Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

“ PENGERTIAN & RUANG LINGKUP


FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM “
Memenuhi Tugas Mata Kuliah yang dibina oleh :
Dosen Pembimbing : Bapak. FATHORRASIK, S.Ag., M.Pd.

DISUSUN OLEH KELOMPOK 1 :

1. Ainul Yakin
2. Ali Ahwan
3. Ali Fathorrahman
4. Ana Mafiratun
5. Yuliana

YAYASAN PONDOK PESANTREN AL-HIDAYAH


SEKOLAH TINGGI ILMU KEISLAMAN AL-HIDAYAH
STIKA ALHIDAYAH ARJASA
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT. atas berkat rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-
baiknya.
Di dalam makalah ini, saya telah berusaha menguraikan sebaik mungkin
semua hal yang berkaitan dengan “PENGERTIAN & RUANG LINGKUP
FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM”. Besar harapan saya agar pembaca mampu
memahami lebih jauh tentang berbagai hal yang berkaitan dengan hal tersebut.

Akan tetapi, saya menyadari bahwa di dalam makalah ini, masih terdapat
banyak kekurangan yang tentunya mengakibatkan makalah ini masih dikatakan
jauh dari sempurna. Maka dari itu, saya harapkan pembaca dapat memaklumi
serta memberi kritik dan saran yang membangun demi terwujudnya makalah yang
lebih baik di masa yang akan datang.

Arjasa, 30 Maret 2018

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................4
1.1.   Lantar Belakang..........................................................................................4
1.2.    Rumusan Masalah......................................................................................4
1.3.  Tujuan Permasalahan...................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................6
A. Arti dari Filsafat, Pendidikan dan Islam..........................................................6
2.2.  Pengertian Filsafat Pendidikan Islam....................................................7
2.3. Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan Islam..............................................10
2.3.1. Tujuan Pendidikan Islam.................................................................11
2.3.2. Pendidik...........................................................................................11
2.3.3. Anak Didik.......................................................................................12
2.3.4. Kurikulum Pendidikan Islam...........................................................12
2.3.5. Metode Pendidikan Islam.................................................................12
2.3.6. Lingkungan......................................................................................12
BAB III PENUTUP...............................................................................................15
3.l.   Kesimpulan.................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.   Lantar Belakang


Dewasa ini pada umumnya filsafat pendidikan Islam adalah bagian dari
ilmu filsafat. Adapun ruang lingkup filsafat pendidikan Islam mengandung
indikasi bahwa filsafat pendidikan Islam telah diakui sebagai sebuah disiplin ilmu.
Hal ini dapat dilihat dari adanya beberapa sumber bacaan, khususnya buku yang
menginformasikan hasil penelitian tentang filsafat pendidikan Islam. Sebagai
sebuah disiplin ilmu, mau tidak mau filsafat pendidikan islam harus menunjukkan
dengan jelas mengenai bidang kajiannya atau cakupan pembahasannya.
Muzayyin Arifin menyatakan bahwa mempelajari filsafat pendidikan
Islam memasuki area pemikiran yang mendasar, sistematis, logis, dan menyeluruh
(universal) tentang pendidikan, yang tidak hanya dilatarbelakangi oleh
pengetahuan agama saja, melainkan menurut kita untuk mempelajari ilmu-ilmu
lain yang relevan. Artinya persoalan-persoalan yang difikirkan mencakup hal-hal
yang menyeluruh dan mengandung generalisasi bagi semua jenis dan tigkat
kenyataan yang ada di alam ini, termasuk kehidupan umat manusia, baik di masa
sekarang maupun di masa mendatang.[1]
Ruang lingkup kajian Filsafat Pendidikan Islam bertumpu pada pendidikan
Islam itu sendiri, baik menyangkut rumusan atau konsep dasar pelaksanaan
maupun rumusan pikiran antisipatif mengatasi problematika yang dihadapi dalam
pelaksanaan pendidikan Islam. Secara garis besar ruang lingkup Filsafat
Pendidikan Islam mencakup kajian dan pembahasan mengenai, dasar dan tujuan,
pendidikan, peserta didik, proses, strategi, pendekatan dan metode, kurikulum,
lingkungan, sumber dan media, sistem evaluasi, sarana dan prasarana pendidikan
Islam. Selain itu juga

1.2.    Rumusan Masalah


1.    Apa yang dimaksud dengan filsafat, pendidikan dan Islam
2.    Apa saja ruang lingkup filsafat pendidikan Islam
1.3.  Tujuan Permasalahan
1.  Mengetahui yang dimaksud dengan filsafat pendidikan Islam.
2.  Mengetahui apa saja ruang lingkup dari filsafat pendidikan Islam.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Arti dari Filsafat, Pendidikan dan Islam


Filsafat Pendidikan Islam mengandung 3 (tiga) komponen kata, yaitu
filsafat, pendidikan dan Islam. Untuk memahami pengertian Filsafat Pendidikan
Islam akan lebih baik jika dimulai dari memahami makna masing-masing
komponen kata untuk selanjutnya secara menyeluruh dari keterpaduan ketiga kata
tadi dengan kerangka pikir sebagai berikut:
Filsafat menurut Sutan Zanti Arbi (1988) berasal dari kata benda Yunani
Kuno philosophia yang secara harfiah bermakna “kecintaan akan kearifan”.makna
kearifan melebihi pengetahuan, karena kearifan mengharuskan adanya
pengetahuan dan dalam kearifan terdapat ketajaman dan kedalaman. Sedangkan
John S. Brubacher (1962) berpendapat filsafat dari kata Yunani filos dan sofia
yang berarti “cinta kebijaksanaan dan ilmu pengetahuan”.[2]
Secara istilah, filsafat mengandung banyak pengertian sesuai sudut
pandang para ahli bersangkutan, diantaranya:
1.    Mohammad Noor Syam (1986) merumuskan pengertian filsafat sebagai aktifitas
berfikir murni atau kegiatan akal manusia dalam usaha mengerti secara mendalam
segala sesuatu.
2.    Menurut Hasbullah Bakry (dalam Prasetya, 1997) filsafat adalah ilmu yang
menyelidiki segala sesuatu dengan mendalam mengenai ketuhanan, alam semesta
dan manusia sehingga dapat menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana
hakekatnya sejauh yang dapat dicapai akal manusia dan bagaimana sikap manusia
Kajian dan telaah filsafat merupakan sumber pengetahuan ada 2 hal pokok
yang dapat kita mengerti dari istilah filsafat, yaitu:
·      Aktivitas berfikir manusia secara menyeluruh, mendalam dan spekulatif
terhadap sesuatau baik mengenai ketuhanan, alam semesta maupun manusia itu
sendiri guna menemukan jawaban hakikat sesuatu itu.
·      Ilmu pengetahuan yang mengkaji, menelaah atau menyelidiki hakikat sesuatu
yang berhubungan dengan ketuhanan, manusia dan alam semesta secara
menyeluruh, mendalam dan spekulatif dalam rangka memperoleh jawaban tentang
hakikat sesuatu itu yang akhirnya temuan itu menjadi pengetahuan.[3]
Pendidikan adalah ikhtiar atau usaha manusia dewasa untuk
mendewasakan peserta didik agar menjadi manusia mandiri dan bertanggung
jawab baik terhadap dirinya maupun segala sesuatu di luar dirinya, orang lain,
hewan dan sebagainya. Ikhtiar mendewasakan mengandung makna sangat luas,
transfer pengetahuan dan keterampilan, bimbingan dan arahan penguasaan
pengetahuan, keterampilan dan pembinaan kepribadian, sikap moral dan
sebagainya. Demikian pula peserta didik, tidak hanya diartikan manusia muda
yang sedang tumbuh dan berkembang secara biologis dan psikologis tetapi
manusia dewasa yang sedang mempelajari pengetahuan dan keterampilan tertentu
guna memperkaya kemampuan, pengetahuan dan keterampilan dirinya juga
dukualifikasikan sebagai peserta didik.
Hadari Nawawi (1988) mendefinisikan pendidikan sebagai usaha sadar
untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan manusia, baik di dalam
maupun di luar sekolah. Dengan redaksi yang berbeda, Hasan Langgulung (1986)
mengartikan pendidikan sebagai usaha untuk mengubah dan memimndahkan nilai
kebudayaan kepada setiap individu dalam suatu masyarakat
Islam menurut Harun Nasution (1979) adalah segala agama yang ajaran-
ajarannya diwahyukan Tuhan kepada manusia melalui Nabi Muhammad SAW
sebagai Rasul. Islam adalah agama yang seluruh ajarannya bersumber dari Al-
Qur’an dan Al-Hadis dalam rangka mengatur dan menuntun kehidupan manusia
dalam hubungannya dengan Allah, sesama manusia dan dengan alam semesta.[4]
2.2.  Pengertian Filsafat Pendidikan Islam
Ada Berbagai pendapat para ahli yang mencoba merumuskan pengertian
filsafat pendidikan Islam yaitu:
1)  Menurut Ahmad Fuad al-Ahwani: Filsafat Islam adalah pembahasan tentang alam
dan manusia yang disinari ajaran Islam. Dan menurut Mustofa Abdur Razik:
Filsafat Islam adalah filsafat yang tumbuh di negeri Islam dan di bawah naungan
negara Islam, tanpa memandang agama dan bahasa-bahasa pemiliknya.[5]
2)  Muzayyin Arifin berpendapat tentang filsafat pendidikan Islam adalah konsep
berfikir tentang kependidikan yang bersumberkan atau berlandaskan ajaran agama
Islam hakekat kemampuan manusia untuk dapat dibina dan dikembangkan serta
dibimbing menjadi manusia muslim yang seluruh pribadinya dijiwai oleh agama
Islam.
Definisi ini memberi kesan bahwa filsafat pendidikan Islam sama dengan filsafat
pada umumnya. Dalam arti bahwa filsafat Islam mengkaji tentang masalah yang
ada hubungannya dengan pendidikan seperti manusia sebagai subyek dan objek
pendidikan, kurikulum, metode, lingkungan dan guru. Bedanya dengan filsafat
pendidikan pada umumnya adalah bahwa didalam filsafat pendidikan Islam,
semua masalah kependidikan tersebut selalu didasarkan pada ajaran Islam yang
bersumberkan al-Quran dan al-Hadist. Dengan kata lain bahwa kata Islam yang
mengiringi kata filsafat pendidikan itu menjadi sifat, yakni sifat dari filsafat
pendidikan tersebut.
3)  Menurut Zuhairini, dkk (1955) Filsafat Pendidikan Islam adalah studi tentang
pandangan filosofis dan sistem dan aliran filsafat dalam Islam terhadap masalah
kependidikan dan bagaimana pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan
perkembangan manusia muslim dan umat Islam. Selain itu Filsafat Pendidikan
Islam mereka artikan pula sebagai penggunaan dan penerapan metode dan sistem
filsafat Islam dalam memecahkan problematika pendidikan umat Islam yang
selanjutnya memberikan arah dan tujuan yang jelas terhadap pelaksanaan
pendidikan umat Islam.
4)  Sedangkan Abuddin Nata (1997) mendefinisikan Filsafat Pendidikan Islam
sebagai suatu kajian filosofis mengenai berbagai masalah yang terdapat dalam
kegiatan pendidikan yang didasarkan pada al-Qur’an dan al-Hadis sebagai sumber
primer, dan pendapat para ahli khususnya filosof muslim sebagai sumber
sekunder. Selain itu, Filsafat Pendidikan Islam dikatakan Abuddin Nata suatu
upaya menggunakan jasa filosofis, yakni berfikir secara mendalam, sistematik,
radikal dan universal tentang masalah-masalah pendidikan, seperti masalah
manusia (anak didik), guru, kurikulum, metode dan lingkungan dengan
menggunakan al-Qur’an dan al-Hadis sebagai dasar acuannya.
5)  Adapun pendapat Omar Muhammad Al-Tomy Al-Saibany: menurutnya bahwa
filsafat pendidikan Islm tidak lain ialah pelaksanaan pandangan filsafat dari
kaidah filsafat Islam dalam bidang pendidikan yang  didasarkan dalam ajaran
Islam.[6]
Dan Filsafat Pendidikan Islam juga berarti suatu aktifitas berfikir
menyeluruh dan mendalam dalam rangka merumuskan konsep,
menyelenggarakan atau mengatasi berbagai problem Pendidikan Islam dengan
mengkaji kandungan makna dan nilai dalam Al-Qur’an dan Al-Hadis. Dari sisi
lain, Filsafat Pendidikan Islam diartikan sebagai ilmu pengetahuan yang mengkaji
secara menyeluruh dan mendalam kandungan makna dan nilai-nilai al-Qur’an atau
pun al-Hadis guna merumuskan konsep dasar penyelenggaraan bimbingan, arahan
dan pembinaan peserta didik agar menjadi manusia dewasa sesuai tuntunan ajaran
Islam.[7]
Dari pendapat-pendapat diatas dapat kita ketahui bahwa filsafat pendidikan
Islam itu merupakan kajian secara filosofis mengenai berbagai masalah yang
terdapat dalam kegiatan pendidikan yang didasarkan pada al-Quran dan al-Hadist
sebagai sumber primer, dan pendapat para ahli, khususnya para filosofis muslim,
sebagai sumber sekunder. Selain itu filsafat pendidikan Islam dapat pula dikatakan
suatu upaya menggunakan jasa filsafat, yakni berfikir secara mendalam,
sistematik. Filsafat pendidikan Islam secara singkat dapat dikatakan adalah filsafat
pendidikan yang berlandaskan ajaran Islam atau filsafat pendidikan yang di jiwai
oleh ajaran Islam. Jadi ia bukan filsafat yang bercorak liberal,bebas, tanpa batas
etika sebagaimana dijumpai dalam pemikiran filsafat pada umumnya.
Dengan demikian, Islam di sini menjadi jiwa yang mewarnai suatu
pemikiran. Islam di sini adalah roh sebagai nilai spiritual sebuah filsafat Islam.
Selain itu tanpa kita mempersoalkan apakah Filsafat Pendidikan Islam itu sebagai
aktifitas berfikir mendalam, menyeluruh dan spekulatif atau ilmu pengetahuan
yang melakukan kajian menyeluruh, mendalam dan spekulatif mengenai masalah-
masalah pendidikan dari sumber wahyu Allah, baik al-Qur’an maupun al-Hadis,
terdapat 2 hal pokok yang patut diperhatikan dari pengertian Filsafat Pendidikan
Islam:
1.    Kajian menyeluruh, mendalam dan spekulatif terhadap kandungan al-Qur’an atau
al-Hadis dalam rangka merumuskan konsep dasar pendidikan islam. Artinya,
Filsafat Pendidikan Islam memberikan jawaban bagaimana pendidikan dapat
dilaksanakan sesuai sengan tuntunan nilai-nilai Islam.
2.    Kajian menyeluruh, mendalam dan spekulatif dalam rangka mengatasi berbagai
probelam yang dihadapi pendidikan islam. Misalnya ketika suatu konsep
pendidikan islam diterapkan dan ternyata dihadapkan kepada berbagai problema,
maka ketika itu dilakukan kajian untuk mengatasi berbagi problema tadi.
Aktivitas melakukan kajian menghasilkan konsep dan prilaku mengatasi problem
pendidikan Islam tersebut merupakan makna dari Filsafat Pendidikan Islam.
2.3. Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan Islam
Pemikiran dan kajian tentang Filsafat Pendidikan Islam menyangkut 3
(tiga) hal pokok, yaitu: penelaahan tentang filsafat, pendidikan dan penelaahan
tentang islam. Karena itu, setiap orang yang berminat dan menerjunkan diri dalam
dunia Filsafat Pendidikan Islam seharusnya memahami dan memiliki modal dasar
tentang filsafat, pendidikan dan Islam.
Kajian dan pemikiran mengenai pendidikan pada dasarnya menyangkut
aspek yang sangat luas dan menyeluruh bahkan seluruh aspek kebutuhan atau
kehidupan umat manusia, khususnya umat Islam. Ketika dilakukan kajian dan
dirumuskan pemikiran mengenai tujuan Pendidikan Islam, maka tidak dapat
dilepaskan dari tujuan hidup umat manusia. Karena tujuan pendidikan Islam pada
hakekatnya dalam rangka mencapai tujuan hidup umat manusia, sehingga esensi
dasar tujuan pendidikan Islam sebetulnya sama dengan tujuan hidup umat
manusia. Menurut Ahmad D. Marimba (1989) sesungguhnya tujuan pendidikan
Islam identik dengan tujuan hidup setiap muslim. Sebagai contoh, firman Allah
dalam surah Ali Imran ayat ke 102:

َ ‫ق تُقَاتِ ِهۦ َواَل تَ ُموتُ َّن إِاَّل َوأَنتُم ُّم ۡسلِ ُم‬
١٠٢ ‫ون‬ ْ ُ‫وا ٱتَّق‬
َّ ‫وا ٱهَّلل َ َح‬ َ ‫ٰيَٓأَيُّهَا ٱلَّ ِذ‬
ْ ُ‫ين َءا َمن‬
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kamu kepada Allah
dengan ketaqwaan yang sempurna dan janganlah kamu mati, melainkan dalam
keadaan muslim”. (surah Ali Imran ayat ke 102).
Ayat ini menggambarkan tujuan hidup umat manusia Islam yang harus
mencapai derajat ketaqwaan, di mana ketaqwaan itu harus senantiasa melekat
dalam kehidupan umat manusia hingga akhir hayatnya. Filsafat Pendidikan Islam
merumuskan tujuan pendidikan dalam rangka mencapai tujuan hidup umat
manusia. Bila tujuan hidup umat Islam untuk mencapai derajat ketaqwaan yang
sempurna sebagaimana disebutkan di atas, maka tujuan pendidikan islam yang
dirumuskan Filsafat Pendidikan Islam tentu pembinaan peserta anak didik rangka
menjadi manusia muttaqin. Dengan demikian, mewujudkan ketaqwaan dalam diri
setiap individu umat islam guna mencapai posisi manusia muttaqin selain menjadi
tujuan hidup setiap muslim sekaligus pula menjadi tujuan akhir pendidikan Islam.
[8]
Dari beberapa uraian tadi dapat diketengahkan bahwa pada dasarnya ruang
lingkup kajian Filsafat Pendidikan Islam bertumpu pada pendidikan Islam itu
sendiri, baik menyangkut rumusan atau konsep dasar pelaksanaan maupun
rumusan pikiran antisipatif mengatasi problematika yang dihadapi dalam
pelaksanaan pendidikan Islam.[9] Begitu pula dalam filsafat pendidikan Islam
yang meliputi pendidikan yang menyangkut proses pendidikan dikaitkan dengan
faktor-faktor pendidikan yaitu meliputi pendidik, anak didik, dan alat-alat
pendidikan atau sarana pendidikan.[10]
2.3.1. Tujuan Pendidikan Islam
Tugas utama pendidikan Islam adalah mengadakan aplikasi prinsip-prinsip
psikologis dan paedagogis sebagai kegiatan antar hubungan pendidikan yang
terealisasi melalui penyampaian keterangan, dan pengetahuan agar peserta didik
mengetahui, memahami, menghayati dan meyakini materi yang diberikan serta
meningkatkan keterampilan oleh pikir.
2.3.2. Pendidik
Pendidik adalah pelaku utama dalam memengaruhi anak didik dengan
materi-materi pembelajaran sehingga citra pendidikan, salah satunya, ditentukan
oleh pendidik.[11]
Pendidik dalam Islam adalah orang-orang yang bertanggungjawab
terhadap perkembangan anak didik dengan mengupayakan seluruh potensi anak
didik, baik potensi afektif, kognitif, dan psikomotorik.[12]
Pendidik juga berarti orang dewasa yang bertanggungjawab memberi
pertolongan pada anak didik dalam perkembangan jasmani dan rohaninya, agar
mencapai tingkat kedewasaan, mampu berdiri sendiri, dan memenuhi tingkat
kedewasaannya, mampu memenuhi tugasnya sebagai hamba Allah dan Khalifah
Allah SWT. Dan mampu sebagai makhluk social dan sebagai makhluk individu
yang mandiri.[13]
2.3.3. Anak Didik
Dalam filsafat pendidikan Islam, anak didik adalah objek para pendidik.
Anak didik dilihat dari beberapa segi, yaitu dilihat dari usia anak didik, minat dan
bakat, latar belakang kehidupan dan lingkungan keluarga, dan kondisi
psikologinya. Kondisi-kondisi yang terdapat pada anak didik akan dijadikan
barometer awal untuk menentukan proses pembelajaran, terutama berkaitan
dengan pengembangan pendidikan ke arah yang lebih aplikatif.[14]
2.3.4. Kurikulum Pendidikan Islam
Kurikulum Pendidikan Islam adalah seperangkat perencanaan dan media
untuk mengantarkan lembaga pendidikan dalam mewujudkan tujuan pendidikan
yang diinginkan.
Dalam pengertian yang lain kurikulum adalah kegiatan yang mencakup
berbagai rencana kegiatan anak didik yang terperinci berupa bentuk-bentuk bahan
pendidikan, saran-saran strategi belajar mengajar, pengaturan-pengaturan program
agar dapat diterapkan dan hal-hal yang mencakup pada kegiatan yang bertujuan
mencapai tujuan yang diinginkan.[15]
2.3.5. Metode Pendidikan Islam
Metode pendidikan Islam adalah prosedur umum dalam penyampaian
materi untuk mencapai tujuan pendidikan didasarkan atas asumsi terntu tentang
hakikat Islam sebagai supra sistem.
Pengertian metode biasanya disandingkan atau disejajarkan dengan
pengertian teknik, yang mana keduanya saling berhubungan. Sedangkan teknik
pendidikan islam adalah langkah-langkah konkrit pada waktu seorang pendidik
melaksanakan pengajaran di kelas.[16]
2.3.6. Lingkungan
Tempat berlangsungnya proses pendidikan, atau suasana pendukung
tercapainya tujuan-tujuan pendidikan baik bagi pendidik dan anak didik pada taraf
kognitif, afektif dan psikomotorik.
Selain itu ruang lingkup Filsafat Pendidikan Islam juga mempunyai dua
orientasi yaitu objektif teoritis dan objektif praktis. Orientasi pertama
menghendaki penelitian agama agar bersifat murni dan teoritis melalui bidang-
bidang berikut:
a.   Tradisi agama yang mencakup sumber-sumber ajaran agama yang diyakini
sebagai sumber kebenaran abadi.
b.   Bidang yang mencakup dasar-dasar eksistensi agama yang dapat dilakukan
dengan pendekatan teologis
c.   Bidang yang menyangkut prilaku keagamaan dan aturan-aturan agama yang
mengatur bagaimana pemeluk agama harus berrilaku sesuai dengan ajaran
agamanya.
d.   Bidang eksperimen atau pengalaman keagamaan, baik pengalaman pribadi
maupun masyarakat penganut agama.[17]
Dengan adanya pendidikan ini maka dapat diketahui bakat dan
kemampuan anak-anak didik, sehingga bakat dan kemampuan tersebut dapat di
bina dan dikembangkan. Dan menjadi tugas seorang pendidik utnuk membntu
anak didik untuk mengetahui bakat dan kemampuannya. Di samping itu, pendidik
juga berkewajiban untuk menemukan kesulitan-kesulitan yang membatasi
perkembangan potensinya serta membantu menghilangkan hambatan itu untuk
mencapai kemajuan anak didik.[18]
Dalam rangka menggali, menyusun, dan mengembangkan fikiran
kefilsafatan tentang pendidikan terutama pendidikan Islam, kiranya perlu di ikuti
pola dan sistem pemikiran dan kefilsafatan pada umumnya.

Adapun pola dan sistem pemikiran kefilsafatan sebagai suatu ilmu adalah
sebagai berikut.
1)   Pemikiran kefilsafatan harus bersifat sistematis, dalam arti bahwa cara berfikirnya
bersifat logis dan rasional tentang hakikat permasalahan yang dihadapi. Hasil
pemikirannya tersusun secara sistematis artinya satu bagian dengan bagian yang
lainnya saling berhubungan secara bulat dan terpadu.
2)   Tinjauan terhadap permasalahan yang dipikirkan bersifat radikal artinya
menyangkut persoalan-persoalan sampai ke akar-akarnya.
3)   Ruang lingkup pemikirannya bersifat universal, artinya persoalan-persoalan yang
difikirkan mencakup hal-hal yang menyeluruh dan mengandung generalisasi bagi
semua jenis dan tignkat kenyataan yang ada di alam ini, termasuk kehidupan umat
manusia, baik di masa sekarang maupun di masa mendatang.
4)   Meskipun pemikiran yang dilakukan lebih bersifat spekulatif , artinya pemikiran
yang tidak di dasari pembuktian-pembuktian empiris atau eksperimental (seperti
dalam ilmu alam), tetapi mengandung nilai-nilai objektif, oleh karena
permasalahannya adalah suatu realitas (kenyaaan) yang ada pada objek yang
difikirnkannya.[19]
BAB III
PENUTUP
3.l.   Kesimpulan
Filsafat adalah ilmu yang menyelidiki segala sesuatu dengan mendalam
mengenai ketuhanan, alam semesta dan manusia sehingga dapat menghasilkan
pengetahuan tentang bagaimana hakekatnya sejauh yang dapat dicapai akal
manusia dan bagaimana sikap manusia itu seharusnya setelah mengetahui
pengetahuan itu. Pendidikan adalah ikhtiar atau usaha manusia dewasa untuk
mendewasakan peserta didik agar menjadi manusia mandiri dan bertanggung
jawab baik terhadap dirinya maupun segala sesuatu di luar dirinya, orang lain,
hewan dan sebagainya. Islam adalah agama yang seluruh ajarannya bersumber
dari Al-Qur’an dan Al-Hadis dalam rangka mengatur dan menuntun kehidupan
manusia dalam hubungannya dengan Allah, sesama manusia dan dengan alam
semesta.
Filsafat Pendidikan Islam adalah suatu aktifitas befikir menyeluruh dan
mendalam dalam rangka merumuskan konsep, menyelenggarakan atau mengatasi
berbagai problem Pendidikan Islam dengan mengkaji kandungan makna dan nilai
dalam Al-Qur’an dan Al-Hadis.
Pemikiran dan kajian tentang Filsafat Pendidikan Islam menyangkut 3 hal
pokok, yaitu: penelaahan tentang filsafat, pendidikan dan penelaahan tentang
Islam.
Selain itu untuk dunia pendidikan dalam filsafat pendidikan ada pendidik,
anank didik, kurikulum pendidikan, metode dan lingkungan yang berpernaruh
dalam pendidikan Islam.
DAFTAR PUSTAKA

Ach. Muzakki, dkk, Ilmu Pendidikan Islam, Kopertais IV Press, Surabaya, Edisi


III.

Adri Efferi. Filsafat Pendidikan Islam, Nora Media Enterprise Kudus, 2011.

Arieh Lewy, International Institut for Educational, terjemah Winda Habiwono,


Karya Aksara, Jakarta, 1983.

H. Ahmad Syar’I M.Pd, Filsafat Pendidikan Islam. (cetakan ke 1; Jakarta. Pustaka


Firdaus, 2005).

Http://kumpulanmakalahkuliah.blogspot.com.

Http://anshar-mtk.blogspot.com.

Http://makalah-pedia.blogspot.com.

Muzayyin Arifin. Filsafat Pendidikan Islam (revisi). Bumi Aksara. Jakarta. 2005.

Supriyadi, Dedi, 2010, Pengantar Filsafat Islam, Pustaka Setia, Bandung.

Suyasubrata B, Beberapa Aspek dasar-dasar Kependidikan, Bina Aksara, Jakarta,


Cetakan I, 1983.

Prof. Dr. Juhaya S. Praja, Filsafat dan Metodologi Ilmu Dalam Islam. (cetakan ke
1; Jakarta. Teraju, 2002)

Tim Depag, Islam untuk Disiplin Ilmu Pendidikan, P3AI-PTU, 1984


[1] Muzayyin Arifin. Filsafat Pendidikan Islam (revisi). Bumi Aksara. Jakarta.
2005. hal 7.
[2] H. Ahmad Syar’I M.Pd, Filsafat Pendidikan Islam. (cetakan ke 1; Jakarta.
Pustaka Firdaus, 2005) hal.1.

[3] H. Ahmad Syar’I M.Pd, Filsafat…, hal.3.


[4] H. Ahmad Syar’I M.Pd, Filsafat…, hal.4.
[5] Supriyadi, Dedi, 2010, Pengantar Filsafat Islam, Pustaka Setia, Bandung,
hal.28.
[6] http://kumpulanmakalahkuliah.blogspot.com.
[7] Http://anshar-mtk.blogspot.com.
[8] H. Ahmad Syar’I M.Pd, Filsafat…, hal.8.
[9] H. Ahmad Syar’I M.Pd, Filsafat…, hal.9.
[10] Adri Efferi. Filsafat Pendidikan Islam, Nora Media Enterprise Kudus, 2011,
hal. 38.
[11] http://makalah-pedia.blogspot.com.
[12] Ach. Muzakki, dkk, Ilmu Pendidikan Islam, Kopertais IV Press, Surabaya,
Edisi III, hal. 66.
[13] Suyasubrata B, Beberapa Aspek dasar-dasar Kependidikan, Bina Aksara,
Jakarta, Cetakan I, 1983, hal. 26.
[14] Hasan Basri. Filsafat....hal. 16.
[15] Arieh Lewy, International Institut for Educational, terjemah Winda
Habiwono, Karya Aksara, Jakarta, 1983, hal. 2.
[16] Tim Depag, Islam untuk Disiplin Ilmu Pendidikan, P3AI-PTU, 1984, hal.
157.
[17] Prof. Dr. Juhaya S. Praja, Filsafat dan Metodologi Ilmu Dalam Islam.
(cetakan ke 1; Jakarta. Teraju, 2002) hal.13
[18] [18] H. Ahmad Syar’I M.Pd, Filsafat…, hal.15.
[19] Prof. H. Muzayyin Arifin, M.Ed, Filsafat…,hal.7

Anda mungkin juga menyukai