MAKALAH
Dosen Pengampu:
Prof. Dr. H.B Isyandi, SE, MS
DISUSUN OLEH:
ARNENGSI 2010241787
RIKO SAWINDRA 2010241843
Puji-puji dan syukur kami panjatkan pada Allah SWT. Hanya kepada-Nya
lah kami memuji dan hanya kepada-Nya lah kami memohon pertolongan. Tidak
lupa shalawat serta salam kami haturkan pada junjungan nabi agung kita, Nabi
Muhammad SAW. Risalah beliau lah yang bermanfaat bagi kita semua sebagai
petunjuk menjalani kehidupan.
Dengan pertolongan-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah berjudul
“Teknologi dalam Ekonomi Global dan Pengelolaan dalam Tantangan
Teknologi”.
Dalam menyelesaikan makalah ini, Tim Penulis telah banyak mendapat bantuan
dan masukan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini Tim
Penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. H.B Isyandi, SE, MS selaku Dosen Mata kuliah Lingkungan
Bisnis dan Hukum Komersial Universitas Riau yang telah memberikan tugas
mengenai “Teknologi dalam Ekonomi Global dan Pengelolaan dalam
Tantangan Teknologi” ini sehingga pengetahuan kami dalam penulisan
makalah ini semakin bertambah dan hal itu sangat bermanfaat bagi
pembuatan makalah kami selanjutnya di kemudian hari.
2. Teman-teman yang telah membantu dan memberikan dorongan semangat
agar makalah ini dapat diselesaikan.
3. Pihak-pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah turut
membantu sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dalam waktu
yang tepat.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
Kelompok 3
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................................ii
BAB I........................................................................................................................................1
P E N D A H U L U A N..........................................................................................................1
BAB II.......................................................................................................................................4
2.5 Hak Para Stakeholder Dan Mengelola Keanekaragaman Tenaga Kerja Dalam
Organisasi Bisnis..........................................................................................................9
BAB III...................................................................................................................................20
P E N U T U P........................................................................................................................20
3.1 Kesimpulan.................................................................................................................20
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Peranan teknologi informasi pada aktivitas manusia pada saat ini memang
begitu besar. Teknologi informasi telah menjadi fasilitator utama bagi kegiatan-
mendasar pada struktur, operasi, dan manajemen organisasi. Berkat teknologi ini,
ATM, kartu kredit, transaksi melalui internet yang dikenal dengan e-commerce
atau perdagangan elektronik, transfer uang melalui fasilitas e-banking yang dapat
informasi
1
Perkembangan ekonomi global telah merubah cara kerja dari perusahaan.
Suatu usaha tidak lagi hanya bergantung pada kemampuan modal fisik saja
sebagai faktor penentu sukses yang paling utama, melainkan lebih cenderung
mengarah pada inovasi, peningkatan teknologi informasi dan kemampuan sumber
daya manusia. Perubahan ini menandai suatu perkembangan ekonomi yang lebih
mengedepankan modal pengetahuan dalam aktivitasnya atau disebut dengan
ekonomi berbasis pengetahuan (knowledge-based economy). Namun dalam
perkembangannya, akuntansi belum mampu mengakomodasi kebutuhan untuk
pelaporan aset yang berupa pengetahuan sehingga menyebabkan perbedaan yang
signifikan antara nilai pasar dengan nilai buku perusahaan.
diperlukan?
bisnis
bisnis
2
5. Untuk mengetahui hak para stakeholder dan cara mengelola
3
BAB II
LANDASAN TEORI
4
teknologi mengikis hambatan masuk. Perusahaan besar, perusahaan kecil, atau
bahkan individu, dapat memanfaatkan saluran digital.
5
2. Bidang transportasi dan Komunikasi;
3. Bidang energi dan sumber daya alam;
4. Bidang proses produksi baru.
Perkembangan teknologi di bidang komputer turut mempengaruhi kinerja
intern sebuah organisasi atau perusahaan, terutama di bidang administrasi. Sistem
database dapat dengan mudah mengklasifikasi data perusahaan secara detail dan
akurat. Bahkan sistem ini juga dapat dimanfaatkan untuk absensi pegawai. Pada
umumnya, sistem database mengambil peran penting dalam pendataan inventaris
perusahaan.
Kecanggihan komputer yang semula dikhawatirkan akan menambah
jumlah pengangguran kini malah berlaku sebaliknya, yakni menambah
kesempatan kerja. Hampir semua perusahaan besar kini butuh ahli komputer di
bidang pendataan, informatika (pemrograman), serta tentunya teknisi komputer.
Ini dikarenakan pentingnya keberadaan sumber daya teknologi yang menopang
aktivitas perusahaan.
Kemampuan komputer mangatasi soal-soal kompleks saat ini tidak bisa
disangkal lagi amat membantu kinerja pegawai perusahaan. Pengolahan berbagai
variabel yang akan mamakan waktu lama jika diselesaikan secara manual kini
akan menjadi amat mudah dan cepat dengan komputer. Apalagi ditunjang
kemajuan berbagai aplikasi analisa yang amat beragam. Banyak pilihan bagi
perusahaan untuk menggunakan aplikasi mana yang cocok untuk kebutuhan
perusahaan. Penyimpanan dan back up yang mudah juga menjadi nilai plus
komputer. Kini tidak perlu lagi khawatir data hilang asal komputer tidak error.
Satu hal yang dikhawatirkan dari pemanfaatan teknologi yang berlebihan
adalah pencemaran lingkungan. Tak bisa dipungkiri, alat-alat teknologi lebih
banyak berbahan anorganik (kimia) daripada bahan alami (organik). Emisi karbon
juga amat besar, terutama pada alat-alat canggih seperti komputer, kendaraan
bermotor, dan Pendingin Ruangan. Sehingga kini para ilmuan mulai mencari
solusi untuk penggunaan teknologi ramah lingkungan yang digagas perusahaan-
perusahaan maju, terutama dari jepang.
6
2.3 Mengelola Sistem Informasi dalam Organisasi Bisnis
7
Terdapat dua cara sistem informasi meningkatakan proses bisnis dengan efisien
yaitu :
a Meningkatkan efisiensi proses yang ada.
b. Mengubah proses yang ada dengan proses yang baru yang dapat merubah
bisnis.
8
rahasia perdagangan, perusahaan mungkin membutuhkan karyawan untuk
menandatangani klausul non-bersaing yang akan memberlakukan pembatasan
pada interaksi karyawan dengan pemangku kepentingan, dan pesaing.
9
2. Stakeholder Pendukung (Sekunder) Stakeholder pendukung (sekunder)
adalah stakeholder yang tidak memiliki kaitan kepentingan secara langsung
terhadap suatu kebijakan, program, dan proyek, tetapi memiliki kepedulian
(consern) dan keprihatinan sehingga mereka turut bersuara dan berpengaruh
terhadap sikap masyarakat dan keputusan legal pemerintah. Contohnya :
a. Lembaga (Aparat) pemerintah dalam suatu wilayah tetapi tidak memiliki
tanggung jawab langsung.
b. Lembaga pemerintah yang terkait dengan issu tetapi tidak memiliki
kewenangan secara langsung dalam pengambilan keputusan.
c. Lembaga swadaya Masyarakat (LSM) setempat: LSM yang bergerak di
bidang yang bersesuai dengan rencana, manfaat, dampak yang muncul
yang memiliki concern (termasuk organisasi massa yang terkait).
d. Perguruan Tinggi: Kelompok akademisi ini memiliki pengaruh penting
dalam pengambilan keputusan pemerintah.
e. Pengusaha (Badan usaha) yang terkait.
3. Stakeholder Kunci. Stakeholder kunci merupakan stakeholder yang memiliki
kewenangan secara legal dalam hal pengambilan keputusan. Stakeholder
kunci yang dimaksud adalah unsur eksekutif sesuai levelnya, legisltif, dan
instansi. Misalnya, stekholder kunci untuk suatu keputusan untuk suatu
proyek level daerah kabupaten. Contohnya:
a. Pemerintah Kabupaten.
b. DPR Kabupaten.
c. Dinas yang membawahi langsung proyek yang bersangkutan.
10
membuat keputusan penanaman modal berdasarkan informasi yang
dimilikinya mengenai sahamnya dalam perusahaan
c. Menerima sebagian dari keuntungan perusahaan yang diperuntukkan bagi
Pemegang Saham, dalam bentuk dividen dan pembagian keuntungan
lainnya.
2. Pelanggan dan Konsumen
a. Hak untuk memilih barang serta mendapatkan barang tersebut sesuai
dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan.
b. Hak atas informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan
jaminan barang.
c. Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang yang digunakan.
d. Hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen.
e. Hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak
diskriminatif.
f. Hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi/penggantian, apabila
barang dan/atau jasayang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau
tidak sebagaimana mestinya.
3. Pesaing
a. Hak mendapat perlakuan dalam persaingan sesuai dengan aturan dan cara
kompetisi yang baik dan adil.
b. Tidak mencari informasi rahasia pesaing dengan metode penipuan, tidak
jujur, atau tidakpantas atau melanggar hukum.
c. Tidak sengaja merusak reputasi pesaing dengan fitnah tak berdasar.
d. Tidak melakukan tindakan apapun yang melanggar kekayaan intelektual
dan hak cipta dari pesaing
4. Mitra Dagang
a. Hak mendapat perlakuan yang merata, adil, dan berdasarkan hasil yang
adil dapat diterima kedua belah pihak.
b. Hak untuk dipenuhinya perjanjian kerja sama yang sudah disepakati dan
secara bersama-sama mencari solusi atas masalah yang terjadi dikemudian
hari.
11
c. Tidak meminta atau menerima aset atau keuntungan lainnya yang tidak
jujur untukperdagangan dengan mitra dagang.
d. Tidak memberikan kerjasama atau mendukung setiap orang atau
organisasi yang melakukan bisnis ilegal atau merupakan ancaman bagi
masyarakat dan keamanan nasional.
e. Berkomitmen untuk mempertahankan hubungan yang berkelanjutan
dengan mitra dagang dan mitra kontrak atas dasar saling percaya.
12
Dengan demikian, kompensasi manajemen bagi para eksekutif
perusahaan bertujuan untuk memotivasi karyawan untuk lebih giat bekerja,
mempertahankan eksekutif perusahaan dan untuk mengurangi adanya konflik
kepentingan antara pihak manajemen perusahaan dengan pihak pemilik
perusahaan.
Selain itu bentuk kompensasi juga dapat berbentuk finansial maupun
non-finansial. Dalam bentuk finansial kompensasi dapat berupa gaji, upah,
komisi, asuransi karyawan, bantuan sosial karyawan, tunjangan dan sebagainya.
Sedangkan dalam bentuk non-finansial kompensasi dapat berbentuk tugas-tugas
yang menarik, fasilitas kerja yang mewah dan memadai, posisi kcrja, pengakuan,
pencapaian tujuan, serta lingkungan kerja yang mendukung.
Kompensasi total dapat diklasifikasikan dalam tiga komponen utama, yaitu:
1. Kompensasi dasar yaitu kompensasi yang jumlahnya dan waktu
pembayarannya tetap, seperti upah dan gaji.
2. Kompensasi variabel merupakan kompensasi yang jumlahnya bervariasi
dan/atau waktu pembayarannya tidak pasti. Kompensasi variabel ini
dirancang sebagai penghargaan pada karyawan yang berprestasi baik.
Termasuk kompensasi variabel adalah pembayaran insentif pada individu
maupun kelompok, gainsharing, bonus, pembagian keuntungan (profit
sharing), rencana kepemilikan saham karyawan (employee stock-ownership
plans) dan stock-option plans.
3. Kompensasi total adalah benefit atau seringlcali juga disebut indirect
compensation (kompensasi tidak langsung). Termasuk dalam komponen ini
adalah (1) perlindungan umum, seperti jaminan sosial, pengangguran dan
cacat; (2) perlindungan pribadi dalam bentuk pensiun, tabungan, pesangon
tambahan dan asuransi; (3) pembayaran saat tidak bekerja seperti pada waktu
mengikuti pelatihan, cuti kerja, sakit, saat liburan, dan acara pribadi; (4)
tunjangan siklus hidup dalam bentuk bantuan hukum, perawatan orang tua,
perawatan anak, program kesehatan, dan konseling.
13
dan pengetahuan yang berbeda dari para anggotanya untuk menghasilkan
barang dan jasa yang lebih baik dan lebih responsif terhadap konsumennya
yang semakin beragam pula.
Keberagaman (diversity) adalah ketidaksamaan dan perbedaan diantara
orang yang disebabkan oleh usia, jenis kelamin, ras, etnisitas, agama, latar
belakang social ekonomi, pendidikan, pengalaman, penampilan fisik,
kemampuan/ketidakmampuan, dan ciri-ciri lainnya yang digunakan untuk
membedakan antara orang satu dengan lainnya. Keberagaman memunculkan
isu etik dan tanggungjawab sosial. Demikian juga dalam sebuah organisasi.
Jika isu keberagaman ini tidak dikelola dengan baik organisasi bisa
mengalami keruntuhan, khususnya di lingkungan global.
Ada beberapa alasan mengapa keberagaman menjadi isu penting bagi
para manager dan perusahaan:
1. Ada kewajiban etis yang kuat dalam masyarakat untuk memperlakukan
orang secara pantas dan adil.
2. Mengelola keberagaman secara efektif dapat memperbaiki efektifitas
organisasi.Ketika para manager mengelola keberagaman secara efektif,
mereka tidak hanya mendorong manager lainnya untuk memperlakukan
anggota organisasi secara pantas dan adil namun juga menyadari bahwa
keberagaman merupakan sumber daya organisasi yang penting yang dapat
membantu sebuah organisasi meraih keuntungan kompetitif (competitive
advantage).
3. Ada bukti kuat bahwa individu yang berbeda terus mengalami perlakuan
tidak adil ditempat kerja sebagai akibat adanya prasangka, stereotip, dan
diskriminasi buruk. Misalnya, perempuan sering dirugikan di tempat kerja
karena dinomor duakan daripada pria. Pria menerima gaji lebih baik dari
perempuan walaupun memiliki posisi yang sama. Di Amerika muncul
istilah Glass Ceiling untuk menggambarkan sebuah metapora
yangmenyinggung hambatan-hambatan tak tampak yang menghambat
kelompok minoritas dan perempuan dari promosi menuju posisi puncak di
perusahaan.
14
Ada beberapa sumber keberagaman yang sering menjadi hambatan
dalam perlakuan di tempat kerja, yaitu:
1. Usia (age). Usia para pekerja atau karyawan sering menjadi sumber
perlakuan diskriminatif. Para manager mestinya menjamin bahwa
kebijakan dan prosedur di tempat kerja berlaku untuk semua pekerja
dengan adil, tanpa memperhatikan usia mereka. Mengelola keberagaman
secara efektif, dengan demikian, berarti bahwa semua karyawan dari usia
yang berbeda-beda mampu saling belajar, bekerja bersama-sama dengan
baik,dan saling mengambil keuntungan dari perspektif berbeda yang
mereka miliki.
2. Jenis Kelamin (gender). Sumber diskriminasi lainnya adalah jenis kelamin,
laki-laki atau perempuan.Perempuan sering memperoleh perlakuan
diskriminatif di tempat kerja, baik dari aspek penggajian yang lebih rendah
atau potensi untuk memasuki jabatan yang lebih tinggi. Padahal mestinya
mereka memperoleh hak yang sama jika mereka melakukan pekerjaan
yang sama.
3. Ras dan Kesukuan (race and ethnicity). Ras terkait dengan bangsa
seseorang misalnya, ras Asia, Afrika, atau Amerika.Sedangkan Kesukuan
atau etnisitas sering merujuk pada kelompok orang berdasarkan bahasa
atau budaya. Semakin meningkatnya keberagaman ras dan etnis di tempat
kerja atau dalam organisasi membutuhkan pengelolaan yang efektif
sehingga bisa dimanfaatkan sebagai sumber kekuatan organisasi bukan
sebagai kelemahan.
4. Agama (religion). Agama bisa menjadi sumber perlakuan tidak adil dan
diskriminasi di tempat kerja.Oleh karena itu para manager atau perusahaan
harus mengenali, menyadari, dan memahami perbedaan agama dan
keyakinan ini untuk dijadikan sebagai sumber peningkatan loyalitas
karyawan. Hal-hal yang bisa dilakukan para manager misalnya, menjadwal
pertemuan berdasarkan hari libur agama dan memberi kesempatan
karyawan untuk beribadah pada jam-jam ibadah. Ketika para manager
memahami dan menghormati perbedaan agama ini maka loyalitas
karyawan terhadap perusahaan akan meningkat.
15
5. Kemampuan/ ketidakmampuan (capabilities/disabilities) Ketidakmampuan
fisik (cacat) sering menjadi sumber diskriminasi. Perusahaan ataupara
manager harus akomodatif terhadap karyawan yang menyandang
ketidakmampuan semacam ini. Hal yang bisa dilakukan para manager
terkait dengan ketidakmampuan karyawan ini diantaranya memberikan
bantuan yang layak terhadap mereka, mengembangkan lingkungan kerja
yang non diskriminatif, dan mendidik organisasi tentang masalah
disability dan bentuk ketidakmampuan lainnya, misalnya cacat fisik atau
penyakit tertentu seperti HIV/AIDS.
6. Latar Belakang Sosial Ekonomi (social economic background). Istilah
social economic background berhubungan dengan kombinasi antara faktor
kelas social dan faktor pendapatan. Dari perspektif managemen, manager
harus sensitif dan responsif terhadap keragaman tingkat sosial ekonomi
karyawannya, terutama kepada mereka yang kurang beruntung atau
mereka yang berpenghasilan rendah. Bentuk sensitifitas manager itu bisa
berbentuk perhatian terhadap kebutuhan karyawan berpenghasilan rendah
dalam hal perumahan, pendidikan anaknya, dan kesempatan untuk
meningkatkan keterampilan kerja serta pelatihan-pelatihan yang
mendukung kontribusi mereka terhadap perusahaan.
7. Orientasi Seksual (sexual orientation) Di Amerika Serikat 2% dari 10 %
penduduknya adalah kelompok guy dan lesbian. Kelompok guy dan
lesbian ini sering memperoleh perlakuan diskriminatif terkait dengan
kesempatan kerja dan di dalam lingkungan pekerjaan mereka, termasuk
diIndonesia.
8. Jenis keberagaman lainnya. Jenis keberagaman lain yang sering menjadi
sumber perlakuan diskriminatif adalah aspek pendidikan, pengalaman, dan
penampilan fisik seseorang (kurus atau gemuk,cantik , tampan, dll).
16
ini adalah : keadilan distributif ( distributitive justice) dan keadilan procedural
(procedural justice).
Distributive Justice adalah sebuah prinsip moral yang membutuhkan adanya
distribusi kenaikan gaji, promosi, dan sumber daya organisasi lainnya
berdasarkan pada kontribusi yang berarti dari setiap individu dan bukan
didasarkan pada karakteristik personal lainnya yang tidak bisa dikontrol.
Prinsip keadilan distributif menjelaskan bahwa distribusi kenaikan gaji,
promosi,tugas-tugas menarik, ruang kantor, dan sumber daya organisasinya
lainnya diantara anggota organisasi harus adil. Distribusi dari hasil (outcome)
ini harus didasarkan pada kontribusi yang berarti dari setiap individu terhadap
organisasi (misalnya, kontribusi waktu, usaha, pendidikan,keterampilan,
kemampuan, dan tingkat kinerja mereka) dan bukan didasarkan pada hal-hal
atau karakteristik individual yang tidak terkait dengan kinerja dan tidak dapat
dinilai (misalnya, jenis kelamin, ras, atau usia).
Procedural Justice adalah sebuah prinsip moral yang menghendaki adanya
penggunaan prosedur yang adil untuk menentukan cara mendistribusikan
hasil kepada para anggota organisasi. Keadilan prosedural akan eksis apabila
para menejer :
1. Melakukan penilaian secara cermat kinerja bawahannya.
2. Memperhatikan hambatan-hambatan lingkungan bagi kinerja di luar
kendali bawahannya, misalnya kurangnya persediaan, kerusakan mesin,
dan berkurangnya permintaan dari konsumen.
3. Mengabaikan karakteristik personal yang tidak relevan misalnya usia dan
etnisitas bawahan. Seperti keadilan distributif, keadilan procedural
diperlukan tidak hanya untuk menjamin perilaku etik tetapi juga untuk
menghindari terjadinya pelanggaran hukum yang merugikan.
17
1. Organisasi atau perusahaan akan memperoleh keuntungan kompetitif,
yaitu membantu organisasi menyediakan barang dan jasa yang jauh lebih
baik kepada konsumen.
2. Organisasi dengan karyawan yang beragam akan menjadi lebih kaya
dalam hal pendapat, pendekatan, dan kesempatan yang dapat memperbaiki
keputusan managerial.
3. Organisasi dengan pengelolaan keberagaman yang efektif akan menjadi
organisasi yang lebih kaya dengan gagasan-gagasan kreatif.
4. Organisasi akan mampu memberi layanan yang lebih baik kepada
konsumen yang beragam karena mereka mampu memahami kebutuhan
mereka dengan baik.
Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk merubah sikap dan
nilai serta mendorong management keberagaman yang efektif, diantaranya
yaitu :
1. Adanya komitmen managemen puncak (top management). Komitmen
managemen puncak terhadap keberagaman sangat penting bagi kesuksesan
institusi yang terkait dengan kebijakan tentang keberagaman.
2. Berusaha meningkatkan keakuratan persepsi.
3. Meningkatkan kesadaran tentang keberagaman.
4. Meningkatkan keterampilan keberagaman, yaitu dengan cara memperbaiki
cara para manager dan bawahan saling berinteraksi dan memperbaiki
kemampuan mereka bekerjasama dengan orang yang berbeda.
5. Mendorong fleksibilitas. Manager dan bawahannya harus belajar
bagaimana bersikap terbuka kepada pendekatan dan cara yang berbeda
dalam mengerjakan pekerjaan mereka.
6. Memberikan perhatian yang melekat terhadap bagaimana anggota
organisasi dievaluasi. Evaluasi harus didasarkan pada indikator-indikator
yang obyektif dan jauhdari indikator yang tidak jelas atau bias.
7. Pertimbangkan jumlah. Manager harus memperhatikan perimbangan yang
ada dalam organisasinya, misalnya perimbangan antara pria-wanita di
berbagai lini organisasi.
18
8. Memberdayakan karyawan guna menghadapi tindakan dan perkataan
diskriminatif. Ketika para manager dan karyawan menyaksikan rekan
sekerjanya atau anggota lainnya melakukan tindakan diskriminatif , maka
mereka harus berani bicara dan mereaksi perilaku tersebut.
9. Memberikan penghargaan kepada mereka yang mampu mengelola
keberagaman secara efektif dalam organisasinya.
10. Memberikan pelatihan yang menggunakan pendekatan multi cabang secara
berkesinambungan. Misalnya, pelatihan peningkatan kesadaran
keberagaman dengan memanfaatkan film, diskusi, role-play, sharing
pengalaman, dll.
Mendorong terjadinya mentoring diantara karyawan yang beragam.
Mentoring yaitu proses saling menasehati dan membimbing antara anggota
organisasi yang lebih banyak dan baik pengalamannya kepada mereka yang masih
kurang pengalamannya, dan proses saling membantu untuk meningkatkan karier
mereka dalam organisasi
19
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
20
e. Hak Stakeholder diantaranya :
1. Menghadiri dan memberikan suara dalam RUPS berdasarkan
ketentuan satu saham memberi hak kepada pemegangnya untuk
mengeluarkan satu suara
2. Memperoleh informasi material mengenai perusahaan secara tepat
waktu dan teratur, agar memungkinkan seorang Pemegang Saham
untuk membuat keputusan penanaman modal berdasarkan informasi
yang dimilikinya mengenai sahamnya dalam perusahaan
3. Menerima sebagian dari keuntungan perusahaan yang diperuntukkan
bagi Pemegang Saham, dalam bentuk dividen dan pembagian
keuntungan lainnya.
3.2 Saran
21
D A F T A R P U S T A K A
Lawrence, A.T dan Weber, J. (2011). Business and Society; Stakeholders, Ethics
and Public Policy, 14 ed. USA: McGraw Hill
Oda, Debora. 2011. Proses Keperawatan dan Pemeriksaan Fisik. Jakarta: Salemba
Medika
22