Anda di halaman 1dari 5

Nama : Salma Lathifah Salsabila

NIM : 185020307111042

CHAPTER 2
CONCEPTUAL FRAMEWORK FOR FINANCIAL REPORTING

Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual menetapkan konsep-konsep yang mendasari financial reporting.
Kerangka konseptual serupa dengan konstitusi yakni suatu system koheren yang terdiri dari
tujuan dan konsep fundamental yang saling berhubungan, yang menjadi landasan bagi penetapan
standar yang konsisten dan penentuan sifat, fungsi, serta batas-batas dari akuntansi keuangan dan
laporan keuangan.

Kebutuhan Kerangka Konseptual


Kerangka konseptual sangat berguna dalam terbentuknya suatu keputusan yang sesuai
dengan aturan dan konsep yang terbentuk sebelumnya sehingga tidak terjadi kesalahan dalam
mengambil keputusan. Kerangka konseptual juga sangat dibutuhkan dalam Akuntansi karena
memungkinkan IASB menerbitkan suatu pernyataan yang lebih berguna dan konsisten dari
waktu ke waktu, dan dapat menetapkan standar akan suatu hasil dari Akuntansi yang logis.
Selain itu, agar dapat memberikan informasi yang berguna, penyusunan laporan
keuangan harus berdasarkan standar dan aturan yang berlaku. Untuk itu pelaporan keuangan
memerlukan kerangka konsep sebagai dasar penyusunan laporan keuangan.
Kerangka konseptual dibutuhkan agar aturan pelaporan keuangan dapat berguna dan
tidak mengambang. IASB dan FASB masing-masing memiliki konsep tersendiri, dimana
kerangka konseptual IASB tercermin pada dokumennya, sedangkan FASB ada pada
pengembangan dokumen itu, sekarang FASB dan IASB telah bekerja sama untuk menghasilkan
konsep yang dapat diterima secara umum.

Pengembangan Kerangka Konseptual


- IASB dan FASB bekerja pada sebuah proyek untuk mengembangkan kerangka
konseptual umum.
- Kerangka akan membangun keberadaan kerangka IASB dan FASB.
- Proyek telah mengidentifikasi tujuan financial reporting (Chapter 1) dan karakter
kualititatif yang berguna untuk keputusan dari financial reporting information.

Tinjauan Kerangka Konseptual


IFRS membagi kerangka konseptual pelaporan keuangan kedalam tiga level yaitu, pertama
adalah first level: basic objective,  kedua second level: fundamental concept, ketiga third level:
Recognition, measurement, and disclosure concept.

1. FIRST LEVEL :   BASIC OBJECTIVE


Tujuan laporan keuangan
a) Menyediakan info ttg posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu
perusahaan untuk pengambilan keputusan ekonomi.
b) Disusun untuk tujuan memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pemakainya, walau
tidak menyediakan semua informasi yang dibutuhkan pemakai tsb.
c) Menyajikan info keuangan dan tidak diwajibkan menyajikan info non keuangan.
d) Menunjukkan apa yang sdh dilakukan manajemen (stewardship) dan
pertanggungjawaban atas pengelolaan sumber daya yang telah dipercayakan kepadanya.

2.      SECOND LEVEL : FUNDAMENTAL CONCEPT


Karakteristik kualitatif informasi akuntansi
Dapat dipahami (understandability), relevan (relevance), materialitas (materiality),
keandalan (reliability), penyajian yang jujur (faithful presentation), substansi mengungguli
bentuk (subtance over form), netralitas (neutrality), pertimbangan yang sehat (prudence),
kelengkapan (completeness), dapat dibandingkan (comparability).

a.       Kualitas Primer
Kualitas primer terdiri atas relevan dan reliabilitas, dimana relevan menjelaskan
bahwa informasi akuntansi harus dapat mempengaruhi keputusan yang akan diambil,
yang dapat mempengaruhinya ialah : 1. nilai prediktif, 2. nilai konfirmasi, sedangkan
reliabilitas menjelaskan bahwa semua saldo dan penjelasan yang disajikan benar – benar
ada dan terjadi, untuk dapat memenuhi reliabilitas unsur – unsur yang harus dipenuhi
antara lain, 1. kelengkapan, 2. netral, 3. bebas dari kesalahan.

b.      Kualitas Sekunder
Kualitas sekunder sebenarnya merupakan pelengkap dari kualitas primer, agar dapat
menjadikan laporan keuangan lebih berguna. Unsur – unsur kualitas sekunder ialah :
·         Dapat dibandingkan
·         Dapat diuji
·         Tepat waktu
·         Dapat dipahami
·         Elemen Dasar

Unsur yang terkait langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah asset, kewajiban
dan ekuitas dan inilah defenisinya:
- Asset ialah sumber daya ekonomi yang diharapkan memberikan manfaat di masa depan.
- Kewajiban ialah pengorabanan ekonomi yang mungkin terjadi dimasa depan yang timbul
dari kewajiban berjalan sebuah entitas tertentu.
- Ekuitas ialah kepentingan residu dalam aktiva sebuah entinitas setelah dikurangi
kewajibannya .
- Investasi oleh pemilik ialah kenaikan aktiva bersih sebuah perusahaan yang di timbulkan
oleh transfer sesuatu yang bernilai dari entinitas lain kepada perusahaan tersebut untuk
menaikan kepentingan pemilik di dalamnya.
- Pendapatan ialah arus masuk atau peningkatan lainnya atas aktiva sebuah entinitas atau
pelunasan kewajiban selama suatu periode.
- Keuntungan ialah kenaikan ekuitas bersih sebauah perusahaan yang ditimbulkan
transaksi peripheral dan insidentil dari semua transaksi atau kejadian lainnya.
- Kerugian ialah penurunan ekuitas bersih sebuah perusahaan yang di ditimbulkan
transaksi peripheral dan insidentil dari semua transaksi atau kejadian lainnya.
3.      THIRD LEVEL : RECOGNITION, MEASUREMENT, AND DISCLOSURE CONCEPT

Asumsi Dasar
Lima asumsi dasar dalam penyusunan laporan keuangan yang digunakan ialah :
a) Economic Entity : asumsi ini menjelaskan bahwa kekayaan pemilik harus dipisahkan
dengan kekayaan perusahaan.
b) Going Concern : asumsi ini menjelaskan bahwa entitas didirikan untuk jangka waktu
yang tidak ditentukan
c) Monetary Unit : asumsi ini menjelaskan bahwa transaksi yang terjadi harus dapat diukur
dengan satuan uang
d) Periodicity : asumsi ini menjelaskan bahwa laporan keuanga dilaporkan dalam suatu
jangka waktu tertentu
e) Accrual Basic : asumsi ini menjelaskan bahwa segala transaksi yang terjadi harus dicatat
saat itu juga

Prinsip Dasar Akuntansi


Umumnya ada empat prinsip dasar akuntansi, yaitu pengukuran, pengakuan pendapatan,
pengakuan beban, dan pengungkapan penuh.
1. Pengukuran : ada dua jenis pengukuran yaitu cost principle, dimana aset dicatat pada saat
harga perolehan, dan fair value, yaitu aset dinilai sesuai nilai saat ini yang berlaku.
2. Pengakuan pendapatan : pengakuan pendapatan terbagi tiga, ketika sebelum produksi, pada
saat selesai produksi dan saat menerima uang tunai.
3. Pengakuan beban : pengakuan beban diklasifikasikan sebagai biaya produk, yang
berhubungan langsung dengan produksi, seperti bahan baku, dan biaya periode, yang tidak
berhubungan langsung dengan produksi, seperti gaji karyawan.
4. Pengungkapan penuh : segala sesuatu yang bersangkutan dengan laporan keuangan dan dapat
mempengaruhi keputusan harus diungkapkan.

Hambatan – Hambatan
Dalam menyusun laporan keuangan terdapat hambatan yang terjadi, yaitu biaya penyusunan dan
materialitas.
a) Biaya
Banyak orang mengira bahwa informasi akuntansi itu gratis, mereka salah, karena
dalam penyusunan laporan keuangan terdapat biaya yang dikeluarkan agar menjadi informasi
yang berguna, misal : nilai aset harus diaudit terlebih dahulu agar nilainya sesuai, biaya yang
dikeluarkan untuk membayar auditor menjadi biaya untuk menyusun laporan keuangan,
sehingga entitas harus lebih selektif dalam menyusun laporan keuangan, dan tidak
sembarangan.
b) Materialitas
Materialitas merupakan salah saji yang terjadi dalam penyusunan laporan keuangan,
sehingga dapat mempengaruhi pengambilan keputusan. Misal : nilai piutang yang tidak dapat
ditagih sebesar 60% dari total penjualan, hal ini tentu saja dapat mempengaruhi pengguna
dalam mengambil keputusan.

Anda mungkin juga menyukai