Disusun Oleh :
Drajat Fatulloh (043343762)
Dengan kerendahan hati, kami memohon maaf apabila ada kesalahan dalam
proses pembuatan makalah. Kami berharap terbuka pada kritik dan saran sebagai
bagian dari revisi makalah mata kuliah akhlak ini.
Wassalamualaikum wr.wb
Drajat Fatulloh
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................................................1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Landasan Teori………………………............................................................3
B. Analisis Permasalahan….……………............................................................4
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Kinerja dapat didefinisikan sebagai hasil kerja yang telah dicapai oleh seseorang atau
sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggungjawab masing-
masing dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi yang bersangkutan secara legal, tidak
melanggar hukum dan sesuai moral maupun etika (Mulyadi, 1993: 480) Pemenuhan hak orde
lama (masyarakat) yang merupakan tujuan dari fungsi pelayanan publik harus dapat terus
ditingkatkan, baik dari sisi kuantita maupun dari sisi kualitas. Sisi kuantitas dapat dilakukan
dengan memperbanyak jumlah masyarakat yang dapat dilayani dan menambah waktu pelayanan,
dan untuk sisi kualitas dapat dilakukan dengan mengurangi kesalahan pelayanan, kecepatan
pelayanan, dan kemudahan pelayanan. Beberapa studi dilakukan terkait dengan kepuasan
pelanggan terhadap kualita pelayanan publik, diantaranya yang dilakukan oleh Ratminto (2003)
dengan melakukan survey kepuasan pelanggan di Unit Pelayanan Terpadu Perijina Satu Atap
(UPTPSA) kecamatan Sleman, menyimpulkan bahwa pelayana perijinan berjalan secara lambat
yang disebabkan oleh panjangnya prosedur pelayanan dan berbelit-belit, tidak transparan
ditambah lagi dengan penilaian tentang kemampuan aparat yang masih rendah, sehingga konsep
birokrasi lebih dikenal dan diartikan sebagai sesuatu yang rumit karena berbelit-belit tidak
efisien, dan korupsi.
Untuk mendukung pemenuhan kebutuhan tersebut dan upaya mengantisipasi perubahan
dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya pemanfaatan teknologi informasi
dan kualitas informasi, instansi pemerintah selaku penyelenggara pelayanan publik menerapkan
e-governmen (Electronic government). Pengembangan e-government merupakan upaya
mengembangkan penyelenggara kepemerintahan yang berbasis elektronika dalam rangka
meningkatkan kualitas pelayanan publik secara efektif dan efisien (Instruksi Presiden No. 3
tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional). Perkembangan birokrasi selanjutnya akan
mengacu pada knowledge and skill dengan tuntutan kerja tim. Oleh sebab itu Team dan
Information Technology merupakan dua hal yang sangat penting dalam perkembangan
organisasi (Don Makin, Susan G. 1998) dalam Kaiman Turnip (2003). Dengan Global Network,
Sistem Informasi Birokrasi, Sistem Informasi Manajemen, dalam pengambilan keputusan akan
bersifat terbuka dan transparan serta dapat diakses oleh berbagai lapisan baik pemerintah
maupun masyarakat sehingga informsi dapat menyebar secara menyeluruh dan merata.
Penerapan teknologi khususnya kualitas informasi akan membantu aparat dalam
melakukan pekerjaannya dengan cara mengurangi keterbatasan yang dimilikinya (Alter, 1992
dalam Falikhatun, 2003). Namun sampai sejauh mana pengaruh sistem informasi (terutama yang
berbasis komputer) terhada kinerja seseorang masih perlu penyelidikan lebih lanjut. Hal ini
disebabkan oleh kinerja seseorang yang menggunakan sistem informasi berbasis computer
dipengaruhi oleh banyaknya faktor baik yang secara langsung maupun tidak langsung.
2
Sayangnya E-net Government sesuai dengan Instruksi Presiden No. 3 tahun 2003
tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan EGovernment yang telah dirancang
tidak dapat memberikan layanan yang optimal. Hal ini merupakan kendala akibat rendahnya
kualitas SDM aparatur pada jajaran birokrasi pemerintah. (Lewin, 1997 dalam Kaiman Turnip,
2003). Kecenderungan birokrasi publik menerapkan e-government dalam sistem tata
pemerintahan patut diperhatikan dan menarik untuk dikaji.
Berdasarkan pemikiran tersebut diatas, maka penulis tertarik untuk mengambil judul
“Pengembangan Layanan Berbasis Teknologi Informasi Dalam Layanan Publik.”
B. Rumusan Masalah
Perumusan masalah sangat penting untuk mengolah, mencari data dan informasi untuk
mendorong “Pengembangan Layanan Berbasis Teknologi Informasi Dalam Layanan
Publik.” Berdasarkan latar belakang yang terurai diatas maka dapat disimpulkan rumusan
masalahnya sebagai berikut:
1. Bagaimana peranan teknologi informasi dan meningkatkan pelayanan sektor publik?
2. Apa saja peran teknologi informasi dalam pelayanan publik?
3. Hal apa saja yang perlu ditingkatkaan untuk peningkatan kualitas pelayanan publik?
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. LANDASAN TEORI
2.1 Teknologi Informasi
Teknologi informasi adalah suatu teknik untuk mengumpulkan,menyiapkan, menyimpan,
memproses, mengumumkan, menganalisis, dan menyebarkan informasi.31 Teknologi informasi
nyata menjadi tulang punggung kehidupan manusia. Kalau dahulu komputer dianggap hal yang
mewah, namun sekarang boleh dikatakan siapa saja justru harus dapat memanfaatkan teknologi.
Demikian dengan pesatnya teknologi yang ditandai dengan membanjirnya suatu informasi. Salah
satu penerapan teknologi informasi yang menggelobal adalah jaringan internet. Melalui jaringan
in dapat dikatakan meniadakan jarak dan batas dalam penyebaran akses informasi. Disatu sisi
ada pendapat bahwa melalui internet dapat diperole semua informasi yang diperlukan. Disisi lain
hampir siapa saja baik perorangan ataupun lembaga berlomba menampilkan informasinya dalam
internet. Sehingga dapat dipastikan tentu banyak juga informasi yang tidak benar di internet.
Informasi merupakan hasil pengolahan data dari satu atau berbagai sumber, yang kemudian
diolah, sehingga memberikan nilai, arti, dan manfaat. Proses pengolahan ini memerlukan
teknologi. Berbicara mengenai teknologi memang tidak harus selalu berkaitan dengan komputer,
namun computer sendiri merupakan salah satu bentuk teknologi.
Istilah tekologi informasi (TI), sering dijumpai, baik dalam media grafik, seperti surat kabar
dan majalah, maupun meda elektronik,seperti radi dan televisi. Istilah tersebut merupakan
gabungan dua istilah dasar yaitu teknologi dan informasi. Teknologi dapat diartikan sebagai
pelaksanaan ilmu, sinonim dengan ilmu terapan.
Pada dasarnya, teknologi informasi mengalami kemajuan dalam dua arah seperti di bawah ini.
a. pengembangan produk, yaitu pengembangan perangkat sistem dan konsep-konsepnya
(gagasan, prosedur) melaluicakupan aplikasi di segala bidang yang mengharuskan
manusia berhubungan dengan informasi. Hal ini dilihat dari perangkat yang digunakan.
4
b. Aplikasi produk dan konsep tersebut pada sejumlah kegiatan tertentu, antara lain dilakukan di
bidang industri, keungan dan perdagangan, percetakan, militer, serta pengelolaan perkerjaan di
kantor. Aplikasi teknologi informasi yang tercakup dalam ruang lingkup suatu sistem informsi,
baik itu perpustakaan maupun pusat-pusat dokumentasi dan informasi, secara umum menurut
suwanto (2003) dapat diklasifikasikan menjadi empat bidang utama:
3) General purpose software (perangkat lunak untuk berbagai macam keperluan) dapat
digunakan di lembaga-lembaga yang bergerak di bidang dokumentasi dan informasi
seperti berikut.
a. Word processing : untuk pengolah teks dan pencetakaan
b. Spreadsheets : untuk kalkulasi keungan
c. Graphics : untuk presentasi statistiuk
d. Desktop publishing : untuk penerbitan dokumen Pustaka
e. Electronic mail : untuk pendistribusian pesan
4) Library networking (jaringan kerja sama perpustakaan) mempunyai cakupan yang luas,
tetapi biasanya meliputi hal berikut.
5
a. Kerja sama antar perpustakaan atau jaringan informasi antar lembaga-lembaga yang
bergerak di bidang informasi yang sama atau relevan serta pengaitan komputer
perpustakaan lainnya dalam institusi untuk membantu LAN (local area network).
b. Pengaitan komputer lembaga pusdokinfo ke kamputer lain yang jauh jaraknya untuk
membantuk wide area network atau yang sering dikenal berhubungan memalaui internet.
LAN dan WAN adalah jenis-jenis jaringan yang digunakan untuk automasi
perpustakaan yang dilihat dari jaringan geografisnya. LAN suatu jaringan computer
dengan daerah kerja relatif kecil dalam satu local. sedangkan WAN adalah jaringan
komputer yang daerah kerjanya mencakup radius antar kota, antar pulau, dan bahkan
antar benua. Sebenarnya, masih ada jenis lain yang disebut metropolitan area network
(MAN) dengan daerah kerja antara 30 sampai 50 km. Hal ini merupakan alternatif pilihan
untuk membangun jaringan komputer kantor-kantor dalam satu kota.
Fungsi-fungsi lainnya, yaitu meringankan beban kerja: efisien serta menghemat waktu dan
tenaga staf, meningkatkan jasa perpusdokinfo dan fungsi-fungsi baru. Serta membagun jaringan
kerja dan kerja sama. Teknologi informasi menjadi senjata yang ampuh untuk mempercepat
kinerja, mengetahui posisi di dalam, mengetahui tantangan di luar, dan menjadi dasar untuk
pengambilan keputusan serta penetapan kebijakan berdasarkan data-data akurat yang diperoleh
melalui kecanggihan teknologi informasi. Dari sini lah penerapan teknologi informasi suatu
instansi menjadi tolak ukur kemajuan instansi tersebut dan memberi pengaruh dalan kinerja.
Terjadinya revolusi digital membuat pergeseran masyarakat dari masyarakat industri ke
masyarakat informasi. Aktivitas dan cara berkomunikasi masyarakat dalam berkehidupan sosial,
perdagangan ekonomi, penelitian, dan pendidikan telah berubah secara mendasar sejalan dengan
kemajuan teknologi, informasi, dan telekomunikasi.
Menurut Supriyanto dan Muhsin (2008: 28), prediksi konsep teknologi informasi mendatang
akan menjadi hal-hal berikut :
6
1. Information superhighway, perpindahan dan lalu lintas informasi yang sangat cepat
(super)
2. Information appliance, penerapan informasi (teknologi) di segala bidang
3. Digital and virtual libraries: perpustakaan berbasis digital virtual
4. Teleworking: perkerjaan yang dikerjakan secara jarak jauh.
7
masyarakat akan informasi yang semakin berkembang dan beragam. Penerapan TI di
perpustakaan difungsikan untuk mengidentifikasi, mengumpulkan, dan mengelola data-
data dalam bentuk basis data serta menyediakannya menjadi informasi yang berguna bagi
masyarakat dalam kemasan digital yang fleksibel dan mudah dibagikan.
8
data biografi disimpan dalam bentuk file di komputer. Data tidak perlu lagi disimpan di
lemari katalog yang membutuhkan space yang besar
3. Mudah temu kembali. Jika data sebuah disimpan dalam bentuk file di komputer, maka
sistem komputer dengan dibantu softwere tertentu akan memudahkan untuk temu
kembali ini ada dalam bentuk online public access catalog (OPAC).
9
B. ANALISIS PERMASALAHAN
1. Bagaimana peranan teknologi informasi dan meningkatkan pelayanan sektor publik?
Memberikan pelayanan publik yang prima merupakan tujuan setiap pemerintah daerah.
Pemerintah daerah saat ini berlomba-lomba menerapkan dan memanfaatkan kemajuan teknologi
informasi untuk dapat membantu mewujudkannya. Pemanfaatan teknologi informasi tersebut
mencakup aktivitas yang saling berkaitan yaitu pengolahan data, pengelolaan informasi, dan
sistem manajemen. Perkembangan teknologi informasi serta penerapan konektivitas internet ke
dalam tata kelola pemerintah diharapkan mampu mengatasi berbagai macam persoalan melalui
peningkatan efisiensi, inovasi, produktivitas, perluasan jangkauan dan penghematan biaya.
Pelayanan publik yang prima bukan sekedar mengikuti trend global, melainkan diarahkan
untuk mewujudkan good governance, yakni tata pemerintahan yang baik, transparansi serta
akuntabilitas dalam proses pemerintahan. Penerapan teknologi informasi juga diharapkan mampu
memberikan pelayan yang efektif serta efisien terhadap masyarakat, tentu ini merupakan langkah
yang strategis. Namun dalam penerapannya tentu tidak semudah mebalikan telapak tangan, perlu
proses, waktu, dan tahapan yang berkesinambungan.
Penerapan teknologi informasi dalam meningkatkan pelayanan publik juga memberikan
peluang yang sangat besar bagi pengembangan daerah. Dimana daerah dapat menggunakan
teknologi informasi untuk mempermudah proses pelayanan, memperkenalkan potensi daerah,
serta meningkatkan interaksi dengan masyarakat dan bisnis.
10
• Memetakan solusi yang tepat guna
Dengan mudahnya akses pemerintah kepada aspirasi masyarakat, maka solusi untuk
mengatasi permasalahan yang ada di daerah pun menjadi lebih tepat guna. Tidak ada lagi
namanya masalah yang tidak segera ditangani. Ini karena pemerintah bisa dengan mudah
membuat skala prioritas terhadap masalah yang ada berdasarkan urgensinya.
Pemanfaatan TI yang baik juga akan membantu pemerintah untuk mengelompokkan
aduan masyarakat. Dengan demikian, penanganan terhadap masalah pun menjadi lebih
tepat guna dan intensif. Saat ini sudah ada cukup banyak daerah yang memanfaatkan
sistem seperti ini, salah satunya adalah Command Center milik Pemerintah Kota
Surabaya.
• Memudahkan masyarakat
Adanya inovasi teknologi memang dimaksudkan untuk memudahkan kehidupan manusia.
Begitu pula dengan inovasi teknologi informasi. Masyarakat tidak harus melalui prosedur
konvensional yang berbelit-belit seperti dulu. Dengan demikian, pelayanan publik pun
semakin optimal dan tepat guna. Salah satu contoh nyatanya adalah Unit Pelayanan
Terpadu Satu Atap (UPTSA) di Surabaya. Kini UPTSA telah dibekali dengan sistem
online sehingga masyarakat tidak harus datang ke kantor untuk mengurus perizinan dan
surat-surat penting lainnya.
11
3. Hal apa saja yang perlu ditingkatkaan untuk peningkatan kualitas pelayanan publik?
Pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan
kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan
penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh
penyelenggara pelayanan publik (UU No.25 Tahun 2009). Intinya pelayanan publik merupakan
serangkaian aktivitas yang dilakukan pemerintah beserta aparaturnya kepada stakeholder dalam
mewujudkan peningkatan kualitas kehidupan stakeholder sekaligus memberikan kepuasan
kepada stakeholder yang dilayani.
Sebagai salah satu bentuk tanggung jawab pemerintah kepada stakeholder, sudah tentu suatu
pelayanan publik yang diselenggarakan pemerintah harus mencakup seluruh stakeholder yang
membutuhkannya. Artinya jangan ada “tebang pilih” dalam pelaksanaannya dan yang paling
penting lagi adalah bagaimana stakeholder dapat merasakan kepuasan dari layanan yang
diberikan kepada mereka.
Akan tetapi penyelenggaraan pelayanan publik yang dilaksanakan oleh aparatur pemerintah
dalam berbagai sendi pelayanan antara lain yang menyangkut pemenuhan hak-hak sipil dan
kebutuhan dasar penduduk, masih dirasakan belum seperti yang diharapkan oleh para
stakeholder. Hal ini dapat dilihat antara lain dari banyaknya pengaduan, keluhan stakeholder baik
yang disampaikan secara langsung kepada pimpinan unit layanan maupun melalui suara
pembaca pada berbagai media massa. Di lain pihak, stakeholder sebagai unsur utama yang
dilayani belum memberikan kontrol yang efektif untuk menjadi unsur pendorong dalam upaya
peningkatan kualitas pelayanan publik. Malah berusaha menggoda integritas aparatur pemerintah
dengan mengambil jalan pintas atas prosedur standar yang telah ditetapkan.
Adapun beberapa strategi dalam peningkatan pelayanan publik tersebut meliputi :
Budaya pelayanan Prima
Peningkatan kualitas dan keprofesionalan aparatur pemerintah adalah salah satu cara dalam
menciptakan pelayanan publik yang baik kepada stakeholder. Sebab dewasa ini, keluhan-keluhan
dari para stakeholder yang menilai pelayanan publik yang diberikan kepada mereka terkendala
akibat masih belum tingginya sikap atau perilaku sumber daya aparatur yang langsung
berhadapan dengan stakeholder. Oleh karena itu diperlukan adanya aparatur yang profesional
dengan sikap atau budaya melayani dengan setulus hati sehingga diharapkan tidak ada lagi
keluhan-keluhan dari stakeholder atas pelayanan yang diberikan.
Dengan demikian peningkatan sumber daya manusia dan profesionalitas pegawai menjadi suatu
aspek yang patut diperhatikan dalam upaya peningkatan pelayanan publik. Kondisi birokrat yang
memiliki kompetensi, kecakapan, ketrampilan, perilaku yang patuh pada hukum dan peraturan
yang berlaku, serta penempatan posisi yang sesuai dengan bidangnya, tentunya akan
memberikan dampak yang positif kepada terciptanya pelayanan publik yang andal.
12
Standar pelayanan Publik
Langkah selanjutnya sebagai salah satu cara peningkatan pelayanan publik yaitu dengan
menciptakan kebijakan-kebijakan yang mendukung terselenggaranya peningkatan kualitas
pelayanan kepada publik. Diharapkan dengan penerbitan kebijakan mengenai peningkatan
pelayanan publik itu akan semakin mendorong terciptanya kualitas pelayanan yang efektif,
efisien dan akuntabel.
Salah satu tujuan dari pembuatan kebijakan itu untuk mengubah image dan citra pelayanan
publik selama ini yang cenderung berbelit-belit, boros dan memakan waktu yang lama.
Sehingga, dengan adanya standar yang baku diharapkan pada akhirnya nanti stakeholder akan
semakin terpuaskan dengan setiap layanan yang diberikan oleh pemerintah
Di samping itu adalah dengan membuat kebijakan standar pelayanan minimal. Standar pelayanan
minimal merupakan sebuah kebijakan publik yang mengatur jenis dan mutu pelayanan dasar
yang berhak diperoleh setiap stakeholder secara minimal. Untuk Standar Pelayanan Minimal
pada kantor vertikal Ditjen Perbendaharaan berdasarkan keputusan Direktorat Jenderal
Perbendaharaan No.KEP-222/PB/2012 meliputi jenis layanan, lingkup kegiatan, pemangku
kepentingan, dan indikator SPM (sebagai tolok ukur).
13
BAB III
KESIMPULAN
14
DAFTAR PUSTAKA
15