Anda di halaman 1dari 22

TUGAS KELOMPOK 1

LAPORAN KEGIATAN KEPEMUDAAN


PELATIHAN PEMBUATAN KERUPUK
BAGI PEMUDA KARANG TARUNA
“LENTERA HATI”
DI DESA BUNIWAH KECAMATAN BOJONG
KABUPATEN TEGAL

Disusun untuk memenuhi tugas


Kuliah Pembelajaran Berwawasan Kemasyarakatan

Tutor : Roid, S.Pd

Disusun Oleh :
Kelompok VII

FAIZAH RIZQI AMALIYA (857564262)

IDRIS NUROKHIM (857564144)

MUKHAMAD YASIN (857564334)

RICHNA AMALIA (857564137

UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ-UT PUWOKERTO
PROGRAM S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
POKJAR LEBAKSIU KABUPATEN TEGAL
TAHUN 2020
BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang

Salah satu SDM yang paling penting adalah generasi muda, mereka adalah penerus

bangsa yang bertanggung jawab atas kelangsungan hidup bangsa ini dan yang akan

memberikan warna bagi masa depan bangsa Indonesia. Namun saat ini tingkat pengangguran di

kalangan pemuda Indonesia sangat memprihatinkan. Dari hasil pendataan yang dilakukan Badan

Pusat Statistik (BPS) angka pengangguran kelompok usia produktif ini  mencapai 60,5 persen

dari jumlah pemuda yang ada. Jika tidak segera dilakukan langkah-langkah yang tepat, angka

pengangguran ini akan terus meningkat.

Berbagai masalah tersebut salah satunya merupakan dampak dari banyaknya jumlah

pengangguran yang ada di Indonesia. Oleh karena itu untuk mengurangi dampak tersebut maka

dibutuhkan kerjasama antara semua pihak untuk mengatasinya. Salah satunya dengan cara

melakukan gerakan pembinaan kepemudaan, dengan kegiatan tersebut diharapkan mereka dapat

menyalurkan bakat dan minat untuk melakukan kegiatan yang positif yang berguna untuk diri

mereka sendiri dan orang lain. 

Untuk membantu para pemuda agar terus meningkatkan segala potensi dan kemampuan

yang dimilikinya maka diperlukan konsep yang tepat dalam lembaga kepemudaan

Program-program yang dapat diciptakan guna meningkatkan partisipasi pemuda dapat berupa

keterampilan, kewirausahaan, kepeloporan dan kepemimpinan. Apabila Lembaga Kepemudaan

tersebut dapat dikelola dan dikembangkan dengan baik, maka akan menghasilkan sesuatu yang

sangat berguna untuk kemajuan daerah. Namun apabila tidak dikelola dengan baik dan

diarahkan, maka potensi besar dari pemuda tidak akan memberikan apa – apa. Dengan adanya

Kegiatan  Kepemudaan ini diharapkan para pemuda dapat berperan dalam meningkatkan kualitas

sumber daya manusia tidak hanya pada jalur formal tetapi juga melalui jalur non formal salah

satunya melalui lembaga kepemudaan yaitu Karang Taruna.


Dengan melihat potensi para pemuda di desa Buniwahmaka kami akan mengadakan

pembinaan kepemudaan melalui pelatihan membuat kerupuk, yang bertujuan

untuk mengoptimalkan lembaga kepemudaan yang ada di desa Buniwahkarena mayoritas

penduduknya bermata pencaharian sebagai pedagang, diharapkan dengan adanya kegiatan

tersebut akan memberikan kesempatan untuk selanjutnya dapat berkontribusi dalam kemajuan

perdagangan di desa Buniwah

B.     Tujuan

1.       Tujuan umum

     Kegiatan pembinaan kepemudaan bertujuan untuk menumbuh kembangkan kreatifitas

para pemuda, meningkatkan sumber daya pemuda agar mereka dapat menggali potensi mereka

sebagai bekal untuk menjadi masyarakat yang berfikir positif, inovatif dan produktif,

serta untuk melatih sikap mandiri, bekerjasama, kebersamaan dan kekeluargaan.

2.       Tujuan khusus           

a.       Agar pemuda binaan memiliki keterampilan dasar yang bernilai jual dalam membuat krupuk.

b.      Agar pemuda binaan memperoleh pengetahuan yang lebih luas tentang pembuatan krupuk.

c.       Agar pemuda binaan dapat meningkatkan kreatifitas dan berperan aktif  ikut berkontribusi

langsung dalam perdagangan.

d.      Agar pemuda binaan mendapatkan bekal berwirausaha dan mengurangi tingkat pengangguran.

C.    Rumusan  Hasil Kegiatan Secara Umum

Dengan adanya program pembinaan dan pelatihan membuat krupuk  para pemuda dapat

berperan dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan dapat berkontribusi secara aktif

dalam bidang perdagangan di desa Buniwah Kecamatan Bojong Kabupaten Tegal


BAB II

PELAKSANAAN PROGRAM

A.    Tempat dan Waktu Pelaksanaan

1.      Tempat Pelaksanaan Program Pelatihan

Tempat kegiatan pelatihan pembuatan krupuk dilaksanakan di desa Buniwah kecamatan Bojong

kabupaten Tegal

B.     Materi Pelatihan/Kegiatan

Materi kegiatan pembinaan program pembinaan kepemudaan adalah keterampilan membuat

kerupuk dari tepung terigu dan tapioka.

Kerupuk yang akan dibuat adalah kerupuk sehat karena berbahan dasar tepung terigu dan

tepung tapioka, serta bumbu – bumbu alami tanpa bahan pengawet. Adapun bahan bahan yang

harus disiapkan adalah sebagai berikut :

1.  Bahan Utama   Penyedap rasa

  Tepung  Terigu 4.      Alat – Alat

  Tepung Tapioka   Kompor

2.      Bahan Penunjang   Wajan

  Minyak goreng   Panci

  Air   Loyang

3.      Bumbu – Bumbu   Pisau  atau alat pengiris krupuk

  Bawang Putih   Jaring – jaring tempat menjemur krupuk

  Terasi   Plastik untuk mengemas

  Ikan sarden   Lampu teplek

  Garam   Tali rafia

5.      Langkah – Langkah Pembuatan Krupuk Berbahan Dasar Tepung Terigu dan Tapioka

  Pertama – tama siapkan bahan yang telah ditentukan.

  Campur tepung terigu dengan tepung tapioka kemudian masukkan air sampai adonan mencair.
  Haluskan bumbu – bumbu.

  Masukkan bumbu yang telah dihaluskan kedalam adonan dan aduk hingga merata.

  Tuangkan adonan ke loyang yang telah disiapkan.

  Adonan dikukus selama 45 menit.

  Adonan didiamkan sampai mengeras.

  Setelah mengepas adonan diiris –iris tipis menggunakan pisau atau mesin pengiris

kemudian  dijemur di atas jaring – jaring hingga mengering.

  Krupuk yang telah kering siap digoreng dengan minyak yang panas.

  Krupuk yang telah digoreng dibungkus kemasan plastik ukuran  lebar  8cm dan tebal 0.2 cm,

kemudian plastik direkatkan dengan api lampu teplek.

  Krupuk yang telah dikemas 5 buah krupuk @ bungkusan dimasukkan kedalam plastik yang lebih

besar dan disusun rapi untuk kemudian dipaking menggunakan lampu teplek dan diikat

menggunakan tali rafia.

  Jadilah krupuk siap dikomsumsi dan dipasarkan

C.    Strategi dan Deskripsi jalannya Kegiatan

1.       Strategi kegiatan

a.            Pengamatan

Melalui kegiatan ini penulis mencoba mengamati kegiatan yang dilakukan oleh pemuda di

lingkungan sekitar, hasilnya diperoleh bahwa sebagian besar para pemuda kurang memanfaatkan

waktu dan potensinya untuk kegiatan kewirausahaan.

b.      Penentuan Masalah

Setelah penulis mengadakan pengamatan dengan hasil bahwa sebagian pemuda kurang

memanfaatkan potensi kewirausahaan mereka, maka dilakukan pembinaan kegiatan yang dapat

menjadi bekal berwirausaha.

c.       Penentuan Pemuda Binaan

Dalam menentukan pemuda yang akan dibina dipilih pemuda yang tinggal di lingkungan sekitar

penulis, hal itu untuk memudahkan hubungan komunikasi antara penulis dengan pemuda binaan.
d.      Pemilihan Kegiatan

Dalam memilih kegiatan diadakan musyawarah dengan pemuda binaan, dan didapat kesepakatan

untuk melakukan kegiatan pelatihan pembuatan krupuk karena bahan baku yang digunakan

mudah didapatkan.

e.       Pelaksanaan.

Agar pelaksanaan dapat berjalan dengan baik, dalam kegiatan tidak bersifat kaku, artinya

kedudukan kita sama tidak ada yang lebih tinggi dan pemuda binaan mempunyai kebebasan

untuk mengeluarkan ide atau gagasan dalam kegiatan pembinaan.

f.          Evaluasi

Dalam tahap ini dapat dilihat hasil pembuatan krupuk oleh ketujuh pemuda binaan.

g.          Tindak lanjut

Diharapkan pemuda dapat berwirausaha melalui kegiatan pembinaan ini.

2.      Deskripsi Jalannya  Kegiatan

1.      Pada tahap pra kegiatan dilaksanakan mulai tanggal 12-17 Oktober 2020

-    Pada tanggal 12-13 Oktober  kelompok VII mengadakan pengamatan dilingkungan sekitar

dengan hasil bahwa sebagian dari mereka melakukan kegiatan yang kurang bermanfaat dan

pemuda kurang memanfaatkan potensi mereka di bidang kewirausahaan.

-    Tanggal 14 Oktober kelompok VII menentukan tujuh pemuda binaan yang ada di lingkungan

sekitar, ketujuh pemuda merupakan anggota Karang Taruna Lentera Hati

-    Tanggal 15-17 Oktober  melakukan kegiatan :

     Mengadakan kunjungan kepada 7 pemuda binaan

     Menjelaskan tujuan kegiatan pembinaan

     Meminta kesediaan 7 pemuda binaan untuk mengikuti kegiatan pembinaan.

BAB III

TEMUAN DAN HASIL


A.    Temuan dan Hasil Evaluasi Proses

Untuk membuat kerupuk yang berbahan dasar tepung terigu dan tepung tapioka diperlukan

proses yang memerlukan beberapa tahap dan tidak dapat diselesaikan dalam satu kali pembinaan,

karena proses pembuatan krupuk memiliki beberapa tahapan – tahapan. Tahapan pembuatan

kerupuk  dimulai dari pembuatan adonan, pengukusan, pendiamann adonan yang telah dikukus

hingga mengeras,pengirisan adonan yang telah mengeras, penjemuran krupuk, penggorengan

krupuk dan pengemas kerupuk.

Pada tahap pendiaman adonan hinggga mengeras diperlukan waktu yang cukup lama,

sekitar 12 jam dan tidak dapat dilakukan dalam satu kali pembinaan, namun memerlukan tahap

pembinaan selanjutnya. Kemudian pada tahap penjemuran kerupuk apabila cuaca kurang

mendukung, dalam artian tidak ada panas saat menjemur maka krupuk tidak akan mengering

dengan baik, untuk itu diperlukan antisipasi, apabila  cuaca tidak panas, maka disiapkan tempat

untuk mengoven kerupuk agar kerupuk dapat kering dengan baik walaupun cuaca tidak panas.

B.     Temuan dan Hasil Evaluasi Produk

                Hasil pelaksanaan kegiatan secara umum sudah berhasil dengan  baik dilihat dari

kualitas produk yang dihasilkan, meskipun dalam bidang pemasaran masih mengalami

kendala dikarenakan belum dapat memasarkan produk secara maksimal.

C.    Pembahasan

Dalam era globalisasi ini pasar dalam negeri kita telah dipenuhi dengan berbagai macam

produk makanan, dan tidak  jarang makanan – makanan yang kita temui banyak mengandung

bahan – bahan yang tidak baik untuk kesehatan. Khususnya untuk anak – anak yang lebih suka

mengkonsumsi makanan ringan yang mengandung bahan pengawet. Salah satu cara untuk

menanggulangi kebiasaan mengkonsumsi makanan ringan yang mengandung bahan pengawet,

penulis berinovasi membuat makanan ringan yang sehat, yang tidak mengandung bahan

pengawet dan akan disukai oleh semua kalangan.

Indonesia terkenal dengan makanan tradisional, salah satunya adalah kerupuk, namun

kerupuk yang akan dibuat adalah kerupuk sehat karena berbahan dasar tepung terigu dan tepung
tapioka, serta bumbu – bumbu alami tanpa  bahan pengawet. Kerupuk yang berbahan dasar

tepung terigu dan tepung tapioka serta campuran dari bumbu – bumbu alami mengandung nilai

gizi dan menyehatkan,karena tidak menggandung bahan pengawet.

Dari hasil pembuatan kerupuk ini memiliki prospek yang sangat menjanjikan, karena

kerupuk ini sangat diminati oleh masyarakat. Dengan penjualan perbungkus Rp 1.000,00, maka

sangat terjangkau oleh semua kalangan. Dan dari modal Rp 100.300,00  dapat dihasilkan 300

bungkus rupuk, dan apabila dijual dengan harga Rp 1.000,00 per bungkus, maka hasil uang yang

akan didapatkan Rp300.000,00. Laba yang didapatkan Rp 199.700,00

            Kerupuk tidak hanya dapat dibuat untuk makanan camilan, namun kerupuk dapat

dijadikan makanan pendamping makanan – makanan seperti bakso, mi ayam,nasi goreng dan

lain – lain.

Namun dalam kegiatan pembinaan kepemudaan pembuatan kerupuk ini pun mengalami

beberapa kendala yang harus dihadapi oleh para pemuda antara lain kerupuk hanya dipasarkan di

desa Buniwah karena masih terbatasnya kerupuk yang dihasilkan dan belum ada upaya

mempromosikan kerupuk ke daerah lain, belum adanya upaya pengemasan yang lebih menarik

minat pembeli dan pemberian label, serta belum dilakukan kerja sama dengan pihak – pihak

terkait yang dapat membantu upaya pemasaran kerupuk.

D.    Gambaran Keaktifan Para Pemuda Binaan

Pada saat identifikasi dan sosialisasi para pemuda sangat antusias dengan program yang

di tawarkan dan memberikan respon positif untuk mengikuti pembinaan.

Pada saat pelaksanaan program para pemuda binaan sangat bersemangat dan antusias

merespon semua petunjuk dan cara – cara pembuatan kerupuk. Para pemuda binaan sangat

terampil mempraktikkan kegiatan membuat kerupuk, mereka saling bekerja sama sehingga

meskipun ada kendala – kendala yang dihadapi dapat diatasi dengan baik sehingga proses

kegiatan berlangsung secara lancar. Para pemuda binaan selalu datang tepat waktu dan

bertanggung  jawab atas semua pelaksanaan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
BAB IV

PENUTUP

A.    Kesimpulan
Pembelajaran Berwawasan Kemasyarakatan merupakan pembelajaran yang ditujukan

untuk mengadakan suatu pembelajaran yang berbasis masyarakat melalui beberapa macam

kegiatan seperti diadakannya kegiatan pembinaan yang bertujuan untuk meningkatkan

pemanfaatan sumber daya alam maupun sumber daya manusia yang ada di lingkungan

masyarakat.

Kegiatan pembinaan ini merupakan salah satu cara untuk menciptakan peluang usaha

baru dan untuk meningkatkan kesejahteraan guna memenuhi semua kebutuhan hidup. Kegiatan

ini juga diharapkan dapat membantu pemerintah dalam mengurangi angka pengangguran dan

persoalan sosial di masyarakat,  melalui program pelatihan kepemudaan.

Melalui kagiatan pembinaan pembuatan kerupuk yang di lakukan bersama dengan

pemuda binaan “ Karang taruna Lentera Hati” yang ada di desa Buniwah diharapkan bisa

dijadikan suatu contoh dalam program pemberdayaan masyarakat. Hasil dari kegiatan pembinaan

tersebut dapat menambah pengetahuan dan keterampilan para pemuda binaan. .Kegiatan

pembinaan pembuatan kerupuk  ini dapat dipraktekan oleh pemuda binaan dan masyarakat

secara langsung karena proses pembuatan kerupuk ini cukup mudah dan prospek kedepannya

pun dapat membantu meningkatkan perekonomian masyarakat.

B.     Saran

Kegiatan pembinaan pembuatan kerupuk dapat terlaksana dan berjalan dengan lancar atas

dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu pihak pemerintah desa setempat diharapkan lebih

mendukung terhadap kegiatan pembinaan seperti ini dan dapat menjadikan kegiatan pembinaan

seperti ini sebagai salah satu dari program pemerintah desa untuk menambah pengetahuan dan

keterampilan masyarakatnya,kegiatan pembinaan ini juga bisa dijadikan sebagai modal

pengetahuan dan keterampilan untuk membuka usaha baru.

Selain itu dalam kegiatan pembinaan yang telah dilaksanakan masih banyak kekurangan,

seperti tidak pernah diadakan kegiatan penyuluhan dari pemerintah desa, minimalnya dana yang

tersedia, dan banyak masyarakat yang masih belum mengerti tentang nilai-nilai positif dari
diadakannya kegiatan pembinaan ini. Semoga saran ini dapat di realisasikan pada kegiatan

pembinaan di waktu yang akan datang.

C.     Tindak  Lanjut

Setelah mengadakan kegiatan pembinaan ini kami sebagai pelaksana merasa bangga dan

bersyukur kehadirat Allah SWT karena selain dapat membekali pengetahuan dan keterampilan

kepada pemuda binaan khususnya dan masyarakat umumnya. Kegiatan pembinaan ini

merupakan pengalaman yang sangat berharga tentunya bagi mahasiswa sebagai pelaksana.

Selanjutnya sebagai tindak lanjut kami mengadakan program pemantauan dan evaluasi secara

berkelanjutan supaya pemuda binaan  yang sudah mempunyai bekal pengetahuan dan

keterampilan dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya, supaya kelak bisa menjadi salah satu

pengusaha kerupuk yang sukses dan mempunyai masa depan yang lebih cerah. Semoga segala

upaya yang sudah kami terapkan dapat  bermanfaat Amin Ya Robbal Alamin

DAFTAR PUSTAKA

Hatimah, Ihat. (2008). Pembelajaran Berwawasan Kemasyarakatan. Jakarta : Universitas

Terbuka.
Lampiran

IDENTIFIKASI KEBUTUHAN KEGIATAN KEPEMUDAAN

 KARANG TARUNA “ LENTERA HATI” DI DESA BUNIWAH KECAMATAN

BOJONG KABUPATEN TEGAL

PROGRAM PELATIHAN PEMBUATAN KERUPUK

DI DESA BUNIWAH KECAMATAN BOJONG KABUPATEN TEGAL

KELOMPOK VII : FAIZAH RIZQI AMALIYA (857564262)

IDRIS NUROKHIM (857564144)

MUKHAMAD YASIN (857564334)

RICHNA AMALIA (857564137)

POKJAR                                 :   LEBAKSIU

UPBJJ-UT                               :   PURWOKERTO
TUGAS 2 KELOMPOK
RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN BIMBINGAN PEMUDA
KARANG TARUNA “LENTERA HATI”
DESA BUNIWAH KECAMATAN BOJONG KABUPATEN TEGAL

Disusun untuk memenuhi tugas


Kuliah Pembelajaran Berwawasan Kemasyarakatan

Tutor : Roid, S.Pd

Disusun Oleh :
Kelompok VII

FAIZAH RIZQI AMALIYA (857564262)

IDRIS NUROKHIM (857564144)

MUKHAMAD YASIN (857564334)

RICHNA AMALIA (857564137

UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ-UT PUWOKERTO
PROGRAM S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
POKJAR LEBAKSIU KABUPATEN TEGAL
TAHUN 2020
RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN BIMBINGAN PEMUDA
KARANG TARUNA “LENTERA HATI”
DESA BUNIWAH
A. Standar Kompetensi
Memahami cara membuat kerupuk
B. Kompetensi Dasar
1 memahami cara membuat kerupuk
2 Mengetahui alat dan bahan yang dibutuhkan
3 Memahami cara pemasaran
C. Indikator
mempraktekan cara membuat kerupuk
D. Tujuan
Melalaui kegiatan praktek membuat kerupuk ini diharapkan masyarakat mampu
mengolah dan membuat kerupuk secara mandiri,mempromosikanya sampai ketahap
penjualan,dan diharapkan juga dpat meningkatkan sumber daya manusia sekitar.
E. Materi Pembinaan
Praktek membuat kerupuk
F. Metode Pembinnaan
Ceramah,diskusi,praktek sambil bergurau.
G.Kegiatan pembinaan
NO KEGIATAN DESKRIPSI
1. Pengamatan Melalui kegiatan ini penulis mencoba mengamati
kegiatan yang dilakukan oleh pemuda dilingkungan
sekitar,hasilnya diperoleh bahwa sebagian besar
para pemuda kurang memanfaatkan waktu dan
potensinmya untuk kegiatan berwirausaha
2. Penentuan masalah Setelah melakukan kegiatan pengamatan,maka
dilakukan kegiatan pembinaaan yang dapat menjadi
bekal untuk berwirausaha.
3. Penentuan pemuda binaan Dalam hal ini,penulis memilih pemuda binaan yang
berada disekitar lingkungan penulis demi
memudahkan hubungan komunikasi antara pemuda
binaan dan penulis.
4. Pemilihan kegiatan Dalam menentukan kegiatan yang akan
dilaksanakan maka penulis mengadakan
musyawarah bersama beberapa pemuda yang akan
dibina,dan mendapat kesepakatan untuk membuat
kerupuk.Karena bahyan baku yang dibutuhkanb
mudah didapatkan.
5. Pelaksanaan Dalam hal ini,kedudukan kita dengan pemuda
binaan sama,maksudnya tidak ada tingkatan agar
proses pembinaan berjalan lancar dan pemuda
binaan tidak merasa canggung.
6. Evaluasi Dalam kegiatan ini dapat dilihat hasil pembuatan
kerupuk oleh pemuda binaan.

H.Tanggal pelaksanaan kegiatan


No Tanggal Bentuk kegiatan
1. 12-13 oktober Melakukan pengamatan dilingkungan sekitar
dengan hasil bahwa sebgian pemuda melakukan
kegiatan yang kluran bermanfaat dan pemuda yang
kurang menggunakan potensi mereka dalam bidang
kewirausahaan.
2. 14 Oktober Menentukan pemuda binaan yang akan mengikuti
kegiatan ini.
3. 15-17 Oktober 1.Mengadakan kunjungan kepada pemuda binaan
2.Menjelaskan tujuan kegiatan pembinaan
3.Meminta kesediaan pemuda binaan untuk
mengikuti kegiatan
TUGAS 2 INDVIDU
Nama : Richna Amalia
NIM : 857564137
1. Menurut Kolb (Rene: 1996) membagi tahap-tahap belajar menjadi 4 tahap, yaitu :
1) Tahap pengalaman konkret. Seseorang mampu atau dapat mengalami suatu peristiwa atau
suatu kejadian sebagaimana adanya
2)       Tahap pengamatan aktif dan reflektif, seseorang makin lama akan semakin mampu
melakukan observasi secara aktif terhadap peristiwa yang dialaminya.
3) Tahap konseptualisasi, seseorang sudah mulai berupaya untuk membuat abtraksi,
mengembangkan suatu teori, konsep atau hokum dan prosedur tentang suatu yang
menjadi objek pengmatannya.
4)   Tahap eksperimentasi aktif. Seseorang sudah mampu mengaplikasikan konsep-konsep,
teori-teori atau aturan-aturan ke dalam situasi nyata.
2. Terdapat empat prinsip kunci yang diturunkan dari teori konstruktivisme modern, yaitu :
a) Penekanannya pada hakikat sosial dari pembelajaran.
b) Ide bahwa belajar paling baik apabila konsep itu berada dalam zona perkembangan
mereka.
c) Adanya penekanan terhadap keduanya, yaitu hakikat sosial dari belajar dan zona
perkembangan terdekat yang dinamakan dengan pemagangan kognitif.
d) Pada proses pembelajaran menekankan kemandirian atau belajar menggunakan media.
3. Falsafah Ki Hadjar Dewantoro berkenaan dengan pendidikan, yaitu :
a) Segala alat, usaha dan juga cara pendidikan harus sesuai denngan kodratnya
b) Kodratnya itu tersimpan dalam adat istiadat setiap masyarakat dengan berbagai kekhasan,
yang kesemuanya itu bertujuan untuk mencapa hidup tertib dan damai
c) Adat istiaddat sifatnya selalu berubah (dinamis)
d) Untuk mengetahui karakteristik mesyarakat saat ini diperlukan kajian dalam mendalam
tentang kehidupan masyrakat tersebut di masa lampau, sehingga dapat diprediksi
kehidupan yang akan datang pada masyarakat tersebut.
e) Perkembangan budaya masyarakat akan dipengaruhi oleh unsur-unsur lain. Hal ini terjadi
karena terjadinya pergaulan bangsa.
4. Unsur kebudayaan Menurut Ralp Linton yaitu :
a) Alam pikiran
b) Religi
c) Bahasa
d) Hubungan Sosial
e) Hidup Perekonomian
f) Ilmu Pengetahuan dan teknologi
g) Kesenian
h) Politik Dan Pemerintahan
i) Pendidikan
5. Pembelajaran berwawasaan kemasyarakatan  dilandasi oleh pemikiran dari berbagai
teori pembelajaran, yaitu teori humanistik, teori progresivisme, dan teori konstruksivisme,
serta pendidikan berbasis masyarakat. Pembelajaran berwawasan kemasyarakatan harus
didasarkan pada hal-hal berikut :
a) Kebermaknaan dan kebermanfaatan bagi peserta didik
b) Pemanfaatan lingkungan dalam pembelajaran
c) Materi pembelajaran terintegrasi dengan kehdupan sehari-hari peserta didik
d) Masalah yang diangkat dalam pembelajaran ada kesesuaian dengan kebutuhan peserta
didik
e) Menekankan pada pembelajaran partisipatif yang berpusat pada peserta didik
f) Menumbuhkan kerja sama di antara peserta didik
g) Menumbuhkan kemandirian
6. Mengacu pada UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 10, satuan pendidikan adalah
kelompok layanan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan pada jalur formal,
nonformal, dan informal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan.
Satuan Pendidikan yang ada di masyarakat menurut UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 pasal
26 ayat 4 adalah lembaga kursus, lembaga pelatihan, kelompok belajar, pusat kegiatan belajar
masyarakat, majelis taklim, serta satuan pendidikan yang sejenis.
Program pendidikan yang ada di masyarakat menurut UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 pasal
26 ayat 3 adalah pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan
kepemudaan, pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan
keterampilan, pendidikan kesetaraan.
7. Asumsi-asumsi yang dijadikan landasan dalam teori Andragogi
a) Orang Dewasa mempunyai konsep sendiri
Orang dewasa memandang bahwa dirinya memiliki kemampuan untuk membuat suatu
keputusan,dapat menghapi segala resiko dari keputusan yang diambil,serta dapat
mengatur kehidupanya secara mandiri.
b) Orang dewasa mempunyai akumulasi pengalaman
orang dewasa mempunyai pengalaman yang berbeda dengan orang dewasa lainnya
sebagai akibat dari perbedaan latar belakang kehidupan sebelumnya dan
lingkungan,makin bertambah usianya makin bertambah pula pengalamannya.
c) Orang dewasa mempunyai kesiapan belajar
kesiapan belajar orang dewasa seirama dengan keberadaan peranan social yang
ditampillkan.peran social ini akan berubah sejalan dengan berubah usia sehingga
kesiapan belajar orang dewasa akan ikut berubah pula.
d) Orang dewasa berharap dapat segera menerapkan perolehan belajarnya
orang dewasa berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran karena ia sedang merespons hal
hal yang berhubungan dengan keidupannya.dalam kegiatan belajar orang dewasa
senantiasa berorientasi pada kenyataan.
e) Orang dewasa memiliki kemampuan untuk belajar
Knowles (1980) menjelaskan bahwa orang orang yang lebih tua usianya dapat belajar hal
hal baru.oleh karena itu mereka dapat melakukan kegiatan belajar.

8. Pendekatan yang digunakan dalam keaksaraan fungsional mempunyai empat prinsip utama,
yaitu:
1) Konteks Lokal
Pembelajaran keaksaraan fungsional ini dikembangkan berdasarkan konteks local. Artinya,
kegiatannya mengacu pada konteks sosial local dan kebutuhan khusus dari setiap warga
belajar dan masyarakat sekitarnya. Berdasarkan alasan tersebut, pendidik dan warga belajar
perlu mengobservasi lingkungan sekitar mereka. Tujuannya adalah untuk mencari dan
mengumpulkan informasi tentang potensi, masalah-masalah, dan sumber-sumber
pemecahannya sesuai dengan situasi, kondisi, dan pekerjaan warga belajar.
2) Desain Lokal
Pendidik dan warga belajar perlu merancang sendiri kegiatan belajarnya di kelompok
belajar berdasarkan minat, kebutuhan, masalah, kenyataan, dan potensi setempat.
Rancangan kegiatan belajarnya (kurikulum) harus fleksibel, mudah dimodifikasi, diganti,
dan ditambah sehingga sesuai dengan minat, kebutuhan, kesepakatan, situasi dan kondisi
warga belajar.
3) Proses Partisipatif
Perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran pemberantasan buta aksara dengan
menggunakan pendekatan keaksaraan fungsional harus dilakukan berdasarkan strategi
partisipasif. Oleh sebab itu, tutor perlu melibatkan warga belajar secara aktif dalam setiap
tahap kegiatan pembelajaran di kelompok belajar.
4) Fungsionalisasi Hasil Belajar
Hasil yang diharapkan dari proses pembelajaran tersebut adalah warga belajar dapat
memfungsikan keaksaraannya untuk menganalisis dan memecahkan masalah yang
dihadapi dalam rangka meningkatkan mutu dan taraf hidupnya.
9. Kriteria yang perlu di perhatikan dalam menetapkan strategi dan metode pembelajaran
yaitu:
-Pemilihan dan penetapan strategi dan metode harus berorientas pada tujuan
pembelajaran yang ingin di capai
-Memperhatikan materi yang akan di sampaikan kepada warga belajar dengan berbagai
karakteristiknya sebagai orang dewasa.
-Media belajar yang akan di gunakan dalam proses pembelajaraan
-Tingkat kemampuan dan kemudahan warga belajar dalam menyerap dan memahami
materi pembelajaran.
-Memperhatikan efektivitas, efisiensi,daya tarik media,dan iklim/ suasana pembelajaran
di kelompol belajar.
10. Tahapan penilaian sebelum kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut
a. Tahap Perencanaan
Kegiatan pembelajaran yang baik senantiasa berawal dari rencana yang matang.
Perencanaan yang matang akan menunjukkan hasil yang optimal dalam
pembelajaran.
Perencanaan merupakan proses penyusunan sesuatu yang akan dilaksanakan
untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Pelaksanaan perencanaan tersebut
dapat disusun berdasarkan kebutuhan dalam jangka tertentu sesuai dengan
keinginan pembuat perencanaan.
b. Tahap Pelaksanaan
Tahap ini merupakan tahap implementasi atau tahap penerapan atas desain
perencanaan yang telah dibuat guru. Hakikat dari tahap pelaksanaan adalah
kegiatan operasional pembelajaran itu sendiri. Dalam tahap ini, guru melakukan
interaksi belajar-mengajar melalui penerapan berbagai strategi metode dan
tekhnik pembelajaran, serta pemanfaatan seperangkat media.
c. Tahap Evaluasi
Pada hakekatnya evaluasi merupakan suatu kegiatan untuk mengukur perubahan
perilaku yang telah

TUGAS INDIVIDU 3
LAPORAN KEMAJUAN KEGIATAN BIMBINGAN
KEPEMUDAAN

NAMA MAHASISWA : Richna Amalia


NIM : 857564137
UPBJJ : 41/Purwokerto
PROPINSI : Jawa Tengah
KABUPATEN : Tegal
KECAMATAN : Lebaksiu
A. PENDAHULUAN

Salah satu SDM yang paling penting adalah menciptakan generasi muda, penerus bangsa
yang bertanggung jawab atas kelangsungan hidup bangsa ini dan yang akan memberikan
warna bagi masa depan bangsa Indonesia. Namun saat ini tingkat pengangguran di
kalangan pemuda Indonesia sangat memprihatinkan.
Jika tidak segera dilakukan langkah-langkah yang tepat, angka pengangguran ini akan
terus meningkat dan akan menjadi sumber masalah sosial di masyarakat, seperti
kriminalitas, premanisme, narkotika, psikotropika, dan zat adiktif. Hal ini tidak saja
merugikan diri mereka sendiri tetapi juga orang lain, selain itu citra bangsa Indonesia di
mata dunia Internasional juga dipertaruhkan.
Berbagai masalah tersebut salah satunya dampak dari banyaknya jumlah pengangguran
yang ada di Indonesia. Oleh karena itu untuk mengurangi dampak tersebut maka
dibutuhkan kerjasama antara semua pihak untuk mengatasinya. Salah satunya dengan
melakukan gerakan pembinaan kepemudaan, kegiatan tersebut diharapkan mereka dapat
mengalirkan bakat dan minat untuk melakukan kegiatan yang positif yang berguna untuk
diri mereka sendiri dan orang lain. Namun selama ini, Lembaga Kepemudaan belum dapat
berperan aktif dan belum menampakkan hasil yang nyata dalam pembangunan, padahal
pemuda adalah menciptakan penerus dan benar-benar hebat dalam pembangunan daerah
karena usianya yang produktif.
Untuk membantu para pemuda agar terus meningkatkan segala potensi dan kemampuan
yang dimilikinya maka diperlukan konsep yang tepat dalam lembaga kepemudaan agar
termotivasi untuk maju. Program-program yang dapat diciptakan untuk meningkatkan
Partisipasi pemuda dapat berupa keterampilan, kewirausahaan, kepeloporan dan
kepemimpinan. Apabila Lembaga Kepemudaan dapat dikelola dan dikembangkan dengan
baik, maka akan menghasilkan sesuatu yang sangat berguna untuk kemajuan daerah.
Namun kawasan tidak dikelola dengan baik dan diarahkan, maka potensi besar dari
pemuda tidak akan memberikan apa - apa.
Dengan adanya Kegiatan Kepemudaan ini diharapkan para pemuda dapat berperan dalam
meningkatkan kualitas sumber daya manusia tidak hanya pada jalur formal tetapi juga
melalui jalur non formal salah satunya melalui lembaga kepemudaan yaitu Karang
Taruna.
Dengan melihat potensi pemuda di desa Buniwah, maka kami akan mengadakan
pembinaan kepemudaan melalui pelatihan membuat kerupuk, yang bertujuan untuk
meningkatkan lembaga kepemudaan yang ada di desa Buniwah, karena penduduknya
bermata pencaharian sebagai pedagang,dan dengan sangat antusias pemuda di desa
Buniwah mau ikut serta dalam kegiatan ini.

B. PROSES PEMBIMBINGAN

Pada kegiatan ini banyak pemuda yang belum bisa memanfaatkan waktu dan potensi
mereka di kewirausahaan dengan baik,maka dari itu saya melakukan pembinaan kegiatan
yang dapat menjadi bekal berwirausaha.
Dalam melakukan kegiatan diadakannya musyawarah dengan pemuda binaan dan didapat
kesepakatan untuk melakukan kegiatan pelatihan pembuatan kerupuk karena bahan baku
yang digunakan mudah didapat.
Agar pelaksanaan berjalan dengan lancara,disaat berlangsungnya kegiatan kita tidak
bersifat kaku,artinya kedudukan saya dengan pemuda di desa Buniwah sama tidak ada
yang lebih tinggi dan pemuda binaan bebas mengeluarkan ide atau gagasan dalam
kegiatan pembinaan.
Pada saat pelaksanaan program para pemuda binaan sangat bersemangat dan antusias
merespon semua petunjuk dan cara – cara pembuatan kerupuk. Para pemuda binaan
sangat terampil mempraktikkan kegiatan membuat kerupuk, mereka saling bekerja sama
sehingga meskipun ada kendala – kendala yang dihadapi dapat diatasi dengan baik
sehingga proses kegiatan berlangsung secara lancar. Para pemuda binaan selalu datang
tepat waktu dan bertanggung  jawab atas semua pelaksanaan sesuai dengan jadwal yang
telah ditentukan.

Dokumen berupa foto dengan pemuda binaan dan ibu-ibu sekitar

C. KELANJUTAN KEGIATAN PEMBIMBINGAN

Setelah mengadakan kegiatan pembinaan ini kami sebagai pelaksana merasa bangga dan
bersyukur kehadirat Allah SWT karena selain dapat membekali pengetahuan dan
keterampilan kepada pemuda binaan khususnya dan masyarakat umumnya. Kegiatan
pembinaan ini merupakan pengalaman yang sangat berharga tentunya bagi mahasiswa
sebagai pelaksana. Selanjutnya sebagai tindak lanjut kami mengadakan program
pemantauan dan evaluasi secara berkelanjutan supaya pemuda binaan  yang sudah
mempunyai bekal pengetahuan dan keterampilan dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya,
supaya kelak bisa menjadi salah satu pengusaha kerupuk yang sukses dan mempunyai
masa depan yang lebih cerah. Semoga segala upaya yang sudah kami terapkan
dapat  bermanfaat Amin Ya Robbal Alamin

Anda mungkin juga menyukai