Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN


“IMPLEMENTASI E-GOV DI MASA PANDEMI”

Dosen Pengampu: RATIH AYUNINGHEMI

Disusun oleh:

Alvis Fahreisy (D42211735)


Andini Aulia Destari (D42211532)
Sintia Ramadaniah (D42211283)
Siti Maimunah (D42211317)
Syafrida Ayu Indah (D42211734)

Jurusan Manajemen Agribisnis


Program Studi Akuntansi Sektor Publik
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
TAHUN 2022
JEMBER

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan bimbingan-Nya penulis
dapat menyelesaikan makalah ini. Penulis menyadari bahwa makalah ini dapat terselesaikan
karena usaha dan kerjasama penulis serta kemahakuasaan-Nya.

Makalah ini berjudul “Implementasi E-Gov Di Masa Pandemi” yang merupakan


bagian dari penerapan sistem informasi manajemen. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas
mata kuliah Praktikum sistem informasi manajemen serta menambah pengetahuan dan wawasan
mahasiswa dalam mempelajari mata kuliah ini.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen pembimbing kami, Ibu Ratih Ninghemi
yang telah memberikan tugas ini, sehingga kami dapat menambah wawasan lebih luas tentang
bagaimana mengimplementasikan egov di masa pandemi ini. Penulis merasa makalah ini masih
jauh dari sempurna, sehingga kami akan menerima kritik dan saran dari semua pihak yang akan
membantu penyempurnaan pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk
rekan-rekan mahasiswa serta dapat menambah ilmu serta dapat memenuhi kebutuhan.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................... 2
DAFTAR ISI....................................................................................................................... 3
BAB I
PENDAHULUAN............................................................................................................... 4
1.1..................................................................................................................................Latar
Belakang.................................................................................................................. 4
1.2..................................................................................................................................Rumusa
n Masalah................................................................................................................. 5
1.3..................................................................................................................................Tujuan
Penelitian................................................................................................................. 5
BAB II
PEMBAHASAN.................................................................................................................. 6
2.1.................................................................................................................................. Pengert
ian E-Gov................................................................................................................. 6
2.2.................................................................................................................................. Dasar
Hukum E-Gov .............................................................................................. 8
2.3.................................................................................................................................. Perkem
bangan E-Gov dimasa Pandemi............................................................................... 8
2.4.................................................................................................................................. Perkem
bangan E-Gov Pasca Pandemi................................................................................. 11
BAB III
PENUTUP ........................................................................................................................... 15
KESIMPULAN................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................... 16

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Di era globalisasi seperti saat ini, tidak heran apabila kemajuan teknologi informasi dan
komunikasi dapat menjanjikan efisiensi, kecepatan penyampaian informasi, keterjangkauan, dan
transparansi, tidak terkecuali pada pemerintahan. Terlebih, dalam era otonomi ini perlu
mewujudkan pemerintahan yang baik (good governance). E-Government adalah suatu upaya
dari pemerintah dalam mengembangkan penyelenggaraan pelayanan pemerintahan yang berbasis
elektronik dengan memanfaatkan teknologi informasi. Pada e-government juga peningkatan pada
pelayanan publik terwujud. Secara lebih mendalam pemerintah dalam mempersiapkan visi dan
misi kebijakan teknologi informasi, lebih melihat pada faktor equity (menjadikan teknologi
informasi untuk meningkatkan kualitas pelayanan bagi penggunaan umum). Untuk mencapai
target penerapan teknologi informasi yang efektif perlu diadakan komputerisasi pemerintahan
atau e-government dan peningkatan sumber daya manusia dan pendidikan di bidang teknologi
informasi. Alasannya karena penerapan teknologi informasi akan menjadi optimal apabila
pengetahuan para pemakai atau pengguna jasa teknologi benar-benar memahami teknologi
sehingga sasaran penerapan teknologi informasi tercapai.
Selanjutnya berdasarkan aturan e-Government diamanatkan dalam Instruksi Presiden
Nomor 3 Tahun 2003 tentang Strategi Pengembangan e-Government untuk mendukung good

4
governance (termasuk transparansi dan akuntabilitas publik) dan mempercepat proses demokrasi.
Kemudian, untuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas publik juga tercantum dalam
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik.
Adapun manfaat e-government, yaitu pertama mengurangi biaya, alasannya karena
melalui sistem online, maka biaya administrasi dan sebagainya akan berkurang. Kedua,
meningkatkan transparansi dan akuntabilitas karena masyarakat dapat dengan mudah mengakses
dan melihat sejauh mana kegiatan pemerintah sudah dilakukan. Ketiga, meningkatkan pelayanan
publik karena masyarakat akan lebih mudah mengakses (keterbukaan informasi dan partisipasi)
pelayanan publik tanpa harus secara fisik datang ke kantor instansi pemerintah tertentu.
Berdasarkan penjelasan sebelumnya, dapat dipahami bahwa e-government sangat
penting diterapkan pada kondisi saat ini. Namun, hal tersebut harus didukung dengan beberapa
hal, yaitu pertama, komitmen pemimpin, hal ini sangat penting untuk mendukung setiap proses
dan kegiatan pelayanan publik berbasis elektronik (e-service). Hal tersebut karena pemimpin
atau dalam hal ini penyelenggara ataupun pelaksana layanan publik dapat berkomitmen dan
mengambil keputusan untuk memberikan pelayanan publik yang prima dengan menerapkan e-
government. Kedua, sarana dan prasarana, dukungan sarana dan prasarana juga menjadi penting
karena tanpa hal tersebut, maka pelayanan berbasis elektronik akan sulit terwujud. Adapun
sarana dan prasarana tersebut adalah ketersediaan komputer/laptop, jaringan internet, dan
sebagainya. Ketiga, sumber daya manusia, apabila komitmen pemimpin dan sarana prasarana
sudah memadai, namun sumber daya manusia yang dapat mengeksekusi pelayanan berbasis
elektronik tidak ada, maka hal tersebut akan sulit terwujud. Sehingga dibutuhkan kemampuan
sumber daya manusia (pegawai instansi dan sebagainya) diperlukan dalam proses pelaksanaan e-
government. Oleh karena itu, di tengah kondisi COVID-19 pada saat itu bukan lagi sebagai
penghambat bagi penyelenggara dan/atau pelaksana pelayanan publik dalam memberikan
layanan kepada masyarakat, melainkan semakin dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi
dalam pelayanan publik.

1.2. Rumusan Masalah


1) Bagaimana perkembangan e-government dimasa pandemi?
2) Bagaimana perkembangan e-government pasca pandemi?
1.3. Tujuan Penelitian

5
1) Untuk mengetahui perkembangan e-government dimasa pandemi
2) Untuk mengetahui perkembangan e-government pasca pandemi

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian E-Goverment

E-government berasal dari bahasa Inggris yaitu Electronic Government atau biasa
disingkat “e-government”. E-government merupakan mekanisme interaksi antara pemerintah
dengan masyarakat melalui sistem informasi berbasis internet dan teknologi digital lainnya
dengan tujuan memperbaiki mutu dan kualitas pelayanan publik yang efisien, transparan dan
efektif. Dalam E-Government ini, semua pekerjaan administrasi, pelayanan terhadap masyarakat,
pengawasan dan pengendalian sumber daya milik organisasi yang bersangkutan, keuangan,
pajak, retribusi, karyawan dan sebagainya dikendalikan dalam sebuah sistem. 

Menurut Keppres No. 20 Tahun 2006 E-Government merupakan pemanfaatan teknologi


informasi dan komunikasi dalam proses pemerintahan untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas,
transparansi, dan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan. E-government merupakan
penyelenggaraan pemerintah berbasis elektronik (teknologi informasi dan komunikasi) untuk
meningkatkan kinerja pemerintah dalam hubungannya dengan masyarakat, komunitas bisnis, dan
kelompok terkait lainnya menuju good governance.

Berikut ini terdapat beberapa pengertian E-Government menurut para ahli.


1. Menurut Indrajit (2002), E-government adalah suatu mekanisme interaksi baru antara
pemerintah dengan masyarakat dan kalangan lain yang berkepentingan, dengan
melibatkan penggunaan teknologi informasi (terutama internet) dengan tujuan
memperbaiki mutu (kualitas) pelayanan. E-Government adalah penyelenggaraan
pemerintahan berbasis elektronik untuk meningkatkan kualitas layanan publik secara
efisien, efektif dan interaktif. Sehingga bisa diambil kesimpulan bahwa E-Government

6
adalah penggunaan teknologi informasi yang dapat memperbaiki dan meningkatkan
hubungan antara pemerintah dan pihak-pihak lain yang meliputi penduduk, pengusaha,
maupun instansi lain.

Dalam Jurnal Administrasi Negara (2006:18) mengatakan bahwa aplikasi teknologi E-


Government adalah respon terhadap perubahan yang terjadi di lingkungan strategik dan
menuntut adanya perubahan administrasi publik menjadi lebih efisien, efektif, transparan, dan
akuntabel. Perubahan tersebut bisa terjadi secara perlahan namun tetap tidak menghilangkan
batas-batas negara dan peradaban bangsa yang sebelumnya bersifat homogen dan monopolistik
kemudian bergeser ke arah yang heterogen dan demokratis.

2. Menurut Fuadi dan Wardiyanto (2010), E-Government adalah sebuah garis depan dari
rencana pemerintah untuk mendukung serta menyediakan informasi dan peningkatan
pelayanan pada masyarakat, pelaku bisnis, pekerja pemerintah, unit-unit pemerintah lain
dan organisasi sektor ketiga.

3. Menurut Hardiansyah (2011), E-government adalah kumpulan konsep untuk semua


tindakan dalam sektor publik (baik di tingkat Pemerintah Pusat maupun Pemerintah
Daerah) yang melibatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam rangka
mengoptimalisasi proses pelayanan publik yang efisien, transparan dan efektif.

4. Menurut Adriwati (2001), E-government merupakan sistem informasi yang


menggunakan internet dan teknologi digital lain untuk melakukan transaksi, layanan
publik, komunikasi, koordinasi dan manajemen organisasi pemerintah, yang meliputi
layanan government to government, government to business dan government to society.

5. Budi Rianto dkk (2012:36) menyimpulkan bahwa E-Government merupakan bentuk


aplikasi yang meliputi pelaksanaan tugas dan tata laksana pemerintahan dengan
menggunakan teknologi informasi dan komunikasi. Aplikasi E-Government memberikan
peluang untuk meningkatkan dan mengoptimalkan hubungan antar instansi pemerintah,
hubungan antara pemerintah dengan dunia usaha dan masyarakat. Mekanisme hubungan
itu didapatkan melalui pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi yang merupakan
kolaborasi atau penggabungan antara komputer dan sistem jaringan komunikasi atau yang
lebih dikenal dengan istilah internet.

7
6. Sedangkan menurut Tjahjanto dalam Salam (2004:254), manfaat terpenting dari
implementasi e-Government adalah terwujudnya pemerintahan yang berubah menjadi
lebih bertanggung jawab (accountable) bagi penduduknya. Selain itu, akan lebih banyak
masyarakat yang mampu mengakses informasi, laju pemerintahan juga bisa dijalankan
dengan lebih efisien dan efektif, sehingga akan tercipta layanan pemerintahan yang lebih
sesuai dengan kebutuhan warganya. Diharapkan dengan pemanfaatan yang lebih baik
atas teknologi informasi dan komunikasi bisa terjadi pula pemerintahan yang lebih baik.

E-government ini mencakup segala sesuatu yang ada kaitannya dengan pemerintah. Dengan
adanya layanan e-government ini diharapkan pelayanan pemerintah kepada masyarakat dapat
lebih optimal lagi.

2.2 Dasar Hukum E-Government

Setelah memahami pengertian dari e-government mari kita sekarang memahami tentang
dasar hukum e-government.

Pemerintah dalam Inpres No.3 Tahun 2003 yang membahas tentang kebijakan dan
strategi nasional pengembangan e-government menjelaskan bahwa pengembangan e-government
merupakan upaya pemerintah untuk mengembangkan penyelenggaraan berbagai fasilitas
pemerintahan yang berbasis elektronik, dalam rangka meningkatkan kualitas layanan kepada
masyarakat secara efektif dan efisien. Melalui pengembangan e-government, pemerintah
melakukan penataan sistem manajemen dan proses kerja di seluruh lingkungan pemerintah
dengan cara mengoptimalkan pemanfaatan teknologi informasi. INPRES ini menginstruksikan
agar tiap instansi pemerintah mampu merumuskan strategi/action plan untuk masing-masing
lingkungan instansinya.

Menurut Kepmen PAN & RB No.11 Tahun 2011, yang membahas tentang parameter
keberhasilan reformasi birokrasi, salah satu parameter keberhasilan reformasi birokrasi adalah
adanya pengembangan e-government pada tiap-tiap Lembaga, Kementerian maupun Pemerintah
Daerah.

8
2.3 Perkembangan E-Gov di masa Pandemi
Pandemi covid-19 memberikan dampak yang signifikan bagi seluruh pihak di
Indonesia, hal ini menjadi keharusan untuk mencari terobosan baru agar tetap bisa survive
disegala kondisi yang ada. Pandemi mengharuskan seluruh masyarakat mengurangi
mobilitas, dan memaksa setiap orang untuk beralih dari kebiasaan konvensional menjadi
serba digital. Dampak dengan adanya pendemi covid-19 sangat dirasakan semua lapisan
masyarakat Indonesia terutama dalam hal pelayanan publik. Untuk itu diperlukan model
pelayanan publik yang bersifat vertikal dan horizontal yang terintegrasi dengan jaringan
internet agar pelayanan publik tidak terganggu selama masa pendemi. Selain itu, juga harus
di dukung dengan keharmonisasian antar instansi pemerintahan agar meningkatkan layanan
publik kepada masyarakat.
Untuk meningkatkan layanan publik dimasa pandemi, salah satunya dengan
menerapkan E-Government. Dimana E-Goverment merupakan suatu konsep pelayanan
dengan memanfaatkan teknologi. Dengan adanya penerapan E-Gover ment maka pandemi
tidak akan menjadi hambatan masyarakat dalam melakukan aktivitas seperti biasa dan akan
menjadi sarana untuk mencapai Good Governance. Dalam halnya Implementasi E-
government akan sangat mudah mendukung dan memudahkan urusan – urusan
kepemerintahan sehingga diharapkan dapat memberikan pelayanan yang berkualitas dan
akuntabel kepada masyarakat apa lagi di masa pandemi ini dimana semua kegiatan dan
aktifitas sosial sangat terbatas. Kemajuan implementasi e-goverment walau di masa Pandemi
seperti ini pemerintah dan masyarakat tetap dapat memanfaatkan kemajuan teknologi yang
sudah ada sejak sebelum wabah pandemi ini menyerang. Kemajuan teknologi memudahkan
masyarakat untuk tetap mengakses informasi walau di masa PPKM dan WFH. Selama
pandemi mobilitas dari masyarakat harus di kurangi demi membantu dan menekan laju
penebaran virus Covid-19 ini. Sehubungan dengan itu pelayanan masyarakat yang bersifat
tatap muka pun di batasi dan ini menjadi dapat dijadikan peluang untuk mengembangkan E-
Goverment. Berikut ini implementasi E-Goverment dalam upaya pengembangannya dimasa
pandemi:
1. Alternatif Work From Home (WFH) dalam Meningkatan Pelayanan Publik dimasa
Pandemi

9
Sebenarnya di era digital saat ini, WFH tidak akan menjadi kendala dalam
produktivitas, terutama pada penyelenggara dan pelaksanaan pelayanan publik. Hal
tersebut karena dukungan kecanggihan teknologi dan dapat dilihat dengan banyaknya
media yang memiliki fitur pertemuan berbasis elektronik (teleconference) dan
sebagainya. Adanya E-Goverment ini akan meningkatkan efektivitas serta efisiensi,
transparansi, kenyamanan, dan aksesibilitas dalam pelayanan publik. Adapun
perkembangan E-Goverment yang dapat dirasa lebih memudahkan pekerjaan saat
pandemi yaitu pelayanan berbasis elektronik (e-service), seperti contoh KTP Elektronik
serta sistem pelayanan instansi yang berbasis online, seperti E-Kelurahan, BPJSTKU
Mobile, Mobile JKN, dan sebagainya. Sehingga meskipun WFH sejatinya pelayanan
publik tetap dapat berjalan secara optimal.

2. Proses Digitalisasi Akan Semakin Cepat dengan E-Goverment

Tantangan saat pandemi ini terkait pelayanan publik semakin menarik karena kehidupan
masyakarat telah sangat berubah dimana mereka menuntut layanan yang semakin cepat, mudah,
murah, dan transparan. Negara harus lebih dekat dengan masyarakat dan mampu memberikan
kenyamanan dan merangsang masyarakat lebih inovatif, kreatif, produktif serta mampu
memberikan kontribusi nyata bagi pembangunan nasional. Kolaborasi, komitmen dan inovasi
dalam pemberian layanan publik sangat diperlukan dan kondisi yang sekarang dihadapi menjadi
pendorong untuk melakukan inovasi ke arah digital melayani menuju pemerintahan digital masa
depan. E-Goverment tentunya solusi untuk hal ini karena pada masa pandemi COVID-19,
teknologi digital berperan sangat penting dalam meningkatkan perekonomian masyarakat.

Meningkatnya kasus Covid-19 memaksa pemerintah untuk melakukan perubahan pada


birokrasi dan sistem pelayanan publik serta melakukan adaptasi menggunakan perubahan
tersebut. Hal ini dilakukan bertujuan untuk memutus mata rantai penyebaran virus Covid-19
yang tidak kunjung menurun di Indonesia. Pandemi Covid-19 sebagai pengungkit yang tepat atas
penerapan E-Government yang selama ini berjalan relatif lambat di Indonesia lantaran adanya
beberapa keterbatasan atau kendala misalnya ketidaksiapan masyarakat menuju digitalisasi.
Karena pandemi Covid 19, situasinya seolah memaksakan untuk siap tidak siap harus
menerapkan metode baru yang biasa disebut dengan New normal. Pada masa pandemi Covid-19

10
birokrasi wajib mengoptimalkan pemanfaatan teknologi, informasi dan komunikasi pada segala
bidang sektor pemerintahan. Transformasi berdasarkan pelayanan publik konvensional berubah
menjadi e-public service yang harus dilaksanakan segera.

Perkembangan E-Government sangat dibutuhkan karena E-government sangat penting


diterapkan pada pandemi. Namun, hal tersebut harus didukung dengan beberapa hal, yaitu:

- pertama, komitmen pemimpin, hal ini sangat penting untuk mendukung setiap proses dan
kegiatan pelayanan publik berbasis elektronik (e-service). Hal tersebut karena pemimpin
atau dalam hal ini penyelenggara ataupun pelaksana layanan publik dapat berkomitmen
dan mengambil keputusan untuk memberikan pelayanan publik yang prima dengan
menerapkan egovernment.

- Kedua, sarana dan prasarana, dukungan sarana dan prasarana juga menjadi penting
karena tanpa hal tersebut, maka pelayanan berbasis elektronik akan sulit terwujud.
Adapun sarana dan prasarana tersebut adalah ketersediaan komputer atau laptop, jaringan
internet, dan sebagainya.

- Ketiga, sumber daya manusia, apabila komitmen pemimpin dan sarana prasarana sudah
memadai, namun sumber daya manusia yang dapat mengeksekusi pelayanan berbasis
elektronik tidak ada, maka hal tersebut akan sulit terwujud. Sehingga dibutuhkan
kemampuan sumber daya manusia (pegawai instansi dan sebagainya) diperlukan dalam
proses pelaksanaan egovernment.

Meningkatnya kasus Covid-19 memaksa pemerintah untuk melakukan perubahan pada


birokrasi dan sistem pelayanan publik serta melakukan adaptasi menggunakan perubahan
tersebut. Hal ini dilakukan bertujuan untuk memutus mata rantai penyebaran virus Covid-19
yang tidak kunjung menurun di Indonesia. Pandemi Covid-19 sebagai pengungkit yang tepat atas
penerapan E-Government yang selama ini berjalan relatif lambat di Indonesia lantaran adanya
beberapa keterbatasan atau kendala misalnya ketidaksiapan masyarakat menuju digitalisasi.
Karena pandemi Covid 19, situasinya seolah memaksakan untuk siap tidak siap harus
menerapkan metode baru yang biasa disebut dengan New normal. Pada masa pandemi Covid-19

11
birokrasi wajib mengoptimalkan pemanfaatan teknologi, informasi dan komunikasi pada segala
bidang sektor pemerintahan. Transformasi berdasarkan pelayanan publik konvensional berubah
menjadi e-public service yang harus dilaksanakan segera. Oleh karena itu, di tengah kondisi
COVID-19 ini bukan lagi sebagai penghambat bagi penyelenggara dan pelaksana pelayanan
publik dalam memberikan layanan kepada masyarakat, melainkan semakin dapat meningkatkan
efektivitas dan efisiensi dalam pelayanan publik.

2.4 Perkembangan E-Gov Pasca Pandemi

Kebijakan pemberlakuan Lockdown (Karantina Wilayah) dan Social Distancing (Pembatasan


Sosial) diberlakukan oleh negara-negara di dunia yang terkena dampak pandemi COVID-19. Hal
ini bertujuan untuk mengurangi resiko penularan COVID-19 yang sangat mudah menular antar
satu orang ke orang lain. Sejak dikeluarkannya PP Nomor 21 Tahun 2020 tentang Pembatasan
Sosial Berskala Besar Dalam Rangka Percepatan Penanganan Corona Virus Disease (COVID-
19) pada tanggal 31 Maret 2020, beberapa wilayah di tanah air memberlakukan PSBB
(Pembatasan Sosial Berskala Besar) yang menyebabkan sekolah dan tempat kerja diliburkan,
kegiatan keagamaan atau ibadah bersama dibatasi dan kegiatan-kegiatan di tempat umum atau
fasilitas publik juga dibatasi. Surat Edaran yang dikeluarkan oleh Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Nomor 19 Tahun 2020 tentang Penyesuaian
Sistem Kerja Aparatur Sipil Negara Dalam Upaya Pencegahan Penyebaran COVID-19 Di
Lingkungan Instasi Pemerintah.

Menurut Rachel Silcock E-Government adalah penggunaan teknologi untuk meningkatkan


akses dan pengiriman layanan pemerintah untuk memberi manfaat bagi warga negara, mitra
bisnis, dan karyawan. Pendapat Silcock selaras dengan pendapat dari McClure yang
mengemukakan bahwa E- Government merupakan penggunaan teknologi oleh pemerintah,
khususnya aplikasi berbasis web via internet (web-based internet application) untuk
meningkatkan akses dan pengiriman informasi pemerintah dan layanan kepada warga negara,
mitra bisnis, karyawan, lembaga lain, dan entitas pemerintah. E-Government memiliki potensi
untuk membantu membangun hubungan yang lebih baik antara pemerintah dan publik oleh
membuat interaksi dengan warga lebih lancar, lebih mudah, dan lebih efisien (McClure, 2000)
Sedangkan menurut Zhiyuan Fang, E-Government didefinisikan sebagai cara untuk pemerintah
menggunakan teknologi informasi dan komunikasi yang inovatif, khususnya aplikasi berbasis

12
web via internet (web-based internet application), untuk menyediakan akses informasi dan
layanan pemerintah yang lebih mudah bagi warga negara. Hal ini dilakukan demi meningkatkan
kualitas layanan dan memberikan peluang lebih besar bagi masyarakat untuk berpartisipasi
dalam pembangunan institusi pemerintah dan proses demokrasi (Fang, 2002).

Teknologi dan Pengorganisasian Pasca Pandemi :

- KATALOGISASI : penyediaan dan pengorganisasian layanan penyediaan informasi di


laman web berupa katalog dan form yang dapat didownload
- TRANSAKSIONAL : Masyarakat dilayani secara online dengan mengisi form yang akan
direspon oleh sistem. Masyarkat dapat berkomunikasi secara online dalam forum yang
disediakan di web (contoh : perpanjangan dan pembayaran SIM secara online)
- INTEGRASI VERTIKAL :Sistem terpadu (terintegrasi) yang diakses melalui satu pintu
yakni portal pemerintah daerah (local government) atau lembaga di tingkat daerah yang
berisikan link informasi dan layanan publik dari lembaga pemerintahan daerah hingga
tingkat pusat yang sifatnya sejenis (antar lembaga pemerintah hirarkis yang bergerak
dalam satu bidang yang sama).
- INTEGRASI HORIZONTAL : Sistem terpadu (terintegrasi) yang diakses melalui satu
pintu yang berisikan link informasi dan layanan publik lembaga- lembaga pemerintah
yang bergerak di bidang yang berbeda. (SILOS – services across different functional
walls) Sistem ini seperti fasilitas “one stop shopping”

Tantangan-tantangan sosial yang muncul pasca merebaknya pandemic COVID-19 memaksa


lembaga-lembaga publik atau institusi pemerintah untuk melakukan akselerasi digital untuk
mengoptimalisasi layanan publik (Agostino, Arnaboldi, & Lema, 2020). Dari ketiga penelitian di
atas dan berdasarkan penelusuran yang dilakukan oleh Penulis, belum ada penelitian yang
meneliti tentang urgensi penerapan e-government dan reformasi regulasi birokrasi saat New
Normal diberlakukan. Penelitian ini yang berjudul “Urgensi Transformasi Pelayanan Publik
melalui E- Government Pada New Normal dan Reformasi Regulasi Birokrasi” mengkaji tentang
seberapa jauh urgensi pemberlakuan transformasi pelayanan public melalui e-government pada
saat New Normal diberlakukan dan seberapa perlunya memberlakukan reformasi regulasi
birokrasi untuk mengoptimalisasi layanan publik melalui e-government.

13
Indonesia berada di urutan ke tujuh di antara 11 negara- negara Asia Tenggara. Sejak tahun
2003, Indonesia mengalami kenaikan dan penurunan peringkat, dan di tahun 2008 Indonesia
berhasil berada di posisi 92 pada rangking E- Government Development dari 193 negara anggota
PBB.penyebab jauhnya peringkat yang diperoleh Indonesia dibandingkan Singapura yang selalu
menduduki peringkat 10 besar berdasarkan survey yang dilakukan PBB tersebut, adalah karena
masih jauhnya penggunaan pemberian layanan publik berbasis elektronik di Indonesia yang
penggunaannya masih di angka 63,04% sedangkan Singapura telah berada di angka 96,74% yang
sudah hampir menyentuh angka 100%. Dari 33 pemerintah daerah di Indonesia, sistem terpadu
e-government yang paling kompleks adalah pemerintah daerah di Pulau Jawa seperti Surabaya,
Bandung dan Jakarta. Selama dua dekade ini, Indonesia telah mengalami perubahan sosial yang
cukup besar.

Hal ini perlu direspon dengan perubahan pada tubuh birokrasi institusi pemerintah yang
memberikan pelayanan public kepada masyarakat.Apabila pelayanan secara konvensional tidak
dialihkan kepada pelayanan berbasis elektronik secara terpadu, maka hal tersebut akan
merugikan masyarakat. Sehingga Urgensi Reformasi Regulasi Birokrasi Untuk Mendorong
Upaya Optimalisasi Penerapan E-Government pada New Normal. Untuk dapat mengoptimalkan
penerapan e-government di masa New Normal, maka Indonesia harus mengeluarkan beberapa
peraturan di tingkat teknis seperti Peraturan Pemerintah yang mengatur mengenai sinergitas,
kolaborasi dan kepemimpinan bersama antar lembaga pemerintah. Wacana Omnibus Law yang
sampai detik ini masih memicu pro dan kontra, sebenarnya sangat cocok diterapkan apabila
mengoptimalisasikan public services berbasis elektonik.

14
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Penerapan E-Government pada masa pandemi dengan memanfaatkan teknologi, akan


menjadikan sarana dalam melakukan aktivitas dalam layanan publik untuk mencapai good
governance. E-Government sangat membantu dalam mendukung dan memudahkan segala
urusan kepemerintahan dan dapat memberian pelayanan berkualitas dan akuntabel kepada
masyarakat dengan terbatasnya segala aktifitas dan kegiatan sosial di masa pandemi ini.
Kemajuan implementasi e-goverment walau di masa Pandemi seperti ini pemerintah dan
masyarakat tetap dapat memanfaatkan kemajuan teknologi yang sudah ada sejak sebelum wabah
pandemi ini menyerang. Kemajuan teknologi memudahkan masyarakat untuk tetap mengakses
informasi walau di masa PPKM dan WFH. Selama pandemi mobilitas dari masyarakat harus di
kurangi demi membantu dan menekan laju penebaran virus Covid-19 ini. Sehubungan dengan itu
pelayanan masyarakat yang bersifat tatap muka pun di batasi dan ini menjadi dapat dijadikan
peluang untuk mengembangkan E-Government.

Penerapan E-Government dalam masa pandemi sangatlah penting untuk perkembangan E-


Government itu sendiri, dengan didukung oleh komitmen seorang pemimpin, sarana dan
prasarana serta sumber daya manusia.

15
DAFTAR PUSTAKA

Firdaus, Inas Tasya. “Jurnal Studi Kepemerintahan”. Transformasi Birokrasi Digital Di Masa
Pandemi Covid-19 Untuk Mewujudkan Digitalisasi Pemerintahan Indonesia.(2021):14

16

Anda mungkin juga menyukai