NIM : 185020307111042
CHAPTER 2
CONCEPTUAL FRAMEWORK FOR FINANCIAL REPORTING
Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual menetapkan konsep-konsep yang mendasari financial reporting.
Kerangka konseptual serupa dengan konstitusi yakni suatu system koheren yang terdiri dari
tujuan dan konsep fundamental yang saling berhubungan, yang menjadi landasan bagi penetapan
standar yang konsisten dan penentuan sifat, fungsi, serta batas-batas dari akuntansi keuangan dan
laporan keuangan.
a. Kualitas Primer
Kualitas primer terdiri atas relevan dan reliabilitas, dimana relevan menjelaskan
bahwa informasi akuntansi harus dapat mempengaruhi keputusan yang akan diambil,
yang dapat mempengaruhinya ialah : 1. nilai prediktif, 2. nilai konfirmasi, sedangkan
reliabilitas menjelaskan bahwa semua saldo dan penjelasan yang disajikan benar – benar
ada dan terjadi, untuk dapat memenuhi reliabilitas unsur – unsur yang harus dipenuhi
antara lain, 1. kelengkapan, 2. netral, 3. bebas dari kesalahan.
b. Kualitas Sekunder
Kualitas sekunder sebenarnya merupakan pelengkap dari kualitas primer, agar dapat
menjadikan laporan keuangan lebih berguna. Unsur – unsur kualitas sekunder ialah :
· Dapat dibandingkan
· Dapat diuji
· Tepat waktu
· Dapat dipahami
· Elemen Dasar
Unsur yang terkait langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah asset, kewajiban
dan ekuitas dan inilah defenisinya:
- Asset ialah sumber daya ekonomi yang diharapkan memberikan manfaat di masa depan.
- Kewajiban ialah pengorabanan ekonomi yang mungkin terjadi dimasa depan yang timbul
dari kewajiban berjalan sebuah entitas tertentu.
- Ekuitas ialah kepentingan residu dalam aktiva sebuah entinitas setelah dikurangi
kewajibannya .
- Investasi oleh pemilik ialah kenaikan aktiva bersih sebuah perusahaan yang di timbulkan
oleh transfer sesuatu yang bernilai dari entinitas lain kepada perusahaan tersebut untuk
menaikan kepentingan pemilik di dalamnya.
- Pendapatan ialah arus masuk atau peningkatan lainnya atas aktiva sebuah entinitas atau
pelunasan kewajiban selama suatu periode.
- Keuntungan ialah kenaikan ekuitas bersih sebauah perusahaan yang ditimbulkan
transaksi peripheral dan insidentil dari semua transaksi atau kejadian lainnya.
- Kerugian ialah penurunan ekuitas bersih sebuah perusahaan yang di ditimbulkan
transaksi peripheral dan insidentil dari semua transaksi atau kejadian lainnya.
3. THIRD LEVEL : RECOGNITION, MEASUREMENT, AND DISCLOSURE CONCEPT
Asumsi Dasar
Lima asumsi dasar dalam penyusunan laporan keuangan yang digunakan ialah :
a) Economic Entity : asumsi ini menjelaskan bahwa kekayaan pemilik harus dipisahkan
dengan kekayaan perusahaan.
b) Going Concern : asumsi ini menjelaskan bahwa entitas didirikan untuk jangka waktu
yang tidak ditentukan
c) Monetary Unit : asumsi ini menjelaskan bahwa transaksi yang terjadi harus dapat diukur
dengan satuan uang
d) Periodicity : asumsi ini menjelaskan bahwa laporan keuanga dilaporkan dalam suatu
jangka waktu tertentu
e) Accrual Basic : asumsi ini menjelaskan bahwa segala transaksi yang terjadi harus dicatat
saat itu juga
Hambatan – Hambatan
Dalam menyusun laporan keuangan terdapat hambatan yang terjadi, yaitu biaya penyusunan dan
materialitas.
a) Biaya
Banyak orang mengira bahwa informasi akuntansi itu gratis, mereka salah, karena
dalam penyusunan laporan keuangan terdapat biaya yang dikeluarkan agar menjadi informasi
yang berguna, misal : nilai aset harus diaudit terlebih dahulu agar nilainya sesuai, biaya yang
dikeluarkan untuk membayar auditor menjadi biaya untuk menyusun laporan keuangan,
sehingga entitas harus lebih selektif dalam menyusun laporan keuangan, dan tidak
sembarangan.
b) Materialitas
Materialitas merupakan salah saji yang terjadi dalam penyusunan laporan keuangan,
sehingga dapat mempengaruhi pengambilan keputusan. Misal : nilai piutang yang tidak dapat
ditagih sebesar 60% dari total penjualan, hal ini tentu saja dapat mempengaruhi pengguna
dalam mengambil keputusan.