PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dari hukum adat yang memiliki arti aturan kebiasaan ini pun sudah lama di
Iskandar Muda (1607-1636) istilah hukum adat ini pun telah dipergunakan,
Khassam”.5
suatu serangkaianyang tidak tertulis dan timbul dari adat- istiadat yang
penduduk asli yang berlaku saat ini adalah hukum adat yang telah ada
bagi seluruh rakyat Indonesia dan yang harus dipatuhi oleh penduduk asli
maupun desa. Hukum adat adalah istilah dari masa lalu yang mengacu
masyarakat Indonesia.
dan ilmu farad. Alasan perbedaan penamaan adalah perbedaan arah yang
“Hukum waris adalah harta bawaan ditambah bagian dari harta Bersama
pewaris baik yang berupa harta benda yang menjadi miliknya maupun
hak-haknya”.
Islam) pada pasal 171 huruf (a) adalah “Hukum yang mengatur tentang
saja yang berhak untuk menjadi ahli waris dan berapa bagiannya masing-
meninggal dunia dan mentukan siapa yang akan menjadi pewaris, mereka
yang berhak menerima bagian dari warisan dan juga dalam tutorial ini
Islam.7
6
Aulia Muthia,Hukum Islam Dinamika Seputaran Hukum Keluarga,Yogyakarta:Pustaka Baru
Press.2017,Hlm.145-146
7
Ibid.Hlm.147
merupakan upaya maksimal para ahli dalam merefleksikan hasil
Islam. Dalam hal ini, Allah SWT berfiman dalam Al-Quran Surah An-Nisa
dalam Burgerljik Wetboek mengenal hak tiap-tiap waris atas bagian yang
uang yang tertentu banyaknya dan yang tiap-tiap waktu dapat di bagi-bagi
yang timbul pada aliran-aliran pikiran komunal dan nyata dari bangsa
indonesia.
sekarang masih memiliki sifat pluarisme, yaitu ada yang mengikuti aturan
kepada hukum waris dalam kitab undang- undang Hukum perdata, hukum
8
Departemen Agama RI,Al-Qur’an dan Terjemah,Hlm.78
9
Soepomo,Bab-Bab Tentang HUKUM ADAT,Pradia Paramita, Jakarta,1981.Hlm.81
waris islam dan hukum adat. Karena masyarakat Indonesia memiliki
keluarga multi etnis dengan banyak adat dan hukum adatyang satu dengan
yang lainnya cukup berbeda, bahkan memiliki suatu hal tersendiri yang
10
Muddin, Muhammad Imam.2020.Sistem kewarisan Mayorat Pada Suku Komering Dalam
Persefektif URF: Bengkulu(skripsi).Hlm3
11
Nugroho, Bambang Daru, Hukum Perdata Indonesia, PT Refika
Aditama,Bandung,2017,Hlm.89-90.
notabennya masih menaati agama dalam sistem kewarisan sesuai dengan
tersebut telah dutentukan siapa saja yang menjadi ahli waris dan siapa saja
yang berhak untuk bagian dari harta warisan tersebut, berapapun bagian
pula berbagai hal yangn berhubungan dengan soal pembagian harta waris
ini.12
kewarisan yang dimana menarik garis dari leluhur laki-laki tertua dan
tidak adanya anak laki-laki bisa dikatakan tidak memiliki garis keturunana
atau hilangnya garis keturuana.13 Namun hal ini pun sering terjadi dikait-
harta benda peninggalan jatuh kepada anak lelaki tertua yang dimana
memiliki bagian paling besar pada saudar laki-laki lainnya terus apabila
yang dimana anak lelaki tertua lah penerus keturunan dari keluarga orang
tua, apabila anak lelaki tertua memiliki adik yang masih bersekolah dan
12
Moh Muhibbin dan Abdul Wahid, Hukum Kewarisan Islam Sebagai Pembaharuan Hukum
Positif di Indonesia, Jakarta:Sinar Grafika,2011,Hlm.16
13
Ibid,Hlm.3.
belum menikah maka dia harus baginya anak laki-laki tertua lah apabilah
hidupnya adalah suaminya. Namun pada garis keturunan apabila tiada anak
tertualah diangkat menjadi anak dan menjadi ahli waris dalam keluarga
laki dalam keluarga sehingga jika tidak memiliki anak laki-laki dikatakan
pewaris oleh sebab itu hak waris beralih pada suami dari anak
perempuan tertua jika masih belum memiliki anak laki-laki. Dan siapa
saja yang mewarisan dalam adat ranau maka berhak membiayai adik-
pembagian waris dengan cara hukum islam dan adat kota batu dari pihak
ini mengambil jalan tengah yaitu dengam mencampurkan hukum islam dan
adat.
ketika pewaris sudah meninggal, yaitu warisan jatuh kepada anak laki-laki
Islam yang mengatur bahwa setiap istri dan saudara-saudara dari pewaris
berhak mendapatkan harta waris yang ditinggalkan oleh pewaris hanya
adat ranau bersifat turun menurun dan tidak ada dasar hukum atau
pembagian harta waris tidak sesuai dengan kewarisan hukum ialm dan
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
14
M Mizan Ansori Zain Muhammad, “Pembagian Pusaka Dalam Islam”, (Surabaya: Bina Ilmu
1981),Hlm.9.
kecamatan warkuk ranau selatan kabupaten oku selatan.
D. Kegunaan Penelitian
1. Secara Teoritis
2. Secara Praktiis
E. Penelitian Terdahulu
adat ranau yang harta warisannya dominan di jatuhkan pada anak laki-laki
adat ranau yang harta warisannya dominan di jatuhkan pada anak laki-laki
Komering Ulu)”( Skripsi Program Studi Ahwal Al-Syakhsiyyah Fakultans Syariah dan Hukum
Universitas Islam Negri (UIN) Raden Fatah Palembang,2017)
17
Nengsih Puspita Sari “Praktik Pembagian Warisan Pada Masyarakat Suku Serawai Perspektif
Hukum Islam (Studi Di Desa Serang Bulan Kecamatan Pino Raya Kabupaten Bengkulu Selatan)”(Skripsi
Program Studi Hukum Keluarga Islam Fakultas Syariah Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Bengkulu,2021)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
a. Adat waris
(BW), hukum waris islam dan hukum waris adat. Dalam hukum
Timor.
Minangkabau.
18
Poespasari, Ellyne Dwi.2018.Pemahaman Seputar Hukum Adat di Indonesia.Pranadamedia
Group: Jakarta Timur,Hlm.1.
3) Sistem parallel atau bilateral yang dimana sistem ini menarik garis
Dalam islam hukum waris adalah hukum yang dimana mengatur perihal
akibatnya yag ditinggalkan seseorang meninggal serta akibatnta bagi para ahli
ditetapkan allah adalah aturan tentang harta waris. Harta yang ditinggalkan oleh
seorang yang meninggal dunia memerlukan peraturan tentang siapa yang berham
mendapatkannya, berapa hak waris yang iya dapatkan dan bagaimana cara
melalui sebuah firmannya ysng terdapat dalam Al-Quran terutama Surah An-Nisa
ayat 7,8,11,12 dan 176 pada dasarnya ketentuan Allah yang berkenanan dengan
kewarisan telah jelas maksud,arah dan tujuannya.21 Hukum kewarisan islam atau
tersendiri jika dibandingkan dengan system hukum lainnya, misalnya civil law
ataupun common law. Didalam hukum islam, ketentuan materilnya bagi orang-
orang yang ditinggalkan pewaris telah di gariskan dalam alquran dan hadist secara
3. Hukum Waris
Hukum waris adalah bagian dari hukum kekeluargaan yang sangat erat
19
Ibid,Hlm.2.
20
Effendi Parangin, Hukum Waris,(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2006),Hlm.3.
21
Muhabibin,Moh,Ahmad Wahid.2007.Hukum Kewarisan Islam Sebagai Pembaharuan Hukum
Positif Indonesia,Edisi Revisi.Sinar Grafik: Jakarta Timur,Hlm.2.
22
Ibid,Hlm.3.
kaitannya dengan lingkup kehidupan manusia sebab setiap manusia pasti akan
mengalami peristiwa hukum yang dinamakan kematian. Para ahli hukum indonesi
ampai saat ini masih berbeda pendapat tentang pengertian hukum waris. Walaupun
banyak nya pengertian hukum waris yang dikemukakan oleh ahli hukum, namun
pada intinya mereka berpendapat sama yaitu hukum waris adalah peraturan hukum
yang mengatur perpindahan harta kekayaan dari pewaris kepada para ahli waris.
Awal pembentukan kompilasi islam itu sebenarnya ada pada tahun 1970-
an, yaitu setelah lahirnya UU No.14 Tahun 1970, terutama mengenai maksud dari
pasal 10 ayat (1) nya. Pasal ini berisi tentang adanya kedudukan pengadilan agama
yang kuat dalam sistem nasional, juga mempunyai kesetaraan dengan tiga
5. Kewarisan Mayorat
anak saja. Pada sistem ini ada pun dua bagian yaitu:
23
Teraju.2019.Hukum Waris dalam Kompilasi Islam Persefktif Filsafat Hukum. Jurnal Of Syariah
dan Hukum.1.
24
Baihaqi, Ahmad.2019.Sistem Kewarisan Mayorat Laki-laki dalam Persefektif Hukum Islam dan
Pengaruh Terhadap Masyarakat Muslim. Jurnal Of Hukum dan Politik.10,1.