NIM : 0301182150
Prodi/ Sem : PAI 4/ Sem VII
Dosen Pengampu : Muhammad Syafi’i, M. Pd. I
Mata Kuliah : Pendidikan Multikultural
Tugas : UTS Semester Ganjil 2021/2022
Jawaban:
1. Penjelasan mengenai:
a. Pengertian pendidikan multikultural menurut beberapa para ahli
Menurut Burnet dalam Ali Maksum, pendidikan multikultural adalah pendidikan untuk
people of colour. Sementara itu James Banks memaknai pendidikan multikultural sebagai
sebuah gagasan yang menjelaskan bahwa semua peserta didik tanpa memandang dari
kelompok mana mereka masuk, seperti yang terkait dengan gender, suku bangsa, ras, budaya,
kelas sosial, agama tanpa pengecualian, seharusnyaa mengalami kesetaraan pendidikan di
sekolah.
1. seorang guru/dosen harus mampu bersikap demokratis, baik dalam sikap maupun
perkataannya tidak diskriminatif.
1. Untuk membangun rasa saling pengertian sejak dini antara siswa-siswa yang
mempunyai keyakinan berbeda, maka sekolah harus berperan aktif menggalakkan
dialog antar Iman dengan bimbingan guru-guru dalam sekolah
tersebut. Dialog antar Iman semacam ini merupakan salah satu upaya yang efektif
agar siswa terbiasa melakukan dialog dengan penganut agama yang berbeda.
2. Hal yang paling penting dalam penerapan pendidikan multikultural yaitu
kurikulum dan buku-buku pelajaran yang dipakai, dan diterapkan disekolah.
Jadi, guru dan sekolah memegang peranan penting dalam mengimplementasikan nilai-
nilai keberagamaan yang inklusif di sekolah, apabila guru mempunyai paradigma
pemahaman keberagamaan yang inklusif, maka dia juga akan mampu mengajarkan dan
mengimplementasikan nilai-nilai keberagamaan tersebut pada siswa di sekolah.
b. Menghargai keragaman bahasa
Dalam suatu sekolah bisa terdiri dari guru, tenaga kependidikan, dan siswa yang
berasal dari berbagai wilayah dengan keragaman bahasa, dialek, dan logat bicara. Meski ada
bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar formal di sekolah, namun logat atau gaya bicara
selalu saja muncul dalam setiap ungkapan bahasa, baik lisan maupun tulisan. SMK perlu
memiliki peraturan yang mengakomodasi penghargaan terhadap perbedaan bahasa. Guru
serta warga SMK yang lain tidak boleh mengungkapkan rasa ”geli” atau ”aneh” ketika
mendengarkan atau membaca ungkapan bahasa yang berbeda dari kebiasaannya. Semua
warga SMK bersikap apresiatif dan akomodatif terhadap perbedaan-perbedaan itu. Perbedaan
yang ada seharusnya menyadarkan kita bahwa kita sangat kaya budaya, mempunyai teman-
teman yang unik dan menyenangkan, serta dapat bertukar pengetahuan berbahasa agar kita
semakin kaya wawasan.