Anda di halaman 1dari 22

INOVASI PELAYANAN DIGITAL DI DINAS

KETENAGAKERJAAN KOTA SUKABUMI

Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas Digital Governance

Dosen Pembimbing : Dr.H.Munandi Saleh, S.IP.,M.Si

Disusun Oleh:

Ajeng Suci Alyarizki 2030711002


Allifa Nurullumi 2030711012
Meuthiya Rahmah 2030711004
Lutpi Adnilah 2030711020
Dede Hesti Geovany 2030711028
Muhammad Q Hussen Affandi 2030711041

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI PUBLIK

FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUKABUMI

2023
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahiim, Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala

rahmat-Nya karena telah memberikan kesempatan untuk menyusun Tugas Digital

Governance ini dengan baik dan selesai tepat pada waktunya yang diberi judul

“Inovasi Pelayanan Digital Di Dinas Ketenagakerjaan Kota Sukabumi”. Tugas ini

dibuat untuk melengkapi dan memenuhi persyaratan yang diwajibkan kepada penulis,

sebagai salah satu tugas untuk memenuhi nilai mata kuliah Digital Governance.

Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa banyak kesulitan yang

penulis temui terutama dalam hal pengumpulan data yang disebabkan kurangnya ilmu

pengetahuan dan pengalaman di lapangan yang penulis miliki. oleh karena itu, kami

mengucapkan terimakasih kepada Dinas Ketenagakerjaan Kota Sukabumi yang telah

membantu kami dalam proses pembuatan makalah ini.

Terakhir, penulis menyadari bahwa makalh ini masih jauh dari kesempurnaan

karrena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis. Maka dari itu, penulis

membutuhkan kritik dan saran yang bias membangun kemampuan penulis, agar

kedepannya bias menulis makalah dengan lebih baik lagi.

Sukabumi, 19 Juni 2023

Penulis
DAFTAR ISI
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring perkembangan jaman tentunya peradaban manusia semakin maju berkat

pemikiran manusia yang sangat luas dan banyak keingintahuan serta selalu berusaha me

nciptakan inovasi yang semakin memudahkan dalam menjalani kehidupan sehari-hari, s

alah satunya yaitu dengan semakin canggihnya teknologi seperti internet. Secara literal,

Internet berawal dari interconnected –Networking yang merupakan rangkaian komputer

yang tehubung di dalam beberapa susunan. ialah sistem Komputer umum yang berkoler

asi secara global. Berdasarkan Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik atau

Undang Undang nomor 11 tahun 2008 atau UU ITE adalah undang-undang yang meng

atur tentang informasi serta transaksi elektronik, atau teknologi informasi secara umum.

Undang-Undang ini memiliki yurisdiksi yang berlaku untuk setiap orang yang melakuk

an perbuatan hukum sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini, baik yang berada di

wilayah hukum Indonesia maupun di luar wilayah hukum Indonesia,yang memiliki akib

at hukum di wilayah hukum Indonesia dan/atau di luar wilayah hukum Indonesia dan m

erugikan kepentingan Indonesia.

Begitu banyak kemudahan yang bisa di nikmati karena adanya internet yaitu dap

at melakukan komunikasi jarak jauh dalam beberapa detik sehingga tanpa perlu bertatap

muka kita bisa langsung mengirimkan beragam data dan dokumen elektronik dalam wa

ktu singkat. Dalam bidang Pemerintahan terutama pelayanan publik yang berkewajiban
dalam pengelolaan pelayanan publik untuk memberikan pelayanan publik kepada masya

rakat sesuai dengan yang diamanatkan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nom

or 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik, bahwa Negara berkewajiban memenuhi har

apan dan tuntutan masyarakat tentang peningkatan pelayanan publik melalui suatu siste

m pemerintahan yang mendukung terciptanya penyelenggaraan pelayanan publik yang p

rima.

Pelayanan publik adalah suatu kegiatan pemberian layanan yang berupaya memenuh

i kebutuhan pelayanan yang dilakukan oleh pengelola pelayanan publik kepada setiap

warga negara atau masyarakat. Meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap pelayana

n publik membuat pemerintah harus lebih peka terhadap menanggapi segala persoalan y

ang terjadi dan tentunya dibutuhkan suatu teknologi yang bisa menampung hal demikia

n di tengah pesatnya perkembangan IT sehingga dapat memudahkan masyarakat. Karen

a hakikatnya pelayanan publik yang unggul yaitu saat dapat memenuhi kebutuhan masy

arakat sesuai prosedurnya yang berkonotasi terhadap kepuasaan publik atas pelayanan y

ang di terima. Dalam upaya pembangunan demi tercapainya pelayanan publik yang baik

tidak lepas dari keterlibatan masyarakat yang harus memperbaiki dan membantu kinerja

pemerintah. Selain itu juga pelayanan publik harus berorientasi pada kepentingan umum

bukan kepentingan pribadi serta fleksibel dan memberikan kepuasan dalam urusan publi

k.

Pelayanan publik tentunya memiliki penemuan berbasis teknologi sebagai alat y

ang bisa dipergunakan untuk mengimplementasikan pelayanan akuntabel dan transparan

sebagai tonggak utama paradigma Good Governance. Demi tercapainya kesuksesan yan
g merupakan bagian dari keseluruhan yang bersatu membentuk akuntabilitas publik ada

nya sistem transparansi informasi dan komunikasi. Sebagai aset dalam terselenggaranya

transparansi informasi untuk dapat dimanfaatkan dengan mengevaluasi kinerja sektor pu

blik dan sebagai pertanggung jawaban yang dapat diperhitungkan demi terlaksananya

sektor pelayanan publik dilihat dari keseluruhan aktivitasnya. Dalam memenuhi kebutu

han masyarakat dalam kebutuhan informasi yang mudah dijangkau. Sebagai akibat dari

perkembangan teknologi informasi dan komunikasi di era digitalisasi saat ini sangat ber

pengaruh dalam berbagai sudut pandang yaitu sosial, politik, ekonomi, pendidikan, kea

manan, pemerintahan, pelayanan publik dan lainnya. Akibat pesatnya ilmu pengetahua

n dan teknologi menyebabkan masyarakat harus menghadapi tantangan serta berupaya u

ntuk bisa mengatasinya.

Teknologi informasi merupakan teknologi yang digunakan untuk menciptakan,

menyimpan, mengubah, dan untuk menggunakan informasi tersebut dalam segala

bentuknya. Perkembangan teknologi informasi tersebut didukung oleh tersedianya

perangkat keras maupun lunak yang semakin hari semakin hebat kemampuaanya.

Hendaknya ini menjadi momentum memberikan kemudahan dalam pelayanan public

yang lebih baik kepada masyarakat. Teknologi dan informasi saat ini menjadi suatu

kebutuhan mutlak bagi setiap orang, perusahaan, maupun pihak pemerintah yang akan

memberikan nilai tambah bagi kepuasan pelayanan public.

Terwujudnya pemerintahan yang baik dengan tata Kelola yang maksimal di era

otonomi daerah ini membuat pemerintah membuat sistem yang lebih baik untuk membe

rikan pelayanan yang optimal guna tercapainya peran pemerintah dalam mensejahteraka
n masyarakat. Sebagai Tindakan awal yang diambil pelayanan publik demi terlaksanan

ya Good Governance.

Manfaat perkembangan system informasi ini sangat menguntungkan banyak

pihak, baik antara pihak perusahaan maupun pihak Dinas Tenaga Kerja Kota Sukabumi.

System informasi sendiri dapat mempermudah untuk mengelola aktivitas organisasi,

khususnya system informasi yang berbasiskan web.

Web merupakan jaringan computer yang saling terhubung antara jaringan satu

dengan jaringan lainnya diseluruh dunia. Kebutuhan akan website diperlukan di era

globalisasi ini, karena persaingan usaha yang semakin ketat. Setiap organisasi

membutuhkan web untuk menambah daya saing dan memberikan kepuasan terhadap

pelanggan.

Salah satu instansi pemerintah yang sudah seharusnya memberlakukan system

pelayanan dengan berbasis digitalisasi adalah Dinas Tenaga Kerja Kota Sukabumi,

khususnya kegiatan pegawai yaitu memeberikan serta membuatkan Kartu Tanda

Pencari Kerja (AK 1) atau kartu kuning untuk seseorang yang ingin melamar pekerjaan.

Fungsi utama dari Kartu Kuning ini adalah agar Dinas Tenaga Kerja bisa mendata

jumlah pencari kerja di daerahnya dan juga bisa digunakan untuk melamar pekerjaan

diperusahaan swasta.

Dinas Tenaga Kerja Kota Sukabumi merupakan sebuah instansi pemerintah

yang bergerak di bidang ketenagakerjaan. Di dalam pekerjaanya, Dinas Tenaga Kerja


harus mampu memberikan berbagai pelayanan dengan memanfatkan kemajuan

teknologi.

Dinas Tenaga Kerja Kota Sukabumi mencatat pencari kerja pada tahun 2022

sebanyak 3.930 pencari kerja yang terdaftar dan hanya 1.145 yang sudah berhasil

mendapatkan pekerjaan. Sementara sisanya, 2.785 masih mencari kerja (radarjabar.com)

Hal tersebut menandakan bahwa Kota Sukabumi memiliki masalah dengan

tenaga kerja. Hal ini berarti Kota Sukabumi bukan daerah industri sehingga menyulitkan

bagi usia angkatan kerja untuk mendapatkan pekerjaan, khususnya pekerjaan formal

padi instansi pemerintah dan swasta.

Akan tetapi di sisi lain, Dinas Tenaga Kerja Kota Sukabumi telah memberikan

informasi yang dapat diberikan oleh instansi tersebut, seperti informasi layanan

ketenagakerjaan dalam pembuatan kartu AK/1 maupun info tentang lowongan kerja

bagi calon tenaga kerja, khususnya yang berada di Kota Sukabumi.

Pembuatan Kartu Tanda Pencari Kerja atau kartu AK 1 adalah tanda bukti untuk

seseorang yang ingin melamar pekerjaan pada suatu instansi atau perusahaan di

Indonesia (tetapi ada juga perusahaan yang tidak terlalu memperdulikan kegunaan kartu

AK 1 ini). Cara pembuatan dan persyaratan yang diwajibkan dalam pembuatan kartu

tanda pencari kerja ini hamper sama diseluruh Indonesia, tidak terkecuali di Kota

Sukabumi. Pada Dinas Tenaga Kerja Kota Sukabumi, proses pengolahan data dari kartu

AK 1 mulai diproses secara digital.


Untuk mendapatkan kartu AK 1 calon pencari kerja harus dapat mengakses

registrasi pembuatan AK 1 melalui Karirhub yang dapat diakses melalui

website http://karirhub.kemnaker.go.id atau dengan mengunduh aplikasi SISNAKER di

Google Playstore https://play.google.com/store/apps/details?id=id.go.kemnaker. Atau

datang ke Kantor Dinas Tenaga Kerja dan mengisi formulir yang telah disediakan oleh

laman website yang akan dipandu oleh petugas. Kemudian unuk perpanjangan kartu AK

1 dapat dilakukan di Dinas Tenaga Kerja Kota Sukabumi.

Dengan adanya system digitalisasi ini dianggap telah tepat karena memudahkan

proses kerja serta cepat, akurat, efektif dan efisien sehingga, banyaknya jumlah

masyarakat Kota Sukabumi akan dapat terlayani.

Dengan kondisi yang serba digital ini, sangat memudahkan bagi Dinas Tenaga

Kerja Kota Sukabumi untuk melacak secara manual bagi pencari kerja dan yang sudah

bekerja. Model ini dirasa efektif karena semua data pencari kerja yang sudah di-input-

kan tersimpan ke dalam database, pencarian dan perekapan data pencari kerja jadi

memudahkan untuk dijadikan laporan tiap bulan. Oleh karena itu, inovasi layanan

berbasis online/daring (Dalam Jaringan) ini memudahkan pegawai dan pencari kerja

dalam hal pembuatan Kartu Tanda Pencari Kerja (AK I).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah bagaimana proses digitalisasi pelayanan kartu pencari kerja (AK 1) pada Dinas

Tenaga Kerja Kota Sukabumi?


1.3 Tujuan Penelitian

Berdsarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam

penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis proses digitalisasi pelayanan

kartu pencari kerja (AK 1) pada Dinas Tenaga Kerja Kota Sukabumi.

1.4 Manfaat Penelitian

1. praktis

Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi kepada Pemerintah

Kota Sukabumi sebagai bahan masukan dan referensi dalam digitalisasi layanan pencari

kerja (AK 1) agar semakin mudah, efektif, dan bermanfaat khususnya bagi masyarakat

Kota Sukabumi.

2. Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran bagi disiplin

Ilmu Administrasi Publik khususnya tentang pelaksanaan pelayanan kartu pencari kerja

(AK 1). Selanjutnya hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber referensi bagi

peneliti/penulis lain yang hendak meneliti terkait proses digitalisasi pelayanan kartu

pencari kerja (AK 1).


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pelayanan Publik

Pelayanan publik (public service) oleh birokrasi publik dimaksudkan untuk

mensejahterakan masyarakat. Birokrasi publik berkewajiban dan bertanggungjawab

untuk memberikan layanan baik dan profesional. Pelayanan publik (public service) oleh

birokrasi publik merupakan salah satu perwujudan dari fungsi aparatur negara sebagai

abdi masyarakat disamping sebagai abdi negara.

Menurut Moenir (2005:47) bahwa “Pelayanan adalah sebuah proses dari

pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang lain secara langsung”.

Menurut Sinambela (2006:5) pelayanan publik dapat diartikan “Pemberian

layanan (melayani) keperluan orang atau masyarakat yang mempunyai kepentingan

pada organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang telah ditetapkan”.

Pelayanan merupakan suatu konsep yang senantiasa dikaitkan dengan proses

pemenuhan kebutuhan masyarakat yang dicirikan oleh adanya akuntabilitas dari

pemberi layanan, yaitu aparatur pemerintah. Tuntutan publik terhadap ualitas pelayanan

aparatur pemerintah semakin tinggi mengingat keinginan dan kesabaran masyarakat

dalam memenuhi harapannya akan pelayanan berkualitas semakin berkembang. Konsep

pelayanan yang berkualitas lebih banyak mengacu pada upaya untuk memberikan
pelayanan yang berkualitas lebih banyak mengacu pada upaya untuk memberikan

pelayanan yang bermutu, berdaya guna dan berhasil guna.

Sebagaimana dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan

Publik, bahwa Pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka

pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi

setiap warga negara dan penduduk atasbarang, jasa, dan/atau pelayanan administratif

yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.

Sedangkan dalam Permenpan Nomor 30 Tahun 2014 pelayanan public

didefinisikan sebagai sebuah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan

kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga

negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang

disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.

Pelayanan publik dapat juga diartikan sebagai pemberian layanan (melayani)

keperluan orang atau masyarakat yang mempunyai kepentingan pada organisasi itu

sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang telah ditetapkan. Pada hakikatnya,

pemerintah adalah pelayan kepada masyarakat yang ada bukan untuk melayani dirinya

sendiri, tetapi untuk melayani masyarakat serta menciptakan kondisi yang

memungkinkan setiap anggota masyarakat mengembangkan kemampuan dan

kreativitasnya demi mencapai tujuan bersama.

Dalam kaitannya dengan Sumber Daya Manusia (SDM), dibutuhkan petugas

pelayanan yang mampu memahami dan mengoperasikan sistem pelayanan yang baik.
Sebagai contoh, sistem layanan pencari kerja (AK I) yang sudah menggunakan

komputer tentu memerlukan petugas yang memiliki kompetensi yang memadai dan

lebih membutuhkan waktu yang sedikit dibandingkan sistem layanan manual.

Oleh karena itu, pelayanan publik diartikan sebagai setiap kegiatan yang

dilakukan oleh pemerintah terhadap sejumlah manusia yang memiliki setiap kegiatan

yang menguntungkan dalam suatu kumpulan atau kesatuan, dan menawarkan kepuasan

meskipun hasilnya tidak terikat pada suatu produk secara fisik.

2.2 Inovasi Pelayanan Publik

Menurut Rogers (dalam Rina 2013) inovasi adalah sebuah ide, praktik atau

objek yang dianggap baru oleh individu satu unit adopsi lainnya. Menurut Asian

Development Bank inovasi adalah Sesuatu yang baru, dapat di implementasikan, dan

memliki dampak yang menguntungkan. Inovasi bukan sebuah kejadian ataupun

aktivitas; ini adalah konsep, proses, penerapan, dan kapabilitas yang menentukan

kesuksesan organisasi. Inovasi dapat membantu sektor publik untuk membuat nilai

untuk masyarakat. Inovasi adalah proses kreatif penciptaan pengetahuan dalam

melakukan penemuan baru yang berbeda dan/atau modifikasidari yang sudah ada

(Permenpan No 30 Tahun 2014).

Inovasi Pelayanan Publik adalah terobosan jenis pelayanan baik yang

merupakangagasan/ide kreatif orisinal dan/atau adaptasi/modifikasi yang memberikan

manfaat bagimasyarakat, baik secara langsung maupun tidak langsung. Dengan kata

lain, inovasi pelayanan publik sendiri tidak mengharuskan suatu penemuan baru, tetapi
dapat merupakansuatu pendekatan baru yang bersifat kontekstual dalam arti inovasi

tidak terbatas dari tidakada kemudian muncul gagasan dan praktik inovasi, tetapi dapat

berupa inovasi hasil dari perluasan maupun peningkatan kualitas pada inovasi yang ada.

2.3 Ketenagakerjaan

Salah satu masalah mendasar yang dihadapai Indonesia disepanjang perjalanan

menjadi bangsa yang merdeka adalah masalah pengangguran, dimana pemerintah

dengan berbagai upaya yang telah dilakukan untuk mengurangi akan tingkat

pengangguran. Upaya yang ditempuh pemerintah dalam persoalan pengganguran dari

waktu ke waktu ditempuh melalui berbagai pendekatan pembangunan bertumpu pada

pertumbuhan ekonomi (productioncontered development). Namun pada kenyataanya

masalah ketenagakerjaan di Indonesia masih banyak yang belum bisa diatasi oleh

pemerintah.

Menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Bab I Pasal 1 ayat 2

mengungkapkan bahwa tenaga kerja ialah setiap orang yang dapat bekerja untuk

menghasilkan barang atau jasa, baik untuk subsisten dan untuk masyarakat.

Tenaga kerja mencakup penduduk yang sudah atau sedang bekerja, yang sedang

mencari pekerjaan dan yang melakukan kegiatan lain seperti bersekolah dan mengurus

rumah tangga. Pencari kerja, bersekolah, dan mengurus rumah tangga walaupun tidak

bekerja, tetapi secara fisik mampu dan sewaktu-waktu dapat ikut bekerja (Simanjuntak

dalam Rusli, 2008:12-13).


Untuk menemukan angkatan kerja dan bukan angkatan kerja diperlukan

informasi, yaitu:

1) Jumlah penduduk yang berusia diantara 15 tahun dan 64 tahun yang data

disebut dengan penduduk usia kerja.

2) Jumlah penduduk yang berusia 15-64 tahun yang tidak ingin bekerja

(seperti mahasiswa, pelajar, ibu rumah tangga dan pengangguran

sukarela), peduduk ini dinamai dengan penduduk bukan angkatan kerja

(Sukirno, 2013:18).

Dengan demikian angkatan kerja pada suatu periode dapat dihitung dengan

mengurangi jumah penduduk usia kerja dengan bukan angkatan kerja. Perbandingan

diantara angkatan kerja dan penduduk usia kerja yang dinyatakan dalam persen disebut

dengan tingkat partisipasi angkatan kerja.

Menurut Sumarsono (2009:3) “tenaga kerja adalah semua orang yang bersedia

untuk sanggup bekerja”.

Pengertian tenaga kerja ini meliputi mereka yang bekerja untuk diri sendiri

ataupun anggota keluarga yang tidak menerima bayaran berupa upah atau mereka yang

sesungguhnya bersedia dan mampu untuk bekerja, dalam arti mereka menganggur

dengan terpaksa karena tidak ada kesempatan kerja. Tenaga kerja mencangkup

penduduk yang sudah bekerja, sedang mencari pekerjaan dan yang melakukan

pekerjaan lain seperti bersekolah dan mengurus rumah tangga.


Ananta (2008:78) mengungkapkan permintaan tenaga kerja sebagai sebuah

daftar berbagai alternatif kombinasi tenaga kerja dengan input lainnya yang tersedia

yang berhubungan dengan tingkat gaji.

Lebih lanjut Sumarsono (2009:12) mengungkapkan factor-faktor yang

mempengaruhi permintaan tenaga kerja adalah:

1) Perubahan tingkat upah

2) Perubahan permintaan hasil akhir produksi oleh konsumen

3) Harga barang modal turun.

2.4 Pelaksanaan Pelayanan Digitalisasi pembuatan Kartu Pencari Kerja (AK 1) di

Dinas Tenaga Kerja Kota Sukabumi

Sistem adalah prosedur logis dan rasional untuk merancang suatu rangkaian

komponen yang berhubungan satu dengan yang lainnya dengan maksud untuk berfungsi

sebagai suatu kesatuan dalam usaha mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan”.

(James, 2006:34).

Menurut Tata (2003:10), sistem didefinisiska sebagai “kumpulan dari komponen

atau sub-sistem yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu”.

Definisi dari sistem yang disebut sebagai kumpulan elemen-elemen atau

komponen atau subsistem merupakan definisi yang lebih luas dan lebih banyak diterima

oleh masyarakat.
Menurut Kadir (2003:54) “elemen sistem adalah tujuan, masukan, keluaran

proses, mekanisme pengendalian, dan umpan balik”.

Adapun pengertian informasi menurut Jogiyanto (2001:8) adalah “suatu

kumpulan data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi

yang menerima”. (BRASIL, 2011)

Tanpa suatu informasi, suatu sistem tidak akan berjalan dengan lancar

danakhirnya bisa mati. Suatu organisasi tanpa adanya suatu informasi maka organisasi

tersebut tidak akan berjalan dan tidak dapat beroperasi. Dengan kata lain, sumber

informasi adalah data.

Data menggambarkan suatu kejadian yang sedang terjadi, dimana data tersebut

akan diolah dan diterapkan di dalam sistem menjadi input yang berguna dalam suatu

sistem. Maka informasi merupakan halyang sangat penting di dalam berjalannya suatu

perusahaan atau organisasi karena informasi adalah penentu apakah perusahaan atau

organisasi ini dapat berjalandengan baik dan sesuai dengan tujuan.

Menurut Sukamto dan Shalahuddin (2015:28) mengemukakan bahwa:

“Model air terjun (waterfall) menyediakan pendekatan alur hidup perangkat


lunak secara sekuensial atau terurut dimulai dari analisis, desain pengodean, pengujian
dan tahap pendukung (support)”.
Model pengembangan perangkat lunak digunakan sebagai dasar dalam

merancang sebuah sistem informasi atau aplikasi yang bertujuan untuk mengembangkan

sistem melalui tahapan-tahapan tertentu.(Abigael & Herianto, 2021)


Saat ini sistem layanan pencari kerja (AK I) di Dinas Tenaga Kerja sudah mulai

bisa diakses secara online, sehingga memudahkan masyarakat untuk dapat mengakses

registrasi pembuatan AK 1 melalui Karirhub yang dapat diakses melalui

website http://karirhub.kemnaker.go.id atau dengan mengunduh aplikasi SISNAKER di

Google Playstore https://play.google.com/store/apps/details?id=id.go.kemnaker.

Hal tersebut tentu menjadi focus utama bagi pihak terkait untuk berkomitmen

dalam penyiapan layanan digitalisasi kartu pencari kerja (AK I) Pada Dinas Tenaga

Kerja Kota Sukabumi.


BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Strategi yang Dijalankan Dinas Tenaga Kerja Untuk Meningkatkan Pelayanan

dalam

Berdasarkan hasil wawancara dan dokumentasi serta pengamatan yang

dilakukan oleh peneliti selama pelaksanaan penelitian, peneliti menentukan faktor

internal dan faktor eksternal dengan proses pengamatan lingkungan sebelumnya yaitu

sebagai berikut :

1. Faktor Internal

a) Kekuatan

1) Memiliki struktur organisasi yang telah terkoordinasi dengan baik, pegawai

yang melayani kartu (AK-1) sudah memahami dengan baik tugas dan fungsi sebagai

pelayan masyarakat khususnya dibidang ketenagakerjaan.

2) Terjalinnya hubungan kerja yang baik antar sesama pegawai sehingga

pelayanan kartu (AK-1) di kantor Dinas Tenaga Kerja Kota Sukabumi menjadi lebih

efektif dan efisien.

3) Ketersediaan anggaran pencetakan blanko Kartu (AK-1) untuk memenuhi

target pencapaian pelayanan (AK-1).


4) Sarana dan Prasarana Pelayanan (AK-1) yang dimiliki kantor Dinas Tenaga

Kerja Kota Sukabumi sudah baik dan mampu mendukung proses pembuatan kartu (Ak-

1).

b) Kelemahan

1) Kurangnya jumlah sumber daya manusia yang memiliki kompetensi di bidang

teknologi informasi.

2) Sumber daya manusia yang belum disiplin sehingga menghambat dan

mengganggu proses pelayanan kartu (AK-1).

3) Sistem infomasi manajemen yang belum terkelola dengan baik sehingga

persebaran informasi yang dimiliki Dinas Tenaga Kerja Kota Sukabumi saat ini masih

terhambat.

2. Faktor Eksternal

a) Peluang

1) Perkembangan teknologi yang sangat pesat membuat Dinas Tenaga Kerja

Kota Sukabumi memiliki peluang meningkatkan pelayanan (AK-1) yang dapat

mempermudah masyarakat khususnya pencari kerja dengan mengembangkan aplikasi

pelayanan.

2) Tantangan digitalisasi memberikan peluang bagi Dinas Tenaga Kerja untuk

mengoperasikan dan memperbaiki sistem pelayanan online melalui website yang sudah

dimiliki sebelumnya.
3) Memberikan reward kepada setiap pegawai yang mampu meningkatkan

kompetensi diri dan mampu menciptakan inovasi – inovasi pelayanan publik.

b) Ancaman

1) Naiknya jumlah angka pengangguran dan sedikitnya lapangan pekerjaan di

Kota Sukabumi selama masa pandemi Covid – 19.

2) Kondisi negara akibat pandemi Covid-19 yang selalu berubah – ubah

membuat pelayanan (AK-1) tidak berjalan secara maksimal.

3) Perekonomian negara yang memburuk selama pandemi Covid–19 membuat

pemerintah daerah melakukan refocusing anggaran yang berdampak pada lambatnya

peningkatan pelayanan di Dinas Tenaga Kerja Kota Sukabumi.

3.2 Faktor Pendukung dan Penghambat Dalam Meningkatkan Pelayanan

Pembuatan Kartu Tanda Pencari Kerja (Kartu AK-1)

Dinas Tenaga Kerja Kota Sukabumi dalam meningkatkan pelayanan pembuatan

Kartu Tanda Pencari Kerja (AK-1) tentunya tidak akan terlepas dengan faktor

pendukung dan faktor penghambat. Faktor pendukung ialah Faktor internal maupun

eksternal yang mendukung proses jalannya suatucpelayanan publik publik kartu (AK-1)

agar dapat berberjalan dengan baik dan lancar, sehinggacmemberikan kepuasan kepada

masyarakat. Sedangkan Faktor penghambat adalah faktor yang menghambat jalannya

proses pelayanan kartu (AK-1), sehingga pelayanan ( (AK-1) tidak berjalan


secara maksimal dan dapat mengalami penurunan kualitas pelayanan apabila tidak

segera dicarikan solusi yang tepat.

Anda mungkin juga menyukai