Anda di halaman 1dari 21

PENDIDIKAN ISLAM DAN TANTANGAN DI ERA

GLOBALISASI/MODERNISASI

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Makalah Kelompok 2 Pada Mata Kuliah Isu-isu
Aktual dalam Pendidikan

Dosen Pengampu: Dr. Dedik, M.Si

Disusun Oleh Kelompok 2:

Anita Budiarty (0301181057)

Maisyaroh (0301182131)

Putri Anjuni Juhri (0301182133)

Wegiq Trisetya Wicaksono (0301182185)

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

TA. 2021/2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil ‘Alamiin senantiasa dipanjatkan kehadirat Allah swt yang


telah memberikan rahmat, dan karunia-Nya kepada kami, sehingga dapat menyelesaikan
tugas makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Isu-isu Aktual dalam Pendidikan.
Shalawat serta salam tetap terlimpahkan kepada Nabi Muhammad saw beserta keluarga
dan sahabatnya yang telah memberikan bimbingan dan tuntunan kepada umatnya dalam
melaksanakan aktivitas kehidupan dengan perantara Agama Islam untuk menggapai
hidup yang sesuai dengan ajaran Islam.

Terima kasih kami ucapkan kepada dosen pengampu mata kuliah Isu-isu Aktual
dalam Pendidikan bapak Dr. Dedik, M.Si. Yang telah memberikan tugas ini kepada
kami sehingga kami dapat menambah wawasan pengetahuan tentang materi yang
diamanahkan kepada kami. Semoga dengan adanya makalah ini dapat bermanfaat untuk
kami, dosen, teman-teman beserta para pembaca. Kami menyadari dalam menyusun
makalah ini tidak terlepas dari kesalahan dan kekurangan, sehingga kritik dan saran
yang membangun senantiasa kami harapkan dari dosen pembimbing dan teman-teman.

Medan, 22 September 2021

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .....................................................................................................


i

DAFTAR ISI ...................................................................................................................


ii

BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................................


1

A. Latar Belakang ..................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................................ 1

C. Tujuan Penulisan ..................................................................................................


2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................


3
A. Ragam Problematika Pendidikan Islam di Era Globalisasi/Modern ...................
3
B. Ragam Solusi Saat Ini Terhadap Probelematika Tersebut ...................................
8
C. Ragam Solusi Saat Ini Terhadap Probelematika Tersebut ..................................
13

BAB III PENUTUP ......................................................................................................


18

A. Kesimpulan ........................................................................................................ 18

B. Saran ...................................................................................................................
18

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................


19

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Permasalahan dan tantangan yang ada dalam pendidikan Islam baik dalam
proses pembelajaran maupun dalam penerapannya di lembaga sekolah. Sudah menjadi
hal yang biasa ditemukan, segala permasalahan dan tantangan yang ada tersebut harus
dihadapi dan dicari solusinya. Berbagai problematika yang muncul bisa berkenaan
dengan masalah yang bersifat internal maupun eksternal. Walaupun adanya
permasalahan yang harus dihadapi tersebut bukan menjadi penghambat untuk terus
berinovasi ke arah yang lebih baik.

Di era globalisasi ini memberikan efek positif dan negatif bagi umat Islam yang
kemudian menjadi problema atau tantangan pendidikan Islam untuk mengatasi efek
negatif. Dan berupaya untuk tetap menerapkan keislaman dalam proses pendidikan di
lembaga pendidikan dengan menganalisis problematika yang terjadi kemudian dicari
solusi alternatif yang tepat. Sehingga membutuhkan kontribusi yang tepat agar prblema
yang ada tidak menjadikan tujuan pendidikan Islam diam ditempat atau tertinggal.

Dengan demikian problema yang ada kemudian dicari solusi yang tepat maka
akan menjadikan pendidikan Islam yang lebih baik kedepannya. Untuk itu, problema
yang terjadi dapat dijadikan sebagai perbandingan untuk menganalisis bagaimana
perkembangan dan kemajuan pendidikan Islam di era globalisasi ini.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka dalam


penulisan makalah ini terdapat beberapa rumusan masalah yang akan dibahas, sebagai
berikut:

1. Apa saja ragam Problematika Pendidikan Islam di Era Globalisasi/Modern


2. Bagaimana ragam Solusi Saat Ini Terhadap Probelematika Tersebut
3. Bagaimana ragam Solusi Saat Ini Terhadap Probelematika Tersebut

1
C. Tujuan Penulisan

Dari rumusan masalah diatas maka tujuan penulisan makalah ini sebagai berikut:

1. Ragam Problematika Pendidikan Islam di Era Globalisasi/Modern


2. Ragam Solusi Saat Ini Terhadap Probelematika Tersebut
3. Ragam Solusi Saat Ini Terhadap Probelematika Tersebut

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Ragam Problematika Pendidikan Islam di Era Globalisasi/Modern

Problematika berasal dari kata problem yang dapat diartikan sebagai


permasalahan atau masalah.1 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata problematika
berarti masih menimbulkan masalah, hal-hal yang masih menimbulkan suatu masalah
yang masih belum dapat dipecahkan. 2 Problematika merupakan permasalahan yang
masih belum dapat dipecahkan sehingga untuk mencapai suatu tujuan menjadi
terhambat atau tidak maksimal.

Mengenai pengertian Pendidikan Islam, pertama menurut Ahmad


mendefinisikan pendidikan Islam adalah segala usaha untuk memelihara fitrah manusia
serta sumber daya insani yang ada padanya menuju terbentuknya manusia seutuhnya
(insan kamil) yang sesuai dengan norma Islam.3 Kedua, menurut Syekh Musthafa Al-
Ghulayani dalam Gani memaknai pendidikan Islam adalah menanamkan akhlak mulia
dalam jiwa murid serta menyiraminya dengan petunjuk dan nasehat, sehingga menjadi
kecendemngan jiwa yang membuahkan keutamaan kebaikan serta cinta belajar yang
berguna bagi tanah air.4

Dalam definisi di atas terlihat jelas bahwa pendidikan Islam itu membimbing
anak didik dalam perkembangan dirinya, baik jasmani maupun rohani menuju
terbentuknya kepribadian yang utama sesuai dengan tuntunan ajaran agama Islam.

Globalisasi secara harfiyah berasal dari kata global yang berarti sedunia atau
sejagat. Menurut A. Qodiy Azizi, menyebut bahwa era globalisasi berarti terjadinya
pertemuan dan gesekan nilai-nilai budaya dan agama di seluruh dunia yang
memanfaatkan jasa komunikasi, transformasi, dan informasi yang merupaakan hasil
modernisasi di bidang teknologi. Proses global ini pada hakikatnya bukan sekedar banjir
barang, melainkan akan melibatkan aspek yang lebih luas, mulai dari keuangan,

1
Komarudin dab Yoke Tjuparmah, Kamus Istilah Karya Ilmiah, Jakarta: Bumi Aksara, 2000, h. 145
2
Tim Penyusun KBBI, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2005, h. 896
3
Ahmad Tantowi, Pendidikan Islam di Era Transformasi Global, Semarang: Pustaka Rizki Putra,
2009, h. 34.
4
Hasmiyati Gani Ali, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Quantum Teaching Ciputat Press Group,
2008, h. 25.

3
pemilikan modal, pasar, teknologi, daya hidup, bentuk pemerintahan, sampai kepada
bentuk-bentuk kesadaran manusia.5

Pendidikan Islam diakui keberadaannya dalam sistem pendidikan yang terbagi


menjadi tiga hal. Pertama, pendidikan Islam sebagai lembaga diakuinya keberadaan
lembaga pendidikan Islam secara eksplisit. Kedua, Pendidikan Islam sebagai mata
pelajaran diakuinya pendidikan agama sebagai salah satu pelajaran yang wajib diberikan
pada tingkat dasar sampai Perguruan Tinggi. Ketiga, pendidikan Islam sebagai nilai
(value) yakni ditemukannya nilai-nilai Islami dalam sistem pendidikan. Walaupun
demikian, pendidikan Islam tidak luput dari problematika yang muncul di era global ini.
Terdapat dua faktor dalam problematika tersebut, yaitu faktor internal dan faktor
ekstenal.6

1. Faktor Internal
a. Relasi Kekuasaan dan Orientasi Pendidikan Islam

Tujuan pendidikan pada dasamya hanya satu, yaitu memanusiakan manusia, atau
mengangkat harkat dan martabat manusia atau human dignity, yaitu menjadi khalifah di
muka bumi dengan tugas dan tanggung jawab memakmurkan kehidupan dan
memelihara lingkungan. Tujuan pendidikan yang selama ini diorientasikan memang
sangat ideal bahkan, lantaran terlalu ideal, tujuan tersebut tidak pemah terlaksana
dengan baik. Orientasi pendidikan, sebagaimana yang dicita-citakan secara nasional,
barangkali dalam konteks era sekarang ini menjadi tidak menentu, atau kabur
kehilangan orientasi mengingat tuntutan pola kehidupan pragmatis dalam masyarakat
Indonesia. Hal ini patut untuk dikritisi bahwa globalisasi bukan semata mendatangkan
efek positif dengan kemudahan-kemudahan yang ada, akan tetapi berbagai tuntutan
kehidupan yang disebabkan olehnya menjadikan dis-orientasi pendidikan. Pendidikan
cenderung berpijak pada kebutuhan pragmatis, atau kebutuhan pasar lapangan, kerja,
sehingga ruh pendidikan Islam sebagai pondasi budaya, moralitas, dan social movement
(gerakan sosial) menjadi hilang.

b. Masalah Kurikulum

5
Zamroni, Paradigma Pendidikan Masa Depan, Jogjakarta: Gigraf Publishing, 2000, h. 65.
6
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008, h.
112-125.

4
Sistem sentralistik terkait erat dengan birokrasi atas bawah yang sifatnya otoriter
yang terkesan pihak "bawah" harus melaksanakan seluruh keinginan pihak "atas".
Dalam system yang seperti ini inovasi dan pembaruan tidak akan muncul. Dalam bidang
kurikulum sistem sentralistik ini juga mempengaruhi output pendidikan. Tilaar
menyebutkan kurikulum yang terpusat, penyelenggaraan sistem manajemen yang
dikendalikan dari atas telah menghasilkan output pendidikan manusia robot. Selain
kurikulum yang sentralistik, terdapat pula beberapa kritikan kepada praktik pendidikan
berkaitan dengan saratnya kurikulum sehingga seolah-olah kurikulum itu kelebihan
muatan. Hal ini mempengaruhi juga kualitas pendidikan. Anak-anak terlalu banyak
dibebani oleh mata pelajaran. Dalam realitas sejarahnya, pengembangan kurikulum
pendidikan Islam tersebut mengalami perubahan-perubahan paradigma, walaupun
paradigma sebelumnya tetap dipertahankan. Hal ini dapat dicermati dari fenomena
berikut:

1) Perubahan dari tekanan pada hapalan dan daya ingat tentang teks-teks dari
ajaran-ajaran agama Islam, serta disiplin mental spiritual sebagaimana
pengaruh dari timur tengah, kepada pemahaman tujuan makna dan motivasi
beragama Islam untuk mencapai tujuan pembelajaran Pendidikan Islam.
2) Perubahan dari cara berpikir tekstual, normatif, dan absolutis kepada cara
berpikir historis, empiris, dan kontekstual dalam memahami dan
menjelaskan ajaran-ajaran dan nilai-nilai Islam.
3) Perubahan dari tekanan dari produk atau basil pemikiran keagamaan Islam
dari para pendahulunya kepada proses atau metodologinya sehingga
menghasilkan produk tersebut.
4) Perubahan dari pola pengembangan kurikulum pendidikan Islam yang hanya
mengandalkan pada para pakar dalam memilih dan menyusun isi kurikulum
pendidikan Islam ke arah keterlibatan yang luas dari para pakar, guru,
peserta didik, masyarakat untuk mengidentifikasikan tujuan Pendidikan
Islam dan cara-cara mencapainya.
c. Pendekatan/Metode Pembelajaran

Peran guru atau dosen sangat besar dalam meningkatkan kualitas kompetensi
siswa/mahasiswa. Dalam mengajar, ia harus mampu membangkitkan potensi guru,

5
memotivasi, memberikan suntikan dan menggerakkan siswa/mahasiswa melalui pola
pembelajaran yang kreatif dan kontekstual (konteks sekarang menggunakan teknologi
yang memadai). Pola pembelajaran yang demikian akan menunjang tercapainya sekolah
yang unggul dan kualitas lulusan yang siap bersaing dalam perkembangan zaman. Siswa
atau mahasiswa bukanlah manusia yang tidak memiliki pengalaman. Sebaliknya,
berjuta-juta pengalaman yang cukup beragam temyata dimiliki. Oleh karena itu, di kelas
pun siswa/mahasiswa harus kritis membaca kenyataan kelas, dan siap mengkritisinya.
Bertolak dari kondisi ideal tersebut, kita menyadari, hingga sekarang ini siswa masih
banyak yang senang diajar dengan metode yang konservatif, seperti ceramah, didikte,
karena lebih sederhana dan tidak ada tantangan untuk berpikir.

d. Profesionalitas dan Kualitas SDM

Salah satu masalah besar yang dihadapi dunia pendidikan di Indonesia sejak
masa orde baru sampai sekarang adalah profesionalisme guru dan tenaga pendidik yang
masih belum memadai. Secara kuantitatif, jumlah guru dan tenaga kependidikan lainnya
agaknya sudah cukup memadai, tetapi dari segi mutu dan profesionalisme masih belum
memenuhi harapan. Banyak gum dan tenaga kependidikan masih unqualified, under
qualified, dan mismatch, sehingga mereka tidak atau kurang mampu menyajikan
menyelenggarakan pendidikan yang benar-benar kualitatif.

e. Biaya Pendidikan

Pada umumnya masalah yang dihadapi madrasah dalam hal ini sekolah yang
berbasiskan agama, adalah persoalan pembiayaan pendidikan. Kendala utamanya adalah
karena terbatasnya sumber dana yang dapat digali. Selama ini sumber uatama
operasional madrasah, rata-rata diperoleh dari iuran SPP siswa.

2. Faktor Eksternal
a. Dichotomy
Masalah besar yang dihadapi dunia pendidikan Islam adalah dichotomy dalam
beberapa aspek yaitu antara ilmu agama dengan ilmu umum, antara wahyu dengan akal
setara antara wahyu dengan alam. Munculnya problem dikotomi dengan segala
perdebatannya telah berlangsung sejak lama. Boleh dibilang gejala ini mulai tampak
pada masa-masa pertengahan. Menurut Rahman, dalam melukiskan watak ilmu

6
pengetahuan Islam zaman pertengahan menyatakan bahwa, muncul persaingan yang tak
berhenti antara hukum dan theologi untuk mendapat julukan sebagai mahkota semua
ilmu.
b. To General Knowledge
Kelemahan dunia pendidikan Islam berikutnya adalah sifat ilmu pengetahuannya
yang masih terlalu general/umum dan kurang memperhatikan kepada upaya
penyelesaian masalah (problem solving). Produk-produk yang dihasilkan cenderung
kurang membumi dan kurang selaras dengan dinamika masyarakat. Menurut Syed
Hussein Alatas menyatakan bahwa, kemampuan untuk mengatasi berbagai
permasalahan, mendefinisikan, menganalisis dan selanjutnya mencari jalan
keluar/pemecahan masalah tersebut merupakan karakter dan sesuatu yang mendasar
kualitas sebuah intelektual. la menambahkan, ciri terpenting yang membedakan dengan
non-intelektual adalah tidak adanya kemampuan untuk berpikir dan tidak mampu untuk
melihat konsekuensinya.
c. Lack of Spirit of Inquiry
Persoalan besar lainnya yang menjadi penghambat kemajuan dunia pendidikan
Islam ialah rendahnya semangat untuk melakukan penelitian/ penyelidikan. Syed
Hussein Alatas merujuk kepada pemyataan The Spirits Rector dari Modemisme Islam,
A1 Afghani, menganggap rendahnya Intellectual Spirit" (semangat intelektual) menjadi
salah satu faktor terpenting yang menyebabkan kemunduran Islam di Timur Tengah.
d. Memorisasi
Rahman menggambarkan bahwa, kemerosotan secara gradual dari standar-
standar akademis yang berlangsung selama berabad-abad tentu terletak pada kenyataan
bahwa, karena jumlah buku-buku yang tertera dalam kurikulum sedikit sekali, maka
waktu yang diperlukan untuk belajar juga terlalu singkat bagi pelajar untuk dapat
menguasai materi-materi yeing seringkali sulit untuk dimengerti, tentang aspek-aspek
tinggi ilmu keagamaan pada usia yang relatif muda dan belum matang. Hal ini pada
gilirannya menjadikan belajar lebih banyak bersifat studi tekstual daripada pemahaman
pelajaran yang bersangkutan. Hal ini menlmbulkan dorongan untuk belajar dengan
sistem hapalan (memorizing) daripada pemahaman yang sebenamya. Kenyataan
menunjukkan bahwa abad-abad pertengahan yang akhir hanya menghasilkan sejumlah
besar karya-karya komentar dan bukan karya-karya yang pada dasamya orsinil.

7
e. Certificate Oriented
Pola yang dikembangkan pada masa awal-awal Islam, yaitu thalah Vilm, telah
memberikan semangat di kalangan muslim untuk gigih mencari ilmu, melakukan
peRjalanan jauh, penuh resiko, guna mendapatkan kebenaran suatu hadits, mencari guru
di berbagai tempat, dan sebagainya. Hal tersebut memberikan isyarat bahwa
karakteristik para ulama muslim masa-masa awal di dalam mencari ilmu adalah
knowledge oriented. Sehingga tidak mengherankan jika pada masa-masa itu, banyak
lahir tokoh-tokoh besar yang memberikan banyak kontribusi berharga, ulama-ulama
encyclopedic, karya-karya besar sepanjang masa. Sementara jika dibandingkan dengan
pola yang ada pada masa sekarang dalam mencari ilmu menunjukkan kecenderungan
adanya pergeseran dari knowledge oriented menuju certificate oriented semata. Mencari
ilmu hanya merupakan sebuah proses untuk mendapatkan sertifikat atau ijazah saja,
sedangkan semangat dan kualitas keilmuan menempati prioritas berikutnya.

B. Ragam Solusi Saat Ini Terhadap Probelematika Tersebut

Berdasarkan problematika pendidikan Islam di era globalisasi sebagaimana yang


telah diuraikan pada sebelumnya, maka lebih lanjut harus ada solusi dari problematika
pendidikan Islam yang ada tersebut khususnya di era globalisasi saat ini. Maka solusi
tersebut akan diuraikan sesuai dengan problematika yang ada, sebagai berikut:

1. Faktor Internal
a. Relasi Kekuasaan dan Orientasi Pendidikan Islam

Orientasi pendidikan Islam sebagai proses penyadaran, maka pendidikan Islam


harus diorientasikan untuk menciptakan kesadaran kritis masyarakat. Sehingga dengan
kedasaran kritis ini akan mampu menganalisis hubungan faktor-faktor sosial dan
kemudian mencari jalan keluarnya. Adapun hubungan tersebut terhadap pendidikan
Islam dan globalisasi adalah agar umat Islam bisa melihat secara kritis bahwa implikasi-
implikasi dari globalisasi bukanlah sebagai sesuatu yang given atau takdir yang sudah
digariskan oleh Allah swt, namun sebagai konsekuensi logis dari sistem dan struktur
globalisasi itu sendiri. Kemudian disadari bahwa pendidikan Islam sebagai pembinaan
akhlak-al-karimah yang sangat penting di era globalisasi saat ini. Untuk itu pendidikan

8
Islam harus dikembalikan kepada fitrah nya sebagai pembinaan akhlak al-karimah tanpa
mengesampingkan dimensi-dimensi penting lainnya dalam institusi pendidikan Islam
baik formal, informal, maupun nonformal. Sehingga pembinaan akhlak dalam
pendidikan Islam di era globalisasi saat ini merupakan sesuatu yang tidak bisa ditawar-
tawar. Karena eksis tidaknya suatu bangsa sangat ditentukan akhlak masyarakatnya.7

b. Solusi Terhadap Problematika Kurikulum

Problematika kurikulum pendidikan Islam merupakan masalah operasional yang


berhubungan dengan komponen pendidikan Islam. Kurikulum yang diimplementasikan
dapat mengarahkan agar lebih banyak memberi peserta didik untuk berhubungan
langsung dengan fisik objek-objek. Dimensi tersebut menghasilkan verbal learning
(belajar verbal), yaitu berupa kemampuan memperoleh data dan informasi yang harus
dipelajari dan dihafalkan. Maka kurikulum dalam pendidikan Islam merupakan
pengalaman yang ditanamkan kepada peserta didik tidak hanya sebatas alam fisik tapi
juga alam tak terbatas. Maksud alam tak terbatas ialah alam rohaniah atau spiritual,
yang mengantarkan manusia pada keabadian. Dan perlu juga ditanamkan pengetahuan
tentang hukum dan sistem kemestaan yang melahirkan perwujudan harmoni dalam alam
semesta yang menentukan kehidupan manusia di masa depan.8

c. Solusi Terhadap Problematika Pendekatan/Metode Pembelajaran

Adapun solusi dari problematika pendekatan/metode pembelajaran dalam


pendidikan Islam dapat dilakukan dengan merubah pendekatan dari pendekatan teoritis
atau konseptual pada pendekatan kontekstual atau aplikatif. Pendidikan islam harus
menyediakan berbagai media untuk mencapai hasil pendidikan yang diharapkan. 9 Maka
untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran maka dalam pendidikan Islam dapat dirubah
pendekaran atau metode yang biasanya dilakukan dengan ceramah dan cara yang
sederhana lainnya. Maka di era globalisasi ini maka guru sangat harus mengubah sistem
pembelajaran yang biasa dilakukan dengan berbagai alternatif lain yang sesuai dengan
era globalisasi.

7
Ahmad Tantowi, Pendidikan Islam di Era Transformasi Global, Semarang: Pustaka Rizki Putra,
2009, h. 90
8
Moh. Wardi, Problematika Pendidikan Islam dan Solusi Alternatifnya: Perspektif Ontologis,
Epistimologis, dan Aksiologi, Jurnal Tadris, STAIN Pamekasan, Vol. 8, No. 1, Juni 2013, h. 62
9
Ibid, h. 64

9
Pendekatan pembelajaran dalam pendidikan yang biasanya berpusat pada siswa
(student centred approuches) menjadi berpusat pada guru (teacher centred approuches).
Sehingga siswa lebih mudah untuk mengeksplorasi dirinya untuk dapat diterapkan
dalam kehidupan siswa. Begitu juga metode yang dilakukan dapar dilakukan inovasi
guru untuk dapat menentukan teknik pembelajaran yang tepat dan relevan dengan
pendidikan Islam.

d. Solusi Terhadap Problematika Profesionalitas dan Kualitas SDM


Sebagai solusi saat ini terhadap problematika profesionalitas dan kualitas SDM
ialah dengan meningkatkan mutu tenaga pendidik. Mutu guru harus mendapatkan
kepastian dan jaminan akan kompetensi profesionalnya. Dengan membangun pusat-
pusat pelatihan dan pengembangan mutu guru sangat membantu menyediakan tenaga-
tenaga kependidikan yang handal.10 Sangat diperlukan sumberdaya guru Pendidikan
Islam yang berkualitas, karena pada saat ini ada kecenderungan untuk menunjuk guru
sebagai salah satu faktor penyebab minimnya kualitas lulusan. Kritikan mulai dari
ketidakefektifan guru dalam menjalankan tugas, kurangnya motivasi dan etos kerja,
sampai kepada ketidakmampuan guru dalam mendidik dan mengajar. Untuk
meningkatkan motivasi dan etos kerja guru maka faktor pemenuhan kebutuhan sangat
berpengaruh. Untuk itu bagaimana cara mengarahkan kekuatan yang ada dalam diri
guru untuk mau melakukan upaya ke arah tujuan yang telah ditetapkan. 11 Adanya
peningkatan profesionalisme tenaga pendidik yang meliputi kompetensi personal,
kompetensi pedagogik, kompetensi profesional dan kompetensi sosial.12
e. Solusi Terhadap Problematika Biaya Pendidikan

Berdasarkan problematika biaya pendidikan sebagaimana telah diuraikan


sebelumnya, maka untuk memberikan solusi terhadap problematika tersebut ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan:13

1) Persoalan pembiayaan merupakan hal yang sangat sensitif keberadaanya.


Karena dapat membawa kemajuan lembaga jika dikelola dengan baik,

10
Ibid, h. 59
11
Abdul Khobir, Pendidikan Agama Islam di Era Globalisasi, Jurnal Forum Tarbiyah, Vol. 7, No. 1,
Juni 2009, h. 9
12
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT. Remaha Rosdakarya, 2010, h. 16
13
Ahmad Munir, Manajemen Pembiayaan Pendidikan dalam Perspektif Islam, Malang: UIN
Maulana Malik Ibrahim, Jurnal At-Ta’dib, Vol. 8, No. 2, Desember 2013, h. 236

10
sebaliknya akan membawa lembaga menjadi terpuruk apabila pihak lembaga
tidak mengelola secara profesional, tidak berprinsip pada ketebukaan, tidak
berprientasi pada perbaikan maka semua nya harus dilibatkan. Dilakukan
agar adanya wujud asaa keterbukaan, kebersamaan, serta bertanggung jawab
atas amanah kelembagaan.
2) Terkait dengan penempatan alokasi dana, pihak di dalamnya diupayakan
mampu menyusun dan mengelola dengan baik, berapa anggaran yang ada,
bagaimana anggaran tersebut dibelanjakan atau dialokasikan. Dan apabila
kompenen didalamnya ada yang kurang mengerti, maka perlu dilakukan
diklat tentang bagaimana menyusun anggaran yang baik.
3) Kepala sekolah sebagai penggerak, diharapkan mempunyai keterampilan
entrepreneurship (kemampuan kewirausahaan) dan kemampuan manajerial
serta kesupervisian.
4) Madrasah hendaknya melibatkan masyarakat dalam pengganggaran
pembiayaan pendidikan, melalui rapat rutin atau bisa diselipkan pada rapat
musyawarah kenaikan sekolah atau kelulusan. Agar terbiasa mewujudkan
asas keterbukaan.
5) Lembaga pendidikan Islam dalam hal ini madrasah sebagai lembaga yang
berbasiskan agama yang didalamnya terdapat nilai-nilai luhur, diharapkan
memegang teguh prinsip keadilan, prinsip amanah, kejujuran, musyawarah,
keterbukaan, kedisiplinan, dan sebagainya. Dan prinsip tersebut harus
dipegang teguh oleh seluruh elemen lembaga.

2. Faktor Eksternal
a. Solusi Terhadap Problematika Dikotomi

Problematika dikotomi dapat dilakukan dengan cara membangun paradigma


pendidikan Islam yang sebenarnya. Pendidikan Islam harus berpijak pada Al-Qur’an
dan Sunnah, bahwa Allah swt menurukan ayat dan ilmu Nya melalui jalur yaitu jalur
formal melalui prosedur Allah swt-malaikat-Rasul yang disebut sebagai ayatul qauliyah
(wahyu, al-Qur’an), dan ayatul kauniyah (alam semesta). Ayat qauliyah menjadi
petunjuk dan pedoman, sedangkan ayatul kauniyah menjadi fasilitas, sarana kehidupan.
Dengan paradigma tersebut, maka dalam pendidikan Islam tidak akan mengalami

11
disintegrasi ataupun dikotomi. Sehigga semua obyek bahasan (dalam kurikulum)
dipandang sebagai ilmu Allah yang harus dipelajari untuk mendapatkan bekalan
petunjuk hidup (mempelajari ayatul qauliyah) dan mendapatkan bekal untuk
memperoleh fasilitas hidup (mempelajari ilmu kauniyah).14 Dengan demikian
pandangan dikotomi tersebut tidak menjadi penghambat pelaksanaan pendidikan Islam.

b. Solusi Terhadap Problematika To general knowledge (Upaya Umum)

Problematika kemelahan pendidikan Islam dalam pengetahuannya yang masih


bersifat umum dan kurang memperhatikan aspek penyelesaian masalah. Maka perlu
dilakukan pembaruan untuk memikirkan bagaimana pelaksanaan pendidikan Islam tidak
hanya sebatas pengetahuan umum saja yang dapat dipahami oleh masyarakat namun
perlu adanya penerapan dan pemahaman hakikat pendidikan itu sendiri.

c. Solusi Terhadap Problematika Lack of spirit of inquiry (kurangnya


semangat penyelidikan)

Pendidikan Islam dihadapkan pada tanggung jawab untuk melakukan research


knowledge, karena tugas pendidik tidak hanya mengajar tetapi juga meneliti. Maka
sebagai pendidik harus selalu mengupdate perkembangan pendidikan Islam. Dengan
melakukan penelitian maka akan menemukan fakta dan fenomena baru dalam
pendidikan Islam yang menghasilkan penelitian. Sehingga kurangnya semangat
melakukan penelitian harus dapat diminimalisir agar pendidikan Islam tidak tertinggal
di era globalisasi sekarang ni.

d. Solusi Terhadap Problematika Memorisasi

Problematika memorisasi atau sistem hapalan dari pada pemahaman yang


sebenarnya, dirasa kurang efektif dalam pendidikan Islam. Karena jika hanya dengan
sistem hapalan hanya menghasilkan pendidik yang hanya bisa mengomentari karya-
karya orang lain dari pada menghasilkan karya sendiri. Sehingga perlu melakukan
revolusi dalam pendidikan Islam dengan cara menerapkan nilai-nilai luhur Islam dalam
kehidupan nyata dengan prinsip kerukunan untuk dapat menghasilkan karya dari
implmentasi penerapan pendidikan Islam dalam kehidupan nyata.

14
Ade Imelda Frimayanti, Strategi Pendidikan Islam dalam Menghadapi Problematika Globalisasi,
Jurnal Al-Hikmah: Agama dan Ilmu Pengetahuan, Bandar Lampung, h. 58

12
e. Solusi Terhadap Problematika Certificate oriented (berorientasi
sertifikat)

Problematika certificate oriented yang hanya semata-mata untuk mendapat


sertifikat atau ijazah saja, tanpa memikirkan kualitas keilmuan masa yang akan datang.
Maka problema tersebut harus dirubah konsepnya oleh pemikir pendidikan Islam. Agar
dalam melakukan pembaruan atau melakukan penelitian terhadap kajian pendidikan
Islam diharapkan tidak hanya sebatas perolehan sertifikat atau ijazah saja melainkan
untuk kepentingan kemajuan pendidikan Islam di masa mendatang terutama di era
globalisasi ini.

C. Analis Terhadap Solusi Saat ini dan Tawaran Solusi Lain

Dalam pelaksanaan pendidikan Islam sebagaimana telah diuraikan beberapa


problematika yang terjadi di era globalisasi saat ini. Kemudian lebih lanjut telah ada
beberapa solusi yang dipandang dapat memecahkan problematika yang ada tersebut.
Maka untuk dapat memudahkan implementasi serta tujuan yang akan dicapai dalam
pendidikan Islam maka akan dianalisis solusi yang ada tersebut kemudian akan
mencoba memberikan tawaran solusi lain yang sekiranya dapat memecahkan secara
tuntas problematika pendidikan Islam yang ada di era globalisasi ini. Berdasarkan
problematika dan solusi yang sudah diurakan maka lebih lanjut mengenai analisa
terhadap solusi saat ini dan tawaran solusi lain akan diklasifikasikan berdasarkan
problema dan solusi sebelumnya tersebut yang berdasarkan faktor internal dan faktor
eksternal.

1. Faktor Internal

a. Relasi Kekuasaan dan Orientasi Pendidikan Islam


Solusi dalam kekuasaan dan orientasi pendidikan Islam yang harus
dikembalikan kepada fitrahnya sebagai pembinaan akhlak al-karimah tanpa
mengesampingkan dimensi penting lainnya dalam instansi pendidikan Islam baik
formal, informal, maupun formal. Solusi tersebut sekiranya sudah baik dan harus terus
diimplemetasikan dalam pendidikan Islam, agar dimensi pendidikan Islam yang
sebenarnya tidak luntur di era globalisasi ini yang banyak tantangannya. Maka untuk

13
dapat terus diterapkan dalam pelaksanaan pendidikan Islam maka ada tawaran solusi
lain yaitu dalam praktik pendidikan Islam melalui lembaga sekolah atau madrasah maka
guru dapat membiasakan siswa untuk selalu mengutamakan Al-Qur’an dan Hadis dalam
pembelajaran, agar siswa terbiasa untuk mengamalkan hakikat pendidikan Islam
walaupun di era globalisasi ini.
b. Problematika Kurikulum
Muatan kurikulum pendidikan Islam yang banyak membebani siswa dalam
proses pembelajaran, maka perlu dilakukan revisi namun tidak menghambat tujuan
pendidikan Islam. Sehingga apabila revisi tersebut sekiranya mampu mencapai hakikat
pendidikan Islam yang lebih baik maka tidak hanya sebatas pembelajaran saja yang
didapat melainkan juga aplikasi nya dalam kehidupan nyata.
c. Problematika Pendekatan/Metode Pembelajaran
Pendekatan/metode yang dirumuskan sudah sangat baik yang dapat merubah
pola pembelajaran dalam pendidikan Islam. Solusi dalam hal merubah pendekatan atau
metode pembelajaran akan mencapai tujuan pembelajaran yang efektif dan efisien.
Namun itu kembali lagi kepada guru yang menerapkan pendekatan/metode tersebut,
sehingga solusi lain nya dapat dilakukan oleh guru dengan mengembangkan dirinya
yang mengarah pada pemahaman secara mendalam terhadap pendekatan/metode yang
tepat untuk diterapkan.
d. Problematika Profesionalitas dan Kualitas SDM
Solusi yang diberikan dengan cara meningkatkan profesionalisme guru dalam
mengajar dan mendidik dirasa sudah efektif dilakukan untuk kemajuan pendidikan
Islam di era globalisasi ini. Namun ada hal lain yang dapat dilakukan oleh guru itu
sendiri untuk memotivasi dirinya sendiri agar mampu mengembangkan potensi yang
ada dalam dirinya uintuk meningkatkan kualitas nya di dunia pendidikan.
e. Problematika Biaya Pendidikan
Biaya pendidikan yang dihasilkan dari berbagai sumber, maka perlu adanya
solusi lain agar pendidikan Islam dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
Yaitu adanya kesadaran dari para praktisi pendidikan untuk memperhatikan biaya
pendidikan yang diperlukan, katakan saja dalam sebuah madrasah. Maka yang menjadi
pemerhati tidak hanya pendidik dan tenaga pendidikan saja, melaikan peran dari semua
pihak yang bersangkutan atau tidak bersangkutan terhadap sebuah lembaga madrasah.

14
Namun karena adanya kesadaran individu bahwa pendidikan itu sangat penting untuk
terus memberikan kontribusi dalam hal biaya kepada lembaga pendidikan tersebut.

2. Faktor Eksternal
a. Problematika Dikotomi
Solusi yang ada sebelumnya yaitu dengan cara membangun paradigma
pendidikan Islam yang sebenarnya adalah solusi yang efektif untuk dilakukan. Karena
dengan berpijak pada al-Qur’an dan Sunnah sudah menjadi keharusan dalam praktik
pendidikan Islam. Maka lebih lanjut dapat dilakukan dengan selalu menanamkan
kepada siswa akan pentingnya pendidikan Islam yang harus memahami esensi dari al-
Qur’an dan Sunnah untuk dapat diaplikasikan dalam kehidupan nyata.
b. Problematika To General Knowledge

Solusi yang ada tersebut efektif untuk dilakukan, namun tawaran solusi lain
yang dapat diberikan ialah untuk tidak sepenuhnya muatan pendidikan Islam itu hanya
sebatas pendidikan Islam itu sendiri. Melainkan juga adanya perpaduan antara
pengetahuan umum dan Islam dalam sebuah lembaga pendidikan.

c. Problematika Lack of Spirit of Inquiry

Sebagai pendidik dalam mengupdate pendidikan Islam merupakan usaha


yang efektif yang dapat dilakukan. Karena tidak hanya sebatas tuntutan penelitian saja,
namun adanya kontribusi dalam pelaksanaan pendidikan Islam. Maka hal tersebut
sangat perlu dilakukan agar tidak terkikis oleh globalisasi saat ini.

d. Problematika Memorisasi

Solusi terhadap sistem pembelajaran yang dilakukan tidak hanya sebatas


hapalan saja namun harus adanya pemahaman yang mendalam terhadap pembelajaran
yang dilakukan. Sehingga tidak hanya paham secara materi namun dapat
diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.

e. Problematika Cercificate Oriented


Solusi terhadap problematika cercificate oriented yang tidak hanya sebatas
memperoleh ijazah atau sertifikat saja. Namun kesadaran akan pentingnya
meningkatkan kualitas pendidikan sangat perlu dilakukan. Agar tidak hanya sebatas

15
teori diatas kerja saja, melainkan dapat diimplikasikan dalam pendidikan Islam yang
sebenarnya.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Dalam praktik pendidikan Islam di era globalisasi banyak ditemukan


problematika yang dapat menghambatnya tujuan yang akan dicapai. Pendidikan Islam
harus selalu menunjukkan eksistensinya dalam dunia pendidikan agar tidak tertinggal
dengan pendidikan umum. Namun demikian problematika tersebut diberikan solusi
untuk dapat diminimalisir agar berjalan dengan efisien dan efektif. Permasalahan
tersebut dijadikan sebagai pembenahan untuk ke arah yang lebih baik kedepannya.

Dengan adanya solusi dan tawaran solusi lain sekiranya dapat dijadikan tolak
ukur untuk perbaikan sistem pendidikan Islam yang efektif. Untuk itu perlu dilakukan
berbagai cara agar dapat maksimal dalam implementasinya di lembaga pendidikan
Islam. Problematika pendidikan Islam bukanlah suatu hal yang menjadi gagalnya
pelaksanaanya. Namun hanya saja ditemukan dan dirasakan kendala dalam praktiknya.

B. Saran

Dalam menyelesaikan makalah ini kami menyadari masih banyak kekurang dan
kekhilafan. Sehingga kritik, saran, masukan, dan bimbingan dari dosen, teman-teman
serta pembaca sangat kami harapkan untuk lebih baik kedepannya dalam menyelesaikan
tugas perkuliahan.

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Hasmiyati, Gani, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Quantum Teaching Ciputat Press
Group, 2008

16
Frimayanti, Ade, Imelda, Strategi Pendidikan Islam dalam Menghadapi Problematika
Globalisasi, Jurnal Al-Hikmah: Agama dan Ilmu Pengetahuan, Bandar
Lampung
Khobir ,Abdul, Pendidikan Agama Islam di Era Globalisasi, Jurnal Forum Tarbiyah,
Vol. 7, No. 1, Juni 2009
Komarudin dan Tjuparmah, Yoke, Kamus Istilah Karya Ilmiah, Jakarta: Bumi Aksara,
2000
Munir, Ahmad, Manajemen Pembiayaan Pendidikan dalam Perspektif Islam, Malang:
UIN Maulana Malik Ibrahim, Jurnal At-Ta’dib, Vol. 8, No. 2, Desember 2013
Tafsir, Ahmad, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, Bandung: Remaja Rosdakarya,
2008
Tantowi, Ahmad, Pendidikan Islam di Era Transformasi Global, Semarang: Pustaka
Rizki Putra, 2009
Tim Penyusun KBBI, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2005
Usman, Moh. Uzer, Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT. Remaha Rosdakarya,
2010
Wardi, Moh, Problematika Pendidikan Islam dan Solusi Alternatifnya: Perspektif
Ontologis, Epistimologis, dan Aksiologi, Jurnal Tadris, STAIN Pamekasan, Vol.
8, No. 1, Juni 2013
Zamroni, Paradigma Pendidikan Masa Depan, Jogjakarta: Gigraf Publishing, 2000

17

Anda mungkin juga menyukai