Anda di halaman 1dari 31

MENINGKATKAN MINAT BACA MASYARAKAT

MELALUI TAMAN BACAAN MASYARAKAT


SEBAGAI SUMBER BELAJAR

NAMA : SITTI SALMAH


NIM : 8581673323
NAMA : JEMY DWI RUKMANA
NIM : 858748365
NAMA : FIRTA DWI ANGGRAINI
NIM : 858739667

TUGAS PRAKTIK 1
PEMBELAJARAN BERWAWASAN KEMASYARAKATAN (PDGK4306)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UPBJJ-UNIVERSITAS TERBUKA SURABAYA
TAHUN 2022.2
MENINGKATKAN MINAT BACA MASYARAKAT
MELALUI TAMAN BACAAN MASYARAKAT
SEBAGAI SUMBER BELAJAR

I. LATAR BELAKANG MENGAPA ATAU MASALAH APA YANG MUNCUL SEHINGGA


PERLU DILAKUKAN KEGIATAN

Membaca merupakan langkah awal perjalanan menuju pencerahan. Kegiatan


membaca ini juga dapat menciptakan generasi muda yang kreatif, produktif, dan
inovatif sehingga mampu menghadapi dan menyelesaikan tantangan pembangunan
di masa yang akan datang. Dari sistem pendidikan yang baik diharapkan muncul
generasi penerus bangsa yang berkualitas dan mampu menyesuaikan diri untuk
hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Terciptanya masyarakat dan
bangsa yang cerdas merupakan tonggak utama dan bahkan menjadi modal utama
bagi pembangunan bangsa dan negara. Sejalan dengan itu, di dalam pasal 3 Undang-
Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa
pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung jawab.
Pengembangan budaya baca dipandang sangat penting kaitannya dengan upaya
merealisasikan idealisme Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional yang
mengamanatkan masyarakat pembelajar sepanjang hayat. Belajar sepanjang hayat
(lifelong learning) merupakan kegiatan pembelajaran yang dilakukan setelah
mengikuti pembelajaran di lembaga formal. Tidak ada seorang pun yang berhak
membatasi seseorang yang ingin belajar dan memperoleh wawasan yang lebih luas.
Belajar dari negara-negara maju bahwa membaca merupakan bagian dari kebutuhan
hidup dan budaya bagi masyarakatnya. Melalui membaca seseorang akan
memperoleh banyak manfaat di antaranya menambah pengetahuan, mengetahui
informasi yang sifatnya global, memenuhi kebutuhan intelektual, serta mampu
membentuk karakter diri. Oleh karena itu, rendahnya minat dan kemampuan
membaca seseorang akan berpengaruh pula pada tingkat atau angka buta huruf di
suatu negara. Belajar sebagai suatu kebutuhan yang vital karena semakin pesatnya
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang menimbulkan berbagai perubahan
yang melanda berbagai aspek kehidupan manusia. Tanpa belajar, manusia akan
mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan tuntutan
hidup yang semakin berubah. Menghadapi perkembangan hidup dan teknologi yang
semakin berkembang dan arus globalisasi yang semakin cepat, maka banyak terjadi
persaingan dalam berbagai hal terutama pekerjaan. Dalam rangka menghadapi
tantangan tersebut, dunia pendidikan dapat menciptakan sumber daya manusia
untuk mencapai sukses dalam berbagai bidang khususnya keberhasilan dalam
belajar adalah dengan adanya sumber belajar.
Sumber belajar dapat pula dikatakan sebagai apa yang digunakan dan dapat
mendukung proses atau kegiatan pengajaran secara efektif dan dapat memudahkan
pencapaian tujuan pengajaran atau belajar, yang sengaja disediakan atau
dipersiapkan, baik yang secara langsung atau tidak langsung, baik yang konkret atau
yang abstrak. Sumber belajar yang baik adalah sumber belajar yang dapat
dimanfaatkan oleh semua orang tak terkecuali oleh masyarakat luas. Masyarakat
selalu beranggapan bahwa belajar hanya untuk siswa dan kaum intelektual saja,
sedangkan mereka tidak perlu belajar. Dalam rangka menuju masyarakat belajar
diperlukan kebebasan kepada warga masyarakat untuk belajar apa saja yang
diminati dan dibutuhkan.
Supaya dapat terwujud masyarakat belajar seperti yang diharapkan, telah
diadakan taman bacaan bagi masyarakat (TBM). Taman bacaan masyarakat disebut
salah satu embrio atau cikal bakal jenis perpustakaan umum yang berkembang di
Indonesia guna mendukung program pemberantasan buta huruf. Taman bacaan
masyarakat secara fisik memang belum dikatakan perpustakaan, meskipun
fungsinya tidak berbeda, yakni sebagai sumber ilmu yang dapat dimanfaatkan oleh
setiap orang. Taman Bacaan Masyarakat merupakan salah satu pendidikan
nonformal yang dilaksanakan untuk membantu masyarakat dalam rangka
menumbuh kembangkan minat atau kegemaran membaca. Taman Bacaan
Masyarakat menjadi sarana dalam peningkatan budaya membaca bagi masyarakat
karena Taman Bacaan Masyarakat menyediakan bahan bacaan (buku), dan kegiatan
lainnya yang menunjang warga belajarnya agar mau memperoleh informasi dari buku
dan kegiatan yang ada disana.
TBM bukan merupakan sesuatu yang baru tetapi sudah ada sejak lama ketika
masyarakat mulai mendirikan tempat pembaca dan menyewakan buku yang pada
umumnya adalah buku cerita dalam bentuk novel atau komik. Tempat yang demikian
berada ditengah-tengah pemukiman masyarakat. Melihat petingnya mencerdaskan
masyarakat dengan membaca, pada awal tahun 1950-an pemerintah mendirikan
Pustaka Rakyat yang kemudian berkembang menjadi Taman Bacaan Masyarakat,
akan tetapi sangat sedikit sekali ditemukan referensi untuk mengetahui teori yang
mendasari tumbuh dan berkembangnya TBM ini. Peneliti-peneliti TBM pada
umumnya menggunakan kebijakan-kebijakan pemerintah dalam bentuk undang-
undang, keputusan presiden, keputusan menteri, keputusan dirjen, pedoman atau
panduan yang dibuat pada tingkat direktorat, tulisan-tulisan di surat kabar dan
internet sebagai referensi.
Kondisi Taman bacaan masyarakat yang selama ini ada masih mengalami
berbagai kendala untuk benar-benar menjadi sumber belajar sepanjang hayat bagi
seluruh masyarakat. Secara umum, kondisi sarana dan prasarana yang kurang
memadai, jumlah dan jenis bahan bacaan yang kurang bervariasi, profesionalisme
pengelola, Kurangnya aktivitas pendukung, Kurangnya mutu layanan dan
keterbatasan jaringan kerja kemitraan di taman bacaan masyarakat selama ini masih
diperbaiki dan ditingkatkan. Selain itu, masih ada masalah lain yang dihadapi taman
bacaan masyarakat adalah rendahnya minat baca masyarakat. Banyaknya sumber
belajar perlu dilestarikan serta dikelola karena berperan dalam proses belajar
seseorang untuk itu diperlukan upaya dalam meningkatkan pelayanan taman bacaan
masyarakat sebagai sumber belajar.
Berdasarkan uraian latar belakang diatas TBM dilakukan karena kurangnya minat
baca masyarakat maka muncul suatu permasalahan yaitu bagaimana cara
meningkatkan minat baca masyarakat melalui taman bacaan masyarakat sebagai
sumber belajar serta apa saja hambatan yang dihadapi taman bacaan masyarakat
sebagai sumber belajar. Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan diatas,
maka tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui lebih jelas meningkatkan minat
baca masyarakat melalui taman bacaan masyarakat sebagai sumber belajar, serta
untuk mengetahui lebih jelas hambatan yang dialami pengelola taman bacaan
masyarakat sebagai sumber belajar.

II. BAGAIMANA PRAKTIKNYA DILAKSANAKAN DAN HAMBATANNYA SEPERTI APA

A. Pengertian & Tujuan TBM

Pengertian Taman Bacaan Masyarakat (TBM) dari beberapa sumber buku dan
referensi: Dalam Buku Pedoman Penyelenggaraan Taman Bacaan Masyarakat (2006),
disebutkan sebuah pengertian taman bacaan masyarakat adalah tempat atau wadah
yang didirikan dan dikelola oleh masyarakat dan pemerintah untuk memberikan
akses pelayanan bahan bacaan kepada masyarakat sekitar sebagai sarana
pembelajaran dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat. Dan menurut
Direktorat Jenderal Pendidikan Non formal dan Informal (2012), taman bacaan
masyarakat adalah suatu program yang berbasis pada masyarakat yang dibentuk
untuk melaksanakan minat baca masyarakat yaitu menggunakan nilai sosial budaya
dalam pendekatan pada masyarakat tempat Taman Bacaan Masyarakat berada
TBM dimulai sejak tahun 1992/1993, kehadirannya merupakan pembaharuan dari
taman pustaka rakyat (TPR) yang didirikan oleh pendidikan masyarakat pada tahun
1950-an. Taman bacaan masyarakat berperan dalam meningkatkan minat baca,
menumbuhkan budaya baca dan cinta buku bagi warga belajar masyarakat.
Sebagaimana menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional,
pasal 26 ayat (4) disebutkan bahwa “Satuan Pendidikan non formal seperti pusat
kegiatan belajar masyarakat serta satuan pendidikan yang sejenis”. Secara khusus
TBM dimaksudkan untuk mendukung gerakan pemberantasan buta aksara yang
antara lain, karena Kurangnya sarana yang memungkinkan para aksarawan baru
dapat memelihara dan meningkatkan kemampuan baca tulisnya. Informasi
merupakan kebutuhan penting bagi masyarakat yang kehidupannya memerlukan
ketersediaan akses dan kemudahan informasi, dimana sebagian besar yang
dibutuhkan berada di perpustakaan maupun taman bacaan masyarakat.
TBM memiliki peran strategis dalam membangun dan mengembangkan potensi
masyarakat, di samping ikut serta dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Pada
praktiknya, TBM setidaknya memiliki 5 (lima) fungsi layanan di masyarakat seperti:
1. Widya-pustaka, artinya TBM menyediakan akses bacaan dan referensi
kepustakaan seperti buku bacaan, buku teks, buku populer, dan buku ilmu
pengetahuan, serta berbagai macam media lainnya.
2. Widya-loka, artinya TBM sebagai sentra kegiatan ilmiah dan pembelajaran seperti
seminar, diskusi, bedah buku, dan sarasehan ilmiah bagi berbagai pihak.
3. Widya-budaya, artinya TBM sebagai wadah untuk melestarikan budaya dan
kearifan lokal, di samping menuangkan ide-ide dan ekspresi budaya masyarakat,
seperti menulis, teater, angklungan, tari, dan sebagainya
4. Widya-pekerti, artinya TBM sebagai wadah pembentukan karakter dan perangai
baik dan positif manusia sehingga tercipta sikap mental dan akhlak yang kokoh
yang konstruktif di masyarakat
5. Widya-krida, artinya TBM sebagai wadah praktik baik dan tindakan nyata yang
bermanfaat bagi orang banyak. Tempatnya mengubah niat baik jadi aksi nyata
Pelayanan TBM ditujukan bagi semua warga masyarakat dalam rangka
meningkatkan pengetahuan, kecerdasan, kemampuan berpikir dan
Keterampilannya melalui sumber-sumber informasi dan fasilitas yang disediakan.
Oleh karena itu, maka tujuan TBM adalah:
1. Memberikan fasilitas belajar dalam peningkatan individu masing-masing
masyarakat
2. Memberikan informasi melalui berbagai bahan bacaan
3. Mengembangkan kemampuan kreatif, daya spiritual dan aktifitas kebudayaan
lainnya
4. Sarana rekreasi dan tempat menggunakan waktu luang secara konstruktif bagi
masyarakat.
5. Member kesempatan kepada masyarakat untuk meningkatkan kesempatan
membaca melalui sumber-sumber bacaan yang tersedia
6. Menghidupkan dan memilihara minat serta hasrat masyarakat untuk membaca
dan belajar mandiri
7. Mempertinggi dan memperluas pengetahuan, keterampilan dan kesadaran
masyarakat tentang pentingnya membaca
8. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam
pembangunan

B. Pengertian Minat baca masyarakat

Peningkatan wawasan dan ilmu pengetahuan kerap disandingkan dengan


hobby seseorang terhadap membaca apapun, di manapun dan kapanpun. Pada
dasarnya hobby membaca berkaitan erat dengan budaya membaca suatu
keluarga, masyarakat, daerah, bahkan budaya suatu bangsa. Sebuah keluarga
yang menerapkan budaya membaca, akan lebih mudah mengkondisikan anggota
keluarganya untuk mempunyai minat dalam membaca. Hal ini diantaranya bisa
ditandai misalnya dengan adanya ruang baca dengan sejumlah koleksi buku
dalam sebuah keluarga, menjadi anggota perpustakaan yang secara rutin
meminjam koleksi perpustakaan, mempunyai agenda untuk membeli buku setiap
bulan, atau 3 bulan sekali, mempunyai jadwal tersendiri untuk membaca, Serta
menggunakan sebagian waktu luangnya untuk membaca. Ketika budaya
membaca ini telah terbentuk di dalam setiap keluarga, maka daerah dimana
keluarga-keluarga tersebut menetap akan terlokalisasi sebagai daerah yang
mempunyai budaya membaca. Demikian seterusnya. Bila daerah-daerah yang
telah membudaya dengan membaca tersebut bertambah banyak maka akan
terbentuklah bangsa yang mempunyai budaya membaca. Kegiatan membaca
yang dilakukan secara benar dan efektif telah terbukti mampu meningkatkan
kuwalitas hidup seseorang yang pada gilirannya akan menjadi suatu budaya atau
kebiasaan bagi dirinya. Budaya membaca tersebut diawali dari tumbuhnya minat
baca, kemudian menjadi gemar dan cinta membaca. Selanjutnya memelihara dan
mengembangkan minat baca tersebut menjadi suatu yang bermanfaat. Minat
membaca tidaklah dapat ada dengan sendirinya, melainkan didapat dari proses
pembelajaran dan perkembangan fisik, perbedaan sex (identitas kelamin), status
sosial-ekonomi, lingkungan, perkembangan mental dan fisik, pengalaman sosial,
budaya, bobot emosi, sifat egosentris, kesiapan belajar dan kesempatan untuk
belajar serta pengembangan dan pemfasilitasan curiosity dengan seiring adanya
layanan bacaan yang menyertainya dengan kesinambungan tersebut maka minat
baca akan meningkat.
Ada dua kelompok besar faktor dan unsur yang mempengaruhi minat
membaca yaitu faktor personal dan faktor institusional (Purves dan Beach, dalam
Harris dan Sipay, 2005:14).
1. Faktor personal adalah faktor-faktor yang ada dalam diri atau faktor yang interent
diri, yaitu meliputi usia, jenis kelamin, inteligensi, kemampuan membaca, sikap
dan kebutuhan psikologis.
2. Faktor institusional adalah faktor-faktor di luar diri atau faktor exterent,yaitu
meliputi ketersediaan jumlah buku-buku bacaan dan jenis-jenis bukunya, status
sosial ekonomi orang tua dan latar belakang etnis, kemudian pengaruh orang tua,
guru dan teman sebaya.

C. Penyebab rendahnya minat baca masyarakat

Faktor yang menyebabkan rendahnya minat baca masyarakat Indonesia


menurut Mastani Harjoprakosa (2005:145) antara lain :
 Pemerintah dan swasta dengan lembaga pendidikannya, para guru kurang
memotivasi para anak didiknya untuk membaca buku-buku selain buku
pelajaran.
 Para orang tua tidak memberi dorongan kepada anak untuk
mengutamakan membeli buku dari pada mainan, alat pandang dengar.
Mereka biasanya kurang mengetahui jenis buku yang sesuai dan disukai
anak, dan mereka biasanya juga kurang memperkenalkan perpustakan
kepada anak-anak.
 Para penerbit media cetak memasang harga buku yang bermutu terlalu
tinggi, sehingga tak terjangkau oleh masyarakat luas.
 Para pengarang, penyadur dan penerjemah yang semakin berkurang,
karena royalti yang tidak menentu dan masih terkena PPH.
 Perpustakaan Umum yang jumlahnya belum mencukupi di tiap Propinsi
untuk melayani masyarakat.
 Perpustakaan masjid yang belum terkelola dengan profesional.
Seelain masalah tersebut diatas masih ada beberapa faktor lain.
1. Kurangnya fasilitas perpustakan di daerah pedesaan, perkampungan
serta kurangnya pengertian akan manfaat perpustakan
2. Kurangnya tenaga pengelola perpustakaan yang profesional
3. Terbatasnya bahan pustaka dalam jumlah dan variasinya yang belum
memenuhi kebutuhan pengguna jasa perpustakaan.
4. Kurang bervariasinya jenis layanan perpustakaan, seperti jasa referens,
pemutaran film, bercerita, penelusuran dan lain sebgainya.
5. Terbatasnya ruangan perpustakaan yang berakibat belum adanya
ruangruang khusus seperti rung baca, ruang cerita, ruang remaja.
6. Terbatasnya perabot dan peralatan perpustakaan.
7. Kurangnya kebijakan tentang promosi budaya baca dan pemasyarakatan
perpustakaan
8. Belum adanya kemantapan kerjasama jaringan yang terpadu antar
perpustakaan.

D. Hambatan & Strategi Dalam Mengatasi Hambatan Minat Baca di TBM

 Hambatan Minat Baca di TBM


Dalam hasil penelitian di lapangan, hambatan-hambatan budaya membaca
masyarakat di kedua TBM tersebut juga hampir sama. Adapun hambatan-
hambatan tersebut yaitu :

1) Kondisi sosial budaya masyarakat di TBM tidak jauh


berbeda dengan kondisi sosial budaya masyarakat di
TBM yang lain. Masih banyak masyarakat yang
menggunakan bahasa tutur/lisan dalam kehidupan
mereka sehari-hari. Masyarakat belum beralih dari
bahasa tutur kepada budaya menulis atau pun budaya
membaca.
2) Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi (TIK)
yang tiada hentihentinya ini juga mempengaruhi budaya
membaca masyarakat. Masyarakat lebih terpengaruh
dengan penggunaan teknologi dan informasi tersebut
daripada kegiatan membaca buku dan
membudayakannya.
3) Latar sosial ekonomi masyarakat di TBM juga
tergolong masyarakat menengah ke bawah. Hal ini
ditandai dengan banyaknya masyarakat yang bekerja
sebagai buruh di pabrik/industri dan petani. Ada
sebagian kecil dari masyarakatnya juga yang menjadi
peternak, baik kambing ataupun sapi.
4) Motivasi membaca dari masyarakat sendiri juga
tergolong masih rendah. Hal ini mempengaruhi tradisi
membaca masyarakatnya juga.
5) Ketersediaan bahan bacaan yang ada selama ini juga
menjadi hambatan budaya membaca masyarakat,
sebab tidak semuanya bisa dinikmati oleh masyarakat
umum.
6) Sikap masyarakat tentang keberadaan TBM juga masih
acuh. Masyarakat masih diam dan apatis terhadap
adanya lembaga yang bergerak terhadap kepedulian
bahan bacaan masyarakat ini.
7) Layanan yang diberikan TBM juga masih sebatas ala
kadarnya. Pengunjung bisa mengambil, membaca dan
meminjam buku-buku yang ada di TBM. Pengelolaan
TBM tidak serumit seperti halnya perpustakaan.
8) Promo tentang kampanye membaca yang dijalankan
selama ini juga kurang maksimal dengan baik. Selama
ini promo yang ada masih slogan dan ajakan membaca
yang terpampang di depan TBM saja.
Adapun hambatan-hambatan budaya membaca masyarakat tersebut sesuai dengan faktor-
faktor yang mempengaruhi membaca menurut Lamb dan Arnol dalam Rahim Farida ada 4
yaitu : a) Faktor fisiologis, b) faktor intelektual, c) faktor lingkungan, dan d) faktor psikologi.
 Strategi Dalam Mengatasi Hambatan Minat Baca di TBM

Strategi dalam mengatasi hambatan hambatan minat membaca masyarakat,


yakni dengan melakukan berbagai program yang melibatkan masyarakat
banyak. Secara rinci strategi dalam mengatasi hambatan-hambatan minat
membaca masyarakat yakni:

1) Untuk mengatasi kemajuan teknologi informasi dan komunikasi


dalam masyarakat adalah dengan mengadakan pemutaran filem
baru, pasang televisi edukatif dan menggunakan alat permainan
edukatif (APE). Semuanya dilaksanakan di TBM.

2) Mengenalkan buku baru dan berusaha melengkapi sarana dan


prasarana yang ada di TBM.

3) Strategi untuk mendapatkan tambahan bahan bacaan yakni


dengan melakukan pengajuan donatur buku, mengumpulkan
buku-buku bekas layak baca dari masyarakat, dan dengan
membeli buku dari hasil kerja yang dilakukannya.

4) Sementara itu program yang dilakukan agar memperoleh


dukungan positif dari masyarakat untuk menumbuhkan budaya
membaca adalah dengan melakukan berbagai kegiatan yang
melibatkan masyarakat banyak tentang membaca.

5) Mengadakan layanan praktek ketrampilan secara gratis. Ini bisa


dilakukan dengan menjalin kemitraan dengan pelaku ketrampilan
yang ada di masyarakat. Sehingga diharapkan dapat membantu
menyelesaikan permasalahan seputar ketrampilan yang diminati
masyarakat.

6) Memasang spanduk dan membagikan brosur tentang ajakan


membaca di TBM. Teknisnya, di jalan itu akan dipasang spanduk
yang mengajak masyarakat untuk mencintai membaca. Di
samping itu, akan dilaksanakan sosialisasi yang lebih aktif di
jama’ah yasin dan tahlil yang ada.

Menurut pendapat Zastrow Al-Ngatawi, yang mengemukakan bahwa strategi


cultural menumbuhkan budaya baca bisa dilakukan dengan penyediaan
berbagai fasilitas yang bisa mendorong tumbuhnya minat baca di kalangan
masyarakat. Misalnya penyediaan buku-buku bacaan yang mudah diakses
oleh masyarakat, perpustakaan yang nyaman dan menarik dengan pelayanan
yang mudah dan menyenangkan sehingga orang merasa nyaman berada di
perpustakaan.

Hal lain yang perlu dilakukan adalah menciptakan berbagai event yang
memiliki keterkaitan dengan membaca, misalnya lomba resensi buku, lomba
menulis, kompetisi penelitian, forum debat dan diskusi dan sejenisnya.

Semua event ini akan mendorong masyarakat untuk membaca. Jika hal ini
dilakukan secara terus menerus, maka akan tumbuh perasaan gemar
membaca. Jika perasaan ini dipelihara akan muncul kebiasaan membaca
yang bisa melahirkan tradisi membaca di kalangan masyarakat. Dari tradisi
membaca inilah akan lahir budaya membaca.

Selain sarana dan prasarana yang sifatnya material, institusi social juga
menjadi sesuatu yang penting diperhatikan untuk mempercepat tumbuhnya
budaya baca. Institusi social terpenting dan srategis adalah keluarga, karena
bagaimanapun keluarga adalah lingkungan paling dekat dengan kehidupan
seseorang.

Sehubungan dengan minat dan budaya membaca masyarakat, ada tiga


tahapan yang harus dilalui, yaitu :

a. Dimulai adanya kegemaran karena tertarik


bahwa di dalam bacaan tertentu terdapat
sesuatu yang menyenangkan diri pembacanya.

b. Ketersediaan bahan dan sumber bacaan yang


sesuai selera.

c. Membaca menjadi kebutuhan yang harus


dipenuhi.

Minat baca, kebiasaan membaca dan budaya membaca adalah tiga fase yang
berbeda namun saling memliki keterkaitan. Minat baca ibarat bibit yang jika
ditanam pada lahan yang tepat akan tumbuh menjadi subur, sebagaimana
kebiasaan membaca dan pada waktunya akan berbuah budaya membaca.
Sebagai bibit, minat baca harus ditanam dan dipelihara agar tumbuh menjadi
minat baca.

Secara teoritis terdapat hubungan yang timbal balik antara minat,


kemampuan, keterampilan, dan kebiasaan membaca. Kebiasaan membaca
dianggap sebagai syarat terbentuknya budaya baca dalam masyarakat.
Apabila budaya baca ini dikembangkan secara terus-menerus, maka akan
bermuara akhirnya pada terbentuknya masyarakat yang gemar membaca
(reading Society) dan sekaligus juga masyarakat yang gemar belajar (learning
society).

III. GAGASAN ATAU IDE DARI MAHASISWA UNTUK MENINGKATKAN KEBERHASILAN


SALAH SATU KEGIATAN

mahasiswa memiliki gagasan untuk membangun suatu inovasi yang berguna dalam
meningkatkan literasi di pedesaan dan menyejahterakan masyarakat yang salah
satunya dengan mendirikan Taman Baca.

Taman baca merupakan sarana yang mampu menampung bahan bacaan yang
dibutuhkan oleh kalangan masyarakat di suatu pedesaan dan mempermudah akses
bagi masyarakat khususnya anak-anak untuk memperoleh pendidikan dan
pengetahuan. Taman baca sebagai solusi untuk membawa bangsa ini menuju masa
depan yang lebih baik dan mewujudkan masyarakat pedesaan untuk mendapatkan
hak yang sama dalam hal pendidikan dengan dilakukan pemberdayaan dan
berkelanjutan secara berkala.
Pembentukan taman baca sebagai bentuk perwujudan atas hak pendidikan bagi anak
sebagaimana telah dijelaskan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 pada UU No. 23 Tahun 2003 Tentang Perlindungan Anak, UU
No. 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia dan Konvensi Hak Anak yang telah
diratifikasi oleh Indonesia. Taman baca ini dipelopori oleh mahasiswa yang memiliki
semangat untuk membangun suatu keinginan menyejahterakan masyarakat
pedesaan dengan mengajak masyarakatnya gemar membaca buku. Mahasiswa
sebagai tim pengabdi tertarik mendirikan Taman Baca sebagai bentuk pemenuhan
pendidikan masyarakat dan anak-anak di pedesaan dan sebagai bentuk perwujudan
Tri Darma Perguruan Tinggi.

Pendirian taman baca diperlukan dukungan dari berbagai pihak yang salah satunya
tenaga pendidik dan mahasiswa sebagai tim pengabdi dengan dapat menggerakkan
dan mengajak masyarakat untuk menumbuhkan minat membaca. Buku menjadi
jendela dunia pusaka kemanusiaan yang membuat peradaban berlangsung hingga
hari ini yang di dalamnya terkandung jiwa zaman di sepanjang waktu. Pembentukan
taman baca ini dibentuk dengan kreatifitas dari para pengelola dan pelibatan semua
pihak dengan menata dan mengelola taman baca menjadi suatu tempat yang
nyaman dan menyenangkan.

Media taman baca didirikan sebagai wadah untuk meningkatkan gemar membaca
dan peranannya sangat penting dalam meningkatkan literasi agar masyarakat dapat
mengembangkan potensi dirinya. Pendirian taman baca ini diadakan secara gratis
dan terbuka untuk umum dengan penciptaan suasana gemar membaca dari
mengenalkan dan menyediakan berbagai buku bacaan yang bersifat edukatif. Melalui
bahan bacaan ini masyarakat akan semakin tahu tentang sesuatu dan dapat
membawa peradaban lebih baik. Taman baca memberikan kemudahan bagi
masyarakat pedesaan untuk mengakses berbagai bacaan dan menjadikan
masyarakat terbiasa memperoleh informasi dari membaca. Adapun pembentukan
Taman Baca di pedesaan ini dilakukan dengan berbagai tahapan.

Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam pembentukan Taman baca sebagai berikut:

1. Persiapan

Tahap awal yang dilakukan dalam pembentukan Taman Baca yaitu persiapan. Pada
persiapan ini mahasiswa melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang rencana
pembangunan taman baca sekaligus menyampaikan kepada masyarakat untuk turut
membantu dan mendukung aktifitas taman bacaan. Sebelum membentuk taman
baca ini, mahasiswa berkoordinasi dengan Kepala Desa setempat tentang
penempatan buku dan persetujuan untuk mendirikan taman baca. Setelah
mendapatkan persetujuan dan tempat untuk mendirikan taman baca, mahasiswa
mulai melakukan penggalangan dana melalui masyarakat desa untuk menyumbang
dan membuat proposal untuk mengajukan pengadaan buku kepada komunitas
pengadaan buku, perpustakaan daerah dan donator-donatur lainnya. Kemudian
mahasiswa sebagai tim pengabdi mempersiapkan segala alat penunjang
pembentukan taman baca, seperti pembelian buku, almari buku, karpet, kartu
anggota, dan lain-lain.

2. Pelaksanaan

Pada tahap pembentukan taman baca dilaksanakan dengan membawa seluruh alat
penunjang yang telah disiapkan dan mengajak masyarakat desa untuk berpartisipasi
langsung dalam pembentukan taman baca yang memberikan dampak positif.
Mahasiswa sebagai tim pengabdi membawa seluruh alat ke lokasi sekaligus
penyusunan tata letak taman baca yang dibantu oleh warga dan karang taruna.
Kemudian diadakan acara sosialisasi atau pembukaan Taman Baca dengan
mengajak semua masyarakat desa dan aparat desa setempat sebagai tanda bahwa
Taman Baca ini sudah diresmikan. Pada saat disampaikannya penyuluhan
pendidikan yang disampaikan oleh mahasiswa sebagai tim pengabdi pada saat
pembukaan taman baca harapannya dapat menumbuhkan kesadaran masyarakat
dan aparat desa agar memberikan motivasi kepada anak-anaknya untuk
mendapatkan pendidikan. Setelah pembukaan, Taman Baca mulai beroperasi dengan
membuka selebar-lebarnya untuk masyarakat dan anak-anak setiap hari. Taman
Baca dikelola oleh karang taruna yang sebelumnya telah diberikan latihan oleh
mahasiswa sebagai tim pengabdi mengenai bagaimana cara mengelola taman baca.

3.Evaluasi

Sejak Taman Baca mulai beroperasi perlu dievaluasi dengan melihat perkembangan
kedepannya apakah Taman Baca ini telah berhasil menarik perhatian masyarakat
dan anak-anak untuk menjadikan Taman Baca sebagai tempat untuk bermain sambil
belajar. Hal tersebut dilihat dari daftar hadir pengunjung yang cenderung konsisten
atau menurun. Jika kehadirannya menurun atau sedikit maka perlu adanya tindakan
dan evaluasi untuk dapat mengajak masyarakat dan anak-anak mengunjungi Taman
Baca dengan lebih menjelaskan tentang pentingnya ke Taman Baca untuk
menambah pengetahuan. Jika kehadirannya meningkat dan konsisten, maka bahan
baca sebagai kebutuhan pendidikan anak wajib dipenuhi karena masa kanak-kanak
merupakan golden age dimana rasa keingintahuan anak tinggi.

Dengan adanya Taman Baca diharapkan dapat menguntungkan semua pihak dan
terciptanya masyarakat khususnya orang tua akan pentingnya suatu pemenuhan
pendidikan bagi anak-anak untuk giat belajar yang berawal dari membaca sehingga
dapat memperbaiki kualitas pendidikannya dan berkurangnya angka kemiskinan.
Kehadiran taman baca ini sebagai upaya dukungan dalam meningkatkan minat baca
dan menciptakan sumber daya manusia yang kompeten. Kegiatan pengabdian
dengan membentuk Taman Baca di pedesaan perlu selalu menjadi prioritas karena
betapa banyak potensi yang sesungguhnya dapat digali secara mudah namun
terhalang karena fasilitas yang tidak memadai. Perkembangan anak sangat penting,
khususnya terpenuhinya segala kebutuhan yang bersangkutan dengan pendidikan
dan akan dapat dirasakan oleh masyarakat secara langsung keberadaannya.
Pendirian Taman Baca yang dilakukan oleh mahasiswa sebagai bentuk untuk
meningkatkan kualitas pendidikan bagi masyarakat, khususnya anak-anak di
pedesaan guna mewujudkan Indonesia gemilang. Indonesia yang gemilang di masa
depan membutuhkan para pemimpin yang memiliki kualitas dan kapabilitas
mumpuni dalam memimpin yang berasal dari generasi muda yang banyak belajar.
Dan berdirinya taman baca ini semoga merupakan awal yang baik untuk
memunculkan fasilitas serupa di seluruh daerah.

SUMBER DAN DAFTAR PUSTAKA


Rahim Farida.Pengajaran Membaca diSekolah Dasar. (Jakarta: Bumi Aksara, 2005.7
Zastrow Al-Ngatawi,Menambah Budaya Membaca Masyarakat dalam
http://gpmb.perpusnas.go.id./index.php?module=artikel=39. (diakses 22 Juni 2015)
Muhsin Kalida & Moh. Mursyid.Gerakan Literasi Mencerdaskan Negeri . (Yogyakarta : Aswaja
Pressindo, 2014), 255-256
https://garuda.kemdikbud.go.id/documents/detail/788664
https://tspace.library.utoronto.ca/handle/1807/16623
https://edukasi.kompas.com/: Literasi Baca Indonesia Rendah, Akses Baca Diduga
Penyebab
Anwar, Ahmad. 2017. Strategi Pemuda Dalam Pengembangan Minat Baca
Wulandari, Cahya dan Rindia Fanny. 2017. Pembentukan Taman Baca Sebagai Wujud
Pemenuhan Hak Pendidikan Bagi Anak-Anak.
RANCANGAN PROGRAM KEGIATAN

PEMBENTUKAN TAMAN BACAAN MASYARAKAT

NAMA : SITTI SALMAH

NIM : 8581673323

NAMA : JEMY DWI RUKMANA

NIM : 858748365

NAMA : FIRTA DWI ANGGRAINI

NIM : 858739667

TUGAS PRAKTIK 2
PEMBELAJARAN BERWAWASAN KEMASYARAKATAN (PDGK4306)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UPBJJ-UNIVERSITAS TERBUKA SURABAYA
TAHUN 2022.2
Rancangan Program Kegiatan Pembentukan Taman Bacaan Masyarakat

Nama KelompokPembimbingan/Pembinaan: KELOMPOK 2

TopikPembimbingan/Pembinaan : Memberi Motivasi, Melakukan belajar membaca


dan Berdiskusi

Produk
Tanggal Kegiatan
Bahan dan yang
Pertemua Materi Strategi Pembimbingan / Target
Media dihasilka
n / Waktu Pembinaan
n

14 Penting Memberi Membaca akan Ceramah dan Warga Produk


November nya motivasi menambah Tanya Jawab belajar warga
2022 kemamp wawasan dan termoti belajar
uan pengetahuan vasi berkeingi
1 Jam membac sehingga akan untuk nan untuk
a mampu belajar membaca
meningkatkan pola memba
pikir dan cara ca
hidup yang lebih
baik

15 Berdisku Membaca Belajar membaca Buku Bisa Produk


November si memba warga
2022 ca belajar
bisa
2 Jam membaca

16 Berdisku Belajar Belajar berdiskusi Tanya Jawab Bisa Produk


November si berdiskusi penguasaan akan berdisk warga
2022 ilmu pengetahuan usi belajar
dari akan mengenal
2 Jam pentingnya untuk
membaca berdiskus
i
Rancangan Program Kegiatan Pembentukan Taman Bacaan
Masyarakat

PENJELASAN RANCANGAN PROGRAM PEMBENTUKAN TAMAN BACAAN


MASYARAKAT

Program taman bacaan masyarakat diharapkan dapat mewujudkan masyarakat


gemar membaca (learning society) dengan salah satu indikator masyarakat gemar
membaca bagi mereka yang buta aksara, putus sekolah atau tamat sekolah tapi
tidak melanjutkan. Perlu disediakan bahan bacaan agar dapat meningkatkan
kemampuan diri, bekerja dan berusaha. Rancangan Program Kegiatan Pembentukan
Taman Bacaan Masyarakat memiliki skenario dalam proses pembelajaran, skenario
pembelajaran yang dilakukan melalui tahap-tahap pelaksanaan sebagai berikut:

Memberikan materi awal yang menyenangkan berupa kegiatan-kegiatan yang


motivatif dan inovatif

Waktu dalam proses kegiatan belajar mengajar dibagi menjadi 3 tahap, kurang lebih
10 menit tahap pertama di berikan apersepsi dan apresiasi awal berupa betapa
pentingnya penguasaan akan ilmu pengetahuan dan akan pentingnya membaca,
selain itu tutor pendidikan juga melakukan tindakan penyadaran berupa penjelasan
dan memberikan cerita singkat tentang tokoh nasional yang berpengetahuan luas,
misalnya KH. Agus Salim seorang tokoh diplomat kaliber internasional andalan
bangsa Indonesia pada masa orde lama. Ternyata resep beliau menjadi tokoh yang
terkenal tersebut adalah sangat haus akan pengetahuan dan setiap saat selalu
tersedia buku bacaan di samping beliau. 50 menit pemberian konsep-konsep dan
latihan termasuk adanya interaksi kelompok untuk mempraktikkan bacaan dari
masing-masing wacana, baik secara perorangan maupun secara berpasangan.

Rencana pelajaran yang diberikan pada tatap muka berikutnya yaitu (1) melanjutkan
materi pembelajaran membaca menyenangkan (2) waktu dalam proses belajar
mengajar dibagi menjadi tiga tahap, kurang lebih 10 menit tahap pertama
dipergunakan untuk membahas PR yang dianggap sulit, 30 menit mengadakan
presentasi di depan kelas untuk mempraktikkan bentuk membaca menyenangkan
oleh beberapa anggota kelompok belajar yang telah ditunjuk sekaligus sebagai
bentuk tes evaluasi.
Dan adapun Rancangan Program Kegiatan Pembentukan Taman Bacaan Masyarakat
ini mengembangkan beberapa unsur sebagai berikut:

Sasaran kegiatan

Rahman dan Malta (2018:296) dalam penelitiannya menyatakan bahwa sasaran dari
program Taman Baca Masyarakat adalah seluruh lapisan masyarakat yang meliputi
generasi muda, orang tua maupun anak-anak. Sasaran kegiatan taman bacaan
masyarakat yaitu semua warga masyarakat dengan tidak membedakan usia karena
bahan bacaan di sana sudah cukup lengkap untuk semua usia.

Perumusan program kerja

Pengelola Taman Bacaan Masyarakat membuat berbagai kegiatan berdasarkan


prinsip kemandirian dan bagaimana melayani masyarakat secara optimal dengan
melibatkan pihak internal maupun ekternal mulai dari masyarakat, pelajar maupun
mitra strategis lainnya sebagai pelaksana kegiatan literasi yang sudah direncanakan.
Semua pelaksanaan kegiatan di TBM di balai desa pademawu barat berpedoman
pada prinsip SOPAN
Pelaksanaan kegiatan

Pelaksanaan kegiatan pengabdian meliputi tiga hal utama, yakni refleksi sosial,
perencanaan partisipatif, dan pelaksanaan program.

Refleksi Sosial

Mula-mula dilakukan refleksi sosial (social reflection), yaitu proses interaksi yang
dilakukan masyarakat untuk membaca konsep dan identitas diri masyarakat dengan
ekspektasi teridentifikasinya kebutuhan, masalah, potensi, dan atau asset kelompok
masyarakat itu.

Perencanaan Partisipatif

Partisipatif di sini bermakna keterlibatan bersama di dalam warga masyarakat, yang


dalam hal ini meliputi karang taruna setempat, anak- anak, dan para guru. Partisipasi
dimaksudkan sebagai upaya untuk menciptakan program dalam meningkatkan minat
belajar warga khususnya dalam hal membaca.

Sejumlah perencanaan partisipatif dirancang.

Penggalian informasi terkait minat baca warga setempat yang bisa membantu
melanjutkan TBM, dan konsultasi berbagai hal penting kepada perangkat desa
mengenai pendidikan.

Mendengarkan ide-ide dan pandangan para guru tentang program pendidikan dan
minat baca masyarakat. Terakhir

Penyusunan rencana kegiatan pemberdayaan Taman Baca Masyarakat bagi


kalangan warga masyarakat.
Pelaksanaan program

Ada beberapa rencana program kegiatan yang dihasilkan.

Mencari warga yang siap membantu menjalankan Taman Baca Masyarakat ini.

Menyiapkan alat-alat yang dibutuhkan seperti buku, rak buku dan kegiatan TBM.

Agenda rutin kunjungan TBM yang akan diadakan di lingkungan masyarakat setiap
hari minggu sore.

MEMBUAT GAMBAR TARGET ATAU PRODUK YANG DIHASILKAN AKAN SEPERTI


APA.

Gambar target yang akan dihasilkan dari produk warga belajar berdiskusi secara
berkelompok
Gambar target yang akan dihasilkan dari produk warga belajar membaca

DOKUMENTASI RANGKAIAN FOTO KEGIATAN BEKERJA SECARA KELOMPOK


SOAL HOTS

TUGAS PRAKTIK 2

Pada zaman sebelum Indonesia merdeka, banyak dari masyarakat bahkan mayoritas
masyarakat Indonesia yang masi buta aksara. Sesudah proklamasi (1945-1949),
pejuang memberikan pelajaran membaca dan menulis pada masyarakat, sampai
akhirnya Kementerian Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan membentuk “bagian
Pendidikan Masyarakat” pada tahun 1946 dan berubah menjadi Jawatan Pendidikan
masyarakat pada tahun 1949. Model yang digunakan para pejuang dalam
memberikan pelajaran kepada masyarakat yang buta aksara adalah ….

Upaya pemerintah dalam menaggulangi masyarakat yang buta aksara pada tahun
1951 dibuat rencana “Sepuluh Tahun Pendidikan Masyarakat” berisi rencana
pemberantasan buta aksara dalam jangka waktu 10 tahun ke depan. Akan tetapi
rencana tersebut tidak berhasil karena masih ada 40 % penduduk buta huruf.
Bagaimana akhirnya pelaksanaan pemberantasan buta huruf (PBH) di Indonesia?
Jelaskan!

Tahun 1970 dirintis program PBH gaya baru yaitu program Paket A. Tujuan Paket A
adalah untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas program pemberantasan buta
huruf melalui pemberian tiga kemampuan yaitu buta aksara latin dan arab, buta
bahasa indonesia dan buta pendidikan dasar. Keberhasilan program paket A dalam
menurunkan buta aksara diakui dunia, sehingga Presiden Republik Indonesia
mendapat penghargaan “Avicienna Award” dari Unesco Materi yang diajarkan
berbentuk “lingkaran spiral” menggunakan buku paket A1-A100. Ciri-ciri
pembelajarannya adalah ….

Salah satu program pembangunan pendidikan yang bertujuan untuk mendorong


terwujudnya masyarakat pembelajar sepanjang hayat melalui peningkatan budaya
baca sert apenyediaan, bahan bacaan yang berguna bagi aksarawan baru, maupun
anggota masyarakat pada umumnya yang membutuhkan untuk, memperluas
pengetahuan dan keterampilan demi peningkatan wawasan serta produktivitas
masyarakat adalah ….

Dalam pengelompokan perpustakaan, taman bacaan masyarakat tergolong dalam


Perpustakaan Umum. Pengertian sederhana menurut Reitz (2004) menyatakan
bahwa perpustakaan umum adalah perpustakaan atau system perpustakaan yang
menyediakan akses yang tidak terbatas kepada sumber daya perpustakaan dan
layanan gratis kepada warga masyarakat didaerah atau wilayah tertentu, yang
didukung oleh sebagian dari dana masyarakat (pajak). Taman bacaan dibuat dengan
tujuan ….
LEMBAR JAWABAN SOAL HOTS (TUGAS PRAKTIK 2)

Kode Mata Kuliah : PDGK4306 Nama Mahasiswa : JEMY DWI RUKMANA

Nama Mata : PBK NIM : 858748365


Kuliah

Program Studi : PGSD Pokjar : Disdik Kabupaten


Pamekasan

Semester/Kelas : I/C AKPMM Tutor : Ali Armadi, S.Pd., M.Pd.

JAWABAN :

1. Model yang digunakan para pejuang dalam memberikan pelajaran kepada masyarakat
yang buta aksara adalah Keaksaraan tradisional (traditional literacy) dan menggunakan
buku primer.

2. Tahun 1951 pemerintah menyusun rencana Sepuluh Tahun PBH, dengan harapan buta
aksara akan selesai dalam jangka waktu 10 tahun. Keadaan itu membuat gerah Presiden
Soekarno, dan pada tahun itu juga presiden mengeluarkan komando untuk menuntaskan
buta huruf sampai 1964.

Pada 1966, digulirkan kembali PBH fungsional. PBH saat itu dibagi dalam tiga tahapan,
yakni PBH permulaan, PBH lanjutan I, dan PBH lanjutan II. Bahan belajar PBH permulaan
menggunakan buku kecil Petani Belajar Membaca yang diselesaikan 20-30 hari.
Selanjutnya, mulai 1970-an dirintis program Kejar Paket A, yaitu program PBH dengan
menggunakan bahan belajar Paket A yang terdiri atas Paket A1 sampai A100. Hingga
tahun 1995.

3. Ciri-ciri pembelajaranya ada 5 yaitu :

1. bersifat massal dan selektif. 2. bertujuan memberantas 3 buta. 3. dilaksanakan melalui


satuan kelompok belajar 4. isi pembelajaranya seragam 5. bahan belajar mencakup
ideologi, politik, ekonomi, sosial dan budaya.

4. Program penerapan asas pendidikan sepanjang hayat, upaya penerapan yang dilakukan
adalah pemerintah telah menyediakan fasilitas berupa sarana dan prasarana pendidikan
seperti perpustakaan, ruang belajar, saran pelatihan dan keterampilan yang memberikan
kebebasan kepada setiap masyarakat dalam meningkatkan ilmu.
5. Tujuan Taman Bacaan Masyarakat

Dalam pengelompokan perpustakaan, taman bacaan masyarakat tergolong dalam


Perpustakaan Umun. Perpustakaan Umum (public library) menurut Reitz (2004) adalah ”A
library or library system that provides unrestricted acces and services free of change to all
the resident of a given community, distric, or goegraphic region, supported wholly or in part
by publics funds”. Dalam pengertian sederhana defenisi di atas menyatakan bahwa
perpustakaan umum adalah sebuah perpustakaan atau sistem perpustakaan yang
menyediakan akses yang tidak terbatas kepada sumberdaya perpustakaan dan layanan
gratis kepada warga masyarakat di daerah atau wilayah tertentu, yang didukung penuh
atau sebahagian dari dana masyarakat (pajak). Menyimak defenisi di atas, perpustakaan
umum memiliki tugas yang sangat luas dalam hal penyedia akses informasi kepada
masyarakat.

Mengingat pentingnya perpustakaan umum sebagai perpustakaan masyarkat umum,


sehingga UNESCO (badan PBB yang bergerak dalam bidang pendidikan dan kebudayaan)
menyatakan perpustakaan umum sebagai media kehidupan bangsa. Pada tahun 1972
UNESCO mengeluarkan Manifesto perpustakaan umum yang menyatakan bahwa
perpustakaan umum harus tebuka bagi semua orang tanpa membeda – bedakan warna
kulit, jenis kelamin, usia, kepercayaan, ras. Lebih rinci tujuan perpustakaan umum dalam
manifesto Unesco (Sulistyo-Basuki, 1993):

1. Memberikan kesempatan bagi umum untuk membaca bahan pustaka yang dapat
membantu meningkatkan mereka ke arah kehidupan yang lebih baik.

2. Menyediakan sumber informasi yang cepat, tepat dan murah bagi masyarakat, terutama
mengenai topik yang berguna bagi mereka yang sedang hangat dalam kalangan
masyarakat.

3. Membantu warga untuk mengembangkan kemampuan yang dimilikinya sehingga yang


bersangkutan akan bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya, sejauh kemampuan tersebut
dapat dikembangkan dengan bantuan bahan pustaka.

4. Bertindak selaku agen cultural , artinya perpustakaan umum pusat utama kehidupan
budaya bagi masyarakat sekitarnya.
Program Kegitan Taman Bacaan Masyarakat Di Daerah Perkotaan Khususnya Warga
Kelurahan Stadion

NAMA : SITTI SALMAH

NIM : 858167323

NAMA : JEMY DWI RUKMANA

NIM : 858748365

NAMA : FIRTA DWI ANGGRAINI

NIM : 858739667

TUGAS PRAKTIK 3
PEMBELAJARAN BERWAWASAN KEMASYARAKATAN (PDGK4306)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UPBJJ-UNIVERSITAS TERBUKA SURABAYA
TAHUN 2022.2
LEMBAR DISEMINASI RANCANGAN KEGIATAN KEMASYARAKATAN
(ditulis secara kelompok 3 mahasiswa)

MANFAAT DARI RANCANGAN KEGIATAN KEMASYARAKATAN YANG DIPILIH

Manfaaat dari rancangan Program Kegitan Taman Bacaan Masyarakat Di Daerah


Perkotaan Khususnya Warga Kelurahan Stadion yaitu:

Manfaat yang diperoleh Warga Belajar

1. Dapat meningkatkan minat kecintaan, dan kegemaran membaca.


2. Memperkaya pengalaman belajar dan pengetahuan.
3. Menumbuhkan kegiatan belajar mandiri.
4. Membantu pengembangan kecukupan membaca.
5. Menambah wawasan tentang perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Manfaat Bagi Masyarakat

1. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat.


2. Meningkatkan masyarakat yang bermutu dan berkualitas.
3. Memotivasi masyarakat untuk kecintaan ilmu pengetahuan.

Manfaat yang dapat dipetik oleh mahasiswa:

1. Dapat mengembangkan kemampuannya dengan praktek langsung kepada


warga belajar
2. Menjadi lebih terbuka dengan dunia luar bahwa terori yang diperoleh dari bangku
kuliah tidak dapat serta merta diterapkan kepada warga belajar
3. Dapat mengamalkan ilmu yang diperoleh dari bangku kuliah kepada masyarakat

STRATEGI YANG DIPILIH UNTUK MELAKSANAKAN DISEMINASI

Strategi yang dilakukan dalam upaya meningkatkan minat baca warga belajar yaitu
dengan:

Pendekatan secara berkelompok, dengan memahami tentang kendala target yg


sudah dipelajari sebelumnya dalam hal pembelajaran belajar membaca

Memilih bacaan mulai yang sederhana dan tidak terlalu tebal,banyak gambar, serta
sesuai dengan kebutuhan kerja warga

Menarik minat baca warga belajar dengan memberi contoh membaca terlebih dahulu
kemudian meminta kepada warga lain untuk meneruskan bacaan yang telah kita
baca.

Apabila ada warga yang mengalami kesulitan mengenal kata, kita bantu dengan
menyuruhnya untuk memperkirakan dengan kalimat sendiri lanjutan dari kalimat
yang terpotong tersebut atau meminta kepada warga belajar lain untuk meneruskan
bacaan

PRODUK/HASIL/TARGET YANG INGIN/DICITA-CITAKAN DICAPAI

Target yang ingin yang ingin di capai:

Pembentukan Taman bacaan

Dengan pembentukan Taman Bacaan Masyarakat akan menumbuh kembangkan


minat baca masyarakat yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang ada di
daerah perkotaan khususnya warga kelurahan stadion tersebut.

Pembelajaran Membaca

Dengan adanya pembelajaran belajar membaca akan menambah wawasan dan


pengetahuan sehingga akan mampu meningkatkan pola pikir dan cara hidup yang
lebih baik

Berdiskusi

Belajar berdisku secara kelompok, agar pembelajaran tersebut mudah dipahami


dalam kegiatan pelaksanaan kegiatan berdiskusi program taman bacaan
DOKUMENTASI FOTO KEGIATAN DISEMINASI/SOSIALISASI
SOAL HOTS

TUGAS PRAKTIK 3

Peran pemuda Indonesia dalam kehidupan berbangsa dan bernegara tidak dapat
diragukan lagi. Sumpah Pemuda adalah sebuah hasil yang sangat brilian pada zaman
itu. Sebelumnya di Indonesia kebijakan pembangunan kepemudaan selama ini belum
optimal mendorong pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat dalam
mengakselerasi pembangunan kepemudaan. Karenanya terjadilah masalah-masalah
kepemudaan yaitu ….

Upaya peningkatan kualitas pemuda menjadi salah satu agenda strategis untuk
mendapatkan manfaat bonus demografi. Pembangunan kualitas pemuda tertuang
dalam RPJMN 2020-2024 sebagai bagian dari Prioritas Nasional ke-3 Meningkatkan
SDM Berkualitas dan Berdaya Saing. Kerangka pembangunan manusia yang
berkualitas dan berdaya saing ditujukan untuk menciptakan manusia yang sehat,
cerdas, adaptif, kreatif, inovatif, terampil dan bermartabat. Maka dari itu
pembangunan kepemudaan mempunyai tujuan ….

Inti pelayanan kepemudaan sebagai strategi pembangunan nasional kepemudaan di


Indonesia adalah Penyadaran, Pemberdayaan dan Pengembangan. Penyadaran
pemuda adalah kegiatan yang diarahkan untuk memahami dan menyikapi
perkembangan dan perubahan lingkungan. Penyadaran kepemudaan difasilitasi oleh
Pemerintah, pemerintah daerah, masyarakat, dan organisasi kepemudaan yang
diwujudkan melalui ....

Sedangkan inti pelayanan kepemudaan sebagai strategi pembangunan nasional


kepemudaan di Indonesia yang terakhir adalah pengembangan. Fase terakhir ini
mempunyai peranan penting yang sangat menentukan dalam pembentukan
kepemudaan, fase pengembangan kepemudaan terdiri dari tiga tahap yaitu ….

Organisasi kepemudaan pada dasarnya adalah wadah berhimpun para pemuda yang
berkumpul disebabkan adanya persamaan profesi, ikatan primordialisme,
keagamaan dan lainnya. Organisasi itu tumbuh dan berkemban sebagai lembaga
formal dengan mengutamakan kesadaran dan tanggung jawab sosial dengan
semangat dari, oleh dan untuk pemuda. Tujuan dari kegiatan organisasi kepelajaran
dan kemahasiswaan adalah ….
LEMBAR JAWABAN SOAL HOTS (TUGAS PRAKTI 3)

Kode Mata Kuliah : PDGK4306 Nama Mahasiswa : Jemy Dwi Rukmana

Nama Mata : PBK NIM : 858748365


Kuliah

Program Studi : PGSD Pokjar : Disdik Kabupaten


Pamekasan

Semester/Kelas : I/C Tutor : Ali Armadi, S.Pd., M.Pd.

JAWABAN :

1.Terjadinya masalah masalah kepemudaan Yaitu =

1.Menurunnya jiwa idealisme, patriotisme, dan nasionalisme di kalangan masyarakat,


termasuk jiwa pemuda.

2. Kekurangpastian yang dialami oleh generasi muda terhadap masa depannya.

3. Belum seimbang antara jumlah generasi pendidikan yang tersedia, baik yang formal
maupun nonformal. Tingginya jumlah putus sekolah karena berbagai sebab bukan hanya
merugikan generasi muda sendiri, tetapi juga merugikan seluruh bangsa.

4.Kekurangan lapangan dan kesempatan kerja serta tingginya tingkat pengangguran dan
setengah pengangguran di kalangan generasi muda mengakibatkan berkurangnya
prokdutivitas oleh nilai-nilai (kekuasaan, rakyat, dan sebagainya), makin besar kemungkinan
timbulnya pengaburan arti. Karena itu, masalah arti menjadi sangat penting.

2. Pembangunan Kepemudaan bertujuan untuk terwujudnya pemuda yang beriman dan


bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, cerdas, kreatif, inovatif,
mandiri, demokratis, bertanggungjawab, berdaya saing, serta memiliki jiwa kepemimpinan,
kewirausahaan, kepeloporan, dan kebangsaan berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam kerangka Negara Kesatuan Republik
Indonesia.

3. a. Pendidikan agama dan akhlak mulia;

b. Pendidikan wawasan kebangsaan;

c. Penumbuhan kesadaran mengenai hak dan kewajiban dalam bermasyarakat, berbangsa,


dan bernegara;

d. Penumbuhan semangat bela negara;

e. Pemantapan kebudayaan nasional yang berbasis kebudayaan lokal;

f. Pemahaman kemandirian ekonomi; dan/atau


g. Penyiapan proses regenerasi di berbagai bidang.

4. 1. Pengembangan Kepemimpinan. 2.pengembangan Kewirausahaan. 3. Pengembangan


Kepeloporan.

5. a. Mengasah kematangan intelektual;

b. Meningkatkan kreativitas;

c. Menumbuhkan rasa percaya diri;

d. Meningkatkan daya inovasi;

e. Menyalurkan minat bakat; dan/atau

f. Menumbuhkan semangat kesetiakawanan sosial dan pengabdian kepada masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai