Anda di halaman 1dari 32

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN E-SAMSAT

KENDARAAN BERMOTOR DALAM PELAYANAN


PUBLIK KOTA BENGKULU
(Studi Kasus Pada Samsat Kota Bengkulu)

Rancangan Proposal
OLEH :

1. VINA OKTAVIA (20010004)


2. AWIZA AMELIA (20010013)
3. AGISTI YURA MANGSA (20010016)
4. LESTARI (20010019)
5. ENA NOVERA (20010030)
6. SRI MARYATI (20010032)
7. FEBRI SULANTARA (20010034)
8. MEISYA MAYANG SARI (20010036)
9. GITA ISROFATUN (20010037)
10. THERE OCTAVIANI (20010039)

JURUSAN ADMINISTRASI PUBLIK


SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI (STIA)
KOTA BENGKULU
2024
HALAMAN PENGESAHAN OLEH DOSEN PEMBIMBING

PROPOSAL

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN E-SAMSAT KENDARAAN


BERMOTOR DALAM PELAYANAN PUBLIK KOTA
BENGKULU
(Studi Kasus Pada Samsat Kota Bengkulu)
OLEH:
1. VINA OKTAVIA (20010004)
2. AWIZA AMELIA (20010013)
3. AGISTI YURA MANGSA (20010016)
4. LESTARI (20010019)
5. ENA NOVERA (20010030)
6. SRI MARYATI (20010032)
7. FEBRI SULANTARA (20010034)
8. MEISYA MAYANG SARI (20010036)
9. GITA ISROFATUN (20010037)
10. THERE OCTAVIANI (20010039)

Telah disetujui untuk di seminarkan


Pada tanggal………………….2024

Pembimbing I, Pembimbing II,

( Dra. Hj. Faridah, M.Si ) ( ZetiaWijayanti, S.IP., M.AP )


Mengetahui,
Ketua Jurusan Administrasi Publik
Sekolah Tinggi Ilmu Admnistrasi Kota Bengkulu

( Ridianto, SS., M,Si)

i
KATA PENGANTAR

Bismillahirahmannirahim, Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji Syukur Kita Panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal yang berjudul
”IMPLEMENTASI KEBIJAKAN E-SAMSAT KENDARAAN BERMOTOR
DALAM PELAYANAN PUBLIK KOTA BENGKULU” Proposal ini diajukan
untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
(S1) pada Administrasi publik. Sekolah tinggi ilmu administrasi Bengkulu, tidak lupa
pula penulis haturkan salam dan shalawat kepada junjungan kita Nabi Muhammad
SAW yang telah membawa kita dari alam kebodohan hingga yang berilmu
pengetahuan seperti pada saat ini.

Penulis menyadari bahwa penyusunan proposal ini bukanlah suatu hal yang

mudah dan membutuhkan waktu yang singkat Penulis menemukan berbagai macam

hambatan dan tantangan yang harus dilewatiAkan tetapi hambatan dan tantangan

tersebut dapat terlewati dengan usaha yang keras, niat yang baik, tekad yang kuat,

serta tidak pantang menyerah dan tentu saja doa dan dukungan dari berbagai pihak.

Pada kesempatan kali ini, izinkan penulis mengucapkan rasa terimakasih yang

tak terhingga kepada:

1. Bapak Ketua Jurusan Administrasi Publik (Ridianto, SS,. M.Si)

2. Dosen Pembimbing 1 (Dra. Hj. Faridah, M.Si)

3. Dosen Pembimbing 2 (Zetia Wijayanti, S.IP., M.AP )

Dan Semoga amal kebaikan dari setiap orang yang telah membantu penulis

dalam menyelesaikan proposal ini dapat diterima disisi Sang Pencipta, Penulis

ii
berharap dengan adanya proposal ini dapat bermanfaat bagi semua pihak terkhusus

bagi penulis dan pembaca Aamiin Allahumma Aamiin.

Bengkulu, 8 Januari 2024

Penulis

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam kehidupan bernegara pemerintah memiliki fungsi memberikan berbagai


pelayanan publik yang diperlukan oleh Masyarakat mulai dari pelayanan dalam
bentuk perizinan ataupun pelayanan-pelayanan lain dalam rangka memenuhi
kebutuhan masyarakat. Pada Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 menjadi acuan
bagi penyelenggaraan Negara untuk memberikan pelayanan secara maksimal dan
optimal. Kepuasan masyarakat terhadap pelayanan dasarnya adalah tergantung dari
bagaimana ia dilayani, seperti apa pelayanannya, dan bagaimana pelayanan
diberikan. Secara prinsip sifat kinerja pelayanan publik adalah membantu masyarakat
dalam menerima hak dan kewajibannya yaitu menerima pelayanan secara baik.

Pemerintah memiliki 3 (tiga) fungsi hakiki pemerintahan yakni Pelayanan


(service), Pemberdayaan (empowerment), dan Pembangunan (development).
Pemerintah memberikan jasa pelayanan yang diberikan langsung oleh dan melalui
instansi-instansi pemerintah yang berwenang. Pelayanan merupakan hak dasar warga
negara atau masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan yang telah diatur
oleh peraturan perundang-undangan. Dalam pemberian pelayanan memberikan
pelayanan yang profesional, akuntabel dan optimal merupakan tugas dan fungsi
pemerintah. E-Government merupakan kegiatan yang terkait dengan upaya seluruh
lembaga pemerintah dalam bekerja dengan memanfaatkan teknologi komunikasi dan
informasi, sehingga mampu menyediakan jasa layanan elektronik dan informasi yang
akurat kepada masyarakat. Penerapan E-Government merupakan amanat Inpres No.3
Tahun 2003 tentang penyelenggaraan tata Kelola pemerintahan secara elektronik di
Indonesia.
Implementasi E-Government dalam pelaksanaan tata kelola pemerintahan dan
pelayanan publik membutuhkan pemanfaatan teknologi informasi beserta sumber

1
2

daya manusia yang handal dalam mengelolanya. Dengan menerapkan E-Government


dalam pelayanan publik akan menjadikan pelayanan lebih fleksibel dan efisien
serta palayanan dapat diakses dalam waktu 24 jam kapanpun dan dimanapun.
Dalam amanat Inpres No.3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional
Pengembangan E- Government memuat tentang maksud pengembangan E-
Government diarahkan untuk mencapai tujuan.

Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi serta kemudahan dalam


mengaksesnya akan menjadikan pemerintah memberikan pelayanan menjadi lebih
mudah. Pemerintah dapat menjalankan misi utamanya secara efisien dan efektif
dengan mengembangkan struktur yang lebih sederhana. Apabila struktur birokrasi
pemerintah baik secara vertical maupun horizontal disederhanakan maka akan
memiliki implikasi yang sangat besar terhadap perbaikan kinerja birokrasi dan
efesiensi kegiatan pemerintah. Maka dari itu, dengan menerapkan E- Government
pada instansi pemerintah bertujuan untuk mendukung kinerja tata kelola
pemerintahan dan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Memperbaiki
kualitas pelayanan public. Sama halnya dengan melakukan reformasi birokrasi.
Pelayanan yang berkualitas tentunya dilakukan oleh aparatur yang baik.

Sumber Daya merupakan salah satu faktor penting dalam implementasi


kebijakan/program, setiap kebijakan harus didukung oleh sumber daya yang
memadai, baik sumber daya manusia maupun sumber daya finansial. Aparatur yang
memiliki kinerja baik dalam sebuah instansi yakni dibentuk dan dihasilkan dari
sebuah sistem pengelolaan aparatur yang baik pula. Optimalisasi pelayanan publik
adalah keniscayaan bagi pemerintah dan menjadi keinginan masyarakat. Tercapainya
reformasi birokrasi dan good governance salah satunya adalah dipengaruhi oleh
kualitas pelayanan publik yang diberikan secara optimal. Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik pada pasal 9 memuat
“Dalam rangka mempermudah penyelenggaraan berbagai bentuk pelayanan publik,
dapat dilakukan penyelenggaraan sistem pelayanan terpadu”.
3

Peningkatan kualitas pelayanan ini terutama terlihat dari aspek waktu dan biaya
pelayanan. Untuk meningkatkan kualitas pelayanan di kota bengkulu, kota bengkulu
dituntut untuk berinovasi, berkreasi, dan mampu melakukan perubahan sistem
pelayanan demi terciptanya pelayanan yang efektif, efisien dan mendekatkan
pelayanan dengan masyarakat. Peluang keberhasilan dalam mewujudkan hasil akhir
yang diinginkan akan semakin besar jika sejak tahap merancang bangun kebijakan
(the policy design stage) tersebut telah dipikir dengan baik berbagai kendala yang
mungkin muncul pada saat implementasinya. Dalam Peraturan walikota Bengkulu,
peraturan daerah(perda) provinsi Bengkulu no 2 tahun 2011 tentang pajak daerah.
Pelayanan berbasis online merupakan suatu terobosan dalam rangka peningkatan
kepuasan masyarakat mengenai kinerja pemerintah kecamatan sekaligus
mengoptimalkan teknologi di bidang informasi dan komunikasi yang mana dengan
pemanfaatan teknologi ini masyarakat dapat dilayanani kapanpun dan dimanapun.
Pemerintah kota bengkulu berinovasi berdasarkan peraturan walikota tersebut dengan
melaksanakan suatu kebijakan yang berbasis online untuk meningkatkan pelayanan
kepada masyarakat. Hal tersebut merupakan upaya Pemerintah kota bengkulu dalam
pencapaian visi kota bengkulu dalam mewujudkan Smart City Bengkulu. Kota
bengkulu mulai menerapkan Pelayanan online dengan menciptakan suatu aplikasi
Pelayanan Online yang Bernama E-Samsat. Dengan aplikasi tersebut, proses
administrasi tidak lagi dengan cara manual, tetapi dengan memanfaatkan teknologi.

Sitem Pelayanan e-samsat merupakan Sistem pelayanan sacara online yang ada
di kota Bengkulu yang dipergunakan dalam urusan administrasi terhadap masyarakat
yang lebih mudah dan cepat. Dengan adanya Pelayanan e-samsat ini diharapkan
mampu meningkatkan pelayanan di kota Bengkulu. Melalui sistem administrasi
berbasis online ini, pemerintah kota akan mampu meningkatkan pelayanan kepada
masyarakat kemudian masyarakat juga akan lebih dipermudah dalam hal urusan
administrasi, dan juga masyarakat dapat dilayani oleh pemerintah kota Bengkulu
dengan cepat dan tepat.
4

Pemerintah kota Bengkulu juga menciptakan aplikasi pengaduan digital bagi


masyarakat yang ada di kota Bengkulu. Masyarakat dapat memberikan kritikan
maupun masukan kepada pemerintah kota Bengkulu melalui sistem digital. Hal ini
dapat mengubah komunikasi antara pemerintah kota Bengkulu terhadap masyarakat.

E-samsat di kota Bengkulu masih memiliki beberapa kendala yang dihadapi oleh
pemerintah kota dalam mengimplementasikan kebijakan pelayanan berbasis online
tersebut, antara lain yakni masalah teknis berupa jaringan, sarana dan prasarana
pendukung serta sumber daya manusia yang masih kurang maksimal. Untuk dapat
menjalankan sistem berbasis online tersebut tentunya memerlukan sumber daya
manusia yang mengerti tentang sistem yang akan digunakan.

1.2 Batasan Masalah


Agar penelitian lebih fokus dan tidak meluas dari pembahasan dimaksudkan,
maka proposal ini membatasi ruang lingkup penelitian pada implementasi kebijakan
e-samsat dalam pelayanan publik kota Bengkulu.

1.3 Rumusan Masalah


1. Apakah dengan adanya E-samsat berkendaraan bermotor ini dapat
meningkatkan pelayanan publik yang baik terhadap masyarakat?
2. Apa saja faktor yang menjadi penghambat dalam pengoprasian sistem
digital E-samsat kendaraan bermotor tersebut?
1.4 Tujuan Penelitian
1.4.1 Tujuan Umum
Sistem Pelayanan e-samsat merupakan Sistem pelayanan sacara online yang
ada di kota Bengkulu yang dipergunakan dalam urusan administrasi terhadap
masyarakat yang lebih mudah dan cepat. Dengan adanya Pelayanan e-samsat ini
diharapkan mampu meningkatkan pelayanan dikota Bengkulu. Melalui sistem
administrasi berbasi online ini, pemerintah kota akan mampu meningkatkan
pelayanan kepada masyarakat kemudian masyarakat juga akan lebih dipermudah
5

dalam hal urusan administrasi dan juga masyarakat dapat dilayani oleh pemerintah
kota Bengkulu dengan cepat dan tepat.
1.4.2 Tujuan Khusus
Samsat bertujuan memberikan pelayanan registrasi dan identifikasi kendaraan
bermotor, pembayaran pajak atas kendaraan bermotor, dan sumbangan wajib dana
kecelakaan lalu lintas dan angkutan jalan secara terintegrasi dan terkoordinasi
dengan cepat, tepat, transparan, akuntabel, dan informatif.
1.5 Manfaat Penelitian
Agar pemilik kendaraan bermotor dimudahkan untuk bisa melakukan
pembayaran pajak kendaraan secara daring, tanpa perlu datang langsung dan
mengurus persuratan serta persyaratan ke kantor samsat. Sistem e-samsat membuat
pembayaran pajak kendaraan bermotor dibengkulu Jakarta lebih mudah dan efisien.
BAB II
STUDI PUSTAKA

2.1 Landasan Teori


2.1.1. Definisi E-Samsat
Perkembangan teknologi menjadikan instansi swasta maupun pemerintah
memperbaiki dan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Salah satunya
adalah pelayanan terkait kendaraan bermotor melalui elektronik-Sistem
Administrasi Manunggal Satu Atap (e-Samsat). Samsat merupakan sistem
administrasi terpadu yang dibentuk untuk mempermudah pelayanan kepada
masyarakat terkait dengan pengurusan dokumen kendaraan bermotor dalam satu
gedung. Kemudahan pelayanan dalam satu gedung tersebut dapat diakses secara
online. Pelayanan yang disediakan oleh Samsat kepada masyarakat adalah
penerbitan STNK (Surat Tanda Nomor Kendaraan) dan Tanda Nomor Kendaraan
Bermotor yang berhubungan dengan pemasukan uang ke kas negara melalui Pajak
Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) dan
Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan (SWDKLLJ). Samsat
dijalankan oleh tiga instansi pemerintah yang saling bekerja sama yaitu Polri, Dinas
Pendapatan Provinsi, dan PT Jasa Raharja. Polri berperan dalam menerbitkan
STNK, Dinas Pendapatan Provinsi berperan dalam menetapkan besarnya PKB dan
BBNKB, sedangkan PT Jasa Raharja berperan mengelola SWDKLLJ.
Penyediaan pelayanan e-Samsat setiap provinsi tidak sama, tergantung dari
masing-masing wilayah Kantor Samsat, ada yang membuka layanan online melalui
website resmi khusus atau aplikasi berbasis android. Setidaknya baru ada 7 provinsi
yang menyediakan layanan ini, yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa
Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Banten, dan Bali. Hal yang terkait
pembayaran dalam layanan e-Samsat pun bisa dilakukan dengan transaksi
elektronik perbankan melalui Automatic Teller Machine (ATM). Berkenaan dengan
layanan ini, Samsat bekerja sama dengan beberapa bank umum nasional seperti

6
7

BNI, BRI, BCA, dan BJB. Selain melalui ATM, layanan e-Samsat juga bisa
dinikmati dari ponsel berbasis android dengan mengunduh aplikasi Sipolin (Sistem
Informasi Pajak Online).
Baik melalui ATM maupun aplikasi Sipolin, Wajib Pajak hanya diminta
untuk mengisi informasi data diri dan data kendaraan. Wajib Pajak nantinya akan
memperoleh kode bayar yang harus dimasukkan diawali dengan kode institusi.
Selanjutnya, Wajib Pajak akan menerima konfirmasi pembayaran yang
menampilkan informasi tentang identitas kendaraan dan jumlah pajak yang harus
dibayarkan. Apabila transaksi berhasil, Wajib Pajak bisa menunjukkan bukti
pembayaran ke kantor Samsat terdekat guna pengesahan STNK.
Dengan adanya e-Samsat, Wajib Pajak tidak perlu lagi mengantri panjang.
Selain itu, tak perlu mendatangi Kantor Samsat di mana kendaraan bermotor
terdaftar, tetapi pembayaran pajak dapat dilakukan di Kantor Samsat mana saja
selama masih dalam satu provinsi.

2.1.2. Definisi Implementasi


Secara umum istilah Implementasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
berarti pelaksanaan atau penerapan. Istilah implementasi biasanya dikaitkan dengan
suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan tertentu.
Salah satu upaya mewujudkan dalam suatau sistem adalah implementasi. Kebijakan
yang telah ditentukan, karena tanpa implementasi sebuah konsep tidak akan pernah
terwujudkan. Implementasi kebijaksanaan sesungguhnya bukanlah sekedar
bersangkut paut dengan mekanisme penjabaran keputusan- keputusan politik ke
dalam prosedur – prosedur rutin lewat saluran-saluran birokrasi, melainkan lebih
dari itu menyangkut masalah konflik, keputusan dan siapa memperoleh apa dari
suatu Kebijaksanaan.
Kamus Webster, merumuskan secara pendek bahwa to implement
(mengimplementasikan) berarti to provide the means for carringout (menyediakan
sarana untuk melaksanakan sesuatu), to give practical effect to (menimbulkan
8

dampak atau akibat terhadap sesuatu). Pengertian tersebut mempunyai arti bahwa
untuk mengimplementasikan sesuatu harus disertai sarana yang mendukung yang
nantinya akan menimbulkan dampak atau akibat terhadap sesuatu itu.

2.1.3. Definisi Kebijakan Publik


Kebijakan publik atau public policy yang diambil pemerintah di belahan dunia
manapun, termasuk di Indonesia merupakan aktivitas pemerintah untuk
memecahkan masalah yang terjadi di tengah masyarakat, baik secara langsung
maupn melalui berbagai lembaga pemerintah. Kebijakan publik menurut hemat saya
adalah keputusan-keputusan yang mengikat bagi orang banyak pada tataran strategis
atau bersifat garis besar yang dibuat oleh pemegang otoritas publik. Sebagai
keputusan yang mengikat publik maka kebijakan publik haruslah dibuat oleh
otoritas politik, yakni mereka yang menerima mandat dari publik atau orang banyak,
umumnya melalui suatu proses pemilihan untuk bertindak atas nama rakyat banyak.
Selanjutnya, kebijakan publik akan dilaksanakan oleh administrasi negara yang di
jalankan oleh birokrasi pemerintah. Fokus utama kebijakan publik dalam negara
modern adalah pelayanan publik, yang merupakan segala sesuatu yang bisa
dilakukan oleh negara untuk mempertahankan atau meningkatkan kualitas
kehidupan orang banyak.

Terminologi kebijakan publik menunjuk pada serangkaian peralatan


pelaksanaan yang lebih luas dari peraturan perundang-undangan, mencakup juga
aspek anggaran dan struktur pelaksana. Siklus kebijakan publik sendiri bisa
dikaitkan dengan pembuatan kebijakan, pelaksanaan kebijakan dan evaluasi
kebijakan. Bagaimana keterlibatan publik dalam setiap tahapan kebijakan bisa
menjadi ukuran tentang tingkat kepatuhan negara kepadaamanat rakyat yang
berdaulat atasnya. Setelah kebijakan publik dibuat, publik harus mengetahui apa
yang menjadi agenda kebijakan atau dengan kata lain, apa persoalan yang ingin
diselesaikan dan apa prioritasnya, apakah publik diperbolehkan memberi masukan
9

yang berpengaruh terhadap isi kebijakan publik yang akan dilahirkan. Setelah itu,
pada tahap pelaksanaan dapatkah publik mengawasi penyimpangan pelaksanaan,
juga apakah tersedia mekanisme kontrol publik, yakni proses yang memungkinkan
keberatan publik atas suatu kebijakan dibicarakan dan berpengaruh secara
signifikan. Kebijakan publik menunjuk pada keinginan penguasa atau pemerintah
yang idealnya dalam masyarakat demokratis merupakan cerminan pendapat umum
atau opini publik.

Menurut saya, dalam masyarakat autoriter kebijakan publik adalah keinginan


penguasa semata, sehingga penjabaran di atas tidak berjalan. Akan tetapi dalam
masyarakat de mokratis, yang kerap menjadi persoalan bagaimana menyerap opini
publik dan membangun suatu kebijakan yang mendapat dukungan publik. Di sinilah
sangat dibutuhkan kemampuan para pemimpin politik untuk berkomunikasi dengan
masyarakat untuk menampung keinginan mereka, tetapi sama pentingnya dengan
kemampuan para pemimpin untuk menjelaskan pada masyarakat kenapa suatu
keinginan tidak bisa dipenuhi, naif untuk mengharapkan bahwa ada pemerintahan
yang bisa memuaskan seluruh masyarakat setiap saat. Akan tetapi otoriter suatu
pemerintahan yang tidak memperhatikan dengan sungguh-sungguh aspirasi dan
berusaha mengkomunikasikan kebijakan yang berjalan maupun yang akan
dijalankannya. Sebagai akademisi, saya sangat berharap jangan sampai ada lagi
anggapan ‘kebijakan dibuat untuk dilanggar’, jangan sampai karena untuk
kepentingan umum, kebijakan sulit dipercaya, atau untuk memenangkan kelompok
tertentu. Pemerintah pada dasarnya adalah pelayan masyarakat dan seharusnyalah
pemerintah tidak sungkan memberi pelayanan yang baik bagi masyarakatnya.
Karena pemerintah ada bukan untuk melayani diri sendiri, tetapi untuk melayani
masyarakat serta menciptakan kondisi yang memungkinkan setiap anggota
masyarakat untuk mengembangkan kemampuan dan kreativitasnya demi mencapai
tujuan bersama. Pemerintah harus bisa mempertanggungjawabkan kebijakan yang
sudah diambil.
10

2.1.4 Dasar E-samsat bermotor


Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan
Publik pada pasal 9 memuat “Dalam rangka mempermudah penyelenggaraan
berbagai bentuk pelayanan publik, dapat dilakukan penyelenggaraan sistem
pelayanan terpadu”. Pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam
rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, atau pelayanan
administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik. Tujuan Undang-
undang tentang pelayanan publik dimaksudkan untuk memberikan kepastian hukum
dalam hubungan antara masyarakat dan penyelenggara dalam pelayanan publik.

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
di Indonesia memiliki berbagai aturan yang mencakup berbagai aspek transportasi
dan lalu lintas. Beberapa poin penting dalam UU tersebut antara lain:

1. Pengaturan Lalu Lintas

- Peraturan dan tanda lalu lintas.

- Pengaturan perlintasan dan persimpangan.

- Kendaraan darurat dan pengaturannya.

2. Administrasi Kendaraan Bermotor

- Pendaftaran kendaraan bermotor.

- Surat Izin Mengemudi (SIM).

3. Ketertiban dan Keselamatan Lalu Lintas

- Kewajiban dan hak pengguna jalan.

- Larangan pengemudi saat mengemudi.

4. Angkutan Umum

- Pengaturan angkutan umum.


11

5. Sanksi Pelanggaran

- Sanksi administratif dan pidana.

6. Kendaraan Bermotor Bermotor

- Persyaratan kendaraan bermotor

- Pengujian kendaraan bermotor

Dasar hukum penggunaan sistem administrasi kendaraan bermotor elektronik (e-


Samsat) di Indonesia termasuk dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009
tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, yang memberikan dasar untuk modernisasi
administrasi kendaraan.

Peraturan Presiden RI No 5 Tahun 2015 tentang “Penyelenggaraan sistem


administrasi manunggal satu atap kendaraan bermotor”. Peraturan Presiden RI No 5
Tahun 2015 Dalam Peraturan Presiden Pasal 1 berbunyi :

1. Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap yang selanjutnya disebut Samsat


adalah serangkaian kegiatan dalam penyelenggaraan Registrasi dan Identifikasi
Kendaraan Bermotor, pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor, Bea Balik Nama
Kendaraan Bermotor, dan pembayaran Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan secara terintegrasi dan terkoordinasi dalam Kantor
Bersama Samsat.

2. Kendaraan Bermotor yang selanjutnya disebut Ranmor adalah setiap kendaraan


yang digerakkan oleh peralatan mekanik berupa mesin selain kendaraan yang
berjalan di atas rel.

3. Kantor Bersama Samsat adalah wadah bagi Kepolisian Negara Republik


Indonesia yang membidangi lalu lintas, Satuan Kerja Pengelola Keuangan
Daerah yang melaksanakan pemungutan pajak Provinsi, dan Badan Usaha dalam
menyelenggarakan Samsat.

4. Pemerintah Daerah Provinsi adalah Gubernur dan perangkat Daerah sebagai


unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah.
12

5. Kepolisian Negara Republik Indonesia yang selanjutnya disingkat Polri adalah


Kepolisian Nasional yang merupakan satu kesatuan dalam melaksanakan peran
memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum, serta
memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat
dalam rangka terpeliharanya keamanan dalam negeri.

6. Badan Usaha adalah Badan Usaha Milik Negara yang dibentuk berdasarkan
Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 1980 yang ditunjuk oleh Menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang keuangan negara untuk
menyelenggarakan pengelolaan atas Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu
Lintas Jalan dan Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang.

7. Registrasi dan Identifikasi Kendaraan Bermotor yang selanjutnya disebut


Regident Ranmor adalah fungsi Kepolisian untuk memberikan legitimasi asal
usul dan kelaikan, kepemilikan serta pengoperasian Ranmor, fungsi kontrol,
forensik Kepolisian dan pelayanan kepada masyarakat melalui verifikasi,
pencatatan dan pendataan, penomoran, penerbitan dan pemberian bukti registrasi
dan identifikasi Ranmor, pengarsipan serta pemberian informasi.

8. Nomor Registrasi Kendaraan Bermotor yang selanjutnya disingkat NRKB


adalah tanda atau simbol yang berupa huruf atau angka atau kombinasi huruf dan
angka yang memuat kode wilayah dan nomor registrasi yang berfungsi sebagai
identitas Ranmor.

9. Buku Pemilik Kendaraan Bermotor yang selanjutnya disingkat BPKB adalah


dokumen pemberi legitimasi kepemilikan Ranmor yang diterbitkan Polri dan
berisi identitas Ranmor dan pemilik, yang berlaku selama Ranmor tidak
dipindahtangankan.

10.Surat Tanda Nomor Kendaraan Bermotor yang selanjutnya disingkat STNK


adalah dokumen yang berfungsi sebagai bukti legitimasi pengoperasian Ranmor
yang berbentuk surat atau bentuk lain yang diterbitkan Polri yang berisi identitas
pemilik, identitas Ranmor dan masa berlaku termasuk pengesahannya.
13

Dasar hukum penggunaan sistem administrasi kendaraan bermotor elektronik (e-


Samsat) di Indonesia termasuk dalam Keputusan Menteri Keuangan Republik
Indonesia Nomor 422/KMK.05/2003 juga menjadi dasar hukum bagi Samsat
elektronik. Seiring waktu, peraturan dan kebijakan lainnya juga dapat diterapkan atau
diubah untuk mendukung implementasi e-Samsat.

2.1.5 E-Government dan Electronic SAMSAT (E- SAMSAT)


Peraturan Presiden RI No 5 Tahun 2015 tentang “Penyelenggaraan sistem
administrasi manunggal satu atap kendaraan bermotor”. Perkembangan teknologi
semakin meningkat sehingga penggunaannya harus dimanfaatkan secara optimal
untuk mendukung reformasi perpajakan dan kesinambungan fiskal. Untuk
memberikan pelayanan publik yang semakin baik, negara perlu mengadakan inovasi
agar tetap relevan dengan jaman serta dapat memberikan hasil pelayanan yang prima
dan produk keluaran yang optimal untuk rakyatnya yang dapat dicapai dengan
berbagai inovasi kebijakan publik yang mempermudah negara melayani rakyat, salah
satunya adalah dengan implementasi e-government. E- government adalah
penggunaan internet untuk melaksanakan urusan pemerintah dan penyediaan
pelayanan publik yang lebih baik yang berorientasi pada pelayanan masyarakat
(Indrajit, 2006). Dapat dilihat bahwa kelahiran e-government sangat berhubungan
dengan pelayanan publik, lebih lanjut lagi didukung oleh pernyataan Lee (2009)
bahwa tujuan dari e-government adalah penyampaian layanan pemerintah kepada
masyarakat dengan lebih efektif. E-Samsat merupakan salah satu contoh
implementasi e-government dan menjadi bentuk inovasi lanjutan atas Samsat. E-
Samsat merupakan layanan pembayaran pajak kendaraan bermotor dan pengesahan
STNK dengan cara pembayaran melalui ATM Bank yang telah bekerja sama di
seluruh wilayah di Indonesia (BJB, BCA, BRI, BNI, dan CIMB Niaga). Untuk dapat
menggunakan layanan E-Samsat ini, nomor KTP pemilik kendaraan yang terdaftar
14

pada server Samsat harus sama dengan yang tercantum di rekening bank. Dengan
menggunakan E-Samsat, pembayaran PKB menjadi semakin mudah karena wajib
pajak tidak perlu mendatangi kantor Samsat induk sehingga menghemat biaya,
tenaga, dan waktu. Kehadiran E-Samsat juga memberikan manfaat bagi pihak
pemerintah daerah karena E-Samsat menyediakan data yang lebih akurat dan real
time mengenai penerimaan PKB. Di Indonesia, hingga saat ini baru ada sekitar tujuh
daerah yang menerapkan E-Samsat yakni DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa
Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, dan Bali.
E-Samsat merupakan pelayanan pembayaran pajak yang dapat dilakukan oleh
wajib pajak dengan memanfaatkan fasilitas ATM Bank Bengkulu melalui kode
bayar yang diperoleh melalu pengiriman SMS dengan format khusus ke nomor
operator yang disiapkan oleh Dispenda Bengkulu.
Cara melakukan pembayaran pajak melalui ATM Banking Bengkulu dengan cara
mengirimkan SMS ke 0811-732-1811 (nomor operator Dispenda) ketik SMS
dengan Format: esamsatbkl#BDXXXXXX (nomor polisi kendaraan anda)
kemudian tunggu SMS balasan dan kode bayar berikut data kendaraan dan besaran
nilai pembayaran pajak yang akan dibayar.
Tahap berikutnya kita bisa langsung melakukan pembayaran pajak kendaraan
melalui ATM Bank Bengkulu terdekat dengan cara masukkan 10 digit kode bayar
kemudian lakukan pembayaran. Setelah melakukan pembayaran, wajib pajak
membawa struk ATM sebagai bukti pembayaran untuk kemudian validasi STNK di
kantor Samsat.
2.2 Penelitian Terdahulu

Pada bagian ini akan dijelaskan hasil-hasil penelitian terdahulu yang bisa
dijadikan acuan dalam topik penelitian ini. Penelitian terdahulu telah dipilih sesuai
dengan permasalahan dalam penelitian ini, sehingga diharapkan mampu menjelaskan
maupun memberikan referensi bagi penulis dalam menyelesaikan penelitian ini.
Berikut dijelaskan beberapa pene litian terdahulu yang telah di pilih.
15

Pertama, penelitian oleh Anggraini & Fanida (2018) yang berjudul Inovasi
Pelayanan Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor Melalui Samsat Judes (Jujug
Desa) Oleh Kantor Bersama Samsat Kabupaten Jombang. Dalam penelitian ini
melihat pelayanan pembayaran pajak bermotor belum bisa menjangkau masyarakat
yang berada di pelosok dan terdapat banyak praktik percaloan. Metode penelitian
yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Hasil dari
penelitian ini menyatakan bahwa inovasi layanan Samsat Judes (Jujug Desa) telah
memenuhi kriteria memiliki kebaruan karena Samsat Jujug Desa menjangkau hingga
ke pelosok desa dan menggunakan sepeda motor sebagai alat transportasi. Kriteria
efektif ditunjukkan dengan meningkatnya hasil pemungutan pajak Kabupaten
Jombang dan meningkatnya kepatuhan masayarakat Desa Wonosalam dalam
membayar pajak.
Kedua, penelitian oleh Anjani, Hanapiah dan Raudiana (2019) yang berjudul
Inovasi Pelayanan Publik Oleh Badan Pendapatan Daerah Provinsi Jawa Barat
Melalui Kegiatan Samsat masuk Desa. Dalam penelitian ini Inovasi Samsat masuk
Desa (Samades) dibuat untuk menjangkau para wajib pajak di desa yang kesulitan
menuju pusat pelayanan Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap. Penelitian ini
bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana keuntungan relatif, kesesuaian inovasi,
kerumitan, kemungkinan untuk dicoba, dan kemudahan diamati yang dirasakan oleh
para Wajib Pajak dalam kegiatan inovasi pelayanan Samades. Metode yang
digunakan adalah metode penelitia n deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Hasil
dari penelitian ini menyatakan bahwa inovasi pelayanan publik Samades ini belum
merata tingkat adaptasinya di semua desa. Hal ini karena dipengaruhi beberapa faktor
yang salah satunya dalam hal sosialisasi dari pemerintah kepada masyarakat yang
belum merata ke tiap lapisan masyarakat.
Ketiga, penelitian oleh Pramandani & Niswah (2019) yang berjudul Inovasi
Pelayanan Program Samsat Bluder (Blusukan dan Muter-Muter) Pajak Kendaraan
Bermotor Di Kantor Bersama Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (Samsat)
Kabupaten Madiun. Dalam penelitian ini melihat jauhnya akses bagi masyarakat yang
16

bertempat tinggal di Kabupaten Madiun bagian paling timur dan waktu untuk
melakukan pembayaran PKB karena bersamaan hari kerja dan jam efektif masyarakat
dengan Kantor Bersama Samsat Kabupaten Madiun. Tujuan dari penelitian ini untuk
mendeskripsikan secara mendalam dan menganalisis tahapan proses inovasi
pelayanan Program Samsat Bluder (Blusukan dan Muter-Muter) Pajak Kendaraan
Bermotor di Kantor Bersama Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (Samsat)
Kabupaten Madiun. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa Kantor Bersama Samsat Kabupaten Madiun dalam proses
implementasi sudah sesuai dengan prosedur pelayanannya walaupun masih ada
resiko/kendala yang harus dihadapi. Inovasi layanan ini diharapkan mampu
mengatasi persoalan-persoalan yang terjadi sebelumnya sehingga dapat mengurangi
tunggakan yang akan datang dan lebih meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD)
melalui pajak kendaraan bermotor.
Keempat, penelitian oleh Sauli & Oktariyanda (2021) yang berjudul Inovasi
Aplikasi Samsat Rame (Samsat Ramah Merakyat) dalam Optimalisasi Pelayanan di
Kantor Samsat Geresik. Dalam penelitian ini meningkatkan standar pelayanan publik
sebagai upaya pencegahan penyebaran virus covid-19. Metode penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian deskriptif dengan menggunakan
pendekatan kualitatif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa efisiensi
pelayanan belum optimal karena biaya penyelenggaraan menguras anggaran, waktu
pelayanan kurang efisien, SOP tidak jelas, serta perlu pengorbanan sebanyak
mungkin sedangkan pencapaian hasil masih sangat rendah. Kualitas hasil dikatakan
buruk karena faktor pendukung terkesan membuat aplikasi Samsat Rame dilakukan
secara mendesak tanpa memikirkan jangka panjang.
Kelima, penelitian oleh Tamia, Rosidi dan Darmi (2022) yang berjudul Inovasi
Pelayanan Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor Melalui Program Pelayanan
Samsat Virtu. Dalam penelitian ini Pemerintah provinsi Bengkulu memberikan
layanan di luar jam kerja guna mempermudah pembayaran pajak kendaraan bermotor
17

berbasis digital. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ditemukan bahwa pelayanan pembayaran
pajak kendaraan bermotor di Samsat Virtu Bengkulu telah memberikan pelayanan
yang terbaik pada wajib pajak dengan mudah, cepat, dan akurat sehingga penerimaan
pajak tetap diperoleh secara maksimal.

2.3 Kerangka Berfikir

Pada pelaksananya e-government yang dilakukan di kota Bengkulu melalui


sistem Pelayanan e-samsat merupakan Sistem pelayanan sacara online yang ada di
kota Bengkulu yang dipergunakan dalam urusan administrasi terhadap masyarakat
yang lebih mudah dan cepat. Dengan adanya Pelayanan e-samsat ini diharapkan
mampu meningkatkan pelayanan di kota Bengkulu. Melalui sistem administrasi
berbasis online ini, pemerintah kota akan mampu meningkatkan pelayanan kepada
masyarakat kemudian masyarakat juga akan lebih dipermudah dalam hal urusan
administrasi, dan juga masyarakat dapat dilayani oleh pemerintah kota Bengkulu
dengan cepat dan tepat.

Pemerintah kota Bengkulu juga menciptakan aplikasi pengaduan digital bagi


masyarakat yang ada di kota Bengkulu. Masyarakat dapat memberikan kritikan
maupun masukan kepada pemerintah kota Bengkulu melalui sistem digital. Hal ini
dapat mengubah komunikasi antara pemerintah kota Bengkulu terhadap masyarakat.

Sumber daya manusia dalam penggunaan E-samsat di kota Bengkulu masih


memiliki beberapa kendala yang dihadapi oleh pemerintah kota dalam
mengimplementasikan kebijakan pelayanan berbasis online tersebut, antara lain
yakni masalah teknis berupa jaringan, sarana dan prasarana pendukung serta sumber
daya manusia yang masih kurang maksimal. Untuk dapat menjalankan sistem
berbasis online tersebut tentunya memerlukan sumber daya manusia yang mengerti
tentang sistem yang akan digunakan.
18

Pengembangan sumber daya manusia (SDM) adalah suatu usaha untuk


meningkatkan keterampilan karyawan dalam lingkungan pekerjaan, melalui
pendidikan dan pelatihan 123. Pengembangan SDM bertujuan untuk meningkatkan
produktivitas kerja, mengurangi kerugian waktu masyrakat, memastikan semua
berjalan efisien, meningkatkan sikap kepemimpinan, menciptakan moral karyawan
atau manusia, dan menaikkan balas jasa. Metode pengembangan SDM meliputi
pelatihan atau training, magang, pendidikan, rotasi kerja, studi banding, uji
kompetensi, coaching, dan outbond. Pengembangan SDM memiliki fungsi sebagai
pengadaan tenaga kerja, pemeliharaan tenaga kerja, dan pemutusan kerja.
Faktor penghambat lainnya dalam implementasi program pelayanan. pajak
kendaraan bermotor melalui E-Samsat Bengkulu adalah sarana dan prasarana. Sarana
dan prasarana sebagai penunjang untuk mencapai hasil yang diharapkan sesuai
dengan rencana, mempercepat proses pelayanan pajak dengan E-Samsat Bengkulu
sehingga menciptakan pelayanan yang berkualitas.Sarana yang dimiliki oleh Samsat
kota Bengkulu masih belum cukup memadai. Diantaranya komputer yang digunakan
kapasitasnya masih kecil dan kurang canggih untuk pelaksanaan E-Samsat, sehingga
untuk menyimpan data yang begitu banyak di Kota Bengkulu. Selain itu jaringan dan
server yang bermasalah juga menjadi penghambat dalam pelaksanaan E-Samsat,
karena jaringan dan servernya sering tiba-tiba berhenti sehingga aplikasi tidak dapat
diakses.
19

Implementasi Kebijakan e-samsat dalam


pelayanan publik kota bengkulu

Stadantar operasional
Komunikasi Sumberdaya prosedur (SOP)
1. Sosialisasi 1. Pengembangan Dan
2. Media/sarana SDM Strutur birokrasi

E-samsat
terhadap Faktor penghambat
pelayanan public penggunaan E-samsat

Implementasi pelayanan kendaraan bermotor


menjadi lebih efektif.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan penulis adalah penelitian deskriptif dengan


pendekatan kuallitatif. Penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitataif ini peneliti
dituntut untuk melakukan penelitian pada kejadian yang terjadi dan terjun langsung
ke lapangan untuk melihat fenomena secara nyata. Dalam metode penelitian ini juga
menggambarkan kondisi penelitian secara nyata tentang objek yang diteliti kemudian
menguraikan dan menarik kesimpulan dalam bentuk tulisan mengenai Implementasi
kebijakan e samsat dalam pelayanan publik kota bengkulu.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian merupakan tempat dimana peneliti melakukan penelitian.


Berdasarkan lokasi penelitian ini nantinya diharapkan dapat memperoleh data dan
informasi sesuai dengan tema, masalah dan fokus penelitian yang telah ditetapkan.
Adapun yang menjadi lokasi penelitian terletak diwilayah Kota Bengkulu yang
termasuk didalamnya adalah kantor samsat kota bengkulu yang berlokasi Air Sebakul
kota Bengkulu. Adapun waktu penelitian ini berlangsung pada bulan januari 2023.
3.3 Sumber Dan Teknik Pengumpulan Data
3.3.1 Sumber Data
Data adalah segala keterangan mengenai semua hal yang berkaitan
dengan tujuan penelitian. Sumber data utama dalam penelitian kualitatif
adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti
dokumen dan lain-lain. Adapun sumber data yang dipergunakan dalam
penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.

20
21

1. Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung oleh peneliti dari objek
penelitiannya. Jadi data primer yaitu data yang dikumpulkan melalui
wawancara dan observasi di Kantor Samsat Kota Bengkulu.
2. Data Skunder
Data sekunder adalah semua data yang diperoleh secara tidak langsung
dari objek penelitian. Jadi data sekunder yaitu data yang dikumpulkan
berupa dokumen yang terkait dengan tujuan penelitian. Seperti, file, foto-
foto, undang-undang atau peraturan-peraturan yang berkaitan dengan
pembahasan Samsat kota Bengkulu dan dokumen lain yang mendukung
penelitian ini.
3.3.2 Teknik Pengumpulan Data
Peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan data dalam
penelitian ini, yakni, pengamatan (observasi), wawancara (interview), dan
dokumentasi.
1. Pengamatan (Observasi)
Observasi menurut Sutopo (1996:59) digunakan untuk menggali data
dari sumber data yang berupa peristiwa, tempat atau lokasi, dan benda,
serta rekaman gambar. Sementara itu, Hadari (1991:100) mengartikan
observasi adalah pengamatan atau pencatatan secara sistemik terhadap
gejala yang tampak pada objek penelitian. Observasi sendiri menurut
Burhan Bungin (2012:190-191) ada dua tipe, yakni observasi tidak
langsung dan observasi partisipan. Observasi tidak langsung adalah
observasi dimana seorang peneliti tidak masuk ke dalam masyarakat
tersebut. Bisa saja ia hanya melihat dengan sepasang matanya mengenai
kegiatan dan benda-benda budaya atau dibantu dengan alat-alat lain
seperti kamera. Sedangkan observasi partisipan adalah pengamatan
langsung dengan melibatkan diri dalam kegiatan masyarakat yang diteliti.
22

Dalam penelitian ini, observasi yang digunakan adalah observasi tidak


langsung.
2. Wawancara (interview)
Wawancara adalah mengumpulkan data mengenai sikap dan kelakuan,
pengalaman, cita-cita, dan harapan manusia seperti dikemukakan oleh
responden atas pertanyaan-pertanyaan peneliti atau pewawancara (Jacob
Vredentbregt, 1979:88). Wawancara digunakan sebagai teknik
pengumpulan data yang dilakukan peneliti melalui serangkaian kegiatan
tanya-jawab atas beberapa pertanyaan yang kemudian memberikan data
atas masalah yang sedang diteliti oleh peneliti. Menurut Burhan Bungin
(2012:67) ada dua tipe wawancara, yaitu wawancara terstruktur dan
wawancara mendalam. Penelitian ini menggunakan wawancara mendalam,
karena dengan wawancara mendalam bisa digali mengenai apa yang
tersembunyi di sanubari seseorang, apakah yang menyangkut masa lampau,
masa kini, maupun masa depan.

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.


Dokumentasi bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya
monumental dari seseorang. Dalam penelitian kualitatif, dokumentasi
merupakan pelengkap dari penggunaan teknik observasi dan wawancara
yang digunakan dalam penelitian kualitatif. Hasil pengumpulan data dari
wawancara dan observasi akan lebih kredibel dapat dipercaya apabila
didukung dengan dokumentasi (Sugiyono, 2009: 329). Dokumentasi
dalam penelitian ini adalah foto-foto atau gambar-gambar dan arsip
mengenai serangkaian kegiatan yang dilakukan peneliti saat berada di
lapangan.
23

3.4 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara
mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit,
melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang
akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri
maupun orang lain. Teknik analisis data menurut (Sugiyono, 2022) (Metode
Penelitian Kualitatif, 2022:134-142) adalah sebagai berikut:
1. Data Collection (Mengumpulkan Data)
Dalam penelitian kualitatif pengumpulan data dengan observasi,
wawancara yang mendalam, dan dokumentasi atau gabungan ketiganya
(triangulasi).
2. Data Reduction (Reduksi Data)
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal yang pokok,
memfokuskan ke hal yang penting. Reduksi data bertujuan
untukmemberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti
untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya.
3. Data Display (Penyajian Data)
Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam
bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart, dan
sejenisnya.
4. Conclusion Drawing/Verification (Penarikan Kesimpulan/Verifikasi)
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif merupakan temuan baru yang
sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau
gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih kurang jelas sehingga
setelah di teliti menjadi jelas.
24

DAFTAR PUSTAKA

Buku

(Sugiyono, 2022) .Metode Penelitian Kualitatif : Memahami Penelitian Kualitatif


(Vol.2022:134-142 2022:131). Alfabeta.

Mulyadi, D. (2015). Studi Kebijakan Publik dan Pelayanan Publik: Konsep dan
Aplikasi Proses Kebijakan Publik dan Pelayanan Publik. Carbohydrate
Polymers (Vol. 2015, pp. 129–133 2013). Alfabeta.

Abdal. (2015). Kebijakan Publik (Memahami Konsep Kebijakan Publik). UIN


Sunan Gunung Djati Bandung (p. 173).

Jumroh, J., & Pratama, Y. J. (2021). Implementasi Pelayanan Publik Teori dan
Praktik - Repository STIA Bala Putra Dewa. (S. J. Insani, Ed.), Penerbit
Insan Cendekia Mandiri (p. 232 hlm).

Jurnal dan Skripsi

Susilawati, N, & Saragih, A, F, (2019), “Implementasi Electronic SAMSAT Untuk


Peningkatan Kemudahan Administrasi Dalam Pemungutan Pajak
Kendaraan Bermotor (Studi Pada Provinsi Bali)”. Jurnal ASET (Akutransi
Riset), Vol. 11. No. 1. pp. 83-91.

Bhagaskara, K., Pramukty, R., & Yulaeli, T. (2023). Kesadaran Wajib Pajak dan
Penerapan Sistem E-Samsat Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Kendaraan
Bermotor Roda Dua ( Studi Kasus Pada Kantor Samsat Kota Bekasi ).
Profit: Jurnal Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi, 2(1).

(a) Impelentasi kebijakan E-Samsat di Jawa Barat

https://jia.stialanbandung.ac.id/index.php/jia/article/download/102/pdf (Diakses pada


hari senin, 8 Januari 2024)
25

(b) Inovasi pelayanan melalui samsat tanjak (antar jemput antar


kampung) pada unit pelaksana teknis (UPT) pengelolaan pendapatan
panam pekanbaru

http://repository.uin-suska.ac.id/73839/2/azizah%20siap%20upload.pdf (Diakses
pada hari senin, 8 Januari 2024)

Dokumen

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 menjadi acuan bagi penyelenggaraan


Negara untuk memberikan pelayanan secara maksimal dan optimal. Peraturan
Presiden RI No 5 Tahun 2015 tentang “Penyelenggaraan sistem administrasi
manunggal satu atap kendaraan bermotor”. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009
tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, yang memberikan dasar untuk modernisasi
administrasi kendaraan.dalam Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia
Nomor 422/KMK.05/2003 menjadi dasar hukum bagi Samsat elektronik. Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik pada
pasal 9 memuat “Dalam rangka mempermudah penyelenggaraan berbagai bentuk
pelayanan publik, dapat dilakukan penyelenggaraan sistem pelayanan terpadu”.
BAB IV

PEMBAHASAN

E-Samsat atau Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap merupakan sebuah


sistem pemerintahan yang memungkinkan seorang wajib pajak untuk melakukan
pembayaran pajak kendaraan bermotor secara online. E-Samsat adalah salah satu
bentuk inovasi teknologi dalam memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi
masyarakat dalam memenuhi kewajiban perpajakan mereka. Penerapan E-Samsat
memiliki potensi untuk membantu membangun kepercayaan dan kepatuhan pajak
kendaraan bermotor, selaras dengan hasil pengujian yang menunjukan adanya
pengaruh signifikan dari variabel E-Samsat dan kepercayaan terhadap kepatuhan
pajak. Potensi dari penerapan E-Samsat terhadap kepercayaan dan kepatuhan pajak
adalah sebagai berikut:

1. Kemudahan dan kenyamanan


Dengan adanya penerapan E-Samsat, wajib pajak kendaraan bermotor dapat
melakukan pembayaran pajak secara online, tanpa harus datang ke kantor
Samsat. Hal ini membuat proses pembayaran pajak menjadi lebih mudah dan
cepat. Dengan cara ini, E-Samsat dapat membantu memperbaiki persepsi
masyarakat tentang pajak yang sering dianggap rumit dan merepotkan.
3. Transparansi dan akuntabilitas
E-Samsat dapat memberikan transparansi dalam hal pembayaran pajak
kendaraan bermotor, karena semua transaksi yang dilakukan akan terekam
secara digital. Dengan adanya catatan digital ini, wajib pajak kendaraan
bermotor dapat dengan mudah melacak riwayat pembayaran pajak mereka.
4. Efisiensi
E-Samsat dapat membantu meningkatkan efisiensi dalam pengelolaan
administrasi pajak kendaraan bermotor. Dengan adanya sistem yang
terintegrasi, proses administrasi dapat dilakukan dengan cepat dan mudah. Hal
ini dapat membantu meningkatka produktivitas karyawan Samsat dalam

26
27

menangani proses administrasi, sehingga mampu memberikan layanan yang


lebih baik kepada masyarakat.
5. Kesempatan untuk melakukan edukasi
E-Samsat dapat menjadi media untuk menyampaikan informasi tentang
pentingnya membayar pajak kendaraan bermotor secara tepat waktu dan benar.
Dengan adanya edukasi ini, masyarakat dapat memahami pentingnya
membayar pajak kendaraan bermotor dan dampak positif yang dapat diperoleh
dengan melakukan kewajiban tersebut.

Berdasarkan hasil penelitian sehubungan dengan pelayanan yang terjadi di


Kantor Samsat Bengkulu, peneliti melakukan observasi awal pada beberapa
masyarakat yang menggunakan jasa pelayanan di kantor ini dan peneliti simpulkan
bahwa masih ada beberapa masyarakat yang merasa kurang puas dengan pelayanan
yang diberikan oleh pegawai yang ada di Kantor Samsat tersebut. Masih banyak
masyarakat yang mengeluh dengan lamanya proses pelayanan yang diberikan,
kurangnya fasilitas ruang tunggu yang tidak sesuai dengan kapasitas pengguna jasa
pelayanan, masih adanya perbedaan tingkat pelayanan dengan kata lain adanya
“pandang bulu” terhadap masyarakat sebagai penerima pelayanan, masih kurangnya
sumber daya manusia yang menyebabkan terhambatnya proses registrasi, dan
masalah jaringan yang kerap kali muncul sering mengganggu kinerja pegawai.

Hal ini menunjukkan bahwa E-Samsat didapati sebagai suatu program inovatif
dan solutif di tengah-tengah perkembangan teknologi sehingga sangat membantu
masyarakat dalam menunaikan kewajibannya untuk membayar pajak kendaraan
bermotor. E-Samsat tidak lepas dari berbagai hambatan yang bersifat teknis seperti
ketersediaan jaringan internet yang sering kali kurang memadai, birokrasi dan
mekanisme penggunaan E-Samsat yang masih Panjang serta kemampuan
masyarakat selaku pengguna yang sebagian masih belum melek teknologi, sehingga
perlu ditingkatkannya sarana dan prasarana penunjang E-Samsat dan tidak
28

menjadikan E-Samsat sebagai pengganti pembayaran pajak konvensional melainkan


program pelayanan inovatif sebagai wujud pelayanan public yang prima.

REKOMENDASI

Menurut kami untuk meningkatkan pelayanan pajak kendaraan bermotor di E-


samsat Kota Bengkulu kepada konsumen hendaknya pihak Samsat menyediakan
ruang tunggu yang nyaman dan aman bagi konsumen, untuk prosedur administrasi
yang terkadang berbelit-belit lebih disederhanakan lagi karena terlalu banyak syarat
yang harus dipenuhi dan tidak seluruh konsumen memahami sistem penggunaan E-
samsat, dan untuk petugas pelayanan diberikan pelatihan agar dapat memberikan
pelayanan yang sopan dan ramah kepada konsumen. dengan adanya e-samsat maka
pemerintahan kota Bengkulu harus lebih fokus ke sistem jaringan agar saat login
aplikasi/website resmi pembayaran pajak agar tidak ada lagi hambatansnya.

Anda mungkin juga menyukai