Oleh:
ILHAMDI
NIM:2022018002
FAKULTAS SYARIAH
1441 H/2021 M
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
perdebatan mengenai pembagian waris masih menjadi isu menarik untuk di kaji.
Dalam beberapa literatur hukum Islam dapat ditemukan banyak istilah untuk
penyebutan hukum kewarisan Islam, seperti fiqih mawarits, ilmu faraidh, dan hukum
kewarisan1.
Hukum kewarisan Islam merupakan suatu hukum yang mengatur segala sesuatu
yang berkaitan dengan peralihan hak ataupun kewajiban atas harta kekayaan yang
Ada beberapa istilah yang pasti ada di dalam fikih mawarits yaitu:
1. Ahli Waris, yaitu orang yang menerima warisan. Orang tersebut mendapatkan hak
dikarenakan orang tersebut meninggal dunia, baik itu secara hakiki atau berdasarkan
putusan dari pengadilan dalam hal orang hilang dan tidak diketahui kabar berita dan
domisilinya
1
Endang Srian,Pembagian Waris Berkeadilan Gender,iInstitut Agama Islam Negeri Salatiga,Journal
of Sharia Economic Law,Volume 1, Nomor 2, September 2018
1
sebelum diambilsebagian untuk keperluan pemeliharaan jenazah, pelunasan hutang,
4. Al-Irs, yaitu harta warisan yang akan dibagikan kepada ahli waris setelah diambil
pelaksanaan wasiat.
5. Warasah, yaitu harta warisan yang telah dibagikan kepada ahli waris.2
Ahli waris yang mendapatkan warisan dibagian kepada dua jalur berdasarkan
kedekatannya denga pewaris yaitu jalur nasab dan jalur sababiyah. Jalur nasab
adalah jalur melalu keturanan darah sedangkan jalur sababiyah karena adanya
hubungan tertentu seperti perkawinan ataupun hubungan wala’. Pada jalur nasab
terdapat dua puluh orang ahli waris yang kemungkinan mendapatkan warisan yaitu
anak laki-laki, cucu laki-laki keturunan anak laki-laki, bapak ,kakek dari garis bapak
,saudara laki-laki seibu ,anak laki-laki saudara laki-laki sekandung ,anak laki-laki
saudara laki-laki sebapak ,paman sekandung, paman sebapak ,anak laki-laki paman
keturunan laki-laki dan seterusnya ke bawah, ibu ,nenek garis ibu, nenek garis
1) Ahli waris karena sebab perkawinan, terdiri dari suami atau istri sajab.
3) Dan satu lagi menurut mazhab Hanafi, adalah ahli waris yang menerima
2
Nur Assyafira,Waris Berdasarkan Hukum Islamdi Indonesia,Al-Mashlahah: Jurnal Hukum Islam
Dan Pranata Sosial Islam, Vol : 08, No : 1, Mei 202
2
warisan disebabkan adanya perjanjian dan tolong menolong antara dua belah
pihak3.
bahan-bahan hukum Islam dalam suatu buku atau himpunan kaidah-kaidah hukum
Islam yang disusun secara sistematis dan selengkap mungkin dengan berpedoman
pada rumusan kalimat atau pasal-pasal yang lazim digunakan dalam peraturan
kumpulan hukum atau aturan islam yang di jadikan sebagai rujukan dalam
diketahui bahwasanya KHI terdiri dari tiga buku. Buku satu tentang perkawinan,
terdiri dari 9 bab dan 170 pasal. Buku dua tentang kewarisan, terdiri dari 6 bab dan
43 pasal yaitu pasal 171 sampai dengan pasal 214. Buku tiga tentang perwakafan,
terdiri dari 5 bab dan 12 pasal yaitupasal 215 sampai dengan pasal 2284.
Masalah tentang kewarisan diatur dalam KHI pada buku dua yaitu pada pasal
171 sampai dengan 214. KHI telah mengatur segala hal tentang kewarisan islam
mulai dari ahli waris, harta warisan,bagian-bagian yang ditetapkan untuk ahli waris,
asabah dan lainnya. Salah satu hal yang akan dikaji pada penelitian ini adalah
kewarisan di dalam KHI pada pasal 177 tentang bagian warisan untuk seorang ayah
ketika pewaris yang meninggalkan harta warisan tidak meninggalkan anak. Dalam
fikih faraidh apabila serorang pewaris ketika meninggal tidak memiliki anak ytetapi
memiliki seorang ayah maka bagian ayah adalah menjadi ashabah, sedangkan dalam
3
Dr.Maimun Nawawi,M.H.I,Pengantar Hukum Kewarisan Islam,(Pustaka Radja,Surabaya;2016 Hlm118-121
4
Edi Gunawan,Pembaruan Hukum Islam Dalam Kompilasi Hukum Islam,Vol. 12, No. 1, Desember2015,Jurnal
Studia Islamika,Hlm 288
3
Provinsi Aceh dalam penyelesaian sengketa terkait dengan kewarisan
Peradilan Agama yang diresmikan pada tanggal 1 Muharram 1424 H/ 4 Maret 2003
2003 dan Qanun Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam Nomor 10 Tahun 2002.
Agama dan Pengadilan Tinggi Agama namun ditambah dengan kekuasaan dan
kewenangan lain yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dalam bidang ibadah
dan syi’at Islam yang ditetapkan dalam Qanun.5 Dalam menyelesaikan masalah
Dari latar belakang yang telah penulis paparkan, ada beberapa hal yang menarik
untuk di teliti seperti bagian warisan ayah yang bertentangan antara fikih faraidh
dengan KHI dan jika dihadapkan masalah kewarisan seperti demikiah bagaimana
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana ketentuan waris untuk ayah dalam KHI dan Fiqh faraidh?
5
https://ms-meulaboh.go.id/tugas-dan-fungsi/ 21:35 wib
4
2. Bagaimana pendapat hakim mahkamah syariah kota langsa tentang bagian
C. Tujuan masalah
1. Untuk mengetahui bagaimana ketentuan waris untuk ayah dalam KHI dan Fiqh
faraidh
D. Manfaat penelitian
Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan berguna dalam
yang terdapat dalam pasal 177 Kompilasi Hukum Islam dan fikih faraidh.
E. Kajian pustaka
Syafri Abrori dalam skripsinya yang berjudul Hak Waris Ayah Ketika Pewaris
bahwa dalam KHI bagian ayah ketika pewaris tidak meninggalkan anak adalah
sepertiga. Akan tetapi bagian tersebut terjadi ketika pewaris tidak meninggalkan
anak dan masih meninggalkan ibu dan suami sebgaimana yang tertera dalam Surat
6
Syafri Abrori,l Hak Waris Ayah Ketika Pewaris Tidak meninggalkan Anak(Studi Kompilasi Hukum Islam
Pasal 177),Fakultas Syariah Dan Ilmu Hukumuniversitas Islam Negerisultan Syarif Kasimriau2013
5
Ahmad Mas’ud dalam skripsinya yang berjudul Hak Waris Bagi Ayah Dalam
Pasal 177 Khi(Studi Analisis Pendapat Para Hakim Di Pengadilan Agama Kendal)
menerangkan hak waris ayah dalam hukum Islam dan KHI pada Pasal 177 ayah
mendapat sepertiga bagian, bila pewaris tidak meninggalkan anak, bila ada anak,
Surat Edaran Mahkamah Agung (SEMA) No. 2 Tahun 1994 tetapi tidak mengubah
ayah yang sangat prinsipil. Ketentuan ini bertentangan dengan ketentuan yang diatur
dalam Q.S. An-Nisa’:11 dan kesepakatan ulama’ yang menentukan bagian ayah
seperenam bagian bila ada anaklaki-laki, tambah sisa bila bersama anak
berbeda pemahaman dalam menanggapi pasal 177 KHI mengenai “ayah mendapat
sepertiga bagian bila pewaris tidak meninggalkan anak, bila ada anak, ayah
mendapat seperenam bagian”. Namun tetap setuju tentang hak waris ayah mendapat
F. Kerangka teori
Kata waris berasal dari bahasa Arab miras. Bentuk jamaknya adalah mawaris,
yang berarti harta peninggalan orang meninggal yang akan dibagikan kepada ahli
7
Ahmad Mas’ud,Hak Waris Bagi Ayah Dalam Pasal 177 Khi(Studi Analisis Pendapat Para Hakim Di
Pengadilan Agama Kendal),(Al-Ahwalas-Syakhsiyah)Fakultas Syari’Ahdan Hukumuniversitasislam Negeri
Walisongosemarang.2016
6
warisnya. Di dalam Kompilasi Hukum Islam (KHI), Hukum Kewarisan adalah
hukum yang mengatur tentang pemindahan hak pemilikan harta peninggalan (tirkah)
pewaris, menentukan siapa-siapa yang berhak menjadi ahli waris dan berapa
bagiannya masing-masing.
pewaris, menentukan siapa-siapa yang berhak menjadi ahli waris dan berapa
bagiannya masing-masing
2. Sebab-sebab kewarisan
c) Karena Wala’8
a) Zawil Furud
Zawil furudadalah ahli waris yang mendapatkan bagian yang telah ditetapkan
secara jelas dan pasti di dalam Alquran serta telah ditetapkan bagiannya masing-
masing
b) Asabah
kadangkala mendapat bagian sisa harta setelah diambil alih oleh ahli waris yang
c) Zawi al-arham
Kelompok ahli waris zawi al-arham adalah kelompok ahli waris yang
8
Dr. H. Akhmad Haries, M.S.I.,Hukum Kewarisan Islam,AR-RUZZ MEDIA;Yogyakarta: 2019 hlm 9-28
7
mempunyai hubungan darah (kekerabatan) dengan pewaris, tetapi tidak mempunyai
bagian yang telah ditentukan berdasarkan Alquran dan hadits serta tidak termasuk
G. Metode penelitian
1. Pendekatan penelitian
a) Wawancara
b) Studi Dokumentasi
penelitian10.
2. Loaksi penelitian
3. Subjek penelitian
Subyek penelitian, adalah orang, tempat, atau benda yang akan menjadi
sasaran penelitian. Adapun subjek dari penelitia ini adalah beberapa tokoh
10
Ditha Prasanti,Penggunaan Mediakomunikasi Bagi Remaja Perempuan Dalam Pencarianinformasi
Kesehatan,Jurnal Lontar Vol. 6No 1 Januari-Juni 2018, h 17
8
4. Instrumen pengumpulan data
Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih oleh peneliti
Dalam pengumpulan data dari sebuah peneltian terdapat beberapa cara atau
keterangan antaraa dua oranag atau lebih yang dimana pertanyaan diberikan atau
H. Sitematika pembahasan
berikut:
tujuan dan kegunaan penelitian, kajian pustaka, kerangka teori, metode penelitian
Bab kedua berisi tentang landasan teori mengenai pengertian fikih faraidh atau
mawaris, ahli waris, bagian-bagian untuk ahli waris, bagian waris ayah dalam KHI
pasal 177.
Bab ketiga berisi penjelasan sekilas tentang Mahkamah Syar’iyah Langsa dan
11
Salim Dan Syahrum,Metodelogi Penelitian Kuantitatif,(Bandung:Citapustaka Media,2012),119
9
menjelaskan pendapat hakim Mahkamah Syar’iyah tentang Pendapat Hakim
Mahkamah Syariyah Tentang Bagian Warisan Ayah Dalam Khi Pasal 177.
Tentang Bagian Warisan Ayah Dalam Khi Pasal 177 dan bagian warisan ayah ketika
10
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................
B. Rumusan masalah..................................................................................
C. Tujuan masalah......................................................................................
D. Manfaat .................................................................................................
E. Kajian pustaka........................................................................................
F. Kerangka teori........................................................................................
G. Metode penelitian..................................................................................
H. Sitematika pembahasan.........................................................................
B. Ahli waris...............................................................................................
BAB III......................................................................................................
Pendapat Hakim Mahkamah Syariyah Tentang Bagian Warisan Ayah Dalam Khi
Pasal 177.....................................................................................................
BAB IV.......................................................................................................
Ayah Dalam Khi Pasal 177 dan bagian warisan ayah ketika pewaris tidak
BAB V PENUTUP
A.Kesimpulan.............................................................................................
B.Saran.......................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Mas’ud.2016.Hak Waris Bagi Ayah Dalam Pasal 177 Khi(Studi Analisis
Pendapat Para Hakim Di Pengadilan Agama Kendal).(Al-Ahwalas-
Syakhsiyah).Fakultas Syari’Ahdan Hukum universitasislam Negeri
Walisongosemarang.
2017