Anda di halaman 1dari 8

PEMBELAJARAN MULTIKULTURAL

Disusun Oleh :
Kelas B
1. Ketua : Aji Nugroho Kahad ( 855721047)
2. Sekretaris : Cindy Eka Lianti (855721054)
3. Anggota : 1. Ayu Mega Pratiwi (855719359)
2. Made Wiwik Eny Prawati ( 855717165)
3. Rizky Anjani Putri (855717158)
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan
karuniaNya, berkat karuniaNya pula kami dapat meyusun makalah diskusi mata kuliah
pembelajaran Berwawasan Kemasyarakatan , PDGK 4306 pada Modul 7.

Makalah diskusi ini dibuat sebagai upaya pemenuhan tugas kuliah dan juga agar
mempermudah dalam pemahaman pembelajaran, karena makalah ini telah berisi ringkasan
ataupun pokok-pokok materi yang telah disajikan sehingga pemahaman materi dapat
terangkum secara ringas dan jelas. Rangkuman Pada makalah ini juga terdapat kesimpulan
pada akhir makalah sebagai rangkuman keseluruhan dari pembelajaran yang terkait.

Kami paham bahwa rangkuman kami ini masih memiliki banyak kekurangan, oleh
karena itu kritikan, usulan dan saran dari saudara akan sangat membantu sebagai masukan
dalam penyempurnaan perbaikan makalah kami. Atas saran yang diberikan kami ucapkan
terima kasih.

Sidoharjo, 1 Juni 2021

Kelompok 2
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam memasuki era globalisasi, seorang guru memiliki peran yang lebih kompleks dalam
melaksanakan tugasnya, terutama apabila dihubungkan dalam konteks multikultural baik secara mikro
maupun secara makro. Keragaman dapat dijadikan rahmat yang mendorong kreativitas bangsa,
pemerkayaan intelektual, dan pengembangan sikap-sikap toleran terhadap perbedaan. Peserta didik
yang mengikuti proses pembelajaran terdiri dari beragam etnis, budaya, bahasa, nilai-nilai, tradisi, dan
religi sehinga guru harus mampu menciptakan harmonisasi dalam pembelajaran. Supaya tidak terjadi
benturan diantara peserta didik.

Guru harus mampu menciptakan proses pembelajaran yang memudahkan untuk diterima oleh
setiap peserta didik dari berbagai latar belakang yang berbeda. Melalui penciptaan harmonisasi dalam
pembelajaran diharapkan setiap peserta didik dapat mengembangkan potensi dirinya yang diwujudkan
dalam nilai-nilai pemahaman, toleransi, kesitiakawanan, kesadaran sebagai bagian dari anggota
masyarakat.

Dengan begitu, seorang guru harus memiliki strategi penciptaan hubungan yang harmonis di
antara peserta didik sekalipun memiliki latar belakang budaya yang beragam melalui pembelajaran
pendekatan multikultural

1.2 Tujuan
Untuk mengetahui sudut pandang para ahli tentang pembelajaran multikultural serta
memperluas wawasan.
Menambahkan sikap simpati, respek, apresiasi dan empati terhadap penganut agama dan kultur
yang berbeda. Pendidikan multikultural bertujuan untuk memfasilitasi pengalam belajar yang
memungkinkan peserta didik mencapai potensi maksimal sebagai pelajar dan pribadi yang aktif
dan memiliki kepekaan sosial tinggi di tingkat lokal, nasional dan global serta mewujudkan
sebuah bangsa yang kuat, maju, adil, makmur dan sejahtera tanpa perbedaan etnik, ras, agama
dan budaya.

1.3 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan pembelajaran multikultural ?
2. Bagaimana pendapat para ahli tentang pembelajaran multikultural ?
3. Mengapa pembelajaran multikultural perlu di pelajari ?
Bab 2

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pembelajaran Multikultural

Pendidikan multikultural adalah proses pengembangan seluruh potensi manusia yang


menghargai pluralitas dan heterogenitasnya sebagai konsekuensi keragaman budaya, etnis, suku,
dan aliran (agama). Pendidikan multikultural menekankan sebuah filosofi pluralisme budaya ke
dalam sistem pendidikan yang didasarkan pada prinsip- prinsip persamaan (equality), saling
menghormati dan menerima serta memahami dan adanya komitmen moral untuk sebuah
keadilan sosial. Pendidikan multikultural berawal dari berkembangnya gagasan dan kesadaran
tentang interkulturalisme seusai Perang Dunia II. Kemunculan gagasan dan kesadaran
interkulturalisme ini selain terkait dengan perkembangan politik internasional menyangkut
HAM, kemerdekaan dari kolonialisme, diskriminasi rasial, dan lain-lain, juga karena
meningkatnya pluralitas di negara-negara Barat sendiri sebagai akibat dari peningkatan migrasi
dari negara-negara baru merdeka ke Amerika dan Eropa. Pendidikan multikultural sebenarnya
merupakan sikap peduli dan mau mengerti (difference) atau politics of recognition politik
pengakuan terhadap orang-orang dari kelompok minoritas. Pendidikan multikultural melihat
masyarakat secara lebih luas. Berdasarkan pandangan dasar bahwa sikap indiference dan non-
recognition tidak hanya berakar dari ketimpangan struktur rasial, tetapi paradigma pendidikan
multikultural mencakup subjek-subjek mengenai ketidakadilan, kemiskinan, penindasan, dan
keterbelakangan kelompok-kelompok minoritas dalam berbagai bidang: sosial, budaya, ekonomi,
pendidikan, dan lain sebagainya.

2.2 Tujuan Pembelajaran Multikultural

Tujuan utama dari pendidikan multikultural adalah untuk menanamkan sikap simpatik,
respek, apresiasi, dan empati terhadap penganut agama dan budaya yang berbeda.

Imron Mashadi (2009) pendidikan multikultural bertujuan mewujudkan sebuah bangsa


yang kuat, maju, adil, makmur, dan sejahtera tanpa perbedaan etnik, ras, agama, dan budaya.
Dengan semangat membangun kekuatan diseluruh sektor sehingga tercapai kemakmuran
bersama, memiliki harga diri yang tinggi dan dihargai bangsa lain. Sutarno (2008:1-24) tujuan
pendidikan multikultural mencakup 8 aspek,yaitu:
1. Pengembangan leterasi etnis dan budaya. Memfasilitasi siswa memiliki pengetahuan dan
pemahaman tentang berbagai budaya semua kelompok etnis.
2. Perkembangan pribadi. Memfasilitasi siswa bahwa semua budaya setiap etnis sama nilai antar
satu dengan yang lain. Sehingga memiliki kepercayaan diri dalam berinteraksi dengan orang lain
(kelompok etnis) walaupun berbeda budaya masyarakatnya.
3. Klarifikasi nilai dan sikap. Pendidikan mengangkat nilai-nilai inti yang berasal dari prinsip
martabat manusia, keadilan, persamaan, dan, dan demokratis. Sehingga pendidikan multikultural
membantu siswa memahami bahwa berbagai konflik nilai tidak dapat dihindari dalam
masyarakat pluralistik.
4. Untuk menciptakan pesamaan peluang pendidikan bagi semua siswa yang berbeda-beda ras,
etnis, kelas sosial, dan kelompok budaya.
5. Untuk membantu siswa memperoleh pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperlukan
dalam menjalankan peran-peran seefektif mungkin pada masyarakat demokrasi-pluralistik serta
diperlukan untuk berinteraksi, negosiasi, dan komunikasi dengan warga dari kelompok beragam
agar tercipta sebuah tatanan masyarakat bermoral yang berjalan untuk kebaikan bersama.
6. Persamaan dan keunggulan pendidikan. Tujuan ini berkaitan dengan peningkatan pemahaman
guru terhadap bagaimana keragaman budaya membentuk gaya belajar, perilaku mengajar, dan
keputusan penyelenggaraan pendidikan. Keragaman budaya berpengaruh pada pola sikap dan
perilaku setiap individu. Sehingga guru harus mampu memahami siswa sebagai individu yg
memiliki ciri unik dan memperhitungkan lingkungan fisik dan sosial yang dapat mempengaruhi
proses pembelajaran.
7. Memperkuat pribadi untuk reformasi sosial. Pendidikan multikultural memfasilitasi peserta didik
memiliki dsan mengembangkan sikap, nilai, kebiasaan, dan keterampilan sehingga mampu
menjadi agen perubahan sosial yang memiliki komitmen tinggi dalam reformasi masyarakat
untuk memberantas perbedaan (disparaties) etnis dan rasial.
8. Memiliki wawasan kebangsaan atau kenegaraan yang kokoh.

2.3 Menurut Pandangan Para Ahli

Pendidikan multikultural (Multicultural Education) merupakan respons terhadap


perkembangan keragaman populasi sekolah, sebagaimana tuntutan persamaan hak bagi setiap
kelompok. Dalam dimensi lain, pendidikan multikultural merupakan pengembangan kurkulum
dan aktivitas pendidikan untuk memasuki berbagai pandangan, sejarah, prestasi dan perhatian
terhadap orang-orang non Eropa (Hilliard, 1991-1992). Sedangkan secara luas, pendidikan
multikultural itu mencakup seluruh siswa tanpa membedakan kelompok-kelompoknya
seperti gender, etnic, ras, budaya, strata sosial,  dan  agama. 
Pendidikan multikultural sebagai perspektif yang mengakui realitas politik, social, dan
ekomomi yang dialami oleh maing-masing individu dalam pertemuan manusia yang kompleks
dan beragan secara kultur, dan merefleksikan pentingnya budaya, ras, seksualitas dan gender,
etnisitas, agama, status social, ekonomi, dan pengecualian-pengecualian dalam proses
pendidikan. Hilda Hernandez (1989:10). 
Anderson dan Custer (1994: 320) berpendapat bahwa, pendidikan multikultural dapat
diartikan sebagai pendidikan mengenai keragaman kebudayaan.  Kemudian James Banks (1993:
3) mendefinisikan pendidikan multikultural sebagai pendidikan untuk people of color. Artinya,
pendidikan multikultural ingin mengeksplorasi perbedaan sebagai keniscayaan (anugerah Tuhan/
Sunatullah). 

Azyumardi azra mendefinisikan pendidikan multikultural sebagai pendidikan untuk atau


tentang keragaman kebudayaan dalam merespon perubahan demografi dan kultur lingkungan
masyarakat tertentu atau bahkan demi secara keseluruhan. Prudence Crandall mengemukakan
bahwa pendidikan multikultural adalah pendidikan yang memperhatikan secara sungguh-
sungguh terhadap latar belakang peserta didik baik dari aspek keragaman suku (etnis), ras,
agama (aliran kepercayaam) dan budaya (kultur). 
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

 Dari beberapa pendapat para ahli di atas, semuanya itu hampir sama
mendefinisikan pendidikan multikultural. Pada intinya, menjelaskan bahwa Pendidikan
Multikultural itu mengajarkan untuk saling menghargai setiap perbedaan, menanamkan sikap-
sikap toleransi, sikap saling menghargai, memelihara sikap saling pengertian, keterbukaan dalam
keragaman etnik, ras, kultural, dan agama.

3.2 Saran

Hendaknya kita sebagai Mahasiswa sekaligus kaum pelajar wajib mempelajari pembelajaran
pendidikan mutltikultar sehingga kita bisa saling menghargai setap perbedaan keberagaman yang
ada didalam kehidupan bermasyarakat, menanamkan sikap toleransi, memelihara sikap saling
pengertian, keterbukaan keragaman etnik, ras, kultural, dan agama .
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai