Anda di halaman 1dari 25

TEKNOLOGI DALAM EKONOMI GLOBAL DAN

PENGELOLAAN INFORMASI DALAM


TANTANGAN TEKNOLOGI

MAKALAH

Ditujukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah


Lingkungan Bisnis dan Hukum Komersil (LBHK)

Dosen Pengampu:
Prof. Dr. H.B Isyandi, SE, MS

DISUSUN OLEH:
ARNENGSI 2010241787
RIKO SAWINDRA 2010241843

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI
UNIVERSITAS RIAU
2021
KATA PENGANTAR

Puji-puji dan syukur kami panjatkan pada Allah SWT. Hanya kepada-Nya
lah kami memuji dan hanya kepada-Nya lah kami memohon pertolongan. Tidak
lupa shalawat serta salam kami haturkan pada junjungan nabi agung kita, Nabi
Muhammad SAW. Risalah beliau lah yang bermanfaat bagi kita semua sebagai
petunjuk menjalani kehidupan.
Dengan pertolongan-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah berjudul
“Teknologi dalam Ekonomi Global dan Pengelolaan dalam Tantangan
Teknologi”.

Dalam menyelesaikan makalah ini, Tim Penulis telah banyak mendapat bantuan
dan masukan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini Tim
Penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. H.B Isyandi, SE, MS selaku Dosen Mata kuliah Lingkungan
Bisnis dan Hukum Komersial Universitas Riau yang telah memberikan tugas
mengenai “Teknologi dalam Ekonomi Global dan Pengelolaan dalam
Tantangan Teknologi” ini sehingga pengetahuan kami dalam penulisan
makalah ini semakin bertambah dan hal itu sangat bermanfaat bagi
pembuatan makalah kami selanjutnya di kemudian hari.
2. Teman-teman yang telah membantu dan memberikan dorongan semangat
agar makalah ini dapat diselesaikan.
3. Pihak-pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah turut
membantu sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dalam waktu
yang tepat.
Akhir  kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Pekanbaru, Maret 2021

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................................ii

BAB I........................................................................................................................................1

P E N D A H U L U A N..........................................................................................................1

1.1. Latar Belakang.............................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................2

1.3 Tujuan Masalah...........................................................................................................2

BAB II.......................................................................................................................................4

2.1 Teknologi Informasi Dalam Ekonomi Global............................................................4

2.2 Hubungan Teknologi dengan Organisasi Bisnis........................................................5

2.3 Mengelola Sistem Informasi dalam Organisasi Bisnis..............................................7

2.4 Melindungi Kekayaan Intelektual dalam Organisasi Bisnis.....................................8

2.5 Hak Para Stakeholder Dan Mengelola Keanekaragaman Tenaga Kerja Dalam
Organisasi Bisnis..........................................................................................................9

BAB III...................................................................................................................................20

P E N U T U P........................................................................................................................20

3.1 Kesimpulan.................................................................................................................20

3.2 Saran …………………………………………………………………………………………………………………… 21

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Peranan teknologi informasi pada aktivitas manusia pada saat ini memang

begitu besar. Teknologi informasi telah menjadi fasilitator utama bagi kegiatan-

kegiatan bisnis, memberikan andil besar terhadap perubahan- perubahan yang

mendasar pada struktur, operasi, dan manajemen organisasi. Berkat teknologi ini,

berbagai kemudahan dapat dirasakan oleh manusia. Pengambilan uang melalui

ATM, kartu kredit, transaksi melalui internet yang dikenal dengan e-commerce

atau perdagangan elektronik, transfer uang melalui fasilitas e-banking yang dapat

dilakukan dari rumah, merupakan sejumlah contoh hasil penerapan teknologi

informasi

Pemilihan dalam penggunaan teknologi informasi terhadap kinerja


perusahaan menjadi kebutuhan dasar bagi perusahaan itu sendiri, untuk dapat
bertahan dalam kondisi persaingan ekonomi yang semakin tinggi. Perusahaan
bisnis yang ingin mencapai keberhasilan dalam meningkatkan perekonomian
dunia dengan menggunakan keterkaitan teknologi informasi harus
mengaplikasikan empat subsistem yaitu infrastruktur teknologi informasi, proses
penyusunan strategi teknologi informasi, proses manajemen sumber daya manusia
teknologi informasi, proses manajemen pengelolaan pemasok teknologi informasi.
Apabila keempat subsistem tersebut diaplikasikan secara terpisah dan menjadikan
pesaing bisnis yang lain untuk melakukan hal yang sama dengan sinergi sub
additive cost, maka keterkaitan dari sumber daya non strategik tidak dapat 3
meningkatkan kinerja. Akan tetapi itu semua akan berbeda ketika perusahaan
menjadikan keterkaitan teknologi informasi sebagai panduan tetap untuk
mencapai tujuan perusahaan.

1
Perkembangan ekonomi global telah merubah cara kerja dari perusahaan.
Suatu usaha tidak lagi hanya bergantung pada kemampuan modal fisik saja
sebagai faktor penentu sukses yang paling utama, melainkan lebih cenderung
mengarah pada inovasi, peningkatan teknologi informasi dan kemampuan sumber
daya manusia. Perubahan ini menandai suatu perkembangan ekonomi yang lebih
mengedepankan modal pengetahuan dalam aktivitasnya atau disebut dengan
ekonomi berbasis pengetahuan (knowledge-based economy). Namun dalam
perkembangannya, akuntansi belum mampu mengakomodasi kebutuhan untuk
pelaporan aset yang berupa pengetahuan sehingga menyebabkan perbedaan yang
signifikan antara nilai pasar dengan nilai buku perusahaan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan teknologi informasi dalam ekonomi global?

2. Apakah hubungan teknologi dengan organisasi bisnis?

3. Apakah mengelola sistem informasi dalam organisasi bisnis

diperlukan?

4. Apakah kekayaan intelektual dalam organisasi bisnis perlu dilindungi?

5. Apakah hak para stakeholder dan mengelola keanekaragaman tenaga


kerja dalam organisasi bisnis?

1.3 Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui teknologi informasi dalam ekonomi global

2. Untuk mengetahui hubungan teknologi dengan organisasi bisnis

3. Untuk mengetahui pengelolaan sistem informasi dalam organisasi

bisnis

4. Untuk mengetahui perlindungan kekayaan intelektual dalam organisasi

bisnis

2
5. Untuk mengetahui hak para stakeholder dan cara mengelola

keanekaragaman tenaga kerja dalam organisasi bisnis.

3
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Teknologi Informasi Dalam Ekonomi Global

Menurut Bambang Warsita (2008:135) teknologi informasi adalah sarana


dan prasarana (hardware, software, useware) sistem dan metode untuk
memperoleh, mengirimkan, mengolah, menafsirkan, menyimpan,
mengorganisasikan, dan menggunakan data secara bermakna. Hal yang sama juga
di ungkapkan oleh Lantip dan Rianto (2011:4) teknologi informasi diartikan
sebagai ilmu pengetahuan dalam bidang informasi yang berbasis komputer dan
perkembanganya sangat pesat. Hamzah B. Uno dan Nina Lamatenggo (2011:57)
juga mengemukakan teknologi informasi adalah suatu teknologi yang digunakan
untuk mengolah data. Pengolahan itu termasuk memproses, mendapatkan,
menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai cara untuk
menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat,
dan tepat waktu.

Ekonomi global adalah ekonomi di mana kekayaan dan sumber daya


bergerak melintasi batas negara. Gerakan ini juga mencakup barang, jasa, orang,
keterampilan, dan ide. Ekonomi global terdiri dari sejumlah kegiatan ekonomi di
seluruh negeri. Jika kita mengambil perumpamaan, itu seperti ekonomi nasional,
yang merupakan jumlah kegiatan ekonomi oleh semua pelaku ekonomi di dalam
perbatasan suatu negara.

Internet dan teknologi informasi memudahkan perdagangan dan produksi


yang lebih intens. Kita dapat menjual produk, tidak hanya di pasar lokal tetapi di luar
negeri. Ini juga bukan hanya perusahaan besar yang dapat melakukannya, tetapi
perusahaan kecil juga dapat melakukannya. Jadi, dalam globalisasi, bukan saja
pasarnya lebih luas, tetapi persaingan juga meningkat. Selain itu, kemajuan
teknologi juga mengganggu model bisnis konvensional. Beberapa industri, seperti
surat kabar dan ritel, mulai tertekan oleh kehadiran model bisnis baru. Kemajuan

4
teknologi mengikis hambatan masuk. Perusahaan besar, perusahaan kecil, atau
bahkan individu, dapat memanfaatkan saluran digital.

2.2 Hubungan Teknologi dengan Organisasi Bisnis

Kemajuan teknologi di bidang transportasi turut memudahkan


perpindahan arus barang bagi sebuah perusahaan. Berbagai pelayanan kini
tersedia baik dari jalur darat, laut, dan yang paling express yakni jalur udara.
Anggaran transportasi kini menjadi salah satu hal yang paling diperhitungkan
mengingat konsekuensi antara dana dan kecepatan yang kini semakin setara.
Transportasi darat memiliki kelebihan berupa dana yang lebih murah.
Transportasi laut memungkinkan pelayanan antarpulau dan kapasitas dalam
jumlah besar. Transportasi udara yang kini menjadi primadona memiliki banyak
kelabihan, antara lain fleksibilitas dan kecepatan, tapi tidak untuk besarnya
kapasitas angkut dan biaya.
Komunikasi menjadi bidang yang paling banyak diperbincangkan.
Kemudahan akses akibat meluasnya jaringan internet telah menggeser keberadaan
alat-alat seperti faksimile, telegram, atau pos. Fasilitas e-mail yang mudah, murah,
dan menyenangkan dengan berbagai fitur menarik kini menjadi pilihan utama.
Internet juga menjadi senjata ampuh untuk pemasaran, mengingat konsumsi
publik yang semakin lama terus meningkat terhadap internet. Adanya jejaring-
jejaring juga membantu mempermudah komunikasi baik antarkaryawan maupun
jajaran direksi. Hubungan-hubungan informal kini dirasa lebih dibutuhkan karena
dinilai lebih mempunyai efek untuk mempererat hubungan.
Selain internet, TV dan radio tetap menjadi fokus konsumsi publik
terbesar yang dimanfaatkan perusahaan terutama dan beriklan. Program TV yang
makin beragam dan bermutu kini juga bisa disisipi kepentingan-kepentingan oleh
pihak tertentu. Misalnya, acara otomotif yang digagas oleh perusahaan
transportasi kini telah banyak menghiasi layar kaca.
Teknologi memiliki area yang amat luas sehingga tidak mudah untuk
dikategorikan secara spesifik. Sukanto Reksohadiprodjo (2000) menjelaskan pada
hakikatnya, perubahan teknologi dapat dikelompokkan dalam 4 bidang, meliputi:
1. Bidang komputer;

5
2. Bidang transportasi dan Komunikasi;
3. Bidang energi dan sumber daya alam;
4. Bidang proses produksi baru.
Perkembangan teknologi di bidang komputer turut mempengaruhi kinerja
intern sebuah organisasi atau perusahaan, terutama di bidang administrasi. Sistem
database dapat dengan mudah mengklasifikasi data perusahaan secara detail dan
akurat. Bahkan sistem ini juga dapat dimanfaatkan untuk absensi pegawai. Pada
umumnya, sistem database mengambil peran penting dalam pendataan inventaris
perusahaan.
Kecanggihan komputer yang semula dikhawatirkan akan menambah
jumlah pengangguran kini malah berlaku sebaliknya, yakni menambah
kesempatan kerja. Hampir semua perusahaan besar kini butuh ahli komputer di
bidang pendataan, informatika (pemrograman), serta tentunya teknisi komputer.
Ini dikarenakan pentingnya keberadaan sumber daya teknologi yang menopang
aktivitas perusahaan.
Kemampuan komputer mangatasi soal-soal kompleks saat ini tidak bisa
disangkal lagi amat membantu kinerja pegawai perusahaan. Pengolahan berbagai
variabel yang akan mamakan waktu lama jika diselesaikan secara manual kini
akan menjadi amat mudah dan cepat dengan komputer. Apalagi ditunjang
kemajuan berbagai aplikasi analisa yang amat beragam. Banyak pilihan bagi
perusahaan untuk menggunakan aplikasi mana yang cocok untuk kebutuhan
perusahaan. Penyimpanan dan back up yang mudah juga menjadi nilai plus
komputer. Kini tidak perlu lagi khawatir data hilang asal komputer tidak error.
Satu hal yang dikhawatirkan dari pemanfaatan teknologi yang berlebihan
adalah pencemaran lingkungan. Tak bisa dipungkiri, alat-alat teknologi lebih
banyak berbahan anorganik (kimia) daripada bahan alami (organik). Emisi karbon
juga amat besar, terutama pada alat-alat canggih seperti komputer, kendaraan
bermotor, dan Pendingin Ruangan. Sehingga kini para ilmuan mulai mencari
solusi untuk penggunaan teknologi ramah lingkungan yang digagas perusahaan-
perusahaan maju, terutama dari jepang.

6
2.3 Mengelola Sistem Informasi dalam Organisasi Bisnis

Sistem Informasi, dengan dukungan teknologi informasi, telah menjadi


komponen penting dalam organisasi bisnis modern yang sukses menjalankan
usahanya, karena mampu membantu dalam pengembangan bisnis dan mengelola
keunggulan kompetitif. Sistem dan teknologi informasi juga diandalkan untuk
meningkatkan efiektivitas dan efisiensi proses-proses bisnis yang ada di
organisasi, sehingga menjadi proses bisnis unggulan (best practice), juga mampu
memfasilitasi jajaran manajer dalam pengambilan putusan dan kolaborasi antar
bagian.
Sistem informasi mengintegrasikan sumber daya manusia, teknologi
(hardware, software dan jaringan komunikasi), sumber data serta kebijakan dan
prosedur kerja, untuk mengelola (menyimpan, mengakses kembali, mengubah dan
menyebarluaskan) informasi dalam sebuah organisasi.Sistem Informasi pada
sebuah organisasi, dapat digolongkan menjadi 2 jenis, yaitu sistem pendukung
operasional (misalnya untuk mengefisienkan taransaksi bisnis, mengendalikan
proses industri, mendukung komunikasi dan kolaborasi) dan sistem pendukung
manajemen (misalnya untuk menyediakan laporan dan tampilan, dukungan
langsung pada proses pengambilan putusan).
Perusahaan melakukan aktivitas kerja menggunakan informasi untuk
beroperasi secara efisien dan meningkatkan kinerja keseluruhan perusahaan.
Sistem informasi digunakan perusahaan untuk membuat keputusan yang lebih
baik dan meningkatkan kinerja perusahaan mereka. Sistem informasi adalah
proses meningkatkan bisnis yang terletak pada inti bisnis, sistem informasi
digunakan dalam proses bisnis yang mana mengacu kepada metode dimana
pekerjaan dikelola, dikoordinasikan, dan difokuskan untuk memproduksi produk
atau jasa yang bernilai. Proses bisnis adalah arus kerja, informasi, dan
pengetahuan untuk serangkaian aktivitas.
Sebagai contoh, hampir semua bisnis memiliki cara untuk
memperkerjakan karyawan dalam hal ini proses memperkerjakan karyawan
adalah proses bisnis dalam pengertian serangkaian aktivitas yang dilakukan
perusahaan untuk memperkerjakan karyawan baru. Dan salah satu tujuan sistem
informasi adalah untuk membuat proses bisnis dengan seefisien mungkin.

7
Terdapat dua cara sistem informasi meningkatakan proses bisnis dengan efisien
yaitu :
a Meningkatkan efisiensi proses yang ada.

b. Mengubah proses yang ada dengan proses yang baru yang dapat merubah
bisnis.

Sistim Informasi pada proses bisnis sebelumnya dilakukan secara


manual, seperti pengecekan kredit klien atau memeperoleh tagihan, dan
pengiriman pemesanan. Teknologi baru dapat mengubah arus informasi untuk
menghentikan langkah berurutan dengan tugas yang dapat dilakukan secara
paralel dan menghilangkan penundaan pada pembuatan keputusan dengan kata
lain informasi dapat mengubah keseluruhan proses bisnis yang ada menjadi proses
bisnis yang baru.
Perusahaan yang berukuran besar dan menengah memiliki ribuan
program komputer dan ratusan sistem yang berbeda, bahkan perusahaan kecil
memiliki sekumpulan sistem yang berbeda seperti, e-mail untuk pelanggan,google
untuk sarana periklanan, sistem untuk menjaga catatan transaksi penjualan dan
menjaga catatan pemasok.

2.4 Melindungi Kekayaan Intelektual dalam Organisasi Bisnis

Kekayaan intelektual membutuhkan perlindungan dari pesaing bagi


perusahaan untuk tetap menguntungkan. Ini membutuhkan paten, hak cipta, merek
dagang atau pelestarian rahasia dagang. Kebanyakan bisnis memiliki nama, logo
dan teknik branding yang serupa yang dapat manfaat dari trademarking. Paten dan
hak cipta di Amerika Serikat sebagian besar diatur oleh hukum federal, sementara
perdagangan rahasia dan trademarking sebagian besar masalah hukum negara.
Karena sifat kekayaan intelektual, bisnis membutuhkan perlindungan dalam setiap
yurisdiksi di mana mereka prihatin tentang pesaing. Banyak negara
penandatangan perjanjian internasional mengenai kekayaan intelektual, dan
dengan demikian perusahaan yang terdaftar di negara-negara tunduk kepada
hukum nasional yang terikat oleh perjanjian ini. Dalam rangka untuk melindungi

8
rahasia perdagangan, perusahaan mungkin membutuhkan karyawan untuk
menandatangani klausul non-bersaing yang akan memberlakukan pembatasan
pada interaksi karyawan dengan pemangku kepentingan, dan pesaing.

2.5 Hak Para Stakeholder Dan Mengelola Keanekaragaman Tenaga


Kerja Dalam Organisasi Bisnis

Secara sederhana, stakeholder sering dinyatakan sebagai para pihak,


lintas pelaku, atau pihak-pihak yang terkait dengan suatu isu atau suatu rencana.
Beberapa defenisi stakeholder sebagai kelompok atau individu yang dapat
memengaruhi dan atau dipengaruhi oleh suatu pencapaian tujuan tertentu.
Sedangkan secara singkat stekeholder merupakan orang dengan suatu kepentingan
atau perhatian pada permasalahan.
Berdasarkan kekuatan, posisi penting, dan pengaruh stakeholder terhadap
suatu issu stakeholder dapat diketegorikan kedalam beberapa kelompok ODA
(2011) mengelompokkan stakeholder kedalam stakeholder primer, sekunder dan
stakeholder kunci. Sebagai gambaran pengelompokan tersebut pada berbagai
kebijakan, program, dan proyek pemerintah (publik) dapat kemukakan kelompok
stakeholder seperti berikut :
1. Stakeholder Utama (Primer) Stakeholder utama merupakan stakeholder yang
memiliki kaitan kepentingan secara langsung dengan suatu kebijakan,
program, dan proyek. Mereka harus ditempatkan sebagai penentu utama
dalam proses pengambilan keputusan. Contohnya:
a. Masyarakat dan tokoh masyarakat: Masyarakat yang terkait dengan proyek,
yakni masyarakat yang di identifkasi akan memperoleh manfaat dan yang
akan terkena dampak (kehilangan tanah dan kemungkinan kehilangan mata
pencaharian) dari proyek ini. Tokoh masyarakat: Anggota masyarakat
yang oleh masyarakat ditokohkan di wilayah itu sekaligus dianggap dapat
mewakili aspirasi masyarakat.
b. Pihak Manajer publik: lembaga/badan publik yang bertanggung jawab
dalampengambilan dan implementasi suatu keputusan.

9
2. Stakeholder Pendukung (Sekunder) Stakeholder pendukung (sekunder)
adalah stakeholder yang tidak memiliki kaitan kepentingan secara langsung
terhadap suatu kebijakan, program, dan proyek, tetapi memiliki kepedulian
(consern) dan keprihatinan sehingga mereka turut bersuara dan berpengaruh
terhadap sikap masyarakat dan keputusan legal pemerintah. Contohnya :
a. Lembaga (Aparat) pemerintah dalam suatu wilayah tetapi tidak memiliki
tanggung jawab langsung.
b. Lembaga pemerintah yang terkait dengan issu tetapi tidak memiliki
kewenangan secara langsung dalam pengambilan keputusan.
c. Lembaga swadaya Masyarakat (LSM) setempat: LSM yang bergerak di
bidang yang bersesuai dengan rencana, manfaat, dampak yang muncul
yang memiliki concern (termasuk organisasi massa yang terkait).
d. Perguruan Tinggi: Kelompok akademisi ini memiliki pengaruh penting
dalam pengambilan keputusan pemerintah.
e. Pengusaha (Badan usaha) yang terkait.
3. Stakeholder Kunci. Stakeholder kunci merupakan stakeholder yang memiliki
kewenangan secara legal dalam hal pengambilan keputusan. Stakeholder
kunci yang dimaksud adalah unsur eksekutif sesuai levelnya, legisltif, dan
instansi. Misalnya, stekholder kunci untuk suatu keputusan untuk suatu
proyek level daerah kabupaten. Contohnya:
a. Pemerintah Kabupaten.
b. DPR Kabupaten.
c. Dinas yang membawahi langsung proyek yang bersangkutan.

Hak Stakeholder diantaranya:


1. Pemegang Saham
a. Menghadiri dan memberikan suara dalam RUPS berdasarkan ketentuan
satu saham memberi hak kepada pemegangnya untuk mengeluarkan satu
suara
b. Memperoleh informasi material mengenai perusahaan secara tepat waktu
dan teratur, agar memungkinkan seorang Pemegang Saham untuk

10
membuat keputusan penanaman modal berdasarkan informasi yang
dimilikinya mengenai sahamnya dalam perusahaan
c. Menerima sebagian dari keuntungan perusahaan yang diperuntukkan bagi
Pemegang Saham, dalam bentuk dividen dan pembagian keuntungan
lainnya.
2. Pelanggan dan Konsumen
a. Hak untuk memilih barang serta mendapatkan barang tersebut sesuai
dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan.
b. Hak atas informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan
jaminan barang.
c. Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang yang digunakan.
d. Hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen.
e. Hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak
diskriminatif.
f. Hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi/penggantian, apabila
barang dan/atau jasayang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau
tidak sebagaimana mestinya.
3. Pesaing
a. Hak mendapat perlakuan dalam persaingan sesuai dengan aturan dan cara
kompetisi yang baik dan adil.
b. Tidak mencari informasi rahasia pesaing dengan metode penipuan, tidak
jujur, atau tidakpantas atau melanggar hukum.
c. Tidak sengaja merusak reputasi pesaing dengan fitnah tak berdasar.
d. Tidak melakukan tindakan apapun yang melanggar kekayaan intelektual
dan hak cipta dari pesaing
4. Mitra Dagang
a. Hak mendapat perlakuan yang merata, adil, dan berdasarkan hasil yang
adil dapat diterima kedua belah pihak.
b. Hak untuk dipenuhinya perjanjian kerja sama yang sudah disepakati dan
secara bersama-sama mencari solusi atas masalah yang terjadi dikemudian
hari.

11
c. Tidak meminta atau menerima aset atau keuntungan lainnya yang tidak
jujur untukperdagangan dengan mitra dagang.
d. Tidak memberikan kerjasama atau mendukung setiap orang atau
organisasi yang melakukan bisnis ilegal atau merupakan ancaman bagi
masyarakat dan keamanan nasional.
e. Berkomitmen untuk mempertahankan hubungan yang berkelanjutan
dengan mitra dagang dan mitra kontrak atas dasar saling percaya.

Kompensasi eksekutif merupakan fasilitas yang diberikan bagi eksekutif


dan jajaran pengambil keputusan sebagai insentif atas segala upaya kerja yang
telah dilakukannya. Hal ini dikarenakan para eksekutif tersebut harus bekerja
hanya pada satu perusahaan dan bukan pada perusahaan lain. Secara umum tujuan
dari disusunnya sebuah rencana kompensasi eksekutif adalah untuk memotivasi
karyawan untuk lebih giat bekerja, mempertahankan eksekutif perusahaan dan
untuk mengurangi adanya konflik kepentingan antara pihak manajemen
perusahaan dengan pihak pemilik perusahaan.
Besarnya kompensasi yang diberikan kepada pihak manajemen dan
kepada pemilik perusahaan adalah berbeda antar perusahaan. Secara umum
kompensasi dapat dibedakan menjadi dua yaitu berbentuk finansial maupun non-
finansial. Dalam bentuk finansial kompensasi dapat berupa gaji, bonus tahunan,
opsi saham dan insentif jangka panjang dalam berbagai bentuk, baik stock plans
maupun bonus. Sedangkan kompensasi dapat digunakan untuk:
a. Menarik orang-orang yang potensial atau berkualitas untuk bergabung dengan
perusahaan.
b. Mempertahankan karyawan yang baik.
c. Meraih keunggulan kompetitif.
d. Memotivasi karyawan dalam meningkatkan produktivitas atau mencapai
tingkat kinerja yang tinggi.
e. Melakukan pembayaran sesuai aturan hukum.
f. Memudahkan sasaran strategis.
g. Mengokohkan dan menentukan struktur.

12
Dengan demikian, kompensasi manajemen bagi para eksekutif
perusahaan bertujuan untuk memotivasi karyawan untuk lebih giat bekerja,
mempertahankan eksekutif perusahaan dan untuk mengurangi adanya konflik
kepentingan antara pihak manajemen perusahaan dengan pihak pemilik
perusahaan.
Selain itu bentuk kompensasi juga dapat berbentuk finansial maupun
non-finansial. Dalam bentuk finansial kompensasi dapat berupa gaji, upah,
komisi, asuransi karyawan, bantuan sosial karyawan, tunjangan dan sebagainya.
Sedangkan dalam bentuk non-finansial kompensasi dapat berbentuk tugas-tugas
yang menarik, fasilitas kerja yang mewah dan memadai, posisi kcrja, pengakuan,
pencapaian tujuan, serta lingkungan kerja yang mendukung.
Kompensasi total dapat diklasifikasikan dalam tiga komponen utama, yaitu:
1. Kompensasi dasar yaitu kompensasi yang jumlahnya dan waktu
pembayarannya tetap, seperti upah dan gaji.
2. Kompensasi variabel merupakan kompensasi yang jumlahnya bervariasi
dan/atau waktu pembayarannya tidak pasti. Kompensasi variabel ini
dirancang sebagai penghargaan pada karyawan yang berprestasi baik.
Termasuk kompensasi variabel adalah pembayaran insentif pada individu
maupun kelompok, gainsharing, bonus, pembagian keuntungan (profit
sharing), rencana kepemilikan saham karyawan (employee stock-ownership
plans) dan stock-option plans.
3. Kompensasi total adalah benefit atau seringlcali juga disebut indirect
compensation (kompensasi tidak langsung). Termasuk dalam komponen ini
adalah (1) perlindungan umum, seperti jaminan sosial, pengangguran dan
cacat; (2) perlindungan pribadi dalam bentuk pensiun, tabungan, pesangon
tambahan dan asuransi; (3) pembayaran saat tidak bekerja seperti pada waktu
mengikuti pelatihan, cuti kerja, sakit, saat liburan, dan acara pribadi; (4)
tunjangan siklus hidup dalam bentuk bantuan hukum, perawatan orang tua,
perawatan anak, program kesehatan, dan konseling.

Dilihat dari berbagai aspek, keberagaman tenaga kerja semakin


bertambah. Ketika keberagaman ini dikelola secara efektif, organisasi akan
mendapatkan keuntungan dari beragam perspektif, pendapat, pengalaman,

13
dan pengetahuan yang berbeda dari para anggotanya untuk menghasilkan
barang dan jasa yang lebih baik dan lebih responsif terhadap konsumennya
yang semakin beragam pula.
Keberagaman (diversity) adalah ketidaksamaan dan perbedaan diantara
orang yang disebabkan oleh usia, jenis kelamin, ras, etnisitas, agama, latar
belakang social ekonomi, pendidikan, pengalaman, penampilan fisik,
kemampuan/ketidakmampuan, dan ciri-ciri lainnya yang digunakan untuk
membedakan antara orang satu dengan lainnya. Keberagaman memunculkan
isu etik dan tanggungjawab sosial. Demikian juga dalam sebuah organisasi.
Jika isu keberagaman ini tidak dikelola dengan baik organisasi bisa
mengalami keruntuhan, khususnya di lingkungan global.
Ada beberapa alasan mengapa keberagaman menjadi isu penting bagi
para manager dan perusahaan:
1. Ada kewajiban etis yang kuat dalam masyarakat untuk memperlakukan
orang secara pantas dan adil.
2. Mengelola keberagaman secara efektif dapat memperbaiki efektifitas
organisasi.Ketika para manager mengelola keberagaman secara efektif,
mereka tidak hanya mendorong manager lainnya untuk memperlakukan
anggota organisasi secara pantas dan adil namun juga menyadari bahwa
keberagaman merupakan sumber daya organisasi yang penting yang dapat
membantu sebuah organisasi meraih keuntungan kompetitif (competitive
advantage).
3. Ada bukti kuat bahwa individu yang berbeda terus mengalami perlakuan
tidak adil ditempat kerja sebagai akibat adanya prasangka, stereotip, dan
diskriminasi buruk. Misalnya, perempuan sering dirugikan di tempat kerja
karena dinomor duakan daripada pria. Pria menerima gaji lebih baik dari
perempuan walaupun memiliki posisi yang sama. Di Amerika muncul
istilah Glass Ceiling untuk menggambarkan sebuah metapora
yangmenyinggung hambatan-hambatan tak tampak yang menghambat
kelompok minoritas dan perempuan dari promosi menuju posisi puncak di
perusahaan.

14
Ada beberapa sumber keberagaman yang sering menjadi hambatan
dalam perlakuan di tempat kerja, yaitu:
1. Usia (age). Usia para pekerja atau karyawan sering menjadi sumber
perlakuan diskriminatif. Para manager mestinya menjamin bahwa
kebijakan dan prosedur di tempat kerja berlaku untuk semua pekerja
dengan adil, tanpa memperhatikan usia mereka. Mengelola keberagaman
secara efektif, dengan demikian, berarti bahwa semua karyawan dari usia
yang berbeda-beda mampu saling belajar, bekerja bersama-sama dengan
baik,dan saling mengambil keuntungan dari perspektif berbeda yang
mereka miliki.
2. Jenis Kelamin (gender). Sumber diskriminasi lainnya adalah jenis kelamin,
laki-laki atau perempuan.Perempuan sering memperoleh perlakuan
diskriminatif di tempat kerja, baik dari aspek penggajian yang lebih rendah
atau potensi untuk memasuki jabatan yang lebih tinggi. Padahal mestinya
mereka memperoleh hak yang sama jika mereka melakukan pekerjaan
yang sama.
3. Ras dan Kesukuan (race and ethnicity). Ras terkait dengan bangsa
seseorang misalnya, ras Asia, Afrika, atau Amerika.Sedangkan Kesukuan
atau etnisitas sering merujuk pada kelompok orang berdasarkan bahasa
atau budaya. Semakin meningkatnya keberagaman ras dan etnis di tempat
kerja atau dalam organisasi membutuhkan pengelolaan yang efektif
sehingga bisa dimanfaatkan sebagai sumber kekuatan organisasi bukan
sebagai kelemahan.
4. Agama (religion). Agama bisa menjadi sumber perlakuan tidak adil dan
diskriminasi di tempat kerja.Oleh karena itu para manager atau perusahaan
harus mengenali, menyadari, dan memahami perbedaan agama dan
keyakinan ini untuk dijadikan sebagai sumber peningkatan loyalitas
karyawan. Hal-hal yang bisa dilakukan para manager misalnya, menjadwal
pertemuan berdasarkan hari libur agama dan memberi kesempatan
karyawan untuk beribadah pada jam-jam ibadah. Ketika para manager
memahami dan menghormati perbedaan agama ini maka loyalitas
karyawan terhadap perusahaan akan meningkat.

15
5. Kemampuan/ ketidakmampuan (capabilities/disabilities) Ketidakmampuan
fisik (cacat) sering menjadi sumber diskriminasi. Perusahaan ataupara
manager harus akomodatif terhadap karyawan yang menyandang
ketidakmampuan semacam ini. Hal yang bisa dilakukan para manager
terkait dengan ketidakmampuan karyawan ini diantaranya memberikan
bantuan yang layak terhadap mereka, mengembangkan lingkungan kerja
yang non diskriminatif, dan mendidik organisasi tentang masalah
disability dan bentuk ketidakmampuan lainnya, misalnya cacat fisik atau
penyakit tertentu seperti HIV/AIDS.
6. Latar Belakang Sosial Ekonomi (social economic background). Istilah
social economic background berhubungan dengan kombinasi antara faktor
kelas social dan faktor pendapatan. Dari perspektif managemen, manager
harus sensitif dan responsif terhadap keragaman tingkat sosial ekonomi
karyawannya, terutama kepada mereka yang kurang beruntung atau
mereka yang berpenghasilan rendah. Bentuk sensitifitas manager itu bisa
berbentuk perhatian terhadap kebutuhan karyawan berpenghasilan rendah
dalam hal perumahan, pendidikan anaknya, dan kesempatan untuk
meningkatkan keterampilan kerja serta pelatihan-pelatihan yang
mendukung kontribusi mereka terhadap perusahaan.
7. Orientasi Seksual (sexual orientation) Di Amerika Serikat 2% dari 10 %
penduduknya adalah kelompok guy dan lesbian. Kelompok guy dan
lesbian ini sering memperoleh perlakuan diskriminatif terkait dengan
kesempatan kerja dan di dalam lingkungan pekerjaan mereka, termasuk
diIndonesia.
8. Jenis keberagaman lainnya. Jenis keberagaman lain yang sering menjadi
sumber perlakuan diskriminatif adalah aspek pendidikan, pengalaman, dan
penampilan fisik seseorang (kurus atau gemuk,cantik , tampan, dll).

Mengelola keberagaman secara efektif tidak hanya memperbaiki bisnis


namun juga merupakan kewajiban etik. Dua prinsip moral yang memberi
arahan pada para manager dalam upaya mereka untuk memenuhi kewajiban

16
ini adalah : keadilan distributif ( distributitive justice) dan keadilan procedural
(procedural justice).
Distributive Justice adalah sebuah prinsip moral yang membutuhkan adanya
distribusi kenaikan gaji, promosi, dan sumber daya organisasi lainnya
berdasarkan pada kontribusi yang berarti dari setiap individu dan bukan
didasarkan pada karakteristik personal lainnya yang tidak bisa dikontrol.
Prinsip keadilan distributif menjelaskan bahwa distribusi kenaikan gaji,
promosi,tugas-tugas menarik, ruang kantor, dan sumber daya organisasinya
lainnya diantara anggota organisasi harus adil. Distribusi dari hasil (outcome)
ini harus didasarkan pada kontribusi yang berarti dari setiap individu terhadap
organisasi (misalnya, kontribusi waktu, usaha, pendidikan,keterampilan,
kemampuan, dan tingkat kinerja mereka) dan bukan didasarkan pada hal-hal
atau karakteristik individual yang tidak terkait dengan kinerja dan tidak dapat
dinilai (misalnya, jenis kelamin, ras, atau usia).
Procedural Justice adalah sebuah prinsip moral yang menghendaki adanya
penggunaan prosedur yang adil untuk menentukan cara mendistribusikan
hasil kepada para anggota organisasi. Keadilan prosedural akan eksis apabila
para menejer :
1. Melakukan penilaian secara cermat kinerja bawahannya.
2. Memperhatikan hambatan-hambatan lingkungan bagi kinerja di luar
kendali bawahannya, misalnya kurangnya persediaan, kerusakan mesin,
dan berkurangnya permintaan dari konsumen.
3. Mengabaikan karakteristik personal yang tidak relevan misalnya usia dan
etnisitas bawahan. Seperti keadilan distributif, keadilan procedural
diperlukan tidak hanya untuk menjamin perilaku etik tetapi juga untuk
menghindari terjadinya pelanggaran hukum yang merugikan.

Pengelolaan keberagaman secara efektif Mampu meningkatkan bisnis.


Diantara keuntungan yang akan diperoleh dari pengelolaan keberagaman
secara afektif adalah:

17
1. Organisasi atau perusahaan akan memperoleh keuntungan kompetitif,
yaitu membantu organisasi menyediakan barang dan jasa yang jauh lebih
baik kepada konsumen.
2. Organisasi dengan karyawan yang beragam akan menjadi lebih kaya
dalam hal pendapat, pendekatan, dan kesempatan yang dapat memperbaiki
keputusan managerial.
3. Organisasi dengan pengelolaan keberagaman yang efektif akan menjadi
organisasi yang lebih kaya dengan gagasan-gagasan kreatif.
4. Organisasi akan mampu memberi layanan yang lebih baik kepada
konsumen yang beragam karena mereka mampu memahami kebutuhan
mereka dengan baik.

Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk merubah sikap dan
nilai serta mendorong management keberagaman yang efektif, diantaranya
yaitu :
1. Adanya komitmen managemen puncak (top management). Komitmen
managemen puncak terhadap keberagaman sangat penting bagi kesuksesan
institusi yang terkait dengan kebijakan tentang keberagaman.
2. Berusaha meningkatkan keakuratan persepsi.
3. Meningkatkan kesadaran tentang keberagaman.
4. Meningkatkan keterampilan keberagaman, yaitu dengan cara memperbaiki
cara para manager dan bawahan saling berinteraksi dan memperbaiki
kemampuan mereka bekerjasama dengan orang yang berbeda.
5. Mendorong fleksibilitas. Manager dan bawahannya harus belajar
bagaimana bersikap terbuka kepada pendekatan dan cara yang berbeda
dalam mengerjakan pekerjaan mereka.
6. Memberikan perhatian yang melekat terhadap bagaimana anggota
organisasi dievaluasi. Evaluasi harus didasarkan pada indikator-indikator
yang obyektif dan jauhdari indikator yang tidak jelas atau bias.
7. Pertimbangkan jumlah. Manager harus memperhatikan perimbangan yang
ada dalam organisasinya, misalnya perimbangan antara pria-wanita di
berbagai lini organisasi.

18
8. Memberdayakan karyawan guna menghadapi tindakan dan perkataan
diskriminatif. Ketika para manager dan karyawan menyaksikan rekan
sekerjanya atau anggota lainnya melakukan tindakan diskriminatif , maka
mereka harus berani bicara dan mereaksi perilaku tersebut.
9. Memberikan penghargaan kepada mereka yang mampu mengelola
keberagaman secara efektif dalam organisasinya.
10. Memberikan pelatihan yang menggunakan pendekatan multi cabang secara
berkesinambungan. Misalnya, pelatihan peningkatan kesadaran
keberagaman dengan memanfaatkan film, diskusi, role-play, sharing
pengalaman, dll.
Mendorong terjadinya mentoring diantara karyawan yang beragam.
Mentoring yaitu proses saling menasehati dan membimbing antara anggota
organisasi yang lebih banyak dan baik pengalamannya kepada mereka yang masih
kurang pengalamannya, dan proses saling membantu untuk meningkatkan karier
mereka dalam organisasi

19
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari penjelasan diatas dapat diberikan beberapa kesimpulan, yaitu:


a. Ekonomi global adalah ekonomi di mana kekayaan dan sumber daya
bergerak melintasi batas negara. Jadi, dalam globalisasi, bukan saja pasarnya
lebih luas, tetapi persaingan juga meningkat. Selain itu, kemajuan teknologi
juga mengganggu model bisnis konvensional. Beberapa industri, seperti surat
kabar dan ritel, mulai tertekan oleh kehadiran model bisnis baru. Kemajuan
teknologi mengikis hambatan masuk. Perusahaan besar, perusahaan kecil,
atau bahkan individu, dapat memanfaatkan saluran digital.
b. Perkembangan teknologi di bidang komputer turut mempengaruhi kinerja
intern sebuah organisasi atau perusahaan, terutama di bidang administrasi.
Sistem database dapat dengan mudah mengklasifikasi data perusahaan
secara detail dan akurat. Bahkan sistem ini juga dapat dimanfaatkan untuk
absensi pegawai. Pada umumnya, sistem database mengambil peran
penting dalam pendataan inventaris perusahaan.
c. Sistem Informasi, dengan dukungan teknologi informasi, telah menjadi
komponen penting dalam organisasi bisnis modern yang sukses
menjalankan usahanya, karena mampu membantu dalam pengembangan
bisnis dan mengelola keunggulan kompetitif. Sistem dan teknologi
informasi juga diandalkan untuk meningkatkan efiektivitas dan efisiensi
proses-proses bisnis yang ada di organisasi, sehingga menjadi proses bisnis
unggulan (best practice), juga mampu memfasilitasi jajaran manajer dalam
pengambilan putusan dan kolaborasi antar bagian.
d. Karena sifat kekayaan intelektual, bisnis membutuhkan perlindungan
dalam setiap yurisdiksi di mana mereka prihatin tentang pesaing. Dalam
rangka untuk melindungi rahasia perdagangan, perusahaan mungkin
membutuhkan karyawan untuk menandatangani klausul non-bersaing yang
akan memberlakukan pembatasan pada interaksi karyawan dengan
pemangku kepentingan, dan pesaing.

20
e. Hak Stakeholder diantaranya :
1. Menghadiri dan memberikan suara dalam RUPS berdasarkan
ketentuan satu saham memberi hak kepada pemegangnya untuk
mengeluarkan satu suara
2. Memperoleh informasi material mengenai perusahaan secara tepat
waktu dan teratur, agar memungkinkan seorang Pemegang Saham
untuk membuat keputusan penanaman modal berdasarkan informasi
yang dimilikinya mengenai sahamnya dalam perusahaan
3. Menerima sebagian dari keuntungan perusahaan yang diperuntukkan
bagi Pemegang Saham, dalam bentuk dividen dan pembagian
keuntungan lainnya.

3.2 Saran

Dalam perkembangan ekonomi global suatu usaha jangan bergantung pada


kemampuan modal fisik saja sebagai faktor penentu sukses yang paling utama,
melainkan lebih cenderung mengarah pada inovasi, peningkatan teknologi
informasi dan kemampuan sumber daya manusia. Perubahan ini menandai suatu
perkembangan ekonomi yang lebih mengedepankan modal pengetahuan dalam
aktivitasnya atau disebut dengan ekonomi berbasis pengetahuan (knowledge-
based economy). Namun dalam perkembangannya, akuntansi belum mampu
mengakomodasi kebutuhan untuk pelaporan aset yang berupa pengetahuan
sehingga menyebabkan perbedaan yang signifikan antara nilai pasar dengan nilai
buku perusahaan.

21
D A F T A R   P U S T A K A

Hamzah B. Uno dan Nina Lamatenggo, Teknologi Komunikasi dan Informasi


Pembelajaran, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011, cet, 2

Lawrence, A.T dan Weber, J. (2011). Business and Society; Stakeholders, Ethics
and Public Policy, 14 ed. USA: McGraw Hill

Oda, Debora. 2011. Proses Keperawatan dan Pemeriksaan Fisik. Jakarta: Salemba
Medika

Prasojo, Lantip Diat dan Riyanto. 2011. Teknologi Informasi Pendidikan.


Yogyakarta: Gava Media

Reksohadiprojo, Sukanto., Gitosudarmo, Indriyo., (2000), Manajemen Produksi,


Edisi keempat, BPFE, Yogyakarta.

Warsita, Bambang. (2008) Teknologi Pembelajaran: Landasan &Aplikasinya,


Jakarta: Rineka

22

Anda mungkin juga menyukai