Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

Pengembangan Layanan Berbasis Teknologi


Informasi Dalam Layanan Publik
Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen

Disusun Oleh :
Drajat Fatulloh (043343762)

MATA KULIAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN


JURUSAN ILMU ADMINISTRASI BISNIS
FAKULTAS HUKUM, ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah. Puji syukur kehadirat Allah SWT senantiasa kita ucapkan.


Tidak lupa shawalat serta salam tercurahkan bagi Baginda Agung Rasulullah SAW
yang telah membimbing kita menuju jalan yang lurus.

Penyusunan makalah ini ditunjukan untuk memenuhi tugas mata kuliah


“Sistem Informasi Manajemen”, adapun didalamnya mencakup definisi definisi dari masing
masing pengertian baik dari para ahli dan
yang lainnya.

Saya selaku penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen pengampu


mata kuliah Sistem Informasi Manajemen yang telah membimbing penyelesaian makalah. Kami
juga berterima kasih kepada para pihak yang mendukung penulisan makalah. Kami
berharap agar makalah ini mampu memberikan sudut pandang baru bagi pembaca.

Dengan kerendahan hati, kami memohon maaf apabila ada kesalahan dalam
proses pembuatan makalah. Kami berharap terbuka pada kritik dan saran sebagai
bagian dari revisi makalah mata kuliah akhlak ini.

Wassalamualaikum wr.wb

Cilegon 21 Mei 2022

Drajat Fatulloh
i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................................................1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN
A. Landasan Teori………………………............................................................3
B. Analisis Permasalahan….……………............................................................4

BAB III KESIMPULAN........................................................................................7


DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................8

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan menjelang dimulainya abad ke-21 ditandai dengan semakin pentingnya


informasi dan pengolahan data didalam banyak aspek kehidupan manusia. Seiring dengan
lajunya gerak pembangunan, organisasiorganisasi publik maupun swasta semakin banyak yang
mampu memanfaatkan teknologi informasi baru yang dapat menunjang efektivitas,
produktivitas, dan efisien mereka. Perkembangan teknologi otomasi dalam hal ini teknologi
komputer dapat menunjang pembuatan keputusan di dalam organisasiorganisasi modern yang
memungkinkan pekerjaan-pekerjaan di dalam organisasi dapat diselesaikan secara cepat, tepat,
dan efisien. Para manajer sekarang ini dituntut kemampuan mereka untuk dapat memanfaatkan
informasi yang membanjiri organisasi dan membuat keputusan secara tepat berdasarkan
informasi-informasi tersebut. Seperti yang dikemukakan Beresford (2000) dalam Kaiman Turnip
(2003) bahwa dalam globalisasi yang sudah mulai bergulir, menuntut reformasi tidak terkecuali
pada birokrasi publik.
Kualitas informasi disini dalam artian sebagai yang dihasilkan oleh sistem informasi yang
berkualitas yaitu tepat pada waktunya (timeliness), tepat nilainya (accurate), dan relevan
(relevance). Tepat pada waktunya berarti informasi yang datang pada penerima tidak boleh
terlambat, tepat nilainya. berarti informasi yang bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak bias
atau menyesatkan, sedangkan relevan berarti informasi tersebut mempunyai manfaat untuk
pemakainya (Jogiyanto, 2001: 10). Pengembangan kualita informasi diyakini merupakan upaya
strategis suatu organissai pelayanan publik untuk meningkatkan kinerja sekaligus memposisikan
diri dijajaran atas dalam suatu persaingan. Kualitas informasi telah menjadi bagian strategi suatu
organisasi publik untuk mencapai posisinya.
Pelayaanan publik menurut Thaha (1994 : 14) dalam Falikhatun (2003) merupakan suatu
kegiatan yang harus mendahulukan kepentingan umum, mempermudah urusan publik,
mempersingkat waktu pelayanan, dan memberikan kepuasan kepada publik. Seiring dengan
diberlakukannya otonomi daerah sejak dikeluarkannya UU No. 22 Tahun 1999 jo UU No. 32
Tahun 2004 yang memberi hak dan kewenangan pada pemerintah daerah untuk mengatur dan
mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat serta dalam menghadapi era
perdagangan bebas, peranan administrasi pemerintah dan perijinan menjadi sangat penting.
Keberhasilan pelaksanaan otonomi daerah sangat ditentukan oleh kinerja administrasi
pemerintahan dan perijinan, karena masyarakat akan menilai baik buruknya otonomi daerah
berdasarkan baik atau buruknya administrasi pemerintahan dan perijinan. Sementara itu era
perdagangan bebas dan globalisasi juga menuntut tingkat kinerja administrasi pemerintahan dan
1
perijinan yang tinggi, karena administrasi pemerintahan dan perijinan akan sangat
mempengaruhi tingkat daya saing daerah dan juga produk-produk daerah, yang pada gilirannya
akan sangat menentukan kinerja keuangan daerah atau negara (Ratminto, 2003).

Kinerja dapat didefinisikan sebagai hasil kerja yang telah dicapai oleh seseorang atau
sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggungjawab masing-
masing dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi yang bersangkutan secara legal, tidak
melanggar hukum dan sesuai moral maupun etika (Mulyadi, 1993: 480) Pemenuhan hak orde
lama (masyarakat) yang merupakan tujuan dari fungsi pelayanan publik harus dapat terus
ditingkatkan, baik dari sisi kuantita maupun dari sisi kualitas. Sisi kuantitas dapat dilakukan
dengan memperbanyak jumlah masyarakat yang dapat dilayani dan menambah waktu pelayanan,
dan untuk sisi kualitas dapat dilakukan dengan mengurangi kesalahan pelayanan, kecepatan
pelayanan, dan kemudahan pelayanan. Beberapa studi dilakukan terkait dengan kepuasan
pelanggan terhadap kualita pelayanan publik, diantaranya yang dilakukan oleh Ratminto (2003)
dengan melakukan survey kepuasan pelanggan di Unit Pelayanan Terpadu Perijina Satu Atap
(UPTPSA) kecamatan Sleman, menyimpulkan bahwa pelayana perijinan berjalan secara lambat
yang disebabkan oleh panjangnya prosedur pelayanan dan berbelit-belit, tidak transparan
ditambah lagi dengan penilaian tentang kemampuan aparat yang masih rendah, sehingga konsep
birokrasi lebih dikenal dan diartikan sebagai sesuatu yang rumit karena berbelit-belit tidak
efisien, dan korupsi.
Untuk mendukung pemenuhan kebutuhan tersebut dan upaya mengantisipasi perubahan
dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya pemanfaatan teknologi informasi
dan kualitas informasi, instansi pemerintah selaku penyelenggara pelayanan publik menerapkan
e-governmen (Electronic government). Pengembangan e-government merupakan upaya
mengembangkan penyelenggara kepemerintahan yang berbasis elektronika dalam rangka
meningkatkan kualitas pelayanan publik secara efektif dan efisien (Instruksi Presiden No. 3
tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional). Perkembangan birokrasi selanjutnya akan
mengacu pada knowledge and skill dengan tuntutan kerja tim. Oleh sebab itu Team dan
Information Technology merupakan dua hal yang sangat penting dalam perkembangan
organisasi (Don Makin, Susan G. 1998) dalam Kaiman Turnip (2003). Dengan Global Network,
Sistem Informasi Birokrasi, Sistem Informasi Manajemen, dalam pengambilan keputusan akan
bersifat terbuka dan transparan serta dapat diakses oleh berbagai lapisan baik pemerintah
maupun masyarakat sehingga informsi dapat menyebar secara menyeluruh dan merata.
Penerapan teknologi khususnya kualitas informasi akan membantu aparat dalam
melakukan pekerjaannya dengan cara mengurangi keterbatasan yang dimilikinya (Alter, 1992
dalam Falikhatun, 2003). Namun sampai sejauh mana pengaruh sistem informasi (terutama yang
berbasis komputer) terhada kinerja seseorang masih perlu penyelidikan lebih lanjut. Hal ini
disebabkan oleh kinerja seseorang yang menggunakan sistem informasi berbasis computer
dipengaruhi oleh banyaknya faktor baik yang secara langsung maupun tidak langsung.
2
Sayangnya E-net Government sesuai dengan Instruksi Presiden No. 3 tahun 2003
tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan EGovernment yang telah dirancang
tidak dapat memberikan layanan yang optimal. Hal ini merupakan kendala akibat rendahnya
kualitas SDM aparatur pada jajaran birokrasi pemerintah. (Lewin, 1997 dalam Kaiman Turnip,
2003). Kecenderungan birokrasi publik menerapkan e-government dalam sistem tata
pemerintahan patut diperhatikan dan menarik untuk dikaji.
Berdasarkan pemikiran tersebut diatas, maka penulis tertarik untuk mengambil judul
“Pengembangan Layanan Berbasis Teknologi Informasi Dalam Layanan Publik.”

B. Rumusan Masalah

Perumusan masalah sangat penting untuk mengolah, mencari data dan informasi untuk
mendorong “Pengembangan Layanan Berbasis Teknologi Informasi Dalam Layanan
Publik.” Berdasarkan latar belakang yang terurai diatas maka dapat disimpulkan rumusan
masalahnya sebagai berikut:
1. Bagaimana peranan teknologi informasi dan meningkatkan pelayanan sektor publik?
2. Apa saja peran teknologi informasi dalam pelayanan publik?
3. Hal apa saja yang perlu ditingkatkaan untuk peningkatan kualitas pelayanan publik?

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. LANDASAN TEORI
2.1 Teknologi Informasi
Teknologi informasi adalah suatu teknik untuk mengumpulkan,menyiapkan, menyimpan,
memproses, mengumumkan, menganalisis, dan menyebarkan informasi.31 Teknologi informasi
nyata menjadi tulang punggung kehidupan manusia. Kalau dahulu komputer dianggap hal yang
mewah, namun sekarang boleh dikatakan siapa saja justru harus dapat memanfaatkan teknologi.
Demikian dengan pesatnya teknologi yang ditandai dengan membanjirnya suatu informasi. Salah
satu penerapan teknologi informasi yang menggelobal adalah jaringan internet. Melalui jaringan
in dapat dikatakan meniadakan jarak dan batas dalam penyebaran akses informasi. Disatu sisi
ada pendapat bahwa melalui internet dapat diperole semua informasi yang diperlukan. Disisi lain
hampir siapa saja baik perorangan ataupun lembaga berlomba menampilkan informasinya dalam
internet. Sehingga dapat dipastikan tentu banyak juga informasi yang tidak benar di internet.

Informasi merupakan hasil pengolahan data dari satu atau berbagai sumber, yang kemudian
diolah, sehingga memberikan nilai, arti, dan manfaat. Proses pengolahan ini memerlukan
teknologi. Berbicara mengenai teknologi memang tidak harus selalu berkaitan dengan komputer,
namun computer sendiri merupakan salah satu bentuk teknologi.

Istilah tekologi informasi (TI), sering dijumpai, baik dalam media grafik, seperti surat kabar
dan majalah, maupun meda elektronik,seperti radi dan televisi. Istilah tersebut merupakan
gabungan dua istilah dasar yaitu teknologi dan informasi. Teknologi dapat diartikan sebagai
pelaksanaan ilmu, sinonim dengan ilmu terapan.

2.1.1 Penerapan Teknologi Informasi

Pada dasarnya, teknologi informasi mengalami kemajuan dalam dua arah seperti di bawah ini.
a. pengembangan produk, yaitu pengembangan perangkat sistem dan konsep-konsepnya
(gagasan, prosedur) melaluicakupan aplikasi di segala bidang yang mengharuskan
manusia berhubungan dengan informasi. Hal ini dilihat dari perangkat yang digunakan.
4
b. Aplikasi produk dan konsep tersebut pada sejumlah kegiatan tertentu, antara lain dilakukan di
bidang industri, keungan dan perdagangan, percetakan, militer, serta pengelolaan perkerjaan di
kantor. Aplikasi teknologi informasi yang tercakup dalam ruang lingkup suatu sistem informsi,
baik itu perpustakaan maupun pusat-pusat dokumentasi dan informasi, secara umum menurut
suwanto (2003) dapat diklasifikasikan menjadi empat bidang utama:

1) Library housekeeping (perawatan/ pengelolaaan perpustakaan) merupakan istilah umum


yang mengacu pada berbagai macam kegiatan rutin yang perlu dilakukan agar
perpustakaan dapat berjalan sebagai mana mestinya. Dengan adanya kemajuan teknologi
informasi, dapat dilakukan penggunaan sistem terpadu yang terdiri atas beberapa modul.
Yaitu akutansi atau pengadaan pengatalongan, sirkulasi, pengaksesan katalog oleh umum
atau yang dikenal dengan nama OPAC (online public access catalog), peminjaman antar
perpustakaan. Konsep intergrasi akhir-akhir ini telah diterapkan secara luas pada sistem
housekeping perpustakaan. Istilah sistem perpustakaan yang terintegrasi (integrated
library system) sering digunakan sebagai indikasi subsistem atau modul-modul yang ada
diintegrasikan sehingga membentuk sistem informasi tunggal yang berbasis komputer.
Hal tersebut juga mampu melakukan tukar-menukar informasi dari satu modul ke modul
lain dan serentak oleh beberapa modul yang berbeda sehingga memungkinkan
penggunaan dan pemanfaatan data oleh sistem akan lebih efisien.

2) Information retrieval (temu kembali informasi/ penelkusuran informasi) secara elektronis


petama kali digunakan untuk pencarian data lokal yang dilakukan dengan mengunakan
katalog. Penggunaan kemajuan teknologi informasi temu kembali informasi atau yang
dikenal dengan penekusuran informasi juga mengalami kemajuan, yaitu dengan
penggunaan sarana-sarana elektronik. Ada tiga macam sarana dalam penelusuran
informasi atau temu kembali informasi secara elektronik:
a) Menggunakan pangkalan data lokal
b) Menggunakan CD-ROM
c) Menggunakan jaringan wide area network atau yang banyak dikenal melalui internet

3) General purpose software (perangkat lunak untuk berbagai macam keperluan) dapat
digunakan di lembaga-lembaga yang bergerak di bidang dokumentasi dan informasi
seperti berikut.
a. Word processing : untuk pengolah teks dan pencetakaan
b. Spreadsheets : untuk kalkulasi keungan
c. Graphics : untuk presentasi statistiuk
d. Desktop publishing : untuk penerbitan dokumen Pustaka
e. Electronic mail : untuk pendistribusian pesan

4) Library networking (jaringan kerja sama perpustakaan) mempunyai cakupan yang luas,
tetapi biasanya meliputi hal berikut.
5
a. Kerja sama antar perpustakaan atau jaringan informasi antar lembaga-lembaga yang
bergerak di bidang informasi yang sama atau relevan serta pengaitan komputer
perpustakaan lainnya dalam institusi untuk membantu LAN (local area network).
b. Pengaitan komputer lembaga pusdokinfo ke kamputer lain yang jauh jaraknya untuk
membantuk wide area network atau yang sering dikenal berhubungan memalaui internet.

LAN dan WAN adalah jenis-jenis jaringan yang digunakan untuk automasi
perpustakaan yang dilihat dari jaringan geografisnya. LAN suatu jaringan computer
dengan daerah kerja relatif kecil dalam satu local. sedangkan WAN adalah jaringan
komputer yang daerah kerjanya mencakup radius antar kota, antar pulau, dan bahkan
antar benua. Sebenarnya, masih ada jenis lain yang disebut metropolitan area network
(MAN) dengan daerah kerja antara 30 sampai 50 km. Hal ini merupakan alternatif pilihan
untuk membangun jaringan komputer kantor-kantor dalam satu kota.

2.1.2 Fungsi Teknologi Informasi


Setelah mengetahui penerapan teknologi informasi, dapat kita ketahui bahwa fungsi utama
teknologi informasi Pada dasarnya sebagai beerikut:
1. Mengatur informasi ing-griyo (in-house information) atau informasi yang ada
dalam lembaga informasi tersebut serta mengusahakannya agar dapat di temu
balik.
2. Mengakses pangkalan data luar (ekstern), yaitu pangkalan data dari lembaga-
lembaga lain ataupun belahan dunia lain

Fungsi-fungsi lainnya, yaitu meringankan beban kerja: efisien serta menghemat waktu dan
tenaga staf, meningkatkan jasa perpusdokinfo dan fungsi-fungsi baru. Serta membagun jaringan
kerja dan kerja sama. Teknologi informasi menjadi senjata yang ampuh untuk mempercepat
kinerja, mengetahui posisi di dalam, mengetahui tantangan di luar, dan menjadi dasar untuk
pengambilan keputusan serta penetapan kebijakan berdasarkan data-data akurat yang diperoleh
melalui kecanggihan teknologi informasi. Dari sini lah penerapan teknologi informasi suatu
instansi menjadi tolak ukur kemajuan instansi tersebut dan memberi pengaruh dalan kinerja.
Terjadinya revolusi digital membuat pergeseran masyarakat dari masyarakat industri ke
masyarakat informasi. Aktivitas dan cara berkomunikasi masyarakat dalam berkehidupan sosial,
perdagangan ekonomi, penelitian, dan pendidikan telah berubah secara mendasar sejalan dengan
kemajuan teknologi, informasi, dan telekomunikasi.

Menurut Supriyanto dan Muhsin (2008: 28), prediksi konsep teknologi informasi mendatang
akan menjadi hal-hal berikut :
6
1. Information superhighway, perpindahan dan lalu lintas informasi yang sangat cepat
(super)
2. Information appliance, penerapan informasi (teknologi) di segala bidang
3. Digital and virtual libraries: perpustakaan berbasis digital virtual
4. Teleworking: perkerjaan yang dikerjakan secara jarak jauh.

2.1.3 Tujuan Penggunaan Teknologi Informasi


Dengan kemudahan yang diperoleh melalui penggunaan teknologi informasi maka diharapkan
pekerjaan, kegiatan, dan layanan perpustakaan semakin meningkat menjadi lebih baik sehingga
perkembangan perpustakaan akan mengalami percepatan. Berikut manfaat yang bisa dipetik dari
penerapan teknologi informasi di perpustakaan.
a. Mengefisiensikan dan mempermudah pekerjaan dalam perpustakaan
b. Memberikan layanan yang lebih baik kepada pengguna perpustakaan
c. Meningkatkan citra perpustakaan
Teknologi informasi membantu utnuk mempercepat pengguna dalam memperoleh kebutuhan
informasi dan membuat sistem agar layana perpustakaan tersistematis. Sebelum semua dikupas
lebih tuntas, kita membayangkan sebagai pengguna perpustakaan. Apabila kita inggin mencari
refrensi, kita langsung duduk di salah satu meja komputer perpustakaan kemudian mengisi form
di layar monitor ijin penggunaan (user ID dan password) kemudian kita mengetikkan buku yang
kita cari pada kotak pencarian. Tak lama kemudian muncul daftar buku-buku tersebut beserta
identitas dan lokasi buku. Setelah itu kita mengklik mengisi kotak peminjaman. Manfaat
penggunaan Teknologi Informasi dalam perpustakaan antar lain sebagai berikut:
a. Meningkatkan kualitas layanan Peningkatan kualitas layanan pada kecepatan pencarian
referensi, kelengkapan data referensi, keberadaan buku, peminjaman, pembuatan
KTA, dan akses.
b. Memberikan kemudahan dalam pengambilan keputusan Pengambilan keputusan baik
pengguna maupun pengelolaan perpustakaan menjadi cepat dan akurat dengan
ketersediaan data-data. Bagi pengguna misal menentukan referensi mana yang akan
dipinjam dengan kondisi buku lama dan baru, alternatif pengganti jika buku sedang
keluar, kapan harus dikembalikan, dan sebagainya. Bagi pengelola, misal memutuskan
penerimaan anggota, jumlah denda, keberadaan buku, jumlah buku, keperluan
pengadaan, dan penataan koleksi.
c. Pengembangan otomasi perpustakaan Perpustakan sebagai pilar utama dalam
melestarikan dan menyediakan informasi ilmu pengetahuan perlu didukung kebutuhan TI
seiring dengan kegiatan penulis, mencetak, mendidik, dan pemenuhan kebutuhan

7
masyarakat akan informasi yang semakin berkembang dan beragam. Penerapan TI di
perpustakaan difungsikan untuk mengidentifikasi, mengumpulkan, dan mengelola data-
data dalam bentuk basis data serta menyediakannya menjadi informasi yang berguna bagi
masyarakat dalam kemasan digital yang fleksibel dan mudah dibagikan.

Tujuan otomasi perpustakaan secara umum di antaranya sebagai berikut:


Penerapan otomasi di perpustakaan bertujuan untuk meningkatkan mutu layanan, citra
perpustakaan dan pustakawan itu sendiri. Pustakawan tidak lagi bekerja secara manual yang
dapat mengurangi kesalahan-kesalahan karena kegiatan perpustakaan bersifat rutin. Penerapan
sistem otomasi pada prinsipnya harus mewakili kegiatan rutin yang dilakukan perpustakaan
sebagaimana dikatakan oleh Wiji Suwarno, bahwa perpustakaan secara garis besar ada 2 tugas
yang harus dilaksanakan:
1. Menghimpun informasi, yaitu meliputi kegiatan mencari, menyeleksi, mengisi
perpustakaan dengan sumber informasi yang memadai baik dalam arti jumlah,
jenis maupun mutu yang disesuaikan dengan kebijakan lembaga, keresediaan
dana, dan kebutuhan pemustaka. Dalam hal ini otomasi menjadi penting guna
mendata berbagai sumber yang kemudian dengan mudah dapat dilihat kembali
tanpa harus membolak-balikan kertas sebagaimana kerja manual.
2. Mengelola informasi, meliputi proses pengolahan, penyusunan, penyimpanan,
pengemasan agar tersusun rapi dan mudah ditemukan. Dalam hal ini otomasi
berperan penting dalam penyimpanan data biografinya sebagai wakil dokumen,
dan kemudian akan mudah dalam proses temu kembalinya.

Memberdayakan informasi dan memberikan layanan secara optimal. Pepustakaan sebagai


pusat sumber daya informasi dengan bantuan sistem otomasi akan memaksimalkan pemanfaatan
informasi yang dikelolanya, dengan pendekatan kemudahan dan keakuratan pemustak dalam
mengakses informasi tersebut. Otomasi perpustakaan dengan menerapkan kemajuan TI akan
memberikan manfaat:
1. mengefisienkan dan mempermudah pekerjaan dalam perpustakaan.
2. Memberikan layanan yang lebih baik kepada pengguna perpustakaan.
3. Pengembangan infrastruktur nasional, ragional, dan global.
Manfaat otomasi menurut Wiji Suwarno di antaranya:
1. Mudah kelola. Mudah kelola yang dimaksud adalah memudahkan
pengelolaan bahan pustaka dari mulai pengadaan hingga
penyajian, termasuk di dalamnya adalah sistem pelayanannya.
2. Mudah simpan. Mudah simpan artinya bahan pustaka, utamannya

8
data biografi disimpan dalam bentuk file di komputer. Data tidak perlu lagi disimpan di
lemari katalog yang membutuhkan space yang besar

3. Mudah temu kembali. Jika data sebuah disimpan dalam bentuk file di komputer, maka
sistem komputer dengan dibantu softwere tertentu akan memudahkan untuk temu
kembali ini ada dalam bentuk online public access catalog (OPAC).

9
B. ANALISIS PERMASALAHAN
1. Bagaimana peranan teknologi informasi dan meningkatkan pelayanan sektor publik?
Memberikan pelayanan publik yang prima merupakan tujuan setiap pemerintah daerah.
Pemerintah daerah saat ini berlomba-lomba menerapkan dan memanfaatkan kemajuan teknologi
informasi untuk dapat membantu mewujudkannya. Pemanfaatan teknologi informasi tersebut
mencakup aktivitas yang saling berkaitan yaitu pengolahan data, pengelolaan informasi, dan
sistem manajemen. Perkembangan teknologi informasi serta penerapan konektivitas internet ke
dalam tata kelola pemerintah diharapkan mampu mengatasi berbagai macam persoalan melalui
peningkatan efisiensi, inovasi, produktivitas, perluasan jangkauan dan penghematan biaya.
Pelayanan publik yang prima bukan sekedar mengikuti trend global, melainkan diarahkan
untuk mewujudkan good governance, yakni tata pemerintahan yang baik, transparansi serta
akuntabilitas dalam proses pemerintahan. Penerapan teknologi informasi juga diharapkan mampu
memberikan pelayan yang efektif serta efisien terhadap masyarakat, tentu ini merupakan langkah
yang strategis. Namun dalam penerapannya tentu tidak semudah mebalikan telapak tangan, perlu
proses, waktu, dan tahapan yang berkesinambungan.
Penerapan teknologi informasi dalam meningkatkan pelayanan publik juga memberikan
peluang yang sangat besar bagi pengembangan daerah. Dimana daerah dapat menggunakan
teknologi informasi untuk mempermudah proses pelayanan, memperkenalkan potensi daerah,
serta meningkatkan interaksi dengan masyarakat dan bisnis.

2. Apa saja peran teknologi informasi dalam pelayanan publik?


Pelayanan publik bisa dibilang merupakan bagian penting dalam sebuah sistem pemerintahan
karena dapat membantu memenuhi kebutuhan masyarakat supaya bisa mendapatkan kehidupan
yang lebih sejahtera. Tanpa adanya pelayanan publik yang baik, bisa dipastikan peluang
masyarakat untuk hidup sejahtera pun berkurang. Lantas, seperti apa peran teknologi informasi
untuk meningkatkan pelayanan publik?
• Membantu menyalurkan aspirasi masyarakat
Aspirasi masyarakat bisa menjadi indikator terbaik untuk menentukan apakah pihak
pemerintah sudah mampu memenuhi kebutuhan masyarakatnya. Dengan media ini,
masyarakat juga bisa mengeluarkan pendapat serta masukan yang berguna untuk jalannya
pemerintahan. Bisa dibilang, aspirasi punya peranan yang amat penting dalam jalannya
pemerintahan. Dengan adanya teknologi informasi, aspirasi masyarakat bisa langsung
disampaikan tanpa proses yang rumit. Pemerintah pun bisa mengetahui aspirasi dan
keluhan masyarakat secara cepat dan akurat. Pemerintah DKI Jakarta adalah salah satu
pemerintah daerah di Indonesia yang sudah memanfaatkan TI melalui aplikasi dan
website penyalur aspirasi, BERiDE.

10
• Memetakan solusi yang tepat guna
Dengan mudahnya akses pemerintah kepada aspirasi masyarakat, maka solusi untuk
mengatasi permasalahan yang ada di daerah pun menjadi lebih tepat guna. Tidak ada lagi
namanya masalah yang tidak segera ditangani. Ini karena pemerintah bisa dengan mudah
membuat skala prioritas terhadap masalah yang ada berdasarkan urgensinya.
Pemanfaatan TI yang baik juga akan membantu pemerintah untuk mengelompokkan
aduan masyarakat. Dengan demikian, penanganan terhadap masalah pun menjadi lebih
tepat guna dan intensif. Saat ini sudah ada cukup banyak daerah yang memanfaatkan
sistem seperti ini, salah satunya adalah Command Center milik Pemerintah Kota
Surabaya.

• Menyajikan data akurat untuk pengambilan kebijakan


Kebijakan pemerintah umumnya dikeluarkan guna memenuhi kepentingan umum yang
dalam hal ini menyasar masyarakat. Namun, ada kalanya kebijakan yang dikeluarkan
pemerintah tidak dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Untungnya, kini teknologi
informasi mampu membantu pemerintah dalam memutuskan kebijakan. Peran TI dalam
pengambilan kebijakan adalah dengan menyajikan data yang akurat dan sesuai dengan
data di lapangan. Data yang diperoleh kemudian dapat terintegrasi secara baik, terutama
data-data penting, baik melalui aplikasi internal pemerintah ataupun aplikasi lainnya yang
dikembangkan oleh perusahaan teknologi swasta.

• Memberikan informasi kepada masyarakat


Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 Pasal 2 tentang Keterbukaan
Informasi, pemerintah daerah punya kewajiban untuk memberikan dan mendistribusikan
informasi publik kepada seluruh lapisan masyarakat kecuali informasi penting yang
bersifat rahasia. Teknologi informasi bisa memfasilitasi pemerintah daerah untuk
melaksanakan perundang-undangan ini. Saat ini, di Indonesia sudah banyak daerah yang
memanfaatkan TI untuk menyebarkan informasi kepada masyarakatnya. Salah satunya
adalah melalui pembuatan website resmi pemerintah daerah. Dari sini, masyarakat bisa
mengakses informasi tentang data-data daerah, prosedur pengurusan surat, atau bahkan
produk hukum dari pemerintah.

• Memudahkan masyarakat
Adanya inovasi teknologi memang dimaksudkan untuk memudahkan kehidupan manusia.
Begitu pula dengan inovasi teknologi informasi. Masyarakat tidak harus melalui prosedur
konvensional yang berbelit-belit seperti dulu. Dengan demikian, pelayanan publik pun
semakin optimal dan tepat guna. Salah satu contoh nyatanya adalah Unit Pelayanan
Terpadu Satu Atap (UPTSA) di Surabaya. Kini UPTSA telah dibekali dengan sistem
online sehingga masyarakat tidak harus datang ke kantor untuk mengurus perizinan dan
surat-surat penting lainnya.

11
3. Hal apa saja yang perlu ditingkatkaan untuk peningkatan kualitas pelayanan publik?
Pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan
kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan
penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh
penyelenggara pelayanan publik (UU No.25 Tahun 2009). Intinya pelayanan publik merupakan
serangkaian aktivitas yang dilakukan pemerintah beserta aparaturnya kepada stakeholder dalam
mewujudkan peningkatan kualitas kehidupan stakeholder sekaligus memberikan kepuasan
kepada stakeholder yang dilayani.
Sebagai salah satu bentuk tanggung jawab pemerintah kepada stakeholder, sudah tentu suatu
pelayanan publik yang diselenggarakan pemerintah harus mencakup seluruh stakeholder yang
membutuhkannya. Artinya jangan ada “tebang pilih” dalam pelaksanaannya dan yang paling
penting lagi adalah bagaimana stakeholder dapat merasakan kepuasan dari layanan yang
diberikan kepada mereka.
Akan tetapi penyelenggaraan pelayanan publik yang dilaksanakan oleh aparatur pemerintah
dalam berbagai sendi pelayanan antara lain yang menyangkut pemenuhan hak-hak sipil dan
kebutuhan dasar penduduk, masih dirasakan belum seperti yang diharapkan oleh para
stakeholder. Hal ini dapat dilihat antara lain dari banyaknya pengaduan, keluhan stakeholder baik
yang disampaikan secara langsung kepada pimpinan unit layanan maupun melalui suara
pembaca pada berbagai media massa. Di lain pihak, stakeholder sebagai unsur utama yang
dilayani belum memberikan kontrol yang efektif untuk menjadi unsur pendorong dalam upaya
peningkatan kualitas pelayanan publik. Malah berusaha menggoda integritas aparatur pemerintah
dengan mengambil jalan pintas atas prosedur standar yang telah ditetapkan.
Adapun beberapa strategi dalam peningkatan pelayanan publik tersebut meliputi :
Budaya pelayanan Prima
Peningkatan kualitas dan keprofesionalan aparatur pemerintah adalah salah satu cara dalam
menciptakan pelayanan publik yang baik kepada stakeholder. Sebab dewasa ini, keluhan-keluhan
dari para stakeholder yang menilai pelayanan publik yang diberikan kepada mereka terkendala
akibat masih belum tingginya sikap atau perilaku sumber daya aparatur yang langsung
berhadapan dengan stakeholder. Oleh karena itu diperlukan adanya aparatur yang profesional
dengan sikap atau budaya melayani dengan setulus hati sehingga diharapkan tidak ada lagi
keluhan-keluhan dari stakeholder atas pelayanan yang diberikan.
Dengan demikian peningkatan sumber daya manusia dan profesionalitas pegawai menjadi suatu
aspek yang patut diperhatikan dalam upaya peningkatan pelayanan publik. Kondisi birokrat yang
memiliki kompetensi, kecakapan, ketrampilan, perilaku yang patuh pada hukum dan peraturan
yang berlaku, serta penempatan posisi yang sesuai dengan bidangnya, tentunya akan
memberikan dampak yang positif kepada terciptanya pelayanan publik yang andal.

12
Standar pelayanan Publik
Langkah selanjutnya sebagai salah satu cara peningkatan pelayanan publik yaitu dengan
menciptakan kebijakan-kebijakan yang mendukung terselenggaranya peningkatan kualitas
pelayanan kepada publik. Diharapkan dengan penerbitan kebijakan mengenai peningkatan
pelayanan publik itu akan semakin mendorong terciptanya kualitas pelayanan yang efektif,
efisien dan akuntabel.
Salah satu tujuan dari pembuatan kebijakan itu untuk mengubah image dan citra pelayanan
publik selama ini yang cenderung berbelit-belit, boros dan memakan waktu yang lama.
Sehingga, dengan adanya standar yang baku diharapkan pada akhirnya nanti stakeholder akan
semakin terpuaskan dengan setiap layanan yang diberikan oleh pemerintah
Di samping itu adalah dengan membuat kebijakan standar pelayanan minimal. Standar pelayanan
minimal merupakan sebuah kebijakan publik yang mengatur jenis dan mutu pelayanan dasar
yang berhak diperoleh setiap stakeholder secara minimal. Untuk Standar Pelayanan Minimal
pada kantor vertikal Ditjen Perbendaharaan berdasarkan keputusan Direktorat Jenderal
Perbendaharaan No.KEP-222/PB/2012 meliputi jenis layanan, lingkup kegiatan, pemangku
kepentingan, dan indikator SPM (sebagai tolok ukur).

Peningkatan fasilitas penunjang


Selain memperhatikan kedua aspek diatas, salah satu sisi lain yang patut diperhatikan oleh
pemerintah dalam upaya peningkatan pelayanan publik adalah dengan meningkatkan penyediaan
fasilitas yang menunjang kualitas pelayanan publik tersebut. Sebab, tanpa didukung tersedianya
fasilitas yang lengkap maka akan menghambat proses penyelenggaraan pelayanan publik kepada
stakeholder.
Ketersediaan fasilitas berupa sarana dan prasarana disadari atau tidak akan semakin
mempercepat sekaligus meningkatkan penyelenggaraan pelayanan publik. Dan untuk
mewujudkannya maka tentunya diperlukan alokasi dana untuk penyediaan sarana dan prasarana
tersebut. Dengan begitu, maka segala kendala yang menghalangi penyelenggaraan pelayanan
publik kepada stakeholder akan dapat teratasi.

Penilaian kepuasan terhadapa pelanggan


Pelayanan yang sudah diberikan kepada stakeholder tidak akan dapat kita ketahui tanpa
adanya penilaian. Penilaian menggambarkan sejauh mana pelayanan yang sudah kita berikan
selama ini. Penilaian tersebut dapat berbentuk kuesioner maupun survey kepuasan. Dari hasil
survey maupun kuesioner inilah nanti yang menentukan apakah pelayanan yang kita berikan
sudah baik, cukup, ataukah masih perlu diperbaiki lagi.

13
BAB III
KESIMPULAN

Dalam penyelenggaraan pelayanan publik tentunya banyak kendala yang


dihadapi pemerintah, baik itu menyangkut aspek sumber daya manusia, kebijakan
tentang pelayanan serta ketersediaan fasilitas yang masih kurang untuk menunjang
terselenggaranya proses pelayanan publik kepada stakeholder. Untuk itulah
dilakukan berbagai strategi maupun upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut
sekaligus mampu menciptakan pemerintahan yang baik dan bersih.
Penyelenggaraan pelayanan publik juga tidak semata-mata ditujukan pada
pemenuhan hak-hak sipil warga negara dan pemenuhan kebutuhan dasarnya, akan
tetapi juga dilakukan dengan seoptimal mungkin untuk mewujudkan tata
pemerintahan yang baik, yang memberikan pelayanan secara efektif, efeisien dan
akuntabel kepada stakeholder sebagai bagian dari paradigma baru administrasi
publik.
Sebagai salah satu tanggung jawab pemerintah kepada masyarakat maka
pelayanan publik haruslah diselenggarakan seoptimal mungkin oleh pemerintah,
bahkan sudah selayaknya pemerintah melakukan peningkatan pelayanan publik itu
sebagai salah satu tuntutan untuk menciptakan konsep good governance.
Peningkatan itu tentunya diharapkan juga mampu memberikan tingkat kepuasan
kepada stakeholder, sehingga stakeholder akan semakin menaruh kepercayaan
kepada pemerintah yang menciptakan produk-produk pelayanan publik lainnya.

14
DAFTAR PUSTAKA

Belajar, Materi. https://mcity.id/peran-teknologi-informasi-terhadap-pelayanan-


publik/.
https://djpb.kemenkeu.go.id/kppn/baturaja/id/data-publikasi/artikel/2925-inilah-
beberapa-cara-peningkatan-kualitas-pelayanan-publik.html
https://padangpariamankab.go.id/2016/09/14/pengembangan-teknologi-informasi-
dalam-pelayanan-publik/
https://blog.lintasarta.net/article/peran-teknologi-informasi-untuk-meningkatkan-
pelayanan-publik
https://media.neliti.com/media/publications/83155-ID-pelayanan-publik-berbasis-
teknologi-info.pdf
https://www.jmc.co.id/blog/bagaimana-sistem-informasi-bisa-membantu-kinerja-
pemerintah/
http://repository.uin-suska.ac.id/4852/3/BAB%20II%282%29.pdf

15

Anda mungkin juga menyukai