Dosen Pengampu
Junaidah, MA
Kelompok 7 Kelas B
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita ucapkan atas kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan
rahmat serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul
Pemikiran Pendidikan Islam Muhammad Athiyah Al Abrasyi.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas yang
telah diberikan pada mata kuliah Pemikiran Pendidikan Islam. Selain itu makalah ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang pemikiran pendidikan islam
menurut Muhammad Athiyah Al Abrasyi bagi para pembaca dan juga kami.
Dalam penulisan makalah ini kami menyadari bahwa makalah ini belum
sempurna, baik dari segi teknik penyajian maupun dari segi materi. Oleh karena itu,
diharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca yang bersifat membantu
makalah ini menjadi sempurna. Demikian makalah ini dibuat dan pembaca
diharapkan terbantu dengan adanya makalah ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...............................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................2
C. Tujuan Masalah..............................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan....................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menuntut ilmu adalah sebuah kewajiban bagi setiap muslim, baik dari
jalur formal maupun non formal. Akan tetapi didalam islam peroses
pembelajaran tidak hanya sekedar pentransferan ilmu dari pendidik kepada
peserta didik saja. Melainkan didalam peroses penyampaian materi tersebut
dimasukan bimbingan-bimbingan untuk dapat menciptakan karakter seorang
muslim sesungguhnya, inilah yang disebut dengan pendidikan islam. Para ahli
memiliki pemikirannya masing-masing mengenai pendidikan islam itu sendiri,
slah satunya adalah Muhammad Athiyah al-Abrasyi.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana biografi dan karya-karya Muhammad Athiyah Al Abrasyi?
2. Bagaimana latar belakang pemikiran Muhammad Athiyah Al Abrasyi?
3. Bagaimana pemikiran Muhammad Athiyah Al Abrasyi?
4. Bagaimana konsep Muhammad Athiyah Al Abrasyi tentang pendidikan
akhlak dalam islam?
5. Apa relevansi pemikiran Muhammad Athiyah Al Abrasyi dengan kondisi
saat ini?
C. Tujuan Masalah
1. Memahami biografi dan karya-karya Muhammad Athiyah Al Abrasyi.
2. Memahami latar belakang pemikiran Muhammad Athiyah Al Abrasyi.
3. Memahami pemikiran Muhammad Athiyah Al Abrasyi.
4. Memahami konsep Muhammad Athiyah Al Abrasyi tentang pendidikan
akhlak dalam islam.
5. Memahami relevansi pemikiran Muhammad Athiyah Al Abrasyi dengan
kondisi saat ini.
BAB II
PEMBAHASAN
Selain itu penulis juga menemukan karya ilmiah studi tokoh Muhammad
‘Athiyah al-Abrasyi tentang pendidikan wanita dalam Islam dalam kitab al-
Atarbiyah al-Islamiyah wa Falaasifatuha oleh Ustroh (3100118) jurusan
pendidikan agama Islam. Disana ia menyebutkan beliau termasuk tokoh
pendidikan, yang memiliki daya analisa yang dalam dan
1
M. Athiyah al-Abrasyi, Dasar Pendidikan Islam, terj. H. Butami A. Gani dan Djohar Bahry, dari
Judul asli At-Tarbiyah al-Islamiyah, (Bandung : Bulan Bintang, 1970), hlm. 9
5
2
Muhammad 'Athiyah al-Abrasyi, At-Tarbiyah al-Islamiyah wa Fafasifatuha, (Kairo : Isa al-Babi al-
Halabi, 1975), cet. 3, hlm. 309-311
6
dan seorang guru besar. Sebagai salah seorang dari sekian banyak ilmuwan
muslim yang sangat produktif mencetuskan gagasan dan ide menuju perbaikan
dan peningkatan kualitas umat Islam pada era sekarang ini dengan menawarkan
konsep-konsep dasar bagi pendidikan Islam yang merupakan hasil dari sari pati
dari nilai ajaran al-Qur’an dan al-Hadits yang digalinya.
3
M. Athiyah Al-Abrasyi, Dasar-dasar Pokok Pokok Pendidikan Islam, terj. Bustami A. Ghani dan
Djohar Bahry. Jakarta: Bulan Bintang. Cet. VII. 1987. Hal. 20-21
7
pendidikan Islam dari semula sampai dimasa jayanya menurut beliau dapat
dibuktikan dengan munculnya ilmuwan-ilmuwan besar seperti Al-Ghazali, Ibnu
Sina, Al-Kindi, Ibnu Khaldun dan Ibnu Maskawaih. Pendapat Muhammad
Athiyah al-Abrasyi tentang pendidikan Islam banyak dipengaruhi oleh dan dari
rangkuman, saduran, pemahaman, dan pemikiran serta pendidik muslim
sebelumnya yang ditelusurinya dengan baik terutama pemahaman secara
filosofis. Beliau cenderung menjadikan Ibnu Sina, al-Ghazali dan ibnu Khaldun
sebagai nara sumber.
Pada masa sekarang istilah yang popular dipakai orang adalah tarbiyah,
karena menurut Muhammad ‘Athiyah Al -Abrasyi, At-Tarbiyah adalah terma
yang mencakup keseluruhan kegiatan pendidikan. Ia adalah upaya yang
mempersiapkan individu untuk kehidupan yang lebih sempurna dalam etika,
sistimatis dalam berpikir, memiliki ketajaman intuisi, giat dalam berkreasi,
memiliki toleransi pada yang lain, berkompetensi dalam mengungkap bahasa
lisan dan tulisan, serta memiliki beberapa keterampilan.
rendahnya kedudukan sosial anak didik dalam masyarakat. Oleh karena itu,
didalam Islam tidak ada kelebihan antara orang Arab dengan yang bukan Arab,
kecuali ketakwaannya. Sebagaimana firman allah SWT. yang berbunyi;
ان اكرمكم عنداهلل,يأيها الناس انا خلقناكم من ذكر وأنثى وجعلنكم شعوبا وقبائل لتعارفوا
ان هللا عليم خبير (الحجرات,اتقاكم
Artinya: “Hai manusia! Kami menciptakanmu dari seorang laki-laki dan
perempuan. Lalu Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar
kamu saling mengenal. Yang teramat mulia di antaramu di sisi Allah, ialah
orang yang lebih bertaqwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui dan
Mengenal.” (QS. Al-Hujurat: 13).
4
Bachtiar Surin, Terjemah Terjemah dan Tafsir Al-Qur’an, Bandung: Fa. Sumatra, 1978. Hal. 118
10
5
http://haniy-th.blogspot.com/2011/04/konsep-pendidikan-islam-menurut-athiyah.html?m=1
11
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, kata akhlak diartikan sebagai budi
pekerti atau kelakuan. Kata akhlak walaupun terambil dari Bahasa Arab (yang
biasa diartikan tabiat, perangai kebiasaan, bahkan agama), namun kata seperti
itu tidak ditemukan dalam al-Quran.7 Menurut Muhammad 'Athiyah tujuan
utama dari pendidikan Islam ialah pembentukan akhlak dan budi pekerti yang
sanggup menghasilkan orangorang yang bermoral, laki-laki maupun
perempuan, memiliki jiwa yang bersih, kemauan keras, cita-cita yang benar dan
akhlak yang tinggi, mengetahui arti kewajiban dan pelaksanaannya,
menghormati hak-hak manusia, mengetahui perbedaan buruk dengan baik,
memilih salah satu fadhilah, menghindari suatu perbuatan yang tercela, dan
mengingat Tuhan dalam setiap pekerjaan yang mereka lakukan.8
Artinya: "Sesungguhnya engkau memiliki moral dan akhlak yang tinggi." (al-
Qalam : 4).
6
Muhammad 'Athiyah Al Abrasyi, Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam, diterjemahkan oleh Bustami
A. Gani dan Djohar Bahry, (Jakarta: Bulan Bintang, 1993), Hal. 10
7
M. Quraish Shihab, Wawasan al-Quran (Tafsir Maudlui atas Pelbagai Persoalan Umat), (Bandung :
Mizan, 2003), hlm.253
8
M. 'Athiyah al-Abrasyi, Prinsip-prinsip Pendidikan Islam, terj. At-Tarbiyah al-Islamiyah wa
Falasifatuha, oleh Abdullah Zaky al-Kaaf, (Bandung : Pustaka Setia, 2003), hlm. 113.
12
Tujuan dari pendidikan moral dan akhlak dalam Islam ialah membentuk
orang-orang yang bermoral baik, keras kemauan, sopan dalam bicara dan mulai
dalam tingkah laku dan perangai bersifat bijaksana, sempurna sopan beradab,
ikhlas, jujur, dan suci.9
9
Ibid., hlm. 114.
13
dalam diri anak tersebut, selain itu peserta didik juga bebas berpikir dalam
segala sesuatu yang akan dilakukan, karena Allah memberikan manusia akal
agar belajar berpikir lebih baik.
Kelima, Ujian atau tes kecakapan peserta didik merupakan salah satu tes
untuk memperoleh data tentang penguasaan terhadap materi yang diajarkan,
baik tes tulis maupun tes lisan, sehingga diadakan ujian atau tes kecakapan itu.
Hal tersebut sangat diperlukan untuk mengetahui perkembangan dan
kemampuan peserta didik yaitu sebagai tolak ukur kemampuan peserta didik.
10
Depatemen Agama RI, Al-Qur’an Dan Terjemahanya, (Bandung: PT Syaamil CiptaMulia, 2005),
hlm. 75.
14
Ketujuh, Memperhatikan anak didik dengan baik dan penuh kasih sayang.
Setiap orang senang sekali apabila ada orang yang menyayanginya, apalagi
orang yang disayangi oleh peserta didik sendiri. Apabila peserta didik
diperlakukan dengan baik, maka dia dengan senang hati melakukan
perintahnya, karena peserta didik tersebut mengerti atau paham kalau orang
yang menyuruhnya tidak akan menjerumuskannya kepada kejelekan, oleh
karena itu bisa dikatakan wajib apabila menghadapi peserta didik dengan halus
dan penuh dengan kasih sayang karena mereka akan merasa terlindungi.
A. Kesimpulan