penetapan standar yang konsisten dan penentuan sifat, fungsi, serta batas- batas dari akuntansi
keuangan dan laporan keuangan.
Kerangka kerja konseptual akan meningkatkan pemahaman dan keyakinan pemakai laporan
keuangan atas pelaporan keuangan, dan akan menaikkan komparabilitas antar laporan keuangan
perusahaan. Masalah-masalah yang baru akan dapat dipecahkan secara cepat jika mengacu pada
kerangka teori yang telah ada. Perkembangan kerangka konseptual (conceptual framework)
FASB melahirkan beberapa konsep dasar atau sering disebut dengan Statements of Financial
Accounting Concepts (SFAC) diantaranya:
a. SFAC No. 1, Objectives of Financial Reporting by Business Enterprises, yang
menyajikan tujuan dan sasaran akuntansi.
b. SFAC No. 2, Qualitative Characteristics of Accounting Information, yang menjelaskan
karakteristik yang membuat informasi akuntansi bermanfaat.
c. SFAC No. 3, Elements of Financial Statements of Business Enterprises, yang
memberikan definisi dari pos-pos yang terdapat dalam laporan keuangan, seperti asset,
liabilities, equity, revenue, dan expense.
d. SFAC No. 5, Recognition and Measurements in Financial Statements of Business
Enterprises, yang menetapkan kriteria pengakuan dan pengukuran fundamental serta
pedoman tentang informasi apa yang biasanya harus dimasukkan ke dalam laooran
keuangan dan kapan waktu pelaporannya.
e. SFAC No. 6, Elements of Financial Statements, yang menggantikan SFAC No. 3 dan
memperluas ruang lingkup SFAC No. 3 dengan memasukkan organisasi-organisasi
nirlaba.
f. SFAC No. 7, Using Cash Flow Information and Present Value in Accounting
Measurements, yang memberikan kerangka kerja bagi pemakaian arus kas masa depan
yang diharapkan dan nilai sekarang sebagai dasar pengukuran.
Berikut adalah penjelasan SFAC menurut (Wolk, Dodd et al. 2013)
A. SFAC No. 1 (1978), Objectives of Financial Reporting by Business Enterprises
Secara umum, SFAC No. 1 membahas mengenai tujuan pelaporan keuangan. Tujuan
akuntansi menurut statement ini adalah untuk menyajikan informasi yang berguna untuk
pengambilan keputusan bisnis oleh pengguna laporan keuangan tersebut. Laporan keuangan
3
harus bersifat general purpose atau melayani semua keutuhan secara umum, sementara pengguna
laporan keuangan memiliki kepentingan yang berbeda-beda (heterogen).
Dalam SFAC No. 1 terdapat beberapa value judgments yang penting:
Selain laporan akuntansi ada beberapa hal yang bias menjadi sumber informasi sebuah
perusahaan.
Akuntansi akrual sangat berguna dalam menilai dan memperkirakan earning power dan
aliran kas perusahaan
Pada dasarnya, SFAC No. 1 ini menjelaskan bahwa pelaporan keuangan diharuskan
menyajikan informasi ekonomi tentang sumber daya ekonomi, kewajiban, dan ekuitas pemilik
perusahaan. Selain itu, kinerja sebuah perusahaan juga harus dilaporkan dalam laporan laba rugi
yang dinyatakan dari pengukuran jumlah laba perusahaan beserta komponennya serta bagaimana
kinerja arus kas perusahaan.
B. SFAC No. 2 (1980), Qualitative Characeristics Of Accountingg Information
SFAC No. 2 menjelaskan mengenai karakteristik kualitatif dari informasi akuntansi. Selain
itu, dijelaskan juga mengenai fungsi laporan keuangan yaitu untuk membantu pengguna dalam
pengambilan keputusan bisnis. Seperti tertulis di SFAC No. 1, seluruh pengguna dianggap
memahami dan mengerti isi dari laporan keuangan, akan tetapi pada kenyataannya tidak
semuanya demikian. Laporan keuangan yang dimengerti (understandability) atau tidak tetap saja
terdapat batasan dimana kebermanfaatan dari informasi laporan keuangan harus lebih besar
daripada biaya yang dikeluarkan dalam penyajian laporan keuangan (information economics).
Selain itu dalam penyajian laporan keuangan, setidaknya laporan keuangan harus mencakup
dua kualitas spesifik keputusan primer, yaitu relevance dan reliability. Relevance memiliki tiga
aspek, yaitu:
(1) Predictive value (nilai prediktif): kebergunaan laporan dalam memprediksi kejadian
ekonomis di masa depan
(2) Feedback value (nilai umpan balik): laporan keuangan dapat mengkonfirmasi atau
mengoreksi ekspektasi manajemen sebelumnya
4
(3) Timeliness (ketepatan waktu): informasi laporan keuangan sesuai dengan pertimbangan
pengguna saat ini
Sementara itu, Reliability terdiri dari tiga aspek berikut:
(1) Verifiability: menurut (Holthausen and Watts 2001), variability memiliki kontribusi
dalam menjamin kualitas suatu informasi akuntansi karena melalui serangkaian verifikasi
untuk merepresentasikan hal yang dijelaskan sebenarnya.
(2) Representational
faithfulness:
representational
faithfulness
berkaitan
dengan
ditimbulkan dari transaksi bisnis atau kejadian di masa lalu untuk mengalokasikan aktiva
atau menyediakan jasa kepada entitas-entitas lain di masa mendatang.
(3) Ekuitas, berupa kepentingan dalam aktiva sebuah perusahaan, yang telah dikurangi
dengan utang-utangnya.
(4) Investasi oleh pemilik, kenaikan aktiva bersih sebuah entitas yang dihasilkan akibat
alokasi suatu hal yang bernilai dari perusahaan lain terhadap perusahaan tersebut untuk
memperoleh kepentingan kepemilikan di dalam organisasi.
(5) Deviden, penurunan aktiva bersih sebuah perusahaan akibat transfer aktiva, penyediaan
jasa, atau timbulnya kewajiban oleh perusahaan kepada pemilik.
(6) Laba komprehensif, perubahan modal sebuah perusahaan selama suatu periode tertentu
akibat transaksi dan kejadian lainnya yang tidak berasal dari pemilik.
(7) Pendapatan, inflow atau peningkatan atas aktiva sebuah perusahaan atau pembayaran
utang-utang perusahaan selama siklus akuntansi, atau dimulai dari kegiatan produksi
barang atau penyediaan jasa, atau aktivitas-aktivitas lainnya yang merupakan kegiatan
operasional utama perusahaan.
(8) Beban, outflow atau penggunaan atas aktiva sebuah perusahaan atau meningkatnya
jumlah kewajiban selama suatu siklus akuntansi dari kegiatan produksi barang
penyediaan jasa, atau aktivitas-aktivitas lainnya yang merupakan kegiatan operasional
utama perusahaan.
(9) Keuntungan, sebuah kenaikan ekuitas sebuah perusahaan yang ditimbulkan oleh transaksi
peripheral atau insidentil dari transaksi-transaksi ataupun kejadian lainnya dan situasi
yang mempengaruhi keuangan perusahaan selama suatu periode tertentu, selain yang
bersasal dari pendapatan atau investasi oleh pemilik.
(10)
transaksi peripheral atau insidental maupun dari transaksi dan kejadian lainnya yang
mempengaruhi perusahaan selama suatu periode akuntansi, selain yang bersasal dari
pendapatan atau investasi pemilik.
D. SFAC No. 4 (1980), Objectives of Financial Reporting By Nonbusiness Organizations
SFAC No. 4 ini berkaitan dengan tujuan pelaporan keuangan nonbisnis, dimana karakterisitik
dari organisasi non bisnis adalah:
6
(1) Penerimaan sumber daya meskipun jumlahnya besar akan tetapi tidak mengharapakan
pengembalian.
(2) Tujuan operasi selain untuk menyediakan barang dan jasa
(3) Tidak adanya kepentingan pemilik yang dapat dijual, dipindah, atau ditebus atau yang
merupakan jatah bagian dari distribusi sisa sumber daya pada saat likuidasinya.
E. SFAC No. 5 (1984), Recognition Dan Measurement In Financial Statements Of Business
Enterprises
SFAC No. 5 menjelaskan mengenai pengakuan dan pengukuran. Salah satu fokus SFAC No.
5 adalah menjelaskan pengertian earning yang berbeda dengan net income. Earning merupakan
net income dikurangi efek kumulatif pada tahun sebelumnya karena adanya perubahan prinsip
akuntansi yang digunakan. Dengan demikian, selain statement of earning, sekarang muncul
statement of comprehensive income yang memuat:
1) Semua perubahan ekuitas pemilik selain setoran pemilik pada periode tersebut
2) Efek kumulatif pada tahun sebelumnya karena adanya perubahan prinsip akuntansi yang
digunakan
3) Efek rugi/untung dari marketable securities yang bukan termasuk aset lancar
4) Penyesuaian mata uang asing.
Karena adanya pembedaan konsep antara earning dan comprehensive income, muncullah
masalah pengukuran. Recognition criteria mengacu pada ketika aset, kewajiban, biaya,
pendapatan, untung, atau rugi harus dicatat. Adapun dalam pengukuran baik aktiva ataupu pasiva
harus memenuhi beberapa atribut diantaranya, historical cost, current/replacement cost,
exit/current market value, net realizable value (selling cost any cost to complete or dispose),
dan present (discounted) value atau aliran kas masa depan.
F. SFAC No. 6 (1985), Elements Of Financial Statements; A Replacement of FASB Concepts
Statements No. 3 Also Incorporating An Amendment of FASB Concepts Statements No. 2
SFAC No. 6 merupakan pengganti dari SFAC No. 3, dimana definisi yang terdapat
didalamnya sama persis dengan yang tertulis di SFAC No. 3 yang ditambahkan cakupan sampai
ke organisasi nonbisnis. Dengan demikian, karakteristik informasi akuntansi pada SFAC No. 2
juga berlaku bagi organisasi nonbisnis.
7
G. SFAC No. 7 (2000), Using Cash Flow Informasi Dan Present Value In Accounting
Measurements
SFAC No. 7 menjelaskan mengenai permasalahan dalam pengukuran khusus dan bukannya
masalah konseptual yang lebih luas. SFAC No. 7 mencakup kondisi dimana present-market
determined amounts tidak tersedia saat harus diakui. Namun, metode present value tidak
digunakan secara konsisten dalam standar.
Hal yang paling penting mengenai pengukuran aset adalah pengukuran-pengukuran present
value merupakan metode untuk mensimulasi nilai yang fair. Oleh karena itu, jika perusahaan
tidak mengetahui nilai pasar aset tertentu, maka perusahaan akan bekerja keras terhadap tingkat
diskon tersebut. Tingkat diskon (potongan tunai) seharusnya meliputi resiko dan ketidakpastian,
yang dapat mencerminkan penilaian oleh nilai pasar.
Sementara itu hal yang perlu diperhatikan dalam pengukuran pasiva adalah tingkat diskon
harus dipengaruhi oleh posisi kredit suatu perusahaan. Pembawaan nilai pasiva yang sebenarnya
dipengaruhi oleh kedudukan kredit perusahaan sehingga jika kedudukan kredit perusahaan
memburuk, maka penilaian pasiva akan menurun (karena jika posisi kredit yang rendah berarti
tingkat potongan tunai akan naik). Pengukuran aset dan pasiva pada SFAC No 7 bersifat tetap.
Suatu aset dilihat dan dinilai secara terpisah dari perusahaan yang memilikinya, tetapi pasiva
tidak dapat dipisahkan karena pasiva pada akhirnya akan dilunasi.
informasi
dalam
laporan
keuangan,
termasuk
menggabungkan
dan
disaggregating informasi dalam setiap laporan keuangan utama, mendefinisikan total dan
9
subtotal, dan mempertimbangkan kembali penggunaan langsung atau metode tidak langsung
untuk menyajikan operasi kas arus.
3. Tahap C akan menunjukkan presentasi dan menampilkan informasi keuangan interim di AS
prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP). IASB juga dapat mempertimbangkan kembali
persyaratan dalam IAS 34, tentang pelaporan keuangan interim.
10
DAFTAR PUSTAKA
https://kartikaharahap.wordpress.com/2011/11/11/konsep-dasar-akuntansi/,diakses 25 September
2016
Triyuwono,Iwan. 2003. Konsekuensi Penggunaan Enthity Teori Sebagai Konsep Dasar Standar
Akuntansi Perbankan Syariah, JAAI, Volume 7 , No. 1, Juni 2003
Wolk, H. I., et al. (2013). Accounting Theory Conceptual Issues in a Political and Economic
Environment. sagepub.com, SAGE Publications, Inc.
11