatan pendidikan politik tersebut. Metode ini digunakan
untuk mendapatkan data tentang teks wacana dalam kegiatan pendidikan politik, berita mana
saja yang termasuk ke dalam kajian analisis wacana kritis.
Penelitian data kualitatif merupakan penelitian yang memanfaatkan wawancara terbuka untuk
menelaah dan memahami sikap, pandangan, perasaan, dan erilaku individu atau sekelompok
orag. (Moeleong, 2017: 5). Dalam penelitian kualitatif upaya yang dilakukan dengan jalan
bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milah yang menjadi satuan yang
dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang

12
penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan yang dapat yang diceritakan kepada orang
lain. Maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dekriptif kualitatif untuk
menafsirkan dan menjabarkan suatu objek dengan menggunakan kata-kata atau kalimat
adalah sebagai berikut. (Arikunto, 2013: 278).
1. Identifikasi
Tanda kenal diri, bukti diri, penentu dan penetapan identitas sesorang, benda dan
sebagainya dalam hal ini, terlebih dahulu mengumpulkan data yang berkenaan dengan
teori analisis wacana kritis agar dapat ditetapkan dan diklasifikasi.
2. Klasifikasi
Penggolongnan dan pengelompokan, penyusunan berdasarkan sesuatu yang sesuai,
setelah data diidentifikasi langkah menggolongkan dan mengelompokkan data tersebut
untuk dapat interpretasi lebih mendalam yang berkenaan dengan unsur wacana kritis.
3. Interpretasi
Tahap untuk membahas setiap data pada setiap klasifikasi dengan merujuk pada
konsep yang diberikan oleh para ahli, dalam hal ini interpretasi diberikan langsung
setelah kutipan data dan setiap unsurnya.

Hasil dan Pembahasan

Data Struktur Makro Wacana Kritis


Elemen Wacana Kutipan Berita
Topik Pendidikan Politik Golkar 2019
Sub topik 1 Partai Golkar menggelar Pendidikan Politik 2019 yang
menekankan tentang pentingnya nilai-nilai Pancasila.
Kutipan Berita 1 : "Pendidikan politik kali ini kita susun dengan
tema berkaitan dengan pembangunan dan Pancasila supaya
pembangunan yang kita rencanakan dan laksanakan tetap
berpegang teguh terhadap nilai-nilai Pancasila,"
KutipanBerita 2: "nilai-nilai Pancasila tidak boleh luntur di tengah
guncangan zaman dan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi (iptek). Pancasila yang menjadi roh pembangunan dapat
dipotret dari bentuk kebijakan publik yang diambil oleh
pemerintah." (Yahya, 2019)
Kutipan Berita 3: "Penekanan mengenai nilai-nilai yang terkandung
dalam Pancasila sangat penting, mengingat rongrongan terhadap
kehidupan berbangsa dan bernegara terus terjadi. Maraknya hoaks
dan politik identitas sungguh tidak mencerminkan nilai-nilai
Pancasila," kata Yahya
Kutipan Berita 4: "Jangan sampai pula, kita kehilangan pegangan
dalam melakukan pengambilan kebijakan. Misalnya soal investasi,
Indonesia tentu sangat butuh. Tetapi Partai Golkar ingin agar
investasi yang hadir di Indonesia benar-benar menyentuh sektor
riil, dapat mengurangi kemiskinan dan pengangguran," ujarnya
pula.
13
Kutipan Berita 5: "Intinya kegiatan pendidikan politik ini kita
dedikasikan bagi peningkatan demokrasi yang dapat
menyejahterahkan masyarakat Indonesia," ujar Yahya

Sub topik 2 Golkar gelar pendidikan politik mengejawantahkan ideologi


Pancasila
Kutipan Berita 1: "Partai Politik Golongan
Karya (Golkar) menggelar pendidikan politik bagi para kader pada
28-29 November 2019 tentang pembangunan nasional sebagai
pengejawantahan Ideologi Pancasila." -Jakarta (Antara)
Kutipan Berita 2: "Pesertanya adalah seluruh anggota DPRD
termasuk ketua DPRD tujuannya adalah kita melakukan pendidikan
ini untuk menyatukan persepsi yang menjadi tugas pemerintah,"
kata Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, di Jakarta,
Kamis.
Kutipan Berita 3: Ketua Penyelenggara Pendidikan Politik Golkar,
Yahya Zaini mengatakan, melalui kegiatan tersebut Golkar
menfasilitasi peningkatan kapasitas anggota DPRD dari parpol
berlambang beringin itu supaya bisa terlibat dalam percepatan
pembangunan yang mengejawantahkan ideologi Pancasila.
Kutipan Berita 4: "Partai sangat menginginkan agar Pancasila
benar-benar tidak sekedar menjadi jargon tetap harus menjadi arah
dan cita-cita dari pembangunan nasional kita," kata dia.
Kutipan Berita 5: "Kita sebagai bangsa yang berideologi Pancasila
yang berdasar hukum Undang-undang Dasar 1945, berwawasan
bhinneka tunggal Ika," ujarnya.

Sub topik 3 Golkar Mau Parpol Aktif Jalankan Peran Pendidikan Pancasila

Kutipan Berita 1: “Pendidikan politik kali ini kita susun dengan


tema berkaitan dengan pembangunan dan Pancasila agar
pembangunan yang kita rencanakan dan laksanakan berpegang
teguh terhadap nilai-nilai Pancasila,” kata ketua penyelenggara
Pendidikan Politik, Yahya Zaini, seperti disampaikan dalam
keterangannya, Kamis, 28 November 2019.
Kutipan Berita 2: Dia mengingatkan pentingnya pendidikan politik
di era sekarang karena tantangan mempertahankan Pancasila makin
berat. Era digital dengan masifnya budaya asing dalam persaingan
global harus menjadi perhatian. Kata dia, nilai keluhuran Pancasila
jangan sampai luntur.
Kutipan Berita 3:.“Jangan sampai pula, kita kehilangan pegangan
dalam melakukan pengambilan kebijakan," jelasnya.
14
Kutipan Berita 5: “Melalui pendidikan politik yang bertemakan
nilai-nilai Pancasila dalam pembangunan ekomomi ini diharapkan
dapat selaras dengan cita-cita Pancasila," sebutnya.

Analisis Data Struktur Makro Wacana Kritis

Berdasarkan struktur data di atas dalam kegiatan pendidikan politik yang dilaksanakan oleh
partai Golkar, adanya topik utama yaitu Pendidikan Politik Golkar 2019 yang didukung oleh
beberapa sub topik yang disajikan dalam kalimat berita. “Partai Golkar menggelar
Pendidikan Politik 2019 yang menekankan tentang pentingnya nilai-nilai Pancasila.”. Dalam
mendukung topik atau tema utamanya, wacana dalam berita kegiatan pendidikan politik yang
digelar oleh partai Golkar tersebut menempatkan sub topik pada kalimat berita “Partai
Golkar menggelar Pendidikan Politik 2019 yang menekankan tentang pentingnya nilai-nilai
Pancasila.”.

Wacana berita selanjutnya memparkan informasi "Pendidikan politik kali ini kita susun
dengan tema berkaitan dengan pembangunan dan Pancasila supaya pembangunan yang kita
rencanakan dan laksanakan tetap berpegang teguh terhadap nilai-nilai Pancasila," dalam
kutipan kalimat berita tersebut dinyatakan bahwa pembangunan dan Pancasila, artinya segala
bentuk pembangunan (nasional) harus berdasar pada nilai-nilai Pancasila. Sub topik tersebut
diperkuat dengan beberap kutipan kalimat berita pendukung yang secara keseluruhan pada
intinya di tengah-tengah perkembangan zaman dan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi (IPTEK), nilai-nilai Pancasila tidak boleh luntur, mengingat bahwa Pancasila telah
menjai roh bangsa Indonesia. Jangan sampai pula, kita kehilangan pegangan dalam
melakukan pengambilan kebijakan. Misalnya soal investasi, Indonesia tentu sangat butuh.
Tetapi Partai Golkar ingin agar investasi yang hadir di Indonesia benar-benar menyentuh
sektor riil, dapat mengurangi kemiskinan dan pengangguran. Kegiatan politik tersebut
didedikasikan bagi peningkatan demokrasi yang dapat menyejahterahkan masyarakat
Indonesia. Hal tersebut didukung oleh kutipan teks berita 3, 4, dan 5 yang dinyatakan oleh
Yahya, ketua penyelengara pendidikan politik 2019 tersebut, adalah sebagai berikut
"Penekanan mengenai nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila sangat penting, mengingat
rongrongan terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara terus terjadi. Maraknya hoaks dan
politik identitas sungguh tidak mencerminkan nilai-nilai Pancasila," kata Yahya.
Fakta selanjutnya adalah pada sub topik ke 2 yaitu Golkar gelar pendidikan politik
mengejawantahkan ideologi Pancasila, hal tersebut didukung oleh kutipan berita 1 sampai
dengan kutipan berita 5. Tujuan dari diadakannya kegiatan pendidikan politik tersebut adalah
untuk menyatukan persepsi yang menjadi tugas pemerintah. Hal tersebut didukung oleh
kutipan berita yang dinyatakan oleh Yahya, "Pesertanya adalah seluruh anggota DPRD
termasuk ketua DPRD tujuannya adalah kita melakukan pendidikan ini untuk menyatukan
persepsi yang menjadi tugas pemerintah," kata Ketua Umum Partai Golkar Airlangga
Hartarto, di Jakarta, Kamis. Bukti bahwa pendidikan politik ini menekankan pada
mengejawantahkan nilai-nilai Pancasila adalah kutipan berita ke- 4 dan ke-5 yaitu "Partai
sangat menginginkan agar Pancasila benar-benar tidak sekedar menjadi jargon tetap harus
menjadi arah dan cita-cita dari pembangunan nasional kita, kita sebagai bangsa yang

15
berideologi Pancasila yang berdasar hukum Undang-undang Dasar 1945, berwawasan
bhinneka tunggal Ika.”
Pada sub topik ke 3 yaitu Golkar Mau Parpol Aktif Jalankan Peran Pendidikan Pancasila,hal
tersebut didukung oleh kutipan-kutipan berita 1-5, yang intinya Golkar harus ikut menjadi
benteng menjaga Pancasila. Kata Yahya, Golkar harus aktif berperan mendorong pendidikan
Pancasila agar bisa dipraktikkan dalam kehidupan masyarakat. Peran parpol harus
ditingkatkan dalam persoalan bangsa.“Jangan sampai pula, kita kehilangan pegangan dalam
melakukan pengambilan kebijakan," jelasnya. Melalui pendidikan politik yang bertemakan
nilai-nilai Pancasila dalam pembangunan ekomomi ini diharapkan dapat selaras dengan cita-
cita Pancasila. Hal terebut didukung dengan bukti kutipan berita “Pendidikan politik kali ini
kita susun dengan tema berkaitan dengan pembangunan dan Pancasila agar pembangunan
yang kita rencanakan dan laksanakan berpegang teguh terhadap nilai-nilai Pancasila,” kata
ketua penyelenggara Pendidikan Politik, Yahya Zaini, seperti disampaikan dalam
keterangannya, Kamis, 28 November 2019.

Data Struktur Superstruktur Wacana Kritis


Elemen Wacana Kutipan Berita
Superstruktur
(skematik)
Summary:
1. Judul Pendidikan Politik Golkar 2019
2. Lead Partai Golkar kembali menggelar pendidikan politik dengan melibatkan
kader serta masyarakat. Dalam pendidikan politik kali ini, Golkar punya
misi sebagai partai politik besar untuk aktif berperan dalam pendidikan
ideologi Pancasila demi membantu menjaga keutuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI).
Pendidikan politik kali ini disusun dengan tema berkaitan dengan
pembangunan dan Pancasila agar pembangunan yang direncanakan dan
dilaksanakan dapat sesuai dengan dan berpegang teguh pada Pancasila

Story:
Situasi 1 Partai Golkar menggelar Pendidikan Politik 2019 yang menekankan
tentang pentingnya nilai-nilai Pancasila.
1. Pendidikan politik kali ini kita susun dengan tema berkaitan dengan
pembangunan dan Pancasila supaya pembangunan yang kita
rencanakan dan laksanakan tetap berpegang teguh terhadap nilai-nilai
Pancasila
2. Penekanan mengenai nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila
sangat penting, mengingat rongrongan terhadap kehidupan berbangsa
dan bernegara terus terjadi. Maraknya hoaks dan politik identitas
sungguh tidak mencerminkan nilai-nilai Pancasila
Situasi 2 Golkar gelar pendidikan politik mengejawantahkan ideologi Pancasila

16
1. Partai Politik Golongan
Karya (Golkar) menggelar pendidikan politik bagi para kader pada 28-29
November 2019 tentang pembangunan nasional sebagai
pengejawantahan Ideologi Pancasila
2. Pesertanya adalah seluruh anggota DPRD termasuk ketua DPRD
tujuannya adalah kita melakukan pendidikan ini untuk menyatukan
persepsi yang menjadi tugas pemerintah
Situasi 3 Golkar Mau Parpol Aktif Jalankan Peran Pendidikan Pancasila
1. pentingnya pendidikan politik di era sekarang karena tantangan
mempertahankan Pancasila makin berat. Era digital dengan masifnya
budaya asing dalam persaingan global harus menjadi perhatian.
2. Partai sangat menginginkan agar Pancasila benar-benar tidak sekedar
menjadi jargon tetap harus menjadi arah dan cita-cita dari
pembangunan nasional kita
Komentar 1. Yahya menyatakan, "nilai-nilai Pancasila tidak boleh luntur di tengah
guncangan zaman dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
(iptek). Pancasila yang menjadi roh pembangunan dapat dipotret dari
bentuk kebijakan publik yang diambil oleh pemerintah."
2. "Jangan sampai pula, kita kehilangan pegangan dalam melakukan
pengambilan kebijakan. Misalnya soal investasi, Indonesia tentu sangat
butuh. Tetapi Partai Golkar ingin agar investasi yang hadir di Indonesia
benar-benar menyentuh sektor riil, dapat mengurangi kemiskinan dan
pengangguran," ujarnya pula.
3. "Intinya kegiatan pendidikan politik ini kita dedikasikan bagi
peningkatan demokrasi yang dapat menyejahterahkan masyarakat
Indonesia," ujar Yahya
4. Ketua Penyelenggara Pendidikan Politik Golkar, Yahya Zaini
mengatakan, melalui kegiatan tersebut Golkar menfasilitasi peningkatan
kapasitas anggota DPRD dari parpol berlambang beringin itu supaya
bisa terlibat dalam percepatan pembangunan yang mengejawantahkan
ideologi Pancasila.
5. “Melalui pendidikan politik yang bertemakan nilai-nilai Pancasila
dalam pembangunan ekomomi ini diharapkan dapat selaras dengan
cita-cita Pancasila," sebutnya.

Analisis Struktur Superstruktur Wacana Kritis


Topik teks berita diatas, didukung pula dengan proses penyajian informasi berita yang
skematik yaitu bagaimana bagian dan urutan berita berita diskemakan dalam bentuk teks
berita yang utuh. Dari segi skematik (superstruktur) ini diawali dengan pemberiatan topik
berita sebagai gambaran awal tentang bagaimana kegiatan pendidikan politik yang
diselenggarakan partai Golkar yang menekankan tentang pentingnya nilai-nilai Pancasila,
yaitu Partai Golkar kembali menggelar pendidikan politik dengan melibatkan kader serta
masyarakat. Dalam pendidikan politik kali ini, Golkar punya misi sebagai partai politik besar
untuk aktif berperan dalam pendidikan ideologi Pancasila demi membantu menjaga keutuhan
17
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Pemberian tema adalah sebuah kegiatan yang
mamang untuk mengaitkan alur cerita dari alur pertama sampai alur berita terakhir.
Partai Golkar menggelar Pendidikan Politik 2019 yang menekankan tentang pentingnya nilai-
nilai Pancasila. Hal ini terbukti dari beberapa pernyataan dalam berita tersebut, yaitu Partai
Politik Golongan Karya (Golkar) menggelar pendidikan politik bagi para kader pada 28-29
November 2019 tentang pembangunan nasional sebagai pengejawantahan Ideologi Pancasila.
Strategi urutan berita di atas adalah teks berita diawali dengan menyajikan topik utama yaitu
Pendidikan Politik Golkar 2019 dengan diikuti tema besarnya yaitu Partai Golkar kembali
menggelar pendidikan politik dengan melibatkan kader serta masyarakat. Dalam pendidikan
politik kali ini, Golkar punya misi sebagai partai politik besar untuk aktif berperan dalam
pendidikan ideologi Pancasila demi membantu menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI). “Pendidikan politik kali ini disusun dengan tema berkaitan dengan
pembangunan dan Pancasila agar pembangunan yang direncanakan dan dilaksanakan dapat
sesuai dengan dan berpegang teguh pada Pancasila”, ujar Yahya ketua penyelenggara
Pendidikan Politik tersebut. Situasi-situasi yang ada dalam berita tersebut diikuti oleh
komentar-komentar yang pada umumnya bersifat mendukung keseluruhan isi berita, termuat
dalam komentar satu sampai dengan lima yaitu, "nilai-nilai Pancasila tidak boleh luntur di
tengah guncangan zaman dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek).
Pancasila yang menjadi roh pembangunan dapat dipotret dari bentuk kebijakan publik yang
diambil oleh pemerintah." ; "Jangan sampai pula, kita kehilangan pegangan dalam melakukan
pengambilan kebijakan. Misalnya soal investasi, Indonesia tentu sangat butuh. Tetapi Partai
Golkar ingin agar investasi yang hadir di Indonesia benar-benar menyentuh sektor riil, dapat
mengurangi kemiskinan dan pengangguran," ujarnya pula. ; "Intinya kegiatan pendidikan
politik ini kita dedikasikan bagi peningkatan demokrasi yang dapat menyejahterahkan
masyarakat Indonesia," ujar Yahya; Ketua Penyelenggara Pendidikan Politik Golkar, Yahya
Zaini mengatakan, melalui kegiatan tersebut Golkar menfasilitasi peningkatan kapasitas
anggota DPRD dari parpol berlambang beringin itu supaya bisa terlibat dalam percepatan
pembangunan yang mengejawantahkan ideologi Pancasila; “Melalui pendidikan politik yang
bertemakan nilai-nilai Pancasila dalam pembangunan ekomomi ini diharapkan dapat selaras
dengan cita-cita Pancasila.

Data Struktur Mikro Wacana Kritis


Elemen Wacana Kutipan Berita
Elemen Sintaksis

Koherensi “....soal investasi, Indonesia tentu sangat butuh, tetapi Partai Golkar
Kondisional ingin agar investasi yang hadir di Indonesia benar-benar menyentuh
sektor riil, dapat mengurangi kemiskinan dan pengangguran.”
Apalagi, menurutnya fenomena sosial belakangan disuguhkan dengan
maraknya hoax yang memunculkan polarisasi sampai politik identitas.
Persoalan itu yang mengganggu kehidupan bernegara.

18
“Karena itu, sebagai partai tengah yang selalu menjadi benteng
Pancasila, Partai Golkar terus berupaya mendorong agar nilai-nilai
Pancasila aktual, dapat dipahami dan dapat dilaksanakan dalam
berbagai kehidupan masyarakat.”

Kata Ganti "Pendidikan politik kali ini kita susun dengan tema berkaitan dengan
pembangunan dan Pancasila supaya pembangunan yang kita
rencanakan dan laksanakan tetap berpegang teguh terhadap nilai-nilai
Pancasila,"

kita = kata ganti orang pertama jamak


"....kata dia, Pancasila sudah mestinya dijadikan arah dan panduan
dalam mencapai tujuan pembangunan, yakni masyarakat adil dan
makmur."

Menurut dia, nilai-nilai Pancasila tidak boleh luntur di tengah


guncangan zaman....

dia = kata ganti orang ketiga tunggal


Ia berharap agar jangan sampai nilai-nilai Pancasila yang menjadi
akar dan tujuan utama pembangunan luntur dan hilang.

ia + kata ganti orang ketiga tunggal


Bentuk Kalimat
Aktif 1. Partai Politik Golongan
Karya (Golkar) menggelar pendidikan politik bagi para kader pada 28-
29 November 2019 tentang pembangunan nasional sebagai
pengejawantahan Ideologi Pancasila.
2. Pancasila yang menjadi roh pembangunan dapat dipotret dari
bentuk kebijakan publik yang diambil oleh pemerintah
3. Kita mesti menjaga pembangunan yang sesuai dengan nilai
Pancasila
4. Partai Golkar terus berupaya mendorong agar nilai-nilai Pancasila
aktual, dapat dipahami dan dapat dilaksanakan dalam berbagai
kehidupan masyarakat.
5. Partai Golkar juga mendorong peningkatan peran partai politik
dalam upaya pemantapan ideologi Pancasila dan keutuhan NKRI
6. Kita melakukan pendidikan ini untuk menyatukan persepsi yang
menjadi tugas pemerintah
7. Golkar menfasilitasi peningkatan kapasitas anggota DPRD dari
parpol berlambang beringin itu supaya bisa terlibat dalam percepatan
pembangunan yang mengejawantahkan ideologi Pancasila.
8. Partai sangat menginginkan agar Pancasila benar-benar tidak

19
sekedar menjadi jargon tetap harus menjadi arah dan cita-cita dari
pembangunan nasional kita
9. Dia ingin melihat pembangunan, kemajuan dan kesejahteraan
benar-benar harus berdiri di atas fondasi dan jati diri bangsa
Indonesia.
10. Kita sebagai bangsa yang berideologi Pancasila yang berdasar
hukum Undang-undang Dasar 1945, berwawasan bhinneka tunggal
Ika
Kalimat Pasif
1. Pancasila sudah mestinya dijadikan arah dan panduan dalam
mencapai tujuan pembangunan, yakni masyarakat adil dan makmur.
2. Masyarakat yang diundang akan nilai penting Pancasila dalam era
4.0 sekarang ini.
3. fenomena sosial belakangan disuguhkan dengan maraknya hoax
yang memunculkan polarisasi sampai politik identitas
4. Peran parpol harus ditingkatkan dalam persoalan bangsa
Elemen Semantik
Latar 1. Ketua Penyelenggara Kegiatan Pendidikan Politik Partai Golkar
2019, Yahya Zaini saat memberikan sambutannya pada Pendidikan
Politik Golkar, di Jakarta, Kamis (28/11/2019). (ANTARA/HO).
2. "Pendidikan politik kali ini kita susun dengan tema berkaitan
dengan pembangunan dan Pancasila supaya pembangunan yang kita
rencanakan dan laksanakan tetap berpegang teguh terhadap nilai-nilai
Pancasila," kata Ketua Penyelenggara Kegiatan Pendidikan Politik
Partai Golkar 2019, Yahya Zaini, di Jakarta, Kamis.
3. Jakarta (ANTARA) - Partai Golkar menggelar Pendidikan Politik
2019 yang menekankan tentang pentingnya nilai-nilai Pancasila.
Detil 1. "Partai sangat menginginkan agar Pancasila benar-benar tidak
sekedar menjadi jargon tetap harus menjadi arah dan cita-cita dari
pembangunan nasional kita," kata dia.
2. Dia mengingatkan pentingnya pendidikan politik di era sekarang
karena tantangan mempertahankan Pancasila makin berat. Era digital
dengan masifnya budaya asing dalam persaingan global harus
menjadi perhatian. Kata dia, nilai keluhuran Pancasila jangan sampai
luntur.
3. "Jangan sampai pula, kita kehilangan pegangan dalam melakukan
pengambilan kebijakan. Misalnya soal investasi, Indonesia tentu
sangat butuh. Tetapi Partai Golkar ingin agar investasi yang hadir di
Indonesia benar-benar menyentuh sektor riil, dapat mengurangi
kemiskinan dan pengangguran," ujarnya pula.
Maksud 1. "Pendidikan politik kali ini kita susun dengan tema berkaitan
dengan pembangunan dan Pancasila supaya pembangunan yang kita
rencanakan dan laksanakan tetap berpegang teguh terhadap nilai-nilai

20
Pancasila,"
2. "Pesertanya adalah seluruh anggota DPRD termasuk ketua DPRD
tujuannya adalah kita melakukan pendidikan ini untuk menyatukan
persepsi yang menjadi tugas pemerintah," kata Ketua Umum Partai
Golkar Airlangga Hartarto, di Jakarta, Kamis.
3. Melalui kegiatan tersebut Golkar menfasilitasi peningkatan
kapasitas anggota DPRD dari parpol berlambang beringin itu supaya
bisa terlibat dalam percepatan pembangunan yang mengejawantahkan
ideologi Pancasila.
4. "Intinya kegiatan pendidikan politik ini kita dedikasikan bagi
peningkatan demokrasi yang dapat menyejahterahkan masyarakat
Indonesia," ujar Yahya.
Praanggapan 1. "Melalui kegiatan tersebut Golkar menfasilitasi peningkatan
kapasitas anggota DPRD dari parpol berlambang beringin itu supaya
bisa terlibat dalam percepatan pembangunan yang mengejawantahkan
ideologi Pancasila. Nilai-nilai Pancasila tidak boleh luntur di tengah
guncangan zaman dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
(iptek)."
Elemen Leksikon
Diksi 1.Pancasila yang menjadi roh pembangunan

2. Nilai-nilai Pancasila yang menjadi akar dan tujuan utama


pembangunan luntur dan hilang.
3. Partai tengah yang selalu menjadi benteng Pancasila
Elemen Retorik
Grafis Tulisan pada tema pembangunan dan Pancasila dibuat berbeda, ukuran
lebih besar (padahal kutipan tersebut juga sama dengan kutipan isi
berita yang lainnya. Tulisan tersebut ditulis dengan tanda petik dua
besar dan tanda petik dua normal di dalamnya.
Metafora Ukuran hurufjudul berita dibuat lebih besar

Analisis Data Struktur Mikro Wacana Kritis


Pada tingkat mikro, teks berita diawali dengan latar tempat kota Jakarta, bahwa nama daerah
secara umum yaitu Ibukota dapat dijadikan tempat umum penyelengaran kegiatan pendidikan
politik tersebut. Kegiatan pendidikan politik diselenggarakan oleh partai Golkar di Jakarta.
Kegiatan tersebut juga didukung oleh pernyataan-pernyataan yang mengungkapkan citra baik
partai Golkar sendiri. Golkar melalui upayanya ada maksud dan tujuan dalam melaksanakan
kegiatan tersebut, hal ini didukung oleh pernyataan "Partai sangat menginginkan agar
Pancasila benar-benar tidak sekedar menjadi jargon tetap harus menjadi arah dan cita-cita dari
pembangunan nasional kita." penggunaan kata ganti ditunjukkan oleh kutipan “Dia
mengingatkan pentingnya pendidikan politik di era sekarang karena tantangan
mempertahankan Pancasila makin berat. Era digital dengan masifnya budaya asing dalam
21
persaingan global harus menjadi perhatian. Kata dia, nilai keluhuran Pancasila jangan sampai
luntu”, dia yang dimaksud dalam kutipan berita tersebut adalah Yahya Zain, ketua
penyelenggara kegiatan politik.

Kesimpulan
Pendidikan politik adalah suatu upaya yang dilakukan seseorang maupun lebih yang mana
dilakukannya dengan sadar dalam proses penyampaian budaya politik bangsa dengan
memperhatikan nilai-nilai Pancasila. Berdasarkan hal tersebut, pendidikan politik merupakan
usaha untuk mengarahkan proses pendidikan politik masyarakat pada tatanan sistem politik
yang ideal. Bagi masyarakat Indonesia yang majemuk, sistem politik yang diinginkan adalah
Demokrasi Pancasila. Pada berita kegiatan Pendidikan Politik 2019 yang diusung oleh Partai
Golkar dapat memuat ketiga aspek dalam analisis wacana kritis model Van Dijk yaitu struktur
makro, yang mendeskripsikan tema dan sub topik – sub topiknya; struktur superstruktur, yang
meliputi judul dan lead yang terdiri dari deskripsi data situasi dan komentar; dan struktur
mikro yang terdiri dari elemen sintaksis, semantik, leksikon, dan semantik beserta sub elemen
yang ada di dalamnya, yang berkaitan dengan penguatan nilai-nilai pancasila dalam
pembangunan nasional serta mendorong peningkatan peran partai dalam upaya pemantapan
ideologi pancasila dan keutuhan NKRI.

Daftar Pustaka
Baryadi, P. 2002. Dasar-dasar Analisis Wacana dalam Ilmu Bahasa. Yogyakarta: Pustaka
Gondhosuli.
Budiardjo, Miriam. 2008. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Darma, Y. 2009. Analisis Wacana Kritis. Bandung: Yrama Widya.
Eriyanto. 2001. Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media. Yogyakart: LKIS.
Fadhilah, Nur dan Triyanto. 2018. “Penguatan Nilai-Nilai Pancasila di Sekolah Dasar.” Jurnal
Civics: Media Kajian Kewarganegaraan. Vol. 15, No.2. Surakarta: Program Studi
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, FKIP, Universitas Sebelas Maret.
Humaira, Hera Wahdah. 2018. “Analisis Wacana Kritis (Awk) Model Teun A. Van Dijk Pada
Pemberitaan Surat Kabar Republika.” Jurnal Literasi. Vol.2, No.1. PBI Universitas
Muhammadiyah Sukabumi.
Kaligis, Artis. 2016. “Pendidikan Politik Partai Golkar di Kota Tomohon.” Jurnal Politico.
Vol.5, No.1. Manado: FISIP UNSRAT.
Kansil. 2001. Peran Partai Politik. Bandung: Tarsito.
Karim. M Rusli. 1983. Perjalanan Partai Politik di Indonesia: Sebuah Pasang Surut. Jakarta:
Rajawalipers.

Moleong, Lexy. 2017. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.


22
Muchtar, Khoiruddin. 2016. “Komunikasi Politik dan Pembentukan Citra Partai.” Jurnal Ilmu
Komunikasi. Vol. 14, No. 2. Bandung: UIN Sunan Gunung Djati

Yoce, A. 2009. Analisis Wacana Kritis. Bandung: Yrama

23

Anda mungkin juga menyukai