Makalah
AKUNTANSI SYARIAH
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Adanya peribahasa “Akuntansi adalah bahasa bisnis” yang disepakati oleh
semua pihak, berimpilikasi pada bagaimana akuntansi mampu menjadi alat
pengukuran kinerja keuangan suatu organisasi usaha dan tentunya menjadikan
akuntansi sebagai dasar pengambilan keputusan bisnis dimana dan
darimanapun semua pihak terkait (Stakeholder). Selanjutnya organisasi bisnis
seluruh dunia dalam pelaporan hasil bisnis, perdagangan kepada stakeholder
internasional, maupun aktivitas menukar atau membagi hasil keuangan dari
aktivitas bisnis internasional tentunya memerlukan suatu bahasa umum bisnis
dan seperangkat standar akuntansi universal tunggal yang akan menyatukan
dunia akuntansi dan memecahkan perbedaan praktik akuntansi lintas batas
[ CITATION Ank12 \l 14345 ].
Dengan dilakukannya penggabungan internasional, diyakini sangat berperan
penting dalam mengurangi peraturan yang merintangi dalam pelaksanaan
penggalangan modal lintas batas. Sama halnya dengan Indonesia yang
mengadopsi secara penuh IFRS mulai tahun 2012 yang mewajibkan penyajian
laporan keuangannya pada setiap perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia sesuai dengan standard tersebut (Juanda 2014). dengan demikian
Standar Pelaporan Keuangan Internasional (IFRS) semakin menjadi perangkat
standar akuntansi yang diterima secara global untuk memenuhi kebutuhan
dunia.
2. Tujuan
a) Untuk mengetahui pengakuan dan pengukuran akuntansi berdasarkan IFRS.
b) Untuk mengetahui kerangka dasar akuntansi berdasarkan IFRS.
c) Untuk mengetahui pengakuan dan pengukuran aset berdasarkan IFRS.
d) Untuk mengetahui perbedaan pengakuan dan pengukuran IFRS/U.S
GAAP/PSAK.
3. Rumusan Masalah
a) Bagamaina pengakuan dan pengukuran akuntansi berdasarkan IFRS?
b) Bagaimana kerangka dasar akuntansi berdasarkan IFRS?
c) Bagaimana pengakuan dan pengukuran aset berdasarkan IFRS?
d) Bagaimana perbedaan pengakuan dan pengukuran IFRS/U.S GAAP/PSAK?
BAB 2
PEMBAHASAN
Kerangka dasar serupa dengan kerangka konseptual yang mana suatu sistem
koheren yang terdiri dari tujuan dan konsep fundamental yang memiliki
keterkaitan dan menjadi landasan bagi penetapan standar yang konsisten serta
penentuan atas sifat, fungsi, dan batas-batas dari akuntansi keuangan dan
laporan keuangan. Dalam hal ini kernagka konseptual memiliki kegunaan pada
saat pengambilan keputusan yang sesuai dengan aturan dan konsep yang
terbentuk sebelumnya sehingga meminimalisir bahkan tidak terjadi kesalahan
dalam mengambil keputusan. Selain itu, kernagka konseptual juga dibutuhkan
dalam Akuntansi karena dapat memberikan informasi yang berguna terkait
penyusunan laporan keuangan yang harus berdasarkan standar dan aturan yang
berlaku.
b) Properti Investasi
Properti investasi adalah property (tanah atau bangunan atau bagian dari
suatu bangunan atau kedua-duanya) yang dikuasai (oleh pemilik atau lesseel
penyewa melalui sewa pembiayaan) untuk menghasilkan rental atau untuk
kenaikan nilai atau kedua-duanya, dan tidak untuk [ CITATION Set18 \l 14345 ]
:
1) Digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa atau untuk
tujuan administratif.
2) Dijual dalam kegiatan usaha sehari-hari.
Pengakuan biaya perolehan diakui sebagai asset, jika [ CITATION Set18 \l
14345 ] :
Jika asset yang diperoleh tidak bisa diukur dengan nilai wajar, maka
biaya perolehan property investasi diukur dengan jumlah tercatat dari
asset yang diserahkan.
Setelah pengakuan awal, asset tidak berwujud harus dicatat atas dasar
biaya perolehan dikurang dengan amortisasi dan rugi karena penurunan
nilai.
2) Model Revaluasi
Aset tidak berwujud dicatat atas dasar suatu jumlah yang direlevansi
(nilai wajar) dikurang dengan amortisasi dan rugi karena penurunan nilai,
hanya bila nilai wajar dapat ditentukan melalui referensi suatu pasar yang
aktif. Pasar aktif semacam itu diharapkan tidak umum untuk asset tidak
berwujud.
Seperti yang sudah dijelaskan dikolom perbedaan IFRS, U.S. GAAP dan
PSAK, dalam U.S. GAAP properti investasi ini tidak diatur secara khusus dan
secara tegas U.S. GAAP tidak mengijinkan penggunaan model nilai wajar
dalam pengukuran properti investasi. Dalam PSAK No. 13 Tahun 2004 yang
masih mangacu pada U.S. GAAP, menunjukkan bahwa properti investasi ini
tidak diatur secara khusus, karena PSAK No. 13 Tahun 2004 mengatur
akuntansi untuk investasi secara umum dan properti investasi masuk
didalamnya, berbeda dengan PSAK No. 13 Revisi 2007 yang mengadopsi
IFRS properti investasi diatur secara khusus dalam PSAK No. 13 Revisi 2007
ini. Sehingga dalam PSAK No. 13 Tahun 2004, akuntansi untuk properti
investasi mengikuti akuntansi untuk investasi secara umum. U.S. GAAP secara
tegas tidak mengijinkan penggunaan model nilai wajar dalam pengukuran
properti investasi, sedangkan pengukuran dalam IFRS dan PSAK mengijinkan
penggunaan model nilai wajar. Untuk dasar/basis pengukuran properti investasi
antara IFRS dan U.S. GAAP berbeda :
Dalam IFRS dan PSAK ada pengukuran saat pengakuan awal dan
pengukuran setelah pengakuan awal, sedangkan dalam U.S. GAAP tidak ada
pengukuran pada saat pengakuan awal dan pengukuran setelah pengakuan
awal. Pengukuran pada saat pengakuan awal: (a) properti investasi pada
awalnya diukur sebesar biaya perolehan, biaya transaksi termasuk dalam
pengukuran awal tersebut; (b) biaya perolehan awal hak atas properti yang
dikuasai dengan cara sewa dan dikelompokkan sebagai properti investasi yang
harus dicatat sebagai sewa pembiayaan seperti diatur paragraph 16 dalam
PSAK No. 30 tentang Sewa, dalam hal ini aset harus diakui pada jumlah yang
lebih rendah antara nilai wajar dan nilai kini dari pembayaran sewa minimum
(PSAK No. 13 Revisi 2007 paragraf 20 dan 25).
Dalam hal pengungkapan, PSAK No. 13 Tahun 2004 paragraf 44 (mengacu
pada U.S. GAAP) menyatakan bahwa pengungkapan adalah tepat jika nilai
wajar dari investasi properti yang dipertanggungjawabkan sebagai investasi
jangka panjang tidak dicatat pada nilai wajar. Sedangkan pengungkapan dalam
IFRS dan PSAK selain pengungkapan secara umum juga harus ditambah
dengan pengungkapan model nilai wajar atau pengungkapan model biaya.
Pengungkapan secara umum, adalah entitas harus mengungkapkan (PSAK No.
13 Revisi 2007 paragraf 78).
BAB III
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
L.D, Nunik. 2010. "Perbedaan IFRS, U.S. GAAP, dan PSAK." Jurnal Akuntansi
66.
http://ar-alfajri.blogspot.com/2013/10/kerangka-konseptual-conceptual-
framework.html, diakses pada 27 februari 2020
http://pustakaclicker.blogspot.com/2012/02/ifrs-kerangka-konseptual.html,
diakses pada 27 februari 2020