Anda di halaman 1dari 9

Perumusan Tujuan akuntansi

Untuk menyusun konsep yang menjelaskan tujuan laporan keuangan, pada bulan April 1971
presiden AICPA saat itu Marshall S. Armstrong, telah menunjuk Tim Perumus Laporan
Keuangan yang dikenal dengan Trueblood Committee. Tim ini sebenarnya bukan yang pertama
yang menyusun tujuan laporan keuangan. Dalam Accounting Researches Studies No. 1 dan 3
yang dikeluarkan oleh The Accounting Principle Board yang bernaung di bawah AICPA telah
menjelaskan A Tentative Set of Broad Accounting Principle for Busines Enterprice. Di
samping AICPA, AAA juga telah membahas masalah ini dalam A Statement of Basic
Accounting Theory. APB’S Statement No.4 dengan judul Basic Concepts and Accounting
Principle Underlying Financial Statemen of Business Enterprice juga menyangkut tujuan
kualitatifdari laporan keuangan ini. Di Negara lain juga sudah ada yang melakukan
pembahasan tentang tuuan laporan keuangan ini seperti Canada, Australia, dan lain-lain.

Tujuan Akuntansi atau Laporan Keuangan

1. Menurut PAI

Tujuan akuntansi keuangan dan laporan keuangan menurut Prinsip Akuntansi Indonesia
(PAI) 1984 dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu tujuan umum dan tujuan kualitatif.

a) Tujuan umum laporan keuangan


1. Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai sumber
ekonomi dan kewajiban serta modal suatu perusahaan.
2. Untuk memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai perubahan dalam
sumber-sumber ekonomi neto suatu perusahaan yang timbul dari aktivitas-aktivitas
usaha dalam tangka memperoleh laba.
3. Untuk memberikan informasi keuangan yang membantu para pemakai laporan di
dalam mengestimasi potensi perusahaan dalam menghasilkan laba.
4. Untuk memberikan informasi penting lainnya mengenai perubahan dalam sumber-
sumber ekonomi dan kewajiban.
5. Untuk mengungkapkan sejauh mungkin informasi lain yang berhubungan dengan
laporan keuangan yang relevan untuk kebutuhan pemakai laporan keuangan.

Di dalam menyusun prinsip akuntansi, digunakan asumsi-asumsi dan konsep-konsep dasar


tertentu. Asumsi dasar ini merupakan aspek dari lingkungan dimana akuntansi itu
dilaksanakan. Sedangkan konsep-konsep dasar merupakan pedoman dalam menuyusun
prinsip akuntansi.
Ada beberapa asumsi dasar yang mendasari struktur akuntansi, yaitu :

 kesatuan usaha khusus (separate entity/economic entity).


 kontinuitas usaha (going concern/continuity).
 pengunaan unit moneter dalam pencatatan (monetary unit/unit of measure).
 tepat waktu (time-period/periodicity).

Konsep dasar yang mendasari penyusunan prinsip akuntansi adalah

 biaya historis (historical cost principle)


 prinsip mempertemukan (matching principle).
 prinsip konsistensi (consistency principles).
 prinsip lengkap (full disclosure).

Laporan keuangan yang dihasilkan mempunyai beberapa keterbatasan yaitu

 cukup berarti(materiality).
 Konservatif
 sifat-sifat khusus dari suatu industri.

2. Menurut Pendapat SAK

Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi
keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam
pengambilan keputusan.

Tujuan Laporan Keuangan menurut SAK No. 1, sebagai berikut

 Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi


keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi
sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.
 Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan bersama sebagian
besar pemakai. Namun, tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan
pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan
pengaruh keuangan dari kejadian di masa lalu dan tidak diwajibkan untuk menyediakan
informasi non keuangan.
 Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen atau
pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Pemakai
ingin menilai apa yang telah dilakukan atau pertanggungjawaban manajemen berbuat
demikian agar mereka dapat membuat keputusan ekonomi, misalnya keputusan untuk
menahan atau menjual investasi mereka pada perusahaan tersebut.

3. Menurut A STATEMENT OF BASIC ACCOUNTING THEORY (ASOBAT)

 Membuat keputusan yang menyangkut penggunaan kekayaan yang terbatas dan untuk
menetapkan tujuan
 Mengarahkan dan mengontrol secara efektif sumber daya manusia dan faktor produksi
lainya.
 Memelihara dan melaporkan pengamanan terhadap kekayaan.
 Membantu Fungsi dan pengawasan social.

4. Menurut ACCOUNTING PRINCIPLE BOARD, Ada 2 tujuan Laporan Keuangan yaitu

a. Tujuan Khusus
Untuk menyajikan laporan posisi keuangan, Hasil usaha, dan Perubahan posisi
keuangan lainya secara wajar sesuai dengan GAAP
b. Tujuan Umum
Memberikan Informasi yang terpercaya tentang sumber-sumber ekonomi, dan
kewajiban perusahaan. Dengan maksud sebagai berikut :
 Untuk menilai kekuatan dan kelemahan perusahaan
 Untuk menunjukan posisi keuangan dan investasinya
 Untuk menilai kemampuannya untuk menilai kemampuan untuk
menyelesaikan utang-utangnya
 Menunjukan kemampuan sumber-sumber kekayaannya yang ada untuk
pertumbuhan perusahaan

Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber kekayaan bersih yang berasal
dari kegiatan usaha dalam mencari laba dengan maksud :

a. Memberikan gambaran tentang dividen yang diharapkan pemegang saham


b. Menunjukan kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban kepada kreditor,
supplier, pegawai, pajak, mengumpulkan dana untuk perluasan perusahaan.
c. Memberikan informasi kepada manjemen untuk digunakan dalam pelaksanaan fungsi
perencanaan dan pengawasan.
d. Menunjukan tingkat kemampuan perusahaan mendapatkan laba dalam jangka
panjang.
Menaksir informasi keuangan yang dapat digunakan untuk menaksir potensi perusahaan
dalam menghasilkan laba.

Memberikan informasi yang diperlukan lainya tentang perubahan harta dan kewajiban.

Mengungkapkan informasi relevan lainya yang dibutuhkan para pemakai laporan

b. Tujuan kualitatif informasi keuangan


Informasi keuangan yang disajikan akan bermanfaat tentunya bila memenuhi
beberapa kriteria atau standar. Berikut ini beberapa kriteria kualitas informasi
keuangan:

Relevan (Relevances)

Relevansi suatu informasi harus dihubungkan dengan maksud penggunaannya.


Bila informasi tidak relevan untuk keperluan para pengambilan suatu keputusan,
maka informasi demikian tidak ada gunanya, betatapun kualitas lainnya terpenuhi.
Oleh karena itu sehubungan dengan relevansi informasi tadi maka perlu dipilih
metode pelaporan akuntansi keuangan yang tepat.

Dapat diuji (Understandability)

Pengukuran tidak dapat sepenuhnya lepas dari pertimbangan dan pendapat yang
subjektif. Hal ini berhubungan dengan keterlibatan manusia dalam proses
pengukuran dan penyajian informasi, sehingga proses pengukuran itu tidak lagi
berlandaskan realitas objektif semata. Dengan demikian untuk meningkatkan
manfaatnya informasi keuangan harus dapat diuji kebenarannya oleh para
pengukur yang independen dengan menggunakan metode pengukuran yang sama.

Dapat dimengerti (Verifiability)

Informasi yang disajikan harus dapat dimengerti oleh pemakainya dan dinyatakan
dalam bentuk yang disesuaikan dengan pengertian para pemakai. Dalam hal ini
pihak pemakai informasi juga diharapkan adanya pengertian atau pengetahuan
mengenai aktivitas ekonomi perusahaan, proses akuntansi keuangan serta
istilahistilah teknis yang digunakan dalam laporan keuangan.

Netral (neutrality)
Artinya laporan keuangan atau informasi keuangan itu diarahkan pada kepentingan
umum dan tidak bergantung kepada kebutuhan pihak tertentu.
Tepat waktu (Timeliness)
Informasi hendaknya diberikan sedini mungkin agar dijadikan sebagai dasar
pengambilan keputusan ekonomi.
Daya banding (comparability)
Informasi dalam laporan keuangan akan lebih berguna bila dapat dibandingkan
dengan laporan keuangan sebelumnya dari perusahaan yang sama maupun dengan
laporan keuangan perusahaan sejenis pada periode yang sama.
Lengkap (Completeness)
Informasi keuangan lengkap bila memenuhi enam tujuan kualitatif di atas dan dapat
memenuhi standar pengungkapan laporan keuangan. Standar itu menghendaki
pengungkapan seluruh fakta keuangan yang penting dan penyajian fakta secara
jelas agar tidak menyesatkan pemakainya.

Sifat dan Kualitas Laporan Keuangan

 Relevan dan material


 formalitas dan kenyataan
 tingkat kepercayaan
 bebas dari prasangka
 dapat dibandingkan
 konsistensi
 dapat dipahami

5. Tujuan Akuntansi Menurut TRUEBLOOD COMMITTEE

Komite yang dipimpin trueblood ini beranggotakan 9 orang yang berasal dari akademis
dan praktisi. Mereka ditugaskan untuk merumuskan tujuan laporan keuangan. Dalam
laporanya komita ini ingin menentukan :

1. Siapa yang memerlukan laporan keuangan.


2. Informasi apa yang mereka perlukan.
3. Berapa banyak informasi yang diperlukan tersebut dapatdisupplu oleh akuntansi
4. Kerangka apa yang dibutuhkan untuk menyusun inforamasi yang diperlukan itu.
Dalam trueblood committee report juga dinyatakan bahwa tujuan utama dari laporan
keuanganadalah memberikan informasi yang berguna untuk mengambil keputusan.
Tujuan yang sama juga terdapat dalam Conceptual Framework dari FASB, PSAK dan
lainya.

Dari tujuan laporan keuangan tersebut Nampak jelas bahwa akuntansi konvensional
sangat di pengaruhi oleh konsep capitals, karena perhatian utamanya adalah hanya
sebatas memberikan informasi yang bertumpu pada kepentingan stockholders dan entity-
nya dan belum sampai pada taraf akuntabilitas, kalaulah ada, maka hanya sebatas
hubungan yang bersifat horizontal.

Penyusunan Kerangka Konseptual untuk Akuntansi Keuangan


Definisi dan Tujuan
 “Suatu system yang koheren tentang tujuan dan konsep dasar yg sailing berkait
an yang diharapkan dapat menghasilkan standar
standar yg konsisten dan memberi pedoman tentang jenis, fungsi,
dan keterbatasan akuntansi keuangan dan pelaporan” (sumber : FASB 1978).
 IAI pada bulan September 1984 memutuskan untuk mengadopsi kerangka konseptual
yang disusun oleh IASC sebagai dasar penyusunan dan penyajian informasi keuangan
di Indonesia.
 Tujuan : “Merumuskan konsep yang mendasari penyusunan dan penyajian laporan
keuangan”.

1. Tujuan Laporan Keuangan untuk Lembaga yang Mencari Laba


1. Memberikan informasi yang berguna untuk investor, kreditur, dan pemakai
lainnya
2. memberikan informasi untuk membantu investor atau calon kreditur dan pemakai
lainya untuk menilai jumlah, waktu dan prospek penerimaan kas
3. memberikan informasi tentang sumber ekonomi perusahaan, klaim terhadap
kekayaan
4. Memberikan informasi tentang prestasi keuangan perusahaan selama satu periode
5. Memberikan informasi tentang bagaimana perusahaan mendapatkan dan
membelanjakan kas, peminjaman dan pengembalaiannya
6. memberikan informasi tentang bagaimana manajemen perusahaan
mempertanggungjawabkan pengelolaan nya kepada pemilik atas penggunaan
sumber kekayaan yang dipercayakan kepadanya.
7. Memberikan informasi yang berguna bagi manajer dan direksi dalam proses
pengambilan keputusan untuk kepentingan pemilik perusahaan.

2. Tujuan Laporan Keuangan untuk Lembaga yang Bukan Mencari Laba

1. Dapat dimanfaatkan sebagai dasar dalam mengambil keputusan mengenaialokasi


sumber kekayaan.
2. Berguna untuk menilai jasa dan kemampuan lembaga dalam memberikan jasa
3. Berguna untuk menilai bagaimana manajemen meminjam dan bagaimana menilai
investasinya.
4. Dapat memberikan informasi terhadap sumber kekayaan, kewajiban, kekayaan
bersih, dan perubahannya.
5. Dapat menyajikan prestasi lembaga.
6. Dapat menyajikan kemampuan lembaga membayar kewajiban jangka pendeknya.
7. Memuat penjelasan dan penafsiran manajemen sehingga para pemakai laporan
keuangan dapat memohon informasi yang diberikan.

4. Konsep dasar akuntansi

Didirikannya Financial Accounting Standard Board (FASB) yang menggantikan


Accounting Principles Board (APB) sebagai lembaga penyusun standar akuntansi di
Amerika Serikat pada awal tahun 1970-an dianggap sebagai revolusi yang terjadi dalam
pemikiran akuntansi. Salah satu perubahan yang tercermin dalam proyek kerangka
konseptual FASB adalah ditekankannya tujuan sosial yang luas dari pelaporan keuangan.

FASB melalui Statement of Financial Accounting Concepts No. 1: Objectives of


Financial Reporting by Business Enterprises dalam kaitan dengan tujuan sosial yang luas
ini menyatakan:

“Financial reporting is not an end in itself but is intended to provide information that is
useful in making business and economic decisions for making reasoned choices among
alternative uses of scarse resources in the conduct of economic activities, …Accordingly,
the objectives of this Statement are affected by the economic, legal, political, and social
environment in United States.“
Statement tersebut menunjukkan bahwa tujuan pelaporan keuangan diupayakan
mempunyai cakupan yang luas agar memenuhi berbagai kebutuhan para pemakai dan
melayani kepentingan umum dari berbagai pemakai yang potensial, bukan hanya untuk
kebutuhan khusus kelompok tertentu saja. Pelaporan keuangan juga harus mendorong
efektivitas pasar modal dan pasar uang dalam mengalokasikan sumber daya yang langka
di antara berbagai penggunaan yang kompetitif sehingga tercipta kesejahteraan
masyarakat secara keseluruhan.

Dalam kaitan ini pula, FASB menyatakan “Financial reporting should provide
information that is useful to present and potential investors and kreditors, and others
users in making rational investment, credit, and similar decisions.“

Dari Statement tersebut tampak bahwa meskipun pelaporan keuangan memiliki tujuan sosial
yang luas, akan tetapi orientasinya terletak pada investor dan kreditor, karena dengan
memenuhi kebutuhan mereka maka hampir semua kebutuhan dari para pemakai eksternal
lainnya akan terpenuhi. Setelah menetapkan tujuan sosial yang luas yang merupakan tujuan
menyeluruh dari pelaporan keuangan, FASB juga menggariskan beberapa tujuan khusus yang
salah satu di antaranya menyatakan bahwa pelaporan keuangan harus menyediakan informasi
yang bermanfaat untuk menaksir arus kas di masa yang akan datang.

Hal ini akan membantu kepada investor, kreditor, dan pemakai lainnya, baik yang sekarang
maupun yang potensial, dalam menilai jumlah, waktu, dan ketidakpastian penerimaan kas dari
dividen dan bunga di masa yang akan datang (Zainuddin dan Hartono, 1999). Tujuan ini
mengasumsikan bahwa investor menginginkan informasi tentang hasil dan resiko dari investasi
yang dilakukan.

FASB melalui Statement of Financial Accounting Concepts No. 2: Qualitative Characteristics


of Accounting Information menyatakan bahwa kualitas yang membedakan antara informasi
yang “lebih baik” (lebih bermanfaat) dengan informasi yang “kurang baik” (kurang
bermanfaat) terutama terletak pada kualitas relevansi dan keandalannya ditambah dengan
beberapa karakteristik lainnya yang berlaku untuk kualitas tersebut. FASB mendefinisikan
informasi yang relevan sebagai informasi yang akan mengakibatkan timbulnya perbedaan.
Informasi yang relevan dapat memperteguh, atau sebaliknya, memperlemah pengharapan yang
ada. Jadi, relevansi selalu dikaitkan dengan nilai umpan balik dan nilai prediktif.

Adanya nilai prediktif ini menunjukkan bahwa informasi akuntansi seperti yang tercantum
dalam pelaporan keuangan dapat digunakan oleh investor sekarang dan investor potensial
dalam melakukan prediksi penerimaan kas dari dividen dan bunga di masa yang akan datang.
Dividen yang akan diterima oleh investor akan tergantung pada jumlah laba yang diperoleh
perusahaan di masa yang akan datang (Zainuddin & Hartono, 1999), sehingga prediksi laba
perusahaan dengan menggunakan informasi pelaporan keuangan menjadi sangat penting untuk
dilakukan.

Agar berguna dalam proses pengambilan keputusan, laporan keuangan perlu dianalisa dan
dinterprestasikan. Analisa laproan keuangan (financial statement analysis) pada hakikatnya
menghubungakan angka-angka yang terdapat dalam laporan keuangan dengan atau
menjelaskan arah perubahan (trend). Angka-angka dalam laporan keuangan akan menjadi
sedikit artinya, kalau dilihat per akun. Akun-akun dalam laporan keuangan akan lebih berarti
apabila dihubungkan dengan akun lain atau dilihat arah perubahan (trend).

Anda mungkin juga menyukai