DISUSUN OLEH:
OLIVIA NUR SYAFA’AH (858855929)
JIHAN DWI PARAMITA (858858551)
OLEH :
Kelompok 1
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga Laporan
yang berjudul “PEMBERANTASAN BUTA AKSARA” ini dapat tersusun sampai dengan
selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya yakni:
Penulis sangat berharap semoga laporan ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar proposal ini bisa
pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan proposal ini.
Hormat kami
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ................................................................................................................... i
HAL PENGESAHAN ........................................................................................... ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv
A. PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
a. Latar Belakang ................................................................................. 1
b. Tujuan Kegiatan ............................................................................... 4
c. Hasil Kegiatan ................................................................................. 4
B. PELAKSANAAN PROGRAM ................................................................. 4
a. Tempat Dan Waktu ......................................................................... 4
a) Tahap Persiapan ................................................................... 5
b) Tahap Pelaksanaan .............................................................. 5
c) Tahap Evaluasi ..................................................................... 5
b. Materi Pelatihan ............................................................................... 5
a) Alat Dan Bahan .................................................................... 5
b) Proses Pembuatan ................................................................. 6
c) Anggaran Dana Kegiatan ...................................................... 6
C. TEMUAN DAN HASIL............................................................................. 6
a. Temuan dan Hasil ............................................................................ 6
b. Pembahasan ..................................................................................... 6
c. Gambaran Keaktifan Warga Belajar ................................................. 7
D. PENUTUP .................................................................................................. 8
a. Kesimpulan ...................................................................................... 8
b. Saran................................................................................................ 8
c. Tindak Lanjut .................................................................................. 9
E. LAMPIRAN ............................................................................................... 9
iv
A. PENDAHULUAN
a) Latar Belakang
Warga masyarakat yang buta aksara merupakan penghambat utama baginya untuk
bisa mengakses informasi, mengembangkan pengetahuan dan keterampilan serta sikap
positifnya. Akibatnya, mereka tidak mampu beradaptasi dan berkompetisi untuk bisa
bangkit dari himpitan kebodohan, kemiskinan, dan kemelaratan dalam kehidupannya.
Setiap warga masyarakat perlu memiliki kemampuan keaksaraan fungsional, yang
memungkinkan seseorang dapat beradaptasi dan bertahan dalam situasi yang selalu
berubah dan kompetitif.
Tujuan berbangsa secara eksplisit tertulis dalam Undang-Undang Dasar 1945
adalah “mencerdaskan kehidupan bangsa”. Dalam rangka itulah tiap warga negara
berhak mendapatkan pendidikan. Pandangan idealistik ini mendasari pentingnya
pendidikan dalam kehidupan bangsa. Tidak terbantahkan bahwa pendidikan
mempunyai peranan yang amat penting untuk menjamin perkembangan dan
kelangsungan kehidupan bangsa.
Sebagaimana yang dinyatakan dalam Undang-Undang nomor 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang memberikan arahan normatif bagi
pembangunan pendidikan bahwa “pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”. Untuk mencapai tujuan
pendidikan nasional, maka ditempuh tiga jalur pendidikan, yaitu pendidikan formal,
pendidikan nonformal dan pendidikan informal.
Kemitmen nasional yang secara tegas terformulasi dalam Undang-Undang Dasar
1945 dan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, diikuti dengan Instruksi
Presiden nomor 5 tahun 2006 tentang Gerakan Nasional Percepatan Penuntasan Wajib
Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun dan Pemberantasan Buta Aksara (GNP-
PWB/PBA).
Dalam merealisasikan komitmen nasional tersebut, maka pada jalur pendidikan
nonformal, melalui prakarsa keaksaraan untuk pemberdayaan masyarakat, Departemen
Pendidikan Nasional melalui Direktorat Pendidikan Masyarakat, Direktorat Jenderal
Pendidikan Nonformal dan Informal sejak tahun 2009 menyediakan layanan program
pendidikan keaksaraan, baik keaksaraan dasar yang merupakan program pemberantasan
1
buta aksara maupun keaksaraan usaha mandiri atau menu ragam keaksaraan lainnya
yang merupakan program pemeliharaan dan peningkatan kemampuan keaksaraan. Hal
ini dilakukan karena terdapat kecenderungan para aksarawan baru atau penduduk
dewasa yang sudah pernah mengikuti pendidikan keaksaraan kembali buta huruf
apabila kemampuan keaksaraannya tidak digunakan secara fungsional dan
berkelanjutan.
Menurut data kependudukan Kabupaten Pasuruan (2021), menunjukkan bahwa
penduduk Kabupaten Pasuruan berjumlah 1,615.420,00 juta orang, didalamnya terdapat
penduduk buta aksara mencapai 36.400 orang (5,1%) , yang terdiri dari 15.445 laki-laki
dan 20.955 perempuan. Khusus di Kecamatan Tutur Kabupaten Pasuruan, warga buta
aksara yang usia 15 – 59 tahun masih terdapat 3.476 orang, terdiri 1.499 laki-laki dan
1.977 perempuan. Jumlah warga buta aksara di Kecamatan Tutur termasuk paling
sedikit jumlahnya dibanding dua puluh empat kecamatan lainnya. Angka buta aksara
tersebut, setiap tahun berubah disebabkan oleh perpindahan penduduk, baik yang masuk
maupun yang meninggalkan daerah tersebut.
2
program pemberantasan buta aksara melalui pembelajaran keaksaraan setiap tahun
banyak menghabiskan biaya tapi hasilnya kurang memuaskan.
Hasil penelitian lain, menunjukkan bahwa program pemberantasan buta aksara,
untuk menjadikan warga belajar melek aksara, dengan menggunakan model
konvensional yang dilakukan oleh para penyelenggara dan tutor di lapangan,
berlangsung rata-rata delapan bulan (Latif, 2011). Hal ini menunjukkan waktu yang
masih lama dan kurang efektif serta jauh dari harapan.
Warga Buta aksara kaum perempuan yang jumlahnya lebih banyak dari kaum laki-
laki,banyaknya biaya yang digunakan dalam program pembelajaran keaksaraan karena
warga belajar ada yang mengulang mengikuti pembelajaran tahun berikutnya, dan
lamanya waktu belajar berlangsung di kelompok belajar; menunjukkan bahwa program
pembelajaran keaksaraan masih kurang berhasil.
Keberhasilan pemberantasan buta aksara harus ditunjang oleh berbagai faktor,
antara lain rekruitmen dan penyiapan warga belajar yang tepat, keterlibatan dan
kemampuan mengajar tenaga pendidik/tutor, kurikulum yang relevan, sarana dan
prasarana yang cukup memadai, suasana belajar yang kondusif, dan proses penilaian
yang tepat. Selain itu, motivasi belajar warga belajar juga ikut menentukan terhadap
keterlibatan dan partisipasinya dalam mengikuti kegiatan pembelajaran keaksaraan.
Salah satu faktor yang diharapkan dapat merangsang warga belajar mengikuti
pembelajaran keaksaraan, apabila materi keaksaraan berkaitan dengan kebutuhan
belajar warga belajar, yang diintegrasikan dengan keterampilan kerja.
Percepatan penuntasan buta aksara selain menggunakan model pembelajaran
keaksaraan konvensional seperti yang dilaksanakan selama ini, dengan menggunakan
bahan ajar dalam bahasa Indonesia, dengan buku paket yang disusun secara sentralisasi
telah berhasil menurunkan angka buta akasara. Namun dengan keterbatasan dan
kelemahan yang dimiliki pembelajaran keaksaraan konvensional seperti telah
digambarkan pada uraian sebelumnya, maka perlu dikembangkan model pembelajaran
keaksaraan yang lebih efektif yang dapat melayani warga belajar kaum perempuan.
Pendidikan harus mampu memberikan layanan yang mudah, murah dan mempercepat
pemahaman warga masyarakat terhadap materi pembelajaran keaksaraan yang
disampaikan, serta hasilnya dapat menuntaskan buta aksara lebih cepat. Model
pembelajaran keaksaraan terintegrasi keterampilan kerja (model pembelajaran
Aksarakerja) diharapkan menjadi salah satu alternatif model pembelajaran keaksaraan
yang efektif bagi kaum perempuan buta aksara.
3
b) Tujuan Kegiatan
a. Mengidentifikasi data tentang permasalahan, potensi, dan kebutuhan belajar
keaksaraan dan keterampilan kerja warga buta aksara di Kecamatan Tutur
Kabupaten Pasuruan.
b. Merancang model pembelajaran keaksaraan terintegrasi keterampilan kerja.
c. Menghasilkan model pembelajaran keaksaraan terintegrasi keterampilan kerja
yang valid, praktis, dan efektif bagi warga buta aksara kaum perempuan.
c) Hasil Kegiatan
Usaha memberikan layanan pendidikan yang mudah dan murah menjadi impian
kita semua, melalui pembelajaran keaksaraan terintegrasi keterampilan kerja dapat
mempermudah dalam memahami materi baca, tulis dan berhitung, sekaligus
memberikan peluang kepada luaran program pembelajaran keaksaraan untuk
menguasai keterampilan kerja tertentu.
a. Hasil Kegiatan Secara Teoritis
Menambah wawasan keilmuan pendidikan nonformal, mengenai model
pembelajaran keaksaraan yang efektif, dalam upaya melayani warga masyarakat
buta aksara yang pada umumnya tergolong orang dewasa.
b. Hasil Kegiatan Secara Praktis
a) Dapat menjadi panduan bagi penyelenggara dan pemerhati pendidikan
nonformal terutama pembelajaran keaksaraan, untuk mempercepat
pemberantasan buta aksara warga masyarakat.
b) Dapat menjadi panduan dan rujukan dalam pelaksanaan pembelajaran
keaksaraan terintegrasi keterampilan kerja, sebagai salah satu model
pembelajaran keaksaraan yang efektif dalam melayani kebutuhan belajar
warga buta aksara.
4
B. PELAKSANAAN PROGRAM
5
c. Penghapus
d. Gambar untuk alat praga
e. Handphone
f. Bahan ajar untuk membaca mengeja
g. Buku untuk membantu menulis
h. Rumus matematika sederhana untuk berhitung
b) Proses Pembuatan
a. Handphone untuk take video proses pembelajaran berlangsung
b. Kami memberikan bahan ajar yang efektif kepada warga belajar
c. Tanya jawab
d. Praktek warga belajar
e. Evaluasi
c) Anggaran dan Dana
Sewa Gedung + Peralatan Pembelajaran : Rp. 250.000,00
Bahan Ajar : Rp. 20.000,00
: 1Minggu x 4 Pertemuan
= Rp 45.000,00 x 4
= Rp. 180.000,00 x 2 Minggu
= Rp. 360.000,00
Total Pengeluaran Seluruhnya : Rp. 630.000,00
6
C. TEMUAN DAN HASIL
Berdasarkan hasil diskusi setelah observasi dan pengkajian materi, maka hasil yang
dicapai setelah penyajian materi baca, tulis, hitung ialah hasil secara kualitatif. Hasil
belajar yang dicapai secara kuantitatif yaitu warga belajar mengetahui teknik
pembelajaran keterampilan membaca, menulis dan berhitung, maka warga menyadari
pentingnya ketiga keterampilan tersebut.
TENTANG KEMAMPUAN AWAL CALISTUNG WARGA BELAJAR
Kemampuan Keterangan
Ya Tidak
Belum mengenal huruf sama sekali ✓
Mengenal huruf Sebagian saja ✓
Sudah mengenal seluruh huruf ✓
Mampu membaca kata tapi terpatah-patah ✓
Mampu membaca dengan benar ✓
Mampu membaca dengan lancar ✓
Kemampuan Keterangan
Ya Tidak
Tidak dapat menulis ✓
Mampu menyalin tulisan yang sederhana ✓
Mampu menuliskan nama dan angka tanpa bantuan ✓
orang lain
7
b) Pembahasan
Dari hasil observasi disimpulkan bahwa kinerja warga belajar selama proses
pembelajaran sangatlah baik karena didalam pembelajaran keaksaraan fungsional
khususnya bidang buta aksara lanjutan,warga belajar dituntut untuk lancar
membaca,menulis,dan berhitung dengan baik.Hasil ini membuat warga belajar
bersemangat dan antusias dalam mengikuti pembelajaran dan berusaha dengan baik.
Dari pembahasan diatas dapat disimoulkan bahwa pelaksanaan kegiatan belajar
dibidang buta aksara lanjutan dapat membuat warga senang dalam belajar.Hal ini dapat
kita lihat dari kinerja warga yang tinggi,sikap warga belajar yang postif didukung
dengan kemampuan yang tergolong baik.
Walaupun hasil praktek lapangan yang didapat memuaskan,namun tutor juga
mengalami kendala dalam membagi waktu pada saat praktek di lapangan.Seharusnya
pada tiap pertemuan setiap warga mempesentasikan hasil kinerjanya di depan
kelas.Namun waktu tidaklah memungkinkan,oleh karena itu hanya beberapa warga saja
yang mempresentasikan hasil kerjanya.Hal ini disebabkan karena pelaksanaan
membutuhkan waktu yang relatif lama.Hambatan–hambatan tersebut dikarenakan
praktek lapangan ini memerlukan waktu yang lama,sedangkan waktu yang disepakati
bersama dalam melaksanakan kegiatan ini hanya dilaksakan dalam waktu yang singkat.
c) Gambaran Keaktifan Warga Belajar
Keaktifan warga belajar memang sangat berperan dalam kegiatan pelaksanaan
keaksaraan fungsional ini,dalam hal ini ada beberapa langkah –langkah yang perlu
disampaikan yaitu :
8
Demikianlah gambaran keaktifan warga belajar sampai penilaian
pembelajaran,penilaian yang dikembangkan dalam program keaksaraan fungsional
terdiri atas penilaian awal,penilaian proses dan penilaian hasil belajar.
D. PENUTUP
a) Kesimpulan
Dari kegiatan praktek lapangan ini banyak sekali memberikan manfaat khususnya
bagi penulis,diantaranya memberikan pengalaman bagi penulis tentang bagaimana
mengajar dan menghadapi warga belajar buta aksara lanjutan.
Dari hasil penelitian dan pembahasan disimpulkan bahwa :
b) Saran
Berdasarkan pengalaman penulis selama melaksanakan praktek
lapangan,didapatkan saran –saran sebagai berikut :
c) Tindak Lanjut
Sebagai akhir kegiatan di kelompok belajar nusa indah banyak temuan –temuan
yang bersifat positif dan ada juga sebaliknya.Dari hasil observasi awal sebagian warga
belajar terdapat beberapa warga belajar yang belum lancar membaca,menulis,dan
berhitung.Ada juga pernah duduk di bangku sekolah meskipun hanya tamat
SD,kemudian mereka jarang menggunakan kemampuan baca,tulis,dan hitung mereka
yang menyebabkan mereka buta aksara.
Dari uraian di atas diketahui bahwasannya kegiatan keaksaraan fungsional ini sangat
perlu unutuk ditindaklanjuti agarmereka dapat terus melatih kemampuan baca,tulis dan
hitung mereka.Namun mengingat terbatasnya sarana dan prasarana yang tersedia serta
keterbatasan waktu menyebabkan kita tidak dapat memaksa mereka untuk terus melatih
kemampuan mereka.Maka dari itu kesadaran mereka untuk datang tepat waktu pada
kegiatan keaksaraan fungsional ini amatlah membanggakan.
Untuk masa yang akan datang kebutuhan belajar harus benar –benar kita persiapkan
dengan baik agar apa yang kita harapkan dapat tercapai.
E. LAMPIRAN
DOKUMENTASI
10
11
12
13
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
D. Kegiatan pembelajaran
1. Mendengarkan tutor dalam melafalkan huruf
2. Menanyakan bentuk dan bunyi huruf
3. Mengidentifikasi bentuk dan bunyi huruf
4. Mengulangi ucapan tutor tentang bentuk dan bunyi huruf
5. Menyebutkan bentuk dan bunyi huruf
E. Pendekatan
Kontekstual
F. Metode pembelajaran
1. Tatap muka
2. Tanya jawab
G. Scenario pembelajaran
1. Kegiatan awal (pembukaan)
Tutor mngucapkan salam, menanyakan kabar, dan kesiapan peserta
2. Kegiatan Inti
a. Tutor mengulang sekilas materi pertemuan sebelumnya
b. Tutor mengulang sekilas materi pertemuan sebelumnya
c. Peserta didik secara mendiri dan Bersama-sama mengulang materi yang tekah
disampaikan pada pertemuan berikutnya
3. Kegiatan akhir
a. Tutor dan warga belajar mengulang materi secara bersama-sama
b. Peserta didik menerima penjelasan sekilas terkait materi pada pertemuan
berikutnya
14
H. Alat Pembelajaran : Kartu Kata
I. Penilaian
a. Tes unjuk kerja
Melafalkan huruf dan menjawab pertanyaan
b. Observasi
Ketekunan membaca huruf serta percaya diri dalam melafalkan huruf
15
IDENTIFIKASI CALON WARGA BELAJAR KEAKSARAAN
a. Dalam keluarga
o Suami istri anak orangtua lain-lain
b. Perkawinan
o Kawin belum kawin duda/janda
7. Pekerjaan
o Petani peternak pedagang nelayan buruh
o Sopir ART tidak bekerja lain-lain
8. Penghasilan :
16
TENTANG KEMAMPUAN AWAL CALISTUNG WARGA BELAJAR
17
DAFTAR HADIR WARGA BELAJAR PROGRAM KEAKSARAAN
NO Hari / Tanggal Pukul Warga Belajar Materi Tutor
1 Selasa, 25 Oktober 2022 11.15 - 12.45 - Wina Pengenalan Huruf Vokal (a, i, u, e, o). Huruf 1. Olivia Nur S.
- Rohani vocal adalah huruf yang bisa di ucapkan 2. Jihan Dwi P.
- Tika atau huruf yang sering digunakan untuk
- wanda menjadi pasangan huruf lain sehingga
- Rita menghasilkan kata.
- Kusmiati
- devi
- Fitri
2 Rabu, 26 Oktober 2022 11.15 - 12.45 - Wina Mengenalkan Huruf abjad secara berurutan 1. Olivia Nur S.
- Rohani yang dimulai dari huruf a sampai dengan z. 2. Jihan Dwi P.
- Tika Sesekali memasangkan huruf-huruf tersebut
- wanda dengan huruf vocal, misalkan huruf b ketika
- Rita disandingkan dengan huruf a maka bunyinya
- Kusmiati menjadi ba. Untuk memudahkan meraka
- devi mengingat biasanya menggunakan istilah
- Fitri yang familiar, misalnya ba-bayi, dll.
- Fatimah
3 Kamis, 27 Oktober 2022 11.15 - 12.45 - Wina Dikarenakan kecepatan dan kemampuan 1. Olivia Nur S.
- Rohani warga belajar dalam menerima materi 2. Jihan Dwi P.
- Tika berbeda, maka dilakukan pengelompokan
- wanda yang terdiri : 1) Kelas dasar, mengulang
- Rita huruf vocal, 2) Kelas menengah, mengulang
- Kusmiati huruf abjad a-z, 3) Kelas lanjutan,
- devi melanjutkan pengenalan huruf abjad sampai
- Fitri warga belajar bisa lebih mengenal huruf.
- Fatimah
4 Sabtu, 29 Oktober 2022 10.15 - 11.45 - Wina Masih sesuai dengan kelompiknya masing- 1. Olivia Nur S.
- Rohani masing, untuk kelas dasar masih mengulang 2. Jihan Dwi P.
- Tika huruf vocal dan menambahkan huruf abjad
1
- wanda a-k. Sedangkan kelas menengah dan kelas
- Rita lanjutan mengenal huruf l-m-n serta
- Kusmiati mengulang huruf-huruf sebelumnya.
- devi
- Fitri
- Fatimah
5 Senin, 31 Oktober 2022 11.15 – 12.45 - Wina Kelas dasar melanjutkan huruf abjad a b c. 1. Olivia Nur S.
- Rohani Kelas menengah mengulang dan 2. Jihan Dwi P.
- Tika melancarkan huruf a sampai p.. Untuk kelas
- wanda lanjutan sudah mengenal huruf z dan latihan
- Rita menulis nama dan alamat.
- Kusmiati
- devi
- Fitri
- Fatimah
6 Selasa, 01 November 2022 11.15 – 12.45 - Wina Menyusun suku kata. Warga belajar di minta 1. Olivia Nur S.
- Rohani utuk menyusun suku kata seperti nama 2. Jihan Dwi P.
- Tika orang dan alamat.
- wanda
- Rita
- Kusmiati
- devi
- Fitri
- Fatimah
7 Rabu, 02 November 2022 11.15 – 12.45 - Wina Melanjutkan latihan menyusun suku kata 1. Olivia Nur S.
- Rohani dan membaca kata tersebur yang mengacu 2. Jihan Dwi P.
- Tika pada kata yang tercantum dalam KTP,
- wanda missal menyusun kata perempuan, warga
- Rita belajar diminta untuk menyusun dengan
- Kusmiati menggunakan kartu huruf sehingga menjadi
- devi pe-rem-pu-an.
- Fitri
2
- Fatimah
8 Kamis, 03 November 2022 11. 15 – 12.45 - Wina Warga belajar mulai mengenal angka dan 1. Olivia Nur S.
- Rohani belajar mengerjakan soal-soal yang 2. Jihan Dwi P.
- Tika diberikan tutornya. Dalam hal ini warga
- wanda belajar rata-rata sudah bisa mengikuti semua
- Rita pada dasar nya warga bekajar sudah pandai
- Kusmiati dalam hal menghitung uang.
- devi
- Fitri
- Fatimah
3
NILAI AKHIR WARGA BELAJAR
KEAKSARAAN DASAR
1 Wina 70 65 70
2 Tika 65 65 60
3 Rohani 65 70 75
4 Wanda 70 75 60
5 Rita 75 75 60
6 Devi 60 60 65
7 Kusmiati 65 65 70
8 Fitri 65 70 75
9 Fatimah 70 70 60
4
DATA WARGA BUTA AKSARA