1
Haposan siallagan. "Penerapan prinsip negara hukum
diIndonesia." Sosiohumaniora 18.2 (2016): h.132.
2
Simamora, Janpatar. "Tafsir Makna Negara Hukum dalam Perspektif Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945." Jurnal Dinamika Hukum 14.3 (2014):
547-561.
2
Hukum syariat adalah aturan hukum yang disyariatkan oleh Allah Swt.
kepada hamba-hamba-Nya untuk ditaati, baik mengenai aqidah, ibadah,
akhlak, maupun muamalah. Syariat tersebut mengandung pesan yang
terdapat dalam surah Al-Jasyiah ayat 18. Aagama islam adalah agama yang
mempunyai cakupan yang cukup luas, sehingga hukum syariatnya pun
dikategorikan menjadi 2 bagian himpunan hukum, yaitu hukum-hukum yang
berkaitan dengan tata cara pengadaan yang disebut sebagai hukum cabang,
dan amalan-amalan yang dipelajari dalam ilmufiqih dan hukum-hukum
pokok kepercayaan yang mencakup cara mengadakan kepercayaan (i’tiqad)
dalam himpunan ilmu kalam.3
Salah satu perwujudan hukum syariah di Indonesia adalah hukum waris,
dan hukum waris itu sendiri sangat penting dalam hukum Islam. Masalah
waris apalagi yang berkaitan langsung dengan masalah harta benda pasti
dialami oleh setiap orang. Ini terjadi setiap kali seseorang meninggal. Dalam
pandangan Islam, pembagian warisan hanya dapat dilakukan setelah pewaris
meninggal dunia. Jika pembagian harta terjadi sebelum ahli waris
meninggal, dikatakan sebagai pemberian dari seseorang kepada sanak
saudara.4
Mengenai hukum kewarisan, Allah Swt. telah menentukan pembagian
warisan dalam firman-Nya yang kemudian ayat-ayat dalam al-Qur’anlah
yang menjadi rujukan utama, sedangkan ketetapan pembagian warisan yang
diambil dari hadis Rasulullah saw. dan ijma’ para ulama sangatlah minim.5
Pembagian warisan dalam Islam memiliki pengelompokan ahli waris
yang sesuai dengan kekerabatan kepada pewaris. sehingga para ahli waris
masing-masing memiliki hak untuk mendapatkan bagian warisan yang telah
ditentukan langkah-lngkahnya di dalam al-Qur’an dan hadis.6
Beberapa pengertian yang telah dipaparkan pada paragraf sebelumnya
sangatlah berbeda dengan penerapan hukum adat kewarisan dalam beberapa
3
Gisca Nur Assyafira, Waris Berdasarkan hukum Islam Indonesia, 2020, h. 68-69.
4
Saifullah Basri, Hukum Waris Islam (Fara’id) dan Penerapannya dalam
Masyarakat Islam, 2020, h. 38.
5
Sabri Deki Suwarna, Fiqh Mawaris (Syariat Kewarisan) di Indonesia,2018, h. 94.
6
raja Ritonga dan Martua Nasution, Teori Penentuan Ahli Waris, 2022, h.16.
3
daerah. Hukum adat merupakan sebuah aturan yang timbul dari kebiasaan
suatu masyarakat dalam pengertian pencerminan nilai-nilai kebudayaan asli
di Indonesia yang dipertahankan untuk mencegah terjadinya pembaratan
hukum.7
Masyarakat adat Polewali Mandar juga memiliki cara tersendiri dalam
menyelesaikan masalah hukum yang berkaitan dengan harta yang
ditinggalkan seseorang yang meninggal dunia dengan kerabat maupun
keluarga yang ditinggalkan. bahkan mereka membagi warisan sebelum
pewaris itu meninggal. Seperti ketika salah satu anak dari anggota keluarga
tersebut ada yang menikah, maka akan langsung diberikan bagiannya.8
Ketika salah satu orang tua meninggal, anak laki-laki sulunglah yang
akan menggantikan posisi orang tuanya untuk mengurus seluruh anggota
keluarga yang ditinggalkan. anak laki-laki sulung juga memiliki
keistimewaan tersendiri di kalangan masyarakat mandar yaitu sejak mereka
masih kecil, harta benda seperti sawah, ladang, maupun tanah, sudah diatas
namakan anak laki-laki sulung tersebut. Masyarakat mandar juga dikenal
dengan adat kewarisannya dengan istilah “Boyang anunna anak terakhir”
rumah adalah milik mutlak anak terakhir tanpa memandang bahwasanya
anak itu laki-laki ataupun perempuan.9
Anak laki-laki tertua memiliki peran besar dalam kepemimpinan
keluarga setelah orang tuanya meninggal dunia, ia menggantikan posisi
orang tuanya di dalam mengurus harta benda dan memanfaatkannya untuk
kepentingan keluarga yang ditiggalkan.
7
Mahdi Syahbandir, Kedudukan Hukum Adat dalam Sistem Hukum, 2010, h. 8.
8
Muhammad Salim, Tinjauan Hukum Islam Terhadap Kewarisan Masyarakat
mandar, 2013, h.3.
9
Muhammad Salim, Tinjauan Hukum Terhadap Kewarisan Masyarakat Mandar,
2013, h. 5.
4
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, dapat
disimpulkan bahwa yang menjadi masalah adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana praktek pembagian warisan yang terjadi pada masyarakat
Kabupaten Polewali Mandar?
2. Bagaimana pandangan hukum Islam terhadap praktek pembagian warisan
pada masyarakat Kabupaten Polewali Mandar?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan Rumusan masalah yang telah dipaparkan, maka
penelitian ini bertujuan:
1. Untuk mengetahui praktek pembagian warisan yang terjadi pada
masyarakat Kabupaten Pollewali Mandar.
2. Untuk menganalisis pandangan hukum Islam terhadap praktek pembagian
warisan yang terjadi pada masyarakat Kabupaten Polewali Mandar.
D. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini secara garis besar dapat memperluas pengetahuan kita
dalam memahami beberapa hukum adat yang berlaku di sebagian daerah yang
berada di Sulbar utamanya Polewali Mandar. Terutama bagaimana praktik
hukum adat kewarisan yang berlaku di daerah tersebut, dengan penelitian
yang dilakukan , mudah-mudahan memperoleh manfaat:
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Penelitian Relevan
Penelitian ini membahas tentang Pandangan Hukum Islam Terhadap
Pembagian Warisan di Kabupaten Polewali Mandar. Sejauh ini penelitian
yang telah dilakukan peneliti lain diantara:
Kerissian Dinata, 2021, dalam skripsinya yang berjudul “pandangan Hukum
Islam terhadap Praktik Pembagian Warisan Kepada Anak Tuha Bakas Dengan Cara
Wasiat”.10 Skripsi tersebut membahas tentang warisan yang diberikan kepada anak
tertua dalam bentuk wasiat dengan memokuskan pada pandangan hukum Islam
dalam praktik ini. Peniliti menggunakan metode penelitian lapangan guna
menemukan secara spesifik dan realistis mengenai apa yang sedang terjadi di
tengah-tengah masyarakat. Terdapat pula kesamaan dalam penelitian ini,
yaitu membahas mengenai warisan akan jatuh kepada anak laki-laki sulung
sepenuhnya yang kemudian menggatikan kepala keluarga ketika ayahnya
sudah menunggal. Namun, perbedaannya pada penelitian ini ialah seorang
anak laki-laki sulung yang msengambil alih harta waris yang kemudian akan
dibagikan kepada saudara-saudaranya.
Penelitian yang dilakukan Hasan Tohari, 2008, dalam skripsinya yang
berjudul “Penangguhan Pembagian Harta Warisan di Desa Kupang Kecamatan
Karangdowo Kabupaten Klaten Dalam Pandangan Hukum Islam”.11 Dalam skripsi
tersebut menjelaskan bahwa pembagian warisan di desa Kupang menggunakan
sistem pembagian warisan sebelum pewaris meninggal dan juga pembagian warisan
setelah pewaris meninggal. Pembagian warisan setelah waris meninggal akan
dilakukan penundaan sampai ahli waris dewasa dengan beberapa syarat tertentu yang
pertama adalah untuk kemaslahatan keluarga kesepakatan ahli waris dan
adanya surat wasiat dan hak ahli waris terhadap harta sebelum pewaris
meninggal meninggal hanyalah untuk menikmati hasil dari harta tersebut dan
tidak mempunyai hak untuk memiliki sepenuhnya. Adapun persamaannya
dalam penelitian ini adalah sama-sama mengkaji tentang praktek pembagian
10
Dinata Kerissian, Pandangan Hukum Islam Terhadap Praktik Pembagian
Warisan Kepada Anak Tuha Bakas Dengan Cara Wasiat, Skripsi (Bandar Lampung, 2021).
11
Hasan Tohari, Penangguhan Pembagian Harta Warisan Di Desa Kupang
Kecamatan Karangdowo Kabupaten Klaten Dalam Pandangan Hukum Islam (Surakarta, 2008).
6
12
Aldia Riskon, Pandangan Hukum Islam Terhadap Cucu Sebagai Ahli Waris
Pengganti Pada Khi No 1 Tahun 1991 Pasal 185 Ayat 1 Tesis (Pekanbaru, 2020).
13
Totok Jumantoro, Samsul Munir Amin, Kamus Ilmu Ushul Fiqih, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2009), hlm 1.
7
C. Kerangka Konseptual
Untuk menghindari kesalahan interprestasi dalam pembahasan, maka
penulis memberikan pengertian judul secara harfiah, yaitu:
1. Pengertian Pandangan
Vff
2. Pengertian hukum Islam
3. Pengertian warisan
4. Polewali Mandar
Kerangka pikir
14
33 Satria Effendi, Ushul Fiqh, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008),
hlm. 153
8
Warisan
Kota
2 teori
Pembagian warisan
Hukum islam
9
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
1.
Pendekatan penelitian adalah perspektif yang digunakan oleh
penulis di dalam memahami fenomena pada objek penelitian. Di dalam
penelitian ini, digunakan beberapa pendekatan. Adapun pendekatan
yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
b. Pendekatan Konseptual
Pendekatan konseptual ialah pendekatan yang melihat pada
konsep hukum seperti sumber hukum, fungsi hukum, lembaga hukum,
dan sebagainya. Pemahaman terhadap pendangan/doktrin yang
berkembang dalam ilmu hukum dapat menjadi pijakan untuk
membangun argumentasi hukum ketika menyelesaikan permasalahan
hukum yang dihadapi. Pandangan hukum akan memperjelas ide-
ide dengan memberikan pengertian hukum, konsep hukum, maupun
asas hukum yang relevan dengan permasalahan.\
c. Jenis Penelitian
10
C. Fokus Penelitian
Agar penulisan ini dapat dilakukan lebih fokus, sempurna dan
mendalam maka penulis memandang permasalahan penulisan yang diangkat
perlu dibatasi variabelnya. Oleh sebab itu, penulis membatasi fokus
penelitian ini untuk hak waris untuk anak laki-laki sulung dan anak terakhir
hanya berkaitan dengan “Pandangan Hukum Islam Terhadap Pembagian
Warisan di Kabupaten Polewali Mandar”.
a. Data Primer
Data primer adalah merupakan informasi yang diperoleh dari
responden wawancara yang dilakukan kepada beberapa pihak yang
berkaitan dengan masalah ini secara langsung baik yang didapatkan
dari sumber pertama baik dari individu atau perseorangan seperti hasil
dari wawancara untuk memberikan data yang sesuai atau data yang
sah.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh setelah dari lapangan dan
diperoleh dari data hasil primer. Data sekunder diperoleh dari sumber
sekunder berupa bacaan-bacaan yang berkaitan dengan pembagian
warisan atau sumber- sumber lainnya yang relevan dengan
pembahsan penelitian ini.
15
Nasir Budiman, dkk, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Banda Aceh: Ar-
Raniry Press, 2004), h. 50.
16
Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal (Cet. X; Jakarta: Bumi
Aksara, 2008), h. 33.
17
Husain Usman, Metode Penelitian Sosial (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), h. 12.
13
b. Wawancara
c. Dokumentasi
14
18
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta:
Rineka Cipta, 2006), h. 25.
15
b. Coding
c. Identifikasi Data
Identifikasi data adalah dengan mengumpulkan beberapa literatur,
kemudian memilah-milah dan memisahkan data yang dibahas.
BAB IV