Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM


“ Tujuan Filsafat Pendidikan Islam
Terhadap Kurikulum “
Memenuhi Tugas Mata Kuliyah Yang Dibina Oleh :

DOSEN PEMBIMBING : Bapak. FATHORRASIK, S.Ag., M.Pd.

DISUSUN OLEH KELOMPOK 4 :

1. Jainol
2. Muhdiyansah Aska
3. Lisa Yuliana
4. Moh. Ainur Rasyid

YAYASAN PONDOK PESANTREN AL-HIDAYAH


SEKOLAH TINGGI ILMU KEISLAMAN AL-HIDAYAH
STIKA ALHIDAYAH ARJASA
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT. atas berkat rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-
baiknya.
Di dalam makalah ini, saya telah berusaha menguraikan sebaik mungkin
semua hal yang berkaitan dengan “TUJUAN FILSAFAT PENDIDIKAN
ISLAM TERHADAP KURIKULUM”. Besar harapan saya agar pembaca
mampu memahami lebih jauh tentang berbagai hal yang berkaitan dengan hal
tersebut.

Akan tetapi, saya menyadari bahwa di dalam makalah ini, masih terdapat
banyak kekurangan yang tentunya mengakibatkan makalah ini masih dikatakan
jauh dari sempurna. Maka dari itu, saya harapkan pembaca dapat memaklumi
serta memberi kritik dan saran yang membangun demi terwujudnya makalah yang
lebih baik di masa yang akan datang.

Arjasa, 02 April 2018

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................4
1.1. Latar Belakang..........................................................................................4
1.2. Rumusan Masalah.....................................................................................4
1.3. Tujuan........................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................5
2.1. Penertian Dan Hakikat Kurikulum Pendidikan Islam...............................5
2.2. Cakupan Kurikulum Pendidikan Islam.....................................................6
2.3. Asas Asas Kurikulum Pendidikan Islam...................................................7
2.4. Kereteria Kurikulum Pendidikan Islam.....................................................8
BAB III PENUTUP.................................................................................................9
3.1. Kesimpulan................................................................................................9
3.2. Saran........................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


            Keadaan Filsafat Pendidikan Islam yang diperdebatkan menjadikan
Kedudukannya juga dalam pertanyaan. Apakah ia mempunyai kontribusi terhadap
pendidikan dan juga terhadap Islam. Tetapi yang jelas bahwa dalam
pengembangan Pendidikan Islam diperlukan landasan ideal dan rasional yang
memberikan pandangan mendasar, menyeluruh dan sistematis tentang hakekat
yang ada di balik masalah pendidikan yang dihadapi. Dengan demikian Filsafat
Pendidikan menyumbangkan analisanya kepada ilmu pendidikan Islam tentang
hakekat masalah yang nyata dan rasional yang mengandung nilai-nilai dasar yang
dijadikan landasan atau petunjuk dalam proses kependidikan.
              Sebagai Disiplin Ilmu Filsafat, Filsafat Pendidikan Islam mempunyai
sumber-sumber dasar pijakan yang dijadikan rujukan operasional disiplinnya.
Filsafat pendidikan ini adalah dalam lingkup Islam, maka sudah barang tentu ia
mengikuti ajaran islam dalam pembahasan masalah-amsalahnya. Ajaran dan
pendidikan islam itu sendiri bersumber pada al-Qur’an dan al-Hadis, maka kita
akan mendapati keduanya sebagai rujukan utama dalam isu-isu filsafat pendidikan
Islam.
1.2. Rumusan Masalah
1. ApaPenertian Dan Hakikat Kurikulum Pendidikan Islam?
2. Apa Cakupan Kurikulum Pendidikan Islam?
3. Apa Asas Asas Kurikulum Pendidikan Islam?
4. Apa Kereteria Kurikulum Pendidikan Islam?

1.3. Tujuan
1.    Untuk mengetahui pengertian kurikulum pendidikan Islam;
2.    Untuk mengetahui ciri-ciri kurikulum pendidikan Islam;
3.    Untuk mengetahui prinsip-prinsip kurikulum pendidikan Islam;
4.    Untuk mengetahui isi kurikulum pendidikan Islam
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Penertian Dan Hakikat Kurikulum Pendidikan Islam


Kurikulum secara etimologis adalah tempat berlari dengan kata yang
berasal dari bahasa latin curir yaitu pelari dan curere yang artinya tempat berlari.
Selain itu, juga berasal dari kata curriculae artinya jarak yang harus ditempuh oleh
seorang pelari. Maka, pada waktu itu pengertian kurikulum ialah jangka waktu
pendidikan yang harus ditempuh oleh siswa yang bertujuan untuk memperoleh
ijazah.
Dalam pandangan tradisional disebutkan bahwa kurikulum memang hanya
rencana pelajaran.Sedangkan dalam pandangan modern kurikulum lebih dari
sekedar rencana pelajaran atau bidang studi. Kurikulum dalam pandangan modern
adalah semua yang secara nyata terjadi dalam proses pendidikan di sekolah.
Dalam kalimat lain disebut sebagai semua pengalaman belajar.
Adanya pandangan bahwa kurikulum hanya berisi rencana pelajaran di
sekolah disebabkan adanya pandangan tradisional yang mengatakan bahwa
kurikulum memang hanya rencana pelajaran.Pandangan tradisional ini sebenarnya
tidak terlalu salah, mereka membedakan kegiatan belajar kulikuler dan kegiatan
belajar ekstrakulikuler dan kokulikuler.Kegiatan kulikuler ialah kegiatan belajar
untuk mempelajari pelajaran wajib, sedangkan kegiatan kokulikuler dan
ekstrakulikuler disebut mereka sebagai kegiatan penyerta.Praktik kimia, fisika
atau biologi, kunjungan ke museum untuk pelajaran sejarah misalnya, dipandang
mereka sebagai kakulikuler (penyerta kegiatan belajar bidang studi).Apabila
kegiatan itu tidak berfungsi sebagai penyerta, seperti pramuka dan olahraga, maka
yang ini disebut kegiatan di luar kurikulum (kegiatan ekstrakulikuler).
Menurut pandangan modern, kurikulum lebih dari sekedar rencana
pelajaran atau bidang studi. Kurikulum dalam pandangan modern ialah semua
yang secara nyata terjadi dalam proses pendidikan di sekolah. Pandangan ini
bertolak dari sesuatu yang actual dan nyata, yaitu yang actual terjadi disekolah
dalam proses belajar. Dalam pendidikan, kegiatan yang dilakukan siswa dapat
memberikan pengalaman belajar, seperti berkebun, olahraga, pramuka dan
pergaulan serta beberapa kegiatan lainnya di luar bidang studi yang
dipelajari.Semuanya merupakan pengalaman belajar yang bermanfaat.Pandangan
modern berpendapat bahwa semua pengalaman belar itulah kurikulum.
Secara filosofis, hakikat kurikulum adalah model yang diacu oleh
pendidikan dalam upaya membentuk citra sekolah dengan mewujudkan tujuan
pendidikan yang disepakati. Kurikulum dengan pengertian di atas memberikan
indikasi bahwa pedoman rencana pembelajaran tidak bersifat kaku.Kurikulum
yang baik adalah yang dinamis, aktual, teoretis, dan aplikatif. Sebagaimana tujuan
yang hendak dicapai dalam pendidikan, misalnya pendidikan bertujuan
meningkatkan penguasaan pengetahuan siswa, pengembangan pribadi siswa,
kemampuan sosial, dan atau kemampuan keterampilan. Dengan tujuan tersebut,
sudah tentu kurikulum harus diarahkan untuk mencapainya.
Suatu kurikulum pendidikan, termasuk pendidikan Islam, hendaknya
mengandung beberapa unsur utama seperti tujuan, isi mata pelajaran, metode
mengajar dan metode penilaian.Kesemuanya harus tersusun dan mengacu pada
asas-asas pembentuk kurikulum pendidikan.
2.2. Cakupan Kurikulum Pendidikan Islam
Dari uraian di atas dapat dikemukakan bahwa kurikulum pendidikan Islam
pada hakekatnya merupakan kegiatan yang mencakup berbagai rencana kegiatan
peserta didik yang terperinci berupa bentuk-bentuk materi pendidikan, saran-saran
strategi belajar mengajar dan hal-hal yang mencakup pada kegiatan yang
bertujuan mencapai tujuan yang diinginkan dengan mengacu pada nilai-nilai
ajaran Islam.
Adapun ciri-ciri kurikulum pendidikan Islam adalah sebagai berikut:
1. Menonjolkan tujuan agama dan akhlak pada berbagai tujuan, kandungan,
metode dan tehniknya yang bercorak agama.
2. Memperhatikan dan membimbing segala pribadi peserta didik baik dari sisi
intelektual, psikologis, sosial maupun spiritualnya.
3. Memperhatikan keseimbangan berbagai aspek ilmu pengetahuan.
4. Kurikulum yang disusun selalu disesuaikan denganb bakat dan minat peserta
didik.
5. Bersifat dinamis dan fleksibel yakni sanggup menerima perkembangan dan
perubahan apabila dipandang perlu.
2.3. Asas Asas Kurikulum Pendidikan Islam
Suatu kurikulum tak terkecuali kurikulum pendidikan Islam harus
mengandung beberapa unsur utama, seperti tujuan, isi mata pelajaran, metode
mengajar dan penilaian.Kesemua unsur tersebut harus tersusun dan mengacu pada
sumber kekuatan yang menjadi landasan dalam pembentukannya. Sumber
kekuatan tersebut dikatakan sebagai asas-asas pembentuk kurikulum pendidikan.
Muhammad al Thoumy al Syaibany mengemukakan asas-asas pembentuk
kurikulum sebagai berikut:
1. Asas religius/agama
Kurikulum pendidikan Islam yang diterapkan berdasarkan nilai-nilai
ilahiyah sehingga dengan adanya dasar ini kurikulum diharapkan dapat menolong
peserta didik untuk membina iman yang kuat, teguh terhadap ajaran agama,
berakhlak mulia dan melengkapinya dengan ilmu yang bermanfaat di dunia dan
akhirat. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW yang artinya “sesungguhnya
aku telah meninggalkan untuk kamu, yang jika kamu berpegang teguh kepadanya,
maka kamu tidak akan tersesat selama-lamanya yaitu kitabullah dan sunnah nabi-
Nya” (HR. Hakim).
2. Asas falsafah
Asas ini memberikan arah tujuan pendidikan Islam. Dengan dasar filosofis
maka kurikulum akan mengandung suatu kebenaran  terutama kebenaran di
bidang nilai-nilai sebagai pandangan hidup yang diyakini sebagai suatu
kebenaran.
3. Asas Psikologis
Asas ini mempertimbangkan tahapan kejiwaan peserta didik, yang
berkaitan dengan perkembangan jasmaniah, intelektual, bahasa, emosi dan lain-
lain, sehingga dengan landasan ini kurikulum bisa memberikan peluang belajar
bagi anak-anak dan bagaimana belajar itu berlangsung, serta dalam keadaan
bagaimana anak itu bisa memberikan hasil yang sebaik-baiknya.
4. Asas Sosiologis
Kurikulum diharapkan turut serta dalam proses kemasyarakatan terhadap
peserta didik, penyesuaian mereka dengan lingkungannya, pengetahuan dan
kemahiran yang akan menambah produktifitas dan keikutsertaan mereka dalam
membina umat dan bangsanya.
Selanjutnya perlu ditekankan bahwa satu asas dengan asas lainnya
merupakan suatu kesatuan yang integral sehingga dapat membentuk kurikulum
pendidikan Islam yang terpadu, yaitu kurikulum yang relevan dengan kebutuhan
pengembangan anak didik dalam unsur ketauhidan, keagamaan, pengembangan
pribadinya sebagai individu dan pengembangannya dalam kehidupan sosial.
2.4. Kereteria Kurikulum Pendidikan Islam
Berikut kereteria kurikulum pendidikan islam menurut An Nahlawi :
a.  Kurikulum hendaknya diarahkan untuk mencapai tujuan akhir pendidikan
Islam yakni ikhlas, taat beribadah kepada Allah, merealisasikan tujuan fisik,
psikis, sosial dan budaya.
b. Sistem dan perkembangan kurikulum hendaknya selaras dengan fitrah insane
sehingga memiliki peluang untuk mensucikan dan menjaganya dari
penyimpangan serta penyelamatan.
c. Secara keseluruhan struktur dan organisasi kurikulum hendaknya tidak
bertentangan dan tidak menimbulkan pertentangan dengan pola hidup islami.
d.  Pentahapan serta pengkhususan kurikulum hendaknya memperhatikan
periodesasi perkembangan peserta didik terutama karakteristik anak-anak.
e.   kurikulum hendaknya bersifat realistik atau dapat dilaksanakan sesuai dengan
situasi dan kondisi dalam kehidupan negara tertentu.
f. Dalam berbagai pelaksanan, aktivitas, contoh yang ada dalam kurikulum harus
memelihara kebutuhan nyata kehidupan bermasyarakat dengan tatap cita yang
ideal Islami, seperti rasa syukur dan harga diri sebagai umat islam.
g.  Kurikulum hendaknya bersifat luwes sehingga dapat disesuaikan berbagai
situasi dan kondisi serta perbedaan individual dalam menangkap dan mengolah
bahan pelajaran.
Ahirnya, dari pembahasan mengenai prinsip dan kriteria kurikulum
pendidikan islam di atas dapat di ambil beberapa kesimpulan. Pertama, sejumlah
mata pelajaran yang akan di sampaikan kepada anak didik telah tertata rapi
dengan beberapa prinsip dan kriteria dari kurikulum. Kedua, filsafat pendidikan
islam berperan sebagai penentuan tujuan umum pendidikan yang dapat
memberikan arah tujuan pendidikan islam sehingga di dalam kurikulum
mengandung suatu kebenaran yang berupa nilai-nilai yang diyakini kebenarannya.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan makalah di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:
1. Hakekat kurikulum pendidikan Islam adalah kegiatan yang mencakup berbagai
rencana kegiatan peserta didik yang terperinci berupa bentuk-bentuk materi
pendidikan, saran-saran strategi belajar mengajar dan hal-hal yang mencakup
pada kegiatan yang bertujuan mencapai tujuan yang diinginkan dengan
mengacu pada nilai-nilai ajaran Islam.
2. Asas-asas kurikulum pendidikan Islam meliputi; asas religius/agama, asas
falsafah, asas psikologis dan asas sosiologis.
3. Berikut kereteria kurikulum pendidikan islam menurut An Nahlawi:
a.  Kurikulum hendaknya diarahkan untuk mencapai tujuan akhir pendidikan
Islam yakni ikhlas, taat beribadah kepada Allah, merealisasikan tujuan fisik,
psikis, sosial dan budaya.
b. Sistem dan perkembangan kurikulum hendaknya selaras dengan fitrah insane
sehingga memiliki peluang untuk mensucikan dan menjaganya dari
penyimpangan serta penyelamatan.
c. Secara keseluruhan struktur dan organisasi kurikulum hendaknya tidak
bertentangan dan tidak menimbulkan pertentangan dengan pola hidup islami.
d.  Pentahapan serta pengkhususan kurikulum hendaknya memperhatikan
periodesasi perkembangan peserta didik terutama karakteristik anak-anak.
e.   kurikulum hendaknya bersifat realistik atau dapat dilaksanakan sesuai dengan
situasi dan kondisi dalam kehidupan negara tertentu.
f. Dalam berbagai pelaksanan, aktivitas, contoh yang ada dalam kurikulum harus
memelihara kebutuhan nyata kehidupan bermasyarakat dengan tatap cita yang
ideal Islami, seperti rasa syukur dan harga diri sebagai umat islam.
g.  Kurikulum hendaknya bersifat luwes sehingga dapat disesuaikan berbagai
situasi dan kondisi serta perbedaan individual dalam menangkap dan mengolah
bahan pelajaran.
3.2. Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya
penulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas
dengan sumber - sumber yang lebih banyak yang tentunga dapat di pertanggung
jawabkan.
Untuk saran bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa untuk
menanggapi terhadap kesimpulan dari bahasan makalah yang telah di
jelaskan.Untuk bagian terakhir dari makalah adalah daftar pustaka. Pada
kesempatan lain akan saya jelaskan tentang daftar pustaka makalah.
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Aziz, Filsafat Pendidikan Islam, Yogyakarta: Penerbit Teras, 2006.

Muhammad Ali al-Kahwli, Qomus Tarbiyah, English-Arab, Beirut:Daral’Ilm


          almaliyyin,tt.

Oemar Muhammad al Toumy al Syaibany, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta:


Bulan Bintang, 1979

Abdul Azis, Filsafat Pendidikan Islam, Yogyakarta: Penerbit Teras, 2006.

Oemar Muhammad al Toumy al Syaibany, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta:


Bulan Bintang, 1979.

http://mts-ma-walisongo-ngabar-ponorogo.blogspot.com/2011/04/hakekat-
kurikulum- pendidikan-islam.html, diakses tanggal 14 Juli 2012.

 Muhammad Athiyah al-Abrasy, Tarbiyah Islamiyah wa falasifuha, Kairo: al-


Habibi, 1969

Abdul Mujib dan Mudzakkir Jusuf, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana
Prenada Media, 2006

Anda mungkin juga menyukai