FAKULTAS
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2021
Pendidikan Kewarganegaraan dibentuk oleh dua kata, ialah kata
dapat melihat Kamus Umum Bahasa Indonesia (KUBI) atau secara lengkap lihat
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 Ayat (1), yang berbunyi;
“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
untuk generasi penerus yang bertujuan agar mereka menjadi warga negara yang
berpikir kritis dan sadar mengenai hak dan kewajibannya dalam hidup
aktif berinteraksi antar satu dengan yang lain merupakan contoh fungsi
Visi mata kuliah adalah merupakan sumber nilai dan pedoman dalam
mampu mewujudkan nilai-nilai dasar Pancasila, rasa kebangsaan dan cinta tanah
mahasiswa menjadi ilmuwan yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air,
demokratis yang berkeadaban menjadi warga negara yang memiliki daya saing,
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
bangsa Indonesia di lingkup perguruan tinggi bisa dilihat dari beberapa perspektif,
konflik sosial yang keras dan gerakan separatis yang sangat potensial
2. Perspektif Yuridis
Nasional
JangkaPanjang 2005-2025
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005
Tinggi
3. Perspektif Politis
yang jelas yakni ilmu politik, artinya Pendidikan Kewarganegaraan tidak akan
rentan dari pengaruh baik dari dalam maupun luar yang sekiranya dapat
yang jelas serta pembahasan materi yang jelas akan memperkokoh karakter dari
generasi bangsa khususnya para pelajar dan mahasiswa. Karena merekalah yang
pemimpin saat ini yang sebagian besar sangat mencederai bangsa Indonesia.
Tahun 2012, dikemas dan diwadahi dalam dua mata kuliah yakni mata kuliah
Pendidikan Pancasila yang lebih menekankan pada pendekatan filosofis-ideologis
dan sosioandragogis dalam konteks nilai ideal dan istrumental Pancasila dan UUD
instrumental dan praksis Pancasila dan UUD NRI 1945, serta nilai kontemporer
kosmopolitanisme.
berikut:
Penguatan kurikulum PKn ini juga menuntut adanya perubahan pola pikir,
pola sikap dan pola tindak, serta budaya profesional guru, terkait dimensi
dosen ini juga menuntut adanya perubahan pola pikir, pola sikap dan pola