Anda di halaman 1dari 8

TUGAS PENDIDIKAN PANCASILA

RISMAN GUSTIYAN SULAEMAN

4315210104

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN MESIN

UNIVERSITAS PANCASILA

JAKARTA

2020

BAB I
Diawali dengan latar belakang pendidikan Pancasila; kebijakan nasional
pembangunan bangsa dan karakter; landasan hukum pendidikan Pancasila;
kerangka konseptual pendidikan Pancasila; visi dan misi; tujuan pendidikan
Pancasila; desain mata kuliah; kompetensi inti dan kompetensi dasar. Pada bagian
pengantar ini, mahasiswa diajak untuk memahami konsep, hakikat, dan perjalanan
pendidikan Pancasila di Indonesia. Bahasan materi ini penting untuk diketahui
karena berlakunya pendidikan Pancasila di perguruan tinggi mengalami pasang
surut. Selain itu, kebijakan penyelenggaraaan pendidikan Pancasila di perguruan
tinggi tidak serta merta diimplementasikan, baik di perguruan tinggi negeri
maupun di perguruan tinggi swasta. Keadaan tersebut terjadi karena dasar hukum
yang mengatur berlakunya pendidikan Pancasila di perguruan tinggi selalu
mengalami perubahan dan persepsi pengembang kurikulum di masing-masing
perguruan tinggi berganti-ganti. Lahirnya ketentuan dalam pasal 35 ayat (5)
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 yang menyatakan bahwa kurikulum
pendidikan tinggi wajib memuat mata kuliah pendidikan agama, pendidikan
Pancasila, pendidikan kewarganegaraan, dan bahasa Indonesia, menunjukkan
bahwa negara berkehendak agar pendidikan Pancasila dilaksanakan dan wajib
dimuat dalam kurikulum peguruan tinggi sebagai mata kuliah yang berdiri sendiri.
Dengan demikian, mata kuliah pendidikan Pancasila ini dapat lebih fokus dalam
membina pemahaman dan penghayatan mahasiswa mengenai ideologi bangsa
Indonesia. Artinya, pendidikan Pancasila diharapkan menjadi ruh dalam
membentuk jati diri mahasiswa dalam mengembangkan jiwa profesionalitas
mereka sesuai dengan bidang studi masing-masing. Selain itu, dengan mengacu
kepada ketentuan pasal 2 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012, sistem
pendidikan tinggi di Indonesia harus berdasarkan Pancasila. Implikasinya, sistem
pendidikan tinggi (baca: perguruan tinggi) di Indonesia harus terus
mengembangkan nilai-nilai Pancasila dalam berbagai segi kebijakannya dan
menyelenggarakan mata kuliah pendidikan Pancasila secara sungguh-sungguh dan
bertanggung jawab. 2 Mahasiswa diharapkan dapat menguasai kompetensi:
bersyukur atas karunia kemerdekaan dan Pancasila sebagai dasar negara
Indonesia; menunjukkan sikap positif terhadap pentingnya pendidikan Pancasila;
menjelaskan tujuan dan fungsi pendidikan Pancasila sebagai komponen mata
kuliah wajib umum pada program diploma dan sarjana; menalar dan menyusun
argumentasi pentingnya pendidikan Pancasila sebagai komponen mata kuliah
wajib umum dalam sistem pendidikan di Indonesia.

BAB II

Membahas Pancasila dalam kajian sejarah bangsa Indonesia. Pokok bahasan ini
mengkaji dinamika Pancasila pada era pra kemerdekaan, awal kemerdekaan, Orde
Lama, Orde Baru, dan Reformasi. Pada bagian ini, mahasiswa akan dihantarkan
untuk memahami arus sejarah bangsa Indonesia, terutama terkait dengan sejarah
perumusan Pancasila. Hal tersebut penting untuk diketahui karena perumusan
Pancasila dalam sejarah bangsa Indonesia mengalami dinamika yang kaya dan
penuh tantangan. Perumusan Pancasila, mulai dari sidang BPUPKI sampai
pengesahan Pancasila sebagai dasar negara dalam sidang PPKI, masih mengalami
tantangan berupa “amnesia sejarah” (istilah yang digunakan Habibie dalam pidato
1 Juni 2011). Pada bab kedua ini, mahasiswa akan diajak untuk membahas sejarah
perumusan Pancasila. Bahasan ini penting agar mahasiswa mengetahui dan
memahami proses terbentuknya Pancasila sebagai dasar negara. Tujuannya adalah
agar mahasiswa dapat menjelaskan proses dirumuskannya Pancasila sehingga
terhindar dari anggapan bahwa Pancasila merupakan produk rezim Orde Baru.
Pembahasan pada bab kedua ini, diawali dengan penelusuran tentang konsep dan
urgensi Pancasila dalam arus sejarah bangsa Indonesia. Kemudian, menanyakan
dan menemukan alasan diperlukannya Pancasila dalam kajian sejarah bangsa
Indonesia. Selanjutnya, mahasiswa perlu menggali sumber historis, sosiologis,
dan politis tentang Pancasila dalam kajian sejarah bangsa Indonesia. Kemudian,
mahasiswa perlu membangun argumen tentang dinamika dan tantangan Pancasila
dalam kajian sejarah bangsa Indonesia sekaligus mendeskripsikan esensi dan
urgensi Pancasila dalam kajian sejarah bangsa Indonesia untuk masa depan.
Akhirnya, mahasiswa perlu merangkum pengertian dan pentingnya Pancasila
dalam kajian sejarah bangsa Indonesia. Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa
diharapkan dapat menguasai kompetensi: berkomitmen menjalankan ajaran agama
dalam konteks.
BAB III

Membahas kedudukan Pancasila sebagai dasar negara. Pokok bahasan ini


mengkaji hubungan antara Pancasila dan Proklamasi, hubungan antara Pancasila
dan Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945, penjabaran
Pancasila dalam pasal-pasal UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945,
implementasi Pancasila dalam pembuatan kebijakan negara, khususnya dalam
bidang politik, ekonomi, sosial budaya dan hankam. Pada bab ini, mahasiswa
diajak untuk memahami konsep, hakikat, dan pentingnya Pancasila sebagai dasar
negara, ideologi negara, atau dasar filsafat negara Republik Indonesia dalam
kehidupan bernegara. Inti esensi nilai-nilai Pancasila tersebut, yaitu ketuhanan,
kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan sosial. Bangsa Indonesia
semestinya telah dapat mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
sebagaimana yang dicita-citakan, tetapi dalam kenyataannya belum sesuai dengan
harapan. Hal tersebut merupakan tantangan bagi generasi muda, khususnya
mahasiswa sebagai kaum intelektual, untuk berpartisipasi berjuang mewujudkan
tujuan negara berdasarkan Pancasila. Agar partisipasi mahasiswa di masa yang
akan datang efektif, maka perlu perluasan dan pendalaman wawasan akademik
mengenai dasar negara melalui mata kuliah pendidikan Pancasila.

BAB IV

Dibahas tentang kedudukan Pancasila sebagai ideologi negara. Pokok bahasan ini
mengkaji Pengertian dan Sejarah Ideologi, Pancasila dan Ideologi Dunia,
Pancasila dan Agama. Bahasan ini sangat penting karena ideologi merupakan
seperangkat sistem yang diyakini setiap warga negara dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Mahasiswa tentu mengetahui bahwa
setiap sistem keyakinan itu terbentuk melalui suatu proses yang panjang karena
ideologi melibatkan berbagai sumber, seperti: kebudayaan, agama, dan pemikiran
para tokoh. Ideologi yang bersumber dari kebudayaan, artinya, berbagai
komponen budaya yang meliputi: sistem religi dan upacara keagamaan, sistem
dan organisasi kemasyarakatan, sistem pengetahuan, bahasa, kesenian, sistem
mata pencaharian hidup, sistem teknologi dan peralatan memengaruhi dan
berperan dalam membentuk ideologi suatu bangsa. Di saat ideologi bersumber
dari agama, maka akan ditemukan suatu bentuk negara teokrasi, yakni sistem
pemerintahan negara yang berlandaskan pada nilai-nilai agama tertentu. Pada bab
ini, mahasiswa diajak untuk memahami konsep, hakikat, dan pentingnya Pancasila
sebagai dasar negara, ideologi negara, atau dasar filsafat negara Republik
Indonesia dalam kehidupan bernegara. Hal tersebut penting mengingat peraturan
perundang-undangan yang mengatur organisasi negara, mekanisme
penyelenggaraan negara, hubungan warga negara dengan negara, yang semuanya
itu harus sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Mahasiswa diajak untuk mengetahui
dan membahas bahwa Pancasila sebagai dasar negara yang autentik termaktub
dalam Pembukaan UUD 1945. Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa
diharapkan dapat menguasai kompetensi dasar; berkomitmen menjalankan ajaran
agama dalam konteks Indonesia yang berdasar pada Pancasila dan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945; Sadar dan berkomitmen
melaksanakan Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
tahun 1945 dan 4 ketentuan hukum di bawahnya, sebagai wujud kecintaannya
pada tanah air; mengembangkan karakter Pancasilais yang teraktualisasi dalam
sikap jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong
royong, cinta damai, responsif dan proaktif; bertanggung jawab atas keputusan
yang diambil berdasar pada prinsip musyawarah dan mufakat; berkontribusi aktif
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, berperan serta dalam pergaulan dunia
dengan menjunjung tinggi penegakkan moral dan hukum; mengidentifikasi,
mengkritisi, dan mengevaluasi peraturan perundangundangan dan kebijakan
negara, baik yang bersifat idealis maupun praktispragmatis dalam perspektif
Pancasila sebagai dasar negara.

BAB V

Mengkaji pengertian filsafat, filsafat Pancasila, hakikat sila-sila Pancasila.


Pancasila sebagai sistem filsafat merupakan bahan renungan yang menggugah
kesadaran para pendiri negara, termasuk Soekarno ketika menggagas ide
philosofische grondslag. Perenungan ini mengalir ke arah upaya untuk
menemukan nilai-nilai filosofis yang menjadi identitas bangsa Indonesia.
Perenungan yang berkembang dalam diskusi-diskusi sejak sidang BPUPKI
sampai ke pengesahan Pancasila oleh PPKI, termasuk salah satu momentum untuk
menemukan Pancasila sebagai sistem filsafat. Sistem filsafat merupakan suatu
proses yang berlangsung secara kontinu sehingga perenungan awal yang
dicetuskan para pendiri negara merupakan bahan baku yang dapat dan akan terus
merangsang pemikiran para pemikir berikutnya, seperti: Notonagoro, Soerjanto
Poespowardoyo, dan Sastrapratedja. Mereka termasuk segelintir pemikir yang
menaruh perhatian terhadap Pancasila sebagai sistem filsafat. Mahasiswa perlu
memahami Pancasila secara filosofis karena mata kuliah Pancasila pada tingkat
perguruan tinggi menuntut mahasiswa untuk berpikir secara terbuka, kritis,
sistematis, komprehensif, dan mendasar sebagaimana ciri-ciri pemikiran filsafat.
Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa diharapkan dapat menguasai kompetensi:
bersikap inklusif, toleran dan gotong royong dalam keragaman agama dan
budaya; mengembangkan karakter Pancasilais yang teraktualisasi dalam sikap
jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong,
cinta damai, responsif dan proaktif; bertanggung jawab atas keputusan yang
diambil berdasar prinsip musyawarah; memahami dan menganalisis hakikat sila-
sila Pancasila, serta mengaktualisasikan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya
sebagai paradigma berpikir, bersikap, dan berperilaku; mengelola hasil kerja
individu dan kelompok menjadi suatu gagasan tentang Pancasila yang hidup
dalam tata kehidupan Indonesia.

BAB VI

Pancasila dikaji sebagai sistem etika yang meliputi: pengertian etika, etika
Pancasila, Pancasila sebagai solusi problem bangsa, seperti korupsi, kerusakan
lingkungan, dekadensi moral, dan lain-lain. Pancasila sebagai sistem etika di
samping merupakan way of life bangsa 5 sekarang di beberapa negara, walaupun
hanya menyisakan segelintir negara, seperti: Korea Utara, Kuba, dan Vietnam.
Bahkan, Cina pernah berjaya menggunakan ideologi Marxis di zaman Mao Ze
Dong, meskipun sekarang bergeser menjadi semi liberal, demikian pula halnya
dengan Rusia. Dewasa ini, ideologi berkembang ke dalam bidang kehidupan yang
lebih luas, seperti ideologi pasar dan ideologi agama. Ideologi pasar berkembang
dalam kehidupan modern sehingga melahirkan sikap konsumtif, sedangkan
ideologi agama berkembang ke arah radikalisme agama. Lalu, bagaimana dengan
ideologi Pancasila? Apakah Pancasila itu bersumber dari kebudayaan, agama, atau
pemikiran tokoh? Hal inilah yang akan ditelusuri dalam bab keempat ini. Setelah
mempelajari bab ini, mahasiswa diharapkan dapat menguasai kompetensi;
berkomitmen menjalankan ajaran agama dalam konteks Indonesia yang berdasar
pada Pancasila dan UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945; taat beragama
dalam kehidupan individu, bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan dalam
pengembangan keilmuan serta kehidupan akademik dan profesinya.
Mengembangkan karakter Pancasilais yang teraktualisasi dalam sikap jujur,
disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, cinta
damai, responsif, dan proaktif. Menganalisis ideologi besar dunia dan ideologi-
ideologi baru yang muncul dan menjelaskan Pancasila sebagai ideologi yang
cocok untuk Indonesia. Menalar perbedaan pandangan tentang beragam ideologi
dan membangun pemahaman yang kuat tentang ideologi Pancasila. Berkomitmen
menjalankan ajaran agama dalam konteks Indonesia yang berdasar pada Pancasila
dan UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945. Berkomitmen menjalankan
ajaran agama dalam konteks Indonesia yang berdasar pada Pancasila dan UUD
Negara Republik Indonesia tahun 1945; taat beragama dalam kehidupan individu,
bermasyarakat, berbangsa, bernegara dan dalam pengembangan keilmuan serta
kehidupan akademik dan profesinya. Mengembangkan karakter Pancasilais yang
teraktualisasi dalam sikap jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah
lingkungan, gotong royong, cinta damai, responsif dan proaktif. Menganalisis
ideologi besar dunia dan ideologiideologi baru yang muncul dan menjelaskan
Pancasila sebagai ideologi yang cocok untuk Indonesia. Menalar perbedaan
pandangan tentang beragam ideologi dan membangun pemahaman yang kuat
tentang ideologi Pancasila.
BAB VII

Membahas dan mengkaji Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu, yang
meliputi nilai ketuhanan, kemanusian, persatuan, kerakyatan dan keadilan. ebagai
dasar pengembangan ilmu. Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
(iptek) dewasa ini, mencapai kemajuan pesat sehingga peradaban manusia
mengalami perubahan yang luar biasa. Pengembangan iptek tidak dapat terlepas
dari situasi yang melingkupinya artinya iptek selalu berkembang dalam suatu
ruang budaya. Perkembangan iptek pada gilirannya bersentuhan dengan nilai-nilai
budaya dan agama sehingga di satu pihak dibutuhkan semangat objektivitas, di
pihak lain iptek perlu mempertimbangkan nilai-nilai budaya dan agama dalam
pengembangannya agar tidak merugikan umat manusia. Pancasila sebagai sistem
etika merupakan moral guidance yang dapat diaktualisasikan ke dalam tindakan
konkret yang melibatkan berbagai aspek kehidupan di sekitar Anda. Oleh karena
itu, sila-sila Pancasila perlu diaktualisasikan lebih lanjut ke dalam putusan
tindakan sehingga mampu mencerminkan pribadi yang saleh, utuh, dan
berwawasan moralakademis. Dengan demikian, mahasiswa dapat
mengembangkan karakter yang Pancasilais melalui berbagai sikap yang positif,
seperti: jujur, disiplin, tanggung jawab, mandiri, dan lainnya. Mahasiswa sebagai
insan akademis yang bermoral Pancasilais juga harus terlibat dan berkontribusi
langsung dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sebagai perwujudan sikap
tanggung jawab warga negara. Tanggung jawab yang penting berupa sikap
menjunjung tinggi moralitas dan menghormati hukum yang berlaku di Indonesia.
Untuk itu, diperlukan penguasaan pengetahuan tentang pengertian etika, aliran
etika, dan pemahaman Pancasila sebagai sistem etika sehingga mahasiswa
memiliki keterampilan menganalisis persoalan-persoalan korupsi dan dekadensi
moral dalam kehidupan bangsa Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai