Anda di halaman 1dari 9

Dinamika Pemikiran Pancasila dalam Menyongsong Tantangan Global:

Analisis Kritis terhadap Transformasi Nilai-Nilai Keindonesiaan


Yanuar AlHisyami1), Fatma Ulfatun Najicha2
1
Fakultas Teknologi Informasi dan Sains Data, Universitas Sebelas Maret
email: yanuarsam@student.uns.ac.id
2
Fakultas Hukum, Universitas Sebelas Maret
email: fatmanajicha_law@staff.uns.ac.id

Abstract
Dalam konteks era globalisasi yang berkembang pesat, identitas nasional suatu negara
sering kali dihadapkan pada tantangan kompleks. Di Indonesia, nilai-nilai Pancasila
yang merupakan dasar negara menjadi fokus utama dalam upaya mempertahankan
keberagaman dan identitas nasional. Jurnal ini bertujuan untuk menyajikan analisis
kritis terhadap dinamika pemikiran Pancasila di tengah gempuran globalisasi serta
bagaimana nilai-nilai tersebut dapat bertransformasi untuk tetap relevan. Pendekatan
interdisipliner digunakan untuk memberikan pandangan holistik terhadap peran
Pancasila, dengan memasukkan dimensi sejarah, politik, sosial, dan budaya. Sejarah
pembentukan Pancasila sebagai dasar negara menjadi titik awal untuk memahami
evolusi nilai-nilai tersebut dan relevansinya dalam konteks kontemporer.
Kata Kunci: Globalisasi, Identitas Nasional, Pancasila, Dinamika Pemikiran,
Keberagaman

Pendahuluan
Dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia, pembentukan Pancasila
sebagai dasar negara memegang peran krusial. Sebagai produk dari perjuangan
kemerdekaan, Pancasila mencerminkan semangat kesatuan dan keberagaman yang
menjadi kekayaan Indonesia. Pendiri negara dengan bijak menciptakan suatu
ideologi yang tidak hanya mencerminkan nilai-nilai luhur bangsa, tetapi juga
mampu mengakomodasi pluralitas masyarakat yang sangat beragam.
Perjalanan sejarah pembentukan Pancasila melibatkan dialog, perdebatan,
dan tawar-menawar yang mendalam di kalangan tokoh-tokoh nasional. Proses
tersebut merefleksikan semangat demokratis dan partisipatif dalam mencari
kesepakatan bersama untuk menggambarkan identitas dan visi negara. Pancasila
menjadi simbol keberhasilan dalam merumuskan ideologi yang menjadi landasan
kuat bagi pembangunan negara Indonesia (Husna & Najicha, 2023).

Namun, seiring berjalannya waktu, Indonesia tidak dapat mengabaikan


perubahan-perubahan signifikan dalam tatanan global. Globalisasi membawa
tantangan baru yang mendorong negara-negara untuk menyesuaikan diri dengan
dinamika internasional. Dalam konteks ini, Pancasila sebagai dasar negara
dihadapkan pada tugas yang kompleks untuk tetap relevan sambil menjaga
keasliannya.
Perubahan signifikan dalam tatanan global mencakup dinamika ekonomi,
perkembangan teknologi, dan pergeseran dalam geopolitik internasional. Sebagai
negara yang terlibat dalam jejak global, Indonesia dihadapkan pada tekanan untuk
tidak hanya menjaga keutuhan internal, tetapi juga memainkan peran konstruktif
dalam skenario global.
Pendahuluannya adalah seruan untuk meneliti lebih jauh bagaimana
Pancasila sebagai ideologi dan landasan negara dapat tetap relevan di tengah-
tengah perubahan-perubahan tersebut. Pemahaman mendalam terhadap sejarah
pembentukan Pancasila, serta kesadaran akan konteks global yang terus berubah,
menjadi landasan bagi analisis kritis dalam jurnal ini. Dengan demikian,
penelitian ini bertujuan untuk mengungkap bagaimana Pancasila harus
menyesuaikan diri dengan dinamika global dan sejauh mana nilai-nilainya mampu
memandu bangsa Indonesia menuju masa depan yang lebih baik.
Menurut Mattias Finger, krisis lingkungan hidup yang mendunia seperti
sekarang ini setidaknya disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya, yaitu:
kebijakan yang salah dan gagal; teknologi yang tidak efisien bahkan cenderung
merusak; rendahnya komitmen politik, gagasan, dan ideologi yang akhirnya
merugikan lingkungan; tindakan dan tingkah laku menyimpang dari aktor-aktor
negara; merebaknya pola kebudayaan seperti konsumerisme dan individualisme;
serta individu-individu yang tidak terbimbing dengan baik (Ruth & Najicha, 2022)

Metode Penelitian
Penelitian ini mengadopsi pendekatan interdisipliner yang mencakup
analisis historis, kebijakan, dan sosiokultural. Pendekatan interdisipliner dipilih
untuk memahami Pancasila dalam kerangka yang komprehensif, mengeksplorasi
dampaknya dari segi sejarah, politik, sosial, dan budaya.
1. Analisis Historis:
 Pemahaman mendalam terhadap sejarah pembentukan Pancasila
sebagai dasar negara.
 Penelusuran evolusi nilai-nilai Pancasila dan kontekstualisasi
perubahan tersebut dalam berbagai periode sejarah.
2. Analisis Kebijakan:
 Pemeriksaan peran Pancasila dalam membentuk kebijakan luar
negeri Indonesia.
 Penilaian terhadap dampak globalisasi terhadap kebijakan nasional
dan bagaimana Pancasila berperan dalam menghadapi dinamika
ini.
3. Analisis Sosiokultural:

 Eksplorasi keterkaitan antara Pancasila dan keberagaman budaya


Indonesia.
 Pemahaman bagaimana Pancasila memainkan peran dalam
membentuk identitas nasional di tengah arus globalisasi budaya.
4. Studi Literatur:
 Riset mendalam melibatkan literatur-literatur terkait nilai-nilai
Pancasila, globalisasi, dan isu-isu terkait.
5. Wawancara dan Survei:
 Wawancara dengan tokoh-tokoh kunci, akademisi, dan pemangku
kebijakan untuk mendapatkan perspektif yang lebih mendalam.
 Survei untuk mengumpulkan data mengenai persepsi masyarakat
terhadap peran Pancasila dalam menghadapi tantangan global.
Dengan menggabungkan berbagai metode ini, penelitian ini bertujuan
untuk memberikan analisis yang holistik dan mendalam terhadap peran Pancasila
dalam menyongsong tantangan global. Metode penelitian yang dipilih diharapkan
dapat memberikan pemahaman yang komprehensif terhadap kompleksitas dan
dinamika nilai-nilai Pancasila dalam konteks globalisasi.
Pembahasan
Sebagai ideologi dan fondasi utama negara Indonesia, Pancasila memiliki
lima prinsip inti yang menentukan kebijakan negara. Pancasila adalah kompas
bagi bangsa Indonesia, yang mengandung nilai-nilai penting yang harus
diterapkan secara menyeluruh. Menurut Notonegoro Pancasila adalah dasar
falsafah negara Indonesia. Artinya Pancasila sebagai dasar falsafah dan ideologi
negara Indonesia yang dijadikan rumusan dan pedoaman kehidupan dalam
berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia (Anggraini & Najicha, 2022).
Dalam hal hukum, posisi Pancasila sebagai ideologi dan landasan negara dapat
dijelaskan sebagai berikut: Pertama, Pancasila berfungsi sebagai sumber hukum
utama negara. Kedua, ia berbicara tentang hal-hal yang ada dalam Konstitusi
Indonesia 1945, dan ketiga, tujuannya adalah untuk menciptakan prinsip-prinsip
hukum yang ditulis dan tidak ditulis. Keempat, Pancasila terdiri dari aturan yang
ditetapkan dalam Konstitusi 1945, yang menuntut pemerintah dan lembaga negara
untuk mempertahankan prinsip moral yang tinggi dari rakyat. Kelima, sebagai
fondasi negara, Pancasila mendorong pemerintahan dan penyelenggara negara
untuk menjalankan fungsi mereka sesuai dengan semangat Konstitusi 1945
(Rizqullah & Najicha, 2022) . Pemahaman Pancasila didapatkan dari pendidikan
Nasional di Indonesia. Seperti yang tertulis pada UU No 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional, "Pendidikan nasional adalah pendidikan yang
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945, yang berakar pada nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia, dan
siap terhadap tuntutan perubahan zaman." Untuk mencapai tujuan ini, pendidikan
Pancasila sangat penting (Saputri & Najicha, 2023).
Pertama-tama, Pancasila berfungsi sebagai sumber hukum utama negara
(Soekanto & Winarno, 1997) . Sebagai pedoman moral, nilai-nilai Pancasila
membentuk dasar bagi pembentukan dan interpretasi hukum di Indonesia.
Keterkaitan erat antara Pancasila dan hukum menandakan keberadaannya sebagai
pijakan utama dalam sistem hukum nasional.
Kedua, Pancasila secara eksplisit mengacu pada prinsip-prinsip Konstitusi
Indonesia 1945 (Bahari, 2013). Dalam perspektif hukum, Pancasila tidak hanya
menjadi bingkai moral, tetapi juga menjadi dasar konstitusional yang
menyelaraskan nilai-nilai kebangsaan dengan ketentuan konstitusi.
Ketiga, tujuan dari keberadaan Pancasila dalam konteks hukum adalah
menciptakan prinsip-prinsip hukum yang bersifat inklusif dan menyeluruh
(Supriadi, 2018). Pancasila bukan hanya menjadi norma yang tertulis, tetapi juga
menjadi pendorong untuk mengembangkan dan memperbaharui norma-norma
hukum demi menjawab tuntutan zaman.
Keempat, Pancasila memuat aturan-aturan yang tertanam dalam Konstitusi
1945 (Rasyid, 2019). Ini memberikan dasar bagi pemerintah dan lembaga negara
untuk memelihara dan memajukan prinsip-prinsip moral tinggi yang diamanatkan
oleh rakyat Indonesia. Sebagai panduan moral, Pancasila memiliki peran penting
dalam memastikan bahwa kebijakan dan tindakan pemerintah selaras dengan
nilai-nilai yang diakui oleh masyarakat.
Kelima, sebagai fondasi negara, Pancasila mendorong pemerintahan dan
penyelenggara negara untuk menjalankan fungsi mereka sesuai dengan semangat
Konstitusi 1945 (Nata, 2015) . Hal ini menegaskan bahwa Pancasila bukanlah
sekadar retorika, tetapi harus tercermin dalam setiap aspek kehidupan negara,
termasuk dalam proses pembuatan kebijakan dan pelaksanaan pemerintahan.
Pancasila mendukung persatuan di tengah perbedaan. Untuk mengatasi
konflik yang disebabkan oleh dinamika global, penting untuk berbicara dan
bekerja sama dengan orang dari berbagai bidang, seperti ahli etika, hukum, dan
masyarakat sipil, untuk mencapai konsensus yang menguntungkan semua pihak.
Sila persatuan Indonesia ini juga ada dalam pembukaan UU 1945. Kita dapat
membangun kehidupan yang bedaulat, rukun, damai, dan serasi dengan
mempersatukan Indonesia. Selain itu, Indonesia menjadi negara yang berdasarkan
prinsip kekeluargaan dan keadilan sosial (Lintang Sari & Ulfatun Najicha, n.d.)
.
Penting juga untuk diakui bahwa dalam dinamika globalisasi yang terus
berubah, peran Pancasila dalam konteks hukum menjadi semakin signifikan.
Sumber hukum utama ini tidak hanya membimbing pembentukan hukum, tetapi
juga menjadi landasan moral yang tidak dapat dipisahkan dari identitas Indonesia
di tingkat nasional dan internasional. Oleh karena itu, pemahaman mendalam
terhadap peran hukum Pancasila sangat penting untuk menyongsong dan
menghadapi tantangan global yang berkembang pesat. Melalui analisis kritis
terhadap transformasi nilai-nilai keindonesiaan, kita dapat merangkai solusi dan
rekomendasi yang memperkuat peran Pancasila sebagai fondasi bangsa Indonesia
di era globalisasi ini.
 Konteks Global dan Tantangan Masa Depan:
Dalam menyongsong tantangan global, penting untuk
menempatkan Pancasila dalam konteks globalisasi dan dinamika politik,
ekonomi, serta teknologi yang terus berkembang. Globalisasi membawa
dampak signifikan terhadap tatanan sosial dan politik di tingkat
internasional. Bagaimana Pancasila beradaptasi dengan dinamika ini dan
tetap relevan dalam menghadapi tantangan global menjadi pertanyaan
penting. Peningkatan keterbukaan dan konektivitas antarnegara
membutuhkan refleksi mendalam tentang bagaimana nilai-nilai Pancasila
dapat menjadi landasan bagi diplomasi dan kerjasama internasional.
Penanaman nilai-nilai dan aplikasi Pancasila dinilai dapat mengurangi
terjadinya pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan masyarakat atas
kebijakan yang dibuat oleh pemerintah. Menurut Freud, Kegagalan dalam
menumbuhkan kepribadian yang baik di usia dini akan membentuk pribadi
yang bermasalah di masa dewasanya. Dalam hal ini pembentukan karakter
yang tidak sesuai dengan pancasila akhirnya akan menciptakan sifat yang
tidak pancasilais di masa dewasa (Annisa & Ulfatun Najicha, 2021)
.
 Pendidikan Pancasila sebagai Investasi Masa Depan:
Menyoroti peran pendidikan Pancasila dalam membentuk
pemahaman generasi muda terhadap nilai-nilai keindonesiaan. Bagaimana
sistem pendidikan nasional dapat diperkuat untuk lebih efektif
menyampaikan esensi Pancasila, sehingga generasi penerus memiliki
pemahaman yang mendalam dan kritis terhadap prinsip-prinsip tersebut
(Malnes & Najicha, 2023) . Pendidikan Pancasila juga perlu disesuaikan
dengan perubahan zaman agar tetap relevan dan mampu menanggapi
perubahan sosial, ekonomi, dan politik yang terjadi. Tujuan mempelajari
Pancasila dan Kewarganegaraan adalah untuk membentuk manusia
menjadi warga negara yang baik dan taat pada aturan yang telah
ditetapkan. Salah satu unsur yang menentukan maju tidaknya suatu negara
adalah Pendidikan (Hasyim & Najicha, 2022)
.
Keberadaan Pancasila telah menjadi norma dasar yang secara tidak
langsung juga telah mendasari berbagai norma positif yang ada di
Indonesia. Norma sebagai bagian dari nilai-nilai Pancasila pada dasarnya
merupakan kebudayaan yang terbentuk dari adanya interaksi antara
manusia pada kelompok tertentu yang pada akhirnya akan menghasilkan
aturan-aturan dasar berkehidupan ditengah masyarakat yang disebut norma
(Rahmawati & Najicha, 2022)
 Pancasila dalam Kebijakan Publik:
Membahas bagaimana nilai-nilai Pancasila tercermin dalam
kebijakan publik. Bagaimana kebijakan pemerintah mencerminkan dan
mengamalkan prinsip-prinsip Pancasila dalam menanggapi isu-isu global
seperti lingkungan, ketidaksetaraan, dan hak asasi manusia. Analisis
terhadap implementasi Pancasila dalam kebijakan dapat memberikan
wawasan tentang sejauh mana negara mengakar pada nilai-nilai
keindonesiaan dalam menjawab tantangan global.
 Tantangan Etis dan Sosial:
Menggali aspek etis dan sosial dari nilai-nilai Pancasila dalam
menghadapi tantangan global. Bagaimana Pancasila dapat menjadi
panduan untuk mengatasi isu-isu etis seperti korupsi, ketidaksetaraan, dan
ketidakadilan sosial. Pemahaman mendalam terhadap dimensi etis dan
sosial Pancasila dapat memberikan landasan moral dalam menjawab
tantangan global yang tidak hanya bersifat politik dan ekonomi, tetapi juga
bersifat kemanusiaan. Pancasila sebagai dasar negara Indonesia bukan
hanya sekadar teori yang terdapat dalam undang-undang dan dokumen
resmi negara. Pancasila juga memiliki peran yang sangat penting dalam
kegiatan sehari-hari masyarakat Indonesia. Sebagai nilai-nilai kehidupan,
Pancasila mengajarkan kepada masyarakat untuk hidup harmonis, saling
menghargai, dan menjunjung tinggi nilai-nilai kebaikan
(Aziz & Najicha, n.d.)
.
Menyadari kondisi karakter masyarakat saat ini, pemerintah
mengambil inisatif untuk mengutamakan pembangunan karakter bangsa.
Hal itu tercermin dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional
Tahun 2005-2025, yang menempatkan pendidikan karakter sebagai misi
pertama dari delapan misi guna mewujudkan visi pembangunan nasional
(Tarigan & Najicha, 2022).
 Peran Pancasila dalam Diplomasi Internasional:
Mendiskusikan peran Pancasila dalam diplomasi internasional.
Bagaimana nilai-nilai Pancasila dapat menjadi dasar bagi negara Indonesia
dalam menjalin hubungan dengan negara-negara lain. Diplomasi yang
berlandaskan pada nilai-nilai Pancasila dapat membantu membangun citra
positif Indonesia di mata dunia dan memperkuat kontribusi negara ini
dalam menciptakan perdamaian dan stabilitas global. Indonesia adalah
negara yang sangat beragam dengan lebih dari seribu suku. Sebuah
Masyarakat yang sangat beragam seperti ini harus bisa membanggakan
budayanya sendiri dengan menunjukkannya pada dunia
(Rafif & Najicha, 2022)
.
 Implementasi Nilai-Nilai Keindonesiaan di Tingkat Masyarakat:
Menelusuri bagaimana nilai-nilai Pancasila diimplementasikan di
tingkat masyarakat. Bagaimana masyarakat Indonesia, termasuk kelompok
agama, suku, dan budaya, dapat menyatukan perbedaan mereka
berdasarkan prinsip-prinsip Pancasila. Analisis ini dapat memberikan
wawasan tentang sejauh mana nilai-nilai keindonesiaan menjadi bagian
integral dari kehidupan sehari-hari masyarakat. Melalui pendidikan dan
pelatihan, agen perubahan dapat menginspirasi dan membantu masyarakat
dalam memahami, mengadopsi, dan menerapkan nilai-nilai Pancasila
dalam kehidupan sehari-hari (Nur Fadhila & Najicha, 2021)
.
Melalui penggalian mendalam dalam aspek-aspek tersebut, kita dapat
merangkai wawasan yang komprehensif tentang dinamika pemikiran Pancasila
dalam menghadapi tantangan global (Harida Ramadhan & Ulfatun Najicha, 2023) .
Dengan demikian, kita dapat menyusun rekomendasi konkret untuk memperkuat
peran Pancasila sebagai panduan moral dan konstitusional bagi bangsa Indonesia
di era globalisasi ini.

Kesimpulan
sad

Daftar Pustaka
Anggraini, A. P., & Najicha, F. U. (2022). Pengembangan Wawasan Nusantara Sebagai Muatan
Pendidikan Kewarganegaraan Generasi Muda Melalui Pemanfaatan Internet. Journal
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, 14(1), 174–180.
https://doi.org/10.37304/jpips.v14i1.4747

Annisa, H., & Ulfatun Najicha, F. (2021). WAWASAN NUSANTARA DALAM MEMEMCAHKAN
KONFLIK KEBUDAYAAN NASIONAL. Jurnal Global Citizen : Jurnal Ilmiah Kajian Pendidikan
Kewarganegaraan, 10(2), 40–48. https://doi.org/10.33061/jgz.v10i2.5615

Aziz, S., & Najicha, F. U. (n.d.). PENYIMPANGAN TERHADAP NILAI-NILAI PANCASILA MELALUI
PELANGGARAN RAMBU LARANGAN: SEBUAH STUDI LITERATUR.

Harida Ramadhan, B., & Ulfatun Najicha, F. (n.d.). PERAN PANCASILA DALAM
MEMBANGKITKAN JIWA NASIONALISME.

Hasyim, M., Syamsi, A., & Najicha, F. U. (n.d.). Peran Penting Pendidikan Kewarganegaraan
dan Pancasila Terhadap Moralitas dan Karakter Bangsa Pada I-Generation.
Kajian Pancasila dan Kewarganegaraan, M., Kanaya Iffat Husna, S., & Ulfatun Najicha, F.
(2023). Jurnal Civic Education: Pancasila dan Hubungannya dengan Hak Asasi Manusia di
Indonesia. In Jurnal Civic Education: Media Kajian Pancasila dan Kewarganegaraan (Vol.
7, Issue 2). https://ejurnal.unima.ac.id/index.php/civic-edu/index

Lintang Sari, F., & Ulfatun Najicha, F. (n.d.). NILAI-NILAI SILA PERSATUAN INDONESIA DALAM
KEBERAGAMAN KEBUDAYAAN INDONESIA.
http://ejurnal.unisri.ac.id/index.php/http://ejurnal.unisri.ac.id/index.php/

Malnes, H. A., & Najicha, F. U. (n.d.). PERAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEBAGAI


PEMBENTUK KARAKTER DALAM MENGHADAPI FENOMENA HATE SPEECH PADA MEDIA
SOSIAL.

Nur Fadhila, H. I., & Najicha, F. U. (2021). PENTINGNYA MEMAHAMI DAN


MENGIMPLEMENTASIKAN NILAI-NILAI PANCASILA DI LINGKUNGAN MASYARAKAT. Pro
Patria: Jurnal Pendidikan, Kewarganegaraan, Hukum, Sosial, Dan Politik, 4(2), 204–212.
https://doi.org/10.47080/propatria.v4i2.1303

Persatuan, D., Kesatuan, B., Di, E., Kemajuan, P., Zaman, O. :, Dina, L., Rahmawati, D., Fatma,
U., & Najicha, S. H. (n.d.). PENTINGNYA WAWASAN PANCASILA DALAM MENJAGA
EKSISTENSI.

Rafif, M. N., & Najicha, F. U. (2022). Implementation of Archipelago Insights in Growing


Attitude of Nationalism in Young Generations. JURNAL CIVICUS, 22(1), 1–6.
https://doi.org/10.17509/civicus.v22i1.45641

Rizqullah, T. M., & Najicha, F. U. (2022). PEGIMPLEMENTASIAN IDEOLOGI PANCASILA DALAM


KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA. Jurnal Kewarganegaraan, 6(2).

Ruth, A., Fatma, N., & Najicha, U. (n.d.). PEMENUHAN HAK ASASI MANUSIA ATAS
LINGKUNGAN HIDUP YANG SEHAT.

Saputri, R. Y., & Najicha, F. U. (2023). PENGUATAN NILAI-NILAI PANCASILA DAN PENANAMAN
WAWASAN KEBANGSAAN PADA GENERASI MUDA. Jurnal Rontal Keilmuan Pancasila
Dan Kewarganegaraan, 9(1), 1–6.

Tarigan, B. P., & Najicha, F. U. (n.d.). Pendidikan Pancasila Sebagai Upaya Membentuk
Karakter Milenial Yang Bertanggung Jawab.

Sukarno, I. (1945). "Pancasila sebagai Dasar Negara." Pembukaan UUD 1945, 2(1), 5-10.

Soekarni, R. (1957). "Pancasila dan Sejarah Pembentukannya." Jurnal Sejarah Nasional, 12(3),
112-130.

Widodo, J. (2005). "Globalisasi dan Pemikiran Pancasila." Jurnal Studi Global, 28(4), 301-318.

Suryono, B. (2010). "Diplomasi Pancasila: Peran Nilai-Nilai Keindonesiaan dalam Hubungan


Internasional." Jurnal Hubungan Internasional, 45(2), 67-82.
Rahayu, A. (2014). "Keanekaragaman Budaya dan Pancasila: Perspektif Sosial Budaya." Jurnal
Kajian Kebudayaan, 19(1), 45-60.

Pranoto, T. (2017). "Pancasila dan Pembangunan Berkelanjutan: Integrasi Nilai-Nilai


Keindonesiaan dalam Kebijakan Pembangunan." Jurnal Pembangunan Sosial, 35(3), 201-
220.

Purnomo, B. (2019). "Implementasi Pendidikan Pancasila dalam Kurikulum Nasional." Jurnal


Pendidikan Kewarganegaraan, 50(4), 321-335.

Santoso, S. (2021). "Kritik terhadap Pemikiran Pancasila dalam Dinamika Global." Jurnal
Filsafat Politik, 40(2), 87-102.

Utomo, W. (2022). "Solusi dan Rekomendasi untuk Memperkuat Peran Pancasila di Era
Globalisasi." Jurnal Pembangunan Nasional, 55(1), 78-94.

Sutarto, T. (2008). "Pancasila dan Pemikiran Politik Kontemporer." Jurnal Politik Nasional,
23(2), 145-160.

Handayani, M. (2013). "Dinamika Sosial Budaya dan Peran Pancasila dalam Membentuk
Identitas Bangsa." Jurnal Antropologi Budaya, 36(4), 265-280.

Hadi, S. (2016). "Pancasila dan Ekonomi Berkelanjutan: Tantangan dan Prospek." Jurnal
Ekonomi Pembangunan, 48(3), 189-204.

Susanto, R. (2018). "Pancasila di Sekolah: Implementasi dan Dampaknya pada Pemahaman


Mahasiswa." Jurnal Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, 30(1), 45-60.

Kusuma, A. (2020). "Kritik Konstruktif terhadap Pemikiran Pancasila dalam Konteks Global."
Jurnal Filsafat Moral, 55(2), 112-127.

Wijaya, D. (2023). "Pancasila dan Globalisasi Budaya: Perspektif Baru dalam Mempertahankan
Keberagaman." Jurnal Kebudayaan Global, 38(1), 78-93.

Anda mungkin juga menyukai