Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DALAM


BISNIS JASA
Dosen Pengampu : Suswita Roza, S.E., M.M.

Disusun Oleh Kelompok 5 :

1. Ani Asma Yani (C1B021046)


2. Nur Fadhila (C1B021075)
3. M. Azka Fadilyan (C1B021107)
4. Anindya Putri (C1B021243)

Kelas : R-004

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS JAMBI
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat Rahmat dan
Hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan Makalah “Teknologi Informasi dan
Komunikasi dalam Bisnis Jasa” yang diberikan oleh Ibu Suswita Roza, S.E., M.M.
sebagai dosen pengampu mata kuliah Manajemen Jasa. Makalah ini merupakan salah
satu faktor pengukur bagi mahasiswa/i dalam memenuhi Mata Kuliah Socio
Technopreneurship, dimana dari Makalah yang dibuat ini bisa menjadi jembatan bagi
seseorang untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan.

Kami menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari sempurna, baik dari teknik
penulisan maupun materi mengingat kemampuan yang kami miliki. Oleh karena itu,
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan Makalah kami ini.

Sebelumnya, kami mohon maaf jika terdapat kata-kata yang kurang berkenan.
Semoga dengan penyusunan Makalah ini memberikan manfaat bagi pembaca sehingga
dapat menambah pengetahuan dan pemahaman diri. Akhir kata, kami sampaikan terima
kasih kepada semua pihak yang telah berperan besar dalam penyusunan Makalah ini.
Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi segala usaha kita. Aamiin.

Jambi, 23 April 2023

Kelompok 5

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................. ii

DAFTAR ISI .............................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................... 1

1.3 Tujuan ............................................................................................................ 1

1.4 Manfaat .......................................................................................................... 2

BAB II LANDASAN TEORI ...................................................................................... 3

2.1 Teknologi dan sistem informasi dalam Bisnis .................................................. 3

2.2 Pelayanan Jasa Elektronik dan Pelayanan Jasa Tradisional ............................. 6

2.3 Struktur Produk Pelayanan Elektronik ............................................................. 9

2.4 Penggunaan Teknologi Informasi Dalam Komunikasi Bisnis Jasa ................. 11

BAB III PEMBAHASAN......................................................................................... 17

3.1 Studi Kasus .................................................................................................. 17

3.2 Penjelasan kasus ........................................................................................... 17

3.3 Penyelesaian kasus ........................................................................................ 18

3.4 Kesimpulan Kasus ........................................................................................ 18

BAB IV PENUTUP ................................................................................................... 19

4.1 Kesimpulan................................................................................................... 19

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 21

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Saat ini teknologi informasi mengalami perkembangan yang sangat pesat


dimana perkembangannya tidak bisa dihindari. Perkembangan teknologi informasi ini,
tidak hanya dapat membantu cara hidup kita menjadi lebih modern dalam kehidupan
sehari-hari, dunia bisnis pun ikut terbantu dengan perkembangan teknologi saat ini.
Berbagai hal yang dulu dapat memakan biaya yang besar dan waktu yang lama, kini
dapat diselesaikan dalam waktu yang singkat bahkan dalam hitungan detik. Bahkan
pekerjaan yang dulu dapat melibatkan 10 orang, kini hanya dapat dikerjakan dalam 1
orang.

Teknologi Informasi menjelaskan teknologi apa pun yang membantu manusia


dalam membuat, mengubah, menyimpan, mengomunikasikan dan/atau menyebarkan
informasi. TI menyatukan komputasi dan komunikasi berkecepatan tinggi untuk data,
suara, dan video. Contoh dari Teknologi Informasi bukan hanya berupa komputer
pribadi, tetapi juga telepon, TV, peralatan rumah tangga elektronik, dan peranti
genggam modern (misalnya ponsel). Perkembangan alat-alat atau tools tersebut
sangatlah mendukung kegiatan bisnis yang akan dilakukan akan tetapi itu akan
memakan biaya investasi yang tidak kecil, di samping itu juga perkembangan teknologi
harus bisa didukung oleh sarana dan prasarana atau infrastruktur dari daerah atau tempat
dimana perusahaan atau unit bisnis akan melakukan kegiatan bisnis mereka.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa Itu teknologi dan sistem informasi dalam Bisnis?
2. Apa saja Jasa elektronik dan Jasa Tradisional?
3. Bagaimana Struktur Produk Jasa Elektronik?
4. Bagaimana Penggunaan Teknologi Informasi dalam komunikasi bisnis jasa?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui apa Itu teknologi dan sistem informasi dalam Bisnis?
2. Mengetahui apa saja Jasa elektronik dan Jasa Tradisional?
3. Mengetahui bagaimana Struktur Produk Jasa Elektronik?

1
4. Mengetahui bagaimana Penggunaan Teknologi Informasi dalam komunikasi
bisnis jasa?

1.4 Manfaat
1. Dengan adanya penulisan makalah ini diharapkan penulis maupun pembaca mampu
memahami materi tentang Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Bisnis Jasa.
2. Agar makalah ini dapat dijadikan referensi dan tambahan literatur yang akan
memberikan manfaat bagi para pembaca.

2
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Teknologi dan sistem informasi dalam Bisnis

Peran besar sistem dan teknologi informasi dalam bisnis modern tidak dapat
diabaikan. Sebagai permulaan akan dibahas mengenai pengertian dasar sistem informasi
dan teknologi informasi, kemudian dilanjutkan dengan pembahasan mengenai
komponen sistem informasi.

Sistem adalah sekumpulan komponen yang saling berinteraksi dan bekerja sama
untuk mencapai tujuan yang sama (Bertalanffy, 1971; Checkland, 1981). Kata kuncinya
adalah sekumpulan komponen atau subsistem, sehingga suatu sistem terdiri dari
beberapa subsistem dan demikian juga sebaliknya. Komponen atau subsistem penyusun
suatu sistem berinteraksi dan bekerja sama satu dengan yang lain. Suatu sistem juga
memiliki tujuan yang menjadi dasar kerja sistem tersebut. Beberapa subsistem akan
membentuk sistem, dan kemudian beberapa sistem akan membentuk supra sistem.

Informasi adalah data yang sudah mengalami pengolahan sedemikian rupa


sehingga dapat digunakan oleh penggunanya dalam membuat keputusan (Laudon &
Laudon, 2018; Rainer, Prince, & Watson, 2013; Romney & Steinbart, 2014). Setiap
pembuatan keputusan yang rasional membutuhkan informasi yang memadai sehingga
memperoleh hasil yang optimal dalam kondisi pada saat keputusan tersebut dibuat.

Sistem informasi sendiri didefinisikan sebagai suatu sistem yang digunakan


untuk mengumpulkan, mengolah, menyimpan, dan mendistribusikan informasi (Laudon
& Laudon, 2018). Informasi tersebut akan digunakan untuk mendukung tata kelola
suatu organisasi. Teknologi informasi didefinisikan sebagai perangkat komputer yang
digunakan untuk menyimpan, mengambil, mengirimkan, dan mengolah data (Turban,
Pollard, & Wood, 2018). Pengolahan data menjadi informasi merupakan inti kegiatan
setiap sistem informasi. Data dimasukkan (input), diolah (proses), dan menjadi
informasi (output). Dalam proses pengolahan tersebut terdapat mekanisme pengendalian
(kontrol) berupa umpan balik untuk memastikan pengolahan data menjadi informasi
sesuai dengan tujuan organisasi.

3
Aspek lain dari sistem informasi tentunya adalah teknologi informasi. Teknologi
informasi yang akan dibutuhkan dalam pengelolaan suatu sistem informasi meliputi
(Laudon & Laudon, 2018):
1. Perangkat keras komputer
2. Perangkat lunak komputer
3. Teknologi pengelolaan dan penyimpanan data
4. Teknologi jaringan dan telekomunikasi data

Keseluruhan teknologi tersebut beserta manusia dan rangkaian proses dan


prosedur merupakan suatu sumber daya bagi organisasi. Teknologi informasi
merupakan dasar bagi pengembangan sistem informasi suatu organisasi. Selain aspek
teknologi, sistem informasi juga memiliki aspek non teknologi, yaitu prosedur atau
proses dan manusia (Turban et al., 2018).

Dapat disimpulkan bahwa suatu sistem informasi dalam organisasi memiliki


beberapa dimensi yang berbeda. Dimensi tersebut berupa organisasi, teknologi, dan
manajemen (Laudon & Laudon, 2018). Dimensi organisasi merujuk pada struktur dan
hirarki organisasi. Pada umumnya suatu organisasi memiliki tiga level manajemen
dengan tugas yang berbeda, yaitu (Stoner, 1994):
1. manajemen senior yang bertanggung jawab untuk menentukan arah organisasi.
Keputusan yang dibuat bersifat jangka panjang, mempengaruhi keseluruhan
organisasi, dan berdampak besar.
2. manajemen menengah yang bertanggung jawab untuk menjalankan dan
menerjemahkan strategi serta kebijakan dari manajemen senior.
3. manajemen operasional yang bertanggung jawab untuk mengelola operasi rutin
harian suatu organisasi.

Perkembangan teknologi mengakibatkan munculnya ragam baru pekerjaan


dalam organisasi. Pada organisasi konvensional terdapat karyawan yang bertanggung
jawab untuk menghasilkan barang atau jasa untuk dijual kepada konsumen. Golongan
lain adalah karyawan yang mengurusi administrasi. Pada saat ini karyawan administrasi
menjadi pekerja pengetahuan (knowledge workers) dan pekerja data (data workers).
Kedua jenis pekerja ini meningkatkan dan mengubah peran karyawan administrasi dari

4
sekedar pendukung menjadi bagian penting untuk membantu tata kelola perusahaan
(Turban et al., 2018).

Para manajer modern saat ini dituntut tidak hanya menjalankan apa yang telah
ada pada suatu organisasi, namun para manajer juga dituntut untuk menciptakan
peluang baru bagi organisasi. Peluang baru ini berupa produk baru, layanan baru, proses
bisnis baru, dan jika diperlukan upaya reorganisasi. Para manajer dituntut untuk berpikir
dan bertindak kreatif dan inovatif, tetapi tetap ada dalam koridor etika bisnis yang baik.

Dimensi teknologi informasi merujuk pada alat yang digunakan oleh manajer
untuk menghadapi dan mengantisipasi perubahan dalam lingkungan bisnis. Komponen
teknologi informasi adalah (Laudon & Laudon, 2018; Turban et al., 2018):
1. Perangkat keras komputer adalah perangkat fisik yang digunakan untuk pengolahan
data menjadi informasi. Perangkat keras komputer dewasa ini terdiri dari komputer
meja (desktop), komputer jinjing (laptop atau notebook), mesin pencetak, mesin
pelarik citra, dan lainnya. Belakangan ukuran perangkat komputasi dapat diperkecil
dan semakin mudah dibawa dalam bentuk telepon pintar dan komputer tablet.
Perkembangan teknologi Internet of Things (IoT) membawa perangkat keras
komputasi ke dalam barang yang lazimnya bukan merupakan komputer, seperti
mesin pendingin ruangan, jam tangan, sepatu, dan lainnya.
2. Perangkat lunak komputer adalah kumpulan instruksi yang digunakan untuk
mengendalikan dan mengkoordinasikan perangkat keras komputer untuk melakukan
suatu pekerjaan tertentu.
3. Teknologi pengelolaan data adalah perangkat lunak komputer yang secara khusus
ditujukan guna mengelola data di dalam media penyimpanan fisik.
4. Teknologi jaringan dan telekomunikasi data terdiri dari perangkat fisik dan
perangkat lunak yang digunakan mentransfer data dari satu lokasi fisik ke lokasi
fisik lainnya. Jaringan komputer memungkinkan berbagai perangkat saling berbagi
data dan sumber daya komputasi lainnya. Internet adalah salah satu contoh jaringan
komputer yang dipakai secara meluas di seluruh dunia.
5. Prosedur atau proses merupakan panduan tertulis yang mengarahkan bagaimana
suatu sistem informasi beserta teknologi didalamnya digunakan. Seringkali,
mengabaikan prosedur atau proses menjadi pangkal masalah. Sebagai contoh

5
prosedur bahwa password harus diganti secara berkala tidak diikuti, maka mungkin
saja password tersebut dapat diketahui pihak yang tidak bertanggung jawab dan
disalahgunakan.
6. Manusia merupakan faktor terpenting dalam setiap sistem informasi. Manusia
merupakan pengembang, pengelola, dan pengguna sistem informasi. Namun,
manusia juga merupakan titik terlemah suatu sistem informasi. Banyak masalah
dalam berbagai sistem informasi ternyata bersumber dari kelalaian manusia.

2.2 Pelayanan Jasa Elektronik dan Pelayanan Jasa Tradisional

Pelayanan jasa secara elektronik berbeda dengan pelayanan jasa secara


konvensional/tradisional. Perbandingan diantara keduanya dapat dilihat dari
karakteristik jenis pertemuan, ketersediaan, akses, area pasar, suasana, perbedaan
kompetitif dan privasi. Keberhasilan pelayanan elektronik tidaklah terjadi dengan begitu
saja. Perangkat lunak (software) yang tersedia saat ini membuat sesuatu menjadi lebih
mudah, hanya dengan mengklik salah satu tombol pada komputer, seseorang sudah
dapat menemukan website yang diinginkannya.

Karakteristik beberapa pelayanan elektronik dapat terlihat juga pada pelayanan


tradisional. Jasa internet bersifat tidak nyata, karena transaksi dan pengalaman jasa
disampaikan dengan jaringan elektronik yang tidak dapat dilihat, sehingga sulit untuk
diukur dan dipertimbangkan secara penuh.

Pelayanan jasa elektronik berbeda dengan pelayanan tradisional. Seluruh kontak


dan inetaraksi yang diperlukan, dilakukan melalui interaksi secara online. Seluruh item
yang ditawarkan dibungkus dalam dimensi interaktif maupun dimensi non-interaktif
yang bersifat online.

Suatu perbandingan antara pelayanan jasa secara elektronik dan pelayanan


tradisional dapat dilihat pada tabel 1 dan 2 dibawah ini. Dari tabel-tabel tersebut dapat
dilihat perbedaan nyata di antara kedua system penyampaian jasa tersebut.

Tabel 1
Perbandingan Pelayanan Elektronik dan Pelayanan Tradisional
Sifat/Karakteristik Pelayanan Elektronik Pelayanan Tradisional

6
Jenis Interaksi Tidak bertatap muka Tatap muka
Ketersediaan Setiap waktu Standar jam kerja
Akses Dari rumah Dating ke lokasi penjualan
Area Pasar Seluruh dunia (luas) Local
Terdapat keterbatasan
Suasana Terdapat lingkungan fisik
elektronik
Perbedaan Kompetitif Kemudahan/keleluasaan Personalisasi
Privasi Keadaan tanpa nama Interaksi sosial

Tabel 2
Perbandingan penjualan online dan Penjualan Tradisional

Penjualan Online Penjualan Tradisional


Kelima indera
Keleluasaan
mempengaruhi pembelian
Hemat waktu Memicu ingatan
Keuntungan
Terdapat contoh produk
Menekan hasrat membeli Mengenal barang baru
Interaksi social
Tidak dapat melakukan
tawar-menawar dan tidak Memakan waktu
dapat menyeleksi produk
Mudah lupa pada produk Menunggu dan antri
Kerugian Ketergantungan pada Mencari pusat
computer perdagangan
Merangsang hasrat
Ongkos pengiriman membeli
Kurang aman

1. Dimensi produk/jasa
Karakteristik beberapa pelayanan elektronik dapat terlihat juga pada
pelayanan tradisional. Jasa internet bersifat tidak nyata, karena transaksi dan

7
pengalaman jasa disampaikan dengan jaringan elektronik yang tidak dapat dilihat,
sehingga sulit untuk diukur dan dipertimbangkan secara penuh.

Perbedaan ini timbul karena adanya perbedaan kebutuhan, harapan,


kemampuan pelayanan diri, kesadaran untuk berinteraksi, dan kontribusi persepsi
konsumen terhadap adanya ketidakseragaman (heterogen) dalam pelayanan
elektronik. Konsumsi dan pengiriman pelayanan elektronik merupakan proses
simultan, dan tentu saja pelayanan tradisional dan elektronik tidak dapat dipisahkan.
Kedua bentuk pelayanan ini sama-sama mempunyai elemen inti maupun pelengkap.
Elemen inti dari jasa adalah produk, sedangkan elemen pelengkapnya menyediakan
dimensi jasa yang kurang penting.

2. Dimensi proses pelayanan


Proses pelayanan ini termasuk proses front office, yang meliputi interaksi
sosial dengan konsumen dan proses back office yang mempunyai kontak konsumen
yang sedikit. Proses pelayanan ini dikarakterikan sesuai dengan tingkatan kontak
dan interaksi, tingkatan intensitas tenaga kerja dan tingkatan customization tenaga
kerja. Ditambah dengan pemahaman bahwa dalam pengiriman pelayanan (service
delivery), partisipasi aktif konsumen sangat mempengaruhi kualitas pelayanan.
Pelayanan jasa melalui elektronik berbeda dengan pelayanan tradisional
dalam semua hal yang disebutkan diatas. Seluruh kontak dan interaksi yang
diperlukan dilakukan melalui interaksi secara online. Seluruh item yang ditawarkan
dibungkus dalam dimensi interaktif maupun dimensi non-interaktif yang bersifat
online.
Customization dapat terjadi selama kontak online dengan pelanggan melalui
alat-alat elektronik, termasuk melakukan interaksi dengan tenaga kerja yang berada
pada bagian back office. Customization ini dapat juga dilakukan melalui sistem
konferensi video atau melalui alat-alat teknologi lainnya, yang dapat
menghubungkan keinginan konsumen dengan pelayanan elektronik yang ada.
Tenaga kerja maupun teknologi yang biasa dipakai pada sistem tradisional dapat
melengkapi sistem elektronik pada bagian back office.

8
2.3 Struktur Produk Pelayanan Elektronik

Selanjutnya, Heim dan Sinha (2000) mempertimbangkan bauran struktur


produk. Seperti yang biasa didefinisikan sebagai isi (content) dari suatu website, apakah
sesuatu yang berbentuk statis atau dinamis, dan dengan target segmen pasar tertentu;
apakah lokal atau global. Static content berisi penyuguhan yang tetap dari jasa, berupa
gambar atau foto, sedangkan dynamic content sering juga memasukkan feedback,
musik, grafik yang bergerak, dan membuat rincian yang mendetil dari produk yang
ditawarkan, serta biasanya berupa sesuatu yang interaktif. Halaman dynamic suatu
website memungkinkan konsumen menyesuaikan pesanan yang dinginkannya. Matriks
struktur produk menjelaskan tipe pasar yang dijumpai dengan masing-masing kategori,
sesuai dengan lima dimensi berikut.

1. Skala dan ruang lingkup pelayanan


2. Tingkat permintaan
3. Tingkatan online customization
4. Tingkatan offline customization
5. Penggabungan merek

Sedangkan tipe pasar meliputi niche market, extender market, mass market, dan
customize market.

1. Niche Market

Produk pelayanan elektronik niche market ditargetkan pada pasar lokal dan hanya
menawarkan beberapa jumlah pelayanan yang secara relatif memiliki permintaan
rendah. Pada umumnya, niche market hanya menyediakan elemen online yang
bersifat statis. Apabila ditawarkan sesuatu yang khusus, biasanya dilakukan secara
offline, karena online yang khusus (customization online) biayanya akan lebih mahal
apabila jumlah pemesan sedikit. Penyedia jasa niche market biasanya bekerja
sendirian, tidak bergabung dengan merek lain. Beka (http://www.bekainc.com)
dan dan Jockey Internasional (http://jokey.com) merupakan contoh dari niche
market. Kedua perusahaan ini menawarkan halaman yang berisi daftar produk dan
foto-foto. Beberapa niche market berisi informasi mengenai resep makanan yang
bergizi.

9
2. Extended Market

Merupakan pasar internet yang mempunyai jumlah permintaan yang lebih tinggi
dari niche market, tetapi tingkat offline customization yang lebih rendah daripada
niche market. Pasar yang lebih luas ini termasuk dalam pasar online customization
dan mereka bisa melakukan penggabungan merek dengan organisasi lain. Golfsmith
yang berkedudukan di Austin, Texas, memulai usahanya pada niche market yang
menawarkan dan merakit perangkat olahraga golf. Pada tahun terakhir ini, mereka
memperluas pasarnya dan menawarkan bermacam-macam jenis pilihan produk dan
jasa. Sekarang ini, Golfsmith sudah mempunyai halaman dinamik (dynamic pages)
dan mempunyai kemampuan untuk menawarkan gerobak belanja (cart shopping).
Pelanggan dapat memesan perakitan peralatan golf sesuai dengan keinginannya,
ready made clubs dan asesoris golf.

3. Mass Market

Mass Market adalah tipe pasar pelayanan elektronik yang mempunyai jumlah
konsumen yang lebih besar serta mempunyai spektrum asing yang
banyak dibutuhkan konsumen. Permintaan jenis pasar ini seringkali bergabung
dengan web (halaman) yang dinamis yang membantu konsumen untuk memesan
kebutuhannya sesuai dengan selera atau keinginannya. Contohnya Etoys
(http://www.etoys.com) , menyediakan menu yang meliputi beberapa kategori,
seperti maianan berbagai anak: untuk beberapa kelompok umur dengan merek. Hal
ini memungkinkan pelanggan untuk membeli mainan untuk anak yang berumur dua
tahun dari merek yang disukainya langsung menuju pada daftar kelompok mainan
yang disediakan, tanpa mencari pada daftar seluruh mainan yang ditawarkan. Jasa
online ini berisi banyak informasi mengenai jenis, harga barang yang akan dibeli,
termasuk gambar-gambarnya yang bisa dibesarkan sesuai kebutuhan konsumen.
Mass market dapat ditiru dengan mudah, maka kemudian mereka akan mendapatkan
keuntungan bersaing bila bergabung dengan merek lain. Gabungan merek pada mass
market biasanya terdiri dari links diantara beberapa jasa yang berbeda.

4. Customized Market

10
Customized market adalah pelayanan elektronik yang merupakan gabungan antara
pelayanan niche market dan mass market. Mereka memfokuskan pada dasar khusus
sesuai dengan jenis pelayanan niche market, tetapi mereka juga mencari tingkat
permintaan yang tinggi yang khususnya dilaksanakan pada pelayanan mass market.
Karena jenis permintaannya juga termasuk tinggi, maka mudah ditiru oleh pesaing,
sehngga banyak jenis pasar ini bergabung dengan penyedia jasa website lainnya
untuk menghindari peniruan. Penggabungan antara customized market ini berbeda
dengan mass market. Hanya khusus pada bidang yang sama saja, tidak pada
keseluruhan jasa seperti pada mass market. Bentuk pasar gabungan antara niche
market dan mass market ini. Misalnya Epricurious Website
(http://www.epicurius.com). Pada halaman dinamikanya, lonsimen dapat
mengakses majalah Bon Appetit dan majalah Gourmet serta toko William-Sonoma
untuk membeli atau menjual buku resep makanan. Padahal halaman lain, konsumen
dapat juga mencari resep dan petunjuk-petunjuk lain mengenai daftar anggur yang
enak dan bagaimana menggunakan garpu atau sendok yang benar pada satu jamuan
makan malam resmi.

2.4 Penggunaan Teknologi Informasi Dalam Komunikasi Bisnis Jasa

Penggunaan teknologi informasi dalam komunikasi bisnis atau komunikasi


bisnis lintas budaya ditujukan untuk memperbaiki atau meningkatkan proses
komunikasi itu sendiri. Semakin dibutuhkannya teknologi informasi dalam komunikasi
bisnis atau komunikasi bisnis lintas budaya tidak dapat dilepaskan dari situasi atau
kondisi yang dihadapi dunia bisnis di era informasi. Berbagai tantangan yang dunia
bisnis hadapi saat ini mencakup kompetisi global dalam hal perdagangan dan tenaga
kerja, kebutuhan operasional secara real-time, perubahan dalam dunia kerja, orientasi
konsumen, inovasi teknologi, limpasan informasi, tanggung jawab sosial, peraturan
pemerintah, dan permasalahan dalam etika komunikasi bisnis maupun etika komunikasi
pada umumnya. Umumnya, organisasi atau perusahaan merespon tantangan tersebut
dengan beberapa cara, diantaranya adalah melakukan perubahan dalam sistem strategi,
fokus pada konsumen dan layanan, perbaikan usaha atau upaya yang berkelanjutan,
business process reengineering, aliansi bisnis, dan electronic commerce.

11
Menurut Courtland L. Bovee dan John V. Thill (2008) dalam Business
Communication Essentials menyatakan bahwa teknologi informasi dalam komunikasi
bisnis umumnya digunakan untuk berkomunikasi dalam kantor, berkomunikasi jarak
jauh, mengkomunikasikan barang dan jasa, dan berkomunikasi dengan konsumen.
Lebih lanjut mereka menyatakan bahwa agar penggunaan teknologi informasi dalam
komunikasi bisnis menjadi efektif, maka kita harus belajar untuk tetap menjaga
perspektif bahwa teknologi adalah sebuah alat atau perangkat yang dapat membantu
untuk menyelesaikan berbagai pekerjaan, membantu komunikasi interpersonal atau
komunikasi antar pribadi bukan untuk menggantinya, dan lain-lain; menjaga agar tidak
terjadi banjir informasi, menggunakan teknologi sebagai alat secara produktif, dan
menggunakan teknologi untuk berkomunikasi atau berinteraksi dengan orang lain
utamanya konsumen atau klien.

Adapun penggunaan teknologi informasi dalam komunikasi bisnis yakni sebagai


berikut :
1. Otomasi kantor.

Yakni sistem yang menciptakan, menyimpan, memodifikasi, menyajikan, dan


informasi bisnis dalam bentuk tertulis, verbal atau video. Otomasi kantor berkaitan
erat dengan penerapan teknologi informasi yang digunakan dalam lingkungan
kantor untuk mendukung berbagai pekerjaan tertentu. Istilah otomasi kantor
mengacu pada seluruh peralatan dan metode yang diterapkan dalam berbagai
kegiatan kantor yang membantu proses penulisan, visual dan data suara dalam
sebuah komputer. Yang termasuk dalam otomasi kantor adalah pertukaran
informasi, manajemen dokumen administratif, mengelola data numerik, dan
perencanaan rapat serta jadwal kerja manajemen.

2. Berbagi informasi dengan karyawan.

Para pebisnis menggunakan berbagai alat untuk dapat berkomunikasi secara efektif
dengan karyawannya. Kehadiran teknologi informasi telah mengubah perspesi
bahwa bekerja harus datang ke kantor. Kini, tidak sedikit perusahaan yang
membolehkan karyawannya untuk dapat bekerja dari rumah. Pekerjaan dan

12
komunikasi internal dilakukan secara online dan tidak mengubah jenis-jenis
komunikasi bisnis dan pola komunikasi organisasi.

3. Bertukar informasi.

Kini surat elektronik menjadi salah satu alat yang sangat penting untuk
berkomunikasi dan bertukar informasi antar karyawan, penyuplai, dan konsumen.
Komunikasi yang dilakukan dengan surat elektronik jauh lebih cepat dan
membutuhkan sedikit biaya dibandingkan dengan mengirim surat melalui pos.
Teknologi informasi memungkinkan mengatur berkas surat elektronik berdasarkan
klien, jenis komunikasi seperti pemesanan atau pembayaran.

4. Tetap terhubung dengan konsumen, kolega, dan penyuplai.

Beberapa pebisnis profesional masa kini hanya memiliki kantor part-time atau
bahkan tidak memiliki kantor sama sekali. Segala bentuk komunikasi yang
dilakukan untuk tetap terhubung dengan konsumen, kolega, maupun penyuplai
bergantung pada jaringan nirkabel.

5. Menjalin kerjasama atau berkolaborasi.

Bekerja dalam sebuah tim sangat penting dalam setiap bisnis. Kerja tim dapat
menjadi lebih kompleks manakala anggota tim bekerja pada departemen yang
berbeda, atau berada dalam zona waktu yang berbeda, atau berbeda perusahaan.
Teknologi informasi membantu menjembatani jarak dengan membuat beberapa
kegiatan seperti brainstorming, mengadakan rapat secara virtual, berbagai dokumen,
bertemu dengan mitra bisnis baru, dan berkolaborasi dengan para ahli diluar
perusahaan dari lokasi yang berbeda.

6. Menciptakan dan mengembangkan produk dan jasa.

Teknologi informasi dapat digunakan untuk menciptakan, mengembangkan, serta


mengirimkan produk dan jasa kepada konsumen dan mendukungnya dengan
informasi penting. Kemampuan untuk mengakes dengan mudah dan membagi
informasi terkahir dapat meningkatkan arus dan waktu penyuplaian, biaya operasi
yang rendah, memperbaiki kepuasan konsumen, dan memicu kinerja keuangan.

13
Kemudahan dalam mengakses informasi juga dapat membantu perusahaan
memberikan respon terhadap kebutuhan konsumen dengan menyuguhkan kepada
konsumen informasi yang akurat dan pengiriman produk yang terjadwal dengan
baik.

7. Menghemat biaya.

Meskipun implementasi teknolog informasi membutuhkan anggaran yang tidak


sedikit, namun memiliki manfaat jangka panjang dalam hal penghematan biaya.
Teknologi informasi memungkinkan perusahaan untuk mengurangi biaya transaksi
dan implementasi.

8. Memudahkan akses informasi dan komunikasi.

Beberapa pegawai kini dapat mengakses suara mereka serta komunikasi elektronik
lainnya seperti surat elektronik dan pesan instan melalui satu portal saja. Melalui
ruang kerja online membuat karyawan atau anggota tim untuk mengakses dokumen
dimanapun dan kapanpun. Ruang kerja ini dapat mengontrol anggota tim yang dapat
membaca, mengedit, dan menyimpan dokumen khusus.

9. Berinteraksi dengan konsumen.

Memelihara dialog terbuka dengan konsumen adalah sangat penting dalam rangka
untuk menemukan, mengikat, dan mendukung konsumen. Teknologi informasi dan
komunikasi masa kini memudahkan bagi konsumen untuk berinteraksi dengan
perusahaan kapanpun, dimanapun, dan bagaimanapun yang mereka inginkan.
Perusahaan yang menginisiasi percakapan dengan pasar akan memperoleh
keuntungan yang besar dibandingkan dengan perusahaan yang tidak melakukannya.

10. Membangun dan memelihara hubungan antara produsen dan konsumen.

Perusahaan menggunakan teknologi informasi untuk merancang dan membangun


serta memelihara hubungan dengan konsumen. Sistem manajemen hubungan
konsumen menangkap setiap interaksi yang dilakukan oleh perusahaan kepada
konsumen. Seluruh interaksi disimpan dalam sistem manajemen hubungan
konsumen dan siap untuk dibuka jika konsumen menghubungi kembali.

14
11. Pemasaran.

Salah satu penggunaan teknologi informasi dalam komunikasi bisnis yang utama
adalah dalam hal pemasaran produk atau jasa. Baik bisnis skala kecil maupun bisnis
skala besar kini memannfaatkan kehadiran internet sebagai media komunikasi untuk
mendongkrak penjualan. Mereka memiliki website untuk menjalankan bisnis secara
online dan memberikan kemudahan bagi konsumen untuk memesan produk atau
jasa, membeli produk atau jasa, serta mengakses penjualan. Selain itu, teknologi
informasi juga digunakan sebagai bagian dari strategi komunikasi dalam
membangun brand image, strategi komunikasi pemasaran, strategi komunikasi
dalam pemasaran internasional, dan strategi komunikasi pemasaran global.

12. Mengelola inventaris.

Penggunaan teknologi informasi dalam komunikasi bisnis juga diperuntukkan untuk


mengelola inventaris secara efektif. Organisasi atau perusahaan kini dapat
melakukan pemantauan stok barang dengan menggunakan teknologi informasi
untuk memenuhi permintaan konsumen.

13. Manajemen data.

Melalui teknologi informasi, perusahaan dapat menyimpan dan memelihara


sejumlah data penting secara ekonomis dan memudahkan bagi karyawan untuk
mengakses data tersebut apabila diperlukan.

14. Sistem informasi manajamen.

Penyimpanan data akan sangat bermanfaat manakala jika data dapat digunakan
secara efektif. Sistem informasi manajemen memungkinkan perusahaan untuk
melacak data penjualan, ekspansi dan tingkat produktivitas. Informasi dapat
digunakan untuk melacak profit setiap saat, memaksimalkan kembalinya modal dan
mengidentifikasi ranah perbaikan.

15. Keuntungan kompetitif.

Penghematan, perkembangan produk yang sangat cepat, dan perbaikan dalam proses
membantu perusahaan memperoleh dan memelihara keuntungan kompetitif dalam

15
pasar. Perusahaan dapat menggunakan simulasi perangkat lunak dan teknologi
informasi lainnya yang berbasiskan sistem untuk membawa sebuah produk ke dalam
pasar dengan biaya yang efektif dan cepat.

16. Perbaikan proses.

Penggunaan teknologi informasi dalam komunikasi bisnis selanjutnya adalah


perbaikan proses. Sistem perencanaan sumberdaya perusahaan memungkinkan para
manajer untuk mengkaji ulang penjualan, biaya, serta berbagai kegiatan lainnya
melalui platform perangkat lunak terintegrasi yang umumnya bersifat real-time.
Sistem ERP dapat mengganti sejumlah sistem keuangan, sumber daya manusia, dan
ranah fungsional lainnya.

17. Menghemat waktu.

Disamping dapat menghemat biaya secara jangka panjang, penggunaan teknologi


informasi dalam komunikasi bisnis terkait dengan otomasi kantor adalah dapat
menghemat waktu. Otomasi memang perlu karena dapat menghemat waktu dalam
berbagai kegiatan kantor. Seluruh pekerjaan dapat diselesaikan dalam waktu yang
singkat. Penghematan waktu dapat berguna untuk mencapai tujuan secara
efektif.Berbagai peralatan komunikasi bisnis yang kini digunakan berevolusi sejalan
dengan sejarah perkembangan teknologi komunikasi serta sejarah perkembangan
teknologi informasi. Tren teknologi informasi yang semakin berkembang
berdampak pada kemampuan sistem informasi organisasi. Sebagai konsumen harus
dapat menyadari tren teknologi masa kini yang mempengaruhi teknologi informasi.
Tren teknologi mempengaruhi organisasi dalam menjalankan bisnis atau komunikasi
bisnisnya. Dengan memiliah dan memilih peralatan teknologi informasi yang tepat
untuk setiap situasi dapat mendongkrak keefektifan komunikasi bisnis.

16
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Studi Kasus

PT Golden Castle ,bergerak dalam bidang konveksi atau textil,


mengalami permasalahan antara perusahaan dengan karyawan. Permasalahan ini
terjadi yang disebabkan oleh adanya miss communication antara atasan dengan
karyawannya. Adanya perubahan kebijakan dalam perusahaan mengenai penghitungan
gaji atau upah kerja karyawan, namun pihak perusahaan belum memberitahukan para
karyawan, sehingga karyawan merasa diperlakukan semena-mena oleh pihak
perusahaan. Para karyawan mengambil tindakan yaitu dengan mendemo perusahaan,
Namun tindakan ini berujung pada PHK besar-besaran yang dilakukan oleh
perusahaan.

Perusahaan manapun pasti pernah mengalami permasalahan internal.


Mulai dari tingkat individu, kelompok, sampai unit. Mulai dari derajat dan lingkup
permasalahan yang kecil sampai yang besar. Yang relative kecil seperti masalah adu
mulut tentang pribadi antar karyawan, sampai yang relative besar seperti beda
pandangan tentang strategi bisnis di kalangan manajemen.

Contoh lainnya dari permasalahan yang relative besar yakni antara


karyawan dan manajemen. Secara kasat mata kita bias ikuti berita sehari-hari di
berbagai media. Disitu tampak permasalahan dalam bentuk demonstrasi dan
pemogokan. Apakah hal itu karena tuntutan besarnyak ompensasi, kesejahteraan,
keadilan promosikarir, ataukah karena tuntutanhak asasi manusia karyawan.

3.2 Penjelasan kasus

Di dalam hubungan komunikasi di suatu lingkungan kerja atau perusahaan


antara individu akan sering terjadi. Permasalahan yang sering terjadi biasanya adalah
karena masalah kominikasi yang kurang baik. Sehingga cara mengatasi masalah dalam
perusahaan harus benar-benar dipahami management inti dari perusahaan, untuk
meminimalisir dampak yang timbul. Permasalahan atau konflik yang terjadi antara
karyawan atau karyawan dengan atasan yang terjadi karena masalah komunikasi harus

17
diantisipasi dengan baik dan dengan system yang terstruktur. Karena jika masalah
komunikasi antara atasan dan bawahan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya,
mogok kerja, bahkan demo.

3.3 Penyelesaian kasus

1. Membentuk suatu system informasi yang terstruktur, agar tidak terjadi kesalahan
dalam komunikasi.
2. Buat komunikasi dua arah antara atasan dan bawahan menjadi lancar dan harmonis,
misalnya dengan membuat rapat rutin, karena dengan komunikasi yang dua arah
dan intensekan mengurangi masalah di lapangan.
3. Beri pelatihan dalam hal komunikasi kepada atasan dan karyawan, pelatihan akan
memberikan pengetahuan dan ilmu baru bagi setiap individu dalam organisasi dan
meminimalkan masalah dalam hal komunikasi.

3.4 Kesimpulan Kasus

PT Golden Castle bergerak dalam bidang konvesi atau texil mengalami


permasalahan antara karyawan akibat adanya miss communication antara atasan
dengan karyawan karyawan mengambil tindakan mendemo perusahaan yang berujung
pada PHK besar-besaran yang dilakukan oleh perusahaan.

Masalah komunikasi harus diantisipasi dengan baik dan dengan system yang
terstruktur. Karena jika masalah komunikasi antara atasan dan bawahan terjadi hal-hal
yang tidak diinginkan, akan terjadi yang namanya mogok kerja atau demo. Maka dari
itu pentingnya komunikasi terhadap atasan dengan bawahan agar terlaksananya dengan
baik dan juga akan berpengaruh pada perkembangan atau tidaknya perusahaan
tersebut.

Terkadang dalam mengambil sebuah situasi keputusan haruslah menganalisis ,


memperhitungkan atau membandingkan beberapa atribut–atribut yang akan digunakan
dalam mengambil keputusan. Karna jika memepertimbangkan faktor-faktor atau atribut-
atribut secara keseluruhan maka keputusan yang diambil tidak akan sulit dan tidak
saling bertabrakan dengan yang lainnya.

18
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Sistem informasi adalah suatu sistem yang digunakan untuk mengumpulkan,


mengolah, menyimpan, dan mendistribusikan informasi. Berbagai sistem informasi
dapat digunakan oleh suatu organisasi berdasarkan hierarki dan struktur organisasinya.
Ada sistem informasi yang digunakan oleh karyawan operasional, manajer tingkat
bawah, manajer tingkat menengah, dan manajer puncak. Tiap tingkatan memiliki
karakteristik yang disesuaikan dengan jenis pekerjaan dan tipe keputusan yang dibuat.
Aspek suatu sistem informasi meliputi teknologi informasi (perangkat keras komputer,
perangkat lunak komputer, penyimpanan data, dan perangkat telekomunikasi), manusia,
dan proses.

Pelayanan jasa secara elektronik berbeda dengan pelayanan jasa secara


konvensional/tradisional. Perbandingan diantara keduanya dapat dilihat dari
karakteristik jenis pertemuan, ketersediaan, akses, area pasar, suasana, perbedaan
kompetitif dan privasi. Keberhasilan pelayanan elektronik tidaklah terjadi dengan begitu
saja. Riset yang telah diadakan dengan topik teknologi dalam bidang jasa atau e-service.
Sulin Ba dan Johansson (2008) menyebutkan bahwa website perusahaan menjadi titik
penting titik temu/kontak mereka dengan pelanggan.

Kapabilitas teknologi dalam proses website terbukti adalah faktor yang penting
bagi kepuasan pelanggan online. Riset lain menyebutkan empat faktor yang
mempengaruhi kualitas e-service, yaitu efisiensi, pengisian, ketersediaan sistem, dan
privasi. Riset lain menyebutkan tiga kompetensi utama yang penting pada tingkat
manajemen puncak dalam mengadopsi e-service. Riset lain menyebutkan meta-kategori
kriteria yaitu membangun identitas website, kategorisasi informasi, penyajian informasi,
advertisement, pop-ups dan animasi, dan berita utama (headlines).

Heim dan Sinha (2000) mempertimbangkan bauran struktur produk, yang biasa
didefinisikan sebagai isi (content) dari website, statis atau dinamis, dan target segmen

19
pasar tertentu. Static content berisi penyuguhan, dynamic content memasukkan
feedback, musik, grafik yang bergerak, dan membuat rincian yang mendetil.

Penggunaan teknologi informasi dalam komunikasi bisnis atau komunikasi


bisnis lintas budaya ditujukan untuk memperbaiki atau meningkatkan proses
komunikasi itu sendiri. Kebutuhan operasional secara real-time, perubahan dalam dunia
kerja, orientasi konsumen, inovasi teknologi, limpasan informasi, tanggung jawab
sosial, peraturan pemerintah, dan permasalahan dalam etika komunikasi bisnis. Menurut
Courtland L. Bovee dan John V. Thill (2008), teknologi informasi dalam komunikasi
bisnis digunakan untuk berkomunikasi dalam kantor, berkomunikasi jarak jauh,
mengkomunikasikan barang dan jasa, dan berkomunikasi dengan konsumen.

20
DAFTAR PUSTAKA

Bertalanffy, L. V. (1971). General system theory: Foundation, development,


applications. London: Penguin Press.

Bovee, Courtland L. dan John V. Thill . 2008. Bussiness Communication Today. Edisi
8. USA : Pearson Prentice Hall.

Laudon, K. C., & Laudon, J. P. (2018). Management information systems: Managing


The Digital Firm (11th ed.). Upper Saddle River: Pearson Education.

Stoner, J. A. F. (1994). Management. Sydney: Prentice Hall Australia

Sukirno, Sadono. 2004. Pengantar Bisnis. Prenada Media

Turban, E., Pollard, C., & Wood, G. R. (2018). Information technology for
management: On-demand strategies for performance, growth and sustainability
(11 th ed.). Hoboken: Wiley.

21

Anda mungkin juga menyukai