Anda di halaman 1dari 17

STUDI TENTANG POTRET SISTEM PENDIDIKAN DI MALAYSIA

Disusun Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah : Perbandingan Pendidikan

Dosen Pengampu : Dr. H. Muhlisin, M.Ag

Oleh:

1. Ana Faikhana Nadia (2117248)


2. Rara Amelia (2118069)
3. Shaumi Afiani (2118070)
4. Lilis Setyoningsih (2118079)
5. Frima Hidayat (2118083)

Kelas : C

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

IAIN PEKALONGAN

2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur atas kehadirat Allah SWT. yang telah


memberikan berbagai kenikmatan iman, islam, kesehatan, dan kekuatan, sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Studi Tentang Potret
Sistem Pendidikan di Malaysia sesuai rencana, tak lupa sholawat serta salam
semoga tetap tercurahkan kepada nabi akhir zaman Nabi Muhammad SAW, yang
akan member syafaat di yaumil qiyamah Aamiin ya rabbal alamiin.

Ucapan terima kasih penulis tujukan kepada Bapak Dr. H. Muhlisin, M.Ag
selaku dosen mata kuliah Perbandingan Pendidikan atas tugas yang telah
diberikan sehingga menambah wawasan penulis dalam pembuatan makalah ini.
Semoga bantuan dari berbagai pihak terkai mendapat balasan dari Allah SWT
dengan pahala yang berlipat ganda, Aamiin.

Pekalongan, 14 Maret 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................................iii

BAB I.......................................................................................................................4

PENDAHULUAN...................................................................................................4

A. Latar Belakang....................................................................................................4

B. Rumusan Masalah...............................................................................................4

BAB II......................................................................................................................6

PEMBAHASAN......................................................................................................6

A. Sistem Pemerintahan Malaysia.........................................................................6

B. Kondisi Demografi dan Potensi........................................................................6

C. Filsafat Pendidikan Yang Dijadikan Dasar Pengembangan Pendidikan Di


Malaysia...............................................................................................................7

D. Kebijakan Strategis Dalam Bidang Pendidikan Di Malaysia........................9

E. Kebijakan Negara Malaysia Terhadap Pendidikan Agama Islam...............11

F. Pengembangan Kurikulum dan Pengembangan Tenaga Kependidikan di


Malaysia.............................................................................................................13

BAB III..................................................................................................................16

PENUTUP..............................................................................................................16

A. Kesimpulan........................................................................................................16

B. Saran...................................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................17

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan usaha sadar untuk membangun kepribadian anak
bangsa agar dapat berperan positif bagi kehidupan, baik kehidupan sekarang
maupun pada masa yang akan datang. Oleh karena itu setiap Negara pasti
memiliki suatu sistem pendidikan nasional, dimana sistem ini merupakan acuan
bagi setiap pendidikan yang ada di negara tersebut. Setiap negara memiliki
sistem pendidikan yang berbeda dengan negara lain, penerapannya tergantung
dengan kondisi dan kebutuhan dari masing-masing negara tersebut.
Begitu juga dengan Negara Malaysia. Negara yang memiliki slogan
“ilmu puncak kemajuan” yang artinya jika kita pahami slogan tersebut
merupakan sebuah slogan yang memiliki paradigma bahwa dengan ilmu
pengetahuan sebuah, Negara akan melangkah untu kemajuan. Tentu saja
dengan berbagai cabang keilmuan.
Pendidikan Islam di Malaysia tidak dapat dipastikan secara tepat kapan
dimulai, tetapi perkara ini dapat dilihat pada latar belakang sejarah kedatangan
agama Islam di negara ini dan aktivitas serta kegiatan pendidikan yang berjalan
pada waktu tersebut. Kedatangan Islam dan proses islamisasi berlangsung
melalui jalur perdagangan atas peranan para pedagang muslim dan mubalig
dari Arab dan Gujarat, para dai setempat dan penguasa Islam. Malaysia pun
menjadi basis utama penyebaran Islam ke Kepulauan Hindia Timur. Islam di
Malaysia mengalami kebangkitan yang ditandai dengan semaraknya kegiatan
dakwah dan kajian Islam oleh kaum intelektual. Perkembangan masjid dan
surau di Malaysia mencerminkan semaraknya aktivitas umat Islam. Misalnya,
Bandar Baru Bangi merupakan daerah yang memiliki masjid dan surau dengan
perkembangan yang sangat pesat

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Sistem Pemerintahan Negara Malaysia?
2. Bagaimana Kondisi Demografi dan Potensi dari Negara Malaysia?

4
3. Apa Filsafat Pendidikan yang Digunakan di Negara Malaysia?
4. Bagaimana Kebijakan dalam Pendidikan di Negara Malaysia?
5. Bagaimana Kebijakan Terhadap Pendidikan Islam di Negara Malaysia?
6. Bagaimana Pengembangan Kurikulum dan Tenaga Kependidikan di
Negara Malaysia?
7. Bagaimana Penjenjangan Sistem Pendidikan di Negara Malaysia?
8. Bagaimana Perbedaan Lembaga Pendidikan Negeri dan Swasta di Negara
Malaysia?

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sistem Pemerintahan Malaysia


Malaysia memproklamasikan kemerdekaannya pada tanggal 31 Agustus
1957. Tidak lama kemudian, pada tanggal 16 September 1963, Malaysia
membentuk negara federal  yang meliputi Malaya, Serawak, Sabah, dan
Singapura. Selanjutnya pada tahun  1965, Singapura memisahkan diri dari
negara federal Malaysia. Sekarang ini Malaysia mencakup beberapa negara
bagian, yaitu Malaysia (329.758 km2), Semenanjung Malaysia (131.598 km2),
Serawak (124.449 km2) dan Sabah (73.711 km2). Berdasarkan sensus tahun
1990, populasi total penduduk Malaysia sekitar 50.292.000 penduduk tiap
negara bagian mempunyai gubernur terpilihnya sendiri-sendiri. Kepala
Tertinggi Federal Malaysia adalah Yang Dipertuan Agung, yang dipilih
melalui konferensi para pemerintah di antara mereka, untuk masa kematian dan
pengunduran dirinya. Yang Dipertuan Agung juga merupakan Komandan
Tertinggi Angkatan Bersenjata yang bertindak atas nasihat Parlemen dan
Kabinet.
Mayoritas penduduk Malaysia beragama Islam (6.918.307). sisanya
beragama Budha (2.265.456), Konfusius(1.518.683), Hindu (920.393), Kristen
(842.990), tidak beragama (275.338), Kaum Suku (259.455), dan lain-lain
(69.750). malaysia berkomposisi penduduk yang multietnis, terdiri atas orang
Melayu (55%), Cina (30%), India (7%), Dayak, Eropa, dan lain-lain. Penduduk
asli Malaysia berkaitan erat dengan orang Philipina dan Indonesia. Selain itu,
terdapat penduduk Cina, India, Pakistan, Sri langka, Bangladesh, serta
beberapa suku asli yang kebanyakan tinggal di Serawak dan Sabah. Bahasa
nasional Malaysia adalah bahasa Malaysia (Melayu). Namun, sebagai negara
yang multirasial,  komunikasi dengan bahasa lain, seperti bahasa Inggris dan
beragam dialek setempat, lazim digunakan sehari-hari. Bahkan, sekolah-
sekolah di Malaysia mewajibkan masuknya mata pelajaran bahasa Inggris.
B. Kondisi Demografi dan Potensi
Secara geografis, Malaysia terletak pada 7 Lintang Utara garis
khatulistiwa, bahkan sering disebut sebagai berada dipusat atau jantung Asia

6
Tenggara yang memiliki selat Malaka. Luas negeri Malaysia adalah 329.758
kilometer persegi, meliputi semenanjung Malaysia yang terletak diujung
daratan Asia Tenggara, serta Sabah dan Serawak yang terletak di bagian utara
Pulau Kalimantan. Negara ini memiliki iklim panas dan lembab sepanjang
tahun, hampir sama dengan iklim di wilayah Sumatra dan Kalimantan. Dengan
suhu udara berkisar antara 300 Celsius pada siang hari dan 220 Celsius pada
malam hari.

Lebih dari sepertiga suplai timah dunia berasal dari Malaysia. Selain
timah, Malaysia juga penghasil besi, bauksit, dan kayu. Industri kayu Malaysia 
kian meluas dan menjadi penghasil ekspor ke luar negeri terbesar ketiga bagi
ekonomi Malaysia. Kayu tersebut merupakan produksi dari Malaysia Timur
ataupun Barat. Di samping itu, masih ada hasil ekspor dan produksi niaga
terbesar lainnya di Malaysia, yakni minyak kelapa. Pohon kelapa banyak
ditemukan di negeri ini, khususnya sepanjang tepi pantai. Kelapa ini
dipasarkan dalam bentuk kelapa segar untuk bahan makanan, tetapi sebagian
besarnya dijual dalam bentuk kopra kepada industri penggilingan minyak, baik
untuk dalam maupun luar negeri. Demikian luasnya lahan perkebunan kelapa
ini hingga banyak tenaga kerjanya yang didatangkan dari luar negeri, misalnya
Indonesia, untuk bekerja di sana. Tidak mengherankan bila 40% penduduk
Malaysia bermata pencaharian sebagai petani. Malaysia memiliki tanah yang
subur dan didukung oleh iklim yang kondusif. Malaysia umumnya beriklim
khatulistiwa dengan suhu yang umumnya tinggi, curah hujan lebat, khususnya
selama akhir musim gugur dan awal musim dingin. Rata-rata hujannya lebih
dari 240 cm per tahun. Siang hari panas dan lembab, sedangkan malam hari
sejuk karena angin laut. Sementara suhu di pegunungan lebih sejuk dan
kelembaban berkurang.1

C. Filsafat Pendidikan Yang Dijadikan Dasar Pengembangan Pendidikan Di


Malaysia
Kaitannya dengan filsafat pendidikan dan orientasi pendidikan, maka
kita akan membahas tentang pandangan pendidikan dilihat dari segi
falsafahnya ( filsafatnya ) seperti unsur-unsur apa yang membangun dalam
1
Afif Rohman, Pendidikan Komparatif, (Yogyakarta: Laksbang Grafika, 2010), hlm.
176-177.

7
pendidikan dan manfaat dari pendidikan itu sendiri. Sehingga dapat kita
simpulkan bahwasannya yang akan dibahas disini adalah apa tujuan dari
pendidikan di Malaysia, hakikat kurikulum seperti apa, hakikat strategi
pendidikannya, dan materi-materi apa yang diajarkan atau disampaikan.

Dalam bukunya Binti Maunah, dijelaskan tentang hal demikian


diantaranya adalah :

1. Tujuan pendidikan adalah membentuk kepribadian Islam serta


membekalkan kepadanya berbagai ilmu dan pengetahuan yang
berhubungan dengan kehidupan. Sehingga dari tujuan pendidikan tersebut
akan dijadikan dasar untuk membuat kurikulum-kurikulum pendidikan
seperti memilih materi-materi apa yang akan diajarkan kepada siswa dan
lain sebagainya.
2. Kurikulum pendidikan merupakan dasar pendidikan yang menjadi landasan
dalam penyampaian ilmu pengetahuan. Tentunya dalam pembuatan
kurikulum pendidikan ini harus berlandaskan kepada aqidah Islamiyyah
sehingga tetap akan berada pada aturan-aturan yang diajarkan dalam
Alquran dan Assunnah.
3. Strategi pendidikan merupakan suatu cara yang digunakan oleh pendidik
untuk menjadikan anak didiknya berfikir. Sehingga dengan berfikir tersebut
akan menambah wawasan-wawasan dan keterampilan-keterampilan dalam
diri setiap peserta didik.
4. Materi pelajaran merupakan ilmu-ilmu yang akan disampaikan kepada
peserta didik. Di negara Malaysia kaitannya dengan materi pelajaran, ada
beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu :
a. Ilmu terapan ( ilmu gunaan ) seperti ilmu matematik harus diajarkan di
semua tingkat pendidikan (dari tingkat pra pendidikan sampai ke
pendidikan tinggi).
b. Ilmu kebudayaan daerah ( selain ilmu kebudayaan Islam ), hanya
diajarkan di tingkat perguruan tinggi dengan syarat tidak boleh
menyimpang dari segi strategi dan tujuan pendidikan. Sebagai contoh
tentang ilmu perobatan, teknikal, perbatikan dan lain sebagainya.

8
c. Ilmu-ilmu Kebudayaan Islam ( cabang ilmu-ilmu Islam baik dalam
bidang tauhid, fiqih, dan lain sebagainya ) harus diajarkan di semua
tingkat pendidikan. Atau justru dibentuk berbagai jurusan atau fakultas
tentang kebudayaan Islam.
d. Ilmu-ilmu kesenian dapat dikategorikan sebagai ilmu pengetahuan yang
boleh dipelajari tanpa adanya batasan-batasan di setiap tingkat
pendidikan asalkan tidak melanggar dari pandangan Islam.
Orientasi Pendidikan

Pendidikan merupakan tanggungjawab pemerintah federal. Sistem


pendidikan nasional meliputi pendidikan prasekolah hingga perguruan tinggi.
Semua bentuk penyelenggaraan pendidikan didasarkan pada visi dan misi.
Adapaun visi dan misi utama pemerintahan Malaysia adalah menjadikan
negerinya sebagai pusat pendidikan berkualitas dan siap bersaing dangan
lembaga pendidikan tinggi di negara lain seperti Singapura dan Australia.2

D. Kebijakan Strategis Dalam Bidang Pendidikan Di Malaysia


Malaysia memiliki keunikan yang berbeda dalam mengambil
kebijakan dalam pendidikannya yaitu sebelum meraih kemerdekaan pada tahun
1955 sudah membentuk sebuah komisi yang diprakarsai oleh A. Rezak dengan
mempersipkan sistem pendidikan negara Malaysia yang terpenting dari sistem
pendidikan di Malaysia sama dengan penjelasan di atas bahwa bahasa Melayu
dan bahasa Inggris menjadi bahasa yang wajib dipelajari oleh semua pelajar di
sekolah selain itu juga bahasa cina dan bahasa Tamil. Bahasa inggri sudah
diberikan kepada siswa sekolah Dasar, sedangkan bahasa cina diberikan ketika
pendidikan tingkat memengah. Hal ini tentunya berbeda dengan di Indonesia
dengan materi pelajaran bahasa Inggris yang diberikan ketika pelajar di
Indonesia yang diberikan ketika sekolah tingkat menengah. Secara materi
sudah tertinggal banyak karena waktu enam tahun merupakan waktu yang
sangat panjang. Dan usia sekolah dasar adalah waktu yang sangat produktif
untuk menghafal. Sehingga dari pendidikan bahasa sudah terlihat jauh berbeda
dengan di Indonesia.
2
Binti Maunah, Perbandingan Pendidikan Islam, cet.1 ( Yogyakarta : Teras, 2011)
hlm.161.

9
Organisasi pendidikan yang berada di pusat pemerintahan terbagi
menjadi beberapa menteri antara lain menteri yang bertanggung jawab atas
seluruh pendidikan menengah dan purna sekolah menengah, sekolah Teknik
dan pemberian dana kepada negara-negara bagian. Kementerian ini juga dibagi
menjadi dua bagian yaitu menteri bagian administrasi yang mengatur
perencanaan, keuangan, administrasi, personil dan pelajaran terpadu dan
pengawasan terhadap pelajaran agama Islam. Sedangkan menteri yang kedua
adalah mentee yang mengurusi pendidikan guru, bagian sekolah, sindikat ujian,
pendidikan teknis, registrasi guru dan perencanaan pendidikan dan penelitian.

Pada tahun 1974 Malaysia membentuk Jawatan kuasa Kabinet. Jawatan


ini bertugas mengkaji semua pelaksanaan pendidikan danlam hal ini semuanya
dilaporkan secara tertib dari tahun 1979. Ternyata hal ini mejadikan pendidikan
menjadi lebih baik dengan terwujudnya reformasi pendidikan yang dilakukan
oleh kementerian pendidikan di Malaysia dan mengadakan perubahan
kebijakan-kebijakan pendidikan antara lain :

1. Memperkenalkan pendidikan sekolah dalam sekolah sekolah rendah


2. Mengurangi tahun lama sekolah rendah dari 6 tahun menjadi 5 tahunbagi
murid yang cerdas begitu juga sebaliknya menambah tahun lama sekolah
bagi murid yang memiliki kecerdasan yang lambat.
3. Memberikan peluang ppendidikan kepada semua pelajar dengan
melanjutkan waktu belajar mereka dari 9 tahun menjadi 12 tahun, yaitu
sampai tingkat 5 diperingkat sekolah menengah.
4. Mengutamakan pendidikan tekhnologi dengan tujuan melahirkakn pelajar
yang mahir dalam bidang seni perusahaan, perdagangan dan ekonomi.
Inilah yang membedakan dengan pendidikan di Indonesia yang
mewajibkan belajar 9 tahun pada tahun 2002. Hal ini mennjukan
ketertinggalan yang jauh belum juga orientasi pendidikan yang lebih
menekankan pada kemajuan tekhnologi yang dapat mewujudkan kemajuan
bagi suati Negara.
5. Mengubah sistem pemeriksaan SRP dengan penilain menengah rendah.
Jika dalam Indonesia system penilain atau evaluasi belajar siswa.

10
Negara Malaysia memiliki slogan “ilmu puncak kemajuan” jika kita
pahami slogan tersebut merupakan sebuah slogan yang memiliki paradigma
bahwa dengan ilmu pengetahuan sebuah, Negara akan melangkah untu
kemajuan. Tentu saja dengan berbagai cabang keilmuan.3

E. Kebijakan Negara Malaysia Terhadap Pendidikan Agama Islam


Seperti halnya di Indonesia, pendidikan Islam di Malaysia tidak dapat
dipastikan secara tepat kapan dimulai, tetapi perkara ini dapat dilihat pada latar
belakang sejarah kedatangan agama Islam di negara ini dan aktivitas serta
kegiatan pendidikan yang berjalan pada waktu tersebut. Kedatangan Islam dan
proses islamisasi berlangsung melalui jalur perdagangan atas peranan para
pedagang muslim dan mubalig dari Arab dan Gujarat, para dai setempat dan
penguasa Islam. Malaysia pun menjadi basis utama penyebaran Islam ke
Kepulauan Hindia Timur. Sejak merdeka tahun 1957, ilmu pengetahuan agama
Islam telah dijadikan sebagai kurikulum pendidikan nasional Malaysia dan
diberikan selama 120 menit per minggunya. Akan tetapi, pemerintah tidak
melakukan penekanan atau lulus ujian ilmu pengetahuan agama Islam,
sehingga pelajaran ini tidak mendapat perhatian serius dari siswa pada masa
tersebut.

Sejak tahun 1980-an, Islam di Malaysia mengalami kebangkitan yang


ditandai dengan semaraknya kegiatan dakwah dan kajian Islam oleh kaum
intelektual. Perkembangan masjid dan surau di Malaysia mencerminkan
semaraknya aktivitas umat Islam. Misalnya, Bandar Baru Bangi merupakan
daerah yang memiliki masjid dan surau dengan perkembangan yang sangat
pesat. Masjid-masjid tersebut, bukan saja untuk melaksanakan salat, melainkan
juga digunakan sebagai lembaga pendidikan Islam. Surau an-Nur di Bandar
Baru Bangi misalnya, merupakan tempat kajian alQur’an dan tafsir baik laki-
laki maupun perempuan, terkadang diadakan tahlil serta perbincangan
keagamaan yang terjadwal secara sistematis tentang segala hal yang berkaitan
dengan masalah spiritual dan problem masyarakat masa kini. 4

3
Abd, Rachman Assegaf. Internasionalisasi Pendidikan Sketsa Perbandingan
Pendidikan di Negara-negara Islam dan Barat. (Yogyakarta, Gama Media, 2003), hlm. 115-120.
4
Andi Aslindah ,Pendidikan Islam di Malaysia: Jenis, Jenjang, Kebijakan, dan Tujuan
Pendidikan, dalam Jurnal Lentera Pendidikan, Vol. 18 No. 1, 2015, hlm 18

11
Pada tahun 1975, Kementerian Pendidikan Perdana menteri Mahathir
Muhammad mengeluarkan dana yang cukup besar untuk memperbaiki
pelaksanaan pelatihan guru-guru agama Islam. Pada tahun 1979, pemerintah
mendeklarasikan pendirian Pusat Penelitian Islam Asia Tenggara. Pada tahun
yang sama, pengetahuan agama Islam ditetapkan sebagai materi ujian di
tingkat Sijil Pelajaran Malaysia (SPM). Setahun berikutnya pemerintah
mendirikan yang pertama kali Maktab Perguruan Islam (Islamic Teacher’s
College) yang dari sana murid-murid berpotensi akan dikirim ke Mesir,
Pakistan, dan Indonesia untuk melanjutkan studi mereka.

Adapun kebijakan lainnya terhadap pendidikan Islam di Malaysia


antara lain:

1. Sejak merdeka pada tahun 1957, ilmu pengetahuan agama Islam telah
dijadikan sebagai kurikulum pendidikan nasional Malaysia.
2. Pada tahun 1975, berbagai langkah penting untuk memperkuat pendidikan
Islam ditempuh oleh Departemen Pendidikan.
3. Pada tahun 1982, Perdana Menteri Mahathir Muhammad mengambil
keputusan untuk menjalankan kebijakan penanaman nilai-nilai Islam di
pemerintahan.
4. Tahun 1983, Departemen Pendidikan menyatakan bahwa nilai-nilai moral
akan diajarkan kepada pelajar nonmuslim, sementara ilmu pengetahuan
agama akan diajarkan kepada para pelajar muslim.5
Setelah menempuh SPM, atau dengan kata lain telah menyelesaikan
program wajib belajar sebelas tahun, pelajar dapat memilih untuk menempuh
tingkat 6 atau mengikuti matrikulasi, keduanya ditempuh dalam waktu satu
atau dua tahun. Jika mereka melanjutkan pelajaran dalam tingkat enam, mereka
akan menempuh ujian yang disebut Sijii Tinggi (STPM). STPM biasanya
ditempuh bagi mereka yang ingin belajardi unuversitas umum di Malaysia.
STPM ini juga diakui pada tingkatan internasional.
Pemerintah Kerajaan Malaysia mewajibkan belajar untuk warganya selama
11 tahun yaitu untuk pendidikan rendah selama enam tahun dan pendidikan

5
Andi Aslindah ,Pendidikan Islam di Malaysia: Jenis, Jenjang, Kebijakan, dan Tujuan
Pendidikan, dalam Jurnal Lentera Pendidikan, Vol. 18 No. 1, 2015, hlm 22-23

12
menengah selama lima tahun. Ada dua materi yang mengurusi Pendidikan di
Malaysia. Sekolah rendah dan sekolah menengah diurus oleh kementerian
Pengajian Tinggi Malaysia yang didirikan padatahun 2004. perlu diketahui
bahwa sejak tahun 2003 Malaysia menerapkan penggunaan bahasa Inggris
sebagai bahasa pengantar dalam mata pelajaran yang berkenaan dengan Sains.6
Selain memberikan beasiswa kepada mahasiswa untuk belajar, upaya
pemerintah untuk meninmgkatkan kualitas pendidikan di dalam negeri juga
tampak jelas. Upaya tersebut seperti dilakukan Divisi Pendidikan Agama, suatu
departemen di kementerian Pendidikan yang terbentuk pada tahun 1972, yang
mengelola semua aspek pendidikan Islam di sekolah-sekolah telah mencatat
kemajuan dalam berbagai kemajuan dalam mempromosikan pengajaran Islam
dan bahasa Arab, penataran guru agama di Akademi Pengajaran Agama,
perbaikan dan revisi kurikulum, organisasi dakwah melakukan perlombaan
membaca alqur’an tiap tahun di sekolah-sekolah dan pengelolaan 13 sekolah
dasar agama yang sebelumnya dimillki oleh pemerintah negara bagian.20
Kemudian upaya pemerintah mengalihkan Pendidikan Tinggi Muslim malaysia
menjadi Fakultas Studi-studi islam di Universitas Nasional Malaysia dan
mendirikan Universitas Islam International (UII). Kesemuanya merupakan
pertanda bahwa ada keterkaitam antara identitas kemelayuan dan keislaman
mereka.7

F. Pengembangan Kurikulum dan Pengembangan Tenaga Kependidikan di


Malaysia
Penerapan kurikulum pendidikan Islam di Malaysia tidak berbeda jauh
dengan pendidikan Islam di Indonesia, yaitu kurikulum pendidikan Islam yang
mengandung dua kurikulum inti sebagai kerangka dasar operasional
pengembangan kurikulum, yaitu: tauhid sebagai unsur pokok yang tidak dapat
diubah dan perintah membaca ayat-ayat Alquran.16 Prinsip umum yang
menjadi dasar kurikulum pendidikan Islam di Malaysia adalah: Adanya
pertautan yang sempurna dengan agama, termasuk ajaran-ajaran dan nilai-
nilainya. Prinsip menyeluruh (universal) pada tujuan-tujuan dan kandungan-
6
Binti Maunah, Perbandingan Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Kalimedia, 2018), hlm,
146-147.
Zaitun , Pendidikan Islam di Malaysia, Jurnal Ilmiah Keislaman: Al- Fikr, Vol. 10, No.
7

1, 2011, UIN Suska Riau, hlm. 149-150

13
kandungan kurikulum. Keseimbangan yang relatif antara tujuan dan
kandungan-kandungan kurikulum. Perkaitan dengan bakat, minat, kemampuan-
kemampuan dan kebutuhan pelajar dan juga dengan alam sekitar, fisik, dan
sosial tempat pelajar itu hidup berinteraksi. Pemeliharaan atas perbedaan-
perbedaan individu di antara pelajar dalam bakat-bakat, minat, kemampuan,
kebutuhan, dan perbedaan lingkungan masyarakat. Penyesuaian dengan
perkembangan dan perubahan yang berlaku dalam kehidupan. Pertautan antara
mata pelajaran, pengalaman, dan aktivitas yang terkandung dalam kurikulum,
dan pertautan antara kandungan kurikulum dengan kebutuhan murid dan
kebutuhan masyarakat tempat murid itu tinggal. 8
Dengan mengadakan mata pelajaran Agama Islam di dalam kurikulum
sekolah adalah selaras dengan kedudukan agama Islam sebagai agama resmi
negara. Pendidikan di Malaysia adalah suatu usaha berkesinambungan ke arah
pengembangan potensi individu secara menyeluruh dan bersatu untuk
mewujudkan insan yang seimbang dan harmonis dari segi intelek, rohani,
emosi dan asmani berdasarkan kepercayaan dan kepatuhan kepada Tuhan.
Usaha ini untuk melahirkan rakyat Malaysia yang berilmu pengetahuan,
berketrampilan, berakhlak mulia, bertanggungjawab dan upaya mencapai
kesejahteraan diri serta memberi sumbangan terhadap keharmonisan dan
kemakmuran masyarakat dan negara. 9
Pengembangan sumber daya manusia merupakan aspek terpenting
dalam meningkatkan kualitas masyarakat. Hal ini disadari betul oleh
pemerintah Malaysia. Terlihat dengan adanya kementrian khusus yang
menanganinya yaitu Kementerian Pengembangan Pedesaan dan Kementerian
Perpaduan Negara dan Pembangunan Masyarakat yang berfungsi seperti halnya
Menteri Koordinator Kesra di Indonesia. dengan masalah pengembangan
kualitas sumber daya manusia, ada organisasi khusus yang menanganinya yaitu
KEMAS (Kemajuan Masyarakat) yang bentuknya menyerupai LKMD
(Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa).

8
Andi Aslindah ,Pendidikan Islam di Malaysia: Jenis, Jenjang, Kebijakan, dan Tujuan
Pendidikan, dalam Jurnal Lentera Pendidikan, Vol. 18 No. 1, 2015, hlm 20
9
Zaitun , Pendidikan Islam di Malaysia, Jurnal Ilmiah Keislaman: Al- Fikr, Vol. 10, No.
1, 2011, UIN Suska Riau, hlm.146

14
Di Malaysia jarang sekali terdengar aksi protes guru-guru yang
berstatus pegawai kerajaan menyangkut aspek kesejahteraan. Ini bisa dipahami.
Dengan gaji RM 2 ribu perbulan bagi guru yang baru diangkat yang biasanya
masih berstatus lajang. Tentu mereka tak terlalu dipusingkan untuk memenuhi
kebutuhan hidup sehari-hari. Apalagi guru senior . Di luar jabatan strukturalnya
sebagai wakil kepala sekolah, rata-rata guru-guru berpengalaman di Malaysia
digaji kerajaan sekitar RM 9 ribu alias sekitar 23 juta rupiah perbulan.

Di luar pendapatan rutin bulanan itu, pihak kerajaan masih memberi


sokongan dan berbagai kemudahan bagi guru untuk menaikkan status sosial
mereka. Pinjaman pembelian rumah dan kendaraan (baca: mobil), tentu saja
dengan bunga yang amat rendah, bisa diperoleh guru setelah mengabdikan diri
dalam rentang waktu tertentu kepada kerajaan. Penghargaan masyarakat
kepada guru (warga setempat menyebutnya Cekgu) juga cukup tinggi sehingga
status sosial guru dalam kehidupan sehari-hari mendapat tempat terhormat.

Ujung dari semua itu bisa dipahami bila kualitas pendidikan di negeri
ini terus merangkak naik. Seiring dengan itu, kualitas sumber daya manusia di
kalangan anak-anak negeri pun dengan sendirinya ikut terdongkrak, yang
kemudian berimplikasi pada peningkatan taraf kesejahteraan masyarakat
umumnya. 10

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Malaysia memproklamasikan kemerdekaannya pada tanggal 31 Agustus
1957. Tidak lama kemudian, pada tanggal 16 September 1963, Malaysia

10
Zaitun , Pendidikan Islam di Malaysia, Jurnal Ilmiah Keislaman: Al- Fikr, Vol. 10, No.
1, 2011, UIN Suska Riau, hlm. 150-151

15
membentuk negara federal  yang meliputi Malaya, Serawak, Sabah, dan
Singapura dengan mayoritas penduduknya yang beragama Islam. Secara
geografis, Malaysia terletak pada 7 Lintang Utara garis khatulistiwa, bahkan
sering disebut sebagai berada dipusat atau jantung Asia Tenggara yang
memiliki selat Malaka. Negara Malaysia memiliki slogan “ilmu puncak
kemajuan” jika kita pahami slogan tersebut merupakan sebuah slogan yang
memiliki paradigma bahwa dengan ilmu pengetahuan sebuah, Negara akan
melangkah untu kemajuan. Tentu saja dengan berbagai cabang keilmuan.
Dengan mengadakan mata pelajaran Agama Islam di dalam kurikulum sekolah
adalah selaras dengan kedudukan agama Islam sebagai agama resmi negara.
Pendidikan di Malaysia adalah suatu usaha berkesinambungan ke arah
pengembangan potensi individu secara menyeluruh dan bersatu untuk
mewujudkan insan yang seimbang dan harmonis dari segi intelek, rohani,
emosi dan asmani berdasarkan kepercayaan dan kepatuhan kepada Tuhan.

B. Saran
Demikianlah yang dapat kami sampaikan mengenai materi yang
menjadi bahasan dalam makalah ini, tentunya banyak kekurangan dan
kelemahan karena terbatasnya pengetahuan, kurangnya rujukan atau referensi
yang kami peroleh hubungannya dengan makalah ini penulis banyak berharap
kepada para pembaca yang budiman memberikan kritik saran yang
membangun kepada kami demi sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi penulis dan para pembaca. Aamiin ya rabbal’aalamiin.

DAFTAR PUSTAKA

Assegaf, Abd Rachman. 2003. Internasionalisasi Pendidikan Sketsa


Perbandingan Pendidikan di Negara-negara Islam dan Barat.
Yogyakarta: Gama Media.

16
Maunah, Binti. 2018. Perbandingan Pendidikan Islam. Cet. I. Yogyakarta :
Kalimedia.

Rohman, Afif. 2010. Pendidikan Komparatif. Yogyakarta: Laksbang Grafika.

Maunah, Binti. 2018. Perbandingan Pendidikan Islam. Cet. I. Yogyakarta :


Kalimedia.

Aslindah, Andi.2015. Pendidikan Islam di Malaysia: Jenis, Jenjang, Kebijakan,


dan Tujuan Pendidikan. Jurnal Lentera Pendidikan. Vol. 18 No. 1.

Zaitun. 2011. Pendidikan Islam di Malaysia: Jurnal Ilmiah Keislaman. Al- Fikr.
Vol. 10, No. 1, UIN Suska Riau.

17

Anda mungkin juga menyukai