Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

Aplikasi Teknologi Informasi Dalam kegiatan Manajemen Publik

Makalah Ini Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sistem Informasi

Manajemen

Dosen Pengampu: Dr.Muktarmizi

Disusun Oleh Kelompok 6 :

1. Andi Wildana Yanti (20103161201178)


2. Devita Syafitri (20103161201035)
3. Iwan Saputra (20103161201051)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAMBI

2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena berkat rahmat dan karunia-Nya lah makalah ini dapat diselesaikan dengan
baik tepat pada waktunya. Adapun tujuan penulisan makalah adalah untuk
memenuhi tugas Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen, dengan Judul
“Aplikasi Teknologi Informasi Dalam kegiatan Manajemen Publik”
Tidak lupa pula Penulis sampaikan terima kasih kepada Dosen Pengampu
Bapak Dr. Tarmizi selaku Pembimbing materi dalam pembuatan makalah ini.
Harapan penulis bahwa makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca untuk
menambah wawasan dan ilmu pengetahuan.
Penulis pun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
karena keterbatasan Ilmu Pengetahuan yang dimiliki. Tegur sapa dari pembaca
akan kami terima dengan tangan terbuka demi perbaikan dan penyempurnaan
makalah untuk kedepannya.

Jambi, 31 Oktober 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ ii

BAB I .................................................................................................................................. 1

PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................... 2

1.3 Tujuan ....................................................................................................................... 2

BAB II................................................................................................................................. 3

PEMBAHASAN ................................................................................................................. 3

2.1 Teknologi Informasi.................................................................................................. 3

2.1.1 Sistem Informasi ................................................................................................ 4

2.1.3 Sistem Informasi Manajemen ............................................................................ 4

1.2.4 Pelayanan Publik ................................................................................................ 5

2.2 Peran Teknologi Informasi dalam Pelayanan Publik ................................................ 5

2.2.1 Organisasi Sektor Publik.................................................................................... 6

2.2.2 Peran Baru Sistem Informasi Dalam Organisasi .............................................. 8

2.3 Manfaat Teknologi Informasi Dalam Pelayanan Publik ........................................... 9

2.3.1 Pengaruh aplikasi teknologi informasi dalam pelayanan publik ...................... 11

BAB III ............................................................................................................................. 13

PENUTUP ........................................................................................................................ 13

3.1 Kesimpulan ............................................................................................................. 13

3.2 Saran ....................................................................................................................... 13

Daftar Pustaka ................................................................................................................... 14

0
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut Laudon dan Laudon (2007:15) sistem informasi (information


system) secara teknis dapat didefinisikan sebagai sekumpulan komponen yang
saling berhubungan, mengumpulkan (atau mendapatkan), memproses, menyimpan
dan mendistribusikan informasi untuk menunjang pengambilan keputusan dan
pengawasan dalam suatu organisasi. Selain menunjang proses pengambilan
keputusan, koordinasi dan pengawasan, sistem informasi juga dapat membantu
pimpinan dan pegawai dalam menganalisis permasalahan, menggambarkan hal-
hal yang rumit, dan menciptakan produk baru.

Dalam penerapannya pada suatu organisasi, termasuk dalam birokrasi,


sistem informasi merujuk kepada informasi mengenai anggota organisasi, tempat
dan hal-hal penting lainnya di dalam organisasi atau di lingkungan sekelilingnya
tersebut. Informasi merupakan data yang telah dibentuk menjadi sesuatu yang
memiliki arti dan berguna bagi manusia. Sebaliknya data merupakan sekumpulan
fakta mentah (yang belum diolah / dikelola) yang mewakili kejadian-kejadian
yang terjadi di dalam suatu organisasi sehingga belum dapat dipahami secara
efektif oleh manusia.

Secara teknis, pengaplikasian sistem informasi manajemen di dalam


lingkungan organisasi dewasa ini tampak dari penggunaan sejumlah perangkat
keras maupun perangkat lunak. Dipergunakannya alat-alat elektronik seperti
komputer, printer, telepon, yang terus berkembang, mulai dari jaringan internet
hingga nirkabel Wi-Fi berkecepatan tinggi, hingga sistem telepon dan kabel
digital, terus-menerus mengubah cara orang bekerja di dalam kehidupan
organisasi dalam rangka memenuhi kebutuhan-kebutuhan manusia.

1
Pada pemerintahan daerah, teknologi informasi yang dimaksud tersebut
diterapkan dalam wujud electronic government atau e-Gov. Suprastruktur e-
Government memuat antara lain kepemimpinan manajemen lembaga (e-
leadership), sumberdaya manusia (human resources) dan peraturan di tingkat
lembaga yang terkait dengan pengembangan e-Government (regulation).
Infrastruktur informasi yang memuat antara lain struktur data, format data, metode
berbagi data (data sharing), dan sistem pengamanannya, yang lebih lanjut dapat
dilihat pada panduan sistem manajemen dokumen elektronik. Dengan demikian,
kegiatan administrasi di dalam lembaga pemerintahan dewasa ini tidak terlepas
dari penerapan sistem informasi manajemen yang intinya terletak pada
pelaksanaan kegiatan perekaman dan penyimpanan berbagai informasi penting
bagi organisasi secara sistematis, tepat dan akurat di dalam media komputer.

Selama ini, penerapan teknologi informasi pada lingkungan Pemerintah


Kota Samarinda belum dapat dikatakan berjalan secara efektif. Sebab belum
seluruh perangkat daerah mampu menerapkannya. BP2TSP Kota Samarinda
merupakan salah satu instansi Pemerintah Kota Samarinda yang telah menerapkan
teknologi informasi dalam rangka melaksanakan tugas pokok dan fungsinya
dalam menyelanggarakan pelayanan perijinan bagi masyarakat Kota Samarinda.
Dalam suatu penerapan, tentunya sesuatu hal termasuk teknologi informasi di
pemerintahan tidak terlepas dari berbagai kendala, namun di sisi lain juga
memiliki sejumlah faktor-faktor pendukung.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana devinisi aplikasi teknologi informasi terhadap manajemen
publik
2. Bagaimana peran teknologi informasi dalam pelayanan publik
3. Bagaimana pengaruh aplikasi teknologi infomasi dalam palayanan publik

1.3 Tujuan
1. Mengetahui devinisi aplikasi teknologi informasi terhadap manajemen
publik
2. Mengetahui peran teknologi informasi dalam pelayanan publik
3. Mengetahui pengaruh aplikasi teknologi infomasi dalam palayanan publik

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Teknologi Informasi

Menurut Laudon dan Laudon (2007:15), teknologi informasi atau TI


(information technology atau IT) terdiri atas perangkat kerja dan peranti lunak
yang dibutuhkan oleh organisasi untuk mencapai tujuannya. Lebih lanjut
dikemukakan bahwa TI tidak hanya mencakup komputer, printer, PDA, dan
bahkan iPod (yang digunakan untuk tujuan bisnis), tapi juga mencakup peranti
lunak seperti sistem operasi Windows atau Linux, suite aplikasi Microsoft Office,
dan ribuan program aplikasi yang dapat ditemukan di perusahaan- perusahaan
besar.

Sistem Informasi lebih rumit dan dapat dipahami dengan baik dengan melihatnya
dari perspektif teknologi dan bisnis, Laudon dan Laudon (2007:21) memberikan
konsep bahwa peranti keras komputer (computer hardware) adalah peralatan fisik
yang digunakan untuk kegiatan input, pemrosesan, dan output dalam sebuah
sistem informasi. Komponen-komponennya adalah komputer dengan berbagai
macam ukuran dan bentuk, berbagai macam peralatan input, output, dan
penyimpanan, serta peralatan telekomunikasi yang saling menghubungkan
komputer.

Sedangkan peranti lunak komputer (computer software) terdiri atas detail instruksi
program yang mengawasi dan mengoordinasikan komponen peranti keras dalam
sebuah sistem informasi.

Dengan demikian, dalam mengelola berbagai sumberdayanya, organisasi dewasa


ini mempergunakan infrastruktur teknologi informasi (information technology
infrastructure) melalui penggunakan berbagai teknologi (dalam bentuk berbagai
peranti keras maupun peranti lunak yang saling terhubung) yang dijalankan dan
dikelola oleh manusia, tidak terkecuali pula organisasi sektor publik yang
melayani kebutuhan publik yang kompleks.

3
2.1.1 Sistem Informasi

Perkembangan sistem informasi manajemen telah menyebabkan terjadinya


perubahan yang cukup signifikan dalam pola pengambilan keputusan yang
dilakukan oleh manajemen baik pada tingkat operasional (pelaksana teknis)
maupun pimpinan pada semua jenjang.

Perkembangan ini juga telah menyebabkan perubahan-perubahan peran


dari para manajer dalam pengambilan keputusan, mereka dituntut untuk selalu
dapat memperoleh informasi yang paling akurat dan terkini yang dapat
digunakannya dalam proses pengambilan keputusan.Meningkatnya penggunaan
teknologi informasi, khususnya internet, telah membawa setiap orang dapat
melaksanakan berbagai aktivitas dengan lebih akurat, berkualitas, dan tepat
waktu. Setiap organisasi dapat memanfaatkan internet dan jaringan teknologi
informasi untuk menjalankan berbagai aktivitasnya secara elektronis .

2.1.3 Sistem Informasi Manajemen

Sistem Informasi Manajemen menurut Laudon dan Laudon (2008) adalah :


“Suatu susunan komponen-komponen yang terintegrasi & bekerja secara bersama-
sama untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan dan menyebarkan informasi
untuk mendukung pengambilan keputusan, koordinasi, control, analisis dan
visualisasi dalam sebuah organisasi”. Sedangkan menurut Davis (2009) adalah:
“Suatu sistem operasional yang melaksanakan beraneka-ragam fungsi untuk
menghasilkan keluaran yang berguna bagi pelaksana operasi dan manajemen orga
nisasi yang bersangkutan.” Menurut Stoner, 1996. SIM merupakan metode formal
yang menyediakan informasi yag akurat dan tepat waktu kepada manajemen
untuk mempermudah proses pengambilan keputusan dan membuat organisasi
dapat melakukan fungsi perencanaan , operasi secara efektif dan pengendalian.
Di dalam perusahaan, yang dimaksud elemen dari sistem adalah
departemen-departemen internal,seperti persediaan barang mentah,
produksi, persediaan barang jadi, promosi, penjualan, keuangan, personalia; serta
pihak eksternal seperti supplier dan konsumen yang saling terkait satu sama lain

4
dan membentuk satu kesatuan usaha. Informasi adalah hasil pemrosesan data yang
diperoleh dari setiap elemen sistem tersebut menjadi bentuk yang mudah
dipahami dan merupakan pengetahuan yang relevan yang dibutuhkan oleh orang
untu menambah pemahamannya terhadap fakta-fakta yang ada. Informasi bagi
setiap elemen akan berbeda satu sama lain sesuai dengan kebutuhannya masing-
masing Manajemen terdiri dari proses atau kegiatan yang dilakukan
oleh pengelola perusahaan seperti merencanakan (menetapkan strategi, tujuan
dan arah tindakan), mengorganisasikan, memprakarsai, mengkoordinir dan
mengendalikan operasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

1.2.4 Pelayanan Publik

Kurniawan (2005:6) memberikan pengertian pelayanan publik sebagai


pemberian layanan (melayani) keperluan orang atau masyarakat yang
mempunyai kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan
tata cara yang telah ditetapkan.

Kemudian Sinambela (2006:5) merumuskan bahwa pelayanan publik


adalah pemenuhan keinginan dan kebutuhan masyarakat oleh penyelenggara
negara. Negara didirikan oleh publik (masyarakat) tentu saja dengan tujuan agar
dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dengan demikian, pelayanan
publik mer Memberikan pelayanan publik yang prima merupakan tujuan setiap
pemerintah daerah. Pemerintah daerah saat ini berlomba-lomba menerapkan dan
memanfaatkan kemajuan teknologi informasi untuk dapat membantu
mewujudkannya.

2.2 Peran Teknologi Informasi dalam Pelayanan Publik

Pemanfaatan teknologi informasi tersebut mencakup aktivitas yang saling


berkaitan yaitu pengolahan data, pengelolaan informasi, dan sistem manajemen.
Perkembangan teknologi informasi serta penerapan konektivitas internet ke dalam
tata kelola pemerintah diharapkan mampu mengatasi berbagai macam persoalan

5
melalui peningkatan efisiensi, inovasi, produktivitas, perluasan jangkauan dan
penghematan biaya.
Pelayanan publik yang prima bukan sekedar mengikuti trend global,
melainkan diarahkan untuk mewujudkan good governance, yakni tata
pemerintahan yang baik, transparansi serta akuntabilitas dalam proses
pemerintahan. Penerapan teknologi informasi juga diharapkan mampu
memberikan pelayan yang efektif serta efisien terhadap masyarakat, tentu ini
merupakan langkah yang strategis.

Namun dalam penerapannya tentu tidak semudah mebalikan telapak tangan,


perlu proses, waktu, dan tahapan yang berkesinambungan.Penerapan teknologi
informasi dalam meningkatkan pelayanan publik juga memberikan peluang yang
sangat besar bagi pengembangan daerah. Dimana daerah dapat menggunakan
teknologi informasi untuk mempermudah proses pelayanan, memperkenalkan
potensi daerah, serta meningkatkan interaksi dengan masyarakat dan
bisnis.upayakan bentuk pelayanan kepada publik atau masyarakat yang mengacu
pada kepuasan.

2.2.1 Organisasi Sektor Publik

Menurut James D. Mooney, organisasi adalah segala bentuk setiap


perserikatan orang-orang untuk mencapai suatu tujuan bersama. Menurut D.
Millet, organisasi adalah sebagai kerangka struktur dimana pekerjaan dari
beberapa orang diselenggarakan untuk mewujudkan suatu tujuan bersama.
Menurut Herbert A. Simon, organisasi adalah sebagai pola komunikasi
yang lengkap dan hubungan lain di dalam suatu kelompok orang-orang. Sektor
publik seringkali dipahami sebagai segala sesuatu yang berhubungan dengan
kepentingan umum dan penyediaan barang atau jasa kepada publik yang dibayar
melalui pajak atau pendapatan negara lain yang diatur dengan hukum.

Di setiap negara, cakupan organisasi sektor publik sering tidak sama.


Tidak ada definisi yang secara komprehensif dan lengkap bisa digunakan untuk
semua sistem pemerintahan. Di Indonesia, berbagai organisasi termasuk dalam
cakupan sektor publik antara lain pemerintahan pusat, pemerintahan

6
daerah,sejumlah perusahaan dimana pemerintah mempunyai saham (BUMN dan
BUMD), organisasi bidang pendidikan, organisasi bidang kesehatan dan
organisasi-organisasi massa.

Fungsi menajemen memiliki tingkat kompleksitas yang tinggi dan tingkat


relasional yang kompleks antar fungsi operasi ketika harus menjalankan fungsi
operasi tersebut yang di bangun dalam organisasi publik. Ketika fungsi operasi
dalam organisasi berjalan sesuai fungsi manajemen, maka akan terjadi lalulintas
data dan informasi yang saling terkait dan saling membutuhkan sehingga tingkat
kompleksitas relasional antar fungsi tersebut kelihatan sekali. Kompleksitas
relasional data dan informasi tersebut meliputi tahap-tahap pengumpulan data,
klasifikasi data, pengolahan data supaya berubah bentuk, sifat, dan kegunaan
menjadi informasi, interpretasi informasi, penyimpanan informasi, penyampaian
informasi atau transmisi kepada pengguna dan penggunaan informasi untuk
kepentingan manajemen organisasi.

Kendala dan keunggulan organisasi publik


Kendala SIM pada organisasi Publik :
1. Penngunaan sim memerlukan biaya yang besar
2. Sdm pegawai yang kurang mahir penggunaan komputer
3. SIM public memerlukan waktu pengujian dan pengembangan yang berlarut-
larut
4. Belum mapannya strategi serta tidak memadainya anggaran yang dialokasikan
5.SIM public memerlukan waktu pengujian dan pengembangan yang berlarut-
larut
Keunggulan SIM pada Organisasi Publik :
1) Memudahkan dalam pengambil keputusan
2) Di sector public, SIM public tidak hanya digunakan untuk memantau
lingkungan tetapi sebagai actor eksternal yang berarti untuk berinteraksi
dan bahan memonitor focus organisasi.Akuntabilitas yang meningkat di
sector public sering mengamanatkan bahwa SIM public menyediakan akses
langsung bagi actor resmi di luar organisasi

7
2.2.2 Peran Baru Sistem Informasi Dalam Organisasi

Sistem informasi memiliki peran yang sangat penting dalam sebuah


organisasi. Sistem informasi memiliki peran dalam menunjang kegiatan bisnis
operasional, menunjang manajemen dalam pengambilan keputusan, dan
menunjang keunggulan strategi kompetetif organisasi.
Peran sistem informasi manajemen untuk mencapai keunggulan strategis
dapat dicontohkan pada suatu perusahaan yang mutuskan untuk mengubah seluruh
datanya menjadi basis data dengan alat penghubung standar (seperti alat
penghubung browser web) sehingga memungkinkan berbagi informasi dengan
para sekutu-sekutu bisnis dan pelanggannnya. Basis data yang terstandarisasi dan
dapat diakses melalui browser web mencerminkan pergeseran posisi perusahaan
secara strategis.

Persaingan merupakan kunci penentu keberhasilan sebuah organisasi


bisnis. Strategi persaingan yang diterapkan oleh bisnis/industri mampu
memberikan keunggulan organisasi, dengan memperhatikan faktor biaya, mutu
dan kecepatan proses. Keunggulan kompetitif akan membawa organisasi pada
kemampuan mengendalikan pasar dan meraih keuntungan usaha.

Strategi bisnis menjadi pusat yang mengendalikan strategi organisasi dan


strategi informasi. Perubahan pada salah satu strategi membutuhkan penyesuaian,
agar tetap setimbang. Hubungan antara strategi kompetitif perusahaan dan
manfaat penggunaan sistem informasi dikembangkan melalui beberapa lapisan,
mulai dari perencanaan, analisa dan perancangan.

Sejalan dengan semakin luasnya pemanfaatan teknologi informasi di


lingkungan bisnis, maka pemisahan antara teknologi informasi dan strategi
kompetitif perusahaan semakin tidak terlihat. Hal ini karena seluruh strategi
kompetitif perusahaan harus memiliki teknologi informasi. Strategi perusahaan
berbasis sistem informasi perlu dibuat karena sumber daya yang dimiliki
perusahaan sangat terbatas, sehingga harus dimanfaatkan secara optimal.

Strategi ini juga digunakan untuk meningkatkan daya saing atau kinerja
perusahaan karena para kompetitor memiliki sumberdaya teknologi yang sama

8
dan memastikan bahwa aset teknologi informasi dapat dimanfaatkan secara
langsung maupun tidak langsung dalam meningkatkan profitabilitas perusahaan,
baik berupa peningkatan pendapatan mapun pengurangan biaya.

Selain itu, strategi perusahaan berbasis sistem informasi digunakan untuk


mencegah terjadinya kelebihan atau kekurangan investasi serta menjamin bahwa
teknologi informasi yang direncanakan benar-benar menjawab kebutuhan bisnis
perusahaan akan informasi

2.3 Manfaat Teknologi Informasi Dalam Pelayanan Publik

Kekuatan super power online systempada hari ini menunjukkan bahwa era
inovasi digital telah memasuki babak baru. Peralihan sistem pelayanan publik
yang semula konvensional ke online systemmerupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari era industri 4,0 pada saat ini.Dimulai dari terjadinya revolusi
industri (disebut generasi pertema) yang ditandai dengan penggunaan mesin uap
menggantikan tenaga manusia dan hewan, lalu disusul oleh revolusi industri
generasi kedua dengan penerapan konsep produksi massal dengan pemanfaatan
tenaga listrik, kemudian diikuti revolusi industri generasi ketiga yang ditandai
dengan penggunaan teknologi otomasi dalam industrial process.

Dan yang paling teranyar adalah revolusi indutri generasi keempat yang
lebih dikenal dengan terminologi industrial era 4,0yang ditandai dengan
pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi yang super canggih. Pada era ini
informasi dan komunikasi dimanfaatkan sepenuhnya dalam proses produksi
sehingga melahirkan model bisnis yang baru dengan basis digital guna
memperoleh efisiensi yang tinggi tetapi dengan kualitas produksi yang jauh lebih
baik.

Penemuan super canggih inilah yang diadopsi oleh sistem pelayanan


publik yang semula masih bersifat konvensional, kemudian beralih ke online
systemyang serba digital. Perubahan sistem dari konvensional ke online systemini
sesungguhnya tidak merubah apapun dari esensi pelayanan itu sendiri, karena

9
tetap dilaksanakan sesuai dengan mekanisme dan peraturan yang berlaku. Para
pelaku usaha dan public service userslebih dimanjakan karena ada banyak mata
rantai proses yang dilaksanakan tanpa harus ngantri, menunggu hari dan waktu
jam kerja, paper less, bisa register dimana dan kapanpun, tidak harus face to
facedengan petugas, dan berbagai macam kemudahan lainnya.

Perubahan sistem pelayanan ini akan mereduksi banyak hal, terutama dari
sisi waktu bagi para pelaku usaha. Tetapi walaupun demikian, pada awalnya
masih sering terjadi resistensi dari sebagian pelaku usaha karena adaptasinya
terhadap kemajuan teknologi yang masih lambat. Namun secara bertahapkarena
sudah menikmati berbagai kemudahan dari online systemini, maka akhirnya
resistensi tersebut malah berbalik menjadi suatu tuntutan yang menginginkan
kemudahan yang lebih banyak lagi. Tentu tidak bisa semua dipenuhi, karena
membangun sistem dan aplikasi pelayanan bukan hal yang mudah dan cepat.

Secara tidak sadar sistem pelayanan perizinan di Kota Padang juga sudah
beradaptasi dengan indutrial era 4,0. Walau terhitung masih baru, namun aplikasi
sistem perizinan onlinedi Kota Padang sudah mulai dirintis dan dibangun
semenjak tahun 2016 yang lalu. Karena beberapa kali terjadinya pergantian
nomenklatur organisasi perangkat daerah, baru kemudian pada awal bulan
Maitahun 2018 ini pemanfaatan sistem perizinan onlinedimulai, dan mendahului
pemberlakukan sistem Online Single Submission(OSS) secara nasional oleh
Pemerintah Pusat. Bahkan aplikasi yang dibangun sudah diintegrasikan dengan
aplikasi SIAK yang ada di DinasKependudukan dan Pencatatan Sipil, sehingga
pelaku usaha tidak perlu bersusah payah lagi mengisi form-form data karna data
diri yang bersangkutan sudah „terambilkan‟ melalui integrasi tersebut.

Namun ternyata kemudahan perizinantersebut bukan menjadi salah satu


pertimbangan penting dalam menilai kualitas pelayanan publik, dan juga tidak
mendapatkan porsi yang besar dalam skala penilaian kualitas pelayanan publik
secara keseluruhan.Justru yang menjadi perhatian besar dalam rangkaian penilaian
tersebut adalah fasilitas yang disediakan oleh pelaksana pelayanan publik kepada
seluruh masyarakat yang memerlukan layanan publik dimaksud. Tidak ada yang

10
salah ketika menempatkan fasilitas tersebut menjadi salah satuindikator utama
penilaian, karena esensi pelayanan publik adalah memberikan kenyamanan dan
kemudahan kepada seluruh lapisan masyarakat yang membutuhkan jasa pelayanan
publik tersebut.

Pemanfaatan teknologi komunikasi pada hari ini juga menjadi sangat


penting. Selain mendekatkan antara pemberi layanan dengan penerima layanan,
teknologi juga bisa mempercepat proses tanpa terhalang oleh waktu dan tempat.
Paper less, mengurangi face to face, menghemat biaya transportasi (mengurangi
kepadatan lalulintas), parking need less, dan banyak lagi yang bisa dihemat
dengan pemanfaatan teknologi informasi tersebut. Layanan bidang perijinan di
Kota Padang secara tidak langsung sudah mulai beradaptasi dengan industrial era
4,0pada saat ini. Meskipun belum menjadi yang terbaik tetapi dengan segala
keterbatasan fasilitas yang dimiliki, kita bertekad memberikan pelayanan prima
bagi seluruh masyarakat yang membutuhkan. Rencana pemberlakuan Mal
Pelayanan Publik(MPP), penerapan digital signaturedan penyederhanaan proses
perijinan, merupakan hal-hal turunan yang akan dilakukan menyusul penerapan
online systemyang sudah lebih dahulu diterapkan.

2.3.1 Pengaruh aplikasi teknologi informasi dalam pelayanan publik

Memberikan pelayanan publik yang prima merupakan tujuan setiap


pemerintah daerah. Pemerintah daerah saat ini berlomba-lomba menerapkan dan
memanfaatkan kemajuan teknologi informasi untuk dapat membantu
mewujudkannya. Pemanfaatan teknologi informasi tersebut mencakup aktivitas
yang saling berkaitan yaitu pengolahan data, pengelolaan informasi, dan sistem
manajemen. Perkembangan teknologi informasi serta penerapan konektivitas
internet ke dalam tata kelola pemerintah diharapkan mampu mengatasi berbagai
macam persoalan melalui peningkatan efisiensi, inovasi, produktivitas, perluasan
jangkauan dan penghematan biaya.

Pelayanan publik yang prima bukan sekedar mengikuti trend global, melainkan
diarahkan untuk mewujudkan good governance, yakni tata pemerintahan yang

11
baik, transparansi serta akuntabilitas dalam proses pemerintahan. Penerapan
teknologi informasi juga diharapkan mampu memberikan pelayan yang efektif
serta efisien terhadap masyarakat, tentu ini merupakan langkah yang strategis.
Namun dalam penerapannya tentu tidak semudah mebalikan telapak tangan, perlu
proses, waktu, dan tahapan yang berkesinambungan.

Penerapan teknologi informasi dalam meningkatkan pelayanan publik juga


memberikan peluang yang sangat besar bagi pengembangan daerah. Dimana
daerah dapat menggunakan teknologi informasi untuk mempermudah proses
pelayanan, memperkenalkan potensi daerah, serta meningkatkan interaksi dengan
masyarakat dan bisnis.

Salah satu contoh penerapan pemanfaatan teknologi informasi dalam


pelayanan publik adalah dengan menggunakan Aplikasi mCity Indonesia.
Aplikasi mCity Indonesia merupakan sebuah aplikasi berbasis mobile yang dapat
digunakan sebagai media informasi dan pusat layanan publik daerah.

12
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pemanfaatan teknologi informasi tersebut mencakup aktivitas yang saling


berkaitan yaitu pengolahan data, pengelolaan informasi, dan sistem manajemen.
Perkembangan teknologi informasi serta penerapan konektivitas internet ke dalam
tata kelola pemerintah diharapkan mampu mengatasi berbagai macam persoalan
melalui peningkatan efisiensi, inovasi, produktivitas, perluasan jangkauan dan
penghematan biaya.
Pelayanan publik yang prima bukan sekedar mengikuti trend global,
melainkan diarahkan untuk mewujudkan good governance, yakni tata
pemerintahan yang baik, transparansi serta akuntabilitas dalam proses
pemerintahan. Penerapan teknologi informasi juga diharapkan mampu
memberikan pelayan yang efektif serta efisien terhadap masyarakat, tentu ini
merupakan langkah yang strategis. Namun dalam penerapannya tentu tidak
semudah mebalikan telapak tangan, perlu proses, waktu, dan tahapan yang
berkesinambungan.

Penerapan teknologi informasi dalam meningkatkan pelayanan publik juga


memberikan peluang yang sangat besar bagi pengembangan daerah. Dimana
daerah dapat menggunakan teknologi informasi untuk mempermudah proses
pelayanan, memperkenalkan potensi daerah, serta meningkatkan interaksi dengan
masyarakat dan bisnis.

3.2 Saran
Demikian makalah yang telah kami susun, semoga bermanfaat bagi
pemakalah khususnya dan pembaca pada umumnya. Kami menyadari masih
terdapat kekurangan dalam penyusunan makalah ini, maka dari itu kritik dan saran
yang membangun sangat kami harapkan.

13
Daftar Pustaka

Bodnar, George H., dan William S, Hopwood, 2010, Accounting Information


Systems, 10th ed., New Jersey: Pearson. Dewimutia, 2009, Manfaat dari
Sistem Informasi

Frank, 2006, Planning System, (http: //c2. Com /cgi/wiki


?SystemsDevelopmentLifeCycle, diunduh 4 Oktober 2011). Gondodiyoto,
S., 2007, Audit Sistem Informasi, edisi revisi., Jakarta: Mitra Wacana
Media.

Jogiyanto H.M., 2005, Analisis dan Desain., Edisi 3., Yogyakarta: Andi.

Ladjamudin, Al-Bahra, 2005, Analisis dan Desain Sistem Informasi., Edisi 1.,
Yogyakarta: Graha Ilmu.

Mheda, 2009, (http://www.wikimheda.org/wiki/System_planning, diunduh 2


Oktober 2011). Mulyanto, A., 2009, Sistem Informasi Konsep dan
Aplikasi, Edisi 1., Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

14

Anda mungkin juga menyukai