Anda di halaman 1dari 27

ASET

Kasus : Penurunan Nilai Aset


pada Lippo Bank
Dosen Pengampu:
Dr. Hj. Kamaliah, SE, MM, Ak, CA

http://www.free-powerpoint-templates-design.com
Amellia Jamil
1
 2010241979

Afri Anton
2
 2010241724

Cherryl Berthania A.M


3
 2010241782

Raisa Dani
4
 2010242065
KELOMPOK Desi Anggraini
5
2  2010241717
ASET
Penurunan Nilai Aset pada Lippo Bank

JUDUL

01 PENDAHULUAN

LANDASAN TEORI 02
03 HASIL & PEMBAHASAN

KESIMPULAN 04
PENDAHULUAN 01
1. Latar Belakang
Dalam sebuah badan usaha pemilik tentu
saja menanamkan dana kebadan untuk upaya
mendatangkan keuntungan. Kemudian
menyediakan barang dan jasa yang
melibatkan perolehan berbagai aset.
Perolehan biasanya dilakukan melalui
pertukaran potensi jasa yang dimiliki bdan
usaha maupun melalui utang.
Aset merupakan elemen neraca yang
akan membentuk informasi semantik berupa
posisi keuangan bila dihubungkan dengan
elemen yang lain yaitu kewajiban dan
ekuitas. Aset merepresentasikan potensi jasa
fisis dan nonfisis yang memampukan badan
usaha untuk menyediakan barang dan jasa.
haan.
PENDAHULUAN 01
2. RUMUSAN MASALAH
2. RUMUSAN MASALAH
• Apakah pengertian dari aset?
• •Bagaimana
Apakah pengertian dari aset?
penggolongan aset?
• • Bagaimana
Bagaimana penggolonganaset?
pengungkapan aset?
•• Bagaimana
Bagaimana pengukuran
pengungkapan aset?
aset?
•• Bagaimana
Bagaimana penyajian
pengukuran aset?
aset?
• Bagaimana penyajian aset?
• Bagaimana pengungkapan aset?
• Bagaimana pengungkapan aset?
3. TUJUAN
3. TUJUAN
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah
mengetahui pengertian,makalah
Tujuan dari penulisan ini adalah
penggolongan,
mengetahuipengukuran,
pengungkapan, pengertian, penggolongan,
penyajiam dan
pengungkapan, pengukuran,
pengungkapan Aset. penyajiam dan
pengungkapan Aset.
02 LANDASAN TEORI

1. PENGERTIAN ASET

Dalam PSAK No 16 Revisi Tahun 2011 disebutkan bahwa aset


merupakan semua kekayaan yang dimiliki oleh seseorang atau
perusahaan baik berwujud maupun tak berwujud yang
berharga atau bernilai yang akan mendatangkan manfaat bagi
seseorang atau perusahaan tersebut
2. KLASIFIKASI 02 LANDASAN TEORI
ASET
a. ASET LANCAR

B. ASET TIDAK
LANCAR

Investasi Jangka
Aktiva Tetap Aktiva Tidak Berwujud
Panjang
LANDASAN TEORI 02

2.1 Aset Tetap


aset tetap merupakan aset yang memiliki bentuk fisik,
nilainya relatif besar, biasanya digunakan untuk kegiatan
operasional perusahaan atau kegiatan lain perusahaan,
memiliki umur ekonomis lebih dari satu tahun dan
diharapkan memberikan manfaat diamasa yang akan datang
dan aset tersebut tidak dimiliki untuk dijual kembali sebagai
operasi normal perusahaan.
3. PENGAKUAN ASET

biaya perolehan aset tetap harus diakui


sebagai aset jika dan hanya jika
:
=> kemungkinan besar entitas akan
memperoleh manfaat ekonomis masa
depan dari aset tersebut; dan

=> biaya perolehan aset dapat diukur 02 LANDASAN TEORI


secara andal.
PENGUKURAN/PENILAIAN ASET
contoh teknik valuasi yang digunakan untuk mengestimasi nilai
wajar (fair value), yaitu:

The Market
Approach
Cost Approach

Income Approach

LANDASAN TEORI 02
Model biaya
adalah nilai yang dicatat berdasarkan
nilai historis pada saat perolehan aset
tersebut dikurangi dengan akumulasi
penyusutan selama aset tersebut dimiliki.

Model revaluasi: model penilaian aset


02 LANDASAN TEORI

yang didasarkan pada harga pasar ketika


laporan keuangan disajikan
PENYUSUTAN ASET TETAP

Metode garis Metode


lurus jumlah unit

Metode saldo
menurun
LANDASAN TEORI 02
PENGHENTIAN
PENGAKUAN ASET
TETAP

Jumlah tercatat aset tetap


dihentikan pengakuannya
pada saat: (a) dilepas; atau
(b) ketika tidak terdapat lagi
manfaat ekonomi masa depan
yang diharapkan
dari penggunaan atau
pelepasannya

02 LANDASAN TEORI
5. PENYAJIAN ASET
01 Disajikan disisi Debit

02 Diklarifikasi Menjadi Aset


Lancar dan Tetap
03 Aset diurutkan Penyajiannya
04 Kebijakan akuntansi yang
berkaitan dengan pos-pos
LANDASAN TEORI 02 tertentu harus diungkapkan
6. PENGUNGKAPAN ASET

*Bila tidak ada kos bunga yang dikapitalisasi, total bunga


yang terjadi selama perioda dan dibebankan sebagai biaya
perioda tersebut.

*Bila sebagian kos bunga dikapitalisasi, bunga total yang


terjadi dan bagian yang dikapitalisasi
PROFIL LIPO
PT Bank Lippo Tbk merupakan perusahaan yang

PEMBAHASAN KASUS 03 BANK menyediakan produk perbankan umum dan pelayanan dengan
segmen konsumen dan perusahaan di Indonesia. Bank lippo
didirikan pada 1984

pada tahun 2004 Swissasia Global, membeli 52,1 persen


Pada tahun 1997, Indonesia menjual sebagian saham di Bank
saham Bank Lippo dari Badan Penyehatan Perbankan Nasional
Lippo yang digunakan untuk menutup defisit anggaran pemerintah
(BPPN).
Indonesia yang mencapai 450 triliun rupiah. Penjualan itu akhirnya
juga digunakan untuk menyelamatkan keuangan bank-bank yang
mengalami krisis pada saat itu.
Pada tanggal 26 Agustus 2005, pemegang saham bank dan
Bank Indonesia menyetujui pada November 2008, Lippo Bank
resmibergabung dengan Bank CIMB Niaga dan dikenal sebagai
PT Bank CIMB Niaga Tbk anak perusahaan Indonesia dari CIMB
Group.

Pada tanggal 26 Agustus 2005, pemegang saham bank dan Bank Indonesia menyetujui
penjualan 52,05% saham mayoritas dimiliki oleh Swissasia Global ke Santubong Investment BV
yang sepenuhnya dimiliki oleh Khazanah Nasional Berhad, sebuah institusi investasi milik
pemerintah federal Malaysia.
3. OVERVIEW KASUS
Telah terjadi perbedaan laporan keuangan bank
lippo, antara yang dipublikasikan di media massa
dan yang dilaporkan ke BEJ.

Dalam laporan yang dipublikasikan melalui media


cetak disebutkan total aktiva perusahaan sebesar
rp 24 triliun dengan laba bersih rp 98miliar.

Sedangkan dalam laporan ke BEJ tanggal 27


desember 2002, total aktiva berkurangmenjadi rp
22,8 triliun dan rugi bersih (yang belum diaudit)
menjadi rp 1,3 triliun.
Pertama Kedua
Saat itu Bank Lippo menyatakan Tapi hanya sebulan kemudian, dalam
total asetnya mencapai Rp 24 laporan ke Bursa Efek Jakarta, aset
triliun, dengan keuntungan bersih Lippo merosot menjadi Rp 22,8
Rp 99 miliar. triliun.

Ketiga
Keuntungan? Hilang lenyap, malah
berganti dengan kerugian
yang jumlahnya mencapai Rp 1,3 triliun

ASET YANG
DIAMBIL ALIH
(AYDA)
Kronologi Penjualan Aset Lippo Bank

Pertama
Lippo mengumumkan penjualan aset itu beberapa
hari menjelang akhir tahun 2002. Beberapa
Keempat investor yang mencoba menawarkan seperti
Beberapa broker secara bergantian berusaha dihalangi dengan berbagai syarat
menyeret turun harga saham bank papan tengah
itu. Salah satu broker itu sebagian sahamnya Kedua
dimiliki Kelompok Lippo. Dari sinilah muncul kecurigaan adanya niat
dari pengelola Bank Lippo menjual AYDA .
Kelima
Menjelang pasar ditutup, beberapa pialang
menjual saham Bank Lippo di bawah harga
pasar. Gerakan pelorotan itu dilakukan selama
Ketiga
40 hari berturut-turut sejak 4 November 2002 Lantaran kecurigaan itu pula Komite Pemantau
hingga 10 Januari 2003 BPPN minta agar proses lelang itu dihentikan.
Kronologi Penjualan Aset Lippo Bank

Keenam
Jatuhnya nilai buku dan penggorengan saham
berhasil memojokkan harga saham Bank Lippo.
Kesembilan Dari Rp 450 di awal November menjadi cuma Rp
Ini perlu agar Bank Lippo tetap masuk standar 210, atau turun sekitar 50 persen.
bank sehat menurut ketentuan Bank Indonesia,
yang mengharuskan rasio kecukupan modal 8 Ketujuh
persen. Merosotnya harga saham Bank Lippo terasa
ganjil karena harga saham perbankan relatif
Kesepuluh
stabil, bahkan menanjak.
Kalau tak bisa menambah pilihan lain Bank
Lippo adalah likuidasi. Tapi jurus ini kurang
Kedelapan
masuk akal mengingat Bank Lippo tergolong
sistemic bank. Artinya, kalau ditutup, puluhan Bank Lippo tak punya pilihan lain kecuali
perusahaan yang terkait dengannya akan ikut melakukan suntikan kapital.
terseret ambruk.
Kelanjutan…
Terbitnya laporan keuangan Bank Lippo per tanggal
01 30 September 2002 yang telah dipublikasikan
dalam dua laporan yang berbeda.

Salah satu perbedaan yang prinsip dari kedua laporan


02 keuangan tersebut adalah terjadinya penurunan nilai
Aset Yang Diambil Alih (AYDA).

Pada laporan yang dipublikasikan 28


03 November 2002, nilai AYDA sebesar Rp 2,393
trilyun.

Sementara pada laporan yang disampaikan ke Bursa


Efek Jakarta (BEJ) pada tanggal 27 Desember 2002
04
nilai AYDA Bank Lippo terjadi penurunan menjadi Rp
1,420 trilyun.
Kelanjutan…
5
Perubahan ini memberikan konsekuensi 6
terhadap tingkat kesehatan bank yang Nilai AYDA yang tercantum
diukur dari rasio kecukupan modal di Laporan Keuangan itu 7
(Capital Adequacy Ratio/CAR), yang merupakan fokus dalam Nilai AYDA yang tercantum di
sebelumnya 24,72 persen menurun masalah ini dan merupakan Laporan Keuangan itu merupakan
menjadi 4,23 persen. hasil suatu penilaian aset fokus dalam masalah ini dan
oleh lembaga penilai.yang merupakan hasil suatu penilaian
diukur dari rasio kecukupan aset oleh lembaga penilai.
modal
Pernyataan tertulis dari penilai
independen atau penilai intern bank
mengenai taksiran dan pendapat atas
nilai ekonomis dari agunan berupa
aktiva tetap berdasarkan analisis
terhadap fakta-fakta objektif dan
relevan menurut metode dan prinsip
prinsip yang berlaku umum yang
ditetapkan oleh masyarakat profesi
penilai indonesia (MAPPI).

Penilaian:
Lanjutan…
Pertama Kedua Ketiga Keempat

Bank wajib yang dilakukan Penetapan net Sementara untuk AYDA


melakukan saat realizable value dengan nilai dibawah Rp
penilaian kembali pengambilalihan wajib dilakukan 5.000.000.000 (lima
terhadap AYDA agunan oleh Penilai milyar rupiah) dapat
untuk menetapkan dan pada masa- Independen, untuk menggunakan penilai
net realizable masa berikutnya AYDA dengan nilai intern bank. Bank wajib
value dari AYDA setelah dilakukan Rp 5.000.000.000 menggunakan nilai yang
pengambilalihan (lima milyar terendah apabila terdapat
agunan rupiah) atau lebih. perbedaan nilai dari
penilai independen atau
penilai intern bank.
KESIMPULAN
Aktiva atau aset adalah harta atau sumber Macam-macam aktiva diantaranya
daya yang dimiliki oleh suatu perusahaan kas, persediaan, aktiva lancar, aktiva
yang berfungsi dalam operasi perusahaan tetap, aktiva tak berwujud, investasi
dan diharapkan dapat memberikan manfaat jangka panjang, dan lain-lain.
ekonomi di masa depan.

Prinsip akuntansi berterima


umum memberi pedoman Kedua
penyajian dan pengungkapan Aset diklasifikasikan menjadi
aset sebagai berikut: aset lancar dan tetap.

Pertama Ketiga
Aset disajikan di sisi debit Aset diurutkan penyajiannya atas
atau kiri dalam neraca dasar likuiditas atau kelancarannya,
berformat akun atau di yang paling lancar dicantumkan pada
bagian atas dalam neraca urutan pertama
berformat laporan.
Dalam kasus LIPPO
Bank ini, terdapat
keanehan adanya 1) Tidak ada keterkaitan dalam hal kepemilikan,
penurunan nilai aset kepengurusan dan keuangan baik dengan Bank
akibat adanya Aset maupun nasabah yang menerima fasilitas;
yang dinilai kembali
oleh lembaga
2) Melakukan kegiatan penilaian berdasarkan kode etik
penilaian.
profesi dan ketentuan-ketentuan lain yang ditetapkan
Maka Bank Indonesia oleh institusi yang berwenang;
sebagai pemegang
otoritas moneter 3) Menggunakan metode penilaian berdasarkan standar
tertinggi telah profesi penilaian yang diterbitkan oleh institusi yang
menetapkan berwenang;
beberapa ketentuan
berkaitan dengan
4) Memiliki izin usaha dari institusi yang berwenang
penentuan nilai
AYDA, diantaranya : untuk beroperasi sebagai perusahaan penilai;

5) Tercatat sebagai anggota asosiasi yang diakui oleh


institusi yang berwenang.
Terimakasih
Kelompok 2

Anda mungkin juga menyukai