Anda di halaman 1dari 23

KERANGKA KONSEPTUAL

Kelompok 6:
1. Keyla Putri Aflahul Fatiha

2. Kristifani Maulien Salsabilla


3. Didi Ahmad Setyawan
PENGERTIAN KERANGKA
KONSEPTUAL
 FASB (1978) mendefinisikan Conceptual Framework atau Kerangka
Konseptual adalah : "Sistem yang koheren tentang tujuan dan konsep dasar
yang saling berkaitan yang diharapkan dapat menghasilkan standar-standar
yang konsisten dan memberikan pedoman tentang jenis, fungsi dan
keterbatasan akuntansi keuangan dan pelaporan keuangan.
MANFAAT KERANGKA KONSEPTUAL
FASB mengidentifikasi 5 manfaat yang diperoleh dari kerangka
konseptual.Manfaat tersebut adalah:
1. Sebagai pedoman dalam menentukan standar akuntansi
2. Sebagai kerangka referensi untuk memecahkan masalah akintansi apabila
standar yang sekarang ada tidak mengatur isu-isu baru yang muncul.
3. Sebagai dasar membuat pertimbangan (judgmen) dalam menyajikan
laporankeuangan.
4. Meningkatkan daya banding dengan cara mengurangi berbagai alternatif
metodeakuntansi yang ada.
KERANGKA KONSEPTUAL
LEVEL PERTAMA : TUJUAN PELAPORAN KEUANGAN
A. Level Pertama : Tujuan Pelaporan Keuangan
Tujuan dari pelaporan keuangan yang terdapat dalam SFAC No.1 sebagai berikut:
a) Memberikan informasi yang bermanfaat bagi investor, kreditor dan
pemakailainnya dalam mengambil keputusan investasi, kredit dan yang serupa
secararasional.
b) Memberikan informasi kepada para investor terkait jumlah, pengakuan
danketidakpastian tentang penerimaan kas bersih.
c) Memberikan informasi tentang sumber-sumber ekonomi perusahaan serta
klaimterhadap sumber-sumber tersebut.
d) Menyediakan informasi hasil usaha perusahaan selama satu periode.
e) Menyediakan informasi terkait pembelanjaan kas, transaksi modal, termasuk
deviden.
f) Menyediakan informasi tentang pertanggungjawaban manajer.
LEVEL KEDUA : KARAKTERISTIK
KUALITATIF DAN ELEMEN LAPORAN
KEUANGAN
1) KARAKTERISTIK KUALITATIF
 Relevan : apabila informasi tersebut memiliki manfaat, sesuai dengan tindakan yang akan
dilakukan oleh pemakai laporan keuangan.
 Keandalan, merupakan kualitas informasi yang menyebabkan pemakai informasi akuntansi sangat
tergantung pada kebenaran informasi yang diperoleh atau disajikan.
 Daya Banding dan Konsistensi, informasi dikatakan bermanfaat kalau informasi tersebut dapat
saling diperbandingkan baik antar periode maupun antar perusahaan. Di samping itu, informasi
dikatakan bermanfaat kalau ada konsistensi dalam proses penyajiannya.
 Perbandingan Cost and Benefit, dalam menyajikan informasi harus mempertimbangakan manfaat
yang akan diperoleh dari informasi tersebut dibandingkan dengan biaya yang akan timbul.
 Materialitas, adalah penyajian informasi tertentu ayang mempunyai pengaruh secara signifikan
terhadap keputusan informasi, bila informasi itu disajikan atau ditiadakan sama sekali. Hal ini
tergantung dari batasan yang dibuat oleh masing-masing entitas,.
HIRARKI KUALITAS INFORMASI KEUANGAN
2) ELEMEN LAPORAN KEUANGAN
Dalam SFAC No. 3 “Elements of Financial Statement of Busiiness
Enterprises”, dijelaskan ada 10 elemen laporan keuangan :

 Aktiva  Laba Komprehensif


 Hutang  Pendapatan
 Ekuitas  Biaya
 Investasi oleh Pemilik  Keuntungan
 Distribusi pada Pemilik  Kerugiaan
LEVEL KETIGA : POSTULATE, PRINSIP DAN
KETERBATASAN
 Postulat Akuntansi (Asumsi dasar)
 Entitas ekonomi / entity
 Kelangsungan usaha / going concern
 Satuan mata uang yang stabil / monetary unit
 Periodisasi / periodicity
 Prinsip dasar
 Biaya historis / historical cost
 Pengakuan pendapatan / revenue recognition : diterima dan direalisasi
 Sebelum produksi selesai
 Saat produksi selesai
 Saat penjualan
 Ketika uang kas diterima
 Pengaitan beban dan pendapatan / matching cost again revenue
 Pengungkapan / full disclosure
 Kendala
 Keseimbangan atas biaya dan manfaat
 Materialitas
 Konservatif
 Praktek industri
KERANGKA KONSEPTUAL INDONESIA
 Perumusan Kerangka Konseptual di Indonesia

Kerangka Konseptual mulai dikenalkan sejak bulan September 1994 oleh Ikatan

Akuntan Indonesia (IAI). IAI telah mengambil kebijakan untuk mengadopsi Kerangka

Konseptual yang disusun oleh International Accounting Standard Committee (IASC)

sebagai dasar dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Kebijakan ini

telah disetujui oleh Komite Prinsip Akuntansi Indonesai (PAI) Pusat pada tanggal 24

Agustus 1994 dan disahkan oleh Pengurus Pusat IAI tanggal 7 September Kemudian

IAI memberikan nama Kerangka Konseptual Indonesia dengan istilah

“Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan”.


KERANGKA KONSEPTUAL INDONESIA
A. Tujuan Dan Ruang Lingkup
Tujuan kerangka konseptual tersebut pada intinya sejalan dengan tujuan kerangka konseptual milik FASB. Tujuan
kerangka konseptual (konsep dasar) adalah untuk membantu berbagai pihak dalam mencapai tujuan tertentu
berkaitan dengan masalah akuntansi yang muncul. Kerangka konseptual dapat digunakan sebagai acuan
berbagai pihak (1994: p. 1) dalam menjalankan kegiatan berikut ini:
1. komite penyusun standar akuntansi keuangan dalampelaksanaan tugasnya.
2. penyusunan laporan keuangan, untuk menanggulangi masalah- masalah akuntansi yang belum diatur
dalam standar akuntansi keuangan
3. auditor, dalam memberikan pendapat mengenai apakah laporan keuangan disusun sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum.
4. para pemakai laporan keuangan, dalam menafsirkan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan
yang disusun sesuai dengan standar akuntansi keuangan.Lebih lanjut dijelaskan bahwa Kerangka
konseptual berisi pembahasan terhadap hal-hal yang berkaitan dengan
1. tujuan laporan keuangan
2. karakteristik kualitatif yang menentukan manfaat informasiyang disajikan dalam laporan keuangan
3. definisi, pengakuan dan pengukuran elemen-elemen yangmembentuk laporan keuangan
4. konsep modal serta pemeliharaan modal.
Secara garis besar Kerangka Konseptual ini berisi hal-hal berikut:
 Tujuan laporan keuangan

 Karakteristik kualitatif yang menetukan manfaat informasi yang disajikan


dalam laporan keuangan
 Definisi, pengakuan, dan pengukuran elemen-elemen yang membentuk
laporan keuangan
 Asumsi Dasar

 Konsep modal dan pemeliharaannya.


B. Tujuan Dan Pemakai Laporan Keuangan
Menurut IAI tujuan laporan keuangan adalah untuk
menyediakan informasi yang berkaitan dengan posisi
keuangan, prestasi (hasil usaha) perusahaan, serta
perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang
bermanfaat bagi pemakai dalam pengambilan keputusan
ekonomi. Di samping itu, laporan keuangan juga
menunjukkan pertanggungjawaban pengelolaan
perusahaan oleh manajemen atas sumber daya yang
dipercayakan kepadanya.
Para pemakai laporan keuangan menggunakan laporan keuangan untuk
memenuhi beberapa kebutuhan informasi yang berbeda. Para pemakai laporan
keuangan meliputi:
1. Investor
2. Kreditor
3. Pemasok
4. Karyawan
5. Pelanggan
6. Pemerintah
7. Masyarakat
C. Asumsi Dasar
Dalam kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan
disebutkan bahwa ada dua asumsi dasar yang digunakan dalam akuntansi,
yaitu:
1.Dasar akrual

2.Kelangsungan Hidup
D. Karakteristik Kualitatif Dan Kendala Informasi
Karakteristik yang digunakan IAI adalah Dapat Dipahami
(Understandability), Relevan, Keandalan (Reliability), dan Daya Banding
(Comparability).Masing-masing elemen kualitas tersebut juga sangat
tergantung pada kualitas lainnya seperti yang diungkapkan oleh FASB.
IAI juga mengakui adanya kendala dalam penyajian informasi yang
memenuhi kualitas informasi di atas. Kendala tesebut meliputi ketepatan
waktu penyajian, keseimbangan antara biaya dan manfaat, dan
keseimbangan di antara karakteritik kualitatif.
E. Elemen Laporan Keuangan
Agak berbeda dengan FASB, IAI hanya mengakui 5 elemen laporan keuangan,
yaitu:
1. Aktiva
2. Kewajiban
3. Ekuitas
4. Penghasilan (income)
5. Beban (expenses
F. Pengakuan Dan Pengukuran
Menurut IAI, pos yang memenuhi definisi elemen laporan keuangan harus diakui apabila :
1. Ada kemungkinan bahwa manfaat ekonomi yang berkaitan dengan pos tersebut akan mengalir dari atau
ke dalam perusahaan; dan
2. Pos tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur
Berbagai dasar pengukuran :
3. Biaya Historis.
4. Biaya Terkini (current cost
5. Nilai Realisasi/Penyelesaian (Realizable/Settlement Value).
6. Nilai Sekarang (Present Value)
KRITIK TERHADAP KERANGKA KONSEPTUAL
A. Pendekatan Ilmiah

1. Deskriptif dan Non-Operasional

2. Asumsi Ontologi dan Epistemologi

3. Perputaran Logika (Circularity of Reasoning)

4. Disiplin Yang Tidak Ilmiah

B. Nilai Profesional

1.Kerangka Konseptual Sebagai Dokumen Kebijakan

2.Nilai Profesional dan Perlindungan Diri (Self – Preservation)


KERANGKA KONSEPTUAL IFRS
8 tahap penyusunan kerangka konseptual meliputi yaitu:

A. Objective and Qualitative Characteristics.

B. Elements and Recognition.

C. Measurement.

D. Reporting Entity.

E. Presentation and Disclosure.

F. Framework for a GAAP Hierarchy.

G. Applicability to the Not-For-Profit Sector.

H. Remaining Issues.
KERANGKA KONSEPTUAL IFRS

Tujuan pelaporan keuangan adalah memberikan informasi keuangan yang berguna bagi penyedia modal,

Revisi terhadap tujuan pelaporan keuangan membatasi pada general purpose financial reporting.

Sementara itu karakteristik kualitas informasi dibedakan menjadi dua jenis karateristik kualitas yaitu

1. Fundamental qualitative characteristics yaitu relevance serta faithful representation dan

2. Enhancing qualitative characteristic yaitu comparability, timeliness, verifiability dan understanability.

Fokus utamanya adalah Decision Usefulness yaitu kemampuan untuk berdayaguna dalam pengambilan

keputusan. Oleh karena itu informasi keuangan yang berdayaguna jika memiliki kualitas Relevance dan

Faithful Representation. Kedua kualitas ini sangat penting, informasi keuangan yang relevance tetapi jika

informasi tersebut tidak memenuhi faithful reperesentation maka informasi


Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai