TUGAS PRAKTIK 1
PEMBELAJARAN BERWAWASAN KEMASYARAKATAN (PDGK4306)
Pengertian Taman Bacaan Masyarakat (TBM) dari beberapa sumber buku dan
referensi: Dalam Buku Pedoman Penyelenggaraan Taman Bacaan Masyarakat (2006),
disebutkan sebuah pengertian taman bacaan masyarakat adalah tempat atau wadah
yang didirikan dan dikelola oleh masyarakat dan pemerintah untuk memberikan
akses pelayanan bahan bacaan kepada masyarakat sekitar sebagai sarana
pembelajaran dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat. Dan menurut
Direktorat Jenderal Pendidikan Non formal dan Informal (2012), taman bacaan
masyarakat adalah suatu program yang berbasis pada masyarakat yang dibentuk
untuk melaksanakan minat baca masyarakat yaitu menggunakan nilai sosial budaya
dalam pendekatan pada masyarakat tempat Taman Bacaan Masyarakat berada
TBM dimulai sejak tahun 1992/1993, kehadirannya merupakan pembaharuan dari
taman pustaka rakyat (TPR) yang didirikan oleh pendidikan masyarakat pada tahun
1950-an. Taman bacaan masyarakat berperan dalam meningkatkan minat baca,
menumbuhkan budaya baca dan cinta buku bagi warga belajar masyarakat.
Sebagaimana menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional,
pasal 26 ayat (4) disebutkan bahwa “Satuan Pendidikan non formal seperti pusat
kegiatan belajar masyarakat serta satuan pendidikan yang sejenis”. Secara khusus
TBM dimaksudkan untuk mendukung gerakan pemberantasan buta aksara yang
antara lain, karena Kurangnya sarana yang memungkinkan para aksarawan baru
dapat memelihara dan meningkatkan kemampuan baca tulisnya. Informasi
merupakan kebutuhan penting bagi masyarakat yang kehidupannya memerlukan
ketersediaan akses dan kemudahan informasi, dimana sebagian besar yang
dibutuhkan berada di perpustakaan maupun taman bacaan masyarakat.
TBM memiliki peran strategis dalam membangun dan mengembangkan potensi
masyarakat, di samping ikut serta dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Pada
praktiknya, TBM setidaknya memiliki 5 (lima) fungsi layanan di masyarakat seperti:
1. Widya-pustaka, artinya TBM menyediakan akses bacaan dan referensi
kepustakaan seperti buku bacaan, buku teks, buku populer, dan buku ilmu
pengetahuan, serta berbagai macam media lainnya.
2. Widya-loka, artinya TBM sebagai sentra kegiatan ilmiah dan pembelajaran seperti
seminar, diskusi, bedah buku, dan sarasehan ilmiah bagi berbagai pihak.
3. Widya-budaya, artinya TBM sebagai wadah untuk melestarikan budaya dan
kearifan lokal, di samping menuangkan ide-ide dan ekspresi budaya masyarakat,
seperti menulis, teater, angklungan, tari, dan sebagainya
4. Widya-pekerti, artinya TBM sebagai wadah pembentukan karakter dan perangai
baik dan positif manusia sehingga tercipta sikap mental dan akhlak yang kokoh
yang konstruktif di masyarakat
5. Widya-krida, artinya TBM sebagai wadah praktik baik dan tindakan nyata yang
bermanfaat bagi orang banyak. Tempatnya mengubah niat baik jadi aksi nyata
Pelayanan TBM ditujukan bagi semua warga masyarakat dalam rangka
meningkatkan pengetahuan, kecerdasan, kemampuan berpikir dan
Keterampilannya melalui sumber-sumber informasi dan fasilitas yang disediakan.
Oleh karena itu, maka tujuan TBM adalah:
1. Memberikan fasilitas belajar dalam peningkatan individu masing-masing
masyarakat
2. Memberikan informasi melalui berbagai bahan bacaan
3. Mengembangkan kemampuan kreatif, daya spiritual dan aktifitas kebudayaan
lainnya
4. Sarana rekreasi dan tempat menggunakan waktu luang secara konstruktif bagi
masyarakat.
5. Member kesempatan kepada masyarakat untuk meningkatkan kesempatan
membaca melalui sumber-sumber bacaan yang tersedia
6. Menghidupkan dan memilihara minat serta hasrat masyarakat untuk membaca
dan belajar mandiri
7. Mempertinggi dan memperluas pengetahuan, keterampilan dan kesadaran
masyarakat tentang pentingnya membaca
8. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam
pembangunan
Hal lain yang perlu dilakukan adalah menciptakan berbagai event yang
memiliki keterkaitan dengan membaca, misalnya lomba resensi buku, lomba
menulis, kompetisi penelitian, forum debat dan diskusi dan sejenisnya.
Semua event ini akan mendorong masyarakat untuk membaca. Jika hal ini
dilakukan secara terus menerus, maka akan tumbuh perasaan gemar
membaca. Jika perasaan ini dipelihara akan muncul kebiasaan membaca
yang bisa melahirkan tradisi membaca di kalangan masyarakat. Dari tradisi
membaca inilah akan lahir budaya membaca.
Selain sarana dan prasarana yang sifatnya material, institusi social juga
menjadi sesuatu yang penting diperhatikan untuk mempercepat tumbuhnya
budaya baca. Institusi social terpenting dan srategis adalah keluarga, karena
bagaimanapun keluarga adalah lingkungan paling dekat dengan kehidupan
seseorang.
Minat baca, kebiasaan membaca dan budaya membaca adalah tiga fase yang
berbeda namun saling memliki keterkaitan. Minat baca ibarat bibit yang jika
ditanam pada lahan yang tepat akan tumbuh menjadi subur, sebagaimana
kebiasaan membaca dan pada waktunya akan berbuah budaya membaca.
Sebagai bibit, minat baca harus ditanam dan dipelihara agar tumbuh menjadi
minat baca.
mahasiswa memiliki gagasan untuk membangun suatu inovasi yang berguna dalam
meningkatkan literasi di pedesaan dan menyejahterakan masyarakat yang salah
satunya dengan mendirikan Taman Baca.
Taman baca merupakan sarana yang mampu menampung bahan bacaan yang
dibutuhkan oleh kalangan masyarakat di suatu pedesaan dan mempermudah akses
bagi masyarakat khususnya anak-anak untuk memperoleh pendidikan dan
pengetahuan. Taman baca sebagai solusi untuk membawa bangsa ini menuju masa
depan yang lebih baik dan mewujudkan masyarakat pedesaan untuk mendapatkan
hak yang sama dalam hal pendidikan dengan dilakukan pemberdayaan dan
berkelanjutan secara berkala.
Pembentukan taman baca sebagai bentuk perwujudan atas hak pendidikan bagi anak
sebagaimana telah dijelaskan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 pada UU No. 23 Tahun 2003 Tentang Perlindungan Anak, UU
No. 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia dan Konvensi Hak Anak yang telah
diratifikasi oleh Indonesia. Taman baca ini dipelopori oleh mahasiswa yang memiliki
semangat untuk membangun suatu keinginan menyejahterakan masyarakat
pedesaan dengan mengajak masyarakatnya gemar membaca buku. Mahasiswa
sebagai tim pengabdi tertarik mendirikan Taman Baca sebagai bentuk pemenuhan
pendidikan masyarakat dan anak-anak di pedesaan dan sebagai bentuk perwujudan
Tri Darma Perguruan Tinggi.
Pendirian taman baca diperlukan dukungan dari berbagai pihak yang salah satunya
tenaga pendidik dan mahasiswa sebagai tim pengabdi dengan dapat menggerakkan
dan mengajak masyarakat untuk menumbuhkan minat membaca. Buku menjadi
jendela dunia pusaka kemanusiaan yang membuat peradaban berlangsung hingga
hari ini yang di dalamnya terkandung jiwa zaman di sepanjang waktu. Pembentukan
taman baca ini dibentuk dengan kreatifitas dari para pengelola dan pelibatan semua
pihak dengan menata dan mengelola taman baca menjadi suatu tempat yang
nyaman dan menyenangkan.
Media taman baca didirikan sebagai wadah untuk meningkatkan gemar membaca
dan peranannya sangat penting dalam meningkatkan literasi agar masyarakat dapat
mengembangkan potensi dirinya. Pendirian taman baca ini diadakan secara gratis
dan terbuka untuk umum dengan penciptaan suasana gemar membaca dari
mengenalkan dan menyediakan berbagai buku bacaan yang bersifat edukatif. Melalui
bahan bacaan ini masyarakat akan semakin tahu tentang sesuatu dan dapat
membawa peradaban lebih baik. Taman baca memberikan kemudahan bagi
masyarakat pedesaan untuk mengakses berbagai bacaan dan menjadikan
masyarakat terbiasa memperoleh informasi dari membaca. Adapun pembentukan
Taman Baca di pedesaan ini dilakukan dengan berbagai tahapan.
1. Persiapan
Tahap awal yang dilakukan dalam pembentukan Taman Baca yaitu persiapan. Pada
persiapan ini mahasiswa melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang rencana
pembangunan taman baca sekaligus menyampaikan kepada masyarakat untuk turut
membantu dan mendukung aktifitas taman bacaan. Sebelum membentuk taman
baca ini, mahasiswa berkoordinasi dengan Kepala Desa setempat tentang
penempatan buku dan persetujuan untuk mendirikan taman baca. Setelah
mendapatkan persetujuan dan tempat untuk mendirikan taman baca, mahasiswa
mulai melakukan penggalangan dana melalui masyarakat desa untuk menyumbang
dan membuat proposal untuk mengajukan pengadaan buku kepada komunitas
pengadaan buku, perpustakaan daerah dan donator-donatur lainnya. Kemudian
mahasiswa sebagai tim pengabdi mempersiapkan segala alat penunjang
pembentukan taman baca, seperti pembelian buku, almari buku, karpet, kartu
anggota, dan lain-lain.
2. Pelaksanaan
Pada tahap pembentukan taman baca dilaksanakan dengan membawa seluruh alat
penunjang yang telah disiapkan dan mengajak masyarakat desa untuk berpartisipasi
langsung dalam pembentukan taman baca yang memberikan dampak positif.
Mahasiswa sebagai tim pengabdi membawa seluruh alat ke lokasi sekaligus
penyusunan tata letak taman baca yang dibantu oleh warga dan karang taruna.
Kemudian diadakan acara sosialisasi atau pembukaan Taman Baca dengan
mengajak semua masyarakat desa dan aparat desa setempat sebagai tanda bahwa
Taman Baca ini sudah diresmikan. Pada saat disampaikannya penyuluhan
pendidikan yang disampaikan oleh mahasiswa sebagai tim pengabdi pada saat
pembukaan taman baca harapannya dapat menumbuhkan kesadaran masyarakat
dan aparat desa agar memberikan motivasi kepada anak-anaknya untuk
mendapatkan pendidikan. Setelah pembukaan, Taman Baca mulai beroperasi dengan
membuka selebar-lebarnya untuk masyarakat dan anak-anak setiap hari. Taman
Baca dikelola oleh karang taruna yang sebelumnya telah diberikan latihan oleh
mahasiswa sebagai tim pengabdi mengenai bagaimana cara mengelola taman baca.
3.Evaluasi
Sejak Taman Baca mulai beroperasi perlu dievaluasi dengan melihat perkembangan
kedepannya apakah Taman Baca ini telah berhasil menarik perhatian masyarakat
dan anak-anak untuk menjadikan Taman Baca sebagai tempat untuk bermain sambil
belajar. Hal tersebut dilihat dari daftar hadir pengunjung yang cenderung konsisten
atau menurun. Jika kehadirannya menurun atau sedikit maka perlu adanya tindakan
dan evaluasi untuk dapat mengajak masyarakat dan anak-anak mengunjungi Taman
Baca dengan lebih menjelaskan tentang pentingnya ke Taman Baca untuk
menambah pengetahuan. Jika kehadirannya meningkat dan konsisten, maka bahan
baca sebagai kebutuhan pendidikan anak wajib dipenuhi karena masa kanak-kanak
merupakan golden age dimana rasa keingintahuan anak tinggi.
Dengan adanya Taman Baca diharapkan dapat menguntungkan semua pihak dan
terciptanya masyarakat khususnya orang tua akan pentingnya suatu pemenuhan
pendidikan bagi anak-anak untuk giat belajar yang berawal dari membaca sehingga
dapat memperbaiki kualitas pendidikannya dan berkurangnya angka kemiskinan.
Kehadiran taman baca ini sebagai upaya dukungan dalam meningkatkan minat baca
dan menciptakan sumber daya manusia yang kompeten. Kegiatan pengabdian
dengan membentuk Taman Baca di pedesaan perlu selalu menjadi prioritas karena
betapa banyak potensi yang sesungguhnya dapat digali secara mudah namun
terhalang karena fasilitas yang tidak memadai. Perkembangan anak sangat penting,
khususnya terpenuhinya segala kebutuhan yang bersangkutan dengan pendidikan
dan akan dapat dirasakan oleh masyarakat secara langsung keberadaannya.
Pendirian Taman Baca yang dilakukan oleh mahasiswa sebagai bentuk untuk
meningkatkan kualitas pendidikan bagi masyarakat, khususnya anak-anak di
pedesaan guna mewujudkan Indonesia gemilang. Indonesia yang gemilang di masa
depan membutuhkan para pemimpin yang memiliki kualitas dan kapabilitas
mumpuni dalam memimpin yang berasal dari generasi muda yang banyak belajar.
Dan berdirinya taman baca ini semoga merupakan awal yang baik untuk
memunculkan fasilitas serupa di seluruh daerah.
NIM : 8581673323
NIM : 858748365
NIM : 858739667
TUGAS PRAKTIK 2
PEMBELAJARAN BERWAWASAN KEMASYARAKATAN (PDGK4306)
Produk
Tanggal Kegiatan
Bahan dan yang
Pertemua Materi Strategi Pembimbingan / Target
Media dihasilka
n / Waktu Pembinaan
n
Waktu dalam proses kegiatan belajar mengajar dibagi menjadi 3 tahap, kurang lebih
10 menit tahap pertama di berikan apersepsi dan apresiasi awal berupa betapa
pentingnya penguasaan akan ilmu pengetahuan dan akan pentingnya membaca,
selain itu tutor pendidikan juga melakukan tindakan penyadaran berupa penjelasan
dan memberikan cerita singkat tentang tokoh nasional yang berpengetahuan luas,
misalnya KH. Agus Salim seorang tokoh diplomat kaliber internasional andalan
bangsa Indonesia pada masa orde lama. Ternyata resep beliau menjadi tokoh yang
terkenal tersebut adalah sangat haus akan pengetahuan dan setiap saat selalu
tersedia buku bacaan di samping beliau. 50 menit pemberian konsep-konsep dan
latihan termasuk adanya interaksi kelompok untuk mempraktikkan bacaan dari
masing-masing wacana, baik secara perorangan maupun secara berpasangan.
Rencana pelajaran yang diberikan pada tatap muka berikutnya yaitu (1) melanjutkan
materi pembelajaran membaca menyenangkan (2) waktu dalam proses belajar
mengajar dibagi menjadi tiga tahap, kurang lebih 10 menit tahap pertama
dipergunakan untuk membahas PR yang dianggap sulit, 30 menit mengadakan
presentasi di depan kelas untuk mempraktikkan bentuk membaca menyenangkan
oleh beberapa anggota kelompok belajar yang telah ditunjuk sekaligus sebagai
bentuk tes evaluasi.
Dan adapun Rancangan Program Kegiatan Pembentukan Taman Bacaan Masyarakat
ini mengembangkan beberapa unsur sebagai berikut:
Sasaran kegiatan
Rahman dan Malta (2018:296) dalam penelitiannya menyatakan bahwa sasaran dari
program Taman Baca Masyarakat adalah seluruh lapisan masyarakat yang meliputi
generasi muda, orang tua maupun anak-anak. Sasaran kegiatan taman bacaan
masyarakat yaitu semua warga masyarakat dengan tidak membedakan usia karena
bahan bacaan di sana sudah cukup lengkap untuk semua usia.
Pelaksanaan kegiatan pengabdian meliputi tiga hal utama, yakni refleksi sosial,
perencanaan partisipatif, dan pelaksanaan program.
Refleksi Sosial
Mula-mula dilakukan refleksi sosial (social reflection), yaitu proses interaksi yang
dilakukan masyarakat untuk membaca konsep dan identitas diri masyarakat dengan
ekspektasi teridentifikasinya kebutuhan, masalah, potensi, dan atau asset kelompok
masyarakat itu.
Perencanaan Partisipatif
Penggalian informasi terkait minat baca warga setempat yang bisa membantu
melanjutkan TBM, dan konsultasi berbagai hal penting kepada perangkat desa
mengenai pendidikan.
Mendengarkan ide-ide dan pandangan para guru tentang program pendidikan dan
minat baca masyarakat. Terakhir
Mencari warga yang siap membantu menjalankan Taman Baca Masyarakat ini.
Menyiapkan alat-alat yang dibutuhkan seperti buku, rak buku dan kegiatan TBM.
Agenda rutin kunjungan TBM yang akan diadakan di lingkungan masyarakat setiap
hari minggu sore.
Gambar target yang akan dihasilkan dari produk warga belajar berdiskusi secara
berkelompok
Gambar target yang akan dihasilkan dari produk warga belajar membaca
TUGAS PRAKTIK 2
Pada zaman sebelum Indonesia merdeka, banyak dari masyarakat bahkan mayoritas
masyarakat Indonesia yang masi buta aksara. Sesudah proklamasi (1945-1949),
pejuang memberikan pelajaran membaca dan menulis pada masyarakat, sampai
akhirnya Kementerian Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan membentuk “bagian
Pendidikan Masyarakat” pada tahun 1946 dan berubah menjadi Jawatan Pendidikan
masyarakat pada tahun 1949. Model yang digunakan para pejuang dalam
memberikan pelajaran kepada masyarakat yang buta aksara adalah ….
Upaya pemerintah dalam menaggulangi masyarakat yang buta aksara pada tahun
1951 dibuat rencana “Sepuluh Tahun Pendidikan Masyarakat” berisi rencana
pemberantasan buta aksara dalam jangka waktu 10 tahun ke depan. Akan tetapi
rencana tersebut tidak berhasil karena masih ada 40 % penduduk buta huruf.
Bagaimana akhirnya pelaksanaan pemberantasan buta huruf (PBH) di Indonesia?
Jelaskan!
Tahun 1970 dirintis program PBH gaya baru yaitu program Paket A. Tujuan Paket A
adalah untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas program pemberantasan buta
huruf melalui pemberian tiga kemampuan yaitu buta aksara latin dan arab, buta
bahasa indonesia dan buta pendidikan dasar. Keberhasilan program paket A dalam
menurunkan buta aksara diakui dunia, sehingga Presiden Republik Indonesia
mendapat penghargaan “Avicienna Award” dari Unesco Materi yang diajarkan
berbentuk “lingkaran spiral” menggunakan buku paket A1-A100. Ciri-ciri
pembelajarannya adalah ….
JAWABAN :
1. Model yang digunakan para pejuang dalam memberikan pelajaran kepada masyarakat
yang buta aksara adalah Keaksaraan tradisional (traditional literacy) dan menggunakan
buku primer.
2. Tahun 1951 pemerintah menyusun rencana Sepuluh Tahun PBH, dengan harapan buta
aksara akan selesai dalam jangka waktu 10 tahun. Keadaan itu membuat gerah Presiden
Soekarno, dan pada tahun itu juga presiden mengeluarkan komando untuk menuntaskan
buta huruf sampai 1964.
Pada 1966, digulirkan kembali PBH fungsional. PBH saat itu dibagi dalam tiga tahapan,
yakni PBH permulaan, PBH lanjutan I, dan PBH lanjutan II. Bahan belajar PBH permulaan
menggunakan buku kecil Petani Belajar Membaca yang diselesaikan 20-30 hari.
Selanjutnya, mulai 1970-an dirintis program Kejar Paket A, yaitu program PBH dengan
menggunakan bahan belajar Paket A yang terdiri atas Paket A1 sampai A100. Hingga
tahun 1995.
4. Program penerapan asas pendidikan sepanjang hayat, upaya penerapan yang dilakukan
adalah pemerintah telah menyediakan fasilitas berupa sarana dan prasarana pendidikan
seperti perpustakaan, ruang belajar, saran pelatihan dan keterampilan yang memberikan
kebebasan kepada setiap masyarakat dalam meningkatkan ilmu.
5. Tujuan Taman Bacaan Masyarakat
1. Memberikan kesempatan bagi umum untuk membaca bahan pustaka yang dapat
membantu meningkatkan mereka ke arah kehidupan yang lebih baik.
2. Menyediakan sumber informasi yang cepat, tepat dan murah bagi masyarakat, terutama
mengenai topik yang berguna bagi mereka yang sedang hangat dalam kalangan
masyarakat.
4. Bertindak selaku agen cultural , artinya perpustakaan umum pusat utama kehidupan
budaya bagi masyarakat sekitarnya.
Program Kegitan Taman Bacaan Masyarakat Di Daerah Perkotaan Khususnya Warga
Kelurahan Stadion
NIM : 858167323
NIM : 858748365
NIM : 858739667
TUGAS PRAKTIK 3
PEMBELAJARAN BERWAWASAN KEMASYARAKATAN (PDGK4306)
Strategi yang dilakukan dalam upaya meningkatkan minat baca warga belajar yaitu
dengan:
Memilih bacaan mulai yang sederhana dan tidak terlalu tebal,banyak gambar, serta
sesuai dengan kebutuhan kerja warga
Menarik minat baca warga belajar dengan memberi contoh membaca terlebih dahulu
kemudian meminta kepada warga lain untuk meneruskan bacaan yang telah kita
baca.
Apabila ada warga yang mengalami kesulitan mengenal kata, kita bantu dengan
menyuruhnya untuk memperkirakan dengan kalimat sendiri lanjutan dari kalimat
yang terpotong tersebut atau meminta kepada warga belajar lain untuk meneruskan
bacaan
Pembelajaran Membaca
Berdiskusi
TUGAS PRAKTIK 3
Peran pemuda Indonesia dalam kehidupan berbangsa dan bernegara tidak dapat
diragukan lagi. Sumpah Pemuda adalah sebuah hasil yang sangat brilian pada zaman
itu. Sebelumnya di Indonesia kebijakan pembangunan kepemudaan selama ini belum
optimal mendorong pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat dalam
mengakselerasi pembangunan kepemudaan. Karenanya terjadilah masalah-masalah
kepemudaan yaitu ….
Upaya peningkatan kualitas pemuda menjadi salah satu agenda strategis untuk
mendapatkan manfaat bonus demografi. Pembangunan kualitas pemuda tertuang
dalam RPJMN 2020-2024 sebagai bagian dari Prioritas Nasional ke-3 Meningkatkan
SDM Berkualitas dan Berdaya Saing. Kerangka pembangunan manusia yang
berkualitas dan berdaya saing ditujukan untuk menciptakan manusia yang sehat,
cerdas, adaptif, kreatif, inovatif, terampil dan bermartabat. Maka dari itu
pembangunan kepemudaan mempunyai tujuan ….
Organisasi kepemudaan pada dasarnya adalah wadah berhimpun para pemuda yang
berkumpul disebabkan adanya persamaan profesi, ikatan primordialisme,
keagamaan dan lainnya. Organisasi itu tumbuh dan berkemban sebagai lembaga
formal dengan mengutamakan kesadaran dan tanggung jawab sosial dengan
semangat dari, oleh dan untuk pemuda. Tujuan dari kegiatan organisasi kepelajaran
dan kemahasiswaan adalah ….
LEMBAR JAWABAN SOAL HOTS (TUGAS PRAKTI 3)
JAWABAN :
3. Belum seimbang antara jumlah generasi pendidikan yang tersedia, baik yang formal
maupun nonformal. Tingginya jumlah putus sekolah karena berbagai sebab bukan hanya
merugikan generasi muda sendiri, tetapi juga merugikan seluruh bangsa.
4.Kekurangan lapangan dan kesempatan kerja serta tingginya tingkat pengangguran dan
setengah pengangguran di kalangan generasi muda mengakibatkan berkurangnya
prokdutivitas oleh nilai-nilai (kekuasaan, rakyat, dan sebagainya), makin besar kemungkinan
timbulnya pengaburan arti. Karena itu, masalah arti menjadi sangat penting.
b. Meningkatkan kreativitas;