Anda di halaman 1dari 29

KERANGKA KONSEPTUAL

AKUNTANSI KEUANGAN
Kerangka Konseptual
 Kerangka konseptual (conceptual
framework): suatu sistem logis dari tujuan-
tujuan dan dasar-dasar yang saling terkait
yang dapat mengarah pada standar-standar
konsisten dan yang menentukan sifat, fungsi,
dan batasan dari akuntansi keuangan dan
laporan-laporan keuangan
Kerangka Konseptual
 merupakan dasar untuk merumuskan konsep-konsep
yang mendasari penyusunan dan penyajian laporan
keuangan bagi para pemakai ekstern.
 Bukan standar akuntansi keuangan, karenanya tidak
mendefinisikan standar untuk permasalahan pengukuran
atau pengungkapan tertentu
 Bila terjadi pertentangan antara Kerangka Konseptual
dengan SAK, maka yang harus diunggulkan adalah SAK
relatif thd Kerangka Konseptual.
 Revisi atas kerangka konseptual ini harus dilakukan dari
waktu ke waktu untuk penyesuaian dan adopsi terhadap
kondisi yang berjalan dan yad.
Tujuan Kerangka Konseptual
Untuk digunakan sebagai acuan bagi
 Komite penyusunan laporan keuangan dalam
melaksanakan tugasnya
 Auditor dalam memberikan pendapat mengenai
apakah laporan keuangan telah sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umuim
 Para pemakai laporan keuangan dalam
menafsirkan informasi yang disajikan dalam
laporan keuangan
Kerangka konseptual diperlukan untuk:
 mengumumkan lebih banyak standar yang
berguna dan konsisten di masa yang akan
datang (dasarnya sama)
 masalah-masalah praktis yang baru muncul,
sehingga dapat dengan cepat dipecahkan
dengan referensi kerangka teori dasar yang
sudah ada.
Konsep Pengakuan
Level 3
dan Pengukuran

Konsep Dasar Level 2

Illustration
Tujuan
Conceptual Level 1
Framework for
Financial
Reporting
ASSUMPTIONS PRINCIPLES CONSTRAINTS
1. Economic entity 1. Historical cost 1. Cost-benefit
2. Going concern 2. Revenue recognition 2. Materiality Third
3. Monetary unit 3. Matching 3. Industry practice level
4. Periodicity 4. Full disclosure 4. Conservatism

QUALITATIVE
CHARACTERISTICS ELEMENTS
Relevance Assets, Liabilities, and Equity
Investments by owners
Reliability Distribution to owners Second level
Comparability Comprehensive income
Revenues and Expenses
Consistency Gains and Losses
Illustration 2-6
Conceptual OBJECTIVES
Framework for 1. Useful in investment
and credit decisions
Financial 2. Useful in assessing
Reporting future cash flows First level
3. About enterprise
resources, claims to
resources, and
changes in them LO 2 Describe the FASB’s
efforts to construct a
conceptual framework.
Level 2: Konsep Dasar

 Kualitas primer
 Relevan: informasi akuntansi harus dapat membuat
perbedaan dalam keputusan
 Prediktif Value (nilai peramalan): membantu user untuk
melakukan peramalan tentang hasil akhir dari kejadian
masa lalu, sekarang dan masa yang akan datang
 Feedback Value (nilai umpan balik): membantu user
untuk mendukung dan memperbaiki perkiraan
sebelumnya
 timeliness: tepat waktu
 Realibility (dapat dipercaya): suatu informasi
dapat dipercaya jika dapat dibuktikan,bebas
dari kesalahan, bebas dari bias dan disajikan
secara jujur.
 Verifiability (dapat dibuktikan)
 Representational faithfulness (kejujuran
penyajian)
 Neutrality (netral)
 Kualitas sekunder
 Comparability (dapat diperbandingkan):
informasi dinilai dan dilaporkan dengan cara
yang sama
 Consistency (konsisten): penerapan
perlakukan akuntansi yang sama atas
kejadian yang sama selama beberapa
periode.
Elemen laporan keuangan
 Asset: aset
 Liabilities: kewajiban
 Equity: ekuitas
 Investment By Owners: investasi pemilik
 Distributions to Owners: pembagian kpd pemilik
 Comprehensive Income: laba komprehensif
 Revenues: pendapatan
 Expenses: biaya
 Gains: keuntungan
 Losses: kerugian
Level Tiga: Konsep Pengakuan
dan Pengukuran
 Level tiga ini berisi konsep-konsep untuk
mengimplementasikan tujuan dasar pada
level satu. Konsep ini menjelaskan yang
mana, kapan dan bagaimana elemen-elemen
keuangan dan kejadian-kejadian harus
diakui, diukur dan dicatat dengan
menggunakan sistem akuntansi.
 Asumsi dasar:
 Kesatuan Usaha (economic entity)
 Kontinuitas usaha (going concern)
 Unit moneter (monetary unit)
 Periode waktu (periodicity)
 Prinsip Dasar Akuntansi
 Historical cost (biaya historis)
 Revenue recognition (Pengakuan pendapatan)
 Matching (mempertemukan)
 Full disclosure (pengungkapan lengkap)
 Keterbatasan Laporan Keuangan
 Cost-benefit (biaya-manfaat)
 Materiality (cukup berarti)
 Industry Practices (praktek-praktek industri)
 Conservatism (konservatif)
Asumsi Dasar
 Asumsi dasar sangat penting untuk
memahami cara data tertentu disajikan dalam
statemen keuangan.
 Asumsi dasar menjadi dasar struktur
akuntansi keuangan.
Asumsi Dasar
 Asumsi Entitas Ekonomik (economic entity
assumption). Asumsi ini menjelaskan bahwa
kegiatan ekonomik suatu entitas dapat
diakumulasi dan dilaporkan berdasarkan suatu
asumsi bahwa suatu entitas terpisah dan
dibedakan dari pemiliknya atau unit bisnis yang
lain. Entitas ekonomi tidak mesti sama dengan
entitas hukum. Perusahaan induk dan perusahaan
anak masing-masing merupakan entitas hokum
tersendiri, tetapi kegiatan mereka digabungkan
untuk tujuan pelaporan dan akuntansi.
Asumsi Dasar
 Asumsi Kesinambungan Usaha (going
concern assumption). Asumsi ini
beranggapan bahwa usaha perusahaan
merupakan usaha yang tidak pernah terputus
dan akan berlangsung dalam jangka waktu
yang lama.
Asumsi Dasar
 Asumsi Satuan Moneter (monetary unit
assumption). Akuntansi didasarkan pada
asumsi bahwa uang merupakan sebutan
persamaan yang menghubungkan kegiatan
ekonomik, dan merupakan unit moneter yang
memberikan suatu dasar yang tepat bagi
pengukuran dan analisis akuntansi
Asumsi Dasar
 Asumsi Periodisasi (periodicity assumption).
Asumsi ini menganggap bahwa umur suatu
entitas dapat dibagi ke dalam periode waktu
yang ditentukan (artificial period) untuk tujuan
penyajian state men keuangan kegiatan
ekonomik entitas tertentu secara periodik.
Prinsip Dasar Akuntansi
 Prinsip dasar merupakan pedoman yang
diikuti dalam pengakuan transaksi entitas
bisnis.
 Prinsip berkaitan secara mendasar dengan
bagaimana aktiva, kewajiban, pendapatan,
dan biaya diidentifikasi, diukur, dan
dilaporkan.
Prinsip Dasar Akuntansi
 Prinsip Kos Historis (historical cost principle).

Prinsip ini menjelaskan bahwa kebanyakan


aktiva dan kewajiban perusahaan diakui
sebesar kos (harga perolehan). Kos memiliki
keuntungan yang penting dibandingkan
dengan penilaian yang lain, sebab kos dapat
dipercaya (reliable), dan objektif.
Prinsip Dasar Akuntansi
 Prinsip Pengakuan Pendapatan (revenue
recognition principle).

Prinsip ini menjadi dasar pengakuan


pendapatan suatu entitas. Pendapatan diakui
apabila,
(1)Direlalisasikan atau dapat direalisasikan
(realized or realizable),
(2) telah menjadi hak (earned).
Prinsip Dasar Akuntansi
 Prinsip Penandingan (matching principle).

Prinsip ini menyebutkan bahwa biaya (expenses)


harus dipertemukan dengan pendapatan
(revenue) secara layak selama periode tertentu.

Biaya yang dipertemukan dengan pendapatan


yang dihasilkan selama periode adalah biaya
yang terjadi untuk mendapatkan pendapatan
selama periode tertentu.
Prinsip Dasar Akuntansi
 Prinsip Pengungkapan Penuh (full
disclousure principle).

Prinsip ini mengatur tentang informasi yang


harus dilaporkan sehingga secara signifikan
dapat mempengaruhi pertimbangan tentang
keputusan yang akan diambil oleh pemakai
informasi.
Batasan
 Agar memberikan informasi yang memiliki
karakteristik kualitatif sehingga informasi
tersebut bermanfaat, maka perlu
mempertimbangkan batasan-batasan berikut:
Batasan
 Hubungan Kos-Manfaat (Kos-Benefit

Relationship). Batasan ini berkaitan dengan


gagasan bahwa manfaat informasi akuntansi
harus lebih besar dibandingkan dengan kos
untuk menyiapkan infonnasi tersebut.
Kesulitan yang timbul dalarn hal ini adalah
baik kos, khususnya manfaat tidak selalu
merupakan kejadian atau dapat diukur
Batasan
 Materialitas (materiality).

Suatu item dikatakan material, apabila item


tersebut dicantumkan atau dihilangkan akan
mempengaruhi atau mengubah pertimbangan
seseorang secara wajar. Sebaliknya suatu
item dikatakan tidak wajar, apabila item
tersebut dicantumkan atau pun dihilangkan
tidak akan memepengaruhi pertimbangan
atau keputusan seseorang
Batasan
 Praktik-praktik dalam Industri,

Pertimbangan praktik kadangkala membutuhkan


pemahaman terhadap sifat khas (sesuatu yang
menjadi kebiasaan) suatu industri atau bisnis
Batasan
 Konservatif (conservatism).

Batasan ini diterapkan dalam kondisi keragu-raguan, Jika


terdapat keraguan tentang perlakuan akuntansi yang akan
diterapkan, maka akuntan harus memilih solusi paling akhir,
misalnya dalarn hal melaporkan aktiva atau laba lebih besar.
Akan tetapi harus diingat bahwa batasan ini hanya
digunakan, apabila konsep yang lain tidak dapat memberikan
jalan keluar atau pemecahan terhadap permasalahan
tertentu, dengan perkataan lain hanya digunakan sebagai
altematif terakhir, yaitu terdapat keraguan terhadap
perlakuanyang disediakan oleh konsep yang lain

Anda mungkin juga menyukai