Anda di halaman 1dari 10

I

I

DAFTAR ISi
'
I
I. Lingkup Kewenangan ..... 269

2. Prinsip Pemcriksaan Persidangan .............a........ 27 1


t



3. Proses Pemeriksaan Si dang 27 1
•••

Kata Pr-og:intar ············-························· . Ill I


B. PERADILAN TINDAK PIDANA KORUPSI . . . . .. . . . .. 278
Keputusan Keta Mahkamah Agung Republik Indonesia
I

j
Nomor : KMAIO32/SK/IV/2007

Tentang : Mcmbcrlkukan Buku IL I

'

Pedoman Pelaksanaan Tugas dan Administrasi


I
Peog�dila:i . V 4

I
Keputusan Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesin

Nomor : 0 I 2/K M A/S KI L/2007 I


Tcntang : Pembcntukan Tim Penycmpurnaan Buku I, I

Buku I I , B u k u III dan Buku tcntang


• •

Pengawaan (Buku I V ) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . vi

••

Daftar Isi • ••• • • • • ••• • • •• • • • •• • • • •• •• • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • xv i


I

t
PEDOMAN TEKNIS ADMINISTRASI DAN

TEKNIS PERADILAN PIDANA KHUSUS

I. BIDANG ADMINISTRASI PERKARA 267

A. PENGADILAN NEG ERi . •. 267


l. Meja Pc rtanla . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. 267

2. Meja Kedua.............................................................. U7

3, Pemberkasan P e rka ma . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 268

4. Lapoman . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 268

5. l�nga.rsipan 268

B. PENGADILAN TINGGI ...... 268

I. Penerimaan P e r k a ra . . . . . . . . s . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 268

2. Pemberkasan B a n d i n g . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . a . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 268

3. Register................................................................... 268

4. Lapoman . . . . . . . . . 269

5. Pcngarsipan 269

II. BIDANG TEKNIS PERADILAN · · · · · · · · · · - · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · 269

A. PENGADILAN HAK ASASI MANUSIA (HAM) .... 269

.. XVI

It
PEDOMAN

S SI DAN

TEKNIS PERADILAN

PIDANA KHUSUS

266
Pemberkasan Perkarma

P ET U N J U K P E LA K S A N AA N P E NY E L E N G G A RAA N Pembcrkasan Pcrkara Pidana Khusus mcngacu pada

ADMINISTRASI DAN TEKNIS PERADILAN Kctentuan mengenai Pemberkasan Perkara Pidana

DI LINGKUNGAN PERADILAN U M U M
Laporan
PERKARA PIDANA K H U S U S

Pelaporan tentang keadaan perkara, kcuangan perkara,

kegiatan Hakim perkura Pidana Khusus mengikuti proscdur

I. BIDANG ADMINISTRASI PERKARA pelaporan pcrknra Pidana.


A. PENGADILAN NEGERI 5. Pengarsipan

Pengarsipan berkas pcrkara Pidana Khusus mcngikuti tatn


I. Meja Pertama
cara pengarsipan pcrkara Pidana

Pclaksanaan Penyclenggaraan Administrasi P

Pcrkara Pidana Khusus pada Meja Pertama mengacu pada


B. PENGADILAN TINGGI
Pelaksanaan Penyelenggaraan Administrasi Pcrkara Pidana

dengan pcngccualian bahwa pada pcrkara pidana khusus


L. Peneriman Perkara
dalam Buku Register Induk dilakukn olch Petugas Register
Pendaftran Perkara Tingkat Banding
dengan menambhkan pcncatatan kode "Pidsus" pada
Prosedur pcncrimaan dan per perkara Pidana
pomor perkara yang bcrsangkutan sesuai dengan urutan
Khusus pada Tingkat Banding mengacu pada prosedur
dalam Buku Register Induk pcrkara tercbut (contoh : No.
ncrimann dan pcrkara Pidana
. . . . JP i d . S us2 0. . . JPN ).

Pemberkasan Banding

2. Meja Kedua
Ketentuan mengenai pcm!l perkara Pidana Khusus

Pel Penyelcnggaraan Administrasi Perkara Pidana pada Pengadilan Tinggi mengacu pada ketcntuan mengcnai

Khusus pada Meja Kcdua, yaitu tcrhadap perknra yang pemberkasan pcrkara Pidana.

menyatakan Banding, Kasasi, Peninjauan Kembali dan


3. Register
Grasi, mcngacu pada Pelaksansan Penyclenggaraan
Register Pidana Khusus Banding mcngikuti Register Pidana
Administrasi Perkara Pidana, kccuali terhadap kctcntun
Banding, dcngan pcngecualian dalam Buku Register Induk
yang diatur khusus dalam Undang-Undang yang

olch Petugas Register mcnambahkan pcncatatan kode


bcrsangkutan.

"Pidsus" pada nomor perkara yang bcrsangkutan scsua


dcngan urutan dalam Buku Register tcrsebut (contoh :

No. . . . . JP i d. S us 2 0 . . . . /P T . . . . . . ) .

267 268
4. Laporan

memaksakan tindakan-tindakan yang bcrtujuan


Pelaporan tentang kcadann pcrkara, keangan pcrkara dan
menoegah kelahiran didalam kclompok atau
kegiatan Hakim perkara Pidana Khusus mcngikuti prosedur
memindahkan sccara paksa ank-anak dari kclompok
pclaporan perkart Pidana.
tcrtentu kc kelompok lain.

5. Pengarsipan c. Kejahatan terhadap kcmanusiaan adalah salah satu

Pcngarsipan bcrkas Pidana Khusus mcngikuti tata perbuatan yang dilakukan scbagai bagian dari scrangan

cara pengarsipan Pidan. yang mcluas dan sistcmntik yang ditujukan secara

langsung terhadap penduduk sipil berupa : pcmbunuhan,

pemusnahan, pcrbudakan, pcngusiran dan pemindah-an


II. BIDANG TEKNIS PERADILAN
penduduk secara paksa, pcrampasan kcmerdckaan atau

Ketentuan mengenai Tcknis Pcradilan pcrkara Pidana Khusus perampasan kcbebasan fi


sik lain secara scwenang­

mcngacu pada kctentun mengenai Tcknis Peradilan pcrkara


wenang, penyiksaan, perkosaan, perbudakan scksual,

Pidana, dcngan pengecualian yang diatur secara khusus dalam pelacuran secara paksa, pemaksaan kchamilan,

kctcntuan Undang-Undang yang bersangkutan, antara lain scbagai pemandulan atau sterilisasi sccar paksa atau bentuk­

berikut: bentuk kckerasan seksual lain yang sctara, pcnganiayaan

tcrhadap suatu kelompok tertentu yang didasari


A. PENGADILAN HAK ASASI MANUSIA ( HA M )
pcrsanaan paham politik, mas, kcbangsaan, ctnis,

I. Lingkup Kewenngan budaya, agar, jenis kclamin, atau alasan lain yang

telah diakui sccara universal scbagai hal yang di!arang


a. Pengadilan HAM bertugas dan bcrwcnang mcmcriksa
mcnurut hukum internasional, penghilangan orang
dan memutus perkara pelanggaran HAM berat yang
sccara paksa, atau kcjahatan apartheid.
mcliputi kcjshatan genosida dan kcjahatan terhadap

d. Pengadilan HAM bcrwenang juga mcmeriksa dan


kcmanusiaan.

mcmutus pclanggaran HAM bcrat yang


b. Kcjahatan Genosida adalah sctiap perbuatan yang
dilakukan diluar bats teritorial wilayah negara Republik
dilakukan dcngan maksud untuk mcnghancurkan atau
Indonesia olch warga ncgara Indonesia.
memusnahkan scluruh atau scbagian kclompok, bangsa,
Pengadilan HAM tidak bcrwenang memcriksa dan
ras, kelorpok ctnis, kclompok agama, dengan cara
mcmutus perkara pclanggaran HAM bcrat yang
membunuh anggota kclompok, mcngakibatkan
dilakukan olch sescorang yang bcrumur dibawah 18
pcndcritaan fisik atau mental yang berat tcrhadap
(delapan belas) tahun pada saat kcjahatan dilakukan.
anggo(a-anggota kelompok, mcnciptaknn kondisi
Dalam hal sescorang yang berumur dibawah 1 8 (delapan
kchidupan kelompok yang akan mcngakibatkan
belas) tahun mclakuknn pclanggaran HAM berat, maka
secara fisik baik seluruh atau scbagiannya,

270

269
perkara tcrscbut akan dipcriksa dan diputus oleh (seatus delapan puluh) hari, terhitung scjak pcrkara
Pengadilan Negeri (Pengadilan Anak). dilimpahkan kc Pengadilan HAM.

f. Dacrah hukm Pengadilan HAM bcrada pada b. Tentnng Banding

Pengadilan Negeri pads: Perkara Pelanggaran HAM bcrat yang dimohonkan

I. Jakarta Pusat yang mcliputi wilayah Dacrah Khusus banding diperiksa dan diputus oleh Pcngadilan Tinggi

Ibukota Jakarta, Propinsi Jawa Barat, Banten, HAM dalam waktu paling lama 90 (sembilan puluh) hari

Sumatcra Sclatan, Lampung, Bcngkulu, Kalimantan tcrhitung scjak perkara dilimpahkan kc Pengadilan

Barat dan Kalimantan Tcngah. Tinggi HAM.

2. Surabaya yang mcliputi wilayah Propinsi Jawa c. Tentang Kasasi

Timur, Jawa Tcngah, Dacrah Istimewa Yogyakarta, Pcrknra pclanggaran HAM bcrat yang dimohonkan

Bali, Kalimantan Sclatan, Kalimantan Timur, Nusa kasasi diperiksa dan diputus olch Mahknmah Agung

Tcnggara Barat dan Nusa Tenggara Timur. dalam waktu paling lama 90 hari terhitung scjak

3. Makassar yang meliputi wilayah Propinsi Sulawesi dilim; kc M Agung.

Sclatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, d. Tentang Peninjauan Kembali.

Maluku, Maluku Utara, dan Irian Jaya. Ketentuan Pcninjauan Kembali pcrkara HAM mengacu

4. Medan yung meliputi wilayah Propinsi Sumatera kcpada ketcntuan Peninjauan Kembali pcrkara Pidana.

Utara, Ducrah Istimcwa Aoch, Riau, Jambi dan t, Grasi

Sumatera Barut. Ketcntuan mcngcnai grasi pada pcrkara HAM mcngacu

pada ketcntuan Undang-undang Grasi No. 22 Tahun


2. Prinsip Pemeriksaan Persidangan
2002 tentang Grasi.

a. Pcmcriksaan perkama pclanggaran HAM bcrat oleh


f. 1hnn
Pengadilan HAM dilakukan oleh Majelis Hakim
I) Penahanan untuk kepcntingan pcnyidikan dapat
Pengadilan HAM yang bcrjumlah 5 (lima) orang, terdiri
dilakukan sclama 90 (sembilan puluh) hari. Yang
atas 2 (dua) orang Hakim pada Pengadilan HAM yang
dapat dipcrpanjang untuk waktu paling lama 90
bersangkutan dan 3 (tga) orang Hakim Ad Hoc.
(scmbilan puluh) hari dan dapat diperpanjang lagi

b. Majclis Hakim diketuai olch Hakim dari Pengadilan sclama 60 (cnam puluh) hari oleh Ketua Pengadilan

HAM yang bxrsangkutan. HAM sesuai dcngan dacrah hukumnya.

2) Penahanan untuk kcpentingan penuntutan dapat


3. Proses Pemeriksaan Sidang
dilakukan sclama 30 (tga puluh) hari. Yang dapat

a. Perkara pclanggaran HAM berat dipcriksa dan diputus


diperpanjang untuk waktu paling lama 20 (dua

oleh Pengadilan HAM dalam waktu paling lama 180


puluh) hari, dan dapat dipcrpanjang lagi sclama 20

272

271
(dua puluh) hari olch Kctua Pengadilan HAM sesuai g. Praperadilan

dengan daerah hukumnya. Dalam hal penghentian penyidikan karena tidnk

dipcrolch bukt yang cukup, apabila tidak dspat ditcrima


3) a. Penahanan untuk kcpcntingan pcmcriksan di
oleh korban dan keluarganya, maka korban, keluarga
sidasng Pcngadilan HAM dapat dilakukan
sedarah atau dalam garis lurus kc atas atau kc bawah
sclama 90 (sembilan puluh) hari. Yang dapat
sampai dcngan dcrajat kctiga, bcrhak mengajukan
dipcrpajang untuk waktu paling lama 30 (tga
prapcradilan kcpada ketua Pengadilan HAM scsui
puluh) hari olch Kctua Pcngadilan HAM sesuai
dcngan daerah hukumnya dan scsuai dengan kctentuan
dengan daemah hukumnya.
pcraturan pcrundang-undangan yang berlaku.
b. Dalam hal pcmcriksaan perkara untuk waktu 1 2 0

h. Kompensasi, restitusi dan rehabilitasi


(scratus dun puluh) hari belum selesai, scmcntam

Kctentunn mengcnai kompcnsasi, restitusi dan


jangka waktu pcnahanan scbagaimnna discbut

rehabilitasi pada perkara HAM mcngacu pada ketcntuan


pada butir f.3 huruf (a) tclah bcrakhir, maka

Peruturan Pemcrintah No. 3 Tahun 2002 tentng


mcrujuk kcpada butir 3 huruf (a) terscbut di atas,

kompcnsasi, restitusi dan rehabilitasi terhadap korban


pcrpanjangan pcnahanan dapat dimohon-kan

pelanggaran HAM berat, yang diatur scbagai bcrikut :


kcpada Ketua Pengadilan Tinggi untuk waktu

paling lama 30 (tiga puluh) hari dan dapat 1). Sctiap korban pclanggaran HAM bcrat dan atau ahli

dime perpanjangan kcmbali untuk waktu warisnya dapat mcmpcrolch kompensasi, resttusi

paling lama 30 (tga puluh) hari (vide : Pasal 1 0 dan rchabilitasi.

Undang-Undang No. 26 Tahun 2000 jo. Pasal 29 2). Kompensasi adalah ganti kcrugian yang dibcrikan

KUHAP). oleh ncgara karena pelaku tidak mampu membcrikan

ganti kcrugian scpenuhnya yang mcnjadi tanggung


4) Penahanan untuk kepentingan pemcriksaan Banding
jawabnya.
di Pengadilan Tinggi dapat dilakukan paling lama 60

3). Restitusi adalah ganti kerugian yang dibcrikan


(enam puluh) hari, dan dapat dipcrpanjang untuk

kepada korban atau kcluarganya olch pclaku atau


waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari olch Ketua

pihak kctiga, dapat bcrupa pcngembalian harta milik,


Pengadilan Tinggi sesuai dacrah hukumnya.

pembayaran ganti kc rugian untuk kchilangan atau


5) Penahanan untuk kepentingan pemcriksaan kasasi di
pcndcritaan, atau pcnggantian ganti kerugian untuk
Mahkamah Agung dapat dilakukan paling lama
kchilangan atau pendcritaan, atau pcnggantian biaya
60 (enam puluh) hari dan dapat dipcrpanjang untuk
untuk tindakan tcrtcntu.
paling lama 30 (hari) oleh Kctua M

Agung.

274

273
(tiga puluh) hari kcrja terhitung scjak berita acar
4). Rehabilitasi adalah pemulihan pada kedudukan

ditcrima.
scmula, misalnya kchormatan, nama baik, jabatan

atau hak-hak lain 9). Pelaksanaan pembcrian kompensasi, restitusi, dan

atau rehabilitasi, dilaporkan kepada Ketua


5). Departcmen Kcuangan Republik Indonesia bcrtugas
Pengadilan HAM yang memutus perkara, discrtai
melaksanaknn pemberian kompcnsasi dan

dcngan tanda bukti pelaksanaan pemberian


rehabilitas _, Ptusan Pengadila HAM
kompensasi, restitusi, dan atau rehabilitasi tcrscbut.
yang tclah mcmpcrolch kekuatan hukum tctp.

Sctclah Ketua Pengadilan HAM mcncrima tanda


Pemberian restitusi dilaksanakan olch pclaku atau
bukti, Kctua Pengadilnn HAM mengumumkasn
pihak kctiga bcrdasarkan pcrintah yang tercantum
plaksanaan terscbut pada papan pcngumuman
dalam amar putusan Pengadilan HAM.
pcngadilan yang bcrsangkutan.
6). Pclaksanan putusan Pengadilan HAM olch

I0). Pcogajuan kompcnsasi, restitusi dan rehabilitasi


Departcma Kcuangan Republik Indonesia wajib

diajukan setiap sant scbelum perkara diputus, untuk


dilaporkan kcpada Pengadilan HAM yang mcngadili

kemudian apabila hal terscbut bisa dibuktikan dan


pcrkara yang bersangkutan dan Jaksa Agung paling

diterima olch Majclis Hakim makn putusannya barus


lambat 7 (tujuh) hari kcrja terhitung scjak tanggal

mcmuat ganti kcrugian yang dibcrikan kcpada


putusan di] '

korban pclanggaran HAM berat.


7). Pengadilan HAM mengirimkan salinan putusan

Pengadilan HAM, Peugadilan Tinggi, atau ). Pengojuan kompcnsasi, restitusi dan rehabilitasi

Mahkamah Agung, yang tclah mcmpcrolch kekuatan dapat juga diajukan mclalui gugatan perdata melalui

hukum tetap kepada Jaksa Agung. Jaksa Agung peradilan umum.

melaksankan putusan dcngan mcmbuat bcrita acara


i. Perlindungan korban dan saksi

pel putusan pengadilan kepada Departcmcn


Kctentuan mengcnai perlindungan korban dan saksi

Kcuangan Republik Indonesia untuk mclaksanakan


dalam pelanggaran HAM berat mengacu pada kctentunn
pcmbcrian kompensasi dan atau rehabilitasi, dan
Peraturan Pemerintah No. 2 Tahun 2002 tentang

kcpada pclaku atau pihak ketiga untuk melaksanakan


perlindungan korban dan saksi dalam pclanggaran HAM

pcmberian restitusi. beat, y ai t u :

8). Departemen Kcuangan Republik Indonesia


I. Sctiap korban atau saksi dalam pclanggaran HAM
mcl k s» pcmbcriun kompcnsasi dan atau
bcrat berhak mempcrolch pcrlindungan dari aparat
rehabilitasi scrta pclaku atau pihak ketiga
pcncgak hukum dan aparat kcamanan
mclaksanknn pcmbcrian rcstitusi, paling lambat 30

276

275
2. Perlindungan oleh aparat pcncgak hukaum dan apart
ILAN TINDAK PIDANA KORUPSI
kcamannn diberikan scjak tahap pcnyelidikan, I,

penyidikan, penuntutan, dan atau pcmcriksaan di


Pekara tindak pidana korupsi diadili olch Pcngadilan Negcri

sidang pengadilan.
supun Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor), dengan

3. Perlindungan mcliputi perindungan atas kcamanan •


. �,e .r,1nn sebagai bcrikut :
C C I »

pribadi korban atau saksi dari ancaman fisik dan


L. Berdaku pada Pengadilan Negcri dan Pengadilan Tipikor:
mental, perahasia-an identitas korban atau saksi,

a. Undang-Undang No. 3I Tahun 1 999 tcntang


pemberian ketcrngan pada saat pcmeriksaan di

Pembcrntasan Tindak Pidana Korupsi Jo UU No. 20


sidang pengadilan tanpa bcrtatnp muka dcngan

Tahun 2001 tentang Perbahan ats Undang-Undang


Tcrsangka
No. 3 1 Tahun 1999, merumuskan tindak pidana korupsi
4. Perlindungan tcrhadap korban dan saksi dilakukan
scbagai delik formil.
bcrdasar-kan inisiatif aparat pcnegak hukum dan
b. Pengertian Pcgawai Negcri mcliputi setiap orang yang
aparat kcamanan, dan atau permohonan yang
mencrima gaji ateu upah dari kcunngan ncgam atau
disampaikan olch korban atnu saksi.
daerah atau dari suatu korporasi yang mcnerima bantuan
5. Pcrmohonan disampaikan kcpada :
dari keuangan ncgara atau dacrah atau korporasi lain
a. Komisi Nasional Hak Asasi Manusia, pada tha
p
yang mcnggunakan modal atau fasilits dari negara atau
pc
nyd
e
ili
kan.
masyarakat.
b. Kcjaksaan pada thap penyidikan dan
c. Korporasi adalah kumpulan orang dan atau kekayaan
penuntutan.
yang terorganisasi, baik mcrupaknn badan hukum
c. Pengsdilan pada tahap pemeriksaan.
maupun bukan badan hukum .
6. Perohonnn terscbut disampaikan lebih lanjut
Pengertian "sccara melawan hukum" mencakup
kepada apart kcamanan untuk ditindaklanjuti.
pcrbutan melawan hukum dalam arti formil maupun
Pcrnohonan perlindungan terscbut dapat juga
dalam arti materiil, yakni meskipun pcrbuatan tcrscbut
disampaikan sccama langsung kcpada aparat
tidak diatur dalam peraturan perundang-undangan,
kcamanan
namun apabila pcrbuatan terscbut dianggap tcrcela
7. Perlindugan wajib diberikan oleh aparat pcncgak
karena tidak scsuai dengan rasa kcadilan atnu noma­

hukum dan aparat kcamanan sccara cumn-cum


norma kechidupan sosial dalam masyarakat, maka
Scgala biaya yang dipcrlukan untuk pelaksanan
'
'
pcrbuatan tcrscbut dapat dipidana, akan tetapi
perlindungan tcrhadap korban dan saksi dibcbankan I

bcrdasarkan putusan Mahkamah Konstitusi No.


pada anggaran masing-masing instansi aparat I

O3/PUU-1V/2006 tnggal 25 Juli 2006 pengcrtian


pcocgak hukum atau aparat kcamanan.
I

'

278

277
clektronik" misalnya data yang disimpan dalam mikro
"sccara melawan hukum" hanya meliputi pcrbuatan

film, compact disk, read only memory (CD - ROM) at3u


mnclawan hukum dalam arti foril.

Write Once Read Many (WORM), sedangkan yang


c. Korporasi termasuk scbagai subyck tindak pidana

dimaksud dcngan "alat optik atau yang serupa dcngan


korupsi dan dapt dijatuhi pidan denda.

alat itu" dalam ayat ini tidak terbatas pada data


f. Dalamn perkara Tindak pidana korupsi dikenal sistcm
pcnghubung clektronik (electronic data interchangc),
pembuktin tcrbalik yang bersifat tc :rimbang
surat clektronik (e-mail), tclcgram, teleks, dan faximile.
(untuk gratifikssi dan pcrampasan harta benda), yang

h. Setiap orang yang mclanggar ketentuan UU yang sccara


mewajibkan Tcrdakwa untuk mcmbcrikan keterangan

tcgas mcnyatakan bahwa pelanggaran terhadap


tcntang scluruh harta bcndanya dan harta bcnda
I
ketcntuan UU tcrsebut scbagai tindak pidana korupsi
harta bcnda
'

istrinya/suaminya, anak-anaknye dan setiap

belaku kctcntuan yang diatur dalam UU ini.


orang atau korporasi yang diduga mcmpunyai hubungan

Yang dimaksud dcngan "kctentuan yang berlaku dalam


dengan pcrkara yang didakwakan. I

'

'
UU ini" adalah baik hukum pidana materiil maupan
g. Alat bukti pctunjuk scbagaimana dimksud dalam Pasal
huk:um pidan formil.
188 ayat ( I ) K U HA Pdiperluas olch Pasal 26 A UU No.

20 Tahun 2 00 1 tcntang Pemberantsan Tindak Pidana .


i Selain pidana tambahan scbagaimana dimaksud dalam

Korupsi y akni : Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, scbagai pidana

tambahan adalah:
l) Alat bukti lainnya yang bcrupa informasi yang

diucapkan, dikirim, ' :. atau disimpan socara


l) Perampasan barang yang bergerak yang berwujud

clcktronik dcngan alat optik atau yang scrupa atau yang tidak bcrwujud atau barang yang tidak

dengan itu. bergeruak yang digunakan untuk atau yang diperolch

dari tindak pidana korupsi, tcrmasuk perusahaan


2) Dokumcn, yakni setiap rckaman data atau informasi
milik terpidana dimana tindak pidana korupsi
yang dapat dilihat, dibaca, dan atau didcngar yang

dilakukan, bcgitu pula harga dari barang yang


dapat dikelunrknn dcngan atau tanpa bantuan sarana,

mcnggantikan barang-barang terscbut.


baik yang tertuang diatas kcrtas, bcnda fisik apapun

2) Pembayarn uang pengganti yang jumlahnya


selain kcrtas, maupun yang tcrekam secara

clcktronik, yang berupa tulisan, suara, gambar, pcta, scbanyak-banyaknya sama dengan hart benda yang

dipcrolch dari tindak pidana korupsi.


mancangan, foto, huruf, tanda, angka, atau pcrporasi '

yang mcmiliki makna. 3) Pcnutupan seluruh atau scbagian pcrsahaan untuk

waktu paling lama I (satu) tahun.


Menurut penjclasan Pasal 26 A butir a UU No. 20
4) Pencabutan scluruh atau sebagian hak-hak tcrtentu
Tahun 2 00 1 yang dimaksud dcngan "disimpan secama

atau penghapusan scluruh atau scbagian kcuntungan

280

279
tcrtcntu, yang telah atau dapat dibcrikan oleb
p. Dalam ha! Terdakwa telah dipanggil secara sah, dan

Pemerintah kcpada Terpidana. tidak hadir di sidang Pcngadilan tanpa alasan yang sah

j. Jika terpidana tidak membayar uang pcngganti paling maka dapat diperiksa dan diputus tanpa

lama dalam waktu I (satu) buln sesudah putusan kehadirannya (in absentia).

Pengadilan yang tclah mempcroleh kekuatan hukum


2 Berlaku khusus bagi Pcngadilan Tindak Pidana Korpsi
tetap, maka hart bendanya dapat disita olch Jaksa dan

(Tipikor) :
dilelang untuk mcnutupi uang pcngganti terscbut.

a. Tindak pidana korupsi yang dilimpahkan olch Penuntut


k. Dalam hal Terpidana tdak mempunyai hart bcnda yang

Umum pada Komisi Pemberantasan Tindak Pidana


mcncukupi untuk membayar uang pengganti, makn
Korupsi ( KPK ) diperiksa dan diputus oleh Pcngadilan
dipidana dengan pidana penjara yang lamanya tidak
Tindak Pidana Korpsi (Tipikor).
mclebihi maksimum dari pidana pokoknya.

b. Pengadilan Tindak Pidana Korupsi juga berwcnang


I. Dalam ha! putusan pengadilan mengcnai pcrampasan

untuk mcmcriksa dan memutus tindak pidana korupsi


barang-barang jikn terdapat pihak kctiga yang
yang dilakukan di luar wilayah negara Republik
mempunyai itikad baik, maka pihak kctiga tcrscbut
Indonesia olch warga ncgara Indonesia
dapat mcngajukan surat kcbcratan kcpada pengadilan

yang bcrsangkutan dalam waktu paling lambat 2 (dua) c. Pengadilan tindak pidana korupsi bcrsidang dengan

Majelis yang terdiri dari S (lima) orang Hakim dengan


bulan sctclah putusan pcngadilan diucapkan di sidang

komposisi 2 (dus) orang Hakim Pengudilan Ncgcri dan


tcrbuka untuk umum.
3 (tga) orang Hakim Ad Hoc, dan diketuai olch Hakim
m. Pengajuan surt k scbagaimana dimaksud dints
Pengadilan Negeri. Komposisi yang sama juga berlaku
tidak menangguhkan atau mcnghentikan pclaksanaan
pada pemcriksaan tingkat banding dan kasasi.
putusan Pcngadilan.

d. Untuk pcrtama kali Pengadilan Ti


ndak Pidana Korupsi
n. Dalam hal menangani kebcratan tersebut, Hakim
dibcntuk dibawah Pcngadilan Ncgcri Jakarta Pusat
mcminta kctcmangan Penuntut Umum dan pihak yang
dcngan kcwcnangannya mcliputi seluruh wilayah
berkcpcntingan, kcmudinn tcrhadap pcnctapan hakim
Indonesia.
atns keberatan tcrscbut dapat dimintakan kasasi kc

Mahkamah Agung oleh Pemohon atau Pcnuntut Umum.

0. Apabila kcbcmtan pihak kctiga dikabulkan olch Hakim

setelah cksckusi, maka negara berkewajiban mcngganti

kerugian kcpada pihak ketiga scbcsar nilai hasil 1clang

atas barang tcrscbut.


'

282

281

Anda mungkin juga menyukai