Anda di halaman 1dari 10

Tugas Individu

PANCASILA

OLEH

NAMA : WAWAN

NIM : C1G122111

KELAS :A

JURUSAN ILMU PEMERINTAHANA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2022
1. Urgensi dan Tujuan Pancasila Di Perguruan Tinggi

1. Urgensi Pancasila Di Perguruan Tinggi

Pendidikan Pancasila bertujuan dapat memberikan pemahaman yang

benar tentang Pancasila. Tanpa disadari, selama ini Pancasila yang dididik

berkaitan dengan Pancasila tidaklah benar, yaitu suatu jenis falsafah

tersembunyi yang sangat bertentangan dengan Pancasila. Dengan demikian,

Pancasila yang diamanatkan dalam Pendidikan Pancasila adalah Pancasila yang

dapat direpresentasikan secara yuridis dan objektif-logis. Secara yuridis tak

terhindarkan, Pancasila merupakan premis negara yang merupakan premis

dalam penyelenggaraan pemerintahan negara. Pancasila yang tidak bias logis

merupakan tatanan filosofis yang dapat digambarkan dan diakui secara wajar.

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

yang tertuang dalam PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan mengatur bahwa rencana pendidikan tingkat Satuan Pendidikan

Tinggi harus memuat mata pelajaran yang ketat, pendidikan kewarganegaraan,

dan dialek Indonesia dan Inggris. . Pelatihan Metro memasukkan sekolah

Pancasila sebagai alasan untuk memperkenalkan siswa dengan sistem

kepercayaan negara. Direktorat Pendidikan Tinggi (Dikti) kemudian, pada saat

itu, dalam SK No.43/DIKTI/Kep/2006 mengatur tentang kelengkapan berkas-

berkas Penyelenggaraan Kelompok Kursus Pengembangan Kepribadian di

Perguruan Tinggi, termasuk Pendidikan Pancasila.

Pendidikan Pancasila sangat penting diselenggarakan di perguruan

tinggi. Berdasarkan SK Dirjen Dikti No 38/DIKTI/Kep/2002, Pasal 3, Ayat (2)


bahwa kompetensi yang harus dicapai mata kuliah pendidikan Pancasila yang

merupakan bagian dari mata kuliah pengembangan kepribadian adalah

menguasai kemampuan berpikir, bersikap rasional, dan dinamis, serta

berpandangan luas sebagai manusia intelektual dengan cara mengantarkan

mahasiswa:

1. Agar memiliki kemampuan untuk mengambil sikap bertanggung jawab

sesuai hati nuraninya

2. Agar memiliki kemampuan untuk mengenali masalah hidup dan

kesejahteraan serta cara-cara pemecahannya;

3. Agar mampu mengenali perubahan-perubahan dan perkembangan ilmu

pengetahuan teknologi dan seni;

4. Agar mampu memaknai peristiwa sejarah dan nilai-nilai budaya bangsa

untuk menggalang persatuan Indonesia.

Pendidikan Pancasila sebagai bagian dari pendidikan nasional,

mempunyai tujuan mempersiapkan mahasiswa sebagai calon sarjana yang

berkualitas, berdedikasi tinggi, dan bermartabat agar:

1. Menjadi pribadi yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;

2. Sehat jasmani dan rohani, berakhlak mulia, dan berbudi pekerti luhur.

3. Memiliki kepribadian yang mantap, mandiri, dan bertanggung jawab sesuai

hari nurani

4. Mampu mengikuti perkembangan IPTEK dan seni; serta

5. Mampu ikut mewujudkan kehidupan yang cerdas dan berkesejahteraan bagi

bangsanya.
Secara spesifik, tujuan penyelenggaraan Pendidikan Pancasila di

perguruan tinggi adalah untuk:

1. Memperkuat Pancasila sebagai dasar falsafah negara dan ideologi bangsa

melalui revitalisasi nilai-nilai dasar Pancasila sebagai norma dasar

kehidupan bermasyarakat,berbangsa, dan bernegara.

2. Memberikan pemahaman dan penghayatan atas jiwa dan nilai-nilai dasar

pancasila kepada mahasiswa sebagai warga negara Republik Indonesia, dan

membimbing untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan bermasyarakat,

berbangsa, dan bernegara.

3. Mempersiapkan mahasiswa agar mampu menganalisis dan mencari solusi

terhadap berbagai persoalan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan

bernegara melalui sistem pemikiran yang berdasarkan nilai-nilai Pancasila

dan UUD Negara RI Tahun 1945.

4. Membentuk sikap mental mahasiswa yang mampu mengapresiasi nilai- nilai

ketuhanan, kemanusiaan, kecintaan pada tanah air, dan kesatuan bangsa,

serta penguatan masyarakat madani yang demokratis, berkeadilan, dan

bermartabat berlandaskan Pancasila, untuk mampu berinteraksi dengan

dinamika internal dan eksternal masyarakat bangsa Indonesia.

2. Tujuan Pendidikan Pancasila

Tujuan pendidikan Pancasila sering dirunut pada tujuan nasional dan

tujuan pendidikan nasional. tujuan pendidikan pancasila adalah agar peserta

didik memiliki nilainilai akhlak yang sesuai dengan nilai-nilai pancasila,

sehingga akhlak itu sering diwujudkan dalam gaya hidup (UU No. 2 Tahun
1989). Perilaku moral adalah perilaku beragama dan takwa selama

bermasyarakat yang terdiri dari beragam agama, perilaku manusia yang adil

dan beradab, perilaku yang mendukung persatuan dan kesatuan bangsa

Indonesia. Tujuan pendidikan Pancasila dalam pendidikan adalah agar anak

kuliah:

1. Dapat memahami dan siap melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 dalam

kehidupan sebagai warga negara Indonesia.

2. Menguasai pengetahuan tentang berbagai masalah dasar kehidupan

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang harus diatasi dengan

menerapkan pemikiran yang berbasis pemikiran. Menumbuhkan sikap dan

perilaku yang sesuai dengan nilai dan norma Pancasila, agar siap menjawab

perubahan yang terjadi dalam rangka pembauran ilmu pengetahuan dan

teknologi serta pembangunan.

3. Membantu siswa dalam proses belajar, proses berpikir, pemecahan masalah

dan pengambilan keputusan dengan menerapkan strategi heuristik pada

nilai-nilai Pancasila.

Tujuan materi Pancasila dalam rambu-rambu pendidikan kepribadian

adalah untuk mengarahkan akhlak yang diharapkan terwujud dalam pola hidup,

yaitu perilaku yang memancarkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan

Yang Maha Esa dalam suatu masyarakat yang terdiri dari beragam golongan

agama, budaya dan berbagai kepentingan untuk memperkuat jiwa siswa.

berkepribadian agar senantiasa siap mewujudkan nilai-nilai hakiki Pancasila,

jalan kebangsaan dan cinta tanah air dalam menguasai, menerapkan, dan
mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni dengan cara

bertanggung jawab dan berakhlak mulia.

2. Landasan Pendidikan Pancasila Di Perguruan Tinggi

1. Landasan Historis

Secara historis dilihat dari sejarah interaksi yang mengawali

perkembangan Negara Indonesia, siklus tersebut dimulai dengan hadirnya

alam-alam kuno di Indonesia, khususnya Kerajaan Kutai, Sriwijaya, Maja Pahit

hingga berbagai negara yang pada mulanya saling menjajah negara ini. Selama

bertahun-tahun masyarakat Indonesia berjuang menemukan kepribadiannya

untuk berubah menjadi negara otonom, setelah interaksi yang panjang yang

telah dilalui, masyarakat Indonesia akhirnya menemukan kepribadiannya yang

mengandung kualitas, atribut, dan karakter yang tidak dimiliki oleh masyarakat

Indonesia. berbagai negara di wilayah planet ini. oleh pencetus negara ini

ditetapkan yang diberi nama pancasila. Dari bagian pendirian otentik

Pancasila merupakan karakter masyarakat mengingat sifat-sifat yang

terkandung di dalam Pancasila merupakan sifat-sifat luhur yang sudah sejak

lama ada dan hidup dalam kebudayaan Indonesia. Sifat-sifat Pancasila adalah

sifat-sifat kecerdasan lingkungan yang mendapat tempat dengan negara

Indonesia itu sendiri. Jadi umumnya sifat-sifat yang terkandung dalam

Pancasila sebelum ditetapkan dan dikukuhkan sebagai premis Negara,

umumnya telah diklaim oleh individu Indonesia sendiri.


2. Landasan Yuridis

Secara yuridis salah satu landasan penting mengapa maka Pancasila

sangat penting untuk dipelajari, kerangka persekolahan kita bergantung pada

Pancasila, hal ini dapat kita lihat dalam Pasal 1 ayat 2 Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional, yang kita dikenal sebagai UU SISDIKNAS jelas ini harus diuraikan

bahwa Pancasila adalah mata air yang sah dari pengajaran umum kita. Perintah

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 tentang

Pendidikan Tinggi pasal 30 ayat 3 tentang program pendidikan menyatakan

bahwa program pendidikan pendidikan lanjutan dibuat oleh setiap perguruan

tinggi tentang pedoman imam ujian, inovasi dan lanjutan. pendidikan nomor 44

tahun 2015 tentang prinsip-prinsip pendidikan lanjutan yang harus memuat

seminar tentang agama, pancasila, pendidikan kewarganegaraan dan bahasa

indonesia. Keseluruhan mata kuliah di perguruan tinggi yang dimaksud di atas

merupakan sumber kualitas dan kaidah dalam penyelenggaraan program studi

yang sesuai dengan tujuan dinas dan keresahan mental, pergolakan karakter

dalam nawacita otoritas publik.

3.  Landasan Filosofis

Pancasila adalah cara berpikir bernegara, maka kendala etis bagi

setiap penduduk adalah untuk mengakuinya dalam setiap bagian kehidupan di

arena publik, negara dan negara. Kenyataan menunjukkan bahwa sebelum

negara, Negara Indonesia adalah alam ketuhanan dan negara manusia, individu

Indonesia merasa bahwa mereka adalah binatang yang diciptakan oleh Tuhan
Yang Mahakuasa. Keharusan mutlak berdirinya suatu negara adalah bahwa ia

merupakan suatu solidaritas dan yang tergabung adalah individu-individu

sebagai tidak fundamental pada awal berdirinya atau kehadiran suatu negara.

Oleh karena itu, negara Indonesia adalah negara yang libertarian dan

peduli. semua bagian dari organisasi negara harus didasarkan pada nilai-nilai

Pancasila termasuk hukum dan pedoman Indonesia, selama waktu yang

dihabiskan industri 4.0 kacau seperti sekarang ini, Pancasila adalah mata air

yang sangat berharga dalam penyelenggaraan negara yang mencakup semua

perspektif seperti giliran publik peristiwa, penggunaan inovasi, ekonomi,

masalah legislatif, hukum, sosial budaya dan upaya perlindungan dan

keamanan.

3.  Hubungan Antara Pendidikan Pancasila dan Pendidikan Kewarganegaraan

Di Perguruan Tinggi

Pendidikan Kewarganegaraan atau biasa kita kenal dengan PKn,

merupakan hal yang penting untuk diterapkan dalam ranah pendidikan. PKn

memiliki peranan penting dan sangat strategis dalam membentuk masyarakat yang

baik, atau lebih dikenal dengan istilah “a good citizen”. Dalam konteks

pendidikan nasional, Pendidikan Kewarganegaraan merupakan sebuah bidang

kajian. Dengan peranan untuk meningkatkan wawasan kebangsaan serta semangat

nasionalisme warga negara terutama pelajar / mahasiswa.

Oleh karena itu, diwajibkanlah Pendidikan Kewarganegaraan oleh

pemerintah kepada setiap satuan pendidikan. Hal ini dikuatkan dalam pasal 37

ayat (1) Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 yang menyebutkan bahwa


“Pendidikan Kewarganegaran ditujukan dalam rangka pembentukan jiwa

nasionalisme, kebangsaan dan cinta tanah air kepada peserta didik”. Jika dilihat

dari ketentuan tersebut, dapat kita tarik kesimpulan bahwa pemerintah hendak

menjadikan para generasi muda terutama mahasiswa agar memiliki wawasan

kebangsaan yang luas, dan semangat nasionalisme yang membara. Karena

mahasiswa merupakan sebuah aset, yang dapat berperan sebagai penerus tahta

kepemimpinan negara. Karenanya, negara sangat bertanggung jawab dalam

pembentukan karakter setiap peserta didik/mahasiswa untuk menjadi generasi

penerus yang berdaya guna, bagi kehidupan di masyarakat.

Selain itu, Pendidikan Kewarganegaraan juga tidak terlepas dengan

Pancasila. Di dalam Pendidikan Kewarganegaraan terdapat pula nilai Pancasila

yang dipelajari. Pancasila sebagai landasan hidup bangsa berperan cukup penting

dalam pembentukan karakter peserta didik / mahasiswa. Nilai yang terdapat dalam

setiap pasal begitu sakral, karena telah melewati proses yang begitu panjang

dalam penciptaannya. Pancasila disebut sebagai “way of life” yang artinya sebagai

pandangan hidup pada setiap kegiatan di dalam negara. Tidak hanya warga dalam

masyarakat / sekolah saja, akan tetapi warga dalam lingkup pemerintah juga

diwajibkan dalam menjalankan setiap butir Pancasila dalam kesehariannya. Selain

itu, nilai Pancasila juga sangat diwajibkan dapat andil dalam setiap kebijakan

yang dibuat oleh lingkup pemerintahan.

Karena itu adalah pandangan hidup bangsa, dan sebagai alat untuk

membatasi kekuasaan selain konstitusi. Jika konstitusi itu berbentuk tertulis dan

bersifat memaksa, maka Pancasila, meskipun tertulis di bawah lambang garuda,


nilainya bersifat dasar dan wajib lebih dari sekadar memaksa. Karena jika

diibaratkan rumah, Pancasila berperan sebagai pondasi. Jika pondasinya kuat,

maka rumah akan berdiri dengan kokoh. Begitu pun sebaliknya.

Winataputra (2014) mengungkapkan bahwa secara holistic Pendidikan

Kewarganegaraan (PKn) memiliki tujuan yaitu agar setiap pemuda (young

citizens) memiliki serta menanamkan rasa cinta tanah air dan kebangsaan dalam

konteks nilai dan moral Pancasila, nilai dan norma UndangUndang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945, nilai dan komitmen Bhinneka Tunggal Ika, dan

komitmen bernegara kesatuan Republik Indonesia. Oleh karena itu secara sadar

sertaterencana peserta didik difasilitasi untuk belajar berkehidupan demokrasi

secara utuh, yakni belajar tentang demokrasi (learning about democracy), belajar

dalam iklim dan melalui proses demokrasi (learning through democracy), dan

belajar untuk membangun demokrasi.

Anda mungkin juga menyukai