Anda di halaman 1dari 32

AKUNTANSI - UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG - 2017

Pengertian Kerangka Konseptual


Kerangka Konseptual dapat dipandang sebagai teori akuntansi
yang terstruktur (Belkaoui,1993), karena strukturnya sama
dengan struktur teori akuntansi yang didasarkan pada
penalaran logis. Yang dapat digambarkan dalam bentuk
hierarki yang memiliki beberapa tingkatan yaitu :
Pada tingkatan teori tinggi : Kerangka Konseptual
menyatakan ruang lingkup dan tujuan pelaporan keuangan.
Pada tingkatan teori selanjutnya : Kerangka Konseptual
mengidentifikasikan dan mendefinisikan karakteristik
kualitatif dari informasi keuangan dan elemen pelaporan
keuangan.

AKUNTANSI - UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG - 2017


FASB mengidentifikasi 5 manfaat yang dapat
diperoleh dari kerangka konseptual:
1. Sebagai pedoman dalam menentukan standar
akuntansi
2. Sebagai kerangka referensi untuk memecahkan
masalah akuntansi apabila standar sekarang ada
tidak mengatur isu baru yang muncul.
3. Sebagai dasar membuat pertimbangan (judgment)
dalam menyajikan laporan keuangan.
4. Meningkatkan daya banding dengan cara
mengurangi berbagai alternatif metode
5. akuntansi yang ada.
Perumusan Kerangka Konseptual
Proses perumusan kerangka
konseptual pada dasarnya
merupakan proses evolusi yang
dihasilkan dari pekerjaan / proyek
sebelumnya.
 Level Pertama : Tujuan Pelaporan Keuangan
 Dalam SFAC No 1, disebutkan bahwa tujuan
pelaporan keuangan (financial reporting) tidak
terbatas pada isi dari laporan keuangan (financial
statment) tetapi media pelaporan lainnya. Dengan
kata lain, cukupan pelaporan keuangan adalah
lebIh luas dibandingkan laporan keuangan.
Level Kedua : Karakteristik Kualitatif dan
Elemen Laporan Keuangan
 Building block ini membentukl “jembatan” yang
menghubungkan why of accouting (tujuan
pelaporan keuangan) dengan how of accounting
(pengakuan dan pengukuran).
Elemen Laporan Keuangan
 Dalam SFAC No.3 dijelaskan bahwa ada 10 elemen
laporan keuangan yaitu aktiva, hutang, ekuitas,
investasi oleh pemilik, distribusi pada pemilik,
laba komprehensif, pendapatan, biaya,
keuntungan, dan kerugian
 Level Ketiga : postulat , prinsip dan
keterbatasan
Level 3 merupakan pedoman operasional yang
digunakan dalam mengukur dan mengakui
elemen laporan keuangan serta menyajikan
informasi keuangan. Pedoman operasional ini
terdiri dari asumsi dasar (postulat akuntansi) ,
prinsip akuntansi , dan batasan (constraint)
Tujuan dan Pemakai Laporan Keuangan
Menurut IAI tujuan laporan keuangan
adalah untuk menyediakan informasi yang
berkaitan dengan posisi keuangan, prestasi
(hasil usaha) perusahaan, serta perubaha
posisi keuangan suatu perusahaan yang
bermanfaat bagi pemakai dalam
pengambilan keputusan ekonomi.
Para pemakai laporan keuangan meliputi :
1. Investor
Yang berkepentingan dengan resiko dan hasil dari
investasi yang mereka lakukan.
2. Kreditor
Yang menggunakan informasi akuntansi untuk
membantu mereka memutuskan apakah pinjaman
dan bunganya dapat dibayar pada waktu jatuh
tempo.
3. Pemasok
Yang membutuhkan informasi mengenai
kemampuanperusahaan untuk melunasi hutang-
hutangnya pada saat jatuh tempo
4. Karyawan
Yang membutuhkan informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas
perusahaan, dan kemampuan memberi pension dan kesempatan kerja
5. Pelanggan
Yang berkepentingan dengan informasi tentang kelangsungan hidup
perusahaan terutama bagi mereka yang memiliki perjanjian jangka panjang
dengan perusahaan
6. Pemerintah
Yang berkepentingan dengan informasi untuk mengatur aktivitas
perusahaan, menetapkan kebijakan pajak, dan untuk menyusun statistic
pendapatan nasional dan lain-lain
7. Masyarakat
Yang berkepentingan dengan informasi tentang kecenderungan dan
perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan serta berbagai aktivitas
yang menyertainya.
Asumsi Dasar
 Dasar Akrual
Laporan keuangan disusun atas dasar konsep akrual.
Dengan asumsi ini, laporan keuangan diharapkan dapat
memberikan informasi tentang masa lalu yang
melibatkan penerimaan dan pembayaran kas, serta
kewajiban pembayaran kas di masa mendatang dan
sumber daya yang menggambarkan kas yang akan
diterima di masa mendatang.
Kelangsungan hidup
Dalam penyusunan laporan keuangan
diasumsikan bahwa perusahaan akan hidup
terus dan akan melanjutkan usahanya di
masa mendatang.
Karakteristik Kualitatif Dan Kendala
Informasi
1. Tidak berbeda jauh dengan FASB, IAI juga
menekankan pentingnya karakteristik kualitatif dari
informasi keuangan yang dihasilkan agar informasi
keuangan yang dihasilkan agar informasi tersebut
betul-betul bermanfaat bagi pengambilan
keputusan. Karakteristik yang digunakan IAI adalah
dapat dipahami (understandability), Relevan,
Keandalan (reliability), dan daya banding
(comparability).
Elemen Laporan Keuangan
 IAI hanya mengakui 5 elemen laporan keuangan, yaitu:
1. Aktiva adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai
akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di
masa depan diharapkan akan diperoleh perusahaan
2. Kewajiban merupakan hutang perusahaan masa kini yang timbul dari
peristiwa masa lalu,
3. Ekuitas adalah hak residual atas aktiva perusahaan setelah dikurangi
semua kewajiban.
4. Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama suatu
periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva
atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang
tidak berasal dari kontribusi penanaman modal
5. Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu
periode akuntansi dalam bentuk arus keluar atau
berkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban.
Pengakuan dan pengukuran
 Pengakuan merupakan proses pembentukan suatu pos yang
memenuhi definisi elemen laporan keuangan serta kriteria
pengakuan. Menurut IAI pos yang memenuhi definisi
elemen laporan keuangan harus diakui apabila:
 Ada kemungkinan bahwa manfaat ekonomi yang berkaitan
dengan pos tersebut akan mengalir dari atau ke dalam
perusahaan
 Pos tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur
dengan andal.
Pengukuran
 Pengukuran adalah proses penentuan jumlah rupiah
untuk mengakui dan memasukkan setiap elemen
laporan keuangan ke dalam neraca atau laporan rugi
laba. Dasar pengukuran :
1. Biaya historis
2. Biaya terkini
3. Nilai realisasi / penyelesaian (realizable/ settlement
value)
4. Nilai sekarang (present value)
 KRITIK TERHADAP KERANGKA KONSEPTUAL
 Di Amerika berbagai kritik ditujukan pada proyek
kerangka konseptual. Ada pendekatan yang dapat
digunakan dalam analisis tersebut
 Pendekatan ilmiah
 Deskriptif dan Non Operasional
 Pendekatan ini dapat menimbulkan masalah karena kerangka
kerangka konseptual mungkin dianggap sebagai produk akhir
sehingga waktu dan usaha yang digunakan mungkin lebih
baik diarahkan pada perbaikan “gap” dari pengetahuan
substantif akuntan.
 Asumsi Ontologi dan Epistemology
Pendekatan hipothetico-deductive mempengaruhi
asumsi epistemiologi dan metodologi tentang
pengujian kebenaran dalam hal lain yang berkaitan
dengan penelitian akuntansi.
 Perputaran logika (circularity of reasoning)
Pemakai laporan keuangan memiliki pengetahuan
yang cukup dan sesuai untuk menentukan dan
mengintreprestaikan laporan keuangan.
Disiplin yang tidak ilmiah
 Elemen-elemen empiris dan teoritis dalam akuntansi
didefinisikan secara bebas (loosely). Dengan demikian
akuntansi kehilangan paradigma ilmiah yang
definitif.Teori akuntansi normative banyak memiliki
kelemahan, sedang teori kauntansi positif masih dalam
tahap embrio dan belum dapat dikatagorikan sebagai
suatu yang ilmiah.
Pendekatan Profesional
 Kerangka konseptual sebagai dokumen
kebijaksanaan
 Alternative untuk memandang keragka
konseptual sebagai model normative yang
diturunkan dari pendekatan deduktif atau ilmiah
adalah dengan melihatnya sebagai model
kebijakan.
 Nilai professional dan perlindungan diri
Penjelasan terhadap kerangka konseptual dari sisi
perlindungan diri (self preservation) dan nilai
professional mungkin menimbulkan kontradiksi.
Kontradiksi tersebut muncul berkaitan dengan arti
dari kedua istilah tersebut. Perlindungan diri memiliki
arti pencaria terhadap kepentingan sendiri, sementara
nilai professional mengarah pada idealism dan
ketidakegoisan (altruism).
MAMPUKAH KERANGKA KONSEPTUAL
MENYELESAIKAN SEMUA MASALAH?
 Kasus di Amerika yang ditemukan oleh Dopuch dan Sunder
(1980), menunjukkan bahwa kerangka konseptual
kelihatan tidak mampu memecahkan isu akuntansi utama ,
berikut ini :
1. Pertama , kerangka konseptual telah dianggap sebagai
bentuk konstitusi.
2. Kedua, miller (1985) mengatakan bahwa ada 8 mitos yang
berkaitan dengan kerangka konseptual.
3. Ketiga, kerangka konseptual tidak dapat memberi
jawaban atas semua pernyataan yang timbul. Kerangka
konseptual hanya memberi arah dalam penetuan standar
dan mengurangi pengaruh bias pribadi dan tekanan
politik dalam membuat pertimbangan akuntasi (Pacter
1988)
KERANGKA KONSEPTUAL IFRS
 Relevansi
Agar relevan informasi akuntansi harus mampu membuat
perbedaan dalam sebuah keputusan. Informasi itu mampu
mempengaruhi pengambilan keputusan dan berkaitan erat
dengan keputusan yang akan diambil, jika tidak berarti
informasi tersebut dikatakan tidak relevan.
 Faithful Representation
Informasi dianggap andal jika dapat
diverifikasi, netral, disajikan secara tepat serta
bebas dari kesalahan dan bias (penyimpangan).
Keandalan sangat diperlukan bagi individu-
individu pemakai yang tidak memiliki waktu atau
keahlian untuk mengevaluasi isi faktual dari
informasi.
KERANGKA KONSEPTUAL IFRS
 Enhancing Qualitative Characteristics
 Daya Uji (verifiability)
 Ditunjukkan ketika pengukur-pengukur independen,
dengan menggunakan metode pengukuran yang sama,
mendapatkan hasil yang serupa.
 Tepat waktu (timeliness)
 Kebutuhan informasi tepat waktu memerlukan perusahaan
menyediakan informasi kepada pemakai eksternal secara
periodik.
 Dapat dipahami (understandbility)
 Pemakai harus paham bahwa informasi itu masih dalam
kontek pengambilan keputusan yang diambil.
KERANGKA KONSEPTUAL IFRS
 Constraint of Qualitative Characteristics
 Efektivitas biaya (cost-effectiveness)
 Untuk menghasilkan informasi yang
relevan,andal, berdaya banding, dan konsisten
dibutuhkan biaya yang mahal. Oleh karena biaya
dan terutama manfaat tidak mudah diukur, maka
mempertimbangkan hubungan manfaat-biaya
menjadi masalah.
KERANGKA KONSEPTUAL IFRS
 Elemen Laporan Keuangan Menurut IFRS
 SFAC No. 6 menetapkan sepuluh elemen utama
laporan keuangan. Elemen-elemen laporan keuangan
bagi organisasi yang berorientasi laba ada 10 :
 Aktiva  Laba komprehensif
 Kewajiban
 Pendapatan
 Ekuitas
 Beban, keuntungan, dan
 Investasi oleh pemilik
 Distribusi kepada pemilik  Kerugian.
KERANGKA KONSEPTUAL IFRS
 Elemen Laporan Keuangan Menurut IFRS
 SFAC No. 6 menetapkan sepuluh elemen utama
laporan keuangan. Elemen-elemen laporan keuangan
bagi organisasi yang berorientasi laba ada 10 :
 Aktiva  Laba komprehensif
 Kewajiban
 Pendapatan
 Ekuitas
 Beban, keuntungan, dan
 Investasi oleh pemilik
 Distribusi kepada pemilik  Kerugian.
KERANGKA KONSEPTUAL IFRS
 Aktiva ( Assets )
Aktiva adalah sumberdaya yang dikendalikan oleh
entitas sebagai hasil dari peristiwa masa lalu dan dimana
manfaat ekonomi di masa datang diharapkan mengalir ke
entitas tersebut.
 Hutang ( Liabilities )
Hutang adalah kewajiban entitas yang timbul dari
peristiwa di masa lalu, penyelesaiannya diharapkan terjadi
dengan aliran keluar sumber daya entitas yang mempunyai
manfaat ekonomi.
KERANGKA KONSEPTUAL IFRS
 Ekuitas ( Equaty )
Menurut IFRD kinerja keuangan entitas disajikan dalam laporan
laba. Laba Komprehensif terdiri dari laporan laba/rugi dan laporan
laba komprehensif yang lain. Laporan kinerja keuangan:
 The Revenue Principles (Prinsip Pendapatan)
Dua kriteria yang dapat digunakan untuk mengakui pendapatan
adalah pendapatan telah terbentuk dan terealisasi atau segera
terealisasi. Atas dasar kriteria tersebut, pendapatan dapat diakui
pada saat berikut ini :
 Selama proses produksi
 Setelah proses produksi selesai
 Pada saat penjualan kas
 Pada saat di terima kas
 The Matching Principle Expenses
 Agar dapat ditentukan besar laba/rugi,
biaya (expenses) harus ditandingkan
dengan pendapatan pada periode yang
sama. Ada 3 dasar penandingan yang
dapat digunakan :
 Hubungan sebab akibat
 Alokasi sistematis dan rasional
 Pembebanan segera
 Pengakuan Elemen Lapiran Keuangan
 IFRS menyatakan bahwa item di dalam
laporan keuangan dapat diakui apabila :
 Kemungkinan manfaat ekonomi di masa
datang akan mengalir dari entitas
 Sumberdaya tersebut dapat diukur secara
handal (realible)
SEKIAN

Anda mungkin juga menyukai