Anda di halaman 1dari 8

Lex Crimen Vol. VI/No.

3/Mei/2017

KEDUDUKAN HAK WARIS ANAK TIRI DALAM Pada dasarnya hukum waris merupakan
PERKAWINAN SAH MENURUT salah satu bagian dari hukum perdata secara
HUKUM WARIS ISLAM1 keseluruhan dan merupakan bagian terkecil
Oleh: Reski Amalia Sondakh2 dari hukum kekeluargaan. Hukum waris sangat
erat kaitannya dengan ruang lingkup kehidupan
ABSTRAK manusia sebab setiap manusia pasti akan
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengalami peristiwa hukum yang dinamakan
mengetahui bagaimana kedudukan dan kematian. Akibat hukum yang selanjutnya
pengertian hak waris anak tiri dalam hukum timbul dengan terjadinya peristiwa hukum
waris Islam dan bagaimana cara mendapatkan kematian seseorang di antaranya ialah masalah
bagian hak waris anak tiri dalam hukum waris bagaimana pengurusan dan kelanjutan hak-hak
Islam. Dengan menggunakan metode dan kewajiban-kewajiban seseorang yang
penelitian normatif empiris, disimpulkan: 1. meninggal dunia itu.3
Anak tiri pada dasarnya adalah anak bawaan Masalah hukum kewarisan di Indonesia pada
suami atau istri dari perkawinan sebelumnya. dasarnya telah ditetapkan dalam suatu aturan
Yang secara hukum memiliki hubungan dengan Undang-undang, namun tidak lepas dari itu
perkawinan baru yang sah oleh ayah atau ibu- ketentuan pewarisan di Indonesia juga masih
nya, dimana anak bawaan suami atau istri menggunakan ketentuan pewarisan secara
berstatus sebagai anak tiri dalam keluarga atau adat. Berdasarkan peraturan Perundang-
perkawinan yang baru ayah atau ibu-nya. Status undangan R. I. UU No. 62 / 1958 dan Keppres
sebagai anak tiri tidak menghilangkan hak waris No. 240 / 1957 pembagian waris yang dilakukan
anak tiri sebagai anak kandung dari ayah atau dengan cara pembagian golongan penduduk
ibu kandung-nya yang membawa anak tiri telah dihapuskan, dan tentang hukum waris ini
kedalam perkawinan yang baru, serta dapat dilihat di dalam Hukum Kewarisam Islam,
kedudukan anak tiri dalam hak waris juga diakui Hukum Adat & Kitab Undang-Undang Hukum
secara hukum waris Islam sebagai Hijab Perdata ( BW ).4
Nuqshan (Penghalang yang berakibat Persoalan hukum waris pada dasarnya
berkurangnya bagian ahli waris). 2. Anak tiri menyangkut tiga unsur, yaitu: 5
dalam hukum waris Islam tidak secara langsung 1. Adanya harta peninggalan atau harta
tergolong sebagai ahli waris karena tidak kekayaan pewaris yang disebut warisan;
terdapat sebab mewarisi (asbabul miirats). 2. Adanya pewaris yaitu orang yang
Tetapi dengan menggunakan alternatif lain menguasai atau memiliki harta warisan
dalam hukum waris Islam, anak tiri tidak akan dan yang mengalihkan atau yang
kehilangan haknya untuk mendapatkan mewariskannya; dan
perlindungan dari orang tuanya, sebagai anak 3. Adanya waris yaitu orang yang menerima
bawaan dari ayah dan ibu kandung-nya. Dan pengalihan atau penerusan atau
dalam hukum waris Islam, anak tiri bisa pembagian harta warisan itu.
mendapatkan harta warisan dari perkawinan Hukum waris menduduki tempat amat
ayah atau ibu kandung-nya yang baru penting dalam hukum Islam.6 Hukum kewarisan
(keluarganya yang baru) dengan cara Qiyas dan dalam Islam mendapat perhatian besar, karena
Wasiat Wajibah sebesar 1/3. pembagian warisan sering menimbulkan akibat-
Kata kunci: Kedudukan Hak Waris, Anak Tiri,
Perkawinan Sah, Hukum Waris Islam 3
M. Idris Ramulyo, Suatu Perbandingan Antara Ajaran
^i (][] , Ì ]Œ]v v t •] š Á i] ] D •]ŒU š vš vP
PENDAHULUAN Pembagian Harta Warisan untuk Cucu Menurut Islam.
A. Latar Belakang Majalah Hukum dan Pembangunan No. 2 thn. XII Maret
1982, FHUI, Jakarta, 1982, halaman 152
4
https://justice94.wordpress.com/tag/hukum-waris-
adat/. 2 Maret 2017
1 5
Artikel Skripsi. Dosen Pembimbing : Dr. Ronny A. Hilman Hadikusuma, Hukum Waris Adat, PT. Cipta Aditya
Maramis, SH, MH; Dr. Natalia L. Lengkong, SH, MH Bhakti, Bandung, 2003 halaman 3.
2 6
Mahasiswa pada Fakultas Hukum Unsrat, NIM. KH Ahmad Azhar Basyir, Hukum Waris Islam, UII Press,
120711487 Yogyakarta, 2001, halaman 3

29
Lex Crimen Vol. VI/No. 3/Mei/2017

akibat yang tidak menguntungkan bagi keluarga telah wafat semua. Yang ingin saya tanyakan
yang ditinggal mati pewarisnya. Naluriah bagaimana pembagian harta warisan untuk
manusia yang menyukai harta benda tidak anak tiri dan anak kandung?9.
jarang memotivasi seseorang untuk Berdasarkan uraian tersebut diatas, penulis
menghalalkan berbagai cara untuk tertarik untuk mengkaji dari segi hukum
mendapatkan harta benda tersebut, termasuk mengenai kedudukan hak waris anak tiri yang
didalamnya terhadap harta peninggalan lahir dalam perkawinan sah dan bagaimana
pewarisnya sendiri.7 pembagian hak waris terhadap anak tiri
Ketentuan kewarisan dalam hukum Islam menurut hukum waris Islam, melalui sebuah
telah diamanatkan Allah SWT. guna mencegah karya tulis dalam bentuk skripsi dengan judul:
terjadinya pertengkaran dan perpecahan ^Kedudukan Hak Waris Anak Tiri dalam
diantara anggota keluarga ketika pewaris Perkawinan Sah menurut Hukum Waris Islam_X
meninggal dunia. Akan tetepi keadaan saat ini
menggambarkan ketentuan pewarisan yang B. Rumusan Masalah
telah diamanatkan Allah SWT. guna 1. Bagaimana kedudukan dan pengertian
memberikan keadailan bagi setiap umat hak waris anak tiri dalam hukum waris
manusia telah jarang diterapkan didalam Islam?
kehidupan saat ini. Berikut ini beberapa contoh 2. Bagaimana cara mendapatkan bagian hak
masalah pewarisan yang terjadi saat ini. waris anak tiri dalam hukum waris Islam?
Yang pertama. Sengketa Warisan antar Anak
dari Ibu yang Berbeda. Teman saya perempuan, C. Metode Penelitian
beragama Islam. Sekitar tujuh tahun lalu bapak Dalam penelitian ini saya sebagai
dan ibunya bercerai. Lima tahun lalu, bapaknya penulis menggunakan penelitian ilmu
meninggal dunia. Lalu dua tahun kemudian hukum normatif-empiris. Penelitian
ibunya meninggal dunia. Terdapat sebuah normatif-empris adalah penelitian
rumah atas nama bapaknya. Akan tetapi, hukum mengenai pemberlakuan atau
muncul orang-orang yang mengaku anak-anak implementasi ketentuan hukum normatif
bapaknya dari sekitar tiga orang istri lainnya (kodifikasi, undang-undang, atau kontrak)
(selain ibunya). Mereka mengaku dan mereka secara in action pada setiap peristiwa hukum
bisa membuktikan kebenaran kalau mereka tertentu yang terjadi dalam masyarakat.10
anak kandung bapaknya, tetapi memang tiga Implementasi secara in action tersebut
istri itu sudah dicerai jauh sebelum ibu dan merupakan fakta empiris dan berguna untuk
bapak temen saya ini menikah (jadi mungkin mencapai tujuan yang telah ditentukan oleh
ibunya itu pernikahan keempat). Yang menjadi negara atau oleh pihak-pihak dalam kontrak.
masalah adalah anak-anak dari istri yang sudah Implementasi secara in action diharapkan akan
dicerai itu, bagaimana pembagian haknya berlangsung sempurna apabila rumusan
dengan temen saya dan kakaknya. Rumah ketentuan hukum normatifnya jelas dan tegas
tersebut sekarang mau dijual, tetapi yang jadi serta lengkap. Pengkajian terhadap hukum
masalah, ahli waris yang harusnya mewakili. tidak hanya monopoli ilmu hukum.11
Yang menjadi pertanyaan yaitu siapakah ahli
waris yang berhak dan bagaimana caranya?8. PEMBAHASAN
Yang kedua. Cara membagi warisan anak A. Kedudukan Dan Pengertian Hak Waris
kandung dan anak tiri, Janda A mempunyai 3 Anak Tiri Dalam Hukum Waris Islam
anak kawin dengan perjaka B, setelah nikah A
dan B mempunyai anak 2 laki-laki. Jumlah anak
hasil perkawinan A+B = 5 anak, saat ini A dan B 9
http://beritaIslamimasakini.com/warisan-untuk-anak-
tiri-dapatkah.htm
7 10
Akhmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia, Cetakan Abdulkadir Muhammad, Hukum Dan Penelitian Hukum,
Ketiga, PT. Grafindo, Jakarta, 1998, halaman 355. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2004, halaman 135
8 11
Titon S. Kurnia, et.al, Pendidikan Hukum, Ilmu Hukum
http://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt5281cda4f2 Dan Penelitian Hukum Di Indonesia, Pustaka Pelajar,
eb1/sengketa-warisan-antar-anak-dari-ibu-yang-berbeda Yogyakarta, 2013, halaman 185

30
Lex Crimen Vol. VI/No. 3/Mei/2017

Pada umumnya anak adalah seseorang yang pewaris. Hal ini menjelaskan jika anak tiri
belum berusia 18 tahun, termasuk anak yang merupakan anak bawaan dari ibu dan yang
masih didalam kandungan. Secara umum meninggal dunia adalah ibu, maka anak tiri
didalam masyarakat dikenal peristilahan anak berhak untuk menerima warisan selaku ahli
sah dan anak diluar perkawinan yang sah. waris dari ibu kandung-nya, sekalipun status-
Menurut Pasal 42 Undang-undang Nomor 1 nya dalam keluarga baru ibu kandung-nya
Tahun 1974 tentang Perkawinan, anak yang sah adalah anak tiri. Sebaliknya jika anak tiri
adalah anak yang dilahirkan dalam atau sebagai merupakan anak bawaan dari ayah dan yang
akibat perkawinan yang sah. Dan selanjutnya meninggal dunia adalah ayah kandung-nya,
dalam Pasal 43 dikatakan bahwa anak yang maka anak tiri berhak untuk menrima warisan
dilahirkan diluar perkawinan hanya mempunyai selaku ahli waris dari ayah kandung-nya,
hubungan perdata dengan ibunya dan keluarga sekalipun status-nya dalam perkawinan atau
ibunya. keluarga yang baru ayah kandung-nya adalah
Apabila dianalisis ketentuan hukum waris anak tiri.
Islam, yang menjadi sebab seseorang itu Selain beberapa sebab-sebab seseorang
mendapatkan warisan atau menjadi ahli waris mendapatkan warisan diatas. Terdapat 25 ahli
dapat diklasifikasikan sebagai berikut:12 waris yang diatur didalam hukum waris Islam,
1. Karena hubungan perkawinan. Seseorang yang dapat mewarisi harta pewaris yang terdiri
dapat memperoleh harta warisan (menjadi dari 15 orang laki-laki dan 10 orang perempuan.
ahli waris) disebabkan adanya hubungan Anak tiri tidak secara langsung termasuk
perkawinan antara si mayyit dengan golongan ahli waris menurut hukum Islam.
seseorang tersebut, yang termasuk dalam Tetapi bukan berarti anak tiri tidak bisa
klasifikasi ini adalah suami atau istri dari si mendapatkan warisan. Anak tiri tidak secara
mayyit; langsung terhubung dengan ayah atau ibu tiri-
2. Karena adanya hubungan darah. Seseorang nya. Namun anak tiri (anak bawaan dari ibu
dapat memperoleh harta warisan (menjadi atau ayah kandung-nya dari perkawinan
ahli waris) disebabkan adanya hubungan sebelumnya) dalam status perkawinan yang
nasab atau hubungan darah/kekeluargaan baru atau keluarga yang baru berhak
dengan si mayyit, yang termasuk dalam mendapatkan warisan sebagai anak kandung
klasifikasi ini seperti: ibu, bapak, kakek, dari ibu atau ayah kandung-nya. Anak tiri atau
nenek, anak, cucu, cicit, saudara, anak anak bawaan tidak secara langsung terhubung
saudara dan lain-lain; dengan orang tua tiri-nya. Namun saat telah
3. Karena memerdekakan si mayyit; terjadi perkawinan yang sah, maka secara
Seseorang dapat memperoleh harta hukum anak tiri atau anak bawaan telah
warisan (menjadi ahli warisan) dari si memiliki hubungan hukum dengan keluarga
mayyit disebabkan seseorang itu baru-nya. Adanya hubungan hukum
memerdekakan si mayyit dari perbudakan, menimbulkan akibat hukum atas keberadaan
dalam hal ini dapat saja seorang laki-laki anak tiri bagi ibu dan ayah tiri dalam menerima
atau seorang perempuan; dan warisan.
4. Karena sesama Islam. Seseorang muslim DµZ uu Z o] •Z ^Z µv]Ç ZÁ U
yang meninggal dunia, dan ia tidak ada walaupun beliau berpendapat dalam kasus
meninggalkan ahli waris sama sekali Gharaqiy, bahwa anak tiri tidak mendapat
(punah), maka harta warisannya diserahkan bagian apa-apa dari harta warisan Ibu atau
kepada Baitul Mal, dan lebih lanjut akan Bapak tiri-nya, namun pada bagian lain beliau
dipergunakan untuk kepentingan kaum mengemukakan bahwa anak tiri juga bisa
muslimin. menjadi Hijab Nuqshan (Penghalang yang
Pada poin yang kedua mengenai sebab berakibat berkurangnya bagian ahli waris)
seseorang mendapatkan warisan adalah karena terhadap ibu atau ayah tiri-nya, sebagaimana
memiliki hubungan darah dengan si mayyit atau Firman Allah SWT. Dalam QS. An-Nisaa` ayat 12,
dengan penjelasan bahwa suami mendapat
12 bagian 1/4 apabila istri mempunyai anak atau
Ibid., hal 53

31
Lex Crimen Vol. VI/No. 3/Mei/2017

anak dari anak laki-laki (cucu) dan seterusnya apabila orang tua kandungnya (dari anak tiri)
ke bawah, baik anak itu dari suami tersebut, kurang berkecukupan, maka masalah harta
maupun dari lainnya (suami terdahulu). Istri menjadi sangat berarti baginya, demi
mendapat bagian 1/4 apabila suami tidak menunjang kesejahteraan hidupnya di masa
mempunyai anak atau anak dari anak laki-laki kini dan yang akan datang, baik untuk
(cucu) dan seterusnya ke bawah, baik anak itu pendidikan, pengobatan, dan pembinaan
dari istri tersebut maupun dari istri yang lainnya.15
lainnya.13 Solusi dan pemecahan masalah serta
Anak tiri pada dasarnya adalah anak bawaan sekaligus menyejahterakan kehidupan anak tiri
suami atau istri dari perkawinan sebelumnya. di masa-masa yang akan datang, ada 2 jalur
Yang secara hukum memiliki hubungan dengan yang dapat ditempuh, baik secara alternatif
perkawinan baru yang sah oleh ayah atau ibu- maupun kumulatif, sebagai berikut :
nya, dimana anak bawaan suami atau istri 1. Jalur Qiyas Kepada Anak Angkat
berstatus sebagai anak tiri dalam keluarga atau Qiyas artinya menggabungkan atau
perkawinan yang baru ayah atau ibu-nya. Status menyamakan artinya menetapkan suatu
sebagai anak tiri tidak menghilangkan hak waris hukum suatu perkara yang baru yang belum
anak tiri sebagai anak kandung dari ayah atau ada pada masa sebelumnya namun
ibu kandung-nya yang membawa anak tiri memiliki kesamaan dalam sebab, manfaat,
kedalam perkawinan yang baru, serta bahaya dan berbagai aspek dengan perkara
kedudukan anak tiri dalam hak waris juga diakui terdahulu sehingga dihukumi sama. Dalam
secara hukum waris Islam sebagai Hijab Islam, Ijma dan qiyas sifatnya darurat, bila
Nuqshan. memang terdapat hal-hal yang ternyata
belum ditetapkan pada masa-masa
B. Cara Mendapatkan Bagian Hak Waris Anak sebelumnya.16 Berdasarkan pertimbangan-
Tiri dalam Hukum Waris Islam pertimbangan yang telah disebutkan di
Posisi anak tiri manakala dibandingkan atas, maka kiranya kasus anak tiri ini dapat
dengan anak angkat, maka posisi anak tiri ini diqiyaskan kedudukan dan hak-haknya
terkadang tidak lebih baik dari anak angkat. dengan anak angkat, karena anak angkat
Apabila kehadiran anak angkat secara penuh dan anak tiri mempunyai persamaan
diterima oleh kedua Orang Tuanya, karena kenyataan alasan (illat) bahwa mereka
memang dikehendaki kehadirannya, maka tidak adalah anak orang lain yang dengan sengaja
demikian halnya dengan anak tiri. Kehadiran dimasukkan menjadi bagian di dalam suatu
anak tiri terkadang tidak diterima secara penuh keluarga. Yang artinya mereka menjadi
oleh Ibu atau Bapak tirinya. Bisa saja terjadi tanggungjawab dari kedua orang tuanya.
bahwa seseorang hanya bisa menerima Ibu Kepada anak tiri yang bukan sebagai ahli
atau Bapaknya saja (dari anak tiri). Karena waris, hanya mendapatkan 1/3 harta dari
memang yang dinikahi itu adalah Ibu atau warisan Ibu atau Bapak tirinya. Allah SWT.
Bapaknya (saja), dan bukan dengan anak- juga telah menganjurkan tindakan
anaknya itu (anak tiri). Pandangan seperti ini pengentasan seperti ini, sebagaimana
tentu lahir dari mereka yang beranggapan Firman Allah SWT. dalam Al-YµŒ[ v YX^X o
bahwa pernikahan hanyalah mengikat bagi ZÌ Ç š ò ^E ] ]šµ o ]Z µš ma bagi
mereka berdua (suami-istri) saja, tidak lebih orang-orang mukmin dari diri mereka
dan tidak kurang.14 sendiri, dan istri-istrinya adalah ibu-ibu
Posisi anak tiri seperti tersebut di atas, maka orang mukmin. Dan orang-orang yang
bagi anak tiri yang orang tua kandungnya, mempunyai hubungan darah, sebagian
Œl µlµ‰ v Z Œš ^uµvPl]v_ š] l P]šµ mereka dengan sebagian yang lain lebih
menjadi masalah yang berarti. Akan tetapi berhak (untuk mewarisi) di dalam Kitab

13
Muhammad Ali Ash Shabuniy, o D Á Œ]š• &]•Ç ^Ç Œ][ Z
15
Al Islamiyah, Syirkah Iqamah ad Din, Makkah, halaman Ibid., halaman 9
16
205 https://id.m.wikipedia.org/wiki/kias_(fikih), pada
14
Ibid., halaman 9 tanggal 6 Oktober 2016

32
Lex Crimen Vol. VI/No. 3/Mei/2017

Allah daripada orang-orang mukmim dan mereka, maka tidaklah


orang-orang Muhajirin, kecuali kalau kamu ada dosa atasnya.
berbuat baik kepada saudara-saudara kamu Sesungguhnya Allah
(sekalipun hak waris tidak berlaku terhadap Maha Pengampun lagi
orang yang bukan hubungan darah, namun D Z W vÇ Ç vP_XV
dianjurkan sekedar pemberian, antara lain
melalui wasiat yang tidak lebih dari b. Surat Al Baqarah
sepertiga). Demikian itu adalah tertulis di Ayat 240 :
o u <]š oo Z_X17; dan ^ v }Œ vP-orang yang (akan)
2. Anak Tiri Mendapatkan Harta Warisan meninggal dunia di antara kamu
Dengan Wasiat dan/atau Hibah. padahal ada meninggalkan istri,
Demikian pentingnya hibah wasiat dalam hendaklah berwasiat untuk istri mereka
hukum Islam sehingga Al-YµŒ[ v • Œ (yaitu) diberi nafkah hingga setahun
tegas dan jelas memberikan tuntunan lamanya (tanggung jawab biaya hidup
tentang hibah wasiat atau wasiat. Ayat-ayat dan tempat tinggal) dengan tidak
yang berhubungan dengan hibah wasiat ini menyuruh (mereka) pindah. (dengan
antara lain tercantum dalam:18 kematian suami, istri tidak harus
a. Surat Al Baqarah (Q.S. 2 : ayat 180, 181, meninggalkan rumahnya) tetapi jika
182), yaitu: mereka pindah (sendiri) maka tidak ada
Ayat 180 : ^ ]Á i] l v š • l uµU dosa bagimu (wali atau waris dari yang
apabila seseorang telah meninggal) membiarkan mereka
mendekati kematian, berbuat yang patut pada diri mereka.
jika dia meninggalkan (selesai masa iddah 4 bulan 10 hari, dia
harta, supaya berwasiat berhak memilih jalan hidupnya) dan
untuk ibu bapaknya dan Allah Maha Perkasa lagi Maha
kerabat menurut cara ]i l• v _X19; dan
yang pantas sebagai c. Surat An Nisaa` (Q.S. IV : 11 dan 12),
kewajiban atas orang- yaitu: 20
}Œ vP Ç vP Œš ‹Á _X Ayat 11
Ayat 181 ^ YY W u P] v-pembagian tersebut di
^D l Œ vP•] ‰ atas sesudah dipenuhi wasiat yang ia
mengubah (wasiat) buat atau sesudah dibayar hutangnya.
sesudah Tentang orang tuamu dan anak-
mendengarnya, maka anakmu, kamu tidak mengetahui siapa
dosanya hanyalah di antara mereka yang lebih dekat,
untuk orang yang banyak, manfaatnya bagimu.Ini adalah
mengubahnya. l š š ‰ v Œ] oo Z_X
Sesungguhnya Allah Ayat 12 : ^ YY :]l l uµ u u‰µvÇ ]
Maha Mendengar lagi anak, maka para istri memperoleh
D Z D vP š Zµ]_X seperdelapan dari harta yang kamu
Ayat 182 tinggalkan sesudah dibayar hutang-
^ Œ vP•] ‰ lZ Á š]Œ Zµš vPuµ YY ^X
terhadap si pembuat Hukum Islam memperbolehkan seseorang
wasiat berlaku berat memberikan atau menghadiahkan sebagian
sebelah atau berbuat atau seluruh kekayaannya ketika masih hidup
dosa, lalu dia damaikan l ‰ }Œ vP o ]v Ç vP ]• µš ^intervivos_X21
antara (keluarga) Pemberian semasa hidup itu lazim dikenal

19
Ibid., halaman 70
17 20
Tim Disbintalad H.A Nazri Adlany, H. Hanafie Tamam, Eman Suparman, Op.Cit., halaman 105
21
H.A Faruq Nasution, halaman 822 Asaf A. A. Fyzee, Pokok-pokok Hukum Islam II, Tintamas,
18
Eman Suparman, Op.Cit., halaman 104 Jakarta, 1961, halaman 1.

33
Lex Crimen Vol. VI/No. 3/Mei/2017

vP v • µš v ^Z] Z_X Di dalam Hukum 2. Diminta semua kesediaan ahli waris yang
Islam jumlah harta seseorang yang dapat pada saat itu berhak menerima warisan,
dihibahkan itu tidak terbatas, berbeda halnya apakah mereka mengikhlaskan kelebihan
dengan pemberian seseorang melalui surat dari sepertiga itu. Jika para ahli waris
wasiat yang terbatas pada sepertiga dari harta menyatakan ikhlas, maka pemberian
peninggalan yang bersih.22 hibah wasiat yang melebihi sepertiga itu
Pada dasarnya segala macam harta benda halal hukumnya.
yang dapat dijadikan hak milik dapat Hal ini juga telah diatur dalam Kompilasi
dihibahkan, baik harta pusaka maupun harta Hukum Islam, Pasal 201, yang berbunyi
gono-gini seseorang, benda tetap maupun ^ ‰ ]o t •] š u o ]Z] • ‰ Œš]P Œ] Z Œš
benda bergerak dan segala macam piutang warisan sedangkan ahli waris ada yang tidak
serta hak-hak yang tidak berwujud itu pun menyetujui, maka wasiat hanya dilaksanakan
dapat dihibahkan oleh pemiliknya.23 • u‰ ] • ‰ Œš]P Z Œš Á Œ]•vÇ _X28
Ketentuan-ketentuan yang berhubungan
dengan hibah wasiat antara lain terdiri dari:24 PENUTUP
1. Al Muushii, yaitu orang yang membuat A. KESIMPULAN
surat wasiat itu harus cakap dan 1. Anak tiri pada dasarnya adalah anak
bertindak secara sukarela tanpa paksaan bawaan suami atau istri dari perkawinan
serta ia harus benar-benar berhak atas sebelumnya. Yang secara hukum
harta yang akan diwasiatkan; memiliki hubungan dengan perkawinan
2. Al Musha bihi, yaitu benda yang akan di baru yang sah oleh ayah atau ibu-nya,
hibah wasiatkan sifatnya harus dapat dimana anak bawaan suami atau istri
dipindah tangankan. Hibah wasiat tidak berstatus sebagai anak tiri dalam
boleh melebihi 1/3 (sepertiga) dari harta keluarga atau perkawinan yang baru
setelah dikurangi dengan semua hutang ayah atau ibu-nya. Status sebagai anak
sebab melebihi dari sepertiga berarti tiri tidak menghilangkan hak waris anak
u vPµŒ vP] Z l Zo] Á Œ]•X ^, o ]v] tiri sebagai anak kandung dari ayah atau
berdasarkan pada Hadits Riwayat Buchari ibu kandung-nya yang membawa anak
yang meriwayatkan tentang nasihat tiri kedalam perkawinan yang baru, serta
Z •µoµoo Z l ‰ ^ [ ]v ] t ‹‹ •U kedudukan anak tiri dalam hak waris juga
ketika merasa dirinya akan meninggal diakui secara hukum waris Islam sebagai
µv] _25; dan Hijab Nuqshan (Penghalang yang
3. Asj Sighat, yaitu isi dari hibah wasiat berakibat berkurangnya bagian ahli
harus terang dan jelas, tidak waris).
menimbulkan kekeliruan, tidak 2. Anak tiri dalam hukum waris Islam tidak
bertentangan dengan peraturan yang secara langsung tergolong sebagai ahli
telah ditentukan, dan dilakukan di depan waris karena tidak terdapat sebab
saksi-saksi paling sedikit dua orang.26 mewarisi (asbabul miirats). Tetapi
Apabila ternyata ada hibah wasiat yang dengan menggunakan alternatif lain
melebihi sepertiga dari harta peninggalan, dalam hukum waris Islam, anak tiri tidak
maka diselesaikan dengan salah satu cara akan kehilangan haknya untuk
sebagai berikut:27 mendapatkan perlindungan dari orang
1. Dikurangi sampai batas sepertiga harta tuanya, sebagai anak bawaan dari ayah
peninggalan; atau dan ibu kandung-nya. Dan dalam hukum
waris Islam, anak tiri bisa mendapatkan
22
harta warisan dari perkawinan ayah atau
Eman Suparman, Op.Cit., halaman 90
23
Ibid., halaman 92
ibu kandung-nya yang baru (keluarganya
24
Ibid., halaman 105 yang baru) dengan cara Qiyas dan Wasiat
25
Abdul Wahid Salayan, Ichtisar Hukum Islam, Mimbar, Wajibah sebesar 1/3.
Padang, 1964, Halaman 236.
26
Eman Suparman, Op.Cit., halaman 105
27 28
Sajuti Thalib, Op.Cit., halaman 92-93 Pasal 201, Kompilasi Hukum Islam

34
Lex Crimen Vol. VI/No. 3/Mei/2017

Hadikusuma, Hilman. Hukum Waris Adat. PT.


B. SARAN Cipta Aditya Bhakti. Bandung. 2003.
1. Perlu dibuat peraturan atau undang- Hasan, M. Ali. Hukum Warisan dalam Islam.
undang yang mengatur tentang hak waris Bulan Bintang. Jakarta. 1973.
anak tiri. Kedudukan hak waris anak tiri Hazairin. Hukum Kekeluargaan Nasional. Tinta
harus lebih di atur dalam Hukum Perdata, Mas. Jakarta. 1968.
agar kedudukan anak tiri lebih menjadi Komite Fakultas Syariah Universitas Al-Azhar,
lebih jelas. Mesir, penerjemah H. Addys Aldizar, Dan
2. Tanpa memandang status atau H. Fathurrahman, (CV. Kuwais Media
kedudukan, anak tiri juga tetap bisa Kreasindo). Ahkumul-Mawaarits fil-Fiqhil-
mendapatkan bagian dalam hal mewaris. Islami (Hukum Islam). Senayan Abadi
Anak tiri sama dengan anak-anak yang Publishing. Jakarta. 2004.
lahir dalam suatu perkawinan yang sah, Kurnia, Titon S. et.al, Pendidikan Hukum. Ilmu
anak tiri berhak mendapatkan Hukum Dan Penelitian Hukum Di
perlindungan untuk menjamin masa Indonesia. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
depannya. Hak anak adalah bagian dari 2013.
hak asasi manusia yang wajib dijamin, Lubis, Suhrawardi K dan Komis Simanjuntak.
dilindungi, dan dipenuhi oleh Orang Tua, Hukum Waris Islam (Lengkap dan
Keluarga, masyarakat, Negara, Praktis). Sinar Grafika. Jakarta. 2001.
Pemerintah, dan Pemerintah Daerah. M. Idris Ramulyo, Suatu Perbandingan Antara
Dengan demikian, anak tiri tidak akan i Œ v ^i (][] , Ì ]Œ]v v t •] š Á i] ]
kehilangan masa depannya ketika Mesir, tentang Pembagian Harta Warisan
mereka kehilangan salah satu orang untuk Cucu Menurut Islam. Majalah
tuanya. Setiap anak berhak untuk Hukum dan Pembangunan No. 2 thn. XII
mendapatkan kehidupan yang layak, Maret 1982. FHUI. Jakarta. 1982.
sesuai dengan Undang-undang Nomor 4 Makluf, Louis. Al Munjid fi al->µP Z Á o /[o u.
Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak, Dar al-Masyriq. Beirut. 1986.
dan Undang-undang Nomor 35 Tahun Makruf, Jamhari dan Asep Saepudin Jahar.
2014 tentang Perlindungan Anak. Hukum Keluarga, Pidana Dan Bisnis
Kajian Perundang-undangan Indonesia,
DAFTAR PUSTAKA Fikih Dan Hukum Internasional. Kencana
Abdulkadir, Muhammad, Hukum Dan Penelitian Prenadamadia Group. Jakarta. 2013.
Hukum, Citra Aditya Bakti, Bandung, Mardani. Hukum Perkawinan Islam Di Dunia
2004. Islam Moderen. Graha Ilmu. Yogyakarta.
Abu, & Huraerah. Kekerasan Terhadap Anak. 2011.
Nuansa. Bandung. 2006. Marzuki, Peter M. Penelitian Hukum. Kencana.
Al-Hamdani, H.S.A. Risalah Nikah. Terjemahan Jakarta. 2009.
Agus Salim. Edisi Ke-2. Pustaka Amani. Muhammad, Abdulkadir. Hukum Dan Penelitian
Jakarta. 2002. Hukum. Citra Aditya Bakti. Bandung.
Andasasmita, Komar. Pokok-pokok Hukum 2004.
Waris Islam. IMNO Unpad. Bandung. Nasution, Bahder J. Metode Penelitian Ilmu
1984. Hukum. Mandar Maju. Bandung. 2008.
Assyarbaini. Mugni al-Muhtaj. Juz III. Daar al Nasution, H. Amin Husein. Hukum Kewarisan.
Fikri. Beirut. 1984. Rajawali Pers. Jakarta. 2014.
Bakar, Taqiyuddin Abu. Kifayah al-Akhyar. Juz II. Pitlo, A. Hukum Waris menurut Kitab Undang-
Dar al-Fikri. Beirut. 1993. undang Hukum Perdata Bld. Terjemahan
Basyir, KH Ahmad Azhar. Hukum Waris Islam. M. Isa Arief. Intermasa. Jakarta. 1979.
UII Press. Yogyakarta. 2001. Poesponoto, K. NG. Soebekti. Asas dan Susunan
Fyzee, Asaf A. A. Pokok-pokok Hukum Islam II. Hukum Adat. Pradnya Paramita. Jakarta.
Tintamas. Jakarta. 1961. 1960.

35
Lex Crimen Vol. VI/No. 3/Mei/2017

Prodjodikoro, Wirjono. Hukum Perkawinan Di http://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt5


Indonesia. Sumur. Bandung. 1981. 281cda4f2eb1/sengketa-warisan-antar-
, Hukum Warisan di Indonesia. Vorkink anak-dari-ibu-yang-berbeda . pada 3
À v ,} À U Z•['Œ vÀ vZ P X Bandung. Januari 2017
1981. https://id.m.wikipedia.org/wiki/kias_(fikih),
Rofiq, Akhmad. Hukum Islam di Indonesia. pada tanggal 6 Oktober 2016
cetakan ketiga. PT. Grafindo. Jakarta. Undang-Undang Dasar Negara Republik
1998. Indonesia Tahun 1945.
Sabiq, Sayyid. Fiqh al-Sunnah. Jld. III. Dar al- Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang
Kitab al-Arabi. Beirut. 1984. Perkawinan.
Salayan, Abdul Wahid. Ichtisar Hukum Islam. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1979 Tentang
Mimbar. Padang. 1964. Kesejahteraan Anak.
Shabuniy, Muhammad Ali Ash. Al Mawarits Fisy Undang-undang Nomor 35 Tahun 2014 Tentang
^Ç Œ][ Z o /•o u]Ç Z. Syirkah Iqamah ad Perlindungan Anak.
Din. Makkah. 2010. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39
Soepomo, Bab-bab tentang Hukum Adat. Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.
Penerbitan Universitas. 1996. Departemen Agama RI., Al-YµŒ[ v v
Subekti. Kamus Hukum. Pradnya Paramita. Terjemahannya.
Jakarta. 1969.
Sugono, Bambang. Metodologi Penelitian
Hukum. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
1997.
Suparman, Eman. Intisari Hukum Waris
Indonesia. CV. Armico. Bandung. 1985.
Thaib, M. Hasballah, dan Iman Jauhari. Kapita
Selekta Hukum Islam. Pustaka Bangsa
Press. Medan. 2004.
Thalib, Sajuti. Hukum kewarisan Islam di
Indonesia. Bina Aksara. Jakarta. 1984.
Tihami, H.M.A. dan Soehari Sahrani. Fiqh
Munakahat Kajian Fiqh Nikah Lengkap.
Rajawali Pers. Jakarta. 2009.

Sumber-Sumber Lainnya
http://beritaislamimasakini.com/warisan-
untuk-anak-tiri-dapatkah.html diakses
pada tanggal 10 Januari 2017
http://kbbi.web.id/ Kamus Besar Bahasa
Indonesia pada tanggal 1 November 2016
http://hukum.unsrat.ac.id/ma/kompilasi.pdf .
pada tanggal 5 Agustus 2016
http://hukum.unsrat.ac.id/uu/uu_1_74.htm
.pada tanggal 5 Agustus 2016
https://justice94.wordpress.com/tag/hukum-
waris-adat/. pada tanggal 2 Maret 2017
https://poetriefidela.wordpress.com/ pada
tanggal 2 Maret 2017
http://www.academia.edu/7461989/Ada_25_a
hli_waris_yang_diatur_dalam_ketentuan
_hokum_waris_islam, pada tanggal 9
Januari 2017

36

Anda mungkin juga menyukai